PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 05 Desember 2017

Sinopsis Andante Episode 11 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Dokter memperlihatkan hasil CT Scan kalau benjolan  besar jadi Pasti sudah lama  merasakan gejala ini. Dan bertanya Apa  merasakan sakit kepala atau selalu ingin muntah.
“Tumornya sangat besar, sehingga operasi akan terlalu sulit dilakukan. Kau perlu memulai  dengan kemoterapi.” Ucap Dokter. Bom terdiam mendengar penjelasan dokter.
“Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Ada sesuatu yang salah dengan Bom. Aku berjanji akan menemuinya dengan kecepatan cahaya. Hei... Lee Shi Kyung, lebih cepat. Lari lebih cepat!” gumam Shi Kyung terus berlari. 

Ia berteriak memanggil Kim Bom, saat itu melihat Bom  yang sedang menangis. Bom menundukan kepala dibawah pohon. Shi Kyung  mendekat bertanya kenapa Shi Kyung menangis.  Shi Kyung menjawab kalau itu Karena sakit.
“Dimana yang sakit? Apa kau pusing? Apa kau mengalami gangguan pencernaan lagi?” tanya Shi Kyung
“Entahlah. Kupikir ada  serpihan kayu di tanganku.” Ucap Bom terus menangis memberitahu alasanya.
“Kau bilang Serpihan kayu? Dimana itu? Aku  akan mencabutnya.” Ucap Shi Kyung mencari di tangan Bom.
“Aku tidak tahu... Itu sangat menyakitkan.” Kata Bom. Shi Kyung berusaha  akan menemukan dan mengeluarkannya dari tangan Bom. 

“Sepanjang malam... Aku bermimpi mencari serpihan kayu yang tidak ada di sana. Seharusnya aku menemukan serpihan itu, jadi Bom tidak akan kesakitan. Aku punya firasat buruk. Dia belum menjawab telepon selama berhari-hari.” Gumam Shi Kyung terbangun dari tidurnya dan ponsel Bom belum juga aktif.
“Apa ada sesuatu yang terjadi pada Bom?” gumam Shi Kyung.
Nenek Kim berjalan sendirian, saat itu melihat banyak orang berkumpul dan ternyata Bom sedang kejang-kejang dijalan. Beberapa orang hanya bisa menatap kasihan, Nenek Kim berlari langsung memeluk Bom. 

Keduanya keluar dari rumah sakit bersama dalam diam, karena ucapan dokter “Aku sudah memberitahunya saat dia datang sebelumnya.  Sudah terlambat untuk melakukan operasi.” Nenek Kim masuk kamar Bom yang hanya cukup untuk satu orang
“Aku mematikan boiler, jadi lantainya dingin... Nenek Duduklah di sini.” Ucap Bom memberikan alas yang cukup tebal.
“Apa Kau tinggal disini sendirian?” tanya Nenek Kim. Bom membenarkan.
“Apa ada seseorang yang merawatmu? Kau harus pergi ke rumah sakit. Seharusnya aku tidak memintanya. Sekarang Tidak ada lagi yang bisa aku katakan. Mari kita pulang, kau Bangun sekarang. Tubuhmu sudah dingin seperti itu, jadi Tidak baik duduk di kamar yang dingin.” Ucap Nenek Kim langsung berdiri. Bom binggung.
“ Nenek.. Aku tidak ingin pergi.” Ucap Bom menolak. Nenek Kim ingin tahu alasanya.
“Jika Shi Kyung tahu apa yang terjadi padaku, maka dia akan memiliki waktu yang sangat sulit.” Kata Bom
“Aku tidak akan mengatakan apapun pada Shi Kyung. Aku tidak mendengar apa-apa hari ini. Apa kau Puas?” ucap Nenek Kim. 

Nyonya Oh kaget Nenek Kim datang dengan Bom,  Nenek Ki memberitahu kaalu Bom akan tinggal di sini bersama mulai sekarang. Shi Kyung keluar kamar dengan wajah bahagai bertanya kamar yang mana akan ditempati, dan mungkin bisa tidur di kamarnya  dan ia akan tidur di ruang tamu.
“Kau tetap di kamarmu. Bom bisa berbagi kamar denganku dan Shi Young.” Ucap Nenek Kim
“Apa? Bagaimana bisa tiga orang tidur di kamar kita?” keluh Shi Young
“Kamar nenek lebih besar dari rumah kita.” Kata Bibi Oh. Nyonya Oh tak ingin mereka ribut lagi menyuruh untuk diam.
“Ibu, kau harus memberi tahu kami apa yang sedang terjadi.” Ucap Nyonya Oh.
Shi Young mendekati neneknya agar jangan gunakan kamar mereka tapi kamar ibunya saja. Bibi Oh mengeluh kalau Nenek akan menggunakan kamarnya. Nyonya Oh  kembali menyuruh mereka diam. Shi Kyung berlari mengambil tas Bom dan membawanya masuk ke dalam kamar. Nenek Oh hanya bisa tersenyum. 


Nyonya Oh mengeluh ibu mertuanya yang  sangat egois dengan membawa Bom pulang tanpa membicarakannya lebih dulu. Bibi Oh bertanya-tanya apakah memang hanya ini yang ingin kakaknya katakan.  Nonya Oh pikir tidak punya siapa-siapa untuk diajak berkeluh-kesah.
“Shi Kyung tidak bisa fokus karena Bom. Lalu Bagaimana bisa Ibu membawa Bom ke rumah kita?” kata Nyonya Oh
“Dia bilang Bom tidak punya tempat untuk pergi, seperti kita.” Kata Bibi Oh.
“Apa Bom seperti kita? Apa dia cucunya?” keluh Nyonya Oh. Bibi Oh memikirkan sesuatu lalu berteriak bahagia seperti tak percaya
“Apa menurutmu Nenek sudah memilih Bom untuk menjadi cucu menantunya?” kata Bibi Oh. Nyonya Oh tak percaya mendengarnya. 


Bom duduk di kamar Shi Kyung bertanya apakah ada yang harus diingat atau ketahui saat tinggal di rumah Nenek Kim,. Shi Kyung pikir Tidak ada yang perlu diketahui. Lalu teringat akalu Ada sesuatu yang perlu diketahui. Bom ingin tahu apa itu.
“Pertama, ibu dan nenekku... Jika mereka hewan, mereka seperti anjing dan kucing.” Ucap Shi Kyung. Bom pikir Anjing dan kucingyang tidak saling menyukai
“Kau bilang Mereka tidak saling menyukai? Aku tidak tahu apa itu. Tapi Bagaimanapun, mereka tidak sering bertemu satu sama lain. percikan api itu seperti... pow!.. Pernahkah kau melihat seseorang membunuh dengan kata-kata? Ibu dan nenekku orang  yang seperti itu.” Cerita Shi Kyung.
“Namun, orang yang harus paling kau khawatirkan adalah Lee Shi Young.” Kata Shi Kyung. Bom ingin tahu Ada apa dengan Shi Young.
“Sifat aslinya adalah menjadi sampah kasar, jadi dia akan mengatakan omong kosong padamu. Jika dia mengatakan sesuatu, bayangkan dia adalah anjing gila yang sedang menggonggong.” Kata Shi Kyung tentang adiknya.
“Haruskah aku melakukan sesuatu untuk membuat anjing gila itu berhenti menggonggong?” tanya Bom
“Dari apa yang sudah aku amati dalam 18 tahun aku tinggal bersamanya Dia tidak akan bisa berubah.” Kata Shi Kyung. Bom melonggo kaget.
“Ayah, aku sangat suka tinggal bersama Bom. Haruskah aku menikahinya?” gumam Shi Kyung bahagia lalu sengaja menyentuh kaki Bom  mengaku kaalu akan membersihkan kakinya. Keduanya hanya bisa tertawa. 


Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Nyonya Oh berteriak memanggil Bom.  Lalu bertanya Kenapa belum tidur. Shi Kyung mengeluh dalam hati kalau ayahnya memberitahu ibu. Bom hanya bisa tersenyum duduk tegak disamping Shi Kyung.
“Ayah.... Aku akan tinggal dengan Shi Kyung dan keluarganya hanya dalam satu minggu. Hanya satu minggu. Aku bisa meminta sebanyak itu,kan?” gumam Bom duduk didepan rumah sambil menatap langit. 

Shi Young masih terbaring di balik selimut, Bom masuk kamar dengan handuk yang ada dilehernya. Shi Young bertanya  Apa ada orang di kamar mandi. Bom dengan ketus mengatakanSemua orang sudah mandi kecuali Shi Young  dan Shi Kyung.
Akhirnya Shi Young pun pergi ke kamar mandi. Nenek Oh melipat tempat tidur Shi Young. Bom merasa tak enak membantunya, Nenek Oh menolak menyuruh Bom beristirhat dan Jangan gunakan kekuatannya. Bom tetap ingin membantu.
Nyonya Oh membawakan beberapa jenis lauk, Bom meminta agar bisa membawakan karena selalu ingin melakukannya. Nyonya Oh pun membiarkanya. Shi Kyun lalu menyuruh Bom duduk. Shi Young menolak kalau itu tempat duduk nya disamping kakaknya.
“Aku akan duduk di ujung.” Kata Bom. Shi Kyung langsung mendorong adiknya dengan kaki agar bergeser.
“Sulit untuk mengambil lauk dari sana. Jadi Duduklah disini.” Ucap Sh i Kyung. Nyonya Oh pun menyuruh Bom duduk disamping anak laki-lakimnya.
“Shi Young, biarkan tamu kita duduk di sana untuk saat ini.” Kata Nyonya Oh
“Kenapa mejanya penuh  dengan sayuran? Sebaiknya aku pergi ke Pasar Lima Hari dan membeli beberapa ikan.” Komentar Nenek Kim melihat menu makanan di meja.
“Apa Ibu belum pergi kesana? Ibu mengatakan hal yang sama kemarin, bahkan sama persis, kata demi kata.” Kata Nyonya Oh heran.
“Itulah sebabnya aku bilang akan pergi hari ini. Shi Young, pergilah ke Pasar Lima Hari bersamaku sepulang sekolah.” Ucap Nenek Kim
“Tidak, aku tidak suka  Pasar Lima Hari.” Kata Shi Young menolak. Bom melihat Nenek Kim seperti merasakan sesuatu. 


Shi Kyung dan Bom masuk kelas, semua teman mengodanya kalau mereka benar-benar tinggal bersama. Shi Kyung dengan bangga kalau mereka tinggal di bawah atap yang sama. Ki Hoon pikir mereka akhirnya akan menikah. Shi Kyung tak tahu, mereka langsung berkementar keduanya  akan  memiliki anak juga. Yeon Jung yang cemburu berteriak kesal menyuruh mereka berhenti membahasnya .
“Kim Bom, datanglah ke sekolah tiap hari. Aku bosan menata barangmu.” Ucap Yeon Jung memberikan sebuah botol diatas meja lalu keluar kelas. 

Bom  binggung dengan Kapsul waktu. Shi Yong memberitahu kalau  mereka akan berkemah untuk mengubur kapsul waktu. Shi Kyung pikir Bom tidak masuk sekolah beberapa hari karena anemia. Bom ingin tahu Apa yang masukkan dalam kapsul waktu.
“Surat untuk dirimu di masa depan, 10 tahun dari sekarang.” Kata Shi Kyung. Bom memikirkan tentang 10 tahun dari sekarang
“Bisakah kau mengubur sesuatu yang lain?” tanya Shi Young. Ga Ram mengangukan kepala.
“Kau bisa memasukkan foto atau sesuatu yang berharga. Apa kau akan menambahkan sesuatu yang lain?” kata Ga Ram.
“Ya... Kartu laporan terakhirku. Aku ingin memastikan Lee Shi Young di masa depan melihatnya. Dia akan melihat kalau dia bisa berubah. sejak pertama kali dia memutuskan untuk menjadi dokter.” Kata Shi Young
“Oh, Lee Shi Young 10 tahun dari sekarang, yang kemungkinan adalah seorang dokter.Aku mungkin akan kembali dari tentara dan magang saat itu. Bagaimana denganmu, Shi Kyung?” tanya Ga Ram.
“Kau bilang 10 tahun dari sekarang? Aku bahkan tidak bisa membayangkannya. Aku tidak memikirkan banyak hal. Kupikir aku akan tinggal bersama Bom.” Kata Shi Kyung. Keduanya hanya mengeluh dengan perkataan Bernard. Bom hanya tetap diam. 


Flash Back
Bom bertanya berapa lama lagi akan bertahan. Dokter juga mengatkan tak tahu karena itu adalah pertanyaan yang sangat sulit dijawab. Menurutnya Dalam kasus seperti Bom maka  lebih dari enam bulan jarang terjadi. Bom hanya bisa terdiam karena tak mungkin dirinya masih hidup di 10 tahu kedepan. 

Bibi Oh pikir kalau ia tak perlu pergi saja. Guru Kim  pikir tidak mungkin. Guru  lebih banyak belajar daripada siswa jadi mereka harus mengawasi murid dan mengadakan acara dan juga harus memastikan anak-anak tidak mengalami kecelakaan jadi Bibi Oh harus pergi.
“Jika kau tidak muncul, maka aku akan mati tanpamu.” Ucap guru Kim mengoda.
“Aku tidak pernah pergi liburan  sekolah dengan anak-anak. Aku tidak tahu apakah akan melakukan pekerjaan dengan baik.” Kata Bibi Oh ragu.
“Kau tampak seperti orang yang berani, jadi kenapa kau bertingkah seperti ini? Kau sudah melakukannya dengan baik sampai sekarang.” Ucap guru Park
“Itu karena kau terus membantuku.” Pikir Bibi Oh.
“Kalau begitu, aku akan memberi tips lagi. Kali ini, tipsku adalah suaramu. Buat suaramu sekeras mungkin.” Ucap Guru Park. Bibi Oh melatih suarnya agar bisa lebih lantang dan keras. 

Saat itu Yong Gi datang memanggil gurunya. Guru Park tak percaya berpikir kalau matahari  terbit dari barat karena Eom Yong Gi sedang mencari gurunya. Yong Gi mengatakan bukan Guru Park tapi guru musik. Bibi Oh kaget mendengarnya.
“Aku akan menunggu Anda di ruang musik.” Kata Yong Gi lalu bergegas pergi.

Yong Gi mencoba bermain piaon. Bibi Oh meminta agar Yong Gi Jangan hanya  menekannya saja lalu mencontohkan cara bermain piano dengan benar. Yong Gi seperti masih kaku dan tak terbiasa. Bibi Oh ingin tahua alasan Yong Gi tiba-tiba ingin belajar piano
“Aku bosan.” Kata Yong Gi. Bibi Oh kembali mengajarkan Yong Gi untuk bermain piano. 


Shi Kyung duduk sendirian di ruang istrahat sukarelawan menuliskan surat untuk dirinya 10 tahun mendatang
“Untuk Shi Kyung, 28 tahun... Hai, aku Shi Kyung, 18 tahun. Seperti yang kau tahu, tidak banyak yang bisa kulakukan sekarang. Aku bukan murid yang baik. Aku tidak pandai dalam hal apapun kecuali bermain game. Tapi, aku memiliki  seseorang yang berharga. Namanya Bom. Dia pacarku.”
Wajah Shi  Kyung menuliskan nama Bom langsung tersenyum bahagia. 

Ga Ram dkk datang melihat Shi Kyung lalu duduk bersama. Shi Kyung langsung menutup suratnya.  Ga Ram melihat Shi Kyung Menulis surat untuk dirinya sendiri. Ki Hoon pikir  Shi Kyung mungkin merencanakan berapa banyak anak yang akan dimilikinya dan Mungkin itu bulan madu.
“Kau mau pergi kemana untuk bulan madu? Apa Napoli seperti ibu Soo Bin?” ucap Ji Hye penasaran.
“Napoli? Itu bukan ide yang buruk. Haruskah kita pergi ke Naples dan Spanyol juga?” gumam Shi Kyung tersenyum bahagia memikirkanya.
“Dia tidak punya uang, jadi dia tidak bisa meninggalkan kota ini.” Ucap Shi Young
“Lee Shi Young sering menyentuh titik lemahku.” Keluh Shi Kyung dalam hati sambil melotot
“Taman tepi sungai di kota tidak begitu buruk. Bagaimana dengan taman tepi sungai untuk bulan madumu?” ejek Ga Ram. Shi Kyung langsun memiting kepala temanya dengan tawa bahagia. 

Shi Kyung memberikan kaktus yang sudah diberi nama pada wakepsek. Wakepesek binggung karena  Shi Kyung ingin penghargaan untuk empat kaktus sekaligus dan ingin tahu kenapa harus tiba-tiba
“Saya mungkin harus segera pergi ke Grand Canyon.” Ucap Shi Kyung tersenyum bahagia. 

Nenek Kim merasa tak enak hati dengan Bom yang datang dengan wanita tua seperti dirinya. Bom pikir tak masalah karena suka makan sup nasi dengan Nenek, karena sangat  menyenangkan.
“Kau harus makan yang banyak untuk menambah berat badan.” Ucap Nenek Kim. Bom mengangukkan kepala lalu nenek Kim seperti mencari sesuatu dalam dompet dan seperti sudah meninggalkanya.
“Oh, Apa kau datang lagi nenek Shi Kyung?” kata bibi pemilik sup
“Kupikir itu adalah pasar lima hari, tapi kurasa aku salah.” Ucap Nenek Kim.
“Apa? Kau bilang  Pasar lima hari? Kau pergi kesana kemarin. Kau bilang ingin masak ikan untuk cucumu. Kau bahkan menunjukkan ikan yang kau beli.” Ucap si bibi
“Apa kau melihat aku membawa ikan? Kapan aku membeli ikan?” teriak Nenek Kim marah
“Tidak apa-apa jika tidak. Kenapa kau marah?” ucap si bibi heran. Bom menatap nenek Kim seperti merasakan sesuatu yang aneh. 


Bom bergegas masuk kamar karena merasakan kepala sakit dan mual lalu buru-buru mengambil obat dalam tasnya. Setelah itu melihat ada bungkus obat dengan nama [Kim Duk Boon]. Ia pergi menemui dokter Lee dirumah sakit dengan memperlihatkan foto obat.
“Apa seseorang mengidap penyakit demensia?” tanya Dokter Lee.
“Apa Obat ini untuk demensia? Apa Anda yakin? Coba Silakan periksa lagi. Apa Anda yakin itu bukan untuk pencegahan?” tanya Bom khawatir.
“Kau perlu didiagnosis dengan itu untuk diresepkan obat ini.  Aku tidak tahu siapa tapi Beritahu orang itu untuk minum obat  dan tetap menjaga otaknya tetap aktif. Jika dia merawat dirinya sendiri, maa dia bisa memperlambat demensia.” Jelas Dokter Lee. Bom pun hanya bisa terdiam karena nenek Kim juga punya keluhan sakit. 

Shi Kyung membantu Tuan Kim mandi dengan kursi duduk. Tuan Kim  menolak karena bisa mandi sendiri. Shi Kyung ingat dengan perkataan Tuan Kim yang ingin menghapus tato itu. Tuan Kim tahu tapi menurutnya tidak bisa menghapus tato ini dengan operasi plastik.
“Kau mengatakan kepada orang jahat itu untuk menghapusnya sebelumnya.” Kata Shi Kyung.
“Aku mengatakan itu hanya untuk memberinya pelajaran.” Akui Tuan Kim.
“Aku bisa melakukan itu. Jika aku tidak bisa melakukannya dalam satu kali, aku akan mencobanya 10 atau 20 kali. Aku akan menggosokmu dengan sangat baik dan menghapusnya.” Kata Shi Kyung. Tuan Kim menolaknya.
“Tapi, aku butuh kaktus... Aku butuh kaktus agar bisa pergi ke Grand Canyon.” Kata Shi Kyung.
“Kalau begitu pergilah ke toko bunga.” Kata Tuan Kim lalu mengelabuhi Shi Kyung dan bergegas pergi dari kamar mandi. Shi Kyung mengejarnya dan saat itu Bom menelpnya. 

Keduanya bertemu didepan tangga. Shi Kyung kaget mengetahui tentang obat Mencegah demensia. Bom menceritakan Nenek didiagnosis menderita demensia dan tidak bisa membiarkan hal itu terjadi padanya jadi harus melakukan sesuatu sebelum hal itu terjadi pada nenek mereka
“Bom berkata "nenek kita." Gumam Shi Kyung tersenyum bahagia.
“Nenek semakin tua sekarang. Lee Shi Kyung, apa kau  tidak peduli dengan Nenek?” kata Bom melihat Shi Kyung hanya tersenyum.
“Kenapa aku merasa begitu baik bahkan saat Bom mengomeliku?”gumam Shi Kyung
Bom akhirnya memanggil Shi Kyung karena berpikir kalau tak mendengarkan. Shi Kyung menyetujuinya kalau neneknya itu  tidak akan pernah mengalami demensia karena Jika mengalami demensia, maka  tidak bisa lagi membuatkan sup kacang kedelai untuknya.
Bom dibuat binggung. Shi Kyung pun meminta Bom agar meminjamkan ponselnya karena akan mencari cara pencegahannya jadi akan pergi menemui Nenek saat  mencari cara pencegahannya. Bom pun setuju. 

Shi Kyung mencari nama di ponsel Bom [Ibu] lalu mencatat dalam ponselnya.Ia bergumam kalau Sebenarnya, ada hal lain yang ingin dilakukan untuk Bom selain Grand Canyon.
“Apa aku benar-benar bisa melakukannya untuknya? Aku tidak akan tahu. Aku akan mencoba melakukannya.” Gumam Shi Kyung.
Ibu Bom terlihat bahagia saat anak dan suaminya menjemput, lalu membuka ponselnya karena menerima sebuah pesan.  [Halo. Aku pacarnya Bom, Lee Shi Kyung. Anemia Bom parah akhir-akhir ini. Bisakah Anda datang menemuinya?]
“Tidak hanya berpura-pura sakit.  Apa Dia bahkan memamerkan pacarnya?” keluh ibu Bom tak peduli.
Anak keduanya memanggil untuk segera masuk  mobil. Ibu Bom pun tak membalasnya dan segera masuk ke dalam mobil. 

Shi Kyung dan Bom menemani nenek Kim bermain go stop dengan dua nenek lainya. Keduanya seperti kalah banyak dengan Nenek Kim yang dibantu oleh dua cucunya. Shi Kyung menghitung Nenek Kim menang 104 poin. Nenek Kim terlihat bahagia.
“Tunggu, kalian semua berhutang satu pada nenekku juga.” Ucap Shi Kyung bahagia. Nenek Kim memuji Bom sangat hebat.
“Lupakan. Aku tidak ingin melakukan ini. Mereka bukan hanya cucumu. Tapi Mereka adalah pemain yang curang.” Kata salah satu nenek kesal
“Apa kau sudah pikun, wanita tua? Berani-beraninya kau mengatakan itu?” kata Nenek Kim membela. Si Nenek pikir tak ada yang salah dengan ucapanya.
“Nenek... bermainlah lima kali lagi dengan nenekku. Kami akan membiarkanmu pergi jika kau bermain lima kali lagi.” Ucap Shi Kyung menahan si nenek agar tak pergi.
“Biarkan dia pergi jika dia tidak mau. Nah, aku tidak harus memberikan tip sebagai pemenang, jadi itu bagus.” Kata Nenek Kim. Shi Kyung memohon agar si nenek bisa ikut main lima kali.
“Kalau begitu, putaran ini tidak masuk hitungan.” Kata si nenek. Nene Kim berteriak marah. 



Bom mengambil air minum. Shi Young dengan sinis bertanya pergi kemana hari ini. Bom mengatakan Panti Jompo dengan Nenek. Shi Young memperingatkan kalau Yoghurt di lemari es adalah  Miliknya jadi jangan menyentuhnya. Bom mengerti dengan tatapan sinis.
“Lakukan ini juga saat kau melakukannya.” Kata Shi Young menaruh piring kotor. Bom berteriak kesal.
“Apa?!! Sudah Lupakan... Biarkan saja jika kau tidak mau, karena Ibu akan melakukannya.” Kata Shi Kyung lalu masuk kedalam kamar, lalu melihat Bom yang tiba-tiba merasa mual lalu bergegas pergi ke kamar mandi. 

Shi Kyung sibuk menghitung uang receh dalam kamarnya. Tiba-tiba Shi Young langsung membuka pintu dan masuk membuat kaaknya kaget. Shi Kyun mengomel kalau adiknya harus mengetuk pintu lebih dulu. Shi Young langsung bertanya apa dilakukannya dengan Bom.
“Aku tidak melakukan apapun.” Kata Shi Kyung bingung
“Jika kau tidak melakukan apapun, lalu kenapa Bom...” Shi Young. Shi Kyung panik ingin tahu Ada apa dengan Bom
“Bom baru saja muntah di sana. Kalian berdua...” kata Shi Young berpikiran aneh. Shi Kyung langsung bergegas keluar dari kamarnya. 

Shi Kyung berteriak memanggil Bom dan masuk ke kamar neneknya. Bom sedang di pijat oleh nenek Kim. Shi Kyung panik menanyakan keadaan Bom., Nenek Kim memberitahu Bom memiliki gangguan pencernaan danmeminta agar agar dan pijat tangannya. Shi Kyung pun menurutinya.
Saat dimalam hari, Bom yang tidur disebelah nenek Kim bergeser memeluk nenek Kim. Shi Young membuka mata seperti tak bisa menerima kalau Bom dekat neneknya. 

Ga Ram datang ke perpustakaan membawakan obat pencernaan ini. Shi Young terlihat menahan sakit berpikir ingin menemui nenek dan memintanya untuk menusuk jari saja. Ga Ram hanya menatap binggung. Nenek Kim duduk dengan Bom dan Shi Kyung di rumah sakit.
“Kenapa kau repot-repot membelinya? Seharusnya kau membeli sesuatu yang enak untuk dimakan bersama.” Kata Nenek Kim.
“Itulah yang ingin kulakukan.” Kata Bom. Shi Kyung memberitahu kalau Bom yang ingin membelikan buku untuk nenek Kim.
“Bukankah Bom itu orang yang baik?” kata Shi Kyung bangga. Nenek Kim berkata “Heol.”
“Shi Kyung, apa kau memamerkan pacarmu ke nenekmu?” ejek Nenek Kim. Bom tak percaya kalau Nenek Kim tahu tentang "Heol"
“Shi Young selalu mengatakannya. Dia selalu mengatakan "daebak" dan "heol."” Kata Nenek Kim
Shi Kyung pikir neneknya itu terdengar seperti lagu rap. Dengan berkata "Selalu mengatakan daebak dan heol." Nenek Kim memperbaiki bukan seperti itu caranya bernyanyi rap. Shi Young melihat keduanya yang terlihat akrab langsung mengeluarkan ponselnya. 


Nyonya Oh menerima pesan dari anaknya “Ibu, Shi Kyung sudah menimbulkan masalah.” Lalu dari kejauhan melihat Shi Kyung dan Bom sedang bersama dengan ibu mertuanya. Ia lalu menarik Shi Young bertanya apa maksud dari pesan yang dikirimkanya.
“Masalah apa yang ditimbulkan Shi Kyung?” tanya Nyonya Oh, tapi berpikir kalau akan bertanya pada Shi Kyung sendiri.
“Jangan tanya pada Shi Kyung tapi Tanya pada Bom. Bom lebih tahu  tentang itu.” Kata Shi Young. Nyonya Oh melotot kaget.
Bersambung Ke episode 12

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar