PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 01 Desember 2017

Sinopsis Two Cops Episode 2

PS : All images credit and content copyright : MBC
Dong Tak dan Jin Ah berada diluar kantor polisi. Jin An memangilnya Bos preman lalu mengantinya jadi sopan memanggilnya Detektif Cha, lalu bertanya apakah sedang menginterogasi penjahat karena sangat menakutkan. Dong Tak berkomentar kalau Jin An tak tahu hal tersulit bagi polisi yaitu Bertemu keluarga korban.
“Kami selalu membuat janji pada mereka "Kami akan menangkap penjahat itu." Namun, masih banyak janji  yang belum aku tepati. Dan ada satu penjahat yang sangat ingin kutangkap. Aku berjanji pada anaknya akan menangkap orang yang membunuh  ayahnya dan membuatnya dihukum.” Jelas Dong Tak
“Jadi Untuk menepati janji, aku harus tahu dia dimana,  apa yang dia makan, dan di mana dia buang air besar agar bisa menangkapnya. Jika berita itu beredar sekarang,  maka aku akan kehilangan seluruh tersangka.” Tegas Dong Tak
“Ini cara yang sangat menakutkan untuk  memberitahu reporter agar tidak membuat berita.” Keluh Jin An.
“Maksudku, kau mengganggu pekerjaanku.” Tegas Dong Tak dengan menatap Jin An. 


Keduanya berjalan pergi dan saat akan menyeberang jalan, motor kurir lewat dengan kencang. Dong Tak langsung menarik tangan Jin An sebelum tertabrakn motor.
Jin An melotot kaget seperti merasakan sesuatu karena Dong Tak yang menyelamatkanya. Si pengemudi motor hanya berteriak meminta maaf dan pergi begitu saja. Jin An sempat terdiam, tapi langsung segera menjauh dari Dong Tak lalu menyebrang jalan.
“Sewaktu sekolah, nilai pelajaran  moralmu tidak bagus, 'kan? Orang biasanya bertanya,  "apa Kau baik-baik saja?"  keluh Jin An kesal dengan sikap Dong Tak
“Kurasa sekolah kita berbeda. Aku dengar orang biasanya  mengatakan, "Terima kasih," dalam situasi ini.” Balas Dong Tak
“Terima kasih...” ucap Jin An. Dong Tak menmbanggakan diri kala itu yang yang dilakukan oleh bos preman.
“Jadi Apa kau bilang,  aku mengganggu pekerjaanmu? Baiklah kalau begitu.  Aku tidak akan mengganggumu. Tapi Pastikan kau menepati janjimu  dengan mereka.” Kata Jin Ah lalu Dong Tak pamit pergi. 


Jin An duduk di halte sambil mendengarkan musik dari earphonenya, tanpa sadar Bong Sook menyobek tasnya dengan silet lalu mengambil dompetnya. Jin An menengok dan melihat Bong Sook akan mengambilnya, lalu berteriak ada pencuri dan berusaha menahanya dengan saling menjambak.
“Kau ditangkap karena tindakanmu... Kau punya hak......untuk...” ucap Soo Chang datang langsung memborgol tangan Bong Sook, tapi katanya terhenti seperti terpana dengan Jin An. Bong Sook kaget melihat Soo Chang memborgol tanganya.
“.. Kau bisa bermalam... maksudku .. Punya hak untuk tetap diam.” ucap Soo Chang berpura-pura sebagai polisi lalu menyuruh Bong Sook diam saja.
“Apa Kau terluka? Kau pasti terkejut.” Ucap Soo Chang bertanya ramah pada Jin An. Jin An mengaku sedikit.
“Syukurlah kau tidak terluka... Kalau begitu, terkejutlah tiga kali sehari. Aku penasaran apa kau terlihat sangat cantik ketika terkejut.” Kata Soo Chang mencoba mengoda. Jin An dengan rambut berantakan dibuat binggung. 


Soo Chang makan dengan lahap dengan Bong Sook yang terus menatapnya dan ia berusaha menghindar, tapi Bong Sook tetap menatapnya. Soo Chang bertanya apakah makanan tak enak, karena merasa terganggu jadi  lebih berhenti makan. Bong Sook menyuruh Soo Chang makan saja karena akan melihat tempat lain.
“Ayo menikah.... Soo Chang, Oppa.... Soo Chang, sayang... Kau bisa menjadi suami yang  tinggal di rumah. Aku akan mencari nafkah untuk kita... Aku cukup ahli saat mencopet.” Ucap Bong Sook melihat dompet milik Jin An yang berhasil diambilnya. Soo Chang tak percaya Bong Sook tetap mengambilnya.
“Beginilah caraku mencari  nafkah saat kau di penjara... Wow, dia sangat kaya, jadi Kita bisa menikah dengan ini.” Kata Bong Sook melihat isi uang dalam dompet Jin An.
“Kita sudah janji tidak mencuri  uang orang miskin, baik, dan sakit. Aa Kau lupa?” ucap  Soo Chang. Bong Sook melihat Jin An itu bukan siapa-siapa
“Dia cantik.... Wanita cantik itu baik.” Puji Soo Chang melihat ID Card Jin An. Bong Sook marah meminta Soo Chang segera mengembalikanya.
“Dia memiliki.... kecantikan yang beda.” Ucap Soo Chang langsung terpana dengan kecantikan Jin An. Bong Sook mengeluh kalau Jin An tak cantik.
“Coba Lihat. Aku sudah tahu... Dia jelek dari kecil. Aku yakin dia mengubah total wajahnya.” Kata Bong Sook menemukan foto Jin An. Soo Chang semakin terpana melihat foto Jin An saat masih kecil dan juga dewasa. 


Dong Tak duduk didepan dua orang anak TK memberitahu sebagai paman Joon Soo, tapi juga detektif  Unit Kejahatan Berat. Jadi ia memperingatakn Jika salah satu dari mereka curang, maka akan langsung bawa  ke kantor polisi.  Keduanya mengerti dan adu panco pun dimulai.
Mereka memberikan dukungan untuk Joon Soo., tapi akhirnya Joon Soo bisa dikalahkan oleh temanya yang memiliki badan tambun. Joon Soo kecewa karena kalah dari temanya. 

Dong Tak berjalan dengan istri Hang Joon dengan Joon Soo berjalan didepan, Nyonya Jo meeminta maaf karena tidak meminta bantuan orang lain. Dong Tak menegaskan Mulai sekarang dan selamanya,  akan mengisi tempat Hang Joon di dalam hidup Joon Soo.
“Ada sesuatu di saku jaket yang dia pakai hari itu. Mungkin karena itu kau melewatkan  sesuatu yang menurutku aneh. Dia tidak merokok.” Ucap Nyonya Jo memberikan sebuah korek api. Dong Tak teringat sebelumnya Hang Joon mencari seusatu di saku jaketnya.
“Aku khawatir... Dia merindukan ayahnya dan  semakin cerewet sekarang.” Ucap Nyonya Jo. 

“Hei.. Jo Joon Soo, istrimu harus pergi.  Apa Kau tidak mengucapkan selamat tinggal?” ucap Dong Tak pada Joon So lalu mendekati anak seniornya.
“Kau tidak lupa, 'kan? Aku berjanji menangkap orang  jahat itu dan menghukumnya. Jadi Haruskah aku membiarkanmu  menang lain kali? Kita berdua menjadi pengecut sekarang.”  Kata Dong Tak berjongkok berbicara pada Joon So
“Tidak, lain kali aku akan bermain adil lagi. Karena aku akan menjadi  detektif seperti ayahku... Oke, istriku?” kata Joon So.  Dong Tak menganguk mengerti 

Soo Chang datang ke kantor polisi melihat sebuah dinding yang bertuliskan “KAMI INGAT PENGORBANAN KALIAN” lalu menatap nama “LETNAN JO HANG JOON” pikiran kembali menarawan.
Flash Back
Soo Chang ada di dalam sel penjara bertamu dengan Hang Joon diruang pertemuan. Hang Joon mengatakan sudah meninggalkanmu banyak uang kali ini yang Seharusnya membayar sekolah anaknya. Soo Chang tersenyum mendengarnya.
“Kau terlihat jauh lebih tampan saat tersenyum.” Puji Hang Joon.
“Tn. Polisi, apa aku punya kesempatan? Apa Kau ingin aku mencopet untukmu  saat bebas?” kata Soo Chang.
“Aku marah karena cuma itu  yang kau bisa dilakukan dengan otak pintarmu. Aku akan membantumu memulai  dari awal saat bebas Dan akan mengenalkanmu dengan orang bodoh. Aku kenal seseorang  yang sama sepertimu.” Ucap Hang Joon.
“Apa Dia juga polisi?” tanya Soo Chang. Hang Joo terdiam. Soo Chang seperti sudah tahu jawabanya.
“Kau ingin aku menjadi pencopet... Seorang penipu dan polisi. Kami akan menjadi teman terbaik.” Sindir Soo Chang. Hang Joon meminta Soo Chang untuk berhenti bicara seperti itu.


Di ruangan sel, semua tertidur. Soo Chang hanya berbaring sambil tersenyum, Temannya heran melihat Soo Chan  tertawa setelah bertemu  polisi yang menyeretnya masuk penjara. Soo Chang mengatakan kalau berjanji Ketika keluar dari penjara, maka akan menemukannya  dan membalas dendam. Temanya mengumpat Soo Chang gila dan  harap bis  melakukannya.
“Aku tahu kau akan mati sebagai polisi. Kau mati ketika muda, dan berbohong akan membantuku  memulai dari awal.” Ucap Soo Chang seperti kecewa dengan Hang Joon yang meninggalkan. 

Di restoran
Kepala Yoo mengajak mereka bersulang untuk  menyambut anak baru. Dong Tak yang melamun tertinggal lalu mengisi gelasnya dan ikut bersulang. Kepala Yoo menyuruh mereka agar melakukan one shot dengan tak boleh menyisakan dalam gelas. Semua terlihat menikmati minum bersama kecuali Dong Tak.
“Dong Tak... Orang yang membunuh Hang Joon... Aku janji akan menangkapnya.. Jadi kau bisa sedikit tertawa sekarang... Kau harus tetap hidup... Kau harus tetap hidup tanpa Hang Joon.” Ucap Kepala Yoo melihat Dong Tak masih tak bisa merelakan Hang Joon pergi.
Flash Back
Hang Joon mengikat sepatu Dong Tak dengan seorang penjahat sudah di borgol. Dong Tak pikir kalau tak dirinya maka Hang Joon akan berbahaya menurutnya Pukulannya lebih cepat dari pada pisaunya. Hong Joon mengaku sudah tahu dan melihatnya. 

“Aku juga melihat bahumu terkilir” ucap Hang Joon. Dong Tak meminta Hong Joon bisa mengikat sepatunya dengan erat.
“Bagaimana jika aku lengah saat mengikat ini?” kata Dong Tak sambil memegang bahunya yang terkilir.
“Kita akan berhasil jika berbagi pisau. Aku akan mengurus semua serangan  yang ditujukan padamu, jadi jangan khawatir. Ingat saja, dan kau akan lihat bahwa  tidak buruk menjadi polisi.” Ucap  Hang Joon.
“Kau bilang Kita berbagi pisau? Kedengarannya keren.” Kata Dong Tak memuji.
“Ini bukan kutipanku. Tapi Ini kalimat dari film.” Kata Hong Joon. Dong Tak mengejek kalau orang itu lebih baik dari polisi
“Hei.. Orang yang mengatakan itu,  berperan sebagai Kepala Polisi.” Kata Hong Joon lalu mengurus pelaku. 

Kepala Yoo sudah mabuk pergi ke toilet.  Dong Tak melihat Hang Joon duduk didepanya lalu bertanya kemana saja selama ini dan apakah  tidak merindukannya. Hang Joon hanya diam saja. Dong Tak pikir seniornya itu tidak ingin melihatnya dan jadi pendiam.
“Aku melihatmu di setiap gelas  alkohol yang kuminum dan setiap aku memegang borgol. Semua rekan kerja terlihat sepertimu.” Ucap Dong Tak. Hong Joon tak banyak bicara hanya menuangkan minuman untuk juniornya.
“Apa kau menyalahkanku? Aku yakin, cuma aku polisi di Korea yang  membiarkan rekannya ditikam ketika mengikat tali sepatu.” Kata Dong Tak lalu melihat sepatu Hang Joon.
“Sepatumu tidak terikat, Aku akan mengikatnya. Aku akan melakukannya untukmu.” Ucap Dong Tak berlutut. Saat itu ternyata Sung Hyuk yang ada didepan Dong Tak.
“Apa kau hanya mau mengikat  tali sepatuku? Apa kau mencintaiku? Aku juga mencintaimu. Aku mencintaimu.” Kata Sung Hyun mabuk.
“Jangan pergi. Tetap bersamaku... Maafkan aku.” Kata Dong Tak memeluk kaki Sung Hyun yang menganggap sebagai Hang Joon. 


Senior Jin An masuk ke kantor bertanya apakah  mencari seseorang. Jin An mengaku kalau itu seseorang yang membuatnya gugup. Seniornya meminta Jin An agar mengatakan dengan jelas, Apa pria mengganggunya atau Jin Ah mau mengganggunya
“Tapi Satu hal yang pasti... Ada seseorang yang selalu menggangguku.” Ucap Jin An. Seniornya ingin tahu siapa orang itu. Saat itu Yong Pal berteriak dengan tangan diborgol. 

“Kau siapa?.Apa kalian berdua penipu?” ucap Yong Pal. Keduanya binggung dan si senior memberitahu kalau mereka reporter. Yong Pal tak percaya
“Reporter zaman sekarang tidak  menatap seperti itu. Wanita itu meremehkanku.” Ucap Yong Pal. Seniornya menyuruh Jin An agar tak melotot tapi Jin An tetap melotot menantangnya.
“Reporter wanita ini membuatku kesal dan Kau tidak jelek juga. Aku yakin banyak pria  yang jatuh cinta padamu. Ini Potret yang bagus. Apa Kau ingin bekerja di bar ku?” ucap Yong Pal mengoda.
“Hei.. Lupakan penampilanku... Aku adalah anjing gila.” Kata Jin Ah mendekat dengan wajah penuh amarah.
Yong Pal terus menatapnya, Jin Ah makin marah karena Yong Pal melihat payudara, lalu memperingatkan agar singkirkan padangannya sebelum menuntut karena pelecehan seksual. Yong Pal langsung tertunduk dan Jin Ah langsung mengumpat marah. Yong Pal melihat Jin Ah itu orang yang tangguh.

Seniornya melihat Jin Ah seperti petinju UFC sejati dan berani bertaruh 10 kupon makan,  bahwa bisa kalahkan Conor McGregor. Jin Ah tak berkomenta melihat kantor polisi yang sepi jadi  Pasti tidak ada pembuat onar hari ini. Seniornya pikir merea bisa bergantian tidur siang.
“Sungguh? Kalau begitu berjagalah,  dan perhatikan semua yang terjadi.” Kata Jin Ah dengan senang hati. Seniornya bertanya kemana Jin Ah akan pergi.
“Kau lihat, aku terlalu cantik untuk tempat ini. Jadi Impianku adalah menjaga perdamaian. Jika aku tidur siang, maka tempat ini akan tetap damai. Dan Kau tahu, kegigihan adalah sifat seorang reporter. Jadi Semangatlah, dan juga  tuliskan artikel untukku.” Ucap Jin An berjalan pergi. Seniornya pun hanya bisa mengumpat kesal. 

Jin An masuk ruang istirahat melihat ada yang sudah tertidur lalu perlahan berbaring tanpa alas. Semakin malam, seperti merasa kedinginan dan mulai bergeser menarik selimut, ternyata dibalik selimut ada Dong Tak yang tertidur pulas. Keduanya tertidur dalam ruangan yang sama tanpa sadar.
Dong Tak tlerbangun melihat ada kaki yang berada diatas tubuhnya, saat terbangun ingin memberikan pelajaran tapi Jin An kaget dan keduanya sama-sama berteriak histeris.
“Mengapa kau di bawah selimutku? Apa yang kau lakukan di sini?” ucap Jin An menuduh Dong Tak melakukan sesuatu. Di luar ruangan, Sung Hyun bias mendengar jeritan histeris.
“Ini...kantor polisi, dan selimut itu  juga milik kami.” Kata Dong Tak tak mau disalahkan.  Jin An menegaskan kali ini kamar wanita untuk beristirahat
“Aku tidak peduli.  Kamar pria sedang direnovasi... Aku yang dulu tidur di bawah selimut ini.” Ucap Dong Tak
“Apa Maksudmu aku yang  mengikutmu tidur disini? Kau memang gila.” Balas Jin An.
“Kakimu diatas tubuhku!” teriak Dong Tak. Jin An juga tak bisa terima karena Dong Tak yang menyentuh kakinya. Dong Tak pikir Jin An sangat aneh lalu mengangkat telpnya yang berdering. 

“Kau bilang Tersangka pembunuhan Jo Hang Joon?  Apa dia melakukannya sendiri? Apa Kau punya bukti?” ucap Jin An bergegas keluar mengikuti Dong Tak.
“Apa Kau ingat yang aku katakan?” kata Dong tak. Jin An pikir maksudnya kalau ia itu menganggunya. Dong Tak tak banyak bicara memilih  untuk pergi dan akan bicara nanti.
Jin Ah mengatakan kalau pasti menunggunya. Dong Tak menelp menanyakan keberadannya dan meminta agar mengawasi Gong Soo Chang.

Soo Chang kembali menjual barang-barangnya pada seserang, Si prai seperti meneliti lebih dulu. Soo Chang pikir mereka sudah sering melakukan ini jadi meminta agar bisa segera. Si pria merasa Karena sering melakukan ini, jadi harus berhati-hati.
Dong Tak masuk ke dalam cafe, Soo Chang melihat Dong Tak panik seperti tahu kalau polisi akan menangkapnya lalu langsung kabur. Kejar-kejaran pun terjadi, Soo Chang sempat tertabrak mobil ketika menyeberang jalan dan akhinya Dong Tak melihat Soo Chang hilang dari pandanganya.
Soo Chang ternyata bergelantungan disamping mobil. Keduanya lalu kejar-kejaran dipasar dan Soo Chang berhasil menghilang dengan memakai jas yang berbeda. Dong Tak membagi tugas untuk mencari So Chang. 

Soo Chang akhirnya sampai di pakiran mobil, tapi saat itu juga Dong Tak langsung memberikan tendanganya dan akan memborgolnya. Soo Chang seperti pasrah dan Dong Tak menahan tanganya agar tak menghajar Soo Chang.
“Anda ditangkap karena membunuh seorang detektif. Anda punya hak untuk membawa  pengacara dan tetap diam...” ucap Dong Tak. Soo Chang bingung kalau ditanggkap dengan tuduhan Membunuh detektif
“Mengapa kau membunuhnya?” teriak Dong Tak tak bisa menahan emosi. Sung Hyun datang menahan Dong Tak meminta agar Jangan lakukan itu. Akhirnya DongTak memborgol tanganya dengan Soo Chang. 

Soo Chang sudah ada  dibelakang kemudi, Dong Tak memberitahu kalau Soo Chang tidak akan kemana-mana dan meninggalkan kunci di kantor polisi. Jadi Jika Soo Chang menyetir ke tempat lain  selain kantor polisi, maka akan menembaknya.
“Apa Kau dengar itu? Dia selalu memegang kata-katanya.” Ucap  Sung Hyun.
Book Sook dari kejauhan khawatir melihat Soo Chang, tapi Soo Chang menyakinkan dengan senyuman kalau ia baik-baik saja. Sung Hyun melihat Soo Chang tersenyum memberitahuka seperti ingin mengejek polisi
“Jangan tunjukkan gigimu.” Tegas Dong Tak marah. Soo Chang meminta agar Dong Tak  Jangan pukul wajahnya.
“Kulihat ada rumah sakit di sana, jadi Obati bahumu... Lalu kembali ke kantor” kata Dong Tak. Sung Hyun menganguk mengerti.
Bong Sook melhat Sung Hyun langsung mendorongnya ketika berjalan pergi. Sung Hyun melihat Bong Sook kuat juga untuk seukuran  wanita cantik.


Soo Chang didalam mobil membahas tentang  tentang pembunuhan dan ingin tahu Siapa yang dibunuh. Dong Tak melirik sinis. Soo Chang menjelaskan kalau pasti salah orang seperti tak menyangka kalau membuatnya berpikir akan membunuh...
“Dia adalah Jo Hang Joon, rekanku.” Ucap Dong Tak. Soo Chang kaget seperti salah mendengar ingin mengulangi lagi namanya.
“Aku tahu kau bilang akan balas dendam  setelah keluar.” Kata Dong Tak dan Soo Cahng seperti tak percaya kalau itu di anggap sebagai alasanya.
“Seorang saksi melihatmu di tempat kejadian. Jadi Kau tahu apa artinya? Kau pembunuh.” Kata Dong  Tak marah
“Bukan aku. Itu sungguh bukan aku... Aku sungguh tidak melakukannya.” Ucap Soo Chang berusaha menyakinkan.
“Teruslah bilang itu bukan kau... Aku benci kalau kau menyerah.” Kata Dong Tak. 


Dong Tak melihat kearah belakang melihat ada banyak pengemudi motor mengikuti mereka, bertanya siapa orang itu dan berpikir kalau Soo Chang itu memiliki hutang. Soo Chang mengelengkan kepala dan sempat menjauhkan mobil, tapi akhirnya mobil mereka dikepung oleh banyak orang dan turun dari mobil.
“Aku polisi yang sedang bertugas. Jadi Kalian sedang mengancam polisi sekarang.” Ucap Dong Tak melihat pria dengan menutupi wajahnya dan membawa batangan kayu. 
“Aku rasa mereka tidak akan  membiarkan kita pergi.” Kata Dong Tak. Soo Chang panik kalau Dong Tak akan melawannya. Dong Tak bertanya apakah Soo Chang bisa bertarung. Soo Chang terdiam.
“Aku akan meminjam tubuhmu.” Ucap Dong Tak. Soo Chang kebingungan
“Aku akan bertanya untuk terakhir kali. Jadi Bukan kau orangnya?” kata Dong Tak sebelum berkelahi.
“Aku memang penipu, tapi bukan pembunuh!” tegas Soo Chang. 

Perkelalhian pun terjadi, dengan satu tangan Dong Tak berusaha melawan semua pria sampai seseorang ingin menabrak dengan motor. Tapi Dong Tak bisa menyelamatkan Soo Chang. Soo Chang yang tak bisa berkelahi kena pukul, sampai akhirnya jatuh pingsan.
Dong Tak bisa menahanya, seperti tak bisa bergerak lagi. Ia berdiri diatas dinding melihat kalau turun akan dikepung. Akhirnya Ia memlih untuk melompat dari atas jembatan bersama dengan Soo Chang yang pingsan.
Beberapa saat kemudian, Dong Tak sudah ada dirumah sakit, lalu terbangun dari tidurnya.
“ Aku hampir mati karena detektif sialan itu, Cha Dong Tak.” Ucap Dong Tak seperti ada anehan dari gaya bicaranya
Bersambung ke episode 3

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar