PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 02 Desember 2017

Sinopsis Two Cops Episode 4

PS : All images credit and content copyright : MBC
Jin An memberitahu kalau sudah sampai rumahnya. Soo Chang senang jadi tahu tempat tinggal Jin An sekarang lalu pamit pergi. Jin Ah mengucapk syukur karena berpikir Dong Tak akan mampir  untuk makan mie instan.Soo Chang mengaku membenci mie karena sering memakannya saat di panti asuhan. Jin An terdiam mendengarnya.
“Tapi aku suka nasi... Lain kali buat aku makanan, oke?” ucap Soo Chang. Jin An benar-benar tak percaya kalau Dong Tak ternyata yatim piatu.
“Kenapa kau sangat terkejut? Kau membuat jantungku  berdebar-debar.” Ungkap Soo Chang mengoda. 

Jin An menatap Dong Tak seperti merasakan ada yang berbeda. Sebelumnya ia bertemu di taman Dong Tak mengatakan “Dan ada satu penjahat yang sangat ingin aku tangkap.” Soo Chang heran melihat Jin An yang masih terkejut.
“Kau terlihat seperti ketahuan  menatap punggung pria.” Ucap Soo Chang melihat Jin An masih menatapnya saat pergi.
“Aku? Tidak mungkin. Aku tidak melihatmu.” Kata Jin An menolak
“Kalau begitu, terkejutlah tiga kali sehari. Aku ingin tahu  apa kau terlihat sangat cantik ketika terkejut.” Ucap Soo Chang dengan kedipan matanya.
Jin An masuk ingin Dong Tak mengatakan”Maksudku, kau mengganggu pekerjaanku.” Seperti ia menyadari ada yang berbeda dengan sikap Dong Tak

Soo Chang berteriak memanggil Bong Sook di tempat penyewaan komik. Bong Sook bahagia berpikir kalau Soo Chang yang datang, tapi saat melihat wajah Dong Tak dan teringat kalau orang itu yang menangkap Soo Chang akhirnya memilih untuk kabur. Keduanya kejar-kejaran di lorong rak buku.
“Hei, berhenti... Ini aku.” Teriak Dong Tak, tapi  Book Song ketakutan memilih untuk segera kabur.
“Ini Oppa... Ini aku, Soo Chang... Hei, aku Gong Soo Chang.” Teriak Dong Tak. Bong Song tak terpercaya memilih untuk keluar dari tempat penyewaan komik.
“Dia sungguh tidak mengenalku... Bagaimana jika aku harus hidup sebagai  Dong Tak disisa hidupku? Apa yang akan aku lakukan?” ucap Soo Chang duduk lemas di kursi milik Bong Sook. 

Soo Chang datang ke rumah sakit menemui tubuhhnya, ia mengeluh karen pihak rumah sakit memberinya baju yang usang dan juga kebesaran. Ia seperti masih ingin terlihat keren dengan seragam rumah sakit yang terlihat pas di badanya.
“Ini sangat longgar jadi  dadaku terlihat. Itu sebabnya aku terlihat kurang menawan.. Ahh..  Ini semua karena rambut.  Apa Kalian tidak mencuci rambutku?” ucap Soo Chang mengeluh sendiri melihat tubuhnya hanya terbaring.
“Hei.. Gong Soo Chang... Apa Kau baik-baik saja? Bahkan Bong Sook tidak mengenalku sekarang. Bagaimana jika aku tidak bisa kembali?” ucap Soo Chang kebingungan karena terjebak di tubuh orang lain.
“Lihatlah betapa kurusnya kau... Kau seharusnya banyak makan daging.” Kata Soo Chang lalu menyakin diri agar jangan berpikiran negatif.
“Hei tubuhku, sampai aku kembali, maka kau harus bertahan disini, mengerti? Dan Borgol itu sangat membuatku kesal.” Ungkap Soo Chang melihat tanganya yang masih di borgol dengan tempat tidur. 

Jin An berjalan sambil menerima telp, lalu seseorang berjalan dibelakangnya menanyakan kabar Jin An. Jin An mengaku kalau baik-baik saja dan Selalu positif dan berjalan lurus ke depan. Pria itu pun meminta Jin An agar membalikan badanya. Jin An menurutinya lalu terlihat bahagia memanggil pria itu “Oppa” seperti sudah lama mengenalnya.
“Kau bekerja di semua penjuru Korea, dan Apa akhirnya kembali ke Seoul? Ayahmu adalah Jaksa Agung.  Mengapa dia mengirimmu jauh-jauh?” ucap Jin An akhirnya bertemu di cafe.
“Entahlah. Aku juga tak tahu” kata Si pria. Jin An ingin tahu keadaan ayah kakaknya itu.
“Dia baik-baik saja.. Lain kali kita harus makan malam bersama.” Kata Si pria
“Kedengarannya bagus.  Dia mendukungku selama bertahun-tahun.” Ucap Jin Ah. Si pria pikir ayahnya tidak berbuat banyak.
“Oh, Nona Reporter... Apa Kau menyukai pekerjaanmu?” tanya si pria
“Ya, Tn. Jaksa. Hidup sebagai reporter penuh dengan lika-liku. Lalu Kematian detektif Jo Hang Joon.  Apa Kau tahu siapa Jaksa yang bertanggung jawab? Kudengar Jaksa baru yang menangani kasus ini. Ini menggangguku karena kasusnya ditutup dengan cepat.” Ucap Jin An
Tuan Jaksa mengaku tidak tahu lalu meminta Jin An agar mengatakan padanya kalau membutuhkan bantuan, karena pasti akan membantu. Jin An mengeluh kalau ia tak suka yang seperti ini. 

Soo Chang kembali bertugas, lalu menatap bayanganya di kaca mobil. Sung Hyuk bertanya apakah Dong Tak melihat sesuatu. Soo Chang mengaku tidak lalu merapihkan rambutnya dan melihat kalau  Gaya busana Dong Tak  yang menyedihkan. Sung Hyuk binggung mau kemana Dong Tak. Soo Chang pun masuk ke sebuah toko pakaian.
Keduanya keluar dari toko dengan pakaian yang terlihat fashionnista. Sun Hyuk pun mengatakan “Respect” pada Sung Hyuk. Keduanya pun masuk ke tempat billiard, Soo Chang memangil nama “Kepala Ular” dengan mengejeknya kalau Kerja di bar membuatnya tambah tua. Si pria yang ditemuinya terlihat binggung. 

“Apa Kau tidak berhenti?  Bagaimana kabar para wanita?” ucap Soo Chang seperti mengenal si pria. Tapi pria itu binggung siapa orang menemuinya.
“Ini aku, Gong Soo...Ah.. Aku detektif yang sedang bertugas.” Ucap Soo Chang mengenalkan diri. Si pria pun menyapa dengan sopan karena baru pertama kali bertemu.
“Dimana para wanita itu?  Ho Jeong dan Yoo...” kata Soo Chang. Si pria menyebut nama Yoo Jin. Soo Chang membenarkan.
“Di mana mereka tinggal?.. Ayo Aku akan membelikan mereka es krim.” Ucap Soo Chang membujuk. Si pria menolak dengan tulus.

“Aku ingin bertanya. Siapa yang masuk ke  apotek Tn. Kim di Oksu-dong? Tn. Kim marah-marah ketika tahu hal itu” kata Soo Chang berbisik. Si pria terlihatbingung
“Garibong. Dia ke Garibong... Kau akan menemukan Jjong Gu disana.” Ucapsi pria. Soo Chang binggung bertanya Siapa Jjong Gu.
“Kau sungguh bertingkah seperti... Kau kesini karena Jjong Gu. Dia tidak ada hubungannya denganku.” Ucap si pria ketakutan.
“Aku datang ke sini ingin menemuimu. Mengapa kau bicara tentang Jjong Gu? Hei... Ini aku, coba kau lihat” kata Soo Chang seperti ingin menyakinkan kalau ada jiwa berbeda dalam tubuh Dong Tak. Sung Hyuk hanya bisa menatap binggung.

“Di gang kedua setelah terowongan Garibong, di rumah bata lantai dua berwarna merah. Di situlah Jjong Gu bersembunyi dan Aku tidak bisa memberikan info yang lain.” Kata si pria.
“Detektif Lee, ini aku... Apa Anda tahu pengedar narkoba bernama Jjong Gu?” ucap Sung Hyuk langsung menelp seniornya memberitahu kalau tinggal di rumah merah Garibong.
Soo Chang akhirnya memberikan uang pada si pria agar bisa membelikan es krim untuk wanita yang dimilikinya. Si pria mengucapkan terimakasih. Soo Chang mengaku senang bertemu dengan teman lamanya. 

Soo Chang berjalan ke taman merasa sangat pengap sambil membawa minumanya. Si wanita peramal melihat Dong Tak menyapanya karena ada dibalik pohon. Soo Chang kaget melihatnya. Si Wanita langsung duduk disamping Dong tak berbisik kalau akan turun salju, walaupun Hari ini cukup hangat.
“Kau memakai bunga.” Kata Soo Chang melihat ada dibagian telinga si wanita.
“Aku penyair. Apa Kau suka puisi?” ucap Si wanita. Soo Chang mengaku  tidak suka puisi. Tapi si wanita tetap membacanya

"Abu briket batubar Jangan tendang mereka. Apa kau pernah mencintai seseorang dengan menggebu?"  karya An Do Hyun... Aku adalah Miss Bong.” Ucap si wanita memperkenalkan diri
“Aku Gong Soo Chang... Senang bertemu denganmu” kata Soo Chang tanpa sadar memperkenalkan nama aslinya dalam tubuh Dong Tak.
“Haruskah aku menggambar wajahmu?” ucap Si wanita bergegas mengambil crayon pada dua anak yang sedang mengambar.

“Kau punya banyak pekerjaan... Kau menulis puisi dan menggambar. .. Baiklah kalau begitu. Gambarlah.” Kata Soo Chang membiarkanya.
Si wanita akhirnya mengambar wajah Soo Chang merasa kalau itu memang mirip.  Soo Chang melihat kalau gambar itu memang mirip denganya lalu mengucapkan Terima kasih pada Miss Bong dan pamit pergi, ia seperti tak sadar kalau itu gambar jiwanya.
“Akhirnya dia bertemu dengan pasangan sebenarnya.” Ucap Miss Bong seperti bisa tahu kalau keduanya sangat cocok. 

Soo Chang mengeluh lelucon yang dibuat oleh Miss Bong,  lalu melewati cermin melihat seperti menyadari kalau wajahnya itu adalah Dong Tak dan teringat kalau Miss Bong akan mengambar wajahnya, tapi bukan wajah Dong Tak yang digambar tapi wajah Soo Chang.
“Apa Dia melihat diriku yang sebenarnya?” ucap Soo Chang mengingat Miss Bong kalau gambar itu mirip dengannya. Soo Chang akhirnya kembali berlari ke taman.
“Hei... Kupikir kau pergi saat aku buang air.” Ucap Sung Hyuk melihat Soo Chang baru datang
“Apa Kau lihat wanita yang memakai bunga?” tanya Soo Chang melihat taman sudah kosong. Sung Hyuk bertanya siapa yang dimaksud karena tak melihat siapapun.
“Dia menggambar wajahku... Coba Lihat ini. Ini mirip denganku.” Ucap Soo Chang. Sung Hyuk melihat ponsel kalau Do Kki menelp. 

Mereka akhirnya kembali ke mobil mendengarkan pembicaran Do Kki dan juga Yong Pal. Suaranya seperti terputus-putus, Yong Pal bertanya apakah Mereka punya bukti penting. Do Kii mengatakan Gudang rahasia untuk barang palsu.
“Iya. Ada... CCTV... Daerah itu dekat dengan... Itu terjadi... Itu artinya pasti ada... cuplikan rekaman...”
“Apa yang dia katakan?” keluh Soo Chang. Sung Hyuk meminta Soo Chang agar tak berbicara.
“Siapa itu?.. Jika itu bukan kau... Do Kki, aku tutup.” Kata Yong Pal
Sung Hyuk mengeluh kalau ini jadi tidak berguna, karena Dong Tak yang berbicara. Sung Hyuk pikir kalau ada yang bisa dilakukan dengan suara yang terputus-putus. Sung Hyuk pikir Yong Pal pasti tahu sesuatu dan mereka sekarang tidak punya alasan untuk menangkapnya.
Soo Chang menyuruh Sung Hyuk untuk jalan saja. Sung Hyuk bingung kemana. Soo Chang menegaskan kalau ia adalah ahlinya dan bisa melihatnya nanti. 

Soo Chang masuk ke dalam warnet dengan sangat pandai mengambil ponsel diatas meja lalu dengan sengaja memasukan ke dalam saku jaket Yong Pal. Ia pun duduk sengaja membalikan badan dan menunggu. Seseorang mulai bingung mencari ponselnya dan berusaha menelp.
Yong Pal menyadari ada bunyi suara ponsel, tapi bukan ponsel miliknya. Dua pria pun mencari suara dan menunjuk Yong Pal memegang ponselnya. Yong Pal binggung tiba-tiba ada ponsel di saku bajunya. Akhirnya Soo Chang keluar dari kursinya dan langsung memborgol tangan Yong Pal ditangkap karena telah mencuri.
“Kita terlalu sering bertemu.  Kau mungkin akan bosan padaku.” Ucap Soo Chang. Yong Pal dibuat binggung. 

Yong Pal sudah bungkus dengan plastik dan diberi gambar pada kaosnya bagian organya. Soo Chang datang menemui dokter mengatakan  20.000 dolar per ginjal. Lalu Bola mata masing-masing  seharga 40.000 dolar. Si Dokter binggung tiba-tiba Dong Tak datang padanya.
“Apa yang kau inginkan dariku, Detektif Cha? Aku memang melakukan operasi ilegal,  tapi ini terlalu susah.” Ucap Dokter
“Waktu itu, aku... tidak maksudku... Kau membantu Gong Soo Chang, 'kan? Dimana kesetiaan antar sesama narapidana?” kata Soo Chang.
“Kau memberiku pekerjaan rumah.” Kata Dokter.
“Itu dulu, jadi aku akan lupakan. Aku tidak bisa membiarkan Yong Pal pergi. Dia berbohong kepada polisi dan sangat berani. Jadi Operasikan dia. Kau bisa memBuka tubuhnya lalu campur aduk... Itu keahlianmu.” Ucap Soo Chang. Si dokter makin binggung.
“Apa anestesi akan menyakitkan? Tidak usah khawatir. Dia harus menderita.” Kata Soo Chang. Yong Pal terus bergerak seperti ingin berbicara.
“Kenapa kau berbohong padaku? Aku tadinya berpikir akan menyukaimu.” Kata Soo Chang berjalan pergi. Dokter mengatakan akan melakukannya.
Soo Chang berhenti lalu kembali menemui Yong Pal dan membuka plesternya. Yong Pal memberitahu Penipu yang ditangkap,  bukan pembunuhnya. Soo Chang mengatakan kalau sudah tahu itu dan ingin menutup mulut Yong Pal. Yong Pal menahanya.
“Ada rekaman CCTV pembunuh sebenarnya.” Kata Yong Pal
“Kau berbohong lagi, 'kan? Polisi sudah mengumpulkan CCTV dari toko-toko, kamera lalu lintas, dan tidak menemukan apa-apa.” Ucap Soo Chang
“Tidak, tidak. Ada kamera yang tidak diketahui polisi. Itu sungguh ada.” Ucap Yong Pal.



“Mereka membuat barang palsu di gudang itu  lebih dari lima tahun. Gudang yang memiliki puluhan CCTV dan Hanya itu yang aku tahu. Lalu mengapa jika ada CCTV? Itu pasti merekam ratusan orang.” Kata Yong Pal akhirnya dibebaskan.
“Kau sangat bodoh. Di situlah kita menggunakan  perkiraan waktu kematian. Orang yang terekam CCTV ketika Detektif Cha pergi ke toko adalah  pembunuh sebenarnya. Jadi untuk Sederhana saja. Pergi ke gudang,dan salin rekaman dari waktu itu Lalu kau akan menemukan pembunuhnya.” Kata Dokter Lee
“Aku tidak peduli dengan pembunuhnya. Aku akan membuktikan itu bukan aku. Aku butuh bukti kalau saksi yang  mencoreng namaku itu berbohong.” Gumam Soo Chang.
“Kau tidak tahu siapa yang bodoh sebenarnya. Masalah sebenarnya adalah kau tidak bisa masuk kesana.” Kata Yong Pal. 


Akhirnya mereka berdua pergi ke kantor kejaksaan.  Soo Chan meminta Jaksa agar memilih Perintah pencarian dan penyitaan. Jaksa mengeluh kalau polisi bisa mendapatkan  surat perintah seperti ini dengan Hanya dengan meminta. Soo Chang pikir pria itu adalah Jaksa dalam kasus ini.
“Kau pasti tahu tentang mendiang Jo Hang Joon. Kami menemukan tempat dengan bukti  yang akan membawa kami menemukan pembunuh sebenarnya.” Kata Soo Chang
“Ya, benar, Jaksa. Jika Anda memberi kami surat perintah...” ucap Sung Hyuk menyakinkan dan langsung disela oleh Jaksa.
“Kasus ini akan ditutup  besok sesuai prosedur. Lain kali, jika membutuhkan surat perintah, tetaplah berpegang pada aturan. Jangan merengek meminta bantuan disini.” Tegas Jaksa
“Kenapa kau sangat dingin dan tidak bisa bekerjasama? Ayo temui orang lain... Wah... Aku sudah tahu itu. Aku merasa  sangat kedinginan saat masuk... Itu sebabnya kau perlu  memilih Jaksa yang tepat.” Sindir Soo Chang.
Sung Hyuk dibuat binggung. Soo Chang pikir mereka .pernah bertemu di suatu tempat. Si jaksa terlihat mulai marah mengetahui Dong Tak memang gila jadi meminta agar tetap bersikap sopan dan mengikuti peraturan.
“Bagaimana kita bisa menangkap penjahat  dengan tetap sopan dan mengikuti peraturan? Apa itu sulit? Apa surat perintah itu sulit didapat?” keluh Soo Chang
“Aku sudah menjadi polisi beberapa hari ini,  dan ini pekerjaan yang mengerikan. Aku sudah lama melakukan pengintaian sampai tulang-tulangku sakit. Kami mengikuti penjahat berhari-hari  dan melapor padamu, dan kau menolak untuk  memberi surat perintah. Kita akan kehilangan semuanya. Orang yang tidak bersalah bisa mati. “ kata Soo Chang mengajak Sung Hyuk untuk pergi dan mencari jaksa lain.
“Semakin dipikir, maka aku semakin kesal. Apa Kau tahu... bagaimana rasanya, Disalahkan atas sesuatu  yang tidak kau lakukan? Apa Kau tahu betapa sakitnya itu?” ucap Soo Chang meluapkan emosinya.
Akhirnya Sung Hyuk dan Soo Chang dibawa keluar dari kantor jaksa dengan petugas. Soo Chang kesal meminta agar dilepaskan karena dirinya juga seorang detektif. 
“Aku masih diperlakukan seperti ini  bahkan ketika menjadi detektif. Orang miskin bersalah,  dan orang kaya tidak bersalah!” teriak Soo Chang marah.
“Tn. Oh... Cari tahu tentang Detektif Cha Dong Tak.” Perintah Jaksa. Tuan Oh menganguk mengerti. 

Sung Hyuk dan Soo Chang sampai ke kantor polisi, lalu juniornya itu mengatakan pada Dong Tak kalau akan melaporkan pada  Kepala kalau  menemukan bukti penting jadi memperingatkanagar tidak bisa pergi ke sana sendirian. Soo Chang menganguk mengerti.
“Jangan pernah.” Tegas  Sung Hyuk. Soo Chang seperti pasrah.
“Haruskah aku menyerah dengan masa depanku yang cerah?” jerit Soo Chang dalam hati lalu berpikir sudah tidak ada waktu.

“Apa maksud kalian punya bukti penting?”ucap Jin An tiba-tiba datang. Soo Chang kaget merasa jantungnya tiba-tiba merasa lemah.
“Apa wanita cantik boleh mengagetkan orang?” keluh Soo Chang sambil mengoda.
“Aku masih bisa menuntutmu karena  melakukan pelecehan seksual. Jangan lupa kita punya kesepakatan. Jadi Katakan, apa bukti pentingnya.” Kata Jin Ah. 

Keduanya berjalan di dekat gudang. Soo Chang menemukan tempat yang dicarinya dengan senter, lalu melihat banyak CCTV yang ada di dinding.  Jin An pikir tempat Hang Joon di serang tak jauh jadi pasti terekam. Soo Chang membenarkan.
“Jika aku berhasil masuk,  maka aku bisa mendapat rekamannya.” Ucap Soo Chang
“Kau bilang tidak akan pernah bisa masuk kecuali mereka membuka pintu.” Kata Jin An.
“Aku tidak bilang, tidak pernah... Aku punya kau.” Kata Soo Chang dengan tatapan mengoda. Jin An pun dibuat bingung. 

Di ruangan CCTV
Seorang pria melihat sesuatu yang aneh di depan gudang, seperti orang yang sedang berciuman.  Sementara di depan gudang, Dong Tak seperti sedang mencium Jin Ah, tapi Jin Ah sengaja memberikan jarak saat Dong Tak memikirkan wajahnya dan mereka hanya berakting terlihat seperti orang ciuman.
“Apa Kau pikir mereka akan terkecoh dengan ini?” ucap Jin Ah ragu.
“Tidak bisakah reporter melakukan ini  demi berita utama?” kata Soo Chan mencari-cari kesempatan. Jin An memperingatkan agar Jangan berani menipunya
“Apa Kau tidak dengar suara berdebar-debar?” ejek Soo Chang. Jin An menegaskan kalau itu bukan dirinya dengan sengaja memeluk Dong Tak.
Soo Chang pikir caranya itu seperti asli. Jin Ah binggung Dimana polisi belajar menipu orang. Soo Chang mengaku belajar banyak hal dan kembali bertanya Mana yang tidak disukai Jin An, Detektif atau penipu. Jin An mengeluh kalau ini tak tepat bertanya untuk situasi sekarang.
“Jawab saja. Itu penting bagiku.” Ucap Soo Chang. Jin An menjawab  Detektif.
“Bohong... Kau selalu melihat ke kiri saat berbohong.” ejek Soo Chang
“Apa yang kau lihat?Jangan pikir, aku akan terus  membantu penyelidikanmu.” Tegas Jin An. Soo Chang pikir juga tak akan seperti itu.
“Hanya hari ini... Kita harus mengecualikan hari ini.” Ucap Soo Chang lalu mulai mendekat. 

Saat itu seseorang keluar dari pintu gudang. Soo Chang dan Jin An langsung bersembunyi dibalik dinding.  Mereka akhirnya bisa masuk ke dalam ruangan CCTV. Jin An panik meminta agar Soo Chang bergegas karena sangat takut.
“Menurutmu aku tidak takut? Aku sudah banjir keringatan.” Kata Soo Chang segera mencari rekaman video saat kejadian dan memasukan ke dalam hardisk.
Setelah menyimpan mereka akan bergegas keluar ruangan. Jin An kaget ketika membuka pintu. Soo Chang pun panik karena melihat ada banyak preman dengan membawa balok kayu dan memilih untuk menutup pintu.

Jin An sudah duduk di kursi dengan badan terikat. Soo Chang berlutut di kepung dengan para preman. Si bos akhirnya datang bertanya Siapa yang mengirimnya datang ke gudang. Salah satu anak buahnya memberitahu kalau Dong Tak detektif dari Kantor Polisi Pusat Seoul.
“Apa Kau polisi? Bagaimana kau tahu tentang gudangku?” ucap Si Bos
“Aku tidak tertarik dengan bisnismu, tapi Aku hanya butuh rekaman CCTV.” Tegas Soo Chang yang hanya ingin menghapus tuduhanya.
“Jadi, jika aku membiarkan  kau mengambil itu, maka kau akan menutup mata  terhadap apa yang kami lakukan?!! Jangan berani bohong.” Si bos lalu memerintahkan anak buahnya kalau Dong Tak butuh pemanasan.
“Aku seorang detektif. Apa Kalian tahu apa yang terjadi saat  menyentuh detektif? Dan wanita itu, lepaskan dia.”ucap Soo Chang mulai panik.
“Bagaimana jika dia kabur dan meminta bantuan? Jadi Bunuh dia.” Kata Si bos kejam.
Soo Chang sangat ketakutan lalu tiba-tiba menjerit kesakitan padahal belum ada yang memukulnya. Para preman tahu Dong Tak hanya akting akhirnya memberikan tendangan dan juga pukulan. Jin An berusaha melepaskan ikatan dengan menjatuhkan tubuhnya, lalu menemukan benda tajam dan mencoba motong tali ditanganya.
Jin An membantu dengan mengigit tangan preman tapi malah ia terjatuh. Soo Chang berteriak marah mencoba melawan, tapi malah kena pukul. Ia melihat ada darah ditanganya, teringat kecelakaan yang dialami dengan ayahnya yang mengeluarkan banyak darah.
Beberapa kali Soo Chang kena pukul dan akhirnya Jiwanya keluar dari tubuh Dong Tak. Saat itu memory Dong Tak kembali saat menangkap Soo Chang  karena  membunuh seorang detektif. Lalu Soo Chang mengatakan sungguh tidak melakukannya. Dong Tak membuka matanya, Jin An panik berlari ke arah Dong Tak.
“Detektif Cha, kau baik-baik saja?” ucap Jin Ah. Dong Tak seperti baru sadar binggung karena Jin Ah ada bersamanya.
“Apa yang kau bicarakan? Apa Kau baik-baik saja?” kata Jin An  dan akhirnya berjalan keluar bersama Dong Tak.
“Astaga, ini menakutkan.” Ungkap Soo Chang akhirnya ikut sadar kalau sudah keluar dari tubuh Dong Tak. 


Dong Tak melihat Jin An bertanya apakah terluka. Jin An mengaku baik-baik saja tapi khawatir melihat Dong Tak.  Soo Chang dari kejauhan seperti tak percaya kalau keluar dari tubuh Dong Tak sekarang. Dong Tak mengaku tidak tahu apa yang terjadi jadi meminta Jin An bisa membantunya.
“Bisakah kau menjauh 20m dariku?” kata Dong Tak. Jin An menyetujuinya dengan berjalan menjauh
“Baiklah, kedengarannya bagus. Ayo tinggalkan wanita itu dari  pertarungan para pria.” Kata si bos.
“Terima kasih, tapi sepertinya tadi pertarungan sepihak.” Kata Dong Tak. Si Bos pikir Dong Tak akan membuatnya dua pihak
“Aku di sini bukan untuk bersenang-senang dengan kalian. Bisakah salah satu dari kalian  menjelaskan situasi ini padaku?” kata Dong Tak.
“Tidak ada yang diperlu dijelaskan. Kau takut seperti bayi. Kurasa kau malu didepan wanita itu.” Kata Si bos mengejek.
Soo Chang mengaku tidak takut karena hanya menonton. Salah satu pria maju, Dong Tak langsung memberikan pukulan dan si pria jatuh pingsan. Soo Chang tersenyum bahagia karena semua pasti tamat sekarang. Jin An melihat dari kejauhan. Dong Tak bisa mengetahuinya, mengatakan kalau sudah memperingatkan sebelumnya.
“Detektif Korea belajar lebih  dari 20 beladiri, termasuk taekwondo, hapkido, judo, dan kendo. Kami tahu bagaimana cara mematahkan kaki. Jadi Masing-masing dari kalian bisa pilih. Aku akan memilih bagian yang ingin dipatahkan.” Ucap Dong Tak.
Dong Tak melawan semua preman dengan membabi buta, Jin An sempat ketakutan melihatnya. Si bos pun hanya tinggal sendiri menghadapi Dong Tak, tapi hanya dengan satu pukulan membuatnya jatuh pingsan.  Soo Chang dengan bangga mengatakan Jangan berani melawannya. Dong Tak memegang tangan Jin An mengajaknya untuk keluar. 

“Tuan Gong, seorang pria dengan lima  tuduhan penipuan, diketahui tidak ada kaitan dengan  kasus pembunuhan detektif. Kantor polisi harus  memulai penyelidikan ulang, namun berkat investigasi  yang dilakukan detektif,”
Kepala Jaksa menonton berita yang dibawakan Jin An seperti kecewa. Teman Jin An yang jaksa masuk ruangan seperti tak bisa berbuat apa-paka karena Jin An yang membawakan berita.
“maka reputasi mantan narapidana yang hampir dituntut sebagai pembunuh,  telah diselamatkan. Dilaporkan dari Kantor Polisi Pusat Seoul, NBC News, Song Ji An.”
Jin Ah selesai  membuat berita berpikir melakukannya sekali lagi, sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Dong Tak mengirimkan pesan “Aku punya beberapa pertanyaan. Apa Kau ada waktu hari ini?”


Dong Tak datang menemui Soo Chang yang masih terbaring, teringat dengan sebelumnya bertanya apakah memang bukan pelakunya. Soo Chang menegaskan dirinya memang penipu tapi bukan pembunuh!
“Aku minta maaf karena tidak mempercayaimu saat itu.” Ucap Dong Tak. Soo Chang yang berada di samping ruangan mulai berkomentar.
“Ya, aku yakin kau pasti minta maaf. Jika kau percaya padaku, maka aku tidak akan terbaring di sana. Jadi merasa bersalahlah  sampai mati... Ah... Tidak, bahkan setelah kau mati.” Komentar Soo Chang
“Waktu kunjungan sudah habis.” Kata perawat datang. Dong Tak akan keluar dari ruangan.
“Pasien lain di sini sedikit ribut.” Keluh Dong Tak. Si perawat membuka tirai  dan binggung karena Tempat ini kosong. Soo Chang binggung ternyata Dong Tak bisa mendengar ucapanya.


Dong Tak kembali ke kantor membuka hard disk dan bisa melihat seseorang menikamnya dengan pria mengunakan helm. Ia memperbesar gambar dan melihat ada tatto dibawah leher. Dong Tak mengeluarkan korek milik Hong Joon yang ingin diberikan padanya.
“Hang Joon Hyung... Siapa yang telah merampas hidupmu?” kata Dong Tak sambil mengingat saat bersama dengan seniornya sebelumnya melihat orang yan mengunakan helm berpapasan denganya.

“Kita dapat info kalau dia ada di sini jadi harus menangkapnya.”kata Hang Joon.
“Siapa yang mencoba membunuh kami?” kata Dong Tak berusaha untuk menebaknya.
Ia mengingat ucapan Dong Ki “Kau bersikap aneh beberapa hari terakhir, jadi kami pikir kau gila.” Lalu menatap kalender didatas meja. Ia mengingat seperti tersadar melihat Jin An ada dalam gedung.  Dong Tak pun heran dimana dan siapa dirinya saat itu, dan Apa yang terjadi dengannya. 


Soo Chang masuk ke dalam kantor polisi, yakin karena  detektif itu  mendengar suaranya jadi mungkin bisa membantu. Ia merasa mulai frustrasi lalu melihat tiba-tiba lampu di lorong mati dan hanya lampu remang-remang mengunakan genset.
Dong Tak dalam ruangan pun binggung, lalu dari arah belakang seseorang pria mengunakan hel mendekatinya. Soo Chang panik melihat dari depan pintu. Dong Tak pun bisa merasakan ada orang yang datang.
Bersambung ke episode 6

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar