PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 04 Januari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 9 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Bibi Lee mengeluarkan semua tanaman akar yang kering diatas meja lalu memanggil Tuan Park kalau membawa banyak ramuan obat yang hebat. Tuan Park sedang melihat guci mengaku baik-baik saja jadi akan menganggap ini sebagai sumbangan dan Bibi Lee bisa membeli makanan enak.
“Kau dimana?” ucap Bibi Lee mencari Tuan Park dengan membawa nampan menuruni tangga
“Apa yang kau lakukan di tempat penyimpanan seperti ini?” ucap Bibi Lee. Tuan Park mengeluh karena Bibi Lee tidak seharusnya berada di sini.
“Coba ini, minuman Ini membantu sirkulasi darahmu, dan memberimu lebih banyak sel darah. Kau akan merasa berbeda setelah minum satu mangkuk. Ini akan segera menghangatkanmu.” Ucap Bibi Lee. Tuan Park pun muai meminumanya.
“Kau pasti memiliki hobi mengumpulkan barang usang.”ejek Bibi Lee. Tuan Park marah dianggap sebagia barang Usang
“Ini mungkin bernilai setidaknya 10 apartemen.” Kata Tuan Park lalu memuji kalau minuman yang dibuat oleh Bibi Lee wanginya harum. Bibi Lee hanya bisa melonggo mendengarnya. Tuan Park menyuruh Bibi Lee pergis aja.
“Kalau begitu ini pasti barang antik mahal, Kau pasti sangat kaya.” Ucap Bibi Lee. Tuan Park membenarkan dengan nada bangga dan sombong. 


Saat itu Tuan Park akan membuka sebuah kotak, tapi kesusahan, Bibi Lee akan membantu membukanya tapi malah membuat isinya berhamburan dilantai. Tuan Park terlihat marah padahal ia membuka dengan sarung tanganya dan sangat hati-hati.
Flash Back
Sharon bermain mahyong mengaku Sudah lama sekali tidak memainkan nya dan tidak berjalan dengan baik. Tuan Park remaja berpikir kalau Sharon ingin jadi penulis jadi Bagaimana tahu cara bermain mahjong. Sharon mengaku kalau dirinya seorang penulis, jadi perlu tahu hal-hal ini.
“Tokoh utamanya pasti pemain mahjong.” Ucap Sharon. Tuan Park bertanya Bagaimana sharon tahu itu.
“Dahulu bisnis berjalan lancar di Gunsan. Suatu musim dingin, orang berkumpul untuk bermain dengan taruhan tinggi setiap malam di sebuah pub dekat sebuah kereta api. Dua pria misterius tiba-tiba datang” dan memenangkan setiap putaran.” 
Saat itu Sharon dan Baek Hee merubah gaya menjadi seorang laki-laki tampan bermain bersama.  Sementara Tuan Park yang mendengar cerita Sharon berpikir kalau seperti Penipuan perjudian. Sharon pikir bukan tapi Itu semua tentang keterampilan.
“Mereka sudah berlatih selama 100 tahun. Jadi Siapa yang bisa mengalahkan mereka? Mereka belajar bahasa Cina dan punya toko pangsit. Mereka bermain mahjong untuk menghilangkan kesepian.” Cerita Sharon

“Siapa yang melakukan itu?” tanya Tuan Park. Sharon mengaku kalau ia  yang melakukannya.
“Maksudku, mereka berdua.” Ungkap Sharon tak ingin kelepasan.
Saat itu Sharon dan Baek Hee dikepung oleh pria karena membawa uang banyak dikoper. Baek Hee bisa melawan semua pria dengan jurus yang dimilikinya. Sharon hanya diam saja, sampai seorang pria mengejek karena tidak mencoba melarikan diri.
Sharon akan pergi tapi topinya ditarik dan terlihat rambut panjangnya. Si pria melihat Sharon adalah perempuan dan akan akan membunuhnya, Baek Hee bisa melumpuhkan dari belakang lalu mengajak Sharon pergi dengan membawa topinya.

“Mereka membeli tanah dengan uang itu dan juga menyumbang pada kelompok kemerdekaan. Hidup mereka dikutuk. Tapi terkadang itu terasa menghibur. Bila waktu berubah, mereka berubah menjadi pedagang dari penjudi.”


Sharon dan Baek Hee duduk dengan gaya yang berbeda mengunakan kacamata untuk menyamar dan bertemu dengan dua orang pria. Sharon menceritakan kalau  kali ini lebih ke penyelundupan daripada perdagangan yaitu secara ilegal menjual barang-barang yang dibawa oleh penyelundup dengan truk di larut malam. Baek Hee pun melihat tumpukan uang dari hasil kerjanya.
“Antibiotik, pembunuh rasa sakit, perasa dan kosmetik buatan sangat populer. Permintaannya sangat tinggi. Kemudian mereka bisa menghasilkan uang besar lagi. Mereka memiliki banyak lahan, meskipun ada beberapa diambil alih oleh para pengembang. Sekali lagi, mereka mencoba menjalani kehidupan baru. Dua karakter utama.” 

Sharon akhirnya masuk ke tempat jahitnya dan akhirnya menjadikan dirinya sebagai designer, lalu  bertanya apakah ceritanya menyenangkan. Tuan Park yang bertopang dagu merasa kalau Kedengarannya seperti novel yang membosankan oleh seorang penulis pengkhayal. Sharon pikir benar karena Betapa hidup yang menggelikan.
“Ini adalah blok mahjong yang beruntung dan Ini semua milikmu sekarang. Lakukan apapun yang kau bisa untuk menjadi kaya, Chul Min.” Pesan Sharon. 

Bibi Lee panik melihat semua mahyong yang bertaburan, lalu menanyakan keadaan Tuan Park. Tuan Park mengatakan kalau harus membangun itu apartemen studio tidak peduli apapun dan harus lebih kaya Bahkan lebih, seperti teringat pesan Sharon. 

Ji Hoon berjalan di lorong dengan jasnya, Sharon meminta agar Ji Hoon bisa putar. Ji Hoon kembali berjalan dengan pundak di tinggikan seperti ingin seperti Soo Ho. Sharon meminta Ji Hoon agar  Berjalan dengan lebih percaya diri dan sombong karena Dengan begitu pakaiannya akan menonjol.
“Kenapa kau melakukan ini padaku?” tanya Ji Hoon heran
“Kau tidak bisa kalah melawannya dengan pakaian. Kau harus bertarung dengan pakaian yang lebih baik. Sekarang, coba balik lagi.” Ucap Sharon.
Ji Hoon pun berjalan kembali di lorong, sepasang kakek dan nenek bertanya siapa pria itu karena tidak terlihat seperti pacarnya. Seung Hoo pikir kalau Ji Hoon sebagai model baru dan terlihat bodoh. Sementara si nenek melihat Ji Hoon itu tampan.
“Aku tidak bodoh!” kata Ji Hoon kesal. Sharon akhirnya meminta Ji Hoon kembali mendekat.
“Mari kita lihat setelan sebenarnya untuk pertunjukan itu. Kau harus membawa Hae Ra menjauh dari Moon Soo Ho..” Ucap Sharon 


Di sebuah pemeran travel, Ji Hee dan Ketua Tim duduk didepan meja menyambut semua pelanggan yang akan mengikuti tour mereka. Sementara Hae Ra melihat maskot yang menari diepan anak-anak.
“Jika kau melakukan ini, kau akan mendapat perhatian penuh.” Ucap Si pria membuka kepala boneka.
“Bisakah kau melakukannya? Aku tidak bisa melakukan ini” pikir Hae Ra. Si pria meyakinkan kalau Hae Ra bisa melakukanya. Hae Ra mengaku tak bisa, tapi akhirnya bisa menari dengan lincah menghibur anak-anak yang menonton. 

Soo Ho berjalan masuk dengan Sek Han dan pegawai pegawainya, Hae Ra panik melihat Soo Ho tapi teringat kalau dirinya mengunakan kepala Boneka. Kepala Tim terlihat senang meliaht Soo Ho mengucapkan terima kasih telah datang jauh-jauh,
“Apa kalian semua pergi untuk perjalanan bisnis di tahun baru?” tanya Ketuan Tim. Soo Ho mengaku Tidak.
“Ini adalah bonus dari presiden kami.” Ucap salah satu pegawai, Ketua Tim kaget
“Tandatangani namamu satu per satu.” Pinta Soo Ho. Ketua Tim memuji kalau Perusahaan Soo Ho luar biasa dan CEOnya juga keren.
“Apakah ada karyawan di sini bernama Jung Hae Ra?” tanya Soo Ho. Ketua Tim sempat gugup mengatakan kalau Hae Ra ada dalam timnya, Hae Ra sengaja bersembunyi untuk mendengar ucapan Soo Ho.
“Aku punya banyak masalah karena dia.” Kata Soo Ho. Ketua Tim kaget bertanya apa yang sudah dilakukan Hae Ra.
“Kami telah sdar kalau begitu banyak memanggilnya untuk bertanya tentang paket perjalanan Dia bahkan tidak menghela nafas sekali pun. Dia menjelaskan dengan baik, padahal dia adalah Seorang manusia bukan mesin. Jika ada pelanggan gila, dia bisa mengeluh tentang mereka. Aku berterima kasih perjalanan bonus untuk karyawanku ini bisa terjadi.  Ini semua berkat dia. Aku telah menghabiskan banyak uang untuk tahun baru ini.” Ucap Soo Ho
“Dan terima kasih, penjualan kami naik.” Kata Ketua Tim terlihat bisa bernafas lega.
“Aku merekomendasikan dia untuk karyawan bulan ini. Jika kau tidak menjadikannya karyawan bulan ini, Aku akan menariknya ke perusahaanku.” Ucap Soo Ho.
Ketua Tim menganguk mengerti dengan senyuman, Soo Ho menegaskan kalau ucapanya tidak bercanda.  Ketua Tim mengatakan tidak bisa membiarkan Soo Ho  mengambil kartu utama timnya.
“Jika kau benar-benar ingin mempekerjakannya, maka tolong sewa semua timku.” Kata Ketua Tim. Saat itu direktur melihat Hae Ra bukan berkerja malah menguping lalu menyuruh pergi kalau Ada anak-anak di pintu masuk.
“Halo, Pak... Bukankah kau Pak Moon yang sedang mengerjakan Proyek Kota Seoul?” ucap Direktur menyapa Soo Ho
“Dia adalah direktur utama.” Kata ketua Tim memperkenalkan
“Aku Lee Dong Soo.. Senang bertemu denganmu.” Kata Direktur Lee, Soo Ho pun dengan sengaja menjabat tangan Direktur Lee dan juga meremasnya seperti ingin membalas dendam untuk Hae Ra. 

Soo Ho akhirnya berjalan sendirian mengambil beberapa brosur, Hae Ra dengan baju maskotnya sengaja menghadang Soo Ho lalu melambaian tangan dan memeluknya. Soo Ho sempat bingung lalu membiarkanya, setelah itu beranjak pergi.
Hae Ra masih berdiri untuk menghibur, Soo Ho melihatnya lalu mengambil setangkai bunga mawar di papan peresmian lalu memberikan pada Boneka maskot. Hae Ra sempat kaget dan menerimanya. Soo Ho pun berjalan pergi. Hae Ra membuka kepala boneka dengan keringat yang mengucur.
“Aku mencintaimu...” ungkap Soo Ho menengok kebelakang, seperti sudah tahu kalau Hae Ra dengan baju maskot. Hae Ra hanya menatap kaget dan bisa sedikit tersenyum. 

Sharon merapihkan baju Ji Hoon, Ji Hoon pikir  Ini terasa sedikit berbeda, Sharon menjelaskan Pakaian meninggalkan panas tubuh pemiliknya adi mencampuradukkan panas tubuhnya saat membuatnya. Jadi Ji Hoon tidak bisa mengatakan bahwa pakaian tidak berjiwa.
“Apa kau mendapatkan skor rendah di ujian masuk perguruan tinggi?” ejek Ji Hoon
“Bajuku punya kekuatan. Mereka bergerak sesuai kehendakku.” Jelas Sharon
“Apa itu berarti kau bisa mengendalikan seseorang saat dia memakai pakaianmu?” kata Ji Hoon
“Tidak persis seperti itu. Tapi aku bisa menyampaikan keinginanku melalui pakaian. Ini tidak bekerja dengan baik pada Hae Ra sekalipun.” Kata Shron. Ji Hoon tertawa mendengar
“Kau berada di luar tembok. Itu menarik.” Ungkap Ji Hoon. Sharon terlihat senang karena dianggap menaik. Ji Hoon pun seperti terpaksa memujinya. “Aku akan membuat kemeja untuk Pak Moon. Bisakah kau memberikannya kepadanya seolah-olah kau menyiapkannya?” ucap Sharon.
Ji Hon menganguk setuju, Sharon mengajak mereka minum bersama. Ji Hoon pun mengajak pergi karena Sharon sudah memberikan setelan jas jadi akan mentraktir untuk makan malam. Sharon pun mengikutinya. 


Sharon melihat restoran yang dipilih Ji Hoon adalah restoran yang mahal, padahal terlihat miskin. Ji Hoon pikir mereka bisa jujur satu sama lain dengan memberitahu kalau Pelanggan VIPnya terkadang memberi voucher hadiah dan tiket makan di tempat ini dan pelanganya biasa datang.
“Aku tidak akan khawatir kalau begitu.” Ucap Sharon
“Mengapa kau menyukai Pak Moon?” tanya Ji Hoon penasaran
“Aku dan dia tampaknya berbagi takdir. Sepertinya dia adalah suamiku dalam kehidupanku sebelumnya” ucap Sharon percaya diri. 

Gon datang menyapa Ji Hoon, memberitahu kalau sengaja datang untuk makan malam bersama ayahknya karena suka makan di sini. Ji Hoon menganguk mengerti, Sharon sempat menoleh hanya melihat bagian belakang Tuan Park.
“Aku khawatir jika mengganggumu.” Kata Gon. Ji Hoon mengaku tidak sama sekali.
“Aku di sini untuk makan malam bersama kenalanku. Dia adalah seorang desainer.” Kata Ji Hoon memperkenalkan Sharon
“Dia tidak merancang setelan ini, kan?” kata Gon. Sharon memberitahu kalau memang mercancangnya.
“Kau terlihat sangat berbeda hari ini. Aku membawa sebotol anggur yang bagus. Jadi akan memberi  masing-masing segelas jika kau mau.” Ucap Gon. Ji Hoon pun mengucapkan terimakasih
“Kita akan minum setelah ini. Bergabunglah dengan kami jika kau tidak keberatan. Kau boleh membawa ayahmu.” Ucap Ji Hoon. Gon pikir akan bertanya padanya lalu kembali menemui ayahnya.
“Dia juga tertarik pada Pak Moon, jadi mungkin bisa membantu kita.” Bisik Ji Hoon pada Sharon. 
Tuan Park bertanya pada Gon apakah mengenal mereka. Gon malan balik bertanya apakan Ayahnya menginginkan pakaian baru, karena baru saja menemukan seorang desainer yang terampil. Tuan Park pikir Jangan buang uang untuk barang-barang yang tidak berguna.
“Pakaian hanya untuk menutupi tubuhmu. Kau tidak perlu pakaian desainer.” Ucap Tuan Park. Gon pun hanya bisa terdiam.


Baek Hee duduk diam di dalam rumahnya, seperti mengingat kejadian masa lalu yang menukai bayi tak berdosa menjadi bayi pelayan.
“Aku telah berdosa karena kebodohan manusia. Aku ingin menusukkan belati sebagai ganti air mataku.” Ucap Baek Hee.
Saat bertemu dengan Sharon memberitahu kalau tidak bisa mati dan itu adalah kutukan dengan melihat penantian panjang. Lalu ia bertemu dengan Soo Ho mengatakan kalau akan memperoleh semua keinginannya, seperti ingin menebus dosanya.
“Batas antara sesuatu yang bisa kau lihat dan sesuatu yang tidak bisa kau lakukan telah runtuh. Berilah kami kebijakan. Tolong selamatkan kami dari lubang ini dimana kami tidak menjadi tua atau mati. Tolong selamatkan kami.” Ucap Baek Hee berdoa dengan menyalakan lilin lalu keluar dari rumahnya. 

Baek Hee pergi ke tempat penyimpanan buku-buku kuno, merasa yakin kalau Jeom Bok pasti sudah menulisnya dalam bahasa Korea, tapi tak bisa menemukan dalam buku-buku yang dituliskan dalam bahasa china.
“Jeom Bok... Tolong bantu aku.” Ucap Baek Hee dan tanpa sadar seorang pria duduk didepan toko buku sambil mengambar. Wajahnya terlihat seperti Jeom Bok jalan dulu dan tanganya terlihat sangat pandai mengambar diatas kain putih. 

Soo Ho memberikan tanda di atas petanya, mulai dari toko buku, Tempat Pemandian, Yoon Dal Hong. Lalu ia menatapnya seperti ada sesuatu yang dipikirkan. Seseorang masuk ke dalam ruangan Soo Ho dengan sengaja menaruh beberapa permen untuk bosnya.
“Ayah... Aku mendapat satu poin dari Moon Soo Ho.” Ucap Gon. Tuan park heran apa yang bicarakan anaknya dan Gon memberikan sebuah amplop dengan bertuliskan Yoon Dal Hong
“Aku mendapatkan hak permukaan di atas tanah yang ia rencanakan sebelumnya. Itu adalah tanah kosong di ujung Geumseong-dong.” Ucap  Gon bahagia.
“Kau bilang Geumseong-dong? Siapa pemiliknya?” tanya Tuan Park
“Namanya Yoon Dal Hong. Orang tua ini lama tinggal di kota.” Cerita Gon
“Mengapa kau menangani masalah ini sendiri? Apakah dia tahu kalau kau anakku?” kata Tuan Park dengan nada tinggi dan terlihat panik.
“Aku sama sekali tidak menyebutmu. Apakah Ayah mengenalnya?” kata Gon bertanya. 
Flash Back
Tuan Park menunggu di mobil, Yoon yang masih muda masuk dan langsung diberikan sebuah amplop. Tuan Park memberitahu kalau itu Seperti yang diinginnya dan sudah cukup untuk membeli rumah dan luas tanah 330m2. Tuan Yoon pun mengucapkan terimakasih
“Aku tidak tahu apa-apa.. Aku tidak memberikan apapun disekitar tempat itu hari itu. Aku tidak melihat apa-apa.” Ucap Tuan Yoon. Tuan Park menyuruh diam saja.
“Kau juga tidak melakukan kesalahan. Kau tidak tahu ada seseorang di sana.” Kata Tuan Yoon
“Jika kau ingin menyimpan rumah dan tanahmu, maka kau harus tutup mulut.”tegas Tuan Park
“Bagaimanapun, kabar tentang menghancurkan laboratoirum, menggantinya dengan apartemen bukan hanya rumor, kan? Apa kau mendapatkan uang ini dari mereka?” tanya Tuan Yoon.
Tuan Park terlihat marah dan tak ingin membahasnya. Tuan Yoon pikir hanya bertanya-tanya apakah harus membeli apartemen. Ia juga tahu kalau Tuan Park adalah orang yang menakutkan jadi akan membungkuk sangat rendah dan akan mengabaikanmu bahkan saat melihatnya di jalan lalu bergegas meninggalkan mobil mengucapkan Selamat tinggal. 



“Tidak mungkin Soo Ho mengenalnya. Apa ini hanya kebetulan?” pikir Tuan Park. Gon melonggo binggung melihat ayahnya.
“Berapa banyak yang kau bayar?” tanya Tuan Park. Gon menjawab kalau ini jumlah yang bisa dipersiapkan.
“Aku akan memperkenalkanmu pada seseorang yang kukenal jadi Jual saja padanya” kata Tuan Park. Gon langsung menolak
“Aku melakukan ini sendiri.” Tegas Gon. Tuan Park kesal karena menyuruh menjual jadi lebih baik lakukan saja dengan mengeluh kalau jadi tak nafsu makan.

Ji Hoon membahas kalau Desainer biasanya hanya mendesain... pakaian pria saja atau wanita saja dan ingin tahu bagaimana Sharon bisa belajar melakukan keduanya. Sharon mengaku jenius dan juga punya banyak waktu.
“Kalau aku boleh bergabung denganmu, maka Aku akan mentraktir makan malam.” Ucap Gon dengan membawa botol anggur ditanganya. Ji Hoon pun mempersilahkan duduk. 

Ketiga berjalan bersama seperti teman. Sharon mengajak merkea pergi bar LP kesukaannya selanjutnya dan dengarkan lagu-lagu sedih. Gon mengaku suka lagu sedih dan bertanya Dimana itu. Sharon pikir  setelah itu, bisa minum di tempatnya karena punya deodeok yang berusia 120 tahun.
“Astaga, itu sama bagusnya dengan obat apapun.” Pikir Gon. Ji Hoon kesal karena Sharon tidak memberinya apapun kemarin dan kecewa. Keduanya hanya tertawa lalu berjalan pergi. Ji Hoon pun mengikutinya dari belakang. 

Soo Ho menyusun kue seperti baru dibakar lalu memberikan taburan gula halus diatasnya, setelah itu menyusun youghurt dengan buah strawberry dan juga blueberry, seperti sudah siap menyambut seseorang tapi orang yang ditunggu tak juga datang.
Hae Ra akhirnya pulang larut malam melihat Soo Ho yang duduk diruang tengah sambil membaca buku.  Soo Ho melihat Hae Ra yang pulang dan benar-benar terlambat. Hae Ra mengaku harus menyelesaikan pekerjaan itu dan tidak bisa melakukannya karena pameran.
“Kenapa kau tidak tidur?” tanya Hae Ra. Soo Ho mengaku kalau  menunggunya. Hae Ra mengejek Soo Ho yang bodoh, tiba-tiba Soo Ho memberikan bahunya agar Hae Ra bersandar. Hae Ra pun tanpa malu merangkul lengan Soo Ho dan menyadarkan kepalanya.
“Ini sangat nyaman, Aku memikirkan ini ini dalam perjalanan pulang. Aku harus pindah.” Ungkap Hae Ra. Soo Ho bertanya kenapa berpikiran seperti itu.
“Karena aku mulai menyukai Moon Soo Ho, lebih dan lebih. Jika ini berlanjut, maka Kurasa aku akan mulai bergantung dan bersandar padamu. Aku tak suka itu. “Akui Hae Ra
“Kau bisa bergantung dan bersandar padaku..” Ucap Soo Ho
“Kau tak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup Aku akan berakhir seperti orang idiot.” Pikir Hae Ra
“Aku adalah pengajarmu, jadi Kau tak akan pernah menjadi idiot.” Ungkap Soo Ho
“Apa Kau tahu,kadang-kadang kau bisa benar-benar jahat. Seolah-olah kau sedang bermain dengan hatiku yang lugu. Aku tak ingin sepenuhnya mempercayaimu.” Ucap Hae Ra menatap Soo Ho lalu akan beranjak pergi, Soo Ho menahan Hae Ra agar tetap duduk.
“Aku terluka karena aku menyukaimu sejak kecil. Aku menghasilkan uang untukmu Dan aku kembali ke sini untukmu. Kau dapat mempercayaiku. Saat kau berkencan denganku, maka Kau bisa belajar bahwa ada seorang pria yang bisa kau percaya.” Kata Soo Ho menyakinkan.
Hae Ra sempat terdiam lalu memberikan kecupan di bibir Soo Ho, keduanya terlihat gugup sampai akhirnya Hae Ra akan pergi mengucapkan selamat malam. Soo Ho menarik Hae Ra dan langsung menciumnya seperti melampiaskan perasaan semenjak remaja.
Bersambung ke episode 10


 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar