PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 15 Februari 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 6 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Tae Ri akhirnya mengantikan Da Seul sebagai model iklan dan keduanya memberikan pose yang bagus pada produknya dengan terlihat sangat dekat. Setelah selesai pemotretan, Soo Ho langsung pergi begitu saja.   Tae Ri langsung memanggil karena Soo Ho yang terus mengabaikannya.
“Pasti ada alasannya kenapa, 'kan? “ ucap Tae Ri. Soo Ho pikir kalau  Tae Ri yang bisa mengabaikannya juga.
“Kau akhirnya berbicara denganku..  Penampilanku hari ini pasti sangat mengejutkan.” Kata Tae Ri pada Soo Ho dan juga Manager Kim
“Apa rencanamu? Kenapa kau begini?” tanya Soo Ho seperti sangat enggan dengan tingkah Tae Ri.
“Soo Ho, kita harus akur... Jangan seperti ini padaku.” Kata Tae Ri. Soo Ho pikir itu Mudah baginya untuk berpura-pura akur.
“Yahh.. Benar juga... Kau 'kan aktor hebat...” ejek Tae Ri. Soo Ho bertanya Apa itu yang dibutuhkan Tae Ri.
“Apa Kata-kata itu biasanya diucapkan CEO Nam? Kau bilang "Apa itu yang kau butuhkan?" Kalian berdua kedengarannya sudah  seperti keluarga sejati saja. Benar'kan, Ahjussi?” ucap Tae Ri mengejek. Soo Ho tak berkomentar memilih untuk segera pergi. 


Geu Rim menelp Direktur Kang kalau lagi di lokasi pemotretannya. jadi jangan khawatir. Direktur Kang memuji Geu Rim yang pinta bicara memerintahkan sebaiknya terus mengikutinya dan bawa Soo Hoo datang  tepat waktu. Geu Rim yakin akan segera kembali ke Seoul jadi Direktur Kim Jangan khawatir. Direktur Kang menutup telp bertanya-tanya keberadaan Tuan Lee sekarang. 

Seung Goo melihat hadiah yang akan diberikan Tuan Lee hari ini seperti tak percaya dan bertanya apakah Tidak ada tamu lagi dan Hanya Ji Soo Ho selama dua jam. Tuan Lee pikir Seung Goo juga harusnya mencoba jangan mengandalkan idol dan hadiah dan Fokus saja pada nilai sebenarnya radio.
“Apa Kau pikir cuma kau yang yang tahu nilai sebenarnya dari radio? Kalau bukan, apa semua yang kau bilang itu salah? Kenapa kita harus pakai idol? Kenapa kita harus buang-buang uang  untuk beli hadiah?” ucap Seung Goo
“Ya, kenapa??.. Ini trik yang murah... Begitulah cara kau menghancurkan radio.” Kata Tuan Lee santai
“Kau bilang Menghancurkan radio? Kita harus menarik generasi muda, Dunia telah berubah. Kau tidak bisa menargetkan kelompok masyarakat yang sudah ada sebelumnya. Bagaimana nanti?” ucap Seung Goo. Tuan Lee hanya diam saja menatapnya.
“Biar kukatakan perkataanmu agar kau ingat. Jika kita ingin radio tetap bertahan, selagi bumi ini hidup dan bernafas maka kita harus menarik generasi muda. Kita harus menunjukkan mereka bahwa kita punya konten yang mereka sukai bahwa radio itu bagus sekali!” tegas Seung Goo memperingati.
“Yah.. Kau benar... Yang kau bilang itu benar... Jadi Aku akan mempertimbangkannya... Terima kasih temanku. Dan Juga, jangan sentuh mejaku, dasar sialan.” Ejek Tuan Lee lalu keluar dari ruangan. 


Soo Ho menunggu diparkiran, Manager Kim memberitahu  merkea harus kembali ke Seoul sekarang. Soo Ho menyuruh keduanya pergi dulu saja karena akan pergi dengan Penulis Song. Tae Ri pikir kalau Soo Ho lebih baik Abaikan saja.
Saat itu Geu Rim datang dan langsung meminta Soo Ho agar masuk ke dalam ruangan. Soo Ho segera masuk, saat itu Tae Ri menatap heran seperti bisa melihat yang siapa yang mengemudikan mobil dengan Soo Ho. 

Keduanya berada didalam mobil, dan siaran Radio memberitahu “Peringatan akan adanya turun salju lebat  telah diumumkan untuk Provinsi Gangwon Banyak kecelakaan yang menyebabkan kemacetan.” Geu Rim panik karena keadaan makin gawat karena awan salju dari Seoul tengah menuju ke Provinsi Gangwon.
Geu Rim panik karena macet yang cukup panjang, Soo Ho melihat Geu Rim dan melihat kalau Seoul  masih 125km dan kemacetan terjadi Ada kecelakaan di depan jalan. 

Geu Rim akhirnya menelp Tuan Lee bertanya apa yang harus dilakukan,  berpikir Pasti ada kecelakaan dan Jalan jembatan ditutup jadi terjebak macet. Tuan Lee bertanya apakah Geu Rim itu tidak bisa datang. Geu Rim bingung menjelaskan. Tuan lee meminta agar Geu Rimengatakan Ya atau tida.
“Aku tidak bisa memastikan, tapi sepertinya kami tak bisa datang.” Ucap Geu Rim.
“Hei. Kau punya rekaman siaran, kan? Setidaknya ada minimal satu rekaman cadangan, kan?” kata Direktur Park lalu merampas ponsel dari tangan Tuan Lee.
“Hei, Song Geu Rim. Kau bilang aku tidak perlu khawatir dan katamu kau akan membawa dia kemari!” kata Direktur Park marah
Saat itu juga Tuan Lee sibuk menelp seniornya dari telp kantor, meminta agar mengirim mobil siaran dari Chuncheon. Direktur Park berteriak mengancam Geu Rim yang ingin dipecat. Tuan Lee kembali berbicara pada Geu Rim menanyakan keberadaanya.
“Hari ini, kita tetap akan siaran... Pergilah ke stasiun terdekat  entah bagaimana caranya. Radio kita sering  melakukan banyak siaran mobile ‘kan? Jadi Fokuslah... Hari ini, kau akan siaran memakai peralatan dari mobil siaran.” Ucap Tuan Lee
“Lau, PD-nim bagaimana?” tanya Geu Rim. Tuan lee mengatakan  akan tetap di Seoul jadi Geu Rim hanya perlu menulis ulang naskahnya.


Geu Rim mengingat saat bertemu dengan ibu Guru, kalau akan membuat pembukaan dan yang ditulis tentang kelulusan SD Dongil. Ia lalu memberitahu Tuan Lee kalau ada ide bagus.
**
Geu Rim pun memutar balik mobil pergi menjauh dari Seoul. Sebuah mobil siaran masuk ke dalam lapangan sekolah. Geu Rim berbicara pada Tuan Lee dari ponselnya. Tuan Lee memberitahu kalau akan menyiarkannya seperti yang dikatakan Dan Geu Rim bertanggung jawab disana. Geu Rim mengaku kalau sudah mengerti
“Kita mulai dalam satu jam lagi. Ceritanya bagus hari ini, jadi yakinlah pada dirimu sendiri. Sekarang Aku mau bicara sama Soo Ho.” Ucap Tuan Lee. Geu Rim memberikan ponsel pada Soo Ho.
“Ji Soo Ho... Kau menyuruhku jangan memanggil Song Geu Rim "Maknae," kan? Kau bilang kau profesional, kan?” ucap Tuan Lee. Soo Ho ingin tahu apa tujuan Tuan Lee mengatakan hal itu.
“Tolong perlakukan Song  Geu Rim seperti penulis utama hari ini. Kita harus siaran dari sana hari ini. Aku tidak akan memaafkan  kesalahan apapun.” Tegas Tuan Lee.
“Aku tidak akan membuat kesalahan dan Kau juga jangan buat kesalahan.” Soo Ho menatap Geu Rim yang terlihat gugup karena harus siaran diluar ruang siaran. Direktur Park juga merasa gugup dan menyakinkan kalau Ini pasti berhasil.


Soo Ho memberikan syal yang diberikan pada Geu Rim, Geu Rim terdiam menerimanya. Soo Ho beralasan kalau Geu Rim yang  gemetaran. Geu Rim mengaku bukannya gemetar karena kedinginan. Soo Ho bisa mengerti.
“Katakan apa yang bisa kulakukan sekarang  juga. Karena aku akan melakukannya.  Kita harus siaran langsung dari sini, 'kan?” kata Soo Ho. Geu Rim membenarkan.
“Dan apapun itu, kita harus melakukannya. Jadi mari kita bekerja sama,  jangan panik dan melakukan apa yang  jadi tugas kita.” Ucap Soo Ho menenangkan. Geu Rim menganguk setuju.
“Baiklah. Pertama-tama, apa yang harus kulakukan?” tanya Soo Ho. Geu Rim pun mengatakan kalau butuh bantuan Soo Ho. 

Soo Ho masuk ke sebuah kelas dengan beberapa anak yang memasang spanduk bertuliskan [Kelulusan SD Dongil]  Geu Rim sebelumnya memberitahu kalau perlu menulis naskah dalam waktu satu jam dan Naskahnya tentang kelulusan sekolah ini.
“Jadi tolong wawancarai Sang Goo, lulusan terakhir. Dia mirip denganmu, jadi mungkin kau bisa membujuknya.” Ucap Geu Rim.
Saat itu seorang anak datang, Sang Goo langsung menarik semua spanduk dan marah mendorong anak-anak yang memasang spanduk. Soo Ho hanya menatapnya, saat seorang anak menangis. Sang Goo pergi keluar dari ruangan sambil wajah kesal.
Sang Goo pergi ke ruangan lain ingin melempar pot bungan, Soo Ho hanya diam saja melihatnya. Sang Goo heran melihat Soo Ho yang tak  menghentikannya. Soo Ho pikir kalau mamng mencegahnya apakah Sang Goo akan medengarkanya. Sang Goo menjawab pasti Tidak.
“Jadi Maka lakukanlah.” Ucap Soo Ho seperti tak peduli. Sang Goo memilih untuk pergi dengan pot bunganya keluar dari kelas. 

Sang Goo pergi ke sebuah rumah dengan pot bunganya duduk diteras, melihat Soo Ho mengikutinya mengeluh karena terus mengikutinya. Soo Ho duduk didepan Sang Goo dengan santai. Sang Goo tahu kalau Soo Ho datang sama wanita  berambut pudel itu.
“Kau memang mirip dengan seseorang.” Komentar Soo Ho. Sang Goo dengan ketus menyuruh Soo Ho untuk pergi saja.
“Apa Kau juga bilang begitu dengan  temanmu juga? Apa kau berharap dia tidak pergi jadi kau memaksa dan menyuruh dia pergi?” ucap Soo Ho. Sang Goo terdiam seperti mengingat sesuatu. 

Flash Back
Sang Goo menyuruh Kyu Min pergi ke Seoul sendiri dengan ketus, bahkan temanya yang terlihat sakit hanya diam saja. Sang Goo seperti tak bisa mengekpresikan perasaan yang sebenarnya kalau ia sedih karena temanya harus meninggalkan dirinya.
“Bagaimana kau tahu?” tanya Sang Goo heran. Soo Ho mengaku kalau memang tahu.
“Tapi dia tidak akan kembali. Orang yang tidak akan kembali dan tidak akan pernah kembali.” Ucap Soo Ho ikut merasa sedih. 

Akhirnya persiapan untuk “Ji Soo Ho's Radio Romance” dimulai, Alat pemancar dipasang dengan baik diatas mobil. Sebuah ruangan kelas dijadikan sebagai ruang siaran dan Geu Rim berada dalam ruangan mengetik naskah, serta melihat susunan acara.
“Kau sudah datang. Lalu Sang Goo mana?” tanya Geu Rim. Soo Ho mengatakan kalau Sang Goo akan datang ke ruang siaran lebih dulu.
“Dia pasti sudah sama gurunya.” Kata Soo Ho lalu memberikan buku Geu Rim mengatakan tidak bisa melakukannya. Geu Rim pikir tak masalah
“Naskahnya...Bolehkah aku melihatnya bersamamu?” kata Soo Ho. Geu Rim pun memberikanya. 

Hoon Jung memberikan berkasnya. Direktur Park pikir kalau Pilih lagunya yang tepat.  Tuan Lee menelp bagian Stasiun pemancar agar meminta bantuanya. Direktur Park meminta agar Peralatannya tak ada masalah.
Saat itu Ibu Guru datang dengan wajah panik memberitahu  Sang Goo menghilang, sebelumnya tiba-tiba mendatanginya dan  minta alamatnya Gyo Min bahkan bertanya pindah kemananya di Seoul jadi baru saja pergi dan mengira kalau Sang Goo akan segera kembali.

Geu Rim dan Soo Ho pergi ke seluruh ruangn kelas berpikir Sang Goo sedang bersembunyi, lalu pergi ke depan sekolah.  Geu Rim panik karena menulis naskahnya berdasarkan cerita tentang Sang Goo, jadi Sepertinya tidak bisa siaran hari ini.
“Biar kutelepon Lee Gang PD..” ucap Geu Rim. Soo Ho menahanya kalau akan mencari Sang Goo.
“Apa kau jangan-jangan yang memberitahu Sang Goo  tentang Gyo Min?” tanya Geu Rim curiga. 

Soo Ho berlari keluar dari sekolah mengingat ucapan Geu Rim klau Gyo Min pergi berobat ke Seoul Tapi tidak pernah kembali. Ia lalu melihat Sang Goo duduk diam didepan jembatan dengan memainkan senter dengan menyalakan dan mematikanya, Ia mengingatkan tentang dirinya yang selalu memainkan lampu tidur ketika terkena insomnia.
“Maaf... Seharusnya aku tidak  mengatakan apa yang kukatakan... Tapi memang itu kenyataannya. Jangan menunggu seseorang yang  tidak akan kembali. Namun..., ada orang yang mau kembali tapi tidak bisa.” Ucap Soo Ho menasehati
“Dulu, ada orang bilang begini padaku..  "Hanya karena kau tidak menangis bukan berarti kau tidak sedih. Hanya karena kau tersenyum bukan berarti kau bahagia." Kau masih kecil, lemah, dan muda. Jika kau terus menahan air matamu..., maka kau nanti akan seperti aku” ucap  Soo Ho menasehati.
“Tapi dia bilang akan kembali  dari Seoul... Dia berjanji akan kembali sebelum kelulusan. Dia menyuruhku menunggu... Dia sudah berjanji... Tapi aku menyuruhnya pergi. Aku bilang padanya, aku tidak akan menunggu. Itulah yang kukatakan.” Cerita Sang Goo sambil menangis.
“Aku merasa sepertinya dia tidak kembali karena aku menyuruhnya pergi. Itu... Hatiku benar-benar... sakit karenanya. Haruskah aku menunggunya dan tidak lulus? Atau bisakah aku lulus? Aku menunggu dia untuk memberitahuku.” ucap Sang Sang Goo.
“Apa kau ingin aku membantumu  bertanya padanya? Kau bisa bertanya sendiri padanya.” Ucap Soo Ho. Sang Goo menanyakan caranya. Soo Ho menjawab kalau ituLewat radio karena temanya pasti akan mendengarkan Sang Goo.



Geu Rim menunggu dengan wajah panik dan akhirnya Soo Ho datang dengan Sang Go. Soo Ho bertanya Waktu mereka tinggal berapa lagi. Geu Rim mengatakan 10 menit, lalu mereka bergegas mempersiapkan semuanya. Semua mempersiapkan untuk live di dua tempat. Tepat jam 6 malam siaran Soo Ho mulai mengudara.
“Aku mengirim sinyal lewat senterku.” Ucap Sang Goo. Soo Ho ingin tahu  Berapa lama Sang Goo melakukannya.
“Sampai sekarang..., mungkin sudah ada  sekitar 10.000 kali. Aku menyuruhnya untuk segera kembali. Kita harus berpegangan tangan  dan melakukannya bersama. Sama seperti kita menanam tanaman bersama dan bagaimana kita  main sepak bola bersama. Kita harus lulus bersama juga. Aku ingin minta maaf karena menyuruhnya pergi. Aku sebenarnya ingin menyuruhnya jangan pergi.” Ucap Sang Goo dengan terisak. 
Di balik telp, Gamoom dan Jung Man mengangkat telp kalau menerima  cerita dan bisa mengunggahnya di forum online. Tuan Lee menunggu di ruang siaran dengan tegang. Geu Rim dengan papan memberikan petunjuk  [Kau ada pesan terakhir?] Soo Ho pun bertanya apakah ada yang ingin dikatakan Sang Goo lagi.
“Tolong bantu sekolah kami, untuk tetap beroperasi... Aku tidak akan lulus. Jika aku tidak di sini dan jika sekolah ditutup, maka temanku tak bisa kembali. Padahal kami sudah berjanji untuk lulus bersama. Jika aku lulus sendiri...,maka artinya aku  mengingkari janji kami.” Ucap Sang Goo.
Geu Rim kembali mengangkat papan bertuliskan [Terakhir, sebuah lagu spesial dari anak-anak.] Soo Hoo memberitahu kalau Ada lagu spesial untuk penutupan acara mereka yaitu Anak-anak Sekolah Dasar Dongil akan menyanyikan "Goodbye Sanulrim".
Beberapa anak masuk ke dalam kelas menyanyikan lagu “Selamat tinggal, temanku” seperti yang sudah dilatih sebelumnya. Nyonya Nam mendengarkanya dalam diam, Ra He berteriak kesal karena Soo Ho berhasil melakukan siaran. Seung Goo berkomentar kalau siaran Ini sangat menyedihkan.
Manager Kim dan Tae Ri pergi menuju Seoul dengan seorang supir. Geu Rim mendekati Soo Ho memberitahu kalau tidak harus mengikuti naskah  di penutupannya jadi terserah ingin mengatakan yang dinginkanya. Soo Ho terlihat binggung.
“Aku tidak menulis ini sendirian hari ini. Kita yang membuatnya. Kalau kau mengatakan apa yang kau inginkan, pasti bagus.” Ucap Geu Rim menyakinkan. Soo Ho menatapnya teringat sesuatu. 

Flash Back
Soo Ho berada di pelukan seseorang sambil menepuk punggungnya mengatakan “Aku pernah dengar ini di radio... "Hanya karena kau tidak menangis bukan berarti kau tidak bersedih. Sama halnya seperti, tersenyum bukan berarti kau bahagia.”
Soo Ho akhirnya mengatakan ucapan yang sama “Hanya karena kau tidak menangis bukan berarti kau tidak bersedih. Sama halnya seperti, tersenyum bukan berarti kau bahagia." Mengaku kalau Ada temannya yang bilang begitu padanya. Geu Rim tersenyum mendengarnya. 

Tuan Lee bisa menghela nafas lega setelah siaran berakhir. Hoon Jung berjabat tangan karena berhasil. Jung Man memberitahu Tuan Lee dengan wajah khawatir kalau ada sesuatu Di forum online.
Mereka melihat sebuah tulisan [Ji Soo Ho seorang pembunuh!] Hoon Jung memberitahu kalau ada kartu pos yang juga dikirim beberapa hari lalu. Tuan Lee melihat isinya dengan tulisan yang sama  [Ji Soo Ho seorang pembunuh.]

Jason berbicara dengan seseorang mengatakan Tamunya akan menjalin hubungan yang belum pernah dialami sebelumnya jadi tidak tahu bagaimana  reaksinya nanti, dengan tawanya mengaku kalau sangat penasaran sekali. Geu Rim dan Sang Goo melambaikan tangan pada mobil siaran yang pergi meninggalkan sekolah lebih dulu.
“Tapi Ahjussi tadi kemana?” ucap Sang Goo. Geu Rim mengaku tak tahu, menurutnya mungkin pergi ke toilet.
“Hei, kapan kalian berdua begitu dekat? Apa rahasianya?” tanya Geu Rim penasaran
“Dia bilang, dia sama sepertiku... Dia tidak ingin seseorang pergi, karena dia juga menyuruh pergi seseorang. Apa Kau tahu siapa seseorang itu?” tanya Sang Goo. Geu Rim mengelengkan kepala.
“Mereka yang tidak akan kembali  tidak akan pernah kembali. Itulah yang dia katakan. Dia pasti menunggu seseorang juga... Dan juga...” ucap Sang Goo lalu berhenti bicara karena ada seseorang yang memegang kepalanya. 


Soo Ho datang menyuruh Sang Goo untuk pulang, dan sudah memberikan nomor telpnya jadi apabila ingin pergi ke Seoul jadi bisa memberitahu.  Ia pun mengajak Geu Rim pulang dan juga menyuruh Sang Goo segera pulang. Sang Goo mengejek Soo Ho itu menyuruhnya pergi atau tidak.
“Aku serius kali ini dan Selamat atas kelulusanmu.” Ucap Soo Ho  menjabat tangan Sang Goo
“Tapi, Ahjussi... Aku harus taruh ini dimana? Lalu Ijazah Ahjussi ditaruh dimana?” tanya Sang Goo.
“Aku tak punya.” Akui Soo Ho. Di sebuah tempat abu terlihat foto atas nama [Woo Ji Woo] dengan ijazah Soo Ho yang terlalu didalamnya.
Keduanya berjalan ke tengah lapangan, Geu Rim langsung memeluk Soo Ho mengaku  senang sekali karena memimpikan berhasil langkah tiap langkah, bahkan Soo Ho yang sudah membaca naskahnya hari ini. Ia merasa kalau  sudah mengambil langkah pertama dalam impiannya. 


“Perangko pertamaku pada pendengar radio. Jadi Ji Soo Ho, terima kasih banyak.” Ucap Geu Rim. Soo Ho hanya menatapnya.
“Aku penasaran, Tentang kalimat penutup tadi. Kau bilang "Hanya karena kau tidak menangis bukan berarti kau tidak bersedih. Sama halnya seperti tersenyum bukan berarti kau bahagia." Itu kalimat kesukaanku. Lalu Kau dengar itu darimana?” tanya Geu Rim. Soo Ho hanya menatapnya dalam diam.
“Ketika aku melihat hal-hal seperti ini..., kurasa kita punya sedikit kesamaan. .. Bukankah begitu?” kata Geu Rim. Soo Ho seperti mengingat kenanganya. 

Flash Back
Geu Rim seperti belajar menjadi orang buta dengan tongkah ditanganya, berjalan menyurusi jalan. Saat itu Soo Ho melihatnya dan menolong Geu Rim yang hampi saja terjatuh. Keduanya duduk di tanga mendengarkan suara radio, lalu Soo Ho menatap Geu Rim yang tertidur karena kelelahan.
“Saat aku masih kecil...,maka aku pernah demam selama tiga hari. Tapi...,kedua orangtuaku tak  ada yang tahu... Ini Lucu, kan?” cerita Soo Ho dengan Geu Rim mengunakan penutup matanya sambil tertawa.
“Tidak juga... Padahal tak lucu, kenapa kau tertawa? Kapan pun aku sakit, maka ibuku pasti menepuk punggungku seperti ini... Dan perasaanku pun jadi tenang. Aku tidak merasa sakit lagi saat  ibuku menepuk punggungku seperti ini.” Ucap Geu Rim memeluk Soo Ho dengan menepuk pundaknya.
“Aku pernah dengar ini di radio... "Hanya karena kau tidak menangis bukan berarti kau bersedih. Sama seperti halnya tersenyum bukan berarti kau bahagia." Kata Geu Rim membuat Soo Ho berkaca-kaca di pelukan Geu Rim. 


“Song Geu Rim... Apa Kau...sungguh tidak mengingatku?” ucap Soo Ho menatap Geu Rim. Wajah Geu Rim terlihat binggung. Soo Ho menutup mata Geu Rim dengan tanganya, lalu mendekatinya.
Beberapa tahun lalu, Soo Ho dan Geu Rim berada di sebuah gereja, lalu Soo Ho menciumnya dengan mata Geu Rim yang tertutup. Soo Ho melakukan hal yang sama pada Geu Rim dengan mencium dan menutup matanya seperti sebelumnya.
Bersambung ke episode 7

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar