PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 22 Februari 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 8 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
“Aku... Aku sudah lama ingin memberitahumu... Aku ingin memberitahunya sekarang... Malam itu juga... Itulah yang ingin kukatakan.” Ucap Soo Ho. Geu Rim ingin tahu apa itu.
“Aku menyukaimu... Aku... menyukaimu.” Akui Soo Hoo. Geu Rim sedikit kaget tapi bisa menahan sikapnya.
“Kenapa kau menyukaiku? Padahal Pacarmu padahal ada di sini.” Ucap Geu Rim. Soo Ho kaget mendengarnya.
“Aku tidak suka ini. Ini terlalu tidak nyaman. Aku sungguh ingin menjadi DJ dan penulis...” ungkap Geu Rim. Soo Ho langsung menolaknya.
“Kau janji akan mengajariku radio itu seperti apa..., dan bagaimana radio bisa mengubah hidupku. Kau janji tidak akan muncul di depanku lagi..., tapi kau akan selalu di sampingku. Apa Kau ingat pernah bilang begitu?” kata Soo Ho
“Aku akan melakukannya sekarang. Dan dengan sungguh-sungguh, serta total, aku akan berada di sampingmu mulai sekarang. Apa Kau mengerti? Sampai kau mengenaliku.” Tegas Soo Ho
“Apa maksudmu, sampai aku mengenalimu?” tanya Geu Rim heran
“Jika aku bertindak seperti sebelumnya..., maka aku merasa akan kehilanganmu... Seperti hari itu... Aku mengenalmu. Kita sudah lama saling mengenal.” Ungkap Soo Ho. Geu Rim hanya bisa terdiam. 



Tae Ri terlihat kesal sambil meminum wine. Sementara Manager Kim menyapa Semua wartawan mengucapkan selamat malam dan berjanji akan di telpnya. Setelah itu berjalan mendekati Tae Ri, tapi Tae Ri langsung menampar dengan yang dilakukan Manager Kim.
“Kenapa kau menjadi seperti ini dan bekerja dengan CEO Nam? Sudah kubilang ini bahaya dan Sudah kularang.” Ucap Manager Kim marah
“Jadi Apa CEO Nam mempermainkanku?” kata  Tae Ri marah. Manager Kim hanya diam saja. 

Tae Ri melihat Soo Ho dengan Geu Rim dan langsung memanggilnya, dengan sinis bertanya kenapa ada di sisi ruangan lainya. Ia dengan tegas kalau Soo Ho lupa hari ini harusnya mengumumkan hubungan asmara mereka lalu meminta Geu Rim untuk pergi karena sedang bicara.
“Kami yang tadi sedang bicara... Jadi kaulah yang mengganggu kami...” ucap Soo Hoo lalu mengajak Geu Rim agar bicara di luar saja. Tae Ri berteriak marah.
“Aku mengerti... Aku ingin mendengar penjelasanmu, tapi...sepertinya kau harus  bicara dengan Tae Ri dulu. Barulah kita bicara sesudahnya.” Ucap Geu Rim berjalan keluar rumah.
Soo Ho ingin mengejarnya, Tae Ri menahanya mengajak untuk Bicara dengannya dulu.

Nyonya Nam berada dalam galeri teringat ucapan Soo Ho yang berani menolaknya “Hentikan semuanya.. Aku tidak akan melakukan hal seperti ini. Apa Ibu tak tahu berbisnis? Ibu tidak bisa mengendalikanku  dengan kemauan Ibu dan Ibu baru memberitahuku sesudahnya.”
“Mereka ingin tahu kapan mereka bisa bertemu dengan Ji Soo Ho untuk membahas drama yang telah Anda tandatangani kontraknya.” Ucap Sek Ah
“Dimana Jin Tae Ri?” tanya  Nyonya Nam sinis
“Sekretaris Kim menyuruh semua orang..., dan Ji Soo Ho sedang bersama Jin Tae Ri sekarang.” Ucap Sek Ah. Nyonya Nam meminta agar Tae Ri kemari besok.

Soo Ho tak bisa terima kalau dianggap mereka berpacaran. Tae Ri pikir kalau mereka tidak ingin pacaran  di bawah kontrak, maka menawarkan So untuk pacaran sungguhan. Soo Ho bertanya apakah Tae Ri tidak takut berhubungan dengannya.
“Aku malah lebih takut kalau dilupakan. Aku malah lebih takut kalau orang tidak mengenaliku. Aku tidak ingin menjadi  lebih menyedihkan lagi. Jadi berhentilah sebelum kau lebih menjadi menyedihkan lagi. Beberapa foto saja sudah cukup, Yang pasti hidupmu takkan terluka sekali.” Kata Tae Ri merengek
“Dulu kita begitu dekat... Ji Soo Ho... Apa Kau tidak kasihan padaku?” ungkap Tae Ri
“Kalau begitu...memangnya aku terlihat bahagia  di matamu?” kata Soo Ho merasakan hidupnya juga tertekan lalu pergi meninggalkanya. 

Geu Rim berjalan pulang, teringat kembali saat Soo Ho di sekolah mengatakan “Kau...sungguh tidak mengingatku?” lalu menutup matanya dan menciumnya. Setelah itu mengakui perasaanya kalau menyukainya dan sudah mengenalnya.
“Kita sudah lama saling mengenal.” Ungkap Soo Ho yang membuat Geu Rim binggung.
Geu Rim menatap ponselnya, seperti kebingungan ingin menelp Soo Ho atau managernya. Tapi akhirnya memilih masuk rumah dan memanggil ibunya, tapi tak terlihat di ruang tengah, kamar tidur, wajahnya langsung panik lalu membuka pintu kamar mandi. Nyonya Jo ternyata sudah tergeletak di lantai tak sadarkan diri.
Soo Ho sampai didepan rumah Geu Rim, sementara Geu Rim menelp Ambulance untuk cepat datang dan tidak tahu kapan Ibunya. kehilangan kesadaran. Ia mencoba menyadarkan ibunya yang pingsan, saat itu Soo Ho menelp.
“Apa Kau sudah masuk rumah?” ucap Soo Ho. Geu Rim panik memberitahu tentang ibunya. Soo Ho akhirnya keluar dari mobil. 
Akhirnya Nyonya Jo dibawa ke IGD dengan Soo Ho dan Geu Rim. Setelah diperiksa Dokter, Geu Rim memegang tangan ibunya sambil mengingat yang dikatakan dokter sebelumnya.
“Entah sebanyak apa dia sudah terbiasa dengan sekelilingnya..., tetap saja besar risiko dia mengalami bahaya. Pasien juga terlalu banyak bekerja. Dia pasti mengalami pusing parah.” Ucap Dokter
“Ibu, maafkan aku... Aku selalu meninggalkanmu sendirian... Aku minta maaf.” Ucap Geu Rim. Soo Ho melihat dari kejauhan kalau Geu Rim sedang bersedih lalu menelp seseorang.
“Ini Ji Soo Ho... Ada yang harus kutanyakan tentang Dr. Yoon.” Ucap Soo Ho berjalan pergi


Nyonya Jo di pindah ke ruangan rawat VIP, Geu Rim heran kenapa ibunya tiba-tiba di pindahkan.  Perawat memberitahu alau Semua biayanya telah dibayar dan Geu Rim tinggal menekan bel-nya jika perlu apapun. Geu Rim seperti bisa tahu siapa yang melakukanya.
“Apa ibumu sudah membaik?” ucap Soo Ho saat mengangkat telp Geu Rim. Geu Rim yakin kalau itu pasti Soo Ho yang melakukanya.
“Maksudku soal kamar rumah sakitnya...Aku saja sudah punya hutang. Aku jadi tidak enak.” Ucap Geu Rim
“Ya. Aku melakukannya biar kau merasa tidak enak... Kau juga begitu terhadapku. Kau membuatku mengkhawatirkanmu dengan membuatku merasa tidak enak. Begitulah keadaan kita sekarang.” Ucap Soo Ho. Geu Rim binggung dengan sikap Soo Ho.
“Ini bukan strategi yang buruk, jadi aku  memutuskan meniru caramu.” Tegas Soo Ho
“Ji Soo Ho.. bisa-bisanya kau bercanda sekarang?” kata Geu Rim kesal
“Dengar, Penulis Song... Bagaimana kau bisa menganggapnya  candaan sekarang? Kau pasti lelah karena apa yang menimpa ibumu. Jadi Tidurlah saja tanpa  berpikir yang tidak-tidak.” Kata Soo Ho
“Bagaimana soal perkataanmu sebelumnya?” tanya Geu Rim. Soo Ho pikir kalau Geu Rim tidak akan mengingatnya jadi menyuruh tidur saja. 



Di ruangan rapat
Seorang petinggi bertanya Kenapa Ji Soo Ho tidak hadir. Nyonya Nam memberiikan alasan kalau Jadwal Soo Ho yang terlalu penuh dengan menyakinkan kalau Pertemuan berikutnya, Soo Ho pasti hadir.
“Karena dia sudah ada jadwal siaran radio, apa dia sanggup syuting di luar negeri? Apa dia akan tetap melakukan  siaran radionya?” ucap  Petinggi lainya.
“Kita 'kan sudah tandatangan kontrak. Apa lagi yang harus kami pastikan untuk membuat kalian yakin? Sebagai gantinya, izinkan  aku memperkenalkan Jin Tae Ri sebagai  pujaan hatinya.” Ucap Nyonya Nam
Tae Ri dengan ramah menyapa semua orang yang akan berkerja sama kontrak. 

Direktur Kang kaget membaca berita [Ji Soo Ho Mengumumkan Produksi  "Who Am I"] lalu berpikir kalau Soo Ho akan syuting luar negeri setelah mengurus jadwal radio dan bertanya pada Tuan Lee apa yang terjadi pada berita penyiarnya.
“Padahal 'kan baru sebulan  dia siaran radio! Jangan bilang... kau juga tidak tahu tentang ini. Memangnya ini masuk akal?” ucap Direktur Kang marah
“Aku juga mana bisa memprediksi sifat seorang bintang yang berubah-ubah... Tapi..., masalah ini, aku akan mengurusnya.” Tegas Tuan Lee  yakin. 

Diatas meja sebuah berkas [Proposal produksi drama "Who Am I"] Tuan Ji terlihat marah melihat Nyonya Nam hanya diam saja karena menurutnya Jin Tae Ri itu terkenal karena kegilaannya dengan wajah panik kalau merilis fotonya.
“Tidak bisakah kau mengendalikan anakmu? Kau tak berhak bicara denganku seperti itu.” Ucap Nyonya Nam. Tuan Ji terlihat binggung.
“Jung Da Seul!.. Aku yang mengurus dia untukmu... Jadi anakmu, bagaimana? Bagaimana kalau kau berperan seperti ayah untuk dia?” kata Nyonya Nam marah
“Apa? Aku belum pernah  menjadi ayah sampai sekarang. Mana bisa aku langsung bisa bertindak seperti ayah?” kata Tuan Ji. 


Saat itu Soo Ho datang dengan wajah kesal karena  harus tahu jadwal perkerjaanya lewat berita. Nyonya Nam pikir Soo Ho yang duluan menyinggung soal bisnis. Akhirnya Soo Ho melihat berkas film yang ditawarkan padanya.
“Terlalu banyak sekali syuting di luar negerinya. Bukannya ini terlalu sulit dengan jadwalku yang sekarang?” komentar Soo Ho
“Maka, batalkan saja radio itu.” Kata Nyonya Nam. Tuan Ji langsung menyetujuinya.
“Siaran radio tidak cukup  berkelas bagi kita.” Komentar Tuan Ji mencoba membujuk anaknya.
“Aku...ingin melakukannya. Itu hal pertama yang ingin kulakukan. Aku akan melakukan segalanya.., tapi untuk yang ini, tolong diurus lagi.” Tegas  Soo Ho
“Kita tak ada pilihan... Seperti yang sudah kau ketahui,  Jin Tae Ri menuntutnya... Kau sudah lihat fotonya, kan?” kata Nyonya Nam
“Jadi kenapa Ibu membuatku yang menanggung ini semua? Itu 'kan kesalahannya Ayah!” kata Soo Ho kesal. Tuan Ji pun hanya diam saja.
“Dua hari dari sekarang..., kita ada upacara donasi di rumah sakit. Jadi Datanglah.” Kata Nyonya Nam. Soo Ho seperti tak peduli lalu keluar dari rumahnya. 

Nyonya Jo akhirnya terbangun dari tidrunya. Geu Rim melihat ibunya langsung mengeluh karena Nyonya Jo yang tertidur selama 12 jam dan juga pingsan. Ia juga memarahi ibunya yang tak memberitahu kalau selama ini meminum obat.
“Nak... Ibu bisa merasakan kalau kau marah sekali.” Ucap Nyonya Nam. Geu Rim heran ibunya bisa tahu itu.
“Ibu minta maaf... Ibu sungguh minta maaf... Akhir-akhir ini, kau sangat sibuk.” Kata Nyonya Jo
“Betapapun sibuknya aku, tidak ada yang lebih berharga  dari Ibu. Jika Ibu sakit tanpa bilang-bilang ke aku lagi...” ucap Geu Rim mengancam. Ibunya bertanya kenapa dan  apa yang akan dilakukannya.
“Apa maksudnya, "Kenapa?" Jika Ibu membuatku panik lagi..., maka aku akan selalu menempel pada Ibu 24 jam sehari. Itu Menakutkan dan Menyeramkan, kan?” kata Geu Rim akhirnya bisa mengoda ibunya.
“Wahh.... Ibu sangat takut.” Ejek Nyonya Jo. Geu Rim akhirnya memberitah ibunya kalau rumah sakit ini tempat ibunya menjalani operasi mata. Nyonya Nam seperti tak percaya. 


Nyonya Nam sedang berbicara dengan pegawainya, saat itu Tuan Lee datang menyapa Nyonya Nam akhirnya keduanya berjalan di dalam Galeri Lukisan. Nyonya Nam berkomentar Sungguh malang sekali bagi Tuan Lee dan menurutnya kalau inilah dunia bisnis.
“Tapi ini tak pantas... Belum sebulan dia di radio,  tapi Anda sudah memanfaatkan media.” Kata Tuan Lee
“Situasi bisa berubah kapanpun.” Komentar Nyonya Nam sinis. Tuan Lee menegaskan kalau itu tak bisa sama sekali.
“Radio bukanlah bisnis, tapi sebuah hubungan. Pendengar percaya dan menantikan Ji Soo Ho. Anda seharusnya tidak boleh memanfaatkan manipulasi media. Itu tidak adil. Benar, 'kan? Karena Anda seorang profesional.” Kata Tuan Lee sedikit menyindir
“Tapi aku sudah membahasnya dengan Soo Ho...” ucap Nyonya Nam yakin. Tuan Ler pikir kalau itu belum dilakukan.

“Ji Soo Ho bukan orang seperti itu... Dia bertanggung jawab dan orang yang menepati janjinya. Tapi Anda tidak seperti Ji Soo Ho. Jadi Aku mengerti sekarang. Aku yakin itu bukan ide Ji Soo Ho.” Ucap Tuan Lee lalu pamit pergi. Nyonya Nam hanya diam saja. Tuan Lee tiba-tiba kembali mendekati Nyonya Nam.
“Tapi lukisan ini... Sama sekali tidak cocok dengan tempat ini. Sama seperti suhu perasaan yang berbeda..., ruangan juga memiliki suhu. Namun, tempat ini dingin seperti es. Sayangnya, ruang ini tidak bisa bisa membuat mahakarya ini jadi diperhatikan.” Komentar Tuan Lee lalu benar-benar berjalan pergi. 

Hoon Jung terlihat kesal menerima telp meminta agar berhenti menelp dan  akan mengirimkannya, setelah itu mengeluh kalau mengganggu orang saja. Saat itu Tuan Lee datang heran melihat Hoon Jung yang  sendirian. Hoon Jung mengaku Karena  hanya ia yang rajin bekerja. Tuan Lee menanyakan keberadaan Song Geu Rim.
“Ibunya dirawat di rumah sakit. Apa Dia tak meneleponmu?” ucap Hoon Jung. 

Soo Ho dan Tae Ri melakukan pemotretaan terlihat mesra, setelah itu keduanya terlihat tak saling sapa. Soo Ho pergi ke sisi lain mencoba menelp seseorang tapi tak diangkat, lalu mengeluh kalau seperti ini keadaanya maka tidak mau punya ponsel. PD memanggilnya  kalau mulai sekarang.
Akhirnya Soo Ho dan Tae Ri kembali mengambil gambar,  PD meminta Keduanya untuk Saling berpandangan. Soo Ho dan Tae Ri melakukan dengan Profesional. PD akan menghentikan sejenak karena akan periksa hasilnya lebih dulu.
Soo Ho kembali mencoba menelp tapi belum juga diangkat, lalu PD kembali memanggil untuk memulai lagi. Soo Ho melakukan adegan Selfie dan menguploudnya di social media dengan caption  [Ji Soo Ho saat syuting iklan] Setelah itu kembali menelp, tapi belum juga diangkat.
“Dia lagi teleponan sama siapa sebenarnya?” keluh Soo Ho kesal karena ponsel yang ditelpnya sibuk. 

Geu Rim sedang mengobrol dengan  temanya di telp menanyakan tentang siaranya. Ia pikir  Ji Soo Ho punya penulis sendiri jadi mungkin bisa membantu. Temanya mengejek kalau  Tim Soo Ho memang penulis yang lebih baik darimu.
“Ucapanmu tak sopan sekali..., tapi ada benarnya juga.” Komentar Geu Rim. Temanya langsun meminta maaf.
“Tapi..., kelanjutan siaran memang lebih penting.” Kata Geu Rim. Temanya memberitahu Geu Rim kalau managernya menelp dan akan menelpnya lagi.
Saat itu seorang Pasien anak kecil memanggil Geu Rim bertanya Apa seorang staf Radio Romance. Geu Rim membenarkan.  Si anak merasa tak percaya kalau Geu Rim seorang staf Radio Romance dan terlihat sangat bahagia.
“Aku penggemar berat! Aku dengar siarannya kemarin... Daebak.” Ungkap Si Pasien tak percaya. Geu Rim pun juga seperti senang ada yang memperhatikanya.
“Aku sungguh ingin bertemu denganmu.” Kata Pasien. Geu Rim kaget kalau anak itu ingin bertemu denganya bukan Soo Ho.
“Kenapa kau tidak pilih ceritaku? Padahal aku selalu yang duluan kirim cerita tiap hari?” ucap Si Pasien. Geu Rim pun tak bisa berkata-kata. 


Geu Rim mengajak ibunya berjalan-jalan dengan kursi roda, lalu menceritakan kalau baru saja bertemu penggemarnya. Ibunya seperti tak percaya, Geu Rim pikir Sebenarnya tidak juga karena Lebih tepatnya, bukan penggemar dirinya tapi penggemar acara mereka.
“Mungkin saja dia penggemar Ji Soo Ho... Intinya, dia bilang... dia mendengar semua  siaran kami. Hebat, kan?” cerita Geu Rim bangga.
“Tapi 'kan siaran kalian masih baru.” Komentar Nyonya Nam 
“Ibu... Tempat ini mengingatkanku pada masa lalu.” Ucap Geu Rim.
Akhirnya Geu Rim mengajak Nyonya Nam berjalan di taman, seperti bisa melihat Geu Rim yang dulu suka duduk sambil mendengarkan radio. Lalu Geu Rim yang duduk sendirian di depan ruang rawat, Geu Rim masih  ingat kalau sudah menghabiskan banyak waktu di koridor. Nyonya Nam pun masih mengingatnya kalau Geu Rim cukup lama di lorong rumah sakit.
Geu Rim mendorong ibunya melalui jalan akan menanjak, seperti bisa melihat dirinya mengunakan seragam belajar berjalan dengan tongkat. Ia bisa melihat saat duduk bersama seseorang bertanya Apa kesukaannya.
“Dengan Datang kesini mengingatkan Ibu akan cinta pertamamu. Dan kau... kencan rahasia tanpa memberitahu Ibu.” Goda Nyonya Jo. Geu Rim mengeluh ibunya yang suka mengoda.
“Kau sangat aneh... Bisa-bisanya kau suka pada seseorang padahal kau tidak tahu penampilannya?” ucap Nyonya Jo. Geu Rim juga merasa heran mengaku kalau pasti sangat aneh.


Ra Hee melihat berita berjudul [Ji Soo Ho Mengumumkan Produksi  "Who Am I"] dengan wajah tak percaya kalau Ji Soo Ho keluar, lalu tertawa bahagia.  Saat itu Hoon Jung datang sambil mengeluh karena Seung Soo selalu meminta berkas padanya.
“Lalu Nasib kalian bagaimana ini? Kalian selalu membuat kesalahan  saat siaran langsung..., dan PD kalian itu gila. Sebelumnya Song Geu Rim tidak punya bakat,  dan sekarang DJ kalian?11 Apa kalian mau ganti DJ dalam waktu kurang dari sebulan?” ucap Ra Hee sambil tertawa seperti orang gila
“Apa dia selalu seperti ini?” bisik Hoon Jung. Seung Soo membenarkan. Hoon Jung mengaku kalau sangat takut.
“Tak apa. Dia tidak akan menyakitimu.” Balas Seung Soo. Hoon Jung menganguk setuju
“Apa staf termuda kalian melarikan diri? Bukannya besok kalian ada siaran? Dasar Gila kalian... Aku khawatir pada kalian.” Ucap Ra Hee terus tertawa
“Jika orang terlalu  banyak khawatir..., mereka bisa menjadi gila.”bisik Seung Soo. Hoon Jung berpikiran yang sama melihat tingkah Ra Hee lalu bergegas pergi. 


Soo Ho dan Tae Ri melakukan wawancara setelah permotretan. Wartawan membahas  berita tentang drama yang akan dibintangi merkea berdua, seperti tak percaya kalau mereka  akan menyaksikan keduanya dalam sebuah drama.
“Ya... Banyak orang ingin melihat kami. Kami akan menargetkan penghargaan pasangan terbaik tahun ini.” Ungkap Tae Ri percaya diri.
“Aku akan mempertimbangkannya.., namun karena acara radio tersebut mungkin sulit untuk  membintangi sebuah drama. Siaran radioku baru jalan beberapa minggu. Jadi Untuk saat ini, aku ingin fokus ke pendengarku. Itulah tugasku juga.” Ucap Soo Ho. Tae Ri yang mendengarnya menahan rasa kesal. 

“Apa kau sangat suka radio Atau, apa kau suka penulis radionya? Kenapa kau tidak mau main drama? Apa Kau sesuka itu sama Song Geu Rim? Apa kau harus siaran radio dengannya?” ucap Tae Ri marah  saat ada didalam mobil. Soo Ho dengan santai membenarkanya.  Tae Ri hanya bisa mendengus kesal. 

Saat itu Tuan Lee datang memanggil Nyonya Jo dengan panggilan “Ibu” dan membawakan banyak makanan. Geu Rim mendengarkanya mengeluh kalau itu ibunya bukan ibu Tuan Lee. Nyonya Jo mendengar suara Tuan Lee terlihat senang.
“Ibu membuatku takut setengah mati dan butuh izin anakmu ini kalau sakit.” Ungkap Tuan Lee. Nyonya Jo hanya bisa tersenyum.
“Tapi kau pasti lebih  panik dariku. Maaf aku tidak bisa angkat teleponmu.  Kenapa kau tidak menelepon lagi? Pasti sulit sendirian saat itu. Apa kau menelepon ambulans?” ucap Tuan Lee

Geu Rim binggung akan memberitahu kalau Ji Soo Ho yang membantunya. Saat itu pintu terbuka dan Soo Ho membawakan buah dalam keranjang. Keduanya saling berhadapan seperti ingin mengambil hati ibu mertua. Saat itu juga banyak orang berkumpul didepan pintu karena melihat Soo Ho sebagai artis idola mereka.



Akhirnya pintu di tutup walaupun para fans berdiri didepanya. Geu Rim pikir kalau Soo Ho itu harus pergi agar ibunya bisa beristirahat. Tuan Lee setuju kalau Soo Ho harus pergi karena ia yang akan menjaga Nyonya Jo.  Geu Rim menyuruh Tuan Lee harus pergi juga. 

Tuan Lee dan Soo Ho keluar dari ruangan, Soo Ho langsung memakai kacamata hitamnya. Beberapa fans mengejarnya ingin meminta tanda tangan,  Tuan Lee pikir ia saja yang tandatangan dengan mengambil kertas lalu mengejar Soo Ho agar mereka bisa bicara.  Keduanya duduk di cafe.
“Aku ingin mendengar penjelasan soal kau ke luar negeri untuk main drama.” Ucap Tuan Lee.
“Belum ada yang diputuskan.” Komentar Soo Ho. Tuan Lee pikir itu yang harus dibicarakan.
“Tapi kau cocok pakai kacamata hitam. Dan Tidak ada orang di sini, jadi  bisa tidak dilepas kacamatanya?” komentar Tuan Lee. Soo Ho melihat sekeliling akhirnya membuka kacamatanya.
“Pokoknya, aku akan bertindak hanya berdasarkan perkataanmu. Apapun yang terjadi,  mohon konsultasikan dulu. Selama kau DJ kami..., maka kami hanya percaya apa  yang kau katakan. Dan Juga, karena penulis kita lagi ada kendala karena merawat ibunya, maka kita mungkin perlu  bantuan dari penulis lain...” ucap Tuan Lee.
“Bagaimana dengan Penulis Song?” tanya Soo Ho seperti tak setuju.
“Lalu Bagaimana dengan ibunya Penulis Song?” balas Tuan Lee yang tak ingin membuat Geu Rim terbebani dengan perkerjaan.
“Tetap saja, kita perlu memakai naskah Penulis Song.” Tegas Soo Ho. Tuan Lee menegaskan kalau Geu Rim sedang merawat ibunya dan mengetahui kalau Nyonya Jo adalah dunia Geu Rim.
“Meski begitu, kita baru saja mulai siaran pakai naskahnya. Bukankah seharusnya kita  memberinya kesempatan? Kita bisa mengadakan rapat di rumah sakit..., atau siaran radio di lokasi seperti waktu siaran di SD itu...” ucap Soo Ho tak ingin jauh dari Geu Rim.
“Dasar... Kau ini memang suka menghancurkan mood orang.” Keluh Tuan Lee lalu memilih untuk keluar cafe. Soo Ho heran bertanya kemana Tuan Lee akan pergi. 


Ketiganya akhirnya duduk ditaman, Tuan Lee menceritakan yang dikatakan Soo Ho jadi menurutnya walaupun sulit, Soo Ho ingin siaran menggunakan naskah jadi ingin tahu pendapat Geu Rim.
“Aku berterima kasih, tapi... Aku akan merasa tak enak dan bersalah... dan Bisa jadi beban, nanti.” ungkap Geu Rim.
“Kau bukan beban.” Kata Soo Ho dan Tuan Lee berbarengan.
“Tapi itulah pesonamu... Tidak ada yang bisa membencimu  walau kau beban sekalipun.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho hanya terdiam mendengar Tuan Lee memuji Geu Rim. 

Ketiganya berjalan ditaman, Tuan Lee ingin tahu pendapat Geu Rim apa untungnya jika siaran dari rumah sakit. Geu Rim menceritakan dari dulu sering ke rumah sakit sejak masih kecil karena ibunya Jadi tahu sedikit tentang kehidupan rumah sakit.
“Orang jarang tertawa disana atau menangis bersama. Dan itulah yang ingin  kuberikan.” Cerita Geu Rim. Tuan Lee pikir kalau ide yang lumayan.
“Aku suka itu.” Ungkap Soo Ho penuh semangat. Tuan Lee heran mendengar komentar Soo Ho yang setuju dengan Geu Rim.
“Baiklah.... Tulislah berdasarkan yang kau katakan.” Perintah Tuan Lee.
“Tapi PD.. seperti yang kukatakan sebelumnya, aku nanti bisa jadi beban, jadi. alangkah baiknya minta bantuan pada penulisnya Ji Soo Ho. Apa yang kukatakan tadi itu cuma pendapatku dan Mana bisa kita siaran di rumah sakit?” kata Geu Rim
Soo Ho pikir itu Bisa. Geu Rim merasa kalau mereka tidak perlu melakukannya karena dirinya. Soo Ho  mengaku Ini bukan karena Geu Rim. Tuan Lee tersenyum mendengarnya.
Bersambung Ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar