PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 22 Februari 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 8 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Geu Rim heran melihat Soo Ho yang mengunakan seragam rumah sakit dan bertanya kenapa ada di ruang rawat, apakah memang sakit. Soo Ho mengaku tidak tapi Sejak bekerja siang sampai malam, dan adanya jadwal radio sekarang,  maka rasanya ingin pingsan.
“Apa Kau pikir aku percaya perkataanmu?” ucap Geu Rim adn meminta Tuan Lee untuk mengatakan sesuatu.
“Aku sangat khawatir pada Ji Soo H karena ia tampak rapuh  seperti bunga. Jadi, karena masalah kesehatan DJ kita..., maka kita harus siaran disini.” Ucap Tuan Lee. Geu Rim kesal karena Tuan Lee malah setuju dengan sikap Soo Ho.
“Siaran itu bukan lelucon.” Tegas Geu Rim. Tuan Lee heran karena Geu Rim berpikir dirinya sedang bercanda sekarang.
“Ya... Apa Ada yang mengganggu dalam pikiranmu?” ucap Geu Rim. Tuan Lee menganguk dengan senyuman. 

Ketiganya bertemu pasien yang sebelumnya menyapa Geu Rim. Tuan Lee meminta agar  memberikan salam pada Geu Rim dan Soo Ho dengan memberitahu kalau Pasien itu bintang tamu siaran radio mereka selanjutnya, dengan umur 16 tahun dengan kanker darah bawaan.
“Aku Lee Eun Jung.” Ucap Eun Jung dengan penuh semangat.
“Mimpinya menjadi seorang DJ. Kalian profesional, jadi kalian  mengerti, kan?” ucap Tuan Lee.  Geu Rim dan Soo Ho hanya bisa terdiam. 

Eun Jun memakai lipstiknya di toilet lalu berbicara pada Geu Rim kalau terlihat keren tadi, karena tidak ingin bertingkah  seperti penggemar gila di depan Soo Ho, jadi mencoba bersikap dingin. Lalu bertanya apakah berhasil caranya tadi.
“Jujurlah... Kau berbohong waktu bilang ingin menjadi DJ, kan? Kau berbohong agar bisa bertemu Ji Soo Ho, kan?” ucap Geu Rim sinis.
“Memangnya tak boleh?” tanya Eun Jung. Geu Rim menegaskan kalau itu tak boleh dan menegaskan Acara radio bukan pertemuan penggemar.
“Maka impianku mulai hari ini adalah menjadi seorang DJ.” Ucap Eun Jung santai. Geu Rim pikir Impian itu bukan candaan...
“Tidak masalah... Lagipula aku akan mati enam bulan lagi. Jadi, mulai hari ini...,impianku menjadi DJ.” Kata Eun Jung. Geu Rim terdiam mendengarnya dan berubah menjadi kasihan. 

Tuan Lee memberikan naskah berjudul [Apakah ini cara mengumpulkan ceritaku?] pada Soo Ho memberitahu Eun Jung  sakit parah dan Waktunya kurang lebih enam bulan lagi. Ia juga tahu kalau Eun Jung adalah penggemar Soo Ho.
“Bukankah kau ingin memberinya  hadiah yang bagus? Menurutku... Ini akan menjadi hadiah yang bagus untukmu juga.” Kata Tuan Lee memberikan saran pada Soo Ho. 

Geu Rim memberikan minum pada ibunya yang baru selesai makan. Ibunya  mengetahui kalau Geu Rim yang akan siaran dari rumah sakit? Geu Rim membenarkan dan mengaku senang bisa siaran sambil menjaga Ibunya tapi tapi... lalu berhenti bicara.
“Jika kau bahagia, bahagia saja. Kenapa ada "tapi"?” komentar Nyonya Jo
“Oh.. Yah... Bagaimana kau bisa dapat kamar rumah sakit ini Apa Kau menang undian tanpa memberi tahu Ibu?” ucap Nyonya Jo. Geu Rim seperti tak bisa menjelaskan kalau semua berkat Soo Ho. 

Geu Rim keluar dari kamar menatap ponselnya, mengetik “Ji Soo Ho.. Bisa kita bicara sebentar?” lalu menghapusnya dengan kembali menuliskan “Aku akan ke kamarmu. Ada yang ingin kutanyakan soal siaran dan secara pribadi soal apa yang kita bicarakan sebelumnya...” Saat itu Jason diam-diam mengintip.
“Ada orang di kamar Ji Soo Ho.” Ucap Jason yang membuat Geu Rim kaget.
“Bagaimana kalau minum kopi denganku dulu?” kata Jason menawarkannya. 

Keduanya duduk dicafe, Jason pikir Geu  Rim dan Soo Ho  pasti sudah sangat dekat. Geu Rim merasa Bukan dekat,  tapi tepatnya mereka  bekerja sama, jadi wajar seperti sangat dekat. Jason bisa mengerti. Geu Rim ingin tahu Bagaimana mengenal Ji Soo Ho.
“Kau bukan manajernya, 'kan?” ucap Geu Rim sudah tahu kalau Manager Kim adalah Manager Soo Ho
“Kami sering saling cerita tentang kehidupan kami masing-masing... Aku berharapnya begitu. Tapi aku masih belum berhasil sekarang... Aku dokternya... Aku bertanggung jawab atas insomnia dan stres yang dideritanya.” Akui Jason
“Jangan katakan hal-hal seperti bagaimana terkesannya dirimu kalau aku tampan dan pintar” goda Jason melihat reaksi Geu Rim.
“Jadi kau dokter... Lalu berapa lama kau dan Ji Soo Ho...” tanya Geu Rim. Jason mengaku berteman SMA.
“Kau banyak bertanya hari ini... tapi Baguslah. Aku juga punya banyak  pertanyaan buatmu.” Ungkap Jason. Geu Rim binggung pertanyaan apa untuknya.
“Ya, banyak sekali... Ji Soo Ho punya ponsel karena kau, 'kan? Dia dirawat di rumah sakit karena kau juga kan?” ucap Jason. Geu Rim ingin menjelaskan tapi Jason memilih langsung menyela.
“Bagaimana kalau begini saja? Aku punya banyak pertanyaan, dan kau juga. Mari kita bertanya satu pertanyaan masing-masing.”  Ucap Jason menyuruh Geu Rim lebih dulu.  Geu Rim terlihat binggung, Jason menyuruh Geu Rim cepat menanyakanya.
“Soal Ji Soo Ho...” ucap Geu Rim seperti ragu. 


Sementara Soo Ho di kamar mengirimkan pesan pada Geu Rim “Kau dimana? Bisa kita bertemu sebentar? Ada orang di luar, jadi datanglah kesini... Atau haruskah aku menemuimu?” Geu Rim tak juga membalas pesanya, akhirnya Soo Ho mengambil jaket dan akan keluar dari ruangan, tapi saat itu Nyonya Nam masuk ruangan.
“Sunguh pertunjukan yang menarik. Jika kau ingin pura-pura sakit, lakukanlah yang benar. Bagaimana jika seorang reporter mendapat fotomu?” sindir Nyonya Nam
“Siapa lagi yang melapor pada Ibu kali ini?” keluh Soo Ho. Nyonya Nam pikir Soo Ho tidak perlu tahu itu.
“Dimana Sekretaris Kim?” tanya Soo Ho. Nyonya Nam pikir anaknya yang memecatnya jadi kenapa malah bertanya padanya.  Soo Ho akan pergi.
“Apa kau mau pergi ke suatu tempat? Katanya ibunya Song Geu Rim  dirawat di sini. Apa Kau mau kesana?” ucap Nyonya Nam. Soo Ho membenarkan.
“Kau bilang... Jin Tae Ri akan menjadi sengsara jika dia berhubungan denganmu. Jadi apa maksudmu tak apa kalau Song Geu Rim menjadi sengsara? Lagipula kau ada siaran disini besok..., jadi pastikan hasilnya bagus dan efisien. Dan Beristirahatlah.” Ucap Nyonya Nam seperti mulai mengancam. Soo Ho pun hanya bisa terdiam. 

Soo Ho duduk disofa rumah sakit sambil mengingat yang dikatakan ibunya “ Jadi apa maksudmu tak apa kalau Song Geu Rim menjadi sengsara?”
Flash Back
Soo Ho mengingat saat bertemu dengan Geu Rim yang mengunakan penutup mata dan ingin membukanya, tapi melarangnya. Geu Rim heran karnea  ingin melihat wajahnya sekarang.
“Tidak bisakah kau mengingatku seperti ini?” ucap Soo Ho yang tak ingin Geu Rim melihat wajahnya.
“Baiklah... Aku janji akan mengingatmu walau aku sudah dewasa.” Kata Geu Rim.
“Apa Walaupun aku melupakanmu?” tanya Soo Ho. Geu Rim menganguk walaupun Soo Ho yang melupakannya maka akan mengingatnya. 

Geu Rim berjalan masuk ke rumah sakit mengingat yang dikatakan Jason saat menanyakan tentang Soo Ho.
Flash Back
Geu Rim ingin tahu apakah Soo Ho dulu pernah rumah sakit ini juga. Jason membenarkan dan itu 12 tahun silam. Geu Rim pikir apa mungkin namanya saat  masih kecil Woo Ji Woo. Jason kaget mendengarnya kalau Geu Rim bisa mengetahuinya.
Geu Rim mengingat semua yang dikatakan Soo Ho sebelumnya  “Song Geu Rim. Apa Kau...sungguh tidak mengingatku?” lalu menciumnya dan saat di acara Tae Ri menegaskan “Sampai kau mengenaliku.” Ia heran apa maksud ucapanya.
“Aku mungkin kehilanganmu lagi jika aku  bertindak seperti yang kulakukan dulu. Aku mengenalimu. Kita sudah lama saling mengenal.” Ungkap Soo Ho. 

Geu Rim terus berjalan masuk ke rumah sakit dan melihat Soo Ho yang duduk disofa tempatnya bertemu dengan cinta pertamanya.  Ia pun mengaku kalau mau bertanya satu hal saja jadi meminta Soo Ho agar menjawab pertanya dengan serius kali ini.
“Apa kita pernah duduk disini? Apa disini..., kau bertemu Song Geu Rim yang memakai penutup mata?” tanya Geu Rim ingin memastikan.

Flash Back
Soo Ho melihat dari depan jendela, kalau ada Seminar Pengalaman Kebutaan. Geu Rim sedang belajar mengunakan tongkat seperti orang buta. Lalu Ia juga membantu Geu Rim yang akan terjatuh saat mengunakan tongkat, mereka berdua akhirnya duduk di ruang tunggu, mendengarkan radio di tangga darurat. Soo Ho menatap Geu Rim yang bermain salju dengan pasien di rumah sakit. 

Geu Rim akhirnya mengetahui kalau memang Soo Ho adalah orang yang ditemuinya saat dirumah sakit dan itu alasan bersikap seperti sekarang.Soo Ho tak berkata-kata hanya menatapnya, seperti tak bisa mengekpresikan perasaanya karena Geu Rim akhirnya bisa mengenalinya.

“Apa kau terluka aku tidak mengenalimu? Kau belum dewasa sama sekali. Senang bertemu denganmu.” Ucap Geu Rim mengulurkan tanganya, Soo Ho pun menjabat tanganya.
Kenangan mereka seperti terulang lagi, Geu Rim yang memeluk Soo Ho menenangkanya. Mereka mengobrol di Gereja, lalu Soo Ho yang mencium Geu Rim. Soo Ho juga meminta Geu Rim yang mengingatnya tanpa membuka penutup matanya.  Geu Rim tersenyum mengingat kenangaan dengan Soo Ho saat dirumah sakit.
“Apa selama ini kau tidur nyenyak? Saat itu, kau 'kan juga tidak bisa tidur. Apa sekarang tidurmu sudah nyenyak?” tanya Geu Rim. Soo Ho mengaku tidak. 

“Kenapa kau tidak bilang apapun? Seharusnya kau memberitahuku.” Ucap Geu Rim berjalan di lorong rumah sakit.
“Karena aku ingin memastikan kau mengenaliku. Aku menginginkanmu untuk mengingatku.” Komentar Soo Ho
“Kau sangat aneh. Jika kau senang melihatku, maka kau  tinggal bilang saja. Kenapa kau menjegalku?” keluh Geu Rim. 
Flash Back
Soo Ho melihat Geu Rim yang ada didekatnya, lalu berbicara dengan seorang pria sambil meminum wine. Setelah itu Geu Rim pamit pergi karena harus menerima telp, Soo Ho yang melihat Geu Rim langsung menjegal kaki  Geu Rim sampi terjatuh.

“Aku tidak suka pria yang bersamamu hari itu.” Akui Soo Ho. Geu Rim mengejek Soo Ho itu seperti bocah remaja.
“Dan saat kita keluar bersama tim, kenapa kau membuatku terlihat buruk di depan ibumu?” keluh Geu Rim
“Jadi apa kau ingat hari disaat kau mabuk?” tanya Soo Ho kaget. 

 Flash Back
Soo Ho mengendong Geu Rim dan membaringkan di kamarnya, saat itu Geu Rim terbangun memanggil Soo Ho mengeluh dengan sikapnya. Soo Ho binggung dan akhirnya Geu Rim kembali tertidur. Soo Ho menarik selimut untuk Geu Rim dan Geu Rim terbangun lalu muntah pada bajunya.

Geu Rim hanya berpikir kalau Soo Ho itu cabul. Soo Ho hanya bisa mendengus sambil tersenyum. Geu Rim heran Soo Ho tertawa padahal selama ini bersikap jahat terhadapnya dan kemudian bertanya... apa aku mengenalinya, jadi maka mungkin bisa mengingatnya.
“Apa Kau gila? Dan Juga..., saat aku melompat ke air, kau menyakiti perasaanku.” Ucap Geu Rim.
“Makanya aku mengantarmu pulang.” Tegas Soo Ho
“ Ya. Tapi saat itu aku mengira itu sangat aneh. Bagaimana kau tahu tempat tinggalku?” ucap Geu Rim
“Aku mengikutimu 12 tahun silam.” Akui Soo Ho saat masih remaja mengikuti Geu Rim masuk ke dalam rumahnya.
“Kau memang penguntit sejati... Jadi, Apa kau menyukaiku sejak saat itu?” goda Geu Rim santai. Soo Ho hanya terdiam dengan tatapan dingin.
“Aku minta Maaf... Aku memang berlebihan tiap kali aku membuka mulutku.” Kata Geu Rim.
“Berlebihan juga tak apa, Karena memang benar.” Kata Soo Ho lalu berjalan pergi. Geu Rim hanya terdiam lalu mengikutinya. 



Soo Ho berada didepan kamarnya bertanya apakah Geu Rim ingin masuk.  Geu Rim mengaku kalau itu membuatnya jadi tak bisa berkata-kata karena berpikir tentan sesuatu. Ia meminta Soo Hoo agar bisa mendengarkan ucapanya sekarang.
“Walau kau menyukaiku 12 tahun silam..., walau kau bilang kau menyukaiku sekarang juga..., apa menurutmu aku bakal langsung bilang, "aku sangat bahagia, aku juga menyukaimu.." Hei... ada apa dengan sikap mu?” ejek Geu Rim dan Soo Ho tiba-tiba langsung menariknya masuk ke dalam kamar. 

Soo Ho memberitahu kalau Ada reporter di luar sana. Geu Rim panik berpikir kalau Soo Ho akan gawat kalau keluar dari ruanganya, tapi mengubah pikir kalau dirinya yang akan gawat. Ia langsung berpikir apa yang akan mereka lakukan sekarang.
“Jadi? Lanjutkan apa yang kau katakan.” Kata Soo Ho. Geu Rim binggung a apa maksudnya
“Kau bilang "Walau kau menyukaiku 12 tahun silam..., walau kau bilang kau menyukaiku  sekarang juga..., menurutmu aku akan langsung bilang, "aku sangat bahagia, aku juga menyukaimu'?" Ucapanmu tadi berhenti disitu... Apa aku seperti orang brengsek?” ucap Soo Ho
“Sedikit...” akui Geu Rim. Soo Ho meminta Geu Rim untuk melanjutkan perkataanya.  Geu Rim milih untuk pergi dan saat itu ponsel Soo Ho berdering kalau Tae Ri yan menelp dan mengeluh karena tak diangkat. Soo Ho dan Geu Rim panik karena Tae Ri sudah ada didepan ruangan. 

Tae Ri masuk ruangan tak melihat ada Soo Ho sambil mengeluh karena selalu keluar dari ruangan,  dan ingin tahu keberadaany sambil memangil da mencari di kamar mandi. Sementara Soo Ho dan Geu Rim sudah ada didalam lemar.
“Apaan ini?” tanya Geu Rim heran karena mereka harus bersembunyi. Soo Ho juga mengaku tak tahu.
“Padahal dia bukan reporter dan Cuma Jin Tae Ri. Apa memang benar  tadi ada reporter?” keluh Geu Rim curiga.
“Kenapa kau banyak bicara hari ini? Dan Juga, soal Jin Tae Ri.. Jangan salah paham.” Kata Soo Ho. Geu Rim malah heran dengan Soo Ho malah mengatakan hal itu. Keduanya berada posisi yang sangat dekat dan terlihat canggung.

Malam hari, Geu Rim tidur seperti sedikit gelisah sementara Soo Ho tertidur dengan senyuman. Esok paginya, Tuan Lee mengajarkan yoga pada pasien dengan memperlihatkan posisi pohon meminta mereka Jangan sampai kaku dibagian bokongnya Tapi libatkan bagian dalam tubuh dan mulai meminta mereka mengatur nafas.
Soo Ho dan Geu Rim keluar dari ruangan melihat dari jendela. Soo Ho bertanya apa yang dilakukan Tuan Lee. Geu Rim memberitahu Tuan Lee yang mulai tinggal di ruangan latihan sejak kemarin. Tuan Lee berteriak menyuruh keduanya masuk dan gabung dengan kelas Yoga. 

Ketiganya bertemu dengan pasien manula. Sang nenek pikir merasa tak tak bangga masuk rumah sakit jadi menurutnya untuk apa masuk radio dan semua hanya Omong kosong . Geu Rim memberitahu kalau mereka  akan siaran dari rumah sakit dan akan membacakan surat pasien di siaran itu.
“Bukankah Nenek kesepian,  berada di rumah sakit? Bukankah Nenek merindukan anak dan cucu?” ucap Soo Ho sinis
“Kau pikir kau siapa? Berani-beraninya kau berbicara  tentang cucu-cucuku?” teriak Si nenek marah. Geu Rim meminta agar Nenek itu tetap tenang.
“Aku tidak akan tenang!.. Aku tidak bisa. Tidak, aku tak mau.” Teriak sang nenek marah
“Nenek Kim. Kudengar Nenek suka kesemek kering. Katanya ini sangat enak jadi aku membelikannya buat Nenek.” Ucap Tuan Lee mengambil hati nenek dengan memberikan sekotak buah kesemek.
“Kau tidak perlu repot-repot” ucap Nenek Kim mengambilnya. Tuan Lee mengaku sengaja membelikan untuk Nenek Kim. Akhirnya Nenek Kim langsung akan bersiap menuliskan kartu pos untuk siaran radio.


Ketiga pergi ke mini market, Tuan Lee memilih “jjajang” instant dan meminta Geu Rim untuk  Jangan lupa makan dan makanlah tiga kali sehari, karena menurutnya bukan hanya ibunya yang dijaga tapi Geu Rim juga menjaga dirinya.
“Tapi Apa kau membelikanku ramen?” ucap Geu Rim. Soo Ho ingin bicara tapi Tuan Lee lebih dulu bicara.
“Apa Menurutmu aku yang bayar? Kita akan bayar masing-masing. Dan Kalau sumpit, aku yang  akan belikan buatmu.” Komentar Tuan Lee lalu pergi. Geu Rim mengeluh dengan tingkah Tuan Lee.
“Aku saja yang bayar.” Kata Soo Ho. Geu Rim menolak karena berpikir harus bayar masing-masing, akhirnya Soo Ho mengambil ramyun lainya.

Soo Ho datang memberikan susu pisang untuk Geu Rim, Tuan Lee hran bertanya darimana Soo Ho tahu kalau Geu Rim minum susu pisang  sama ramen. Geu Rim bertanya balik bagaiman Tuan Lee tahu makan ramen di sini yang paling enak, karena menurutnya ini Sungguh menakjubkan.
“Seakan kau pernah menghabiskan banyak waktu di rumah sakit. Kau juga tahu kapan dan di mana orang pada berkumpul.” Ucap Geu Rim
“Orang tuaku menghabiskan banyak waktu di rumah sakit. Mereka berdua meninggal dunia  setelah lama menderita penyakit.” Ungkap Tuan Lee. Geu Rim terdiam mendengarnya.
“hei... Aku mau minta kuah-mu.” Kata Tuan Lee ingin mengambil mangkuk ramyun. Soo Ho langsun menahanya.
“Aku beli tambahan ramen.” Kata Soo Ho sengaja mengeluarkanya. Tuan Lee menolak karena hanya butuh satu teguk saja.
“Berhenti ambil makanannya Penulis Song.” Ucap Soo Ho kesal.  Geu Rim bisa tersenyum mendengarnya, saat itu ponsel Soo Ho berdering, Tuan Lee menyuruh Soo Ho agar mengangkatnya. 

Soo Ho dan Manager Kim bertemu dicafe. Manager Kim heran dengan Soo Ho karena tahu kalau sangat benci rumah sakit. Soo Ho mengaku kalau Terjadi begitu saja. Manager Kim bisa menebak kalau itu Karena Song Geu Rim, Soo Ho seperti berusaha mengelak.
“Aku tahu. Bila kau menyukai sesuatu..., maka kau tidak bisa menyerah. Itulah sebabnya aku tetap bersamamu walaupun kau menyuruhku pergi. Aku tahu maksudmu, "Jangan pergi." ucap Manager Kim
“Apa gunanya semua itu sekarang?” komentar Soo Ho. Manager Kim piki juga seperti itu.
“Hyung... Berapa banyak JH menggajjimu? Aku akan membayarmu dua kali lipat. Jadi Bekerjalah denganku.” Ucap Soo Ho dengan wajah serius. 

Hoon Jung berbicara di telp mengeluh Tuan Lee “ Orang gila”  karena harus bertemu di rumah sakit, merasa tak percaya karena Soo Ho yang sangat peduli  dengan Song Geu Rim, sampai tak bisa berkata-kata. Soo Ho baru saja kembali mendengar percakapan Hoon Jung.
“Geu Rim menghabiskan terlalu banyak waktu  sama Ji Soo Ho. Tapi Dia seperti orang yang sedang mempermainkan wanita. Ji Soo Ho itu menyebalkan. Ini Menyebalkan...Kenapa Ji Soo Ho setuju siaran radio dan..” kata Hoon Jung kesal lalu tersadar kalau Soo Ho sudah ada dibelakangnya.
 “.... membuatku sangat bahagia? Maaf. Maksudku... terima kasih..., Ji Soo Ho..” ucap Hoon Jung berusaha untuk santai didepan Soo Ho. 

Geu Rim dan Soo Ho mulai membahas naskah dan terlihat sangat dekat,  Soo Ho menatap Tuan Lee teringat dengan ucapan Hoon Jung ditelp “ Orang gila itu mengira Song Geu Rim yang dilarikan ke RS dan mulai berteriak padaku. Aku belum pernah lihat orang gila marah sekali.”
“Aku sudah bilang... Ini seperti buku teks... Sudah berapa kali kau membacanya?” ucap Tuan Lee. Geu Rim mengaku sudah  10 Kali.
“Bacalah 20 kali dan  Ini juga kenapa?” kata Tuan Lee. Saat itu Geu Rim terbatuk seperti sangat kelelahan.
Tuan Lee langsung membuka jaketnya mengaku kepanasan dan memberikan pada Geu Rim. Soo Ho pun menahan diri tak memberikan jaketnya. Tuan lee bertanya apakah Geu Rim sudah minum obat, Geu Rim mengaku Belum. Tuan Lee langsung mengancam Geu Rim akan membunuhnya kalau terserang flu dan harus menjaga kesehatan. Soo Ho ingin bicara tapi Tuan Lee lebih dulu memanggil Hoon Jung.
“Keluarkan obat dari tasnya.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho hanya menatapnya.
“Apa ini? Apa kau mengkhawatirkan  Song Geu Rim atau apa?” goda Hoon Jung.
“Ini obatku.. Dan Kau Ambil satu kalau mau.” Ucap Tuan Lee memberikan obatnya dengan sikap acuh. Soo Ho terus menatapnya. Soo Ho hanya bisa menatap Tuan Lee yang terlihat acuh tapi sangat perhatian.


Pagi hari di rumah sakit
Soo Ho sudah berdiri dengan ibu dan ayahnya didepan wartawan serta semua pasien sudah berkumpul dengan slogan yang dibawa perusahaanya [Menolong Jiwa, Menyebarkan Senyum Tawa] lalu Nyonya Nam pun memberikan amplop.
Soo Ho hanya diam dan melihat sosok pasien yang akan menjadi bintang tamunya. “Aku Lee Eun Jung, Seorang aktris 16 tahun. sakit kanker darah bawaan.” Eun Jung terlihat bahagia saat di panggil untuk maju ke depan menerima amplop.
Soo Ho mengingat kembali perkataan Tuan Lee kalau Eun Jung yang sakit parah dan Waktu tinggal enam bulan, serta fans dari Soo Ho dam menurutnya kalau Soo Ho yang ingin memberinya hadiah yang bagus. 

Nyonya Nam dan Soo Ho berada di dalam lift. Nyonya Nam mengetahui kala Eun Jung akan siaran di acara radionya. Ia memberitahu kaalu Berita akan meliput acara yang diselenggarakan, Soo Ho kaget ibunya bisa mengetahuinya.
“Karena sekarang Sekretaris Kim tak ada lagi, Apa pikirmu Ibu tidak tahu apa yang kau lakukan.” Ucap Nyonya Nam mengejek.
“Itu Tentu saja kau pasti mengetahuinya, Hobi Ibu memantau setiap gerakanku.” Balas Soo Ho sinis
“Jika kau tidak suka dipantau, maka pindahlah ke rumah. Ibu banyak dengar gosip miring, karena kau telah lepas kendali. Ayahmu pindah rumah..., jadi kenapa kau tidak tinggal  di rumah sebentar?” komentar Nyonya Nam
“Bukankah melelahkan hidup seperti itu? Aku semakin lelah.”ungkap Soo Ho.

Saat pintu lift terbuka, Semua orang sudah ada didepan lift terkesima dengan Soo Ho. Nyonya Nam dengan sikap ramahnya merangkul lengan Soo Ho agar dianggap kalau hubungan mereka baik-baik saja
Geu Rim menulis naskah dalam kamar, seperti tak enak dengan ibunya akhirnya keluar dari ruangan akan bisa menulis. Sementara Jaso datang membawakan selimut untuk Soo Ho mengetahui kalau itupasti untuk Penulis Song. Soo Ho menganguk tanpa menyangkalnya.

“Sudah kuduga. Makanya kubeli warna merah muda... Bukankah aku yang terbaik?” kata Jason bangga.
“Aku akan lebih berterima kasih kalau kau tetap diam.” kata Soo Ho lalu berjalan  pergi. 

Soo Ho akan membawakan selimut untuk Geu Rim, tapi saat itu melihat Tuan Lee sedang memberikan selimut untuk Geu Rim yang tertidur pulas disofa. Lalu keduanya saling menatap dengan wajah dingin. Soo Ho bertanya apa yang dilakukanya, karena Tuan Lee yang mengatakan akan melatih orang menjadi tangguh.
“Apa kau ingat semua yang kukatakan?” ejek  Tuan Lee
“Orang mungkin salah paham kalau kau menyukai Penulis Song.” Kata Soo Ho
“Tapi memang benar... Aku suka Song Geu Rim.” Ungkap Tuan Lee. Keduanya saling menatap dingin.

Bersambung ke episode 9

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar