PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 09 Maret 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Sung Woo menatap Han Min yang sedang asik mencoba menari lagu AOA, Han Min akhirnya tersadar dan langsung menutupnya. Sung Woo menyindir menyuruh agar Terus berlatih, lalu memarahinya untuk mengatur dokumen di kotak itu. Han Min pun melihat kotak biru diatasnya pun menganguk mengerti.
“Hanya karena dia ketua tim tidak berarti dia bisa memerintahkku. Dia harus membantu dulu, sebelum memerintahkanya” keluh Han Min membawa kardus.  Saat itu Wan Seung melihat Han Min membawa kardus yang dibutuhkanya.
“Itu pasti berat. Izinkan aku menolongmu.” Kata Wan Seung. Han Min menolak karena merasa baik-baik saja.
“Aku tidak punya pekerjaan lain  yang harus dilakukan.” Ucap Wan Seung. Saat itu Tuan Shin memanggil Han Min agar datang dan menemuinya. Han Min pin tak bisa menolaknya.
“Ini harus masuk kabinet, 'kan? Jadi Pergilah.” Ucap Wan Seung. Han Min pun bergegas pergi menemui Tuan Shin. 

Tuan Shin melihat sekeliling lalu berisik pada Han Min ingin tahu apakah anaknya melakukannya dengan baik. Han Min tersenyum bahagia sambil menepuk Tuan Shin sebagai ayah dari Na Ra, lalu langsung meminta maaf karena bersikap tak sopan.
“Seperti ayahnya , maka seperti anak perempuan... Maafkan aku... Maksudku putrimu tersayang... Dia sempurna... Aku akan menjaganya dengan baik, Pak.” Ucap Han Min membanggkan Na Ra. 

Wan Seung membawa semua CD ke Warnet bertanya apakah  sudah menemukannya atau tidak. Petugas Kim terlihat binggung, melihat tumpakan CD. Wan Seung memperingatkan Petugas Kim agar Jangan mengedipkan matamu
“Kau harus lihat lurus... Temukan dia.” Tegas Wan Seung ingin juniornya bisa belajar. 

Spanduk bertuliskan “Kelas Menyenangkan dengan Kantor Polisi Joongjin” Manager Jo memberitahu kalau Melihat mata yang tidak bersalah bisa membersihkan jiwa Seol Ok. Lalu seorang wanita memberitahu kalau mereka akan bertemu pembicara hari ini.
“Ini Petugas Kepolisian Kehormatan, Yoo Seol Ok.” Ucap Seorang wanita. Seol Ok pun menyapa semua anak-anak SD didepanya.
“Siapa yang punya pertanyaan untuknya? Angkat tanganmu.”kata Ibu Guru., Semua pun mengangkat tangan penuh antusias. Ibu Guru menunjuk Si Eun agar bertanya lebih dulu.
“Apa yang perlu kau lakukan untuk menjadi Petugas Kepolisian Kehormatan?” ucap Si Eun
“Aku sudah menangkap 13 penipu perkawinan.” Kata Seol Ok. Semua tak percaya kalau Semua  ada 13 penipu
“Jika itu terlalu banyak, maka Kau bisa menangkap satu pembunuh berantai.” Kata Seol Ok 
“Jangan bicara tentang  pembunuh berantai pada anak-anak.” Bisik Tuan  Jo melarang. Seol Ok terlihat binggung. 

Wan Seung pergi ke Apotik sambil bertanya apakah hanya ada aseton merek itu saja dan ingin tahu Apa ada yang membeli produk itu dalam jumlah besar baru-baru ini. Si pegawai mengkau tak ada.  Wan Seung pun akhirnya keluar dari ruangan.
“Itu dikirim dan ditinggalkan di luar gedung... Aku bertanya di internet shopping mall, tapi mereka tidak punya informasi karena itu dipesan oleh bukan anggota.” Ucap teman Wan Seung di telp
“Bukankah seharusnya ada catatan pembayaran?” kata Wan Seung
“Kau butuh surat perintah untuk mendapatkan informasi pelanggan. Ini adalah masalah yang sensitif.”kata Teman Wan Seung.  Wan Seung terlihat kesal karena harus berhubungan dengan surat perintah.

Seorang anak wanita mengangkat tanganya ingin Selain menangkap pelaku, Apa hal terbaik yang dilakukan Seol Ok. Seol Ok mengaku itu Mengambil cincin kawinnya. Tuan Jo kembali menegur Seol Ok untuk Jangan katakan hal seperti itu.
“Perceraian bukanlah sesuatu  yang perlu dibanggakan.. Jangan katakan itu.” Ucap Tuan Jo
“Kapan waktu tersulit untukmu?” tanya anak lainya. Seol Ok menjawab yaitu saat Tuan Jo memberikan tanda melarang untuk mengucapkanya. Tuan  yang sedang menyilangkan tangan berpura-pura kalau sedang membuat lelucon burung terbang. 
“Bu, apa yang terjadi dengan pria itu?” tanya si anak perempuan, teman yang duduk disebelahnya mengetahui  kalau ada Orang yang membakar di lingkungan sekitar. Seol Ok ragu ingn memberitahu. 

Saat itu seorang pria turun dari mobil lalu membeli sekotak rokok Peace. Si pegawai pun memberikan dan si pria pun pergi. Wan Seung masuk ke mini market,bertanya Apakah menjual Peace, karena Tidak banyak toko yang menjualnya.
“Ya, kami punya..” ucap si pegawai memberikan sekotak rokok. Wan Seung menolaknya.
“Aku tidak kesini untuk membelinya. Apa ada seseorang rutin membeli ini?” tanya Wan Seung. Si pria mengaku tidak terlalu.
“Tapi pria yang baru saja datang membelinya.” Ungkap si pria. Wan Seung kaget dan langsung keluar mencoba mencarinya tapi si pria sudah pergi dengan mobilnya. 

Petugas Kim menelp memberitahu kalau sudah menemukannya. Seol Ok merasakan ponselnya bergetar lalu sedikit menyindir bertanya apakah wan Seung sudah menemukannya. Tuan Jo kembali memperingati Seol Ok kalau tidak bisa menjawab panggilan di kelas.
“Nona Yoo. Lihat bagaimana mata mereka bersinar terang sekali. Mereka tersentuh oleh ceritamu. Mereka "Aku ingin belajar lebih banyak lagi!"  adalah apa yang mereka katakan dengan matanya.” Ucap Tuan Jo dan semua berteriak membenarkan.
Seol Ok akhirnya terpaksa berdiri sampai akhirnya hanya dalam hitungan detik bel berbunyi tanda kelas sudah selesai. Semua anak pun keluar dari dari kelas. Seol Ok mencoba pergi, Tuan Jo menahanya kalau tidak bisa pergi karena punya kelas memasak dengan Petugas Polisi Kehormatan.
“Maksudku... Aku harus pergi ke kamar mandi.. Aku harus mencuci tangan sebelum memasak.” Ucap Seol Ok berjalan mundur dan bergegas pergi.
“Apa yang sedang kau lakukan? Ikuti dia!”teriak Tuan Jo pada Na Ra yang sibuk selfie. Na Ra pikir untuk apa. Tuan Jo menegaskan karena itutoilet wanita.
Tapi Na Ra seperti tak punya alasan untuk mengikutinya, Seol Ok akhirnya berhasil kabur melalui lapangan, Tuan Jo mengejarnya. Seol Ok berteriak pada anak-anak yang berkumpul kalau Tuan Jo akan memberikan cokelat. Tuan Jo pun akhirnya dikerubungi anak-anak dan tak bisa bergerak.


Seol Ok akhirnya datang menemui Wan Seung memastikan kalau memang Petugas Kim yang menemukannya.Wan Seung pikir akan melihat nanti. Seol Ok ingin tahu Apa pelakunya benar-benar dekat rumahny. Wan Seung menjelaskan Kapur sudah di kirim, jadi tidak bisa membuktikan dirinya di tempat kejadian.
“Detektif Ha... Apa kau melaporkan bahwa kau pindah?”tanya Seol Ok
“Aku tidak punya kesempatan karena kebakaran.” Ucap Wan Seung
“Apa kau tahu alamatmu?” tanya Seol Ok. Wan Seung menjawab Joongjin4-dong. Seol Ok memberitahu alamatnya itu Joongjin4-dong, Da-gil 56-2.
“Bagaimana kau bisa tidak tahu alamatmu sendiri? Tempatku terbakar setelah tiga hari pindah.... Kau aneh... Bagaimana kau tahu alamat yang sebenarnya? Apa kau berencana untuk mengunjungiku lagi? Apa kau terobsesi denganku?” kata Wan Seung percaya diri.  Seol Ok pikir itu hanya khayalan Wan Seung saja.
“Dia mendapatkan alamatmu dengan mudah, Tapi dia tidak tahu persis unitnya.” Ucap Seol Ok memperlihatkan alamat yang tertempel di bagian depan rumah

Flash Back
Seorang kurir membawakan kardus “ Wumyung Lime” merasakan sangat aneh karena ingin meninggalkannya di luar rumah dan tertulis dibagian atas “Tinggalakan di kotak surat saat tidak ada orang di rumah.”
“Dia menemukan dimana kau tinggal karena...” kata Seol Ok. Wan Seung bisa menebak si pelaku yang melihatnya masuk ke dalam rumah.
“Penjahat itu... di dekatmu.” Ucap Seol Ok yakin karena bisa melihat sosk pelaku dengan mobil melihat Wan Seung yang masuk rumah di malam hari. 

Seorang wanita melihat botol Asenton di dalam rak, lalu Si pria turun di depan Apotek Wonjae dengan wajah lelah. Si wanita mengatakan pada si pria kalau kali ini giliran jadi Berangkat pukul 8 malam. Si wanita menganguk mengerti menaruh jaket lalu pergi. Si wanita mengambil jaket dan memeriksa jaket si pria. 

Seol Ok dan Seung Woo akhirnya melihat rekaman video yang ditemukan oleh Petugas Kim. Petugas Kim menunjuk kalau ada Pria yang sama di depan truk, pusat kebudayaan, dan Genoise, toko keempat. Wan Seol melihat Detektif Lee adalah polisi.
“Terkadang di drama, petugas polisi berubah menjadi pelaku.” Ucap Petugas Kim. Wan Seung tak ingin membahasnya meminta Petugas Kim memperlihatkan yang lainya.
“Oh, wanita ini...Dia disana ketika Sekolah Bahasa Inggris terbakar. Dia mengenakan sesuatu yang berbeda saat itu, yaitu Dia memakai jas putih” ucap Petugas Kim
“Apa dia dokter?” pikir Wan Seung melihat sosok ibu yang ada di layar. 

Hee Yeon duduk gelisah di cafenya, pegawai pikir kalau Hee Yeon  akan pergi ke toko kedua. Hee Yeon mengaku tak akan pergi kesana dan meminta pegawainya pulang saja karena harus menemui seseorang.
**
Wan Seung merasa kalau Petugas Kim itu bohong karena  bisa mengingat  setiap orang yang lewat. Petugas Kim mengaku kalau bahkan ingat baju yang mereka gunakan dan menunjuk ke layar.  Wan Seung pikir akan menelepon dan memeriksa apa petugas kim itu berbohong.
“Tunggu disini. Jangan mengikutiku.” Kata Wan Seung mengeluarkan ponselnya tapi Petugas Kim tetap mengikutinya dari belakang.
“Polisi Lee... Apa kau di tempat kejadian saat Sekolah Bahasa Inggris Joongjin terbakar?” ucap Wan Seung. Petugas Kim memberitahu si wanita memakai sepatu lari hijau yang murah.
Apa kau punya sepatu lari hijau yang murah?” tanya Wan Seung. Petugas Kim yakin kalau ucapanya itu benar. Wan Seung mengaku tidak karena harganya mahal.
Saat itu Seol Ok bisa menebak si wanita apoteker dengan menunjuk ada Apotik di ujung jalan., karena Dokter tidak mau mengenakan gaunnya seperti ini. Wan Seung memperbesar layar terlihat nama Apotek Wonjae” 

Ketiganya pergi ke Apotik, Wan Seung langsung memperingatkan Petugas Kim untuk berjaga luar saja. Seol Ok masuk ke dalam apotik melihat sekeliling begitu juga Wan Seung. Si wanita langsung bertanya apa yang dicarinya. Keduanya masih sibuk mengamatinya
“Permisi. Apa yang sedang kau cari?” tanya si wanita. Seol Ok menemukan sebotol Aseton kalau akan membelinya.
“Lem bisa bekerja lebih baik untuk halusinasi.” Ucap Si wanita melihat Seol Ok yang membuka tutup botol agar Wan Seung menghirupnya. Wan Seung pikir kalau harus segera menutup botolnya.
“Kemungkinan, apa kau tahu kebakaran di Sekolah Bahasa Inggris Joongjin?” tanya Seol Ok mulai menginterogasi setelah keduanya melihat sekota rokok.
“Aku tahu. Aku melihatnya sendiri... Aku pergi untuk menjemput anakku dan melihatnya.” Akui si wanita.
Saat itu seorang anak laki-laki masuk baru pulang sekolah dan melihat Seol Ok sebagai wanita yang cerai. Wan Seung tak percaya kalau Seol Ok menyebarkan ceritanya bahkan di sekolah. Seol Ok memuji si anak yang terlihat pintar.
“Apa kau mau permen?” ucap Seol Ok  memberikan permen lalu memuji karena sopan. Tiba-tiba Si wanita memangil anaknya yang bernama Won Jae.
“Kau cepat Ke atas, dan lakukan pekerjaan rumahmu sekarang juga.” Kata Si ibu dengan wajah sinis. Won Jae pun hanya bisa cemberut lalu masuk ke rumahnya.
Wan Seung seperti mengingat si wanita yang memarahinya karena si anak yang di panggul olehnya. Ia lalu berbisik pada Seol Ok kalau kenal wanita yang menyeramkan itu.
Seol Ok keluar dari apotik bersama Wan Seung. Petugas Kim  bertanya Apa wanita itu pelakunya. Wan Seung memberitahu kalau mereka melihat rokoknya dan Bau aseton ini juga sama, bahkan dapat merasakannya. Seol Ok yakin Pelakunya ada di apotek itu.
“Dia seorang apoteker yang baik.  Kenapa dia melakukan pembakaran?” kata Wan Seung membela
“Kau menggangu putranya.” Kata Seol O. Wan Seung pikir Itu tidak bisa menjadi alasan.
“Na Jin Tae melakukan pembakaran hanya karena nenek itu mencipratkan air padanya... Mungkin Dia bahkan meniru alasan pembakaran.” Komentar Seol Ok
“Itu tidak bisa menjadi bukti yang jelas... Apa Anda pergi ke rekaman CCTV di dekat tempat mengambilnya antara pukul 3 sampai 4 sore? “ kata Wan Seung
“Ya... Dia tinggal di apotek sepanjang waktu.” Kata Petugas Kim, Wan Seung seperti tak yakin.
“Aku memeriksa bahkan tanpa mengedipkan mataku.” Kata Petugas Kim yakin.
Wan Seung memeriksa apakah ada pintu belakang, lalu terdengar bunyi ponsel. Petugas Kim langsung mencari dalam saku celananya. Wan Seung memberitahu kalau itu miliknya dan dari nomor yang tak dikenal, tenyata Pemilik Genoise. 

Ketiga duduk bersama, Wan Seung ingin tahu Apa Hee Yoen benar-benar melihat kebakaran. Hee Yeon membenarkan kalau akan melaporkannya juga. Ia mendengar truk pemadam kebakaran datang jadi merasa lega dan kembali ke toko.
Flash Back
Hee Yeon baru saja pulang di tengah hujan melihat sesuatu yang berasap dan berpikir terbakar. Akhirnya Ia menelp pemadam kalau di Barat Joongjin-dong dengan melaporkan Ada rumah terbakar dekat apotek. Ia terlihat kaget kalau ada Truk pemadam sudah datang. 
Hee Yeon mengaku tidak tahu itu rumah Wan Seung, Wan Seung  ingin tahu alasan Hee Yeon mau bertemu denganya. Hee Yeon mengaku pergi ke daerah itu beberapa waktu yang lalu karena merasa tidak nyaman. Ia juga merasa tak yakin tapi merasa melihat si pembakar.
“Kau bilang Si pembakar? Dimana?” tanya Wan Seung penasaran.
“Ada seseorang yang berdiri didepan rumahmu, melihat kebakaran itu.” Kata Hee Yeon yakin. 

Flash Back
Hee Yeon masih menelp mengatakan truk kebakaran sudah datang, Lalu bertanya apa  sudah berakhir sekarang atau adakah hal lain  yang harus dilakukan.  Ia mengaku belum pernah melakukan ini sebelumnya.
Ketiganya pergi ke rumah Wan Seung, Hee Yeon mengaku melihat payung kuning jauh dari tempatnya berdiri. Ia yakin  Orang itu datang ke jalan utama, kemudian menghilang tiba-tiba. Wan Seung mengingat  Payung kuning dan teringat kalau ada payung yang di Apotik.
“Jika orang dengan payung kuning berjalan ke arah sini dan menghilang” kata Seol Ok
“... artinya dia tinggal di sekitar sini... Ini mencurigakan.” Komentar Wan Seung
Hee Yeon melihat kaki Wan Seung bertanya apakah baik-baik saja. Seol Ok melihat kaki Wan Seung yang berdarah langsung panik melihatnya. 

Hee Yeon akhirnya mengemudikan mobilnya, Seol Ok mengeluh Wan Seung yang selalu terluka. Wan Seung pikir hanya itu saja dan itu memang karena dirinya sendiri yaitu bertahan dari rumah yang terbakar.
“Apa itu sangat menyakitkan?” tanya Hee Yeon khawatir. Wan Seung pikir bisa menahanya. Hee Yeon memberitahu kalau mereka hampir sampai.
“Aku tidak perlu pergi ke rumah sakit... Aku hanya perlu menaruh perban di sekitarnya Aku minta maaf karena telah menyebabkan masalah.” Komentar Wan Seung. Seol Ok melihat He Yeon seperti merasa khawatir pada Wan Seung
Seol Ok mengucapkan Terima kasih karena Hee Yeon sudah mengantarnya dan meminta untuk kembali saja. Hee Yeon pikir  akan pergi setelah  melihat Wan Seung dirawat. Seol Ok pikir tak perlu karena akan bersama Wan Seung jadi Hee Yeon bisa pergi saja karena pasti sangat sibuk. Akhirnya keduanya pun selesai melakukan perawat
“Astaga, apa yang harus kita lakukan dengan itu? Bagaimana kau bisa menjadi orang bodoh begini? Kau harus datang ke rumah sakit jika ini buruk. “ ucap Seol Ok mengomel
“Aku bukan dokter... Aku pikir itu akan menjadi lebih baik. saat aku beristirahat.” Ungkap  Wan Seung.
Seol Ok lalu memberikan bahunya, karena tidak ingin melihat Wan Seung terpincang-pincang. Wan Seung menolak karena bisa jalan sendiri. Seol Ok pun tak peduli menyuruh Wan Seung berjalanlah sesuka hati sesuai keinginannya saja. Tiba-tiba Wan Seung menaruh tangan dibahu Seol Ok, keduanya terlihat gugup karena bertatapan sangat dekat.
“Nah, dokter menyuruhku untuk berhati-hati... Jika kau ingin membantuku dengan sangat buruk, Maka Aku akan membiarkanmu melakukan itu.” Ucap Wan Seung. Akhirnya Seol Ok membiarkan Wan Seung bertumpu padanya
Keduanya keluar dari rumah sakit, Seol Ok bertanya Dimana Wan Seung akan tidur. Wan Seung menjawab akan tidur di rumahnya, lalu teringat kalau apartmentnya terbakar habis.Seol Ok pikir Wan Seung harus melindungi TKP juga.  Wan Seung pikir  akan tidur di sauna.
“Kau terluka. Kau tidak bisa melakukan itu... Ayo pergi ke Baebang-dong. Kyung Mi juga tidak di rumah.” Ucap Seol Ok
“Dia menyelinap keluar setelah mengambil cincin itu, jadi apa yang terjadi padanya?” gumam Wan Seung menatap sinis pada Seol Ok.
“Kau tidak memiliki niat lain, 'kan? Aku tidak semudah itu, kau tahu itu” ucap Wan Seung memiliki harga diri.Seol Ok mengaku sudah tahu hal itu
“Jika kau berencana untuk melakukan sesuatu  sementara aku terluka, maka Kau lebih baik menyerah... Aku orang yang jujur.” Komentar Wan Seung.
“Jika kau cemas, tidurlah di sauna.” Kata Seol Ok berjalan pergi. Wan Seung akhirnya berpura-pura kalau sakit terasa  sangat buruk.
“Pria harus memiliki pergelangan kaki yang sehat. Aku mungkin tidak bisa berjalan dengan baik lagi.” Ungkap Wan Seung
“Kurasa pria pasti sehat dalam banyak hal.” Ejek Seol Ok
“Bukankah kau lapar? Aku makan mie sepanjang hari, jadi sangat lapar.” Ucap Wan Seung. Seol Ok pun mengajak mereka untuk segera pergi.
“Aku akan membuatkanmu sesuatu yang lezat.” Kata Seol Ok. Wan Seung mengajak mereka makan diluar saja. 

Wan Seung duduk di dalam meja makan, Seol Ok sibuk didapur seperti orang yang ahli memasak, tapi semua masakanya gosong.  Wan Seung mengeluh kalau tak perlu waktu lama untuk memasak rebusan doenjang. Seol Ok merasa semua pria pasti berpikiran seperti itu.
“Mereka mengira sup hanya air dan bahan.” Ucap Seol Ok. Akhirnya Wan Seung berdiri dari tempat duduknya karena tak tahan.
“Apa kau sedang bermain rumah-rumahan?” komentar Wan Seung lalu menyuruh agar Seol Ok menyingkir.
Wan Seung dengan mudah memotong semua badah dan membuat sup Deojang dan juga lauk lainya. Seol Ok terpesona melihat Wan Seung yang pintar memasak. Akhirnya menu makanan lengkap dan tertata rapi diatas meja. Seol Ok mulai mencicipi sup buatan Wan Seung
“Apa itu aneh?” tanya Wan Seung gugup. Seol Ok seperti tak menyukainya. Wan Seung mencobnya dan merasa kalau tak masalah dengan rasa supnya.
“Apa Kau pikir ini baik-baik saja?!!! Ini tidak hanya baik-baik saja Tapi.... Ini sangat enak...  Kau yang terbaik.” Komentar Seol Ok memuji
“Coba Lihat? Kukatakan bahwa aku memasak dengan baik.” Ungkap Wan Seung bangga. Seol Ok pun setuju kalau Wan Seung itu jauh lebih baik darinya. 


Setelah makan Seol Ok berbaring di tempat tidur, tapi terlihat gelisah. Wan Seung berbaring di sofa dengan merasa sangat lelah tapi tidak bisa tidur dan meraskan ada suara di lantai atas. Ia yakin Seol Ok juga tidak bisa tidur.
“Apa karena dia terlalu bersemangat untuk bersamaku?.. Aku tidak seistimewa itu.” Komentar Wan Seung mendengar langkah kaki menuruni tangga.
“Detektif Ha... Apa kau tertidur?” ucap Seol Ok mengetukan bagian tangga. Wan Seung hanya bisa berkomentar kalau Seol Ok lebih baik dari penampilannya.
“Apa aku terlihat begitu mudah?” komentar Wan Seung berpura-pura tidur. Seol Ok kembali bertanya apakah Wan Seung tertidur. Wan Seung hanya diam saja. 

Seol Ok akhirnya mengeluh karena Wan Seung yang sudah tidur,  Wan Seung akhirnya melonggo dan kaget karena Seol Ok sangat dekat denganya. Seol Ok langsung bergegas menuruni tangga dan duduk didepan Wan Seung.
“Ahjumma... Aku belum siap.” Ucap Wan Seung Panik menutupi badanya dengan bantal
“Bagaimana kau bisa menunggu  sampai siap pada saat ini?” ungkap Seol Ok. Wan Seung makin panik berusah menjauh
“Apa yang kau inginkan dariku?” tanya Wan Seung karena Seol Ok hanya mengatakan “Aku” dan terus mendekat
“Kurasa aku tahu siapa pembakarnya.” Kata Seol Ok dengan wajah bahagia.
Wan Seung mengeluh Seol Ok yang masih membahas tentang pelaku  Ditengah malam ini. Seol Ok piir kalau memang bukan itu kenap aia harus datang menemui Wan Seung pada larut malam. Wan Seung tak ingin membahasnya ingin tahu Siapa pembakarnya. Seol Ok pun menyebut seseorang. 

Ibu Won Jae masuk kamar mengambil ponselnya karena si anak yang bermain game di ponselnya.  Saat itu Won Jae sudah tertidur pulas dikamarnya langsung membuka matanya setelah ibunya keluar
Flash back
Won Jae dkk sedang belajar bahasa inggris, lalu tiba-tiba sesuatu terlempar ke dalam kelas melalui jendela dan saat  itu juga api berkobar. Semua anak ketakutan berlari menghampiri gurunya sambl menjerit histeris, Tapi hanya Won Jae malah seperti senang melihat Api yang ada didepanya.
Guru Won Jae menyuruh agar segera menjauh. Tapi Won Jae malah berjalan ke arah jendela tempat Les Bahasa Inggris Joongjin dan melihat seorang pria sebagai pelaku pembakaran memberikan kedipan mata padanya.

Di malam hari
Won Jae duduk sendirian didepan komputernya, menonton video manusia bertoping  yang mengatakan Semua yang dibutuhkan adalah menggosok alkohol, botol kaca, dan korek api. Lalu Yang paling penting adalah truk..”
“Itu harus botol kaca dan korek api Aku bisa mengoleskan alkohol dari apotek. Dan Aku hanya perlu membakar truk.” Ucap Won Jae seperti penuh semangat. 


Won Jae berjalan dengan membawa payung kuningnya, Saat itu salah satu temannya dan juga ibunya keluar dari apartement dengan Won Jae yang menaiki lift. Si anak perempuan bersama ibunya pergi ke truk yang menjual buah strawberry.
Sementara Won Jae sudah ada diatas gedung, melihat Truk yang menjadi sasaranya dan mengeluarkan semua barang-barang yang diperlukanya.  Setelah itu si ibu membeli buah truk itu pun pergi meninggalkan Apartemen. Won Jae yang melihatnya terlihat panik karena tak boleh peri. 

Ibu Won Jae baru turun dari taksi sambil menelp panik bertanya cara untuk memblokir 103. Si anak wanita yang suka dengan strawberry langsung memakanya. Ibunya menyuruh si anak agar bisa mencucinya lalu bergegas mengangkat telp yang berdering ternyata dari Ibu Won Jae.
“Ibu.... Aku memakannya seperti itu.” Ucap Si anak mengoda ibunya lalu berjalan pergi.
“Kau bilang Won Jae melakukan apa? Mungkin dia ingin datang dan bermain di rumahku. Kalau  Saat dia sampai di sini, maka Aku akan menahannya.” Kata Ibu anak perempuan.
Saat itu Seol Ok dan Wan Seung datang bisa melihat Won Jae sudah menyalakan api dan melemparnya, lalu berteriak agar si  ibu minggir. Tapi si ibu yang terlihat shock hanya bisa diam saja. Saat itu juga tubuh si ibu pun terbakar, Won Jae melihat dari atas seperti tanpa penyesalan langsung membereskan semua barang-barangnya.
Si anak menjerit histeris melihat ibunya yang terbakar, Seol Ok langsung memeluknya mencoba menyelamatkan agar si anak tak melihatnya. Tapi si anak terus menjerit histeris melihat keadaan ibunya dan buah strawberry yang dibelikan ibunya jatuh berantakan dan terinjak-injak.
Bersambung ke episode 4

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar