PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 16 Maret 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Seol Ok keluar dari cafe masuk berpikir kalau pernah melihat si pegawai di suatu tempat. Lalu mengeluh kalau sudah menghancurkan suasana hatinya begitu pegawaiitu masuk. Ia merasa kalau wanita itu pernah melakukan sesuatu padanya.
“.Aku tidak berpikir dia berasal dari sekolahku.” Ucap Seol Ok mencoba mengingat si pegawai. 

Saat itu polisi Lee sedang ada di mobil partoli memanggil Seol Ok,  bertanya kemana akan pergi dan menyuruhnya masuk saja. Seol Ok pun dengan senang hati bisa masuk mobil partoli dan mengucapkan Terima kasih.
“Kudengar kau sudah menyelesaikan  kasus pembakaran lagi. Aku menghormatimu, Nona Yoo.” Ucap Polisi Lee seperti bangga
“Aku juga menghormatimu, Polisi Lee... Bagaimana kau menjadi polisi? Aku selalu gagal dalam ujian polisi.” Kata Seol Ok sedih
“Aku sudah berkali-kali gagal... Aku belajar selama tiga tahun di Noryang-dong.” Cerita Polisi Lee. Seol Ok seperti baru mendengar nama Noryang-dong
“Aku tidak belajar keras selama dua tahun pertama. Lalu Aku belajar keras di tahun ketiga karena ada seorang gadis cantik di kelas umum.” Cerita Polisi Lee tersipu malu
“Astaga. Apa aku harus bergabung  dengan kelas umum juga untuk bertemu pria tampan?” komentar Seol Ok lalu meminta agar menurunkan di halte bus terdekat. 


Ha Ji Seung kakak Wan Seung menelp adiknya menanyakan keberadaan, apakah memang tak ingin datang karena ayah mereka sudah menunggu. Wan Seung mengeluh kalau kakaknya itu pasti berbohong menurutnya Ayah senang jika tidak ada di dekatnya. Saat itu Ji Seung melihat adiknya yang datang dan berdiri tak jauh darinya.
“Selamat atas promosimu sebagai Presiden. Terima kasih telah mendukung ibu Ye Na dari Firma Hukum Ha and Jung. Berkatmu, tidak perlu ada tuntutan hukum.” Ucap Wan Seung setelah melambaikan tangan pada kakaknya
“Kenapa kita tidak makan malam bersama setelah ini?” ucap Ji Seung. Wan Seung pikir Lain kali.
“Kau selalu menempel denganku sepanjang waktu saat kita masih muda. Sekarang setelah kau dewasa,  kita bahkan tidak bisa makan? Perlakukan aku yang menyenangkan lain kali.” Ucap Ji Seung mengejek adiknya
“Dapatkan aku makanan paling mahal sekarang  karena kau adalah CEO.” Balas Wan Seung.
Sek memberitahu kalau acara akan dimulai. Wan Seung menyuruh kakaknya masuk saja karena pasti sibuk. Ji Seung pun menuntup telpnya lalu masuk ke ruangan. 

MC memberitahu kalau  Ha Ji Seung akan memberikan pidato pengukuhannya sebagai wajah baru Firma Hukum Ha and Jung. Spanduk bertuliskan (Pidato perdana Presiden Ha Ji Seung) dengan Tuan Ha duduk diatas panggung mendengar pidato anaknya.
“Halo, Saya Ha Ji Seung. Sebenarnya, Saya tidak merasa mudah sekarang. Ini karena Presiden kita sebelumnya memimpin  perusahaan dengan baik selama bertahun-tahun. Saya ingin tahu apa saya bisa memimpin perusahaan dengan baik  sebagaimana dia melakukannya. Saya cukup khawatir. Tapi dengan bantuan Anda, Saya bisa membuat Firma Hukum Ha and Jung muncul sebagai perusahaan terkemuka. Saya akan melakukan yang terbaik.” Ucap Ji Seung. Tuan Ha tiba-tiba merasakan sesak di dadanya.
“Saya akan menghargai bantuan Anda dalam hal ini. Seperti yang Anda ketahui, Ha and Jung adalah perusahaan pertama yang membangun... Dongban, jaringan publik yang mendukung  korban kejahatan. Dongban adalah... “ kata Ji Seung lalu terhenti saat melihat ayahnya yang sudah terjatuh dari kursi
Seseorang mencoba membantu Tuan Ha yang kesakitan, Ji Seung panik melihat ayahnya lalu berteriak agar segera memanggil ambulance. Sebuah ambulance datang membawa Tuan Ha ke rumah sakit, lalu seorang mata-mata dalam mobil melihatnya dan melaporkan pada Tuan Kim.
“Pak Kim.... Pak Ha sedang dibawa ke rumah sakit... Ya, aku akan mengikutinya untuk mengeceknya.” Ucap Si mata-mata lalu mengemudikan mobilnya mengikuti ambulance. 


Seol Ok sudah ada  di Joongjin-dong, lalu melihat bus yang mengantarkan akan pergi ke Kelas umum Noryang-dong. Seorang pria berdiri dengan kaca mata dan terlihat tampan, Seol Ok langsung terpeson melihat pria tampan yang melepaskan kacamatanya.
“Kau terlihat lebih baik tanpa kacamata.” Puji Seol Ok. Si pria terlihat binggung tiba-tiba Seol Ok mendekat.
“Apa Kau punya pandangan mata yang buruk? Ini bukan kacamata resep dokter, 'kan? Apa itu fashion ?” ucap Seol Ok. Si pria mengaku kalau itu kacamatanya.
“Kau mau turun dimana?” tanya Seol Ok seperti mengoda. Si pria ketakutan tak menjawabnya. Seol Ok mengaku kalau  bukan wanita aneh.
“Aku turun di Noryang-dong.  Itu pemberhentian berikutnya.” Kata Si pria. Seol Ok merasa kalau itu takdir karena turun di Noryang-dong juga.

Si pria yang turun lebih dulu dari bus dan Seol Ok terus mengikutinya dari belakang. Si Pria yang kesal akhirnya berhenti dan berteriak marah ingin tahu kenapa Seol Ok yang terus mengikutinya dan apa yang diinginkan. Seol Ok mengakulupa membawa ponselnya.
“Bisakah kau membiarkanku menggunakan ponselmu? Aku tidak akan mengikutimu jika kau membiarkanku  menggunakan ponselmu” ucap Seol Ok. Si pria pun memberikan ponselnya dengan wajah kesal
“Apa kau akan pergi kearah itu?  Lalu aku akan pergi ke arah kanan” ucap Seol Ok. Si pria setuju dan meminta agar Seol Ok cepat mengunakan ponselnya karena sudah terlambat untuk masuk kelas. 

Di minimarket
Wan Seung membuka mienya dan mengeluh karena belum masak, sambil berujar kalau ingin makan BBQ tapi tidak bisa makan BBQ sendirian. Seol Ok menelp Detektif Ha dari ponsel si pria. Detektif Ha heran karena Seol Ok menelp dengan nomor yang berbeda.
“Apa kau sudah mengganti nomormu?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengaku sedang meminjam ponsel seseorang.
“Apa kau kehilangan ponselmu lagi? Kau tidak pandai dalam hal apapun kecuali menangkap penjahat. Kenapa kau meneleponku?” ucap Wan Seung mengejek
“Bisakah kau kemari sekarang?” tanya Seol Ok. Wan Seung mengaku kalau sibuk lalu bergegas keluar dari minimarket sambil akan membuang mienya.

“Kenapa kau menggangguku?  Sudah kubilang aku sibuk.” Keluh Wan Seung
“Aku tahu kau sibuk,  tapi kau seorang detektif.. Kau harus menangkap penjahat. Aku sudah menangkap orang  yang punya kamera tersembunyi ini.  Ini akan segera selesai.” Kata Seol Ok. Si pria terlihat kesal
“Dia menyembunyikan kamera dengan kacamatanya. Itu tidak begitu baru. Yang ini adalah tempat kau menyimpan USB di kaki. Kacamata hitam yang di luar fashion” cerita Seol Ok bisa mengetahui saat si pria melepaskan kacamatanya sedang merekam bagian paha wanita.
Si pria meminta agar Seol Ok memberikan ponselnya, Seol Ok meminta agar si pria membiarkan menyelesaikan panggilan. Ia berbicara pad Wan Seung kalau si pelaku memfilmkan rok wanita  saat bertingkah seperti sedang menyeka kacamatanya dan sudah melihatnya sendiri.
“Astaga. Aku tidak melakukannya...” ucap si pria berusaha untuk kabur.
“Bukankah kau harus membawa ponselmu kembali?” kata Seol Ok. Si pria meminta agar dikembalikan.
“Ini bukan ponsel kloning, 'kan? Hei.. Kau akan ketahuan bahkan jika kau kabur.” Kata Seol Ok berteriak melihat si pria yang kabur. Si pria mengeluh karena melakukan ini padanya. Seol Ok menegaskan kalau si pria yang Hanya untuk diselidiki.
“Kau pria yang sangat tampan. Kecuali kacamata ini yang diluar fashion” ucap Seol Ok melihat si pria embali mengunkan kacamatanya. Si pria ingin tahu siapa Seol Ok sebenarnya. Seol Ok hanya tersenyum,

Akhirnya Wan Seung membawa si pria yang seharusnya sudah belajar  jika sudah pindah ke kota ini dan mendorongnya untuk masuk ke dalam mobil.  Ia mengeluh kalau pria itu tidak menggunakan  kamera tersembunyi di Gangnam atau Hongdae sambil mengumpat kesal
“Itu tidak pantas bagi seorang detektif untuk mengatakan itu.” Tegur Seol Ok
“Aku hanya mengatakan itu bagaimana penjahat semacam itu  terjebak di tempat seperti itu. “ kata Wan Seung membela diri
Seol Ok melangkah pergi. Wan Seung bertanya apakah Seol Ok tak akan masuk ke mobilnya. Seol Ok mengaku ingin berkeliling sedikit di tempat itu,  Wan Seung heran menurutnya Apa ada yang dilihat di kota ini. Seol Ok hanya bisa tersenyum. 
Seol Ok berjalan di kota yang dijadikan sebagai tempat Les orang yang ingin masuk ke bagian pemerintah, dengan spanduk besar bertuliskan (Anda tidak bisa melewatkan  satu pun pertanyaan terakhir,  (Lembaga Polisi. Lembaga Ujian. Kuliah Gratis.Kereta Tercepat untuk Menjadi Petugas Polisi. Diskon diberikan hingga 10 orang)
“Seperti yang diharapkan... Aku harus belajar di tempat seperti ini.” Ucap Seol Ok seperti sangat bersemangat dan melihat sebuah Supermarket. 


“Ini lebih murah dari pasar besar lainnya. Lebih hemat biaya  untuk membeli lebih banyak dari ini.” Ucap Seol Ok membeli banyak makanan yang harganya lebih murah
Ia bahkan mencoba alat pemijit leher yang menurutnya  cukup untuk membunuh seseorang. Ketiga sampai kasir Seol Ok membayar 27 dolar dan 60 sen, tapi ketika keluar seorang kakek menghadangnya bertanya Kemana akan pergi. Seol Ok merasa sudah selesai dengan pembayarannya.
“Dia membayar barang-barangnya.” Ucap kasir. Tiba-tiba si kakek mengumpat
“Apa Kau tidak punya mata? Bukankah kau melihat ini?” kata si kakek kalau masih ada pemijat leher yang belum dibayar.
“Oh, aku lupa.... Aku tidak akan membeli ini.” Kata Seol Ok mengembalikanya karena hanya ingin mencobanya.
Ini harganya 1.500 dolar.” Ucap Si Kakek. Seol Ok binggung karena harganya bisa semahal itu.

“Ini tiga dolar, dan kau harus membayar 500 kali lipat jumlahnya. Jadi bayar 1.500 dolar sekarang Atau apa aku harus menghubungi polisi?” ucap si kakek menunjuk pada peringatan di tokonya.
“Apa Kau bilang aku mencoba mencuri ini?” kata Seol Ok tak terima
“Jangan pernah berpikir  untuk tidak merasa bersalah. Kau membuat kesalahan besar sekarang. Kau baru saja melakukan kesalahan, pencuri. Beraninya kau coba mencuri dari tokoku? Kau akan dipenjara jika terus melakukan ini.” Kata si kakek mengancam.
“Kau bilang Penjara? Aku tidak akan dipenjara  karena menangkap seorang pencuri. Tapi Kau melanggar Pasal 350 Hukum Pidana dengan mengancamku. Kau mungkin dihukum 10 tahun di penjara atau didenda kurang dari 20.000 dolar.” Balas Seol Ok
Si kakek mulai ketakutan. Seol Ok menjelaskan kalau hanya... membeli sebanyak kantung yang dibawanya jadi  bisa membuktikan  bahwa itu adalah sebuah bukan kesalahan Tapi si kakek yang mencoba memeras uang darinya dengan menggunakan kesalahan
“Kau tidak akan bisa menghindar dari hukuman.” Ucap Seol Ok mengancam.
“Aku akan membiarkanmu pergi kali ini, jadi pergilah.” Kata si kakek ketakutan
“Aku merasa sangat terhina  karena aku tidak akan membeli ini. Seharusnya aku melaporkanmu ke polisi.” Kata Seol Ok kesal dan si kakek pun menyuruh kasir agar mengembalikan uang Seol Ok.
Ketika membuka pintu si kakek melihat pria dengan tangan di Gips lalu bertanya kemana akan pergi karena sedang terluka,  jadi sebaiknya tinggal di rumah saja dengan nada mengomel. Si pria mengatakan akan segera kembali.


Seol Ok keluar dari supermarket kesal karena tidak percaya apa yang terjadi padanya tadi, dan menurutnya dengan sikap si kakek itu pasti akan menimbulkan masalah  jika terus bersikap seperti itu. Lalu ia melihat spanduk bertuliskan “Kereta Tercepat untuk Menjadi Petugas Polisi” dan merasa kalau sudah memutuskan.
Ia pun masuk ke dalam gedung Kelas umum jangka pendek yang sudah dibuka dan mendapatkan diskon. "10 persen". Seol Ok pikir menghemat banyak uang dan harus merawat Detektif Ha untuk makannya.

Seol Ok akhirnya mengajak Wan Seung berbelanja, merasa Seharusnya membelinya  beberapa waktu yang lalu karena sekarang jauh lebih mahal. Setiap Seol Ok mengambil beberapa barang, Wan Seung kembali menaruhnya di rak seperti tahu kalau tak membutuhkanya.
“Apa kau menginginkan makanan?” tanya Seol Ok
“Aku tidak akan mengatakannya  bahkan jika aku sendiri melakukannya. Semuanya sama selama kau yang masak.” Komentar Wan Seung
“Aku akan menunjukkan ketrampilanku yang khusus saat ini.” Kata Seol Ok yakin
“Apa aku melakukan kesalahan? Beli saja perut babi dan ssamjang. Bagaimana kau bisa berpikir menambahkan selai kacang ke ssamjang? Dan Beli saja hal-hal yang tidak perlu  untuk memasak yang rumit, seperti makanan kaleng.” Ucap Wan Seung. Seol Ok setuju. 

“Kenapa kau begitu murah hati  dalam membeli makanan hari ini?” tanya Wan Seung heran
“Maaf untuk memandang rendah padamu. Setelah kasus Won Jae, kau terlihat sedikit berbeda padaku.” Ungkap Seol Ok
“Apa kau memandang rendah padaku? Aku tidak tahu.  Tapi Kenapa kau memandang rendah padaku? Aku adalah mahasiswa terbaik di universitas-ku. Aku tampil sebagai perwira polisi tampan dalam iklan juga.” Ucap Wan Seung membanggakan diri
“Itu Sudah lama sekali... Tapi Bukan itu intinya, Apa kau tahu... Aku beritahu padamu bahwa kau keren sekarang.” Ungkap Seol Ok seperti ingin memuji
“Bisakah kau lebih spesifik di bagian mana sangat kerennya?” tanya Wan Seung
Seol Ok mengingat saat Wan Seung mengatakan “Jika seorang detektif menyerah,  itu berarti seluruh dunia menyerah. Kita adalah upaya terakhir  bagi mereka yang bermasalah.” Lalu mengulurkan tanganya.
“Sudahlah Lupakan... Kalau diPikirkan kembali, tidak ada  yang begitu hebat tentang hal itu. Tapi Bagaimanapun, aku sedikit menghargaimu.” Kata Seol Ok mengakui
“Hilangkan "sedikit". Apa yang baru saja kau katakan?” ucap Wan Seung ingin mendengarkan pujianya.
“Aku menghormatimu, Detektif Ha... Apa kau puas?” ucap Seol Ok mengejek lalu berpikir kalau Pada waktu itu, jika ada seorang detektif seperti Wan Seung. 


Flash Back
Seol Ok mengejar detektif merasa kalau Ini tidak benar. Tapi detektif menegaskan kalau kasus ini adalah bunuh diri. Seol Ok yakin kalau Orang tuanya tidak akan bunuh diri tapi dibunuh jadi meminta tolong temukan pelakunya. Detektif yakin kalau 99,9 persen pasti. Seol Ok menegaskan kalau itu tidak 100 persen!
“Dia membuatku tidak nyaman sekarang.. Aku sudah mengatakan kepadanya  bahwa aku orang jahat....” ungkap Wan Seung mengingat cerita Seol Ok
“ Jadi aku membuat keputusan.”kata Seol Ok. Wan Seung ingin tahu tentang apa Seol Ok telah mengambil keputusan.
“Maukah kau mengembalikan cincin itu? Beri aku cincin itu kembali.” Ucap Wan Seung. Seol Ok binggung.
Seol Ok memikirkan tentang Cincin dan Wan Seung meminta agar mengembalikan cincinya. Seol Ok berusah mengingat-ngingat kejadian sebelumnya.

Flash back
Saat di restoran dan keduanya mabuk, Wan Seung seperti memberikan cincin pada seseorang yang ada didepanya. Seol Ok melihat seorang pelayan datang menghampiri Wan Seung di mejanya.
Seol Ok pun bisa mengingat kalau wanita itu adalah pegawai yang ada di toko kue, wajahnya langsung cemberut karena Wan Seung yang memberikan cincin pada si pegawai. 



Sesampai di kasir, total belajanya adalah 65 dolar.  Seol Ok yang masih kesal hanya diam saja. Wan Seung melihat Seol Ok menyuruh agar membayarnya, Seol Ok pikir kalau Wan Seung yang akan membayarnya.
“Dia bilang  menghormatiku  beberapa waktu yang lalu.” Komentar Wan Seung. Akhirnya Seol Ok dengan wajah kesal membayar semua belanjaan.
“Dengan senang hati  ia membeli cincin mahal itu untuknya, Tapi dia bahkan tidak mau  membelikan perut babi.” Komentar Seol Ok mengeluarkan uangnya. 

Wan seung mulai memasak merasa kalau Seol Ok benar-benar aneh hari ini. Lalu mengingat kembali saat Seol Ok memujinya sangat keren. Ia merasa kalau Seol Ok tahu bahwa dirinya orang yang keren dengan senyuman sumringah.
“Aku mencoba menyembunyikannya,  tapi aku tidak bisa menahannya. Aku ingin tahu  apa dia akan mengakui perasaannya dan membuatku merasa tidak nyaman. Tapi Kenapa dia bertingkah  seperti dia tidak mengambil cincin itu? Sepertinya aneh rasanya bertanya langsung padanya. Lalu Apa dia benar-benar memakannya?” ucap Wan Seung terus berbicara sendiri didepan kompor.
“Apa kau belum selesai?” tanya Seol Ok dengan nada ketus.
“Aku bukan pembantumu... Kau ingin aku memasak untukmu, saat kau tidak melakukan apapun.” Ucap Wan Seung mengeluh
“Kau menyuruhku untuk tidak menyentuh apapun saat mulai memasak.” Kata Seol Ok kesal
“Setidaknya siapkan mejanya.” Perintah Wan Seung. Seol Ok pun menyusun sendok dan sumpit. 

Wan Seung selesai masak, lalu minum lebih dulu dan terkejut melihat sendok yang dibentuk silang seperti gambar love, atau sinyal dari Seol Ok. Tapi akhirnya ia berusaha santai ingin tahu apa yang ada dipikiran Seol Ok karena ingin mengatakan sesuatu sebelumnya.
“Aku telah memutuskan untuk pergi di jalan yang sama sepertimu.” Ucap Seol Ok. Wan Seung binggung seperti dirinya seperti apa.
“Aku telah gagal sebelumnya, jadi aku pikir bisa berbuat lebih baik.” Kata Seol Ok yakin.
“Astaga. Aku tahu perceraian itu bukan masalah besar akhir-akhir ini.” Kata Wan Seung
“Aku juga tidak terlalu peduli dengan hal itu. Aku akan mencoba lagi.”kata Seol Ok
“Tapi itu terlalu cepat untuk memulai lagi.” Kata Wan Seung mulai panik karena berpikir Seol Ok ingin mengajaknya menikah.
“Aku tidak punya banyak waktu. Aku bertambah tua setiap hari.” Kata Seol Ok. Wan Seung mengaku belum benar-benar siap.
“Tapi bagiku, jika aku ingin memulai lag,maka Aku juga membutuhkan banyak hal baru.” Kata Seol Ok
“Aku harus memikirkannya dengan hati-hati. Apa ada yang kau siapkan?” tanya Wan Seung. Seol Ok pikir akan mengurus semuanya.
“Aku pasti orang yang sangat keren... Wah... Dia sangat terang-terangan.” Ungkap Wan Seung melihat Seol Ok yang mulai makan. Seol Ok heran melihat tatapan Wan Seung yang berbeda. 



Dini hari, Wan Seung tak percaya kalau Jalan yang dimaksud eol Ok kalau untuk belajar Noryang-dong. Seol Ok mengatakan telah menganalisis alasannya dan semua lulus di Noryang-dong. Wan Seung ingin tahu dengan Kyung Mi yang bisa masuk. Seol Ok pikir kalau temanya yang aneh.
“Aku tahu Noryang-dong itu baik, tapi jam berapa sekarang?” ucap Wan Seung. Seol Ok melihat jam tanganya kalau sekarang jam 5 pagi.
“Tidak ada mobil juga.” Ucap Wan Seung. Seol Ok tahu  tidak ada mobil.
“Apa kau memintaku untuk mengantarmu kesana?” ucap Wan Seung kesal
“Aku tahu ada orang jahat yang mabuk di luar sana, tapi aku baik-baik saja. Aku bisa berlari bahkan jika berlari melintasi orang sesat. Aku bisa berlari sangat cepat. “ kata Seol Ok. Wan Seung seperti terpaksa akhirnya menyalakan mobilnya. Seol Ok terlihat senang karena bisa diantar Wan Seung. 

Wan Seung ingin tahu apakah Seol Ok yakin akan pergi  ke Noryang-dong untuk belajar. Seok Ok pikir kenapa harus pergi kesana kalau bukan untuk belajar. Wan Seung tahu kalau Setengah dari siswa  yang ada disana untuk nongkrong bahkan Beberapa gadis bertemu  para pria saat mereka belajar.
“Ada banyak bar dan karaoke disekitar sana. Dan Makanan murah juga ada” ucap Wan Seng mengejek
“Oh, Apa aku bisa bertemu orang-orang  melalui studi kelompok?” tanya Seol Ok. Wan Seung mengaku tak tahu.
“Astaga. Kau sangat siap  untuk berkencan dengan pria.” Ejek Wan Seung
 “Pria mana yang ingin berkencan  dengan wanita tua sepertiku?” kata Seol Ok. Wan Seung menjawab kalau  Ada dosen di kelas umum.
“Apa dia takut...Aku akan berkencan dengan pria lain?” gumam Seol Ok melihat sikap Wan Seung seperti cemburu.
“Kenapa harus Noryang-dong  dari segala tempat? Disana Penuh dengan. Ada banyak kelas di Jongno dekat Taman Tapgol itu.” Keluh Wan Seung yang mendapat lirikan sinis dari Seol Ok. 


Akhirnya Seol Ok turun dari mobil mengucapkan Terima kasih dan berjalan masuk. Wan Seung mengeluh dengan Seol Ok yang  ingin belajar  saat sudah tua. Padahal Ia sudah mengatakan pada Seol Ok itu sangat sulit, tapi yakin kalau  Seol Ok tidak akan menyerah.
“Aku tidak akan memanggilnya  saat kejahatan terjadi sampai dia lulus ujian.” Ucap Wan Seung melihat Seol Ok berjalan masuk ke tempat les.
Seol Ok melihat semua anak muda yang berjalan dengan buku ditangan dn dan menunduk merasa kalau  Semua orang belajar keras jadi ia akan bersemangat dan belajar keras juga. Ia pikir Ada baiknya a datang lebih awal jadi akan duduk di depan dan pintu ruangan yang belum terbuka.

“Hei, Bukankah kau melihat ini?” ucap si pria tambun. Seol Ok melonggo kaget ada banyak buku yang berjejer dilantai seperti antrian.
“Kau masuk ke kelas berdasarkan urutan di sini. Jika kau ingin mendapatkan tempat duduk, Biarkan notebook-mu antri.” Jelas si pria
“Apa ini antrian?” kata Seol Ok tak percaya. Si pria membenarkan dan melihat Seol Ok dari kejauhan
“Aku pernah melihatnya di suatu tempat. Tapi Dimana aku melihatnya?” ucap si pria tambun lalu teringat kalau wanita ituYoo Seol Ok. 


Seol Ok akhirnya masuk ke dalam kelas dengan guru yang mengajarkan mengunakan mic dan juga layar TV agar kursi dibagian belakang bisa melihatnya. Seorang wanita duduk dikursi paling depan dengan serius mendengarkan penjelasan doen tentang menghukum terdakwa jika ada bukti.
Sementara Seok Ok duduk di bangku yang terhalang dinding, Ia berusaha bergeser ke kanan ada seorang wanita yang mengeluh begitu juga ke sebelah kiri ada pria yang juga merasa terganggu.  Akhirnya Seol Ok berusaha berdiri melihat layar yang tepak didepan matanya, tapi membuat pria yang dibelakang karena menghalanginya.
“Lebih baik menonton video perkuliahan.” Ucap Seol Ok kesal sendiri. 

Wan Seung masuk ke tempat gym melihat Detektif Yuk sedang melatih otot lenganya, lalu ikut disampingnya berpikir kalau rekan kerjanya  akan bekerja dan sedang bekerja diluar. Keduanya saling adu kekuatan tangan dengan menarik tubuhnya di tiang.
“Apa kau lelah?.. Kau tidak lelah, 'kan? Astaga, ini sangat mudah.... Aku tertidur disini. saat  bekerja disini sebelumnya. Tapi aku tidak bisa tidur malam ini.” Ucap Wan Seung akhirnya berhenti berlatih dan mendekati Detektif Yuk.
“Sersan Yuk... Berhentilah memanfaatkan orang yang baru... Kalian semua harus bekerja sama sebagai satu tim. Bukankah begitu? Maksudku.. “ ucap Wan Seung dan detektif Yuk hanya menatap sinis
“Apa aku melakukan sesuatu yang salah?  Katakan padaku” kata Wan Seung
“Berhenti pamer. Kau akan gagal  jika kau mengandalkan diri sendiri.” Kata Detektif Yuk. Wan Seung tak mengerti apa maksudnya.

“Kau tahu Detektif Go, bukan? Yang kau bunuh.... Go Jae Hyun... Dia adalah detektif seniorku” ucap Detektif Yuk lalu bergegas pergi. Wan Seun terdiam karena mengingat detektif yang terbunuh di sel tahann.
“Hei.. Apa kau menangis?” tanya Tuan Jo melihat Deketif Yuk pergi dan merasa kalau juniornya itu bukan seseorang yang kalah dalam pertarungan. Dan merasa kalau Wan Seung pasti banyak mengganggunya.


Wan Seung sengaja mengambil kopi dari tangan Tuan Jo, lalu Tuan Jo mengeluh kalau Wan Seung tidak bisa punya hubungan baik dengan senior dan juniornya. Wan Seung menceritakan Orang yang mengganggunya adalah Sersan Yuk selain itu Ketua Tim Gye dan menurutnya Tuan Jo pasti sudah tahu.
“Apa yang aku tahu? Aku sibuk mengurus kepala” kata Tuan Jo lalu kebingungan karena koinnya tak bisa masuk mesin.
“Hal ini sering terjadi.” Ucap Wan Seung. Tuan Jo ingin Apa yang terjadi di antara mereka berdua
“Dia akan mengambil semua kreditnya.” Kata Wan Seung mengingat saat akan menangkap pelaku, Sung Woo mengambil kasusnya mengatakan kalau mereka satu tim dan ia adalah pemimpin tim
“Mereka pergi kemanapun tanpa aku.” Ucap Wan Seung mengingat saat baru datang bertanya apa yang akan mereka lakukan tapi malah di minta untuk memasang spanduk.
“Mereka bahkan tidak menjawab  apapun yang aku tanyakan.” Cerita Wan Seung menginggat saat bertanya pada Detektif Yuk di TKP tapi diabaikan begitu saja.
“Aku mengerti Sersan Yuk karena dia sangat menentangku.Ketua TimGye, anjing itu... Dulu dia teman sekelasku jadi dia tidak bisa melakukan ini padaku.” Kata Wan Seung tak bisa terima begitu saja.
“Kudengar bahwa kau merendahkan Ketua Tim Gye saat kalian berdua berada di markas besar.” Kata Tuan Jo. Wan Seung kaget bertanya Siapa yang bilang seperti itu.
“Kejahatan Unit Satu berjalan dengan baik. Ketua Tim Gye juga orang yang ambisius dan Gayamu berbeda. Tapi kalian semua berada di jalur yang sama. Detektif ada di sini  untuk menangkap penjahat dengan baik.” Kata Tuan Jo
“Aku tahu kau Anjing Pelacak Seodong, Tapi Sersan Yuk adalah Anjing Petarung. Wajahnya menyeramkan, Tapi dia hatinya lembut. Jadi Berhenti pamer Dan bergaul dengan baik dengan semua orang.” Kata Tuan Jo menasehati.
“Jika mereka tidak memulai, maka Aku tidak akan bertarung dengan mereka.” Komentar Wan Seung. Tuan Jo pun tak banyak bicara. 

Seol Ok keluar dari ruangan merasa sangat sibuk untuk mendengarkan pelajaran selama empat jam. Ia pikir seharusnya sarapan kalau tahu itu akan memakan waktu lama, lalu berjalan melihat banyak mahasiswa yang makan sambil berjalan.
“Wah.. Itu bisa menghemat banyak waktu dan Aku juga punya makanan.” Ucap Wan Seung melihat menu makanan Perut babi. Ayam Mayones, Perut babi, ham telur ikan terbang.
Saat itu seorang wanita datang dengan memegang bukunya langsung meminta menu nomor dua. Seol Ok melihat si wanita yang terlihat serius belajar meminta menu yang sama.
Setelah itu Seol Ok akhirnya pergi ke Ruang Belajar Ino, tapi malah membuatnya tertidur pulas karena bangun terlalu pagi. Beberapa orang mengeluh Seol Ok yang menganggu karena tertidur sambil terbentur di meja, lalu kaget karena melihat note di depan meja belajarnya.
[Jagalah sopan santun, Tolong jangan menghela napas keras, Kau terlalu berisik. Tolong diam, Jangan gunakan pena multi guna, Mari kita belajar.] Akhirnya Seol Ok hanya bisa meminta maaf dan dengan sangat perlahan memegang pensilnya lalu keluar dari ruangan, lalu kembali pulang sambil membaringkan tubuhnya di tempat tidur.
“Itu......lebih buruk daripada tinggal dengan mertuaku.” Keluh Seol Ok sangat lelah.
Bersambung ke Part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar