PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 16 Maret 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 5 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Kakek pemilik supermarket berjalan di gang, lalu bertemu dengan seorang berteriak marah kalau dirinya yang Asudah cukup melelahkan dan tidak bisa membiarkannya lagi, lalu mamarahinya karena sudah Berani memelototinya. Tiba-tiba sipelaku langsung menusukan pisau di perut si kakek.
“Kau tahu ini jam 4 pagi, 'kan?” ucap Wan Seung keluar sambil menguap.
“Ku bilang aku tidak perlu memberiku tumpangan. Aku bisa berlari lebih cepat jadi Pergi saja.” Kata Seol Ok Tapi Wan Seung tetap mengantarnya.
“Aku mungkin terlambat. Aku perlu menjadi 100 orang pertama  untuk duduk di depan.” Kata Seol Ok akhirnya ikut berlari dengan pelajar lainya yang ingin duduk didepan.
Disebuah gang, tempat si kakek sudah diberikan garis polisi. Seol Ok melihat dari kejauhan mencoba menyakinkan diri untuk tak harus melihatny karena akan mengodanya. Ia yakin kalau akan gagal lagi kalau tak bisa fokus.
“Lebih penting duduk di kursi depan sekarang... Aku mungkin terlambat.” Ucap Seol Ok dan bergegas pergi.
Wan Seung akan kembali menerima telp kalau ada Kasus pembunuhan dan bergegas memutar kembali mobilnya. 


Seorang pria berdiri dalam kegelapan disekitar TKp merasa kalau Baunya seperti darah segar dengan agak amis dan manis. Ia pun tak bisa menjelaskan kalau seperti terasa Dingin dan tidak memiliki pemanas tapi merasa kala ini Sangat tinggi suhunya.
“Ada begitu banyak CCTV terpasang di daerah ini kecuali untuk tempat ini. Apa tidak ada apa-apa di sini?” ucap Si Pria yang bergaya seperti detektif. Detektif Yuk mengeluh melihat Wan Seung hanya diam saja dan menyuruh si pria akan pergi.
“Aku belum melihatmu.” Kata si pria. Wan Seung binggung siapa pria itu.
“Apa Kau tidak tahu siapa aku?” tanya si pria merasa terhina. Wan Seung mengaku kalau memang tidak tahu.
“Apa rambutku berantakan hari ini?” ucap si pria merapihkan rambutnya agar Wan Seung bisa mengenalinya.
“Apa kau masih belum tahu siapa aku?” tanya si pria. Wan Seung tetap mengelengkan kepalanya.
“Apa kau benar-benar seorang petugas polisi? Apa Kau tidak kenal aku? Aku berada di sebuah artikel karena menjadi penyidik ​​ilmiah jenius.” Ucap si pria
“Aku juga sedang melakukan iklan sebagai detektif tampan dari Kantor Seodong.” Balas Wan Seung
Si pria pikir tak ada yang menonton iklan tapi berita dirinya sudah dirilis di koran harian dan melihat kaus yang bertuliskan Ilmu Forensik. Wan Seung pun hanya bisa diam saja. 


Seol Ok menaruh bukunya merasa senang karena datang satu jam lebih awal hari ini lalu berjalan melihat antrian yang bisa duduk didepan ingin tahu Jam berapa orang di depan datang dan harus bertanya, lalu melihat buku catatan “Hukum Acara Pidana,  bernama Yoon Mi Joo dan melihat kalau itu ada darah yang menetes. 

Si kakek akhirnya dibawa pergi oleh ambulance, Si pria dari tim forensik terus berusaha mencoba cara mengetahui si pelaku menusuk pisau pada Wan Seung di bagian perut. Wan Seung meminta agar bisa mengehentikan karena perlu mempertanyakan saksi.
“Ini aneh... Berapa tinggimu?” tanya si pria. Wan Seung menjawab  Tingginya 182 cm.
“Kenapa tidak mengatakan dari awal? Apa kau bodoh? Jika kau punya mata,  lihat bagaimana tubuh bagian bawah dan tinggi korban. Dia tidak setinggimu.” Kata si pria mengomel
“Aku belum melihat korbannya dengan seksama. Aku datang terlambat” kata Wan Seung
“Jangan membuat alasan... Aku menyia-nyiakan 20 menit berhargaku karenamu.” Kata Si pria. Wan Seung pikir itu sama juga denganya.
“Apa kau pikir 20 menit seorang detektif normal sepertimu dan agen jenius sepertiku itu sama?” kata si pria
“Kau muncul entah dari mana dan menusukku dengan penamu. Dan Hentikan itu! Berapa lama lagi kau akan membuang waktuku? Ini entah bagaimana membuatku kesal.” Ucap Wan Seung akhirnya berjalan pergi. 


Seol Ok akhirnya berjalan ke depan buku Hukum Acara Pidana, Yoon Mi Joo dan saat itu Wanita yang bernama Mi Jo datang bertanya apa yang dilakukan Seol Ok didepan mejanya. Seol Ok mengaku kalau hanya ingin tahu berapa jam menunggu harus duduk didepan.
Mi Jo hanya menatap sinis dan duduk didepan dengan sumpah tissue dihidungnya. Seol Ok melihat ada banyak noda darah pada baju dan juga sepatu Mi Jo.
“Aku harus belajar banyak untuk duduk di barisan depan. Aku biasanya pergi berbelanja jam 4 pagi.” Ucap Seol Ok menyakinakn diri. 

Wan Seung bertemu dengan salah satu saksi. Si pria menceritkan kalau sedang berhenti di gang  untuk merokok dalam perjalanan, dan melihat Pak Ketua di bawah sana. Wan Seung binggung siapa yang dipanggil Pak ketua.  Si pria mengatakan kalau si kakek memang dipanggils seperti itu.
“Awalnya aku mengira dia mabuk lalu aku mendekat.” Kata Si pria mendekati Si kakek yang sudah terluka.
“Apa kau melihat orang lain di gang itu?” tanya Wan Seung
“Aku melihat seseorang keluar dari sana. Dia sepertinya menutup telinganya dan berlari. Tapi saat itu Terlalu gelap sehingga aku tidak begitu yakin.” Kata Si pria. 

Wan Seung pergi ke toko lainya. Si pria mengatakan  menutup toko jam 02:30.  Wan Seung ingin tahu apakah mereka melihat ada yang aneh, atau melakukan sesuatu yang aneh. Si pria mengaku  Tidak ada yang aneh terjadi.
“Oh Yah..., beberapa bajingan gila mencuri kunci toilet kami kemarin.” Ucap si pria. Wan Seung melhat peringatan “Letakkan kembali kunci  setelah menggunakan kamar kecil”
“Kau bilang Kunci toilet?” tanya Wan Seung binggung.
Wan Seung kembali ke TKP ada jejak kaki dan mengukur kalau sekitar 240 mm dan bisa pelakunya seorang pria atau seorang wanita.

Detektif Yuk mencoba mencari dari rekaman CCTV dan melihat sesuatu yang mencurigakan, dan bertanya apakah petugas mengenal anak itu. Si penjaga Melihat pakaian dan ranselnya, kalau orang itu tampaknya menjadi peserta ujian.
“Ini wanita... Tunggu, dia terlihat tidak asing... Dia tinggal di Ino Residence... Dialah yang berangkat paling awal saat fajar.” Ucap Si petugas melihat Mi Joo yang berjalan dengan membawa bukunya. 

Seorang dosen memberitahu kalau mereka semua disini mungkin berpikir... akan lulus ujian tapi semua itu salah karena mereka itu bisa salah. Seol Ok duduk dimejanya merasa kalau adan aneh dan mencoba kalau mimisan dan mengelap dibajunya.
“Seharusnya sisi luar jika itu mimisan... Tapi itu sisi dalam.” Ucap Seol Ok berbicara sendiri lalu dosen melihat Seol Ok yang sibuk sendiri langsung menegurnya.
“Hei kau.... Apa Ada madu di lengan bajumu? Jika kau tidak ingin tinggal di Noryang-dong sepanjang hidupmu, maka kau harus fokus dan fokus terus. Hei... Kau, wanita yang menutup telinganya. Jangan buang uangmu dan tidur mulai besok, mengerti?” ejek Si dosen lalu keluar dari ruangan. 

Saat itu Wan Seung dan detektif Yuk masuk meminta semua untuk duduk kembali dan memberitahu kalau mereka dari Kantor Polisi Joongjin. Wan Seung melihat Seol Ok bertanya apakah merasa lelah. Seol Ok kaget melihat Wan Seung ingin tahu kenapa datang ke tempat lesnya.
“Aku tidak di sini karena kau,  jadi jangan pedulikan itu.” Ucap Wan Seung lalu berjalan ke bangku paling depan memanggil Yoon Mi Joo.
“Apa kau Yoon Mi Joo? Aku Detektif Ha dari Kantor Polisi Joongjin.” Ucap Wan Seung lalu memakaikan borgol. Mi Joo binggung tiba-tiba di borgol.
“Kau ditangkap karena dicurigai membunuh Lee Wang Sik.” Kata Wan Seung lalu menyuruhnya berdiri.  Seol Ok kaget karena Mi Joo akhirnya dibawa ke kantor polisi. 

Seol Ok mengaku noda darah itu aneh tapi merasa tak percaya kalau Mi Jo membunuh seseorang. Tapi Wan Seung merasa  yakin 100 persen kali ini. Seol Ok pikir Wan Seung belum mendapatkan pengakuannya. Wan Seung pikir apakah Mi Joo dianggap tak bersalah karena tidak mengakuinya.  Seol Ok merasa yakin kalau ini aneh.
“Dan lagi, Dia tidak terlihat  seperti membunuh seseorang... Dia terlihat cantik dan polos.” Ucap Wan Seung  seperti muji dengan Mi Joo
“Apa Kau pikir wajah itu terlihat polos? Kau tidak memiliki mata seperti wanita. “ ejek Seol Ok. Wan Seung heran dengan Seol Ok yang berpikir itu aneh
“Kau melihat ruang kuliah sekarang, 'kan?” kata Seol Ok. Wan Seung mengejek kalau Ini menakjubkan.
“Untuk duduk di depan,maka Kau harus bangun jam 3 pagi paling lambat. Tapi Yoon Mi Joo duduk di depan sepanjang waktu.” Ucap Seol Ok, Wan Seung ingin tahu apa maksudnya
Seol Ok melihat note yang ditempel kalau Mencari anggota kelompok belajar, lalu berkata kalau ini  tidak masuk akal bahwa Mi Joo membunuh seseoran ketika sedang terburu-buru untuk mengantri di tempat duduknya. Wan Seung pikir Seol Ok telah kehilangan akal sehatnya.
“Aku kira kau tidak cocok dengan kota ini.” Ucap Wan Seung mengejek
“Kau mungkin tidak percaya, Tapi begitulah cara kerja di sini. Ini adalah dunia yang sama sekali berbeda.” Jelas Seol Ok. Wan Seung bertanya apakah itu Kelompok belajar yaitu kertas yang dibawa Seol Ok.

“Ya... Aku perlu bergabung dengan  kelompok belajar untuk mendapatkan informasi. Aku terlalu tua, dan  tidak punya teman. Bahkan Tidak ada yang mau berbicara denganku.” Jelas Seol Ok
“Ini semua trik untuk menangkap wanita.” Komentar Wan Seung. Seol Ok pikir itu lebih baik lagi.
“Apa? Datanglah dengan akal sehatmu. Tidak ada waktu untuk kencan dan Pikirkan kenapa kau di sini. Apa kau ingin gagal lagi? Kau tidak cocok untuk orang-orang muda ini. Mereka belajar sepanjang malam, tapi kau mengantuk.” Kata ejek Wan Seung


Si pria mesum menerima telp kalau ada dilantai kedua Gedung Ino dan meminta agar Datang ke ruang belajar, B6 dan akan menunggu nanti. Wajah si pria terlihat bahagia karena bisa mendapatkan tempat belajar, lalu mengangkat telp lainya
“Apa kau mencari anggota kelompok belajar?” tanya seorang pria
“Jangan panggil aku karena ini menjengkelkan, oke?” kata si pria mesum seperti hanya ingin belajar dengan wanita lalu menerima telp kembali.
“Bisakah aku bergabung dengan grup ini? Aku di depan gedung.” Ucap Seol Ok
“Aku akan pergi ke sana untuk menjemputmu.” Kata si pria mesum dengan wajah bersemangat karena mendengar suara wanita.
Ia bergegas keluar tapi melihat Seol Ok dan Wan Seung dan bergegas kabur. Seol Ok mengatakan sudah ada dilantai atas, kalau ada di ruangan B6, setelah itu mengeluh kalau terus mengikutinya.
“Aku hanya menyelidiki kasus ini. Bukankah kau tahu aku butuh informasi?” ucap Wan Seung
“Jangan berjalan terlalu keras. Bukankah kau tahu orang disini sensitif?” bisik Seol Ok. Wan Seung merasa tidak berjalan keras sama sekali.
Seol Ok melihat di ruangan kalau tak ada orang, lalu sebuah pesan masuk “ ditunda sampai besok dan memberitahu Wan Seung, WanS eung binggung kalau tiba-tiba menurutnya Sesuatu yang mencurigakan karena pria itu bilang bahwa akan menjemputnya karena itu untuk menangkap wanita. Si pria mesum bersembunyi di kolong meja. 


Seol Ok akhirnya mengajak Wan Seung ke pasar termurah di Noryang-dong. Dan memilih beberapa barang yang dibutuhkan. Wan Seung binggung melihat sarung tangan handuk, dan menanyakan fungsinya. Seol Ok memberitahu kalau memakai itu maka bisa n mengeringkan rambut dan bisa menghemat waktu.
“Ini untuk menutup suara yang mengganggu. Llau Hal ini untuk mencegah sindroma penyu leher. Sementara Ini untuk memeriksa waktu ketika aku melakukan tes. Dan alat ini untuk berhenti membuat suara  ketika aku meletakkan pena.” Ucap Seol Ok memilih banyak barang.
“Kau menghabiskan banyak uang untuk belajar... Kota ini menakutkan.... Dikatakan 500 kali.” Ucap Wan Seung melihat papan peringataan [Anda harus membayar kembali 500 kali jumlah jika Anda tertangkap mengutil.] 

Seol Ok sengaja melengos pergi saat melewati TKP, Wan Seung menariknya bertanya apakah Seol Ok tak penasaran dan ingin masuk untuk melihatnya.  Seol Ok menolak karena memiliki beberapa bagian  yang tersisa untuk dipelajari hari ini.
“Astaga, ini seperti seekor rubah  yang lewat di kandang ayam. Aku kira kau benar-benar tidak akrab dengan kota ini.” Komentar Wan Seung
“Aku akan lulus ujian dan periksa TKP dengan otoritas.” Tegas Seol Ok
“Mari kita lihat berapa lama ini akan bertahan.” Kata Wan Seung.
Seol Ok menyusun semua barang-barang yang belum di belinya, menurutnya kalau semua sempurna. Dan melihat ada sebuah Note “ Aku perlu berbicara denganmu sebentar lagi. Aku akan menunggu di atap.” Lalu akhirnya pergi ke atap

“Apa yang aku lakukan saat ini? Aku membuang semua pena multi-gunaku yang berisik. Aku juga mematikan tikar bahkan juga menggunakan sedotan untuk minum air. Jadi apa yang aku lakukan salah kali ini? Siapa manajernya?” kata Seol Ok akhirnya sampai ke atap
“Apa Nona Yoo Seol Ok? Kau Yoo Seol Ok, 'kan?” ucap si pria tambun. Seol Ok kaget kalau ada yang mengenalnya.
“Tentu saja. Aku adalah penggemar beratmu. Mulai dari Kasus pembunuhan lakban, Kasus No Du Gil Dan kasus penipuan pernikahan juga.” Kata si pria. Seol Ok tak percaya mendengarnya.
“Minum ini sebelum menjadi dingin... Orang akan mengeluh jika kau meminumnya di dalam.” Kata Si pria memberikan minuman kaleng. Seol Ok pun mengucapkan Terima kasih.
“Ketika aku melihatmu mendaftarkan ruang belajar, Aku seperti, "Ya ampun, apa ini nyata?" Seluruh tubuhku bergetar karena kegembiraan. Aku terlalu gugup untuk berbicara denganmu. Lalu Aku menarik keberanian hari ini.” Ungkap Si pria. Seol Ok seperti tak percaya melihatnya

“Kupikir semua orang membenciku.” Komentar Seol Ok
“Tidak mungkin. Aku bahkan bergabung dengan klub penggemarmu.” Kata Si pria. Seol Ok tak percaya kalau punya klub penggemar
“Tentu saja... Sebutannya, "Yoo Seol Ok, aku akan menangkapmu."” Kata Si pria. Seol Ok ingin tahu Berapa anggota yang ada disana
“Ada dua termasuk aku. Aku tidak yakin apa yang lain adalah pria atau wanita. Bagaimana kalau kita  mengadakan pertemuan bersama... saat punya lima anggota? Ahh.. Tidak, jika memiliki 10 anggota, ayo lakukan pertemuan penggemar. Aku akan memimpin.” Kata si pria penuh semangat. Seol Ok hanya bisa menahan senyumanya.
“Omong-omong, Aku minta tolong padamu. Maukah kau melakukannya untukku?” kata si pria dengan wajah penuh pengharapan. 


Wan Seung menginterogasi Mi Jo yang bilang  tidak biasanya melewati gang itu. Mi Joo mengaku tidak punya pilihan malam itu karena sudah terlambat Jika tidak melakukanya karena harus pergi jauh. Wan Seung ingin tahu Kenapa Mi Joo tidak melapor ke polisi saat melihat mayat
“Aku tidak melihat apapun.” Kata Mi Joo karena seperti fokus dengan bukunya.
“Pakaianmu memiliki noda darah dari Lee Wang Sik yang meninggal dunia.” Kata Wan Seung.
“Kupikir darah itu berasal dari hidungku.” Jawab Mi Joo. Wan Seun merasa kalau Mi Joo sedang mengajak bermain-main denganya. Mi Joo tak bisa berkata apa-apa lagi. 

Di ruang kontrol
“Korbannya laki-laki. Bisakah seorang wanita menusuk seorang pria sampai mati?”ucap Na Ra
“Dia sudah tua. Itu mungkin terjadi. Ini adalah pasar termurah di daerah ini. Aku harap mereka tidak menaikkan harga setelah mengganti pemiliknya.” Kata Han Min
“Apa? Seorang pria meninggal... Itu adalah sesuatu yang tidak penting sama sekali.” Keluh Na Ra dan melihat snack hanya seharga 32 sendi Ino Mart karena harganya satu dolar di toko serba ada.


Mi Joo meminta beristirahat karena memiliki kelas penting hari ini. Wan Seung menegaskan kalau Mi Joo ditangkap sebagai tersangka pembunuhan. Mi Joo kaget dianggap sebagai Tersangka pembunuhan, karena tidak punya waktu untuk melakukan itu.
“Tahun ini adalah kesempatan terakhirku. Tolong berikan aku buku  dan buku catatanku setidaknya. Aku ada ujian segera.” Kata Mi Joo
“Apa itu yang penting sekarang? Kau mungkin masuk penjara.” Kata Wan Seung
“Aku sudah mempersiapkan ini selama 3 tahun, belajar 18 jam sehari. Aku lebih suka pergi ke penjara daripada kembali ke Noryang-dong kalau gagal.” Tegas Mi Joo 


Seol Ok menuruni tangga dan si pria tambun memohon agar bisa bertemu dengan Mi Joo, karena yakin kalau  Mi Jo bukan orang yang membunuh dan gadis yang sangat manis. Seol Ok mengeluh kalau Semua pria sama karena hampir terbunuh saat duduk di kursi Mi Jo.
“Dia gugup karena ujian akan datang...Ini ujian terakhir baginya. Yoon Mi Joo memiliki banyak bukti... Itu bukan dia.” Kata Si pria mencoba menyakinkaan.
“Apa Kau pikir memiliki hak untuk mengatakan itu? Hanya ada satu orang... yang memiliki hak untuk mengatakan itu.” Ucap Seol Ok. Si pria ingin tahu siapa orang itu
“Pelakunya... Apa kau membunuh Lee Wang Sik?” kata Seol Ok. Si pria kaget malah dituduh membunuh Tuan Lee.
“Aku berada di kamarku sepanjang hari.  Apa yang kau katakan?” keluh Si pria
“Maka kau tidak punya hak untuk memastikan bahwa Yoon Mi Joo tidak bersalah. Dan Terima kasih untuk kopinya.” Kata Seol Ok lalu menuruni tangga. 


Seol Ok kembali ke meja belajarnya dan terlihat penasaran denga meja Mi Joo lalu berjalan ke meja di pojok dan melihat note yang ditempel “  (Kau akan baik-baik saja. Ayo lakukan dengan baik!)
“Semuanya dioptimalkan untuk ujian, bahkan Tidak ada foto selebriti. Buku-buku itu telah dibaca berkali-kali dan Hanya ada pena.” Kata Seol Ok mengamati meja Mi Joo.
Esok paginya, meja  Mi Joo kosong. Seorang wanita diam-diam mencoba duduk dan menyingkirkan buku Mi Joo. Seo Ok melihatnya meminta agar bukunya diberikan padanya, si wanita bertanya apakah buku itu miliknya.  Seol Ok mengatakan kalau akan memberikannya pada Mi Joo. Sei wanita pun senang karena bisa duduk di depan.

Wan Seung kembali ke meja kerjanya merasa  tidak punya firasat untuk kasus ini dan yakin kalau Yoon Mi Joo pasti pelakunya berdasarkan bukti. Lalu melihat Han Min hanya duduk saja bertanya apa yang dilakukan selama jam kerja, karena tahu kalau gagal dalam tes promosi.
“Aku sedang bersiap untuk tahun depan.” Kata Han Mi, Wan Seung mengeluh agar Han Min bisa meluangkan waktu untuk menangkap penjahat.
“Kau bisa mengatakan ini karena kau lajang. Saat aku memikirkan anak-anakku, maka Aku merasa seperti berhenti dari  pekerjaanku sebagai seorang detektif. Bahkan Utangku meningkat saat aku menyelidikinya.” Ungkan Han Min
“Jadi lakukan itu beberapa waktu nanti. Semua orang sibuk karena kasus pembunuhan. Kau tidak bisa bekerja sendiri di kantor hanya karena kau seorang ayah.” Ucap Wan Seung
“Mereka harus mengampuniku  karena aku memiliki tiga anak.” Tegas Han Min.Wan Seung pun tak bisa berkata-kata lagi lalu mengangkat telp. 

Wan Seung membawa nampan makan mengeluh pada kakaknya kalau akan membelikan makanan yang mahal tapi malah makan di kantin. Ju Seung mengatakan kalau Kantin mereka sedikit lebih mahal daripada yang lain. Wan Seung merasa karyawan kakaknya Mereka tidak nyaman.
“Kau tidak tahu apa-apa tentang mereka. Karyawanku memperlakukan  aku seperti anggota keluarga.” Ucap Ji Seung bngga
“Coba Lihat. Tidak ada yang duduk di sebelahmu.” Ejek Wan Seung. J heran dengan kakaknya memang tidak memiliki perasaan.
“Kau seharusnya menjadi hakim yang keras kepala.” Ucap Wan Seung. JI Seung menolkanya.
“Kupikir itu pekerjaan yang sempurna. Ada begitu banyak bagian yang aku bisa berkontribusi pada masyarakat kita. Aku juga ingin bekerja lebih jauh Jaringan Dongban yang mendukung para korban.” Kata Ji Seung
“Dongban adalah ide bagus. Keluarga Ye Na stabil karena itu.
 kata Wan Seung
“Tunggu dan lihat. Aku akan bekerja  lebih banyak pada proyek yang bagus.” Ucap Ji Seung yakin.
Saat keduanya makan dengan lahap., Ji Seung menawarkan adiknya untuk bekerja untuk Firma Hukum Ha and Jung. Wan Seung mengaku Banyak yang harus dilakukan sebagai detektif. Ji Seung merasa kalau Detektif punya batasan, tapi mereka sebagai pengacara punya uang dan kekuasaan.
“Kami dapat membantu para korban apalagi yang menderita karena kejahatan. Ayo kerja sama... Ayah tidak sama seperti sebelumnya.... Wan Seung... Aku membutuhkanmu.” Ungkap Ji Seung seperti sangat tulus membutuhkan adiknya. Wan Seung hanya bisa diam saja. 


Di Kantor Konsultasi Investasi
Pegawai Tuan Bo Kook memberitahu kalau ada tamu yang datang.  Sung Ha tenyata datang ke memastikan kalau pria itu adalah Kepala Kang Bo Gook. Tuang Kang mengaku bukan pemimpin lagi hanya Sudah lama bekerja sebagai polisi.
“Apa yang membawamu ke sini, Inspektur Woo?” tanya Tuan Kang
“Kau tahu siapa aku... Kau mengambil barang dengan cepat  saat aku mendengarnya.” Ucap Sung Ha
“Itu tidak benar... Kau selalu di TV... Bahkan karyawanku mengenalmu.” Komentar Tuan Kang dan pegawainya meminta tanda tangan Sung Ha.
“Aku di sini mencari seseorang.” Ucap Wan Seung dengan wajah serius
“Kau berada di kantor real estate,  jadi kau harus cari rumah. Aku tidak bisa mencari orang. Tapi siapakah yang kau cari?” ucap Tuan Kang penasaran
“Dia adalah seseorang yang kau kenal baik.. Detektif Ha Wan Seung..” Ungkap Wan Seung 


Wan Seung pulang bersama dengan Seol Ok melihat kalau teman satu rumahnya bekerja terlalu keras. Seol O mengaku sudah belajar selama delapan jam. Wan Seung kaget merasa kalau  delapan jam banyak.
“Ada aturan 14 jam ini... Kau gagal dalam ujian  jika kau belajar kurang dari 14 jam.” Kata Seol Ok
“Apa kau akan terus belajar di Noryang-dong?” tanya Wan Seung. Seol Ok yakin dengan pilihanya.
“Aku akan duduk di depan besok... Aku akan kuat dan gigih mulai sekarang.” Ucap Seol Ok
“Kau menjadi aneh setelah belajar di Noryang-dong.” Ejek Wan Seung. Seol Ok seperti tak merasakan itu.
“Kau mirip dengan mereka... Makan, jalan kaki, dan belajar sendiri. Aku tidak yakin apa kau sedang berjalan atau dikejar... Kau punya earphone di telingamu, memakai baju keringat dan memakai ransel besar.” Kata Wan Seung
“Homo-studypiens.” Ucap Seol Ok. Wan Seung seperti baru pertama kali mendengarnya.
“Ada orang yang hanya untuk belajar ujian tanpa emosi.” Jelas Seol Ok
“Aku tidak akan bertahan di Noryang-dong, jika aku tidak menjadi salah satu dari mereka.” Komentar Wan Seung 


Wan Seung baru saja selesai mandi dan melihat Seol Ok tertidur di meja belajar dan ingin menarikan selimut, tapi tak tega akhirnya mengendongnya lalu mengeluh kalau Seol Ok itu ternyata berat.
“Astaga. Haruskah aku membawanya? Dia bahkan tidak terbangun dan pasti sangat lelah.” Ucap Wan Seung merasa kalau ini ujian untuknya karena harus membawa Seol Ok ke lantai atas.
“Dia pasti sudah makan banyak kue... Persendianku pecah.” Keluh Wan Seung terus berusaha.
Sementara Mi Joo terus belajar dalam sel tahanan karena Ada pelajaran penting besok, ia menghafasl Ayat 2, Pasal 144 UU Pidana dan akhirnya menangis seperti perasaanya mulai tertekan. 

Wan Seung menguap keluar rumah bertanya Jam berapa sekarang. Seol Ok menjawab kalau sekarang jam 3 pagi dan Saat itulah Lee Wang Sik dibunuh dan juga saat  bisa duduk di depan. Wan Seung tak percaya Seol Ok bisa hidup seperti itu.
“Kupikir ada baiknya aku belajar di Noryang-dong... Aku putus asa... Aku ingin keluar dari sana setelah lulus ujian. Itulah satu-satunya hal yang aku pikirkan sekarang.” Kata Seol Ok akhirnya menaiki mobil untuk ke tempat lesnya. 

Seol Ok menaruh bukunya untuk tempat duduk dan melihat kalau punya empat jam sampai kelas dimulai. Ia pun pergi ke kaki lima, Si bibi mengatakan kalau membuat roti panggang di pagi hari. Seol Ok pun memesan untuk sarapan.
Lalu Ia melihat menu makanan pilihan berjejer didepanya “Perut babi dan ham, perut babi dan potongan, gratis soda” Ia teringat kembali saat Mi Joo yang sibuk dengan bukunya bahkan langsung memesan menu nomor dua tanpa menatap si bibi penjual.
“Apa kau membunuh pria tua itu? Tapi Kenapa kau melakukannya? Apa kau mencoba untuk menyembunyikannya?” tanya Seol Ok merasa kalau ada yang aneh.
“Yoon Mi Joo...mungkin bukan pelakunya.” Kata Seol Ok yakin
Bersambung ke Episode 6

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar