PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 17 Maret 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 6 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Keduanya pergi ke toko cafe milik Hee Yeon,  Wan Seung melihat sebuah cake yang menurutnya seperti lobak acar. Si pegawai memberitahu kalau itu “Kue mangga mousse.” Seol Ok melihat keduanya seperti dengan tatapan cemburu karena keduanya terlihat sangat akrab.
“Ini dia... Cincin itu.” Ucap Seol Ok bisa mengingat kalau wanita itu yang menghampiri Wan Seung dan memakai cincin di jarinya.
“Tapi aku tidak 100 persen yakin... Seharusnya aku tidak membuat minuman keras campuran itu. Aku tahu  terlalu banyak  memasukkannya ke dalam itu.” Keluh Seol Ok yang membuatnya juga tak sadarkan diri saat kejadian. “Hei... Detektif Ha. Apa kau mengenalnya?” tanya Seol Ok melihat keduanya sangat dekat. 

“Dia datang ke sini bersamamu beberapa kali.” Ucap si pegawai lalu bertanya apakah Wan Seung itu detektif
“Apa Kau tidak tahu?” ucap Wan Seung terlihat bangga. Seol Ok melihat si pegawai yang bertingkah seperti tidak tahu dan menurutnya bahkan lebih mencurigakan.
Wan Seung lalu menyuruh Seol Ok agar segera memilih kuenya,  dan menyarakan Kue lobak acar. Seol Ok merasa kalau itu pasti si pegawai itu yang masuk ke dalam ruang produksi, lalu berkata Investigasi hipnosis. Wan Seung binggung tiba-tiba Seol Ok mengatakan itu.
“Dengan siapa? Yoon Mi Joo?” tanya Wan Seung. Seol Ok menjawab ingin menyelesaikannya sendiri.
“Mengenai kasus mana?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengatakan kalau ini bukan kasus apapun dan hanya ingin mengingat seseorang.
“Hipnosis bukan jawaban untuk demensia-mu. Kau harus pergi ke dokter. Kau sudah gagal berkali-kali melakukan ujian, dan sekarang kau menderita demensia.” .” Ejek Wan Seung
 Jika kau pandai menangkap penjahat, Aku pasti sudah berhasil melakukannya sekarang.” Balas Seol Ok
“Kau pasti benar-benar mengalami demensia. Kau memohon padaku  untuk membawaku ke tempat kejadian, jadi aku membiarkanmu mengikuti beberapa kali,  dan sekarang ini?” keluh Wan Seung kesal
“Kau berkeliling memberi cincin  pada wanita, jadi aku...” ucap Seol Ok lalu Wan Seung heran Seol Ok membahas tentang Cincin.
“Kau membuatku sangat frustrasi  dengan cincin itu. Aku senang kau membawanya.Itu membuatku benar-benar marah lagi.” Kata Wan Seung marah 


Hee Yeon keluar dari dapur, Seol Ok terlihat bersemangat karena melihat  Macaroons. Hee Yeon mengaku senang melihat Hee Yeon datang dan meminta agar mencicipinya  dan meminta komentar karena bisa mempercayai pendapatnya. Seol Ok mencoba memakan sambil berkomentar dalam hati “Kenapa aku peduli dengan cincin itu? Ini tidak seperti kita berkencan.”
“Aku akan memakan ini dan segera menjadi detektif. Dia sangat murahan.” Gumam Seol Ok lalu memuji rasa kue Hee Yeon itu sangat enak. Wan Seung seperti tak percaya kalau rasanya enak.
“Tentu, tahukah kau seberapa mahal ini? Kupikir kau dirawat dengan  baik sebagai anak kecil. Bukankah kau mengumpulkan macaroons, bukan beras?” kata Seol Ok
“Aku sakit saat di sekolah dasar dan terlalu banyak sakit waktu itu.” Ucap Wan Seung
“Aku senang mendengarnya.  Aku akan menyelesaikan ini sendirian.” Kata Seol Ok akan memakan semua kue
“Ahjumma, kita harus memecahkan kasus ini, bukan makan makanan penutup mahal seperti ini.” Keluh Wan Seung
“Aku hidup dengan orang yang murah dan kotor.” Sindir Seol Ok
“Apa kalian berdua hidup bersama?” tanya Hee Yeon kaget. Wan Seung dengan gugup mengaku mereka tinggal di lingkungan yang sama.
“Kalian berdua tidak berada di lingkungan yang sama.” Ucap Hee Yeon. Seol Ok mengaku kalau mereka berada Di bawah langit yang sama.
“Aku hidup di bawah langit yang sama dengan pria murahan ini.” Ucap Seol Ok
Wan Seung pikir mereka harus pergi, Seol Ok pun bergegas akan mengambil kue. Hee Yeon hanya bisa menatap keduanya yang selalu datang bersamaan. 


Wan Seung memberikan sesuatu mengaku mengambilnya dari jalan. Seol Ok heran karena Wan Seung yang memberikan padanya karena kotor,  Wan Seung mengaku kalau barang itu Iadalah penggelapan  dari properti yang hilang dan melihat bahwa ponselmu sudah sangat tua.
“Jadi aku membeli ini dengan pembayaran angsuran selama 24 bulan, lengkap dengan asuransi telepon, dan memasukkannya ke dalam warna kesukaanmu, ungu.” Ucap Wan Seung berpikir untuk mengembalikanya.
“Lalu apa ini hadiah?” tanya Seol Ok mengoda. Wan Seung pikir Seol Ok tak menolaknya. Seol Ok dengan senyumanya langsung  mengambilnya.
 “Warna ungu itu terlihat bagus dengan pakaianmu.” Puji Wan Seung lalu bergegas pergi. Seol Ok tersenyum bahagia mengejar Wan Seung. 

Keduanya berjalan di gang, Seol Ok memberitahu kalau Tiga orang tidak tertangkap CCTV meski mereka melewati gang ini. Yaitu Park Gi Beom, Bibi penjual makanan dan juga si pelaku. Ia yakin  Mungkin ada lebih banyak tersangka, Jika mereka berjalan keluar dari pintu belakang, menusuk pria itu, dan masuk kembali.
“Mereka tidak akan berada dalam CCTV “ kata Wan Seung
“Jadi Mari kita cari mereka.” Ucap Seol Ok. Wan Seung bertanya siapa itu apakah pelakunya dan ingin tahu dimana. Seol Ok berjalan pergi lebih dulu.
“Dia pasti dalam suasana hati yang baik.” Kata Wan Seung melihat Seol Ok penuh semangat.



Keduanya pergi ke tempat bibi yang menjual makanan. Wan Seung berpikir kalau Seol Ok mengatakan adalah pelakunya adalah bibi itu. Seol Ok mengatakan bukan tapi akan mencari yang bukan tersangka. Wan Seung bisa mengerti kalau Seol Ok akan menghilangkan satu per satu.
“Kau bilang Toilet? Ketika aku membuka pintu toilet...” ucap si bibi. Seol Ok ingin tahu apakah melihat sesuatu.
“Aku tidak melihat wajahnya, tapi aku melihat sesuatu yang putih.” Kata si bibi
“Apa Tisu toilet? Sesuatu seperti kertas toilet?” tanya Wan Seung
“Ya itu betul. Sesuatu yang putih itu gulungan kertas toilet.” Kata si bibi yang mengingatnya.

Seol Ok pergi ke toilet, Wan Seung binggung Untuk apa pisau itu. Seol Ok langsung menusukan ke bagian pintu,  lalu melihat dari kaca pembesar kalau Bibi Itu memang pergi ke toilet karena Pisau yang menggores pintu beberapa kali di tempat yang sama, jadi mereka pun mengilangkan Bibi sebagai pelakuknya. 

Akhirnya merek menemui si pria tambun. Wan Seung merasa kalau tidak ada CCTV Bahkan jika seseorang menikamnya di gang, maka tidak ada yang akan melihatnya. Si pria menyangkalnya meminta agr mempercayai ucapanya.
“Aku mengatakan yang sebenarnya.  Pintu belakang hampir tidak pernah digunakan. Kau salah orang.” Kata si Pria tambun. Wan Seung bertanya apakah yakin. Si pria tambun menganguk kalau yakin.
“Kita punya saksi... Kita akan bertanya padanya.” Kata Seol Ok lalu berjalan pergi. 

Si pria mesum mengeluh karena membuatnya stress kembali di datangi oleh keduanya. Seol Ok memeriksa bagian video black box,  menurutnya dugaanya benar. Si pria mesum mengeluh kalau Seol Ok sudah melihatnya jadi kenapa terus mengganggunya.
“Karena ingatanku tidak sempurna... Apa kau tau Lee In Ho yang tinggal di Ino Building? Dia cucu korban.”tanya Seol Ok
“Bagaimana dengan dia? Yah.. Aku hanya tahu wajahnya.” Akui Si pria mesum
“Apa kau tahu bahwa dia melukai lengannya?” tanya Seol Ok. Si Pria mesu mengaku tak tahu tapi Mungkin bisa melakukannya.
“Hei, kau sebaiknya menjawabnya dengan benar.” Kata Wan Seung mengancam. Si pria mengaku kalau benar-benar tidak ingat.

Ketiganya akhirnya melihat video di ruang belajar, Seol Ok melihat In Ho  tidak memakai gips dan berpikir kalau itu gips palsu. Si pria mesum melihat kalau Ini dari sebulan yang lalu dan memperlihatkan video yang terbaru. Dengan melihat In Ho dengan memakai gips.
“Lalu...dia satu-satunya tersangka.” Ucap Wan Seung. Si pria mesum mengeluh kalau bukan itu dirinya.
“Bagaimanapun juga, Kau punya kamera tersembunyi di bus.” Kata Seol Ok. Semua yang ada di ruangan langsung menatap si pria mesum.
Si pria mencoba untuk menenangkan kalau Wan Seung orangnya dan menegaskan kalau Kamera tersembunyi bukanlah sesuatu yang mesum jadi itu sebabnya bisa jalan-jalan dengan bebas seperti sekarang.  Ia menjelaskan kalau sedang syuting film dokumenter di Noryang-dong.
“Terkadang aku punya klip kaki wanita atau toilet, tapi...” ucap si pria mesum. Seol Ok seperti tak percaya dengan Dokumenter tentang Noryang-dong.
“Aku membeli kacamata mata-mata jadi bisa memfilmkan bagian dalam bus. Coba Lihat.. Aku ini pria sejati... Aku bisa melihat kaki wanita.. Jadi mereka hanya difilmkan secara kebetulan.” Ucap Si pria mesum menyakinkan.
“Kenapa kau membuat film dokumenter?” tanya Wan Seung. Si pria mengaku malu mengakuinya.
“Aku berencana menjadi sutradara jika aku gagal menjadi pejabat pemerintah. Selain itu para Gadis menyukainya ketika aku mengatakan bahwa aku sedang syuting sebuah film dokumenter.” Ungkap Si pria mesum.

Seol Ok mencoba melihat semua rekaman video dokumentar yang dibuat Si pria mesum seperti bisa melihat semua dalam video.
“Katakanlah kau membuat film dokumenter  yang tidak merasa bersalah. Tapi syuting dokumenter tidak membuktikan bahwa kau bukan pelakunya.” Kata Seol Ok.
“Itu berarti...dia pelakunya.” Kata Wan Seung. Si pria kesal menegaskan kalau bukan ia pelakunya.
“Aku harus menemui Yoon Mi Joo. “Kata Seol Ok. Wan Seung yakin Mi Joo mungkin ingat jika  melihatnya.



“Kenapa aku harus mengunjungi  seseorang yang tidak aku kenal? Kau menyalahgunakan  wewenang pemerintah-mu. Aku kira memang menghadiri kelas” Ucap Si pria kesal
“Tapi Kau tersangka,Haruskah aku melafalkan hak-hak Miranda?” kata Wan Seung mengancam
Si pria makin kesal mendengarnya, lalu berpikir kalau alangkah baiknya  membuat film dokumenter polisi dengan mengeluarkan ponselnya, karena melihat polwan cantik. Wan Seung menyuruh Si pria melanjutkanya karena  akan dengan senang hati menangkap karena untuk syuting diam-diam.
“Kau Ditangkap di kantor polisi.... Betapa tersangka yang disukai.” Ucap Wan Seung
“Kau benar sekali... Aku akan menyingkirkan ponselku. Tapi ada Apa dengan  Ahjumma ini?” ucap Si pria melihat Seol Ok hanya diam saja sambil merenung.
“Jangan ganggu dia... Dia mencoba mencari tahu siapa pelakunya.” Kata Wan Seung lalu mengomel karena si pria yang berani memanggilnya Ahjumma.
“Hei.. Jangan kasar.” Kata Wan Seung seperti hanya ingin dia yang memanggil Ahjumma. Si pria heran karena berpikir harus di panggil seorang gadis. 


Akhirnya mereka bertemu dengan Mi Joo, Seol Ok bertanya apakah mengingat pria mesum itu. Wan Seung sengaja mendekatkan wajah si pria agar Mi Joo bisa memperhatikan baik-baik karena tahu kalau sering mengganggunya.
“Biasanya, Aku tidak melihat wajah orang “ ucap Mi Joo. Wan Seung semakin mendekatkan wajah agar Mi Joo bisa melihatnya.
“Aku mengingatnya... Aku ingat bau ini... Parfum ini... Dia mengikutiku berkeliling di lembaga tersebut.” Ucap Mi Joo
“Apa kau mencium bau ini pada hari itu?” tanya Seol Ok. Mi Joo mengaku tidak menciumnya.
“Coba Lihat, Sudah kubilang aku bukan pelakunya.” Kata si pria kesal karena selalu di tuduh
“Aku ingat sekarang... Bau itu... benar-benar segar.” Ucap Min Joo. Seol Ok pikir seperti mint. Mi Joo mengaku kalau itu serupa.
“Apa Seperti pasta gigi?  Apa dia menggosok giginya?” kata Wan Seung. Seol Ok pikir Bisa jadi permen karet dan yakin kalau Aroma segar.
Si pria mesum masuk ke cafe dan sebelumnya menyemportkan parfum mint, lalu si pria tambun mengosok gigi dengan Pasta Gigi Mint, sementara Si bibi mengunakan sabun cuci piring mint,  dan In Ho memasang lilin aroma terapi berbau Mint.
“Apa tersangka itu bau mint?” tanya Wan Seung. Seol Ok piki hanya itu saja dengan tatapan kosong seperti berpikir.
“Apa kau tahu siapa pelakunya? Katakan siapa yang kau pikirkan.” Kata Wan Seung penasaran. Seol Ok mengaku belum menemukanya.
 Di depan kantor, Si pria pikir sudah bisa pulang sekarang. Wan Seung menegaskan kalau pria itu masih dicurigai jadi meminta agar Tetap tinggal di Noryang-dong dan Belajar dengan keras.  Si pria menganguk mengerti dan pergi.
“Sepertinya dia akan menimbulkan  masalah pada suatu hari nanti.” komentar Wan Seung. Seol Ok pikir si pria mungkin saja pelakunya.
“Apa dia masih dalam daftar tersangka?” ucap Wan Seung binggung 
“Apa kau memiliki hasil lab dari TKP?” tanya Seol Ok.
“Astaga, aku harus bertanya kepada forensik.” Kata Wan Seung mengingat saat membawa Na Ra keruangan Tuan Hang
“Apa kau Polisi Shin Na Ra? Orang yang pergi ke klub setiap malam, belaja di toko online sepanjang waktu, dan mengambil selfie di TKP. Jadi kau adalah pencari perhatian.” Ucap Tuan Hwang menolak Na Ra untuk masuk.
“Ahjumma, apa kau ingin memeriksa lab?” tanya Wan Seung seperti ingin membuat Seol Ok kesal
“Benarkah? Bisakah aku pergi?” kata Seol Ok bahagia. Wan Seung pikir memang tidak diijinkan, tapi akan berbicara dengan Pak Hwang. Seol Ok bertanya siapa Tuan Hwang itu.
“Psikoterapis forensik... Dia orang yang hebat.” Ucap Wan Seung seperti ingin mengerjai Seol Ok. 
Saat didepan ruang forensik, Wan Seung melihat Detektif Yuk berdiri didepan pintu dan bertanya apakah dia akan masuk atau sudah keluar. Detektif Yuk tak menjawab memilih untuk pergi dengan wajah kesal.  Wan Seung pikir kalau Detektif Yuk itu kaget, karena tempat Ini adalah rumah polisi Joongjin yang angker.
“Aku berharap apa yang akan dia katakan tentang kau.” Ucap Wan Seung
“Kenapa kau terlihat sangat bersemangat?” kata Seol Ok heran lalu jendela pintu terbuka. 

“Siapa Ahjumma ini? Ahh.. Kau adalah petugas polisi kehormatan itu. Kudengar kau kabur di TKP dan bermain-main dengan detektif.” Ucap Tuan Hwang sinis.
“Sekarang kau tahu kenapa Sersan Yuk pergi.” Bisik Wan Seung bahagia karena di hina oleh Tuan Hwang.
“Apakah kau Pak Hwang Jae Min?”ucap Seol Ok yang sedari tadi hanya melonggo. Tuan Hwang kaget karena Seol Ok bisa mengenalinya.
“Apa kau ingin tanda tanganku atau sesuatu?” tanya Tuan Hwang. Seol Ok mengangguk dengan penuh semangat.
Seol Ok tahu kalau Tuan Hwang  adalah penyidik ​​forensik jenius dan mengaku kala adalah penggemar beratnya. Ia pikir pasti sudah membawa bukunya jika tahu akan bertemu. Tuan Hwang pun langsung membuka pintu, Wan Seung binggung karena Seol Ok bisa dengan mudah masuk ke ruangan yang tak sembarangan orang bisa masuk. 

“Maksudmu buku ini, 'kan?” ucap Tuan Hwang bangga memperlihatkan buku miliknya yang berjudul "Investigasi forensik jenius"
“Aku akan memberikannya padamu sebagai hadiah. Tapi siapa nama wanita cerdas ini?” kata Tuan Hwang akan memberikan tanda tangan. Wan Seung mengeluh Seol Ok yang dianggap sebagai wanita cerdas.
Seol Ok menyebutkan nama dan Tuan Hwang memberikan tanda tangan, dan sebuah pesan “Semoga kau menjadi detektif hebat seperti Sherlock Holmes. -Dari Hwang Jae Min” Ia pikir seharusnya tidak mempercayai rumor tersebut kalau Seol Ok dianggap suka bikin ulah.
“Aku pandai menangkap penjahat yang detektif tidak bisa lakukan. Aku pikir dari situlah rumor itu berasal. “ ucap Seol Ok
“Kau sering salah paham jika kau lebih baik dari yang lain. Aku sangat menyadarinya, Kau tidak bisa bertindak seperti  kau tidak tahu apa yang kau lihat. Kau mencoba untuk tidak menggunakan otakmu, tapi kau selalu menonjol” kata ...” ungkap Tuan Hwang. Seol Ok menganguk setuju.
“Kau datang ke sini untuk bertanya tentang kasus ini.  Ayoa Cepat dan tanya.” Kata Wan Seung tak suka melihat keduanya dekat.
Tuan Hwang pun mempersilahkan Seol Ok untuk bertanya,  Seol Ok tahu kalau Tuan Hang menemukan sidik jari berlumuran darah di sepatu Yoon Mi Joo, dan ingin tahuBagian mana dari sepatunya. Tuan Hwang tiba-tiba langsung menghilang dan tiba-tiba sudah ada di bawah meja memegang bagian belakang sepatu Seol Ok
“Melihat sudut sidik jari, Dia meraihnya saat terbaring lemah di tanah.” Jika dia mencengkeramnya pada posisi berdiri...Ucap Tuan Hwang memperagakanya.
“Ini pasti sulit untuk sidik jari yang horisontal. Kata Seol Ok
“Jadi dia mencengkeramnya setelah ditikam.” Ucap Wan Seung bisa membayangkan saat Tuan Lee tergeletak menarik kaki Min Joo.
“Kau pandai mengatakan Hal-hal yang jelas tanpa malu-malu.” Komentar Tuan Hwang
“Apa dia menggenggam untuk meminta bantuan?” pikir Seol Ok. Wan Seung heran karena berpikir Mi Joo menyambarnya  untuk meminta untuk membunuhnya
“Apa kau menemukan tanda selain korban?” tanya Wan Seung. Tuan Hwang kembali menghilang dengan melewati kolong meja dan pergi depan meja komputernya.
“Itu sepatu yang terbuat dari PVC diproduksi di Pabrik Myungdo dari tahun 2014 sampai 2016... Sandal dengan tiga garis... Harga biasanya dari 3 sampai 8 dolar.” Ucap Tuan Hwang
“Itu adalah sandal paling umum di Noryang-dong.” Ucap Seol Ok melihat bentuk sandal karet. Wan Seung pikir kalau ini ujian selanjutnya
“Aku punya banyak hal  untuk mempersiapkan kuliah besok, jadi aku harus pergi sekarang. Jadi Apa aku membantu?” ucap Tuan Hwang. Seol Ok mengangguk.
“Apa gunanya membantu warga sipil? Kau perlu membantu detektif sebagai gantinya.” Keluh Wan Seung pada Tuan Hwang
“Bukankah itu baik untukmu  jika itu membantu Seol Ok? Kupikir kalian berdua akan berkencan.” Kata Tuan Hwang
Seol Ok langsung menolaknya, Wan Seung dengan gugup mengeluh dengan rumor yang beredar dan mengambil tanda ini sebagai bantuan untuk menemukan ukuran kaki pelaku. 

Wan Seung mengeluh karena seharusnya tak membawa Seol Ok  ke tempat Tuan Hwang. Tapi Seol Ok mengaku menyukainya, bahkan mendapat tanda tangannya dan mengucapkan Terima kasih lalu bertanya Apa ada rumor tentang mereka berkencan.
“Apa kau mengatakan kepada orang lain  bahwa kau tinggal di rumahku?” tanya Seol Ok penasaran
“Jangan pedulikan itu.  Mereka mengatakannya karena kita bersama.” Kata Wan Seung
“Lalu mari kita tetap berpisah satu sama lain.” Ucap Seol Ok berdiri menjauh
“Apa kau takut dengan rumor tersebut? Kita tidak berselingkuh atau apa, kau tahu itu” keluh Wan Seung
Seol Ok pikir itu karena Wan Seung,  yag tertunda dengan promosinya karena menurutnya Tidak baik terlibat dalam rumor. Wan Seung pikir memang itu menyakitkan dan bertanya apa yang akan dilakukan Seol Ok sekarang.  Seol Ok mengatakan akan pergi ke Noryang-dong dan menangkap pelakunya  yang membunuh Lee Wang Sik.
“Kau pikir pelakunya ada di Noryang-dong. Apa itu berarti Yoon Mi Joo bukan pelakunya? Pria dengan kamera tersembunyi juga ada di sini. Itu berarti dia juga bukan pelakunya.” Kata Wan Seung
“Aku tidak bilang pelakunya ada di Noryang-dong. Aku hanya mengatakan  bahwa aku akan pergi ke Noryang-dong.” Ucap Seol Ok berjalan pergi.
“Ya ampun, aku sangat ingin tahu... Katakan padaaku. Siapa ini?” keluh Wan Seung penasaran
“Aku tidak 100 persen yakin.” Akui Seol Ok. Wan Seung meminta memberitahu kalau lebih dari 90 persen yakin. Seol Ok meminta agar Wan Seung menjauh darinya,  Wan Seung mencoba tetap merayu Seol Ok agar bisa memberitahu. 




Di rumah
Wan Seung meminta Seol Ok agar Jangan memakai celemek. Seol Ok pikir mendapatkan hadiah yang menakjubkan sebuah ponsel pintar, jadi tidak bisa melakukan apa-apa. Wan Seung pikir kalau Seol Ok telah bekerja keras hari ini, jadi lebih baik istirahat saja. Seol Ok menolaknya.
“Jangan sampai terpaku pada masakanku hari ini...” kata Seol Ok mulai memasak.
“Wah.. Aku harus memakannya.” Kata Wan Seung menghela nafa melihat Seol Ok hanya memotong dua daun bawang. Dan beberapa saat kemudian semua menu makanan alan Seol Ok sudah ada diatas meja.
“Aku menyiapkan makanan sehat... untukmu, Detektif Ha.” Ucap Seol Ok dengan bangga.
Wan Seung tak percaya kalau Seol Ok meminta agar memakan itu, Seol Ok mengaku kalau semua makanan itu sehat,dan bagus untuk kesehatan dengan memperlihatkan daun bawang dimasak dengan akarnya. Wan Seung bertanya apa yang dibuat Seol Ok masak
“Ini Brokoli... Kau tahu itu memiliki efek anti kanker, 'kan?” ucap Seol Ok memberikan brokoli tanpa di potong. Dan memperlihatkan kimchi bawang hijau dengan akar.
“Kenapa nasi jadi asam?” keluh Wan Seung mencoba nasi yang dibuat Seol Ok.
“Aku memasak nasi dengan air berkapur magnolia. Ini bagus untuk pemulihan kelelahan.... Kau merasa tidak nyaman, kan? Benar, aku menghabiskan sejumlah uang untukmu... Terutama pada ginseng ini.” Kata Seol Ok menunjuk menu makan lainya.
“Apa itu sushi ginseng?” tanya Wan Seung. Seol Ok pikir kalau itu bagus untuk kesehatan. Wan Seung pu terpaksa makan semuanya yang dibuat oleh Seol Ok. 


 [Kantor Polisi Joongjin]
Wan Seung keluar dari toilet merasa kalau  Makanan sehat alami itu hampir membunuh sambil memegang perutnya. Sung Woo melihat Wan Seung yang sakit dan pergi begitu saja lalu menyarankan bekerja dengan tim promosi dari pada bekerja di luar hari ini. Wan Seung hanya berlalu saja.
“Kemana kau pergi? Laporkan ke atasanmu sebelum kau pergi.” Tegas Sung Woo
“Aku akan pergi ke Noryang-dong.” Ucap Wan Seung. Sung Woo bertanya Bagaimana dengan rekan kerjanya.
“Dia bahkan tidak berbicara denganku,  jadi dia bukan rekanku.” Keluh wan Seung
“Jadi... Apa kau akan terus menyelidiki warga sipil itu?” sindir Sung Woo.  Wan Seung menegaskan kalau perlu menangkap pelakunya.

Sung Woo menyindir Wan Seung yang terus  bekerja sendiri seperti ini. Wan Seung pikir benar-benar menangkap  pelaku kejahatan sejauh ini. Sung Woo pikir Wan seung yang tak ingat kalau  bertingkah seperti  menangkap seorang perampok saja, dan koleganya terluka karena itu.
“Aku mendapat pengurangan poinku, dan detektif yang bertanggung jawab  mendapat peringatan.” Tegas Sung Woo
“Apa kau melakukan ini karena itu, Karena kau kehilangan poin itu? Hei... Kudengar bahwa kau dikenal sebagai Pria tampan di Kantor Polisi Joongjin. Orang-orang tampan sepertimu harus membantu dengan hubungan masyarakat.” Kata Wan Seung lalu menyuruh Sung Woo pergi saja. 
“Dia kolegaku, jadi aku tidak bisa memerintahnya  seperti yang aku inginkan. Dia sangat tidak penurut,  dan itu membuatku gila. Tapi Dari mana dia mendengar  hal-hal seperti pria tampan itu?” kata Sung Woo yang kesal akhirnya bangga. 


Wan Seung mengedor pintu rumah Tuan Lee karena menganggap Pelakunya adalah cucunya seperti yang diduga. Seol Ok mengingatkan Lee In Ho mengenakan gips jadi tidak bisa menusuk  seseorang dalam kondisi seperti itu. Wan Seung pikir kalau Mungkin itu palsu.
“Sepertinya dia sangat terluka... Saat keluar dari mobil, dia berusaha keras untuk tidak menyentuh lengannya.” Ucap Seol Ok mengingat video yang direkam si pria mesum.
“Lalu kenapa kita di sini?” keluh Wan Seung. Seol Ok mengaku punya sesuatu  untuk ditanyakan tapi In Ho sepertinya tidak ada di rumah.
“Apa yang ingin kau tanyakan?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengaku ingin bertanya kenapa lengannya terluka dan ingin tahu alasannya.

Mereka pergi ke minimarket, si pegawai memberitahu In Ho jarang dirumah dan lebih sering jalan-jalan di Gangnam, tidak di sekitar tempat mereka. Seol Ok meminta agar memberitahu keberadaan In Ho sekarang. Si pegawai tahu kalau In Ho pasti ada di klub dan pergi bersama teman-temannya.
“Adakah orang yang mencoba mencuri barang?” tanya Seol Ok. Si bibi mengaku Terkadang.
“Tapi tak ada kasus yang dilaporkan  sebagai pencurian sekalipun.” Ucap Wan Seung. Si pegawai mengaku kalau menyelesaikan sendiri lebih dulu. 

Si pegawai membaca ke sebuah ruangan,  kalau Tuan Lee menyelesaikan masalah  dengan pelaku pecurian. Wan Seung yakin  pasti telah menyelesaikan  semuanya dengan cepat saat menonton rekaman CCTV. Wan Seung melihat foto yang ditempel di layar komputer dan Seol Ok melihat harga kaos yang cukup mahal.
“Ini merek mewah” ucap Seol Ok, Wan Seung seperti tak percaya kalau semahal itu.
“Itu adalah hadiah dari In Ho. Dan foto itu adalah ulang tahun Pak Ketua beberapa hari sebelum dia meninggal.” Kata si pegawai
“Dia membeli hadiah itu dari merek mewah, Tapi kue itu dari toko serba ada.” Kata Seol Ok melihat foto Tuan Lee dan cucunya. Wan Seung tak percaya kalau Seol Ok bisa melihat dengan jelas dalam foto. 

Tuan Hwang masuk ruangan mengatakan  menerima evaluasi pelajaran dan mereka mampir terakhir kali. Ia mengatakan bahwa anak muridnya dapat  mengubahnya secara anonim, tapi ternyata isinya cukup keras dan jujur. Ia mencoba melihat komentar yang ditulis "Pembelajaranmu membosankan dan kuno."
“Apa ini Ji Dong Chan?” ucap Tuan Hwang. Pria yang duduk disamping Kyung Mi melonggo binggung.
“Apa kau menulis namamu?” bisik Kyung Mi. Dong Chan mengelengkan kepala.
“Pak Ji... Apa kau terkejut? Aku membandingkannya  dengan laporanmu sebelumnya. Tulisan tanganmu miring ke bawah... Lebih rendah dan lebih rendah.. Kau memiliki kecenderungan  untuk mengalami depresi. Pembelajaranku pastilah membosankan untuk seseorang dengan kepribadian itu. Apa aku salah?” ucap Tuan Hwang. Dong Chan seperti tak bisa menyangkalnya.

"Pembelajarannya tidak menyenangkan atau menyentuh." Apa ini Kim Soo Jeong?” ucap Tuan Hwang bisa menebak yang membuat semua muridnya melonggo
“Apa kau di sini untuk menonton film? Coba lihat tulisan huruf "G"-mu agak runcing. Kau berpendirian, namun kau tidak konsisten dan Tidak mungkin kau akan sukses. Dan Inilah yang kita sebut analisis grafologi.” Jelas Tuan Hwang bertanya apakah pelajaranya masih tidak menyenangkan?
“Kim Kyung Mi... "Dosen yang cerdas.. Waktu berlalu saat aku menertawakan pelajarannya." Ucap Tuan Hwang.
Kyung Mi pikir yang ada didepanya itu Profesor Kim Jin Woo, Dong Chan memberitau kalau  itu Profesor Hwang Jae Min. Saat itu Tuan Hwang sudah ada di depan Kyung Mi berkomentar Orang yang sangat terlatih dalam bidang ini bahkan bisa mengetahui kepribadian anak muridnya.

“Tapi dasar grafologi adalah untuk membedakan apa dua  tulisan berasal dari orang yang sama. Apa kau mengerti? Apa kau tahu kenapa aku bertanya apa kau mengerti? Kau harus mengerti karena ini adalah lelucon.” Ungkap Tuan Hwang lalu tertawa bersama Kyung Mi.
Dong Chan binggung apa yang lucu. Kyung Mi mengaku hanya ingin mengikutinya tertawa. Tuan Hwang bertanya kembali Apa ini masih tidak menyenangkan dengan memberitahu aklau Tahun lalu,  semua anggota baru adalah orang bodoh dan menantikan rekrutan tahun ini lalu menyuruh mereka mulai membuka bukunya.
“Tembak pertanyaan padaku jika kau memilikinya. Tapi jangan terlalu keras melemparkannya padaku... Karena akan menyakitkan... Itu Kyung Mi.” Ucap Tuan Hwang dan langsung tertawa bersama Kyung Mi karena mengerti tentang leluconya. 

Seol Ok membuka file pelaku dan terlihat aksi yang mengambil barang, dengan golongan dari 1000 won-4000 won. Lalu bertanya pada pegawaiApa semua orang divideo itu akhirnya sampai pada kesepakatan. Si pegawai membenarkan.
“Tidak masalah berapa lama  waktu yang dibutuhkan. Dia selalu memastikan  mendapatkan uangnya.” Ucap pegawai
“Mereka semua ingin  menjadi pejabat pemerintah jadi tidak punya pilihan  selain membayar uang.” Kata Wan Seung dan melihat ada banyak yang mengambil barang.
“Dia pasti terlihat seperti peserta ujian. Bagian belakang dan lehernya melengkung ke depan. Dia memakai kemeja berwarna netral dengan celana olahraga.” Ucap Seol Ok melihat video.
“Kenapa Pak Lee In Ho melukai lengannya? Apa dia benar-benar terluka?” tanya Wan Seung
“Ya, aku bawa dia ke rumah sakit.” Kata si pegawai mengingat sata keluar melihat In Ho  mengaduh kesakitan dan mengaku kalau jatuh tergelincir dari tangga.
“Dia bilang terjatuh dari tangga dan terluka parah. Aku membawanya ke rumah sakit, dan juga membayar tagihannya.” Kata pegawai. Wan Seung heran karena pegawainya yang membayarnya.
“Dia bilang kehilangan dompetnya saat dia tergelincir. Tapi Aku mendapat uangnya dari Pak Ketua.” Jelas si pegawai
“Apa Dia tergelincir di tangga, lalu kehilangan dompetnya?” kata Seol Ok. Wan Seung merasa  mencium sesuatu yang mencurigakan. 


Keduanya pergi ke toko berdiri di tempat sandal. Wan Seung pikir   hanya perlu mencari pria yang memakainya pada hari itu. Seol Ok pikir Wan Seung mendengar  dari pegawai kalau menjual sekitar  50 pasang dalam sehari dan Sandal bergaris tiga adalah sendal yang paling umum di lingkungan ini.
Wan Seung melihat seorang pria mengunakan sandal yang sama, tapi ukurannya tak sama. Terdengar suara seorang yang bertanya tempat baterai. Saat itu Seol Ok dan Wan Seung melihat si pria mesum dan Seol Ok mengingat kalau melihat sandal yang sama da didalam mobil.
“Kau juga belajar  untuk ujian itu. Aku lupa.. Kau tahu, pihak lain bukan satu-satuny yang terluka saat kau menikamnya. Orang yang menusuk juga akan terluka. Itu sebabnya pembunuh profesional memotong bagian belakang pisau, atau menutupinya.” Ucap Wan Seung mencoba memeriksa bagian tangan.

Saat itu seseoran masuk menanyakan obeng Phillips, Seol Ok melihat si pria tambun dan melihat tanganya terluka lalu bertanya  Kapan melukai tangannya karena sebelumnya bertemu tak melihat tanganya dan ada empat tersangka (Tersangka 1, Yoon Mi Joo, seorang pengulang waktu ke 3... Tersangka 2, Park Gi Beom, mata-mata... Tersangka 3, Go Si Hwan, seorang manajer asrama.. Tersangka 4, Lee In Ho, cucu korban)
Bersambung ke episode 7

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar