PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 23 Maret 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Wan Seung melihat Ki Bum yang masuk ke toko lalu mendekat kalau anak itu untuk ujian itu, Ki Bum berjalan mundur dengan wajah ketakutan. Wan Seung menegaskan bukan hanya pihak lain yang terluka saat menikam seseorang.
“Orang yang menikam juga terluka... Karena itulah pembunuh profesional memotong bagian belakang pisaunya, atau membungkusnya.” Ucap Wan Seung siap membuka tangan Ki Bum
Go Si Hwan penjaga asrama datang mencari obeng, Seol Ok melihat ada yang aneh dengan tangan Si  Hwan dibalut dengan perban.  Wan Seung langsung bertanya Kapan tangannya terluka. Si Hwan mengaku kalau tertusuk obeng dan mereka juga melihat kejadiannya.

Flash Back
Seol Ok datang bersama Wan Seung melihat Si Hwan mencoba membuka gagang pintu dengan obeng. Seol Ok menyindir Si Hwan  yang sangat terampil.
Wan Seung memastikan kalau bukan Si Hwan pelakunya dan melihat sandal yang dipakai ternyata Jejak kakinya beda. Seol Ok pun memikirkan siapa pelakunya sebenarnya. 

Seol Ok dan Wan Seung menonton video kembali In Ho yang turun dari mobil dengan tangan di Gips dari laptop. Kim Bum yang melihat keduanya mengeluh kalau mereka bisa ambil video miliknya lalu pergi atau lebihbaik memberikan laptopnya saja.
“Astaga, kau terlalu banyak bicara... Kau  itu masih tersangka.” Tegas Wan Seung
“Aku meminta kalian membawa laptop itu dan memeriksanya perlahan.” Keluh Kim Bum
“Apa Kau merasakan sesuatu? Menurutmu siapa pelakunya? Apa Kau tahu siapa pelakunya?” tanya Wan Seung melihat wajah  Seol Ok menatap laptop tanpa berkedip.
“Apa dia orangnya, Lee In Ho, manajer asrama itu, atau Yoon Mi Joo? Katakan... Dia orangnya, bukan?” ucap Wan Seung menujuk pada Ki Bum karena merasa sikap Ki Bum terlalu kurang ajar.
“Tolong hentikan... Sungguh, aku tidak melakukannya.” Keluh Ki Bum yang selalu dituduh sebagai pelakunya.
“Apa Kau tahu club malam di Gangnam?” tanya Seol Ok. Ki Bum binggung bertanya balik apakah Seol Ok akan pergi kesana. 


Hee Yeon bertemu dengan seorang wanita menanyakan kabar suaminya,  Wanita itu mengaku cemas karena Jika tidak dipromosikan lagi, maka suaminya harus meninggalkan kantornya.  Ia berkomentar kalau Tidak seharusnya berkencan seorang pegawai negeri sipil.
“Pekerjaan itu tidak stabil sama sekali. Penghasilannya juga tidak banyak.” Ucap Si wanita. Hee Yeon mengaku kalau sudah tahu.
“Mereka melakukan hal-hal besar, tapi bayarannya sangat kecil. Omong-omong, kenapa kamu tidak punya pacar? Apa kau mau aku jodohkan?” ucap si wanita.
“Aku sudah menyukai seseorang.” Akui Hee Yeon dengan wajah sumringah.
“Yahh.. Kau terlalu cantik untuk melajang. Siapa pria beruntung itu?” tanya si wanita penasaran.
“Dia bahkan menyadari bahwa dia beruntung. Ini hanya perasaanku.” Kata Hee Yeon.
Si wanita mengartikan kalau Hee Yeon menaksir seseorang, Hee Yeon berpikir dirinya menyedihkan lalu memberikan sekotak kue, agar memberikan kue pada suaminya dan meinta untuk menikmati kuenya dan bersemangat supaya bisa dipromosikan.
“Kau tahu dia suka kue buatanmu... Berkatmu, dia akan mendapatkan promosi.”ucap si wanita membuka kue dan terlihat foto pria sedang tidur di ranjang dengan seorang wanita.
“Seorang pejabat pemerintah tidak boleh terlibat skandal.” Ucap Hee Yeon. Si wanita yakin kalau Kue buatan Hee Yeon pasti mahal.
“Terimalah sebagai tanda persahabatan.” Ucap Hee Yeon, Si wanita pun memuji Hee Yeon selalu sangat baik. 


Si wanita naik ke mobilnya  mengucapkan Terima kasih dengan wajah sumringah. Hee Yeon mengantarnya berpesan hati-hati di jalan. Dan mobil pun pergi meninggalkan toko, tiba-tiba Petugas Kim datang tanpa seragamnya, Hee Yeon senang melihat dan langsung menyapanya.
“Hai. Selamat datang... Seharusnya kau lebih sering datang... Kau nyaris tidak pernah mengunjungiku.” Ucap Hee Yeon
“Aku tidak bisa kemari jika tidak dapat izi untuk meninggalkan kantor.” Kata Petugas Kim
“Aku bangga bisa menjamu seorang polisi bekas wajib militer... Masuklah. Aku punya teh hitam yang enak.” Kata Hee Yeon
“Aku lebih suka minuman Cola” ucap Petugas Kim. Hee Yeon dengan gugup mengaku memilikinya juga dan mengajak agar segera masuk saja. Petugas Kim pun dengan senang hati masuk ke dalam toko. 

Petugas Kim menghabiskan banyak minuman cola, Hee Yeon bertanya pada petugas Kim apakah tahu di mana Detektif Ha tinggal sekarang. Petugas Kim mengaku tak tahu,  Hee Yeon yakin Wan Seung tidak punya tempat tinggal karena rumahnya terbakar.
“Menurutmu dia tinggal bersama seseorang?” tanya Hee Yeon penasaran.
“Aku tidak tertarik dengan Detektif Ha.” Ucap Petugas Kim dan meminta kembali cola lagi.
“Kalau begitu, apa kamu kenal orang lain yang mungkin tahu?” kata Hee Yeon memberikan cola yang baru.
“Petugas patroli? Kasus Na Jin Tae... Aku masih berpikir dia pelakunya. Warna sepatu larinya juga aneh.” Ucap Petugas Kim. Hee Yoen binggung yang dimaksud Sepatu larinya. 

Petugas Lee masuk ke rumah bawah tanah dengan sepatu ketsnya, merasa heran karena yang jatuh hanya rak saja bukan perampokan. Hee Yeon mengaku kalau Asisten barunya agak kikuk dan Tadinya ingin menelepon Detektif Ha karena takut
“Detektif Ha? Apa Dari Polsek Joongjin?” ucap Petugas Lee. Hee Yeon langsung bersemangat bertanya apakah mengenalnya.
“Dia menangkap pelaku yang membakar tokoku.” Ucap Hee Yeon. Petugas Lee yakin kala Hee Yeon juga kenal dengan Seol Ok.
“Tentu saja... Dia menyukai kue buatanku... Omong-omong, bagaimana kau bisa mengenal mereka?” tanya Hee Yeon
“Saat aku bekerja di Polsek Baebang-dong...” kata Detektif Lee menceritakan perkenalan dengan Seol Ok dan Wan Seung. 

Hee Yeon sudah ada di depan rumah Seol Ok.  Seorang bibi tetangga memberitahu tentang Pemilik rumah yang sebelumnya tinggal dua wanita Tapi menurutnya sekarang pasangan suami-istri. Hee Yeon seperti kaget kalau mereka sudah menikah.
“Mereka sangat kasmaran... Mereka selalu berangkat kerja bersama-sama di pagi hari.” Ucap Si bibi yang sebelumnya melihat Seol Ok dan Wan Seung pergi pagi sekali lalu masuk ke dalam rumahnya.
Hee Yeon menatap rumah yang kosong seperti mulai sinis mengetahui kalau Seol Ok dan Wan Seung adalah Pasangan. 

Seol Ok, Wan Seung dan Ki Bum masuk ke dalam club. Seol Ok pikir Lee In Ho tidak ada di club. Wan Seung pikir Lee In Ho bukan pelakunya, karena sudah mengecek semua rekaman kamera CCTV di dekat pintu masuk dan aula dan ada di clubsampai pagi pada hari insiden itu.
“Aku tahu dia akan berada di sini. Ini club populer.” Kata Ki Bum. Wan Seung ingin tahu apakah Ada tempat lain.
“Ada banyak Club populer.” Kata Ki Bum. Wan Seung ingin tahu  Populer seperti apa
“Wanita cantik? Musik enak? Atau artis?” ucap Ki Bum. Wan Seung langsng menyebut itu Narkotika.Ki Bum kaget mendengarnya.
Seol Ok kembali mengingat saat bertemu dengan In Ho dirumahnya, menurutnya In Ho bukan menangis karena sedih. Wan Seung tahu kalau itu karena mariyuana. Ki Bum pikir Sepertinya In Ho bukan orang yang jago menari.

Wan Seung menerima telp dari Sung Woo kalau ada Kekerasan di pusat game ilegal, lalu menolak tugas karena sibuk yang harus menangkap pembunuh Lee Wang Sik.
“Pelakunya, Yoon Mi Joo, sudah ditangkap... Kau tahu itu... Hei..” ucap Sung Woo berteriak kesal dan Wan Seung langsung menutup telpnya.
“Ha Wan Seung! Apa Dia menginvestigasi tanpa seizinku?.. Aku tidak tahan lagi.” Ucap Sung Woo kesal 

Wan Seung akhirnya turun ke dance floor mengaku sudah lama berhenti ke club malam. Seol Ok bertanya apakah Wan Seung yakin In Ho ada di club itu. Wan Seung tahu karena Mobil In Ho terparkir di luar. Semua mencari dalam ruangan yang dipakai oleh pelanggan.
“Apa Begitu saja? Kau polisi. Lakukan dengan lebih saksama.” Ejek Ki Bum lalu dengan kamera berpura-pura memegang pistol menyuruh mereka  Jangan bergerak karena Polisi yang datang. 

Di kantor polisi
Tuan Jo duduk bersama ketua tim, Sung Woo meminta agar bisa memutasi Detektif Ha ke unit lain, karena tidak bisa punya teman dari akademi polisi sebagai bawahannya. Tuan Jo pikir kalau Wan Seung pandai menangkap penjahat.
“Dia juga pandai membuat masalah... Aku merasa seperti memegang sebuah bom waktu.” Ucap Sung Woo kesal
“Lalu Aku harus memutasinya ke mana?” tanya Tuan Jo seperti serba salah.
“Unit Tiga... Bukankah kamu mengatakan butuh tenaga tambahan?” ucap Tuan Jo
“Semua anggota unitku bekerja sangat keras, kami baik-baik saja.” Kata Ketua Tim tiga
Tuan Jo bertanya pada Unit Empat. Tim unit 4 juga menolak,  Tuan Jo pun meminta Unit Lima agar bisa menerima Wan Seung. Ketua Tim 5 berpikir sudah berbuat salah jadi dilimpahkan padanya dengan kesal akan keluar ruangan. Seung Woo meminta bawahnya kembali duduk lagi.
“Kami hanya berkata jujur.” Ungkap Sung Woo. Tuan Jo lalu bertanya kemana Tuan lee.
“Dia ditugaskan...Seluruh unitnya ditugaskan... Unit Dua. Kita harus memutasinya ke Unit Dua.” Ucap Sung Woo penuh semangat. Tuan Jo terlihat binggung.
“Benar, tidak ada anggota unit itu yang akan keberatan. Biarkan dia berbuat sesuka hati di sana.. Lagi pula, dia berkemauan keras, jadi, itu sempurna.” Ucap Sung Woo penuh semangat kalau sudah diputuskan. Tuan Jo binggung karena tidak ada orang di unit itu.


Sementara Wan Seung akhirnya masuk ke ruangan melihat In Ho dengan teman-teman sedang berkumpul, Ia berkomentar mereka semua pernah studi di luar negeri karena Pergaulan yang mewah dan melihat banyak makanan cemilan diatas meja.
“Dasar berandal... Kudengar zaman sekarang narkotika disamarkan sebagai camilan untuk diedarkan... Apa aku salah? Benarkan? Tadi aku bangun subuh sehingga kadar gula darahku rendah.” Ucap Wan Seung mencoba mengambil permen.
“Aku hampir lupa bahwa tidak suka permen.” Kata Wan Seung langsung melepehkan begitu saja. In Ho hanya menatap tanpa berkata-kata
“Jangan terlalu banyak mengonsumsi gula... Gigi kalian bisa rusak.” Komentar Wan Seung lalu melihat ada lembaran diatas meja.
“Apa ini? Apa Kalian makan prangko sebagai camilan bar? Tenyata Hobi kami adalah mengoleksi prangko. Jadi, Apa kalian membawanya ke kelab untuk dipamerkan?” ucap Wan Seung dan melihat semua hanya diam dengan mulut ditutup
“Hei, kau yang pendiam..Coba Buka mulutmu.” Ucap Wan Seung dan akhirnya bisa melihat ada lembaran prangko di simpan dalam mulut.
“Apa Kalian mengoleksinya di mulut? Ini LSD yang disamarkan dalam bentuk lem prangko, bukankan begitu? Astaga, kalian sedang berpesta hari ini dengan mariyuana, ekstasi, dan metamfetamina. Apa Kalian pernah mendengar Pengendus Seodong? Itu aku.” Ucap Wan Seung menatap semua orang sebagai pencandu. 

Seol Ok datang bertanya apakah itu ruangan In Ho,  Wan Seung langsung berlari ke pintu mengaku  bukan dan menyuruh cari di kamar lain dan langsung menutup pintu. Ia kembali berbicara pada In Ho kalau  sudah saatnya berhenti mengonsumsi narkotika.
“Hei.. Kau bilang bukan di kamar ini... Cepat keluar... Apa yang kau lakukan di sana?” teriak Seol Ok mengendor pintu, saat menuruni tangga melihat pria yang datang dan bertanya apa yang dilakukan Seol Ok.

“Lee In Ho ada di kamar ini, kan? Apa kau tidak merasakan nyeri di pundak atau lehermu? Itu terjadi kepada semua orang yang belajar dalam waktu lama.” Ucap Seol Ok mencoba mencium bau si pria ternyata Aroma itu sangat segar.
“Aroma itu sangat segar... Ini aroma yang sangat umum di Noryang-dong... Itu bau plester pereda pegal” ucap Seol Ok.
Si pria binggung bertanya siapa Seol Ok itu, Lalu Seol Ok melihat si pria yang datang ke Gangnam jadi tidak memakai sandal hari ini. Ia juga melihat Tangan si pria yang  koto dengan bekas spidol penanda dan tinta pena bahkan menempelkan plester pereda sakit di pergelangan tangannya.
“Kau mengangkat tumitmu tanpa sadar waktu berjalan dan itu menjadi kebiasaan... Kau melakukan itu karena suaranya bisa mengganggu orang lain. Kau berbeda dari teman-temanmu...Kau sering menulis sehingga jari tengahmu kapalan... Benarkan?” ucap Seol Ok mengamati semua pada si pria saat turun dari mobil bersama In Ho sebagai sopir.
“Sudah sangat lama kau belajar untuk ujian advokat. Tapi Belakangan ini kau mendapat bekas luka ini, benarkan?”Ucap Seol Ok, Si pria ingin kabur tapi tertahan dengan Ki Bum yang sibuk merekam
“Dia menuntut kau membayar 4.000 dolar karena mencuri sebuah pena.” bisa mengetahui kalau si pria pernah bertemu kakek pemilik toko. 



Flash Back
Si pria ketakutan dari CCTV mengambil pulpen di minimarket,  Lalu si kakek berpikir kalau akan melaporkan ini kepada polisi. Ia mengetahui si pria adalah mantan narapidana, jadi tidak bisa lulus ujian segiat apa pun  belajar.
“Tapi kau tidak punya pilihan selain diancam... Kau mencemaskan ujianmu.” Ucap Seol Ok. Si Pria akhirnya memilih untuk kabur. Ki Bum binggung bertanya apakah memang pria itu sebagai pelakunya.
“Jika ingin membersihkan namamu dari tuduhan, cepat tangkap dia.” Kata Seol Ok mendorng Ki Bum agar menangkapnya.
Ki Bum sudah ada di atas meja dengan wajah ketakutan karena Si prai mengancam dengan pecahan botol. Seol Ok menyuruh Ki Bum agar segera menangkapnya, menurutnya Orang tidak akan mudah tewas hanya dengan ditikam botol bir.
“Kau bisa lihat ada banyak orang di sekitar kita, Kamera pun sudah merekammu. Jadi Menyerahlah sekarang.” Ucap Seol Ok.
“Bicara apa kau? Kenapa kamu bicara soal kamera di waktu begini?” kata Ki Bum binggung
“Berikan kamera itu.” Ucap si pria. Ki Bum yang ketakutan langsung menyerahkan handycamnya. Seol Ok menolak menyuruh Ki Bum menangkap si pria saja.
“Apa maksudmu? Aku tidak bisa menangkapnya... Aku bisa terbunuh.” Kata Ki Bum. Seol Ok merasa kalau Orang tidak semudah itu mati.
“Berhentilah mendorongku dan Lakukan sendiri.” Kata Ki Bum memilih untuk pergi.
“Itu lebih tajam dari dugaanku.” Ucap Seol Ok melihat pecahan botol yang di pegang oleh si pria. 

Wan Seung mulai berkelahi dalam ruangan dan akhirnya berhasil menangkap In Ho, lalu berteriak memanggil Seol Ok karena sudah berhasil menangkap Lee In Ho. Seol Ok tahu kalau In Ho dalam ruangan itu, Wan Seung binggung melihat Seol Ok diatas meja bertanya apakah pria itu pelakunya dan langsung naik ke meja.
“Apa lagi sekarang? Apa Kau mau menikamnya dengan itu? Lakukan saja” kata Wan Seung menantang. Seol Ok panik melihat Wan Seung yang mencoba melawan si pria dan meminta agar bisa berhati-hati.
Akhirnya Wan Seung pun bisa melumpuhkkan si pria dan langsung memborgol tanganya. Ki Bum langsung datang dengan cameranya berteriak Jangan bunuh pelaku, dengan mengaku kalau suadh melakukan semuanya dan berhasil menangkap pelaku.
“Aku bisa saja menghajarmu... Tahukah kau betapa aku menderita karenamu?” ucap Ki Bum kesal karena dianggap sebagai pelaku. In Ho ingin kabur tapi ditahan oleh Seol Ok yang bisa menarik In Ho.
“Aku tidak melakukan apa pun... Aku tidak bersalah!” ucap In Ho menolak ditangkap.
“Apa maksudmu, Berandal? Kau mengonsumsi narkotika. Dan Kenapa kau membunuh kakekmu?” ucap Wan Seung. Ki Bum binggung karean berpikir si pria yang menjadi pelakunya.
“Dia yang membunuh kakekku, bukan aku.” Ucap In Ho. Si pria denga sinis menyangkal kalau In Ho yang membunuhnya.
“Aku di Gangnam pada hari itu.” Kata In Ho. Ki Bum binggung siapa sebenarnya pelakunya.
“Di lengannya ada gips... Kurasa dia tidak bisa membunuh orang...Kalau begitu, pria ini ‘kan? Tapi kenapa dia membunuh kakek temannya?”ucap Ki Bum binggung
“Mereka berdua bukan teman biasa.” Kata Seol Ok bisa menebaknya. Wan Seung tahu kalau Lee In Ho menyewanya untuk membunuh korban..
“Kau sengaja ke Gangnam untuk membuat alibi... Kau membuat orang lain melakukan pembunuhan itu.” Ucap Seol Ok. Wan Seun menegaskan In Ho mempekerjakannya untuk membunuh korban.
“Mereka terpojok karena butuh uang, Jadi bersekongkol.” Jelas Seol Ok. Ki Bum tak percaya kala keduanya sangat jahat. 


Keduanya pun dibawa oleh mobil polisi,  Ki Bum merasa takut karena mereka terlihat Brutal sekali lalu bertanya bagaiman  Seol Ok bisa tahu keduanya itu bekerja sama dari menonton video saja. Seol Ok mengatakan kalau keduanya itu tidak cocok.
“Yang satu adalah peserta ujian miskin dan mencuri barang karena tidak punya uang. Sementara satu lagi mahasiswa yang studi di Inggris dan akan mewarisi banyak uang jika kakeknya meninggal. Lalu Mereka tiba-tiba dekat... Bukankah itu mencurigakan?” kata Seol Ok
Seol Ok  masuk mengingat saat keduanya turun mobil didepan "Ino Mart" Wan Seung pikir In Ho itu  akan tetap mewarisi uang itu, jadi, untuk apa membunuh kakeknya. Seol Ok pikir Mungkin karena gips itu. Ki Bum binggung apa maksud dengan gipsnya.
“Dia memakai gips hampir pada saat bersamaan dengan mendapat teman-teman agresifnya yang berbeda usia.” Ucap Seol Ok
Flash Back
In Ho pergi ke club dan dekat ancam oleh para gangster yang mengambil barang dan memukulnya. Mereka meminta agar membawa uang dengan mengancam kalau akan mati kalau tak membawanya, dan tahu kalau kake In Ho itu orang kaya.

“Pasti dia diancam dengan masalah uang.” Ucap Seol Ok. Ki Bum tak habis pikir Seol Ok bisa mengetahuinya.
“Selera orang tidak mudah berubah... Aku sudah tahu saat melihat kalung, anting-anting, dan arlojinya menghilang secara bersamaan.” Ucap Seol Ok. Kim Bum mengingat kembali dengan video kalau In Ho sudah tak memakai jam dan perhiasanya.
“Aku akan pulang terlambat karena interogasi.. Sampai jumpa di rumah.” Ucap Wan Seung berjalan pergi. Seol Ok binggung karena pasti orang tahu kalau mereka tinggal bersama.
“Di rumah? Tunggu, Apa kalian berdua? Kenapa Di rumah? Apa Kalian tinggal bersama?” tanya Ki Bum binggung.
“Aku lapar karena tiba-tiba harus lari tadi.” Ucap Seol Ok berpura-pura mengalihkanya. Ki Bum makin heran kalau Seol Ok yang tiba-tiba lapar
“Dia sangat ceroboh sebagai seorang detektif.” Keluh Seol Ok keasl pada Wan Seung. 


Wan Seung kembali ke kantor memberitahu kalau sudah menangkap pembunuh Lee Wang Sik jadi Sung Woo harus melepaskan Nona Yoon yang tidak bersalah. Sung Woo dengan nada kesal meminta Wan Seung agar  Berhentilah mengaturnya, lalu memuji temanya. Detektif Yuk binggung dengan sikap Sung Woo yang baik.
“Apa ruang interogasi kosong? Izinkan aku memakainya, oke?” kata Wan Seung pada Detektif Yuk lalu berjalan pergi. 

Seol Ok makan roti dengan cream, sementara Ki Bum makan wafel dengan berkomentarmasih tidak bisa percaya karena In Ho harus berbuat sejahat itu bahkan keduanya bukan teman.  Seol Ok memberitahu Pria itu   tertangkap kamera sedang mencuri di Ino Mart.
“Dia diancam dengan itu, kan? Ino Mart terkenal dengan itu.” Ucap  Ki Bum yakin

Flash Back
Si pria dibawa Tuan Lee ke ruangan CCTV. Tuan Lee pikir akan melaporkan ini kepada polisi dan mengetahui si pria sebagai mantan narapidana, jadi tidak bisa lulus ujian segiat apa pun belajar.
“Kau tahu itu, kan? Artinya kau akan hidup seperti ini seumur hidupmu.” Ucap Si kakek sengaja mengancam agar mendapatkan uang imbalan.
In Ho mendengar kakeknya yang mengancam pria yang mencuri di toko, lalu mulai menrenakan menyusuri Gang yang tak ada camera CCTV dan Karaoke tutup pukul 2.30. In Ho menyuruh si pria agar melakukan sebelum pukul 3.30, saat anak-anak pergi belajar.
Sebelumnya In Ho datang dengan sebuah kue dan mengucapkan selamat ulang tahun untuk kakeknya. Kakeknya melihat hadiah yang diberikan cucunya, wajahnya terlihat sumringah dan mengajak cucunya untuk foto.
“Kau membelikan kaus ini untuk kakekmu. Apa Ingat?” ucap Wan Seung memperlihatkan foto kakek In Ho dengan kaus hadiah. 



Seol Ok makan hottang memberitahu kalau Ada titik aneh di foto itu. Kim Bum binggun apa maksudnya itu. Seol Ok bisa melihat titik aneh.

Flash Back
Seol Ok melihat foto kalau In Ho membelikan hadiah barang mewah, tapi kue ulang tahunya hanya dari minimarket.
“Dengar baik-baik... Kaus bermerek mahal dan kue dari minimarket Kedengarannya janggal, kan?” ucap Seol Ok, tapi Ki Bum merasa tak ada yang janggal.
“Seolah-olah dia memanfaatkan hari ulang tahun kakeknya sebagai alasan untuk memberinya kaus itu.” Ucap Seol Ok 


Wan Seung tak percaya kalau Kaus bermerek ini berharga 740 dolar dan Ada gambar buah-buahan tropis di bagian depannya Tapi kausnya agak berbeda. In Ho mendengar ucapan Wan Seung langsung memegang gipsnya dengan tangan bergetar.
Flash back
Saat melihat harga kaosnya, Wan Seung heran dengan harga kaus yang mahal. Dan melihat dengan jelas foto dari kaos yang diberikan In Ho untuk Tuan Lee.
Wan Seung tahu kalau di gambar Jeruk, ada warna yang berbeda.  Ia tahu kalau In Ho memberinya cat terang supaya pria itu dengan mudah terlihat di malam hari.

Flash Back
Tuan Lee berjalan di gang bertemu dengan seseorang dan terlihat warna dari buah jeruknya sangat terang. Si pria pun sudah siap dengan pisaunya memangggilnya. Tuan Lee melihat si pria langsung mengomel merasa sudah terlalu longgar dan tidak bisa membiarkannya lagi. Si pria makin marah dan langsung melotot tajam.
“Berani sekali kau melotot kepadaku! Dasar kurang ajar!” ucap Tuan Lee dan si pria langsung menusuk pada bagian buah jeruk yang terlihat dalam kegelapan.
**
“Itu Persis di aorta ventralis, di atas pusarnya, tempat dia dioperasi.” Ucap Wan Seung
Flash Back
Wan Seung bertemu dengan Tuan Hwang melihat ada luka sobekan bertanya bekas luka apa itu. Tuan Hwang  mengatakan kalau itu Bekas operasi dan Lokasinya menunjukkan bahwa itu aneurisma perut.
“Itu untuk membantunya menikam dengan persis aorta ventralis bahkan di gang gelap..” Ucap  Wan Seung. In Ho makin tak bisa menahan dengan tubuhnya yang terus bergetar. 

Seol Ok tahu kalau semua itu ide sempurna sebagai mahasiswa jurusan fesyen lalu mengaku sudah kenyang sekali dan tidak sanggup makan lagi. Ki Bum mengeluarkan vitamin dan Seol Ok langsung mengambilnya, wajahnya terlihat senang karena rasa mangga kesukaanya. Ki Bum mengeluh karena Seol Ok yang bilang sudah tidak sanggup makan.
“Inilah yang kumakan untuk menjaga kesehatan. Sepertinya kau tidak peduli dengan kesehatanmu.” Ejek Ki Bum. Seol Ok tak peduli langsung menghabiskanya dan berjalan pergi.
“Pencurian bukan masalah besar, tapi yang barang itu masalah... Hei.. Aku masih bicara.” Keluh  Ki Bum akhirnya mengikuti Seol Ok. 

Wan Seung tahu setelah Pria itu menikam Lee Wang Sik, pergi ke rumah Lee In Ho, yang berada di lantai paling atas Ino Building, supaya tidak terekam oleh kamera pengawas. Si pria kaget karena Wan Seung mengetahuinya, wan Seung mengaku Dengan sedikit logika. 

Ki Bum dan Seol Ok akhirnya berpisah didepan parkiran. Ki Bum  bertanya sebelum naik mobil bertanya apakah boleh menelp sesekali. Seol Ok binggung untuk apa menelp. Ki Bum pikir mereka bisa berbagi informasi saat ujian. Seol Ok pun memperbolehkanya.
“Wahh... Mulai besok pasti antreannya sangat panjang.” Ucap Seol Ok harus kembali bangun pagi supaya duduk didepan.
“Apa Kau tertarik dengan institut berasrama? Kau tidak perlu mengantre jika belajar di sana.” Ucap Ki Bum menawarkan. Seol Ok binggung apa maksud Institut berasrama
“Ya, pamanku membukanya di Provinsi Gangwon... Tingkat kelulusannya sekitar 90 persen... Jadi, praktis tidak ada yang gagal.” Ucap Ki Bum. Seol Ok langsung melotot penuh semangat lalu seperti ragu. Ki Bum binggung dengan ekpresi Seol Ok. 


In Ho menceritakan pria paruh baya itu mengancam akan membunuh jika tidak membawa uang itu. Ketika berada di club In Ho diancam akan dibunuh kalau tak membawa uang dan mengetahui kalau kakeknya yang kaya raya.
“Tapi kenapa kau tega membunuh kakekmu?” tanya Wan Seung tak habis pikir
“Dia hanya perlu menjual Ino Building... Lagi pula, dia akan tetap memberikannya kepadaku.” Ucap In Ho
“Kau membunuh kakekmu.” Tegas Wan Seung. In Ho tetap menyangkal kalau tidak membunuhnya
“Hukumannya sama dengan penghasutan pembunuhan” tegas Wan Seung.
“Kondisinya tidak sehat setelah operasi itu. Lagi pula, umurnya tidak akan panjang dan Detektif... Boleh aku pulang sebentar? Aku meninggalkan sesuatu yang penting di sana.” Ucap In Ho
“Apa itu? Apakah Kokaina? Metamfetamina?” kata Wan Seung. In Ho memohon sekali saja karena hanya membutuhkannya satu kali.
“Hei.... coba Lihat wajah ini... betapa bahagianya dia dengan kaus yang kau belikan... Kau sudah membunuh kakekmu dua kali.” Ucap Wan Seung mencoba menyadarkan. In Ho pun hanya bisa menangis dengan kesalahanya.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar