PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 23 Maret 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 7 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Mi Joo akhirnya di bebaskan dan berjalan dengan menatap sekeliling dan melihat ada yang membawa buku "Pengantar Hukum Acara Pidana"  lalu diseberang jalan Si Hwan melambaikan tangan dengan membawakan tahu untuk Mi Joo, dan keduanya duduk di cafe.
“Kudengar orang harus makan tahu saat dibebaskan.” Ucap Si Hwan sengaj memberikan tahu untuk Mi Joo
“Aku tidak pernah dipenjara... Mereka memberitahuku bahwa pak tua itu memegang tumit sepatuku untuk minta tolong. Tapi Aku tidak tahu karena sibuk mendengarkan rekaman pelajaran.” Ucap Mi Joo bisa membayangkan saat si kakek berusaha meminta tolong dengan memegang belakang sepatunya.
“Seandainya aku tahu, maka aku bisa menyelamatkannya. Apa yang kulakukan dengan hidupku? Aku ingin menjadi seorang polisi yang baik Tapi aku bahkan tidak menyadari orang sekarat yang memegang tumit sepatuku.” Ucap Mi Joo merasa sangat menyesal
“Kau bisa lebih menaruh perhatian mulai sekarang.” Ucap Si Hwan memberikan semangat
“Seandainya aku lebih menaruh perhatian...” kata Mi Joo. Si Hwan menyela kalau Mi Joo tidak akan bisa melakukan apa pun, tapi hanya sedang sial dan Semua akan berlalu jadi meminta agar berpikir seperti itu.
“Saat ditahan, aku memikirkan ini. "Jika menjadi seorang polisi, dapatkah aku menjadi polisi yang baik?" Selama ini, aku hanya memikirkan diriku. Aku hanya memikirkan soal bertahan dalam kompetisi ini. Lalu Akankah aku berubah jika menjadi polisi?” ucap Mi Joo merasa bersalah
“Jadi, mulai sekarang, aku akan memperhatikan segala sesuatu di sekitarku Aku akan melihat orang-orang yang melewatiku. Terkadang aku akan menatap langit malam Aku akan bertemu dengan orang dan menikmati kopi yang enak juga.” Kata Mi Joo.
Si Hwan menyetujuinya kalau rencana itu baik lalu meminta Mi Joo agar makan tahu, karena akan membuat keadaanya lebh baik lagi. Mi Joo seperti merasakan banyak pelajaran setelah masuk ke tahanan untuk lebih perhatian pada sekitarnya. 



Wan Seung kembali ke kantor, Sung Woo memujinya kalau Kinerjanya bagus. Wan Seung pikir kalau hanya melakukan tugas seorang detektif lalu mengajak untuk melakukan menginvestigasi dengan baik.
“Tidak masalah jika kita tidak menangkap 100 penjahat, tapi menangkap satu orang tidak bersalah adalah salah.” Kata Wan Seung
“Kau sudah tahu berita dari Manajer Jo, kan? Selamat.” Ucap Sung Woo. Wan Seung binggung berita apa itu.
“Mari kita minum teh.” Kata Tuan Jo yang sudah ada didepan Wan Seung lalu mengajaknya pergi. 

Tuan Jo membuatkan secangkir kopi, Wan Seung meninumnya lalu meminta agar tambahkan air. Tuan Jo pun menurutinya,  lal memuji kalau Wan Seung luar biasa bisa memecahkan begitu banyak kasus sejak pindah ke Polsek Joongjin.
“Aku Kasihan pada Ketua Tim Gye... Orang akan bilang dia tidak sebanding denganmu... Aku terlalu menonjol.” kata Wan Seung bangga.
“Pasti itu pun tidak mudah bagi Anda.” Komentar Tuan Jo menahan rasa dongkolnya.
“Tidak... Indra keenamku... Ini tidak pernah tumpul.” Kata Wan Seung lalu meminta kopi lagi karena kopinya yang terlalu encer. Tuan Jo pun  menahan amarah memberikan serbuk kopi.
“Karena itulah semua ketua tim...” ucap Tuan Jo yang langsung disela oleh Wan Seung
“Kenapa mereka? Apa Mereka bicara di belakangku?” ucap Wan Seung marah
Tuan Jo mengaku kalau Mereka menginginkan Wan Seung di unit itu. Wan Seung menegaskan kalau dirinya orang yang setia. Jadi tidak akan meninggalkan Unit Satu Tindak Pidana Berat. Tuan Jo tahu kalau Unit Satu Tindak Pidana Berat bagus, tapi mengingat kemampuan Wan Seung kalau itu bukan tempat yang baik.
“Unit Satu adalah tim unggulan.” Kata Wan Seung, Tuan Jo mengaku Unit Dua yang lebih unggulan.
“Unit Dua sudah dibubarkan dan Tidak ada orang di sana.” Kata Wan Seung
“Itu Hanya orang-orang berantakan yang dapat meja kerja. Unit Dua ditugaskan karena mereka tim unggulan.” Tegas Tuan Jo menyakinkan.
Wan Seung mencoba tetap tenang lalu membaca pesan yang masuk dari kakaknya “ Ini acara amal pertama Dongban... Kau akan datang, kan?” 


Seol Ok bertemu dengan Ki Bum yang membawakan brosur tempat asrama belajar PNS. Ki Bum menceritakan kalau pamannya butuh waktu  tiga tahun untuk menemukan properti itu. Seol Ok heran kenapa Ki Bum malah pergi Noryang-dong, bukan di tempat pamanya saja.
“Para gadis di sana bukan tipeku... Masalahnya bukan sekadar tipeku atau bukan. Tapi Mereka menakutkan.” Ungkap Ki Bum. Seol Ok melihat nama "Institut Cheongryul" dan melihat tempatnya di pegunungan...
“Kau harus berjalan kaki dua jam untuk ke halte bus... Selain itu, tidak ada layanan telepon seluler.” Ucap Ki Bum dan tempat di pengunungan yang cukup luas tapi terkesan angker.
“Kurasa yang bisa orang lakukan hanya belajar.” Komentar Seol Ok. Kim Bum menceritakan tempat itu punya pusat kebugaran dan pelatih pribadi juga.
“Dengan Waktu transportasi ke Noryang-dong, Waktu yang dihabiskan ke kantin dan di pusat kebugaran... Aku bisa menghemat semua itu.” Kata Seol Ok
“Karena itulah banyak orang dari sana lulus ujian. Selain itu, penerimaannya setiap tiga bulan. Dan Besok.... Besok hari penerimaannya. Jadi Kau tidak perlu menunggu.” Kata Ki Bum mengecek tanggal di ponselnya
“Jika tidak pergi besok, haruskah aku menunggu tiga bulan?” tanya Seol Ok
“Ya. Jika kau tertarik, maka aku akan bicara dengan pamanku. Mungkin kau bisa mendapatkan diskon 50 persen.” Ucap Ki Bum. Mata Seol Ok langsung berbinar-binar mendengarnya. 

Seol Ok pergi ke atap terlihat bahagia karena bisa hemat 2.500 dolar per tiga bulan, lalu melihat sisa saldo dalam tabunganya dan bertapa kagetka kalau Sisa uangnya hanya 2900 dolar, lalu mulai ragu apakah akan membayarnya atau tidak.
“Yah.. Benar... Aku harus lulus kali ini... Jika tidak, tamatlah riwayatku... Pokoknya kita harus lulus.” Ucap Seol Ok menyakinkan diri setelah menghabiskan uang tabunganya.

Ji Seung menyapa semua tamu yang datang diacara amal. Wan Seung datang memanggil kakaknya memuji kalau sudah bekerja keras dan mencium sesuatu yang mencurigakan. Ji Seung binggung bertanya apa itu maksudnya.
“Aku merasakan sentuhan wanita... Apa Kakak punya pacar? Kakak memberiku banyak kejutan...Kakak menjadi presdir Firma Hukum Ha dan Jung dan mendirikan jaringan publik... Selain itu, ada pacar rahasia.” Goda Wan Seung
“Aku tidak punya pacar.” Akui Ji Seung sambil tersenyum. Wan Seung memperingatkan kakaknya Jangan membohonginya.
“Kakak tahu julukanku Pengendus Seodong.” Ungkap  Wan Seung bangga. 

Saat itu tiba-tiba berapa orang masuk ke dalam lobby. Seorang pria mengaku dari Kejaksaan Wilayah Seoul, kalau Jaringan publik milik Ji Seung dituntut atas penghindaran pajak jadi meminta agar mengikutinya.  Wan Seung pikir mereka bisa bicara lebih dulu.
“Tunggu... Kurasa ada kesalahpahaman... Biar kutangani... Jangan khawatir.” Ucap Ji Seung pun akan ikut kejaksaan lalu memnta adiknya agar menjaga ayahnya, semua orang pun dibuat binggung dengan Ji Seung yang dibawa kejaksaan.
“Jaringan publik itu baru didirikan bulan lalu... Tapi sudah dituntut dengan penghindaran pajak? Aneh.” Ucap Wan Seung heran, sementara di luar ada mata-mata kembali melaporkan.
“Sekretaris Kim... Presdir Ha telah ditahan... Dia sedang dibawa ke kejaksaan.”  Ucap Pria mata-mata. 

Hee Yeon membuat kue mendengarkan berita di TV  “Presiden Direktur Firma Hukum Ha dan Jung ditahan atas tuduhan penghindaran pajak di suatu acara jaringan publik pada sore ini.”
Lalu berkomentar kalau merasa  tak perlu khawatir jadi sedang membuat kue yang sangat istimewa.

Wan Seung  datang ke rumah sakit melihat berita tentang kakaknya.
“Jaringan publik ini didirikan... Presiden Direktur baru Firma Hukum Ha dan Jung yang mendirikan Dongban, sebuah jaringan publik yang mendukung para korban tindak kejahatan, telah ditahan dengan tuduhan penghindaran pajak. Mantan presiden direktur Ha dan Jung terlibat dalam kasus pembunuhan tahun lalu.
Ia pun melihat ayahnya yang dirawat belum sadarkan diri, wajahnya terlihat sangat sedih. 

Wan Seung datang menemu Tuan Park di restoran. Tuan Park  tidak pernah membayangkan ayahnya menjadi selemah. Wan Seung tahu kalau orang –orang yang diatas tidak mengizinkan tamu masuk. Ia Tahu bahwa ayahnya sakit, sepertinya mereka mencoba menyudutkan kakaknya juga.
“Dia tidak punya opini publik yang baik. Itu akan tetap terjadi.” Kata Tuan Park. Wan Seung merasa Firasatnya tidak baik.
“Dengar, aku mendukungmu... Aku sedang menyelidikinya, jangan khawatir.” Kata Tuan Park menyakinkan.
“Kapan jjajangmyeon itu selesai? Sudah kubilang kita bisa memesan makanan, kenapa Anda mau repot-repot?” keluh Wan Seung.
“Sebentar lagi siap... Aku mau memasak hidangan lezat untukmu setelah sekian lama, tapi kau tidak sabaran.” Ucap Tuan Park 

Seol Ok pergi ke  "Dosirak Dong Ho" dengan menuliskan pesan, menyakinkan Sebelum Kyung Mi kembali, akan lulus ujian dan mengembalikan toko ini seperti semula. Ia menuliskan "Kami sedang libur Sampai pemiliknya lulus ujian masuk kepolisian"
Tuan Park selesai masak,  Wan Seung mengejek kalau itu jjajangmyeon biasa. Tuan Park menyuruh mencoba saja. Wan Seung mencoba lalu mencobanya dan langsung memuji kalau rahasianya luar biasa. Tuan Park bahagai menerima pujian masakahanya.
“Apa Anda sudah tahu tentang Sekretaris Kim?” tanya Wan Seung penasaran.
“Komentar setiap orang tentangnya berbeda.Ada yang mengatakan orang itu wanita, ada juga yang mengatakan dia seorang pemuda atau pria tua. “ kata Tuan Park
“Aku tahu rumor-rumor bahwa Sekretaris Kim adalah seorang politikus, pedagang senjata, pelobi, atau agen Badan Intelijen Nasional.” Kata Wan Seung. Tuan Park seperti baru tahu mendengarnya.
“Anda tidak sehebat dahulu.” Ejek Wan Seung
“Lalu apa yang kau lakukan di Polsek Joongjin? Apa yang kau ketahui? Kau bilang akan mendapatkan informasi dari Kapolsek Shin.” Balas Tuan Park
“Aku harus dekat dengannya untuk mendapatkan informasi.” Ungkap Wan Seung. Tuan Park menyuruh sanjung dan cobalah mengambil hatinya menurutnya tak susah.
“Dia harus memberiku kesempatan dahulu, Tapi Dia menganggapku sebelah mata sekarang.” Kata Wan Seung mengingat kembali saat di kantor. 


Flash back
Wan Seung berusaha untuk mencari informasi dengan mendekati ketua Shin, tapi Ketua Shin terus menghindar walaupun Wan Seung sudah menyapanya lebih dulu. Bahkan Ketua Shin berusaha berbalik arah saat akan bertemu dengan Wan Seung.
“Aku harus mengambil tindakan agar ada perkembangan.” Kata Tuan park
“Sepertinya Anda sudah mengambil tindakan.” Kata Wan Seung.
“Terserah... Tapi Kudengar Kapolsek Shin sering ke Gereja Joongjin.” Ucap Tuan Park
“Apa Anda mau mencari informasi Sekretaris Kim dari Kapolsek Shin?” kata Wan Seung penuh semangat. Tuan Park pikir kalau harus diperkenalkan.
“Dia tidak akan memperkenalkan Anda semudah itu.” Komentarn Wan Seung. Tuan park merasa percaya diri kalau pandai bersosialisasi. Keduanya pun menikmati jajang buatan Tuan Park. 

Seol Ok membereskan semua barang-barang dalam koper mengetahui kalau Murid-murid hanya diizinkan memakai seragam dan mempersiapkan semuanya, lalu melihat foto ayah dan ibunya.
“Ayah... Kali ini aku pasti akan lulus ujian... Aku benar-benar akan menjadi polisi.” Ucap Seol Ok lalu mematikan ponselnya.
“Mari kita berpisah untuk sementara sampai aku lulus ujian. Sampai jumpa.” Kata Seol Ok pada ponselnya dan menaruh didepan foto orang tuanya. 

Esok hari, Seol Ok dengan kopernya datang menemui Ki Bum yang sudah menunggu, Ki Bum melihat Seol Ok hanya membawa koper yang kecil saja. Seol Ok heran dengan mobil yang dibawa Ki Bum ada di pinggir jalan. Ki Bum mengaku kalau itu mobil milik temanya.
“Hei... Keluarlah untuk memberi salam. Dia Dae Woon dan mendaftar juga di institut itu. Jadi Kamu bisa pergi bersamanya. “ ucap Ki Bum dan seorang pria berkaca mata keluar dari mobil
“Apa Dia pacarmu?” ucap Dae Woon berusaha akrab dengan merangku keduanya.  Ki Bum mengeluh temanya yang asal bicara.
“Kalian memang teman. Apa Kalian memesan dalam jumlah banyak?” tanya Seol Ok. Kim Bum bertanya apakah yang dimaksud kacamatanya da akhirnya membenarkan tanpa bisa mengelak.
“Beri tahu temanmu untuk melepaskan kacamata itu sekarang juga dan menurunkan lengannya dariku.” Ucap Seol Ok
“Dia di sampingmu, jadi beri tahu sendiri. Apa Kau malu kepada orang asing?” ucap Ki Bum mengejek. Seol Ok langsung menatap sinis
“Hei.. Turunkan lenganmu darinya dan lepaskan kacamata itu.Dia wanita menakutkan... Seorang pria aneh selalu mengikutinya, pria itu menyebut dirinya anjing... Kau bisa digigit, jadicepat lepaskan.” Ucap Ki Bum dan Seol Ok memperlihatkan wajahnya yang galak seperti anjing akan mengigit. 
Akhirnya si pria pun melepaskan tanganya, Ki Bum pun menyuruh Seol Ok untuk masuk mobil. Seol Ok masuk lebih dulu dan Dae Waon memasukan koper ke dalam mobil. Seol Ok binggung Ki Bum tak ikut denganya. Ki Bum mengaku harus menyelesaikan film dokumenter di Noryang-dong. Dan banyak urusan, Seol Ok sudah ada didalam mobil bingung dan akhirnya pergi dengan Dae Woon. Ki Bum pun kembali mengunakan kacamata kamera. 


Wan Seung pulang ke rumah melihat lampu yan menyala, wajahnya tersenyum  bahagia karena artinya Seol Ok sudah pulang dan bisa menduganya berapa lama akan bertanya.
“Dia sudah terlalu tua untuk belajar... Sebaiknya dia menjaga sikapnya dan menangkap penjahat saja.” Ucap Wan Seung masuk rumah sambil memanggil Seol Ok, tapi tak ada sahutan hanya ada sebuah surat dengan makanan diatas meja.
“Aku ingin membuatkanmu makanan sebelum pergi, tapi penerimaannya dimulai besok, jadi, waktuku tidak cukup. Aku meninggalkan ponselku, jadi, mungkin aku tidak bisa dihubungi. Aku pasti akan lulus ujian dan kembali. Jaga rumah untukku.”
Wan Seung membaca surat Seol Ok merasa si Ahjumma sudah gila, merasa tak percaya kalau akan belajar di Institut berasrama karena Belajar di Noryang-dong saja sudah konyol dan sekarang mau belajar di institut berasrama. Ia mencoba menelp Seol Ok tapi ponselnya tak aktif. 

Seol Ok sudah ada di perjalanan menuju asrama di malam hari, seperti merasa tak yakin karena hanya ada mobil mereka yang menyusuri jalan, lalu bertanya pada Dae Woon apakah memang  ada institut berasrama di sekitar sini. Dae Woon yakin kalau sudah dekat.

Sementara di rumah, Wan Seung gelisah dan tidak bisa tidur, sambil berbaring mengeluh Seol Ok seorang Ahjumma tidak kenal takut karena pergi tanpa berdiskusi dengannya. Ia lalu berpikir kalau Seol Ok mungkin di tipu Atau kena tipu oleh pedagang organ tubuh manusia.
“Ah.. Aku tidak perlu ke Noryang-dong besok, tapi tetap tidak bisa tidur. Kenapa wanita itu? Ada apa dengannya sampai aku tidak bisa tidur?” ucap Wan Seung kesal sendiri. 

Wan Seung menatap papan nama dan juga barang-barang yang sudah dibereskan dalam kardus. Sung Woo mengaku Senang bekerja dengan Wan Seung dan melihat kalau lelah karena menangkap penjahat belakangan ini,Jadi sudah mengemas barang-barangnya.
“Pasti kau sangat sedih, Ketua Tim Gye.. Kita sudah mulai dekat. “ ucap Wan Seung dengan nada mengejek. Sung Woo akan menganggap seperti itu.
“Aku akan sering berkunjung.” Kata Wan Seung. Sung Woo langsung menolaknya.
“Aku tidak mau menyita waktumu yang berharga, Kawan... Semoga beruntung.” Ucap Sung Woo senang bisa memindahkan Wan Seung ke tim lain. 

Wan Seung pindah ke  ruangan "Unit Dua Tindak Pidana Berat" lalu dbuat binggung karena  Semua kursinya kosong. Ia akhirnya menelp Tuan Jo memberitahu  Tidak ada orang di Unit Dua. Tuan Jo mengatakan kalau Mereka belum kembali dari penugasan dan langsung memutuskan telpnya.
Akhirnya ia mencoba menelp Seol Ok tapi tetap belum juga bisa mengangkat telpnya, lalu bertanya-tanya Apa terjadi sesuatu kepada Ahjumma. Lalu melihat Tuan Jo yang ada di dalam lift, Tuan Jo panik langsung berusaha menutup telp, tapi Wan Seung dengan cepat bisa menahan pintu dengan kaki.
“Ini bukan kereta bawah tanah... Kenapa kau memaksa masuk?” keluh Tuan Tuan Jo
“Manajer Jo.. Benarkah aku satu-satunya anggota di Unit Dua?” tanya Wan Seung. Tuan Jo berdalih siapa yang mengatakanya.  Wan Seung merasa Tidak ada yang kembali.
“Kau akan mendapat ketua tim baru.” Kata Tuan Jo. Wan Seung bertanya kapan.
“Jika kau begitu membutuhkan seorang ketua tim, seharusnya kau menjaga sikapmu di Unit Satu.” Keluh Tuan Jo
“Apa kesalahanku?” tanya Wan Seung merasa tak ada yang salah. Tuan Jo berkomentar Wan Seung  tidak becus bekerja.

“Aku menangkap penjahat sebagai seorang detektif. Selain itu Anda tahu, aku menangkap... Hanya itu yang perlu dilakukan detektif.” Kata Wan Seung bangga
“Ohh Yahh... Mereka akan mengutus seseorang dari kantor pusat. Jika kau menjaga sikapmu, itu akan membantumu dipromosikan. Kau tidak bisa menjadi letnan sampai pensiun, jadi Jangan bersikap seolah-olah kau atasannya. Pastikan kau memperlakukannya dengan baik.” Tegas Tuan JO
“Aku tidak pernah bersikap seperti atasan.” Keluh Wan Seung kesal sambil memukul pintu lift.
Tuan Jo meminta agar Wan Seung tak melakukanya karena Liftnya sudah cukup tua. Wan Seung akhirnya pasrah harus berada di tim tanpa anggota siapapun. 



Wan Seung melihat ada "Lowongan Asisten Administrasi" dan bisa bekerja tanpa mengikuti tes. Lalu berpikir kalau posisi itu tepat untuk Seol Ok.  Ia bertanya pada polwan Apa tugas asisten administrasi. Polwan menjelasna tugas admin mengumpulkan artikel baru tentang polsek mereka dan melapor kepada Kapolsek.
“Pekerjaan mereka membosankan.” Komentar Wan Seung
“Posisi itu sangat populer dan Mungkin akan langsung terisi.” Kata Polwan. Wan Seung tak percaya mendengarnya.
Setelah Polwan pergi, Wan Seung mencoba menelp Seol Ok tapi belum juga aktif. Ia kesal dengan Seol Ok yang  tidak mengirim pesan dan tidak bisa menghubunginya sekarang, lalu mengingat kalau posisi itu populer dan langsung mengambil lembaran agar tak ada yang melihatnya lagi. 

"Kepolisian Sektor Joongjin"
Wan Seung keluar dari kantor bertanya-tanya Di mana bisa menemukan Seol Ok. Ia mengingat surat yang dtuliskan Seol Ok “Tapi penerimaannya dimulai besok, jadi, waktuku tidak cukup.”
“Ahh... Aku bisa mencarinya di institut berasrama itu... Ya ampun, memang aku hebat... Naluriku yang hebat.” Ucap Wan Seung membanggakan dirinya.
Ia pergi ke "Institut Berasrama JK" ingin tahu apakah ada  orang yang mendaftar pada hari ini. Pegawai mencari data di komputer kalau Tidak ada. Akhirnya Wan Seung berjalan sendirian, mengeluh karena sudah mencari di seluruh Noryang-dong, tapi tidak menemukannya.
Wan Seung  mencari tempat lain "Institut Berasrama Yongsang" menurutnya Seol Ok akan menyolok karena sudah cukup tua, seperti tak percaya kalau Seol Ok masuk institut berasrama dan tidak bisa berhenti memikirkannya.

Wan Seung kembali ke kantor, Tuan Jo bertanya dari mana saja karena tidak melapor saat pergi. Wan Seung ingin tahu kenapa siapa melapor karena hanya didalam tim. Tuan Jo mengatakan kalau  Ketua tim baru sedang dalam perjalanan. Wan Seung mengaku  sudah tidak mempercayai lagi. Tuan Jo akhirnya melihat ketua Tim baru yang masuk ruangan.
“Inspektur Woo?” ucap Wan Seung kaget. Tuan Jo tak percaya kalau Wan Seung mengenalnya?
“Ahh.. Pasti kau pernah melihatnya di TV... Ya, dia Inspektur Woo dari "Wanted Suspects". “ kata Tuan Jo
“Pak, aku mau pindah ke Unit Tiga.” Ucap Wan Seung panik mencoba menghindar
“Katamu ketua timnya adalah juniormu di sekolah dan Kau tidak bisa akur dengan kolegamu. Bagaimana bisa kau bekerja untuk juniormu?” ucap Tuan Jo. Wan Seung pikir akan  pindah ke Unit Empat.
“Kalian pernah berkelahi.” Kata Tuan Jo. Wan Seung pikir lebih baik  sendiri saja. Tuan Jo pikir mana mungkin bisa bekerja tanpa seorang rekan dan melihat Sung Woo semakin mendekat.
“Aku benci analis profil tukang gertak itu.” Keluh Wan Seung, sementara Tuan Jo melihat Sung Woo yang keren sekali.

Sung Ha datang menyapa Tuan Jo yang Lama tidak jumpa dan berharap bisa lebih lama. Tuan Jo mengaku senang bertemu dengan Sung Ha dan ingin memperkenalkan diri. Sung Ha tahu kalau didepanya  Manajer Jo Yoon Ho, karena sebagai atasanya jadi sudah mencari tahu. Tuan Jo yang sempat terkejut bisa mengerti.
“Semua orang ingin bekerja di kantor pusat, tapi kau bersedia bekerja di sini. Aku menghargainya.” Ucap Tuan Jo
“Sepertinya kita satu tim.” Komentar Sung Ha menatap Wan Seung. Wan Seung membenarkan.
“Aku siap membantumu, Letnan Ha Wan Seung. Mari jangan saling meminta bantuan.” Kata Sung Ha.
Tuan Jo senang melihat kalau suasana akan baik dan meminta agar Wan Seung bersikap baik, lalu berkomentar Sebenarnya Wan Seung sangat kompeten tapi Kepribadiannya saja yang bermasalah lalu menyuruh mengantarkan Sung Ha ke meja kerjanya.
“Bagaimanapun, mari kita berusaha.” Kata Sung Ha mengulurkan tanganya pada Wan Seung agar bisa berkerja sama.
“Aku tidak suka memegang tangan pria.” Ucap Wan Seung hanya menyentuh sedikit. Sung Ha mengaku juga seperti itu dan akhirnya mereka akan mulai duduk. 


Semua anggota tim asrama melakukan pemeriksaan. Seorang pria melihat para murid yang membawa banyak barang, dan memasukan  semua barang ke dalam karung. Seol Ok membawa minuman mencoba menyembunyikan dalam topinya, tapi si pria bisa mengetahuinya. Seol Ok mengaku kalau itu obat miliknya.
“Kau harus berhenti mengonsumsi ini agar bisa lulus ujian... Coba Lihat tanganmu yang gemetar... Kau juga sudah cukup tua. Pergilah ke dokter, mengerti?” ucap si pria dengan nada mengejek lalu berdiri didepan semua murid baru
“Di Institut Cheongryul, jika kalian kedapatan minum-minum, mengakses internet, ponsel, atau berpacaran, maka kalian akan dikeluarkan. Dan uang kalian tidak akan dikembalikan.” Ucap Si pria. Semua menjawab kalau sudah mengerti.
“Tinggalkan semua yang tidak kalian perlukan di sini selain tekad kalian untuk lulus ujian. Mengerti? Kata Si pria meminta agar mereka menyerahkan ponsel juga. 

Seol Ok bertanya pada Dae Woon Apa semua institut berasrama seperti ini, menurutnya Tempat asramanya sangat aneh.  Dae Woon mengetahui kalau Seol Ok pasti ingin pulang. Seol Ok menganguk
“Itu normal... Dia hebat dalam mengelola tempat ini. Kau terus memikirkan bahwa kamu harus lulus agar bisa cepat pulang, bukan?” kata Dae Woon.  Seol Ok membenarkan.
“Untuk itulah orang mendaftar di tempat seperti ini. Supaya cepat keluar.” Kata Dae Woon. 

Seorang wanita berjalan terhuyung-huyung sambil memegang pakaian dan memanggil nama Noo Ri. Seperti jiwanya terguncang, lalu mengemudikan mobilnya dengan wajah panik berkata Kang Joo Hyun sudah kembali, dibelakang terlihat seekor kucing yang dibalut kain.
“Wanita gila itu kembali untuk membunuhku. Kang Joo Hyun sudah kembali. Wanita gila itu kembali untuk membunuhku.” Ucap si wanita lalu melihat sosok didepan mobil.

Seol Ok dkk berlari ke sebuah ruangan, dan beberapa orang melihat seseorang terbaring di lantai dengan treadmill. Seol Ok memperingatkan agar jangan menyentuh korban  sampai polisi tiba.
“Apa ini pembunuhan?” tanya seorang murid wanita. Murid pria berpikir kalau korban jatuh, terbentur sesuatu, lalu mati. Seol Ok melihat bagian treadmill seperti ada sesuatu yang aneh.
Bersambung ke episode 8

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar