PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 14 Maret 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Geu Rim ingin tahu kemana mereka akan pergi karena  Ada banyak tempat yang  ingin dikunjungi bersama Soo Ho. Soo Ho tak menjawab menyuruh Geu Rim masuk  mobil saja dan bicara di dalam. Tiba-tiba Tuan Lee datang langsung menutup pintu mobil, keduanya pun kaget.
“Nona Song. Ayo kita bicara.” Ucap Tuan Lee menatap juniornya, Soo Ho pun mendekatinya.
“Kenapa? Acaranya sudah berakhir.” Tanya Soo Ho tak terima.
“DJ mungkin bisa datang 10 menit sebelum acara dimulai dan membacakan naskahnya, tapi beda halnya dengan sutradara produksi dan penulis.” Tegas Tuan Lee. Soo Ho marah berpikir kalau Tuan Lee itu sedang memaksa.
“Ini akan Lama atau tidak?” tanya Geu Rim. Tuan Lee mengaku Tidak lama.
“Kalau begitu, bisakah kau menunggu di mobil? Aku akan segera kembali.” Ucap Geu Rim. 

Keduanya menaiki tangga, Geu Rim ingin tahu ada apa mengajaknya bicara apakah Ada masalah lagi dengan acara mereka lagi. Tuan Lee hanya diam saja, Geu Rim ingin tahu apa yang terjadi. Tuan Lee akhirnya menatap Geu Rim di atas anak tangga
Flash Back
Geu Rim menangis duduk di tangga, dan Tuan Lee disampingnya mengejek Geu Rim yang nangis padahal hanya dimarahi karena payah dalam menulis. Geu Rm pikir itu sebabnya menangis.
“Yang Anda baca hanya satu naskah. Bagaimana Anda bisa tahu jika aku payah dalam menulis?” keluh Geu Rim terus menangis
“Hei. Aku bisa menebaknya hanya dengan membaca satu naskah.” Komentar Tuan Lee dengan nada mengejek. Geu Rim menyuruh Tuan Lee untuk pergi saja.

“Kenapa Anda terus mengikutiku dan menggodaku? Anda sungguh menyebalkan.” Keluh Geu Rim kesal
“Kau tidak tahu apa pun, tapi berkecimpung ke dalam radio dan melakukan hal seperti barusan. “ ejek Tuan Lee
“Aku juga tahu. Selain itu, berhenti merendahkanku.” Ucap Geu Rim marah
“Hei... Aku tidak merendahkanmu... Itu karena kurasa kau manis.” Ungkap Tuan Lee mengoda
Geu Rim tak percaya Tuan Lee bisamenyebut orang-orang manis, tapi itu malah membuat orang makin merasa terganggu. Tuan Lee marah heran dengan Geu Rim yang marah karena menyebutnya manis. Geu Rim yang kesal meminta Tuan Lee agar tak terus mengodanya. 


Di tangga yang sama, Geu Rim terlihat sudah dewasa merasa tak percaya kalau Tuan Lee dipecat. Tuan Lee menyangkal karena menurutnya  hanya liburan panjang jadi akan pergi ke India untuk sementara. Geu Rim makin tak percaya mendengarnya.
“Kenapa Anda lepas kendali? Kenapa Anda memukul DJ itu?” ucap Geu Rim kesal
“ Hei... DJ itu merendahkan acara radio dan kurang ajar kepadamu.” Kata Tuan Lee. Geu Rim tak percaya kalau Tuan Lee mengetahuinya dan berpikir sudah gila bisa melakukan hal itu.
“Aku tidak tahan melihat orang-orang bertingkah semaunya di ruang siaran. Jadi Kerjakan saja tulisanmu... Kau harus menulis, jangan pacaran.” Pesan Tuan Lee. Geu Rim binggung apa maksudnya itu.
“Itu sebabnya kau harus menulis selagi aku berlibur. Jika kau menangis karena pria, aku akan membunuhmu.” Kata Tuan Lee mengancam
“Kapan Anda akan kembali?” tanya Geu Rim. Tuan Lee menjawab kalau itu saat menjadi penulis.
“Jadilah penulis saat aku kembali. Kita akan menjalankan acara bersama. Apa kau Setuju?” kata Tuan Lee. Geu Rim pun menyetujuinya. 


“Aku menyuruhmu menjadi penulis saat aku kembali. Aku menunggu sampai kau menjadi penulis, tapi itu tidak mudah. Sulit sekali melihat wajah lugumu.” Ungkap Tuan Lee. Geu Rim tak mengerti maksud ucapan Tuan Lee
“Aku mau kau memperhatikanku. Aku hanya mengawasi untuk terlihat dewasa, tapi itu keputusan yang buruk.” Kata Tun Lee

“Pak Lee, apa Anda...” tanya Geu Rim merasakan apa yang ingin dikatakan Tuan Lee
“Tidak kusangka aku menyukai seseorang yang sangat lugu... Maafkan aku, Geu Rim... Apa ini sudah terlambat? Aku takut memberitahumu ini sekarang hanya akan membuat situasi makin rumit bagimu. Tapi tidak mudah bagiku melihatmu berjalan sambil berpegangan tangan dengan orang lain. Aku tidak tahu... Kau selalu saja kurang peka. Aku tidak mau menekanmu, jadi aku tidak bisa memberitahumu. Lalu sekarang, ini terjadi. Aku tidak pernah menyangka Ji Soo Ho akan seperti ini.” Ungkap Tuan Lee. Geu Rim hanya bisa terdiam.


Soo Ho melihat note yang dituliskan Geu Rim untuknya “Kuharap aku bisa mendengarkanmu dari ucapanmu sendiri.” Lalu mengeluh karena Geu Rim yang lama sekali datang. Geu Rim akhirnya membuka pintu dengan senyumanya memberitah kalau Ada yang harus diselesaikan.
“Lebih baik kita berbincang di lain hari.” Ucap Geu Rim. Soo Ho ingin tahu  Apakah Ada masalah
“Tidak, bukan begitu... Aku akan menyelesaikannya dan segera memberitahumu... Jaga dirimu.” Kata Geu Rim lalu menutup pintu. Soo H terdiam karena seperti merasakan ada yang disembunyikan oleh Geu Rim. 

Soo Ho akhirnya datang ke ruangan siaran menemui Tuan Lee mengaku kalau ingin menanyakan satu hal, yaitu Apa yang dikatakan kepada Geu Rim, apakah menyatakan cinta kepada Geu Rim ata Apa yang membuatnya mendadak terlihat kebingungan. Tuan Lee hanya diam.
“Kukira Anda menyukainya sebagai penulis.” Ucap Soo Ho marah
“Aku sangat lelah hari ini. Mari kita bicara di lain waktu.” Kata Tuan Lee memilih untuk keluar tapi Soo Ho langsung menahanya.
“Apa yang Anda katakan sampai membuatnya seperti itu?” tanya Soo Ho penasaran
“Aku bilang aku menyukainya.... Aku memberitahumu aku menyukainya. Apa salahnya memberitahu itu?” ucap Tuan Lee dan meminta agar Soo Ho pergi karena mengaku sangat lelah. Soo Ho pun tak bisa berbuat apa-apa 

Geu Rim berjalan mengingat kembali kejadian bersama Tuan Lee, seperti hatinya mulai galau.
Flash Back
Tuan Lee marah menatap Geu Rim kalau menyuruh menjadi penulis, dan kenapa harus hanya menjalankan perintah bukanya mulai menulis. Geu Rim hanya bisa tertunduk ketakutan. Tuan Lee mengancam akan membunuh Geu Rim kalau melihatnya selalu menuruti perintah orang lain, karena jabatanya adalah sebagai Penulis naskah.
“Aku merekrut Ji Soo Ho. Kau akan menjadi penulis utamaku. Jangan menyerah dan terus lakukan yang terbaik. Aku yakin kau akan menjadi penulis yang hebat.” Ucap Geu Rim yang menerima semangat dari Tuan Lee yang kembali dengan memegang kepalanya.
Ketika dirumah sakit Tuan Lee memberikan obat dan juga jaketnya karena Geu Rim yang terserang flu, lalu mengancam akan membunuhnya jika sakit. Geu Rim tak percaya kalau selama ini Tuan Lee memberikan perhatian dengan caranya yang berbeda. 


Soo Ho pulang ke rumah, Jason heran melihat Soo Ho yang pulang lebih cepat dan ingin tahu dengan kencanya.  Soo Ho yang kecewa memilih untuk masuk kamar, Jason bertanya apakah Soo Ho melihat kartu pos di meja kemarin
“Itu sudah lama ada di kotak surat, jadi, aku membawanya masuk. Tampaknya itu sangat serius. Soal apa itu? Kenapa mereka menyebutmu pembunuh?” ucap Jason. Manager Kim yang medengarnya binggung pembunuh apa maksudnya.
“Kita akan bicara nanti.” ucap Soo Ho yang lelah memilih untuk masuk kamar. Manager Kim penasaran apa yang dimaksud Kartu pos itu. 

Jason memperlihatkan kartu pos yang bertuliskan  "Ji Soo Ho adalah pembunuh" dengan menceritakan kartu pos itu sudah lama diantarkan ke ruang siaran radio dan Belakangan ini, Soo Ho mendapatkannya secara langsung.
“Pak Lee menanyaiku soal hal ini beberapa kali. Kurasa ini bukan sekadar kejailan.” Ucap Jason
“Lantas apa yang ingin kau ketahui?” kata manager Kim seperti curiga
“Apa yang terjadi di hari itu 12 tahun lalu?” tanya Jason penasaran
“Kenapa aku harus mempercayaimu?” kata Manager Kim
“Aku dokternya Soo Ho... Aku ingin membantu agar kondisinya lebih baik.” Kata Jason 


Soo Ho menelp Geu Rim dikamar, Geu Rim mengaku penasaran karena Soo Ho yang belum meneleponnya. Soo Ho pun tak percaya kalau Geu Rim ternyata menunggu telp darinya. Geu Rim meminta maaf karena pergi begitu saja tadi.
“Apa Urusanmu sudah selesai?” tanya Soo Ho. Geu Rim mengaku belum.
“Aku ingin mendengarnya nanti.. Jangan lupa memberitahuku.” Kata Soo Ho. Geu Rim setujua dan menyuruh Soo Ho untuk tidur lebih dulu karena pasti lelah karena acara itu. Soo Ho mengerti.
“Omong-omong, Apa kau di studio?” tanya Soo Ho. Geu Rim membenarkan karena harus datang untuk mempersiapkan acara besok.
“Apa Kau akan menemui Tuan Lee Kang? Jangan terlalu dekat dengannya. Sejujurnya, kau bisa menulis sendirian. Setelah kau selesai menulis, kirimkan itu kepadaku dahulu.” Perintah Soo Ho seperti cemburu. Geu Rim menyetujuinya dengan senyuman. 


Ra Hee tak habis pikir kalau Tim Lee bisa mendapatkan banyak pendengar pada pukul 4 pagi. Seung Joo pikir kalau Tuan Lee Itu bagaikan hantu.  Ra Hee merasa merekapunya jadwal siaran terbaik, tapi masih kalah dan ingin tahu siapa yang salah dalam hal ini.
“Kau harus berusaha lebih keras... Itu terjadi karena Geu Rim adalah penulis hebat.” Ucap Seung Joo pada Ra Hee.
“Kau bilang "Kau harus berusaha lebih keras"? Itu kau yang harus berusaha lebih keras.” Ucap Ra Hee kesal
“Soal Geu Rim... Seorang penulis tidak boleh pergi ke hotel bersama Soo Ho.” Kata Seung Joo 

Saat itu Tuan Lee keluar dari ruangan mendengar nama Geu Rim yang disebut. Keduanya kaget tiba-tiba Tuan Lee yang sudah ada dibelakang.  Seung Joo mengaku it Bukan apa-apa. Tuan Lee ingin tahu tahu  Apa yang mereka katakan soal Geu Rim.
“Kenapa kalian membuat rumor?” keluh Tuan Lee.
“Kami tidak membuat rumor. Tapi Kami melihat Geu Rim bersama Soo Ho di sebuah hotel.” Kata Seung Joo
“Jika kita rekan, jangan pernah katakan hal semacam itu lagi. Dan Serta, Dong Ju tidak memperbarui kontraknya... Dia akan hengkang dalam tiga bulan.” Kata Tuan Lee lalu berjalan melewati keduanya. Ra He dan Seung Joo hanya bisa melonggo binggung. 

Soo Ho membaca berkas "Naskah untuk 'Who Am I'" dan melihat kalau tetap Jin Tae Ri adalah tokoh utama wanitanya. Nyonya Nam pikir kaalu Soo Ho sudah mendengarkan rekamannya, jadi terpaksa melakuka dan tak bisa membayangkan jika rekaman itu tersebar.
“Bukankah itu mengerikan?” ucap Nyonya Nam yang terlihat santai
“Aku mendengar berita mengerikan itu dengan telingaku sendiri.” Komentar Soo Ho sinis
“Apa Maksudmu, itu salah ibu?” kata Nyonya Nam. Soo Ho menegaskan kalau Ibunya  yang pertama memulai.
“Jin Tae Ri lumayan untuk tokoh utama wanita. Aktingnya cukup bagus dan dia juga aktris cilik sepertimu. Serta, kau harus tanda tangan kontrak.” Kata Nyonya Nam
“Kenapa antara sesama keluarga membutuhkan kontrak?” sindir Soo Ho. Nyonya Nam ingin tahu apa yang harus mereka kerjakan.
“Keluarga ini hancur karena kau.... Kau terus bertingkah semaumu.” Komenta Nyonya Nam menyalahkan Soo Ho
“Aku akan membintangi sinetron itu bersama Jin Tae Ri agar bisa terus siaran. Dan Hati-hati di perjalanan pulang.” Kata Soo Ho lalu pergi meningalkan ibunya 


Geu Rim duduk di meja kerjanya seperti mengingat Soo Ho, lalu mengetik “Aku tidak ingin kehilangan seseorang yang begitu berharga...” dan Tuan Lee datang bertanya apa yang dilakukan Geu Rim, Geu Rim binggung tiba-tiba Tuan Lee bertanya seperti itu.
“Apa yang telah kau lakukan sampai memicu rumor semacam itu?” tanya Tuan Lee. Geu Rim ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi.
“Kudengar kamu pergi ke hotel bersama DJ. Yah.... Memang tidak masalah bagi orang dewasa untuk ke sana... Tapi kenapa kau membuat orang-orang membicarakan hal itu? Kenapa kau terus memicu rumor buruk?” ucap Tuan Lee marah
“Pak Lee... Aku pernah pergi ke hotel untuk mencari Mi Nu. Aku pergi ke mana pun untuk mencari tamu...” kata Geu Rim membela diri
“Kau tidak ke sana untuk mencari Soo Ho... Aku tidak mau orang-orang menggunjingmu... Aku benci itu.” Tegas Tuan Lee. Geu Rim pun hanya bisa terdiam. 

Tae Ri duduk direstoran bersama Soo Ho bertanya apakah sudah membaca naskahnya, karena mereka akan membintangi melodrama yang penuh gairah kalau Seakan-akan Soo Ho mencintai Tae Ri sampai mati dengan segenap perasaannya. Soo Ho berkata akan mencoba yang terbaik.
“Aku tidak ada masalah saat syuting dengan pacar Ayah.” Kata Tae Ri. Saat itu PD dari drama datang dan mereka pun mulai membahas tentang drama.
“Kita harus menyukseskan drama ini.” Ucap PD. Tae Ri  dengan senang hati akan terus berusaha.

Tuan Ji datang membawa kantung belanja meminta istrinya lebih Bersemangat. Nyonya Nam duduk diruangan dress room hanya terdiam. Tuan Ji pikir istrinya itu menyukai barang yang dibawakanya. Nyonya Nam menyindir kalau suamiya itu tak bisa memahaminya.
“Itukah sebabnya kau pergi dan hidup seperti itu? Kau membeli semua itu dari pasaraya jadi Berikan saja kepada Jung Da Seul.” Ucap Nyonya Nam sinis.
“Kami sudah putus hubungan, mengerti? Mana bisa kami berpacaran jika kamu begitu menyeramkan? Wahh... Hanya ada wanita menyeramkan di sekitarku...” ucap Tuan Lee kesal dan akan pergi.
“Tahukah kau rumor apa yang sedang beredar? Bahwa Ji Yoon Seok berselingkuh dan keluarga Ji Soo Ho mengalami masalah. Reporter terus menelepon dan Itu membuatku gila.” Ungkap Nyonya Nam kesal
“Aku akan menanganinya. Tenang saja. Kita pandai mengatasi media. Jadi Aturlah jadwal untuk wawancara.” Ucap Tuan Ji santai
“Bukan itu masalahnya. Tae Ri memeras kita... Apa pun yang kulakukan tidak akan cukup.” Kata Nyonya Nam Tuan Ji mengaku paham dan berjanji akan membawa Soo Ho pulang dan membuatnya menuruti perkataan Nyonya Nam. 


Soo Ho tertidur dikamarnya kembali bermimpi melihat Geu Rim dengan baju seragam bermain di taman rumah sakit.  Ji Woo dengan Soo Ho berada di jendela rumah sakit, Ji Woo mengaku akan menciumnya sebelum mati.
Ini yang terakhir... Tolong berikan ini kepada Geu Rim untuk kali terakhirnya.” Ucap Ji Woo memberikan suratnya. Soo Ho tak memberikan pada Geu Rim tapi menaruh pada laci mejanya.
Manager Kim membangunkan Soo Ho yang kembali bermimpi buruk, akhirnya Soo Ho bangun dari tidurnya. Manager Kim bertanya apakah Soo Ho bermimpi buruk lagi, Soo Ho hanya terdiam dan terlihat gugup.
“Apa Kau sungguh bisa syuting? Kau terlihat kurang sehat.” Ucap Manager Kim khawatir.
“Aku baik-baik saja... Hyung Belakangan ini, aku terus bermimpi tentang Woo Ji Woo... Apa Kau mengingatnya? Woo Ji Woo.” Tanya Soo Ho. Manager Kim menganguk karena pasti mengingatnya
“Aku menyukai Geu Rim dan keluarga Geu Rim akhirnya mulai menyukaiku juga. Tapi kini aku melihat Ji Woo di mimpiku. Kenapa ini terjadi?” ungkap Soo Ho. Manager Kim tak  banyak berkata-kata. 

Soo Ho dan Tae Ri sudah ada didalam set, lalu PD meminta maaf kalau akan syuting dalam 10 menit. Tae Ri akhirnya mendekati Manager Kim yang sibuk dengan ponselnya.
“Joon Woo, kamu senang bisa melihatku setiap hari karena aku dan Soo Ho membintangi sinetron yang sama? Kami bisa menemuiku untuk urusan pekerjaan dan pribadi.” Ungkap Tae Ri bahagia. Manager Kim seperti tak peduli dan pergi meninggalkanya. Tae Ri hanya bisa terdiam melihat sikap Manager Kim. 

Nyonya Jo menelp anaknya ingin tahua Siapa yang paling dipikirkan saat bangun tidur di pagi hari. Geu Rim menjawab kalau itu Tentu saja Ibu. Nyonya Joo mengeluh kalau itu pasti bohong. Geu Rim mengaku kalaau itu  Ji Soo Ho.
“Kalau begitu, siapa yang kau pikirkan saat sedang makan?” tanya Nyonya Jo. Geu Rim pun menjawabJi Soo Ho.
“Astaga.... Apa-apaan ini, Geu Rim? Apa Hanya dia yang kau pikirkan?” ejek Nyonya Jo.
“Ibu... Ini soal Pak Lee... Dia selalu menjagaku dan mengajariku cara menulis. Dia orang yang memberiku banyak bantuan. Tapi kenapa aku lebih menyukai Soo Ho?” ucap Geu Rim seperti merasa bimbang. 

Soo Ho baru saja selesai syuting, Manager Kim pikir Soo Ho butuh istirahat dan tak yakin kalau bisa menyiarkan acara radio. Soo Ho mengaku baik-baik saja. Tiba- tiba, Tuan Lee sudah datang mengaku kalau akan menjemput DJ mereka hari ini dan juga ingin mengatakan sesuatu. Soo Ho hanya bisa terdiam melihat Tuan Lee yang datang menjemputnya. 

Keduanya duduk didalam mobil, Tuan Lee pikir kalau Kemarin bertingkah aneh, dan merasa masih harus mengatakan yang harus dikatakan, lalu tersadar kalau sebaiknya meminta maaf. Soo Ho tetap diam sambil memandang ke arah luar jendela.
“Sejujurnya, saat kau bilang akan terus menjalankan acara radio, aku agak berterima kasih. Tidak,  maksudku sangat berterima kasih... Jadi, aku ingin membantu DJ kami merasa nyaman saat menjalankan acaranya dengan caraku sendiri.” Ungkap Tuan Lee
“Itukah sebabnya Anda memilih pukul 4.00 pagi untuk acara kita?” kata Soo Ho
“Kurasa itu satu-satunya waktu saat kau senggang. Kau harus mengecek jadwalmu dan merasa tidak nyaman jika jadwalmu bentrok. Akan melelahkan bekerja saat dini hari, tapi kita tidak akan dikekang rating. Aku selalu berpikir akan sangat menyenangkan mengabaikan jumlah pendengar yang kita dapatkan. Kau mungkin berpikir aku egois.” Ucap Tuan Lee
“Apa Anda tipe orang yang melewatkan topik yang harus dibicarakan dan hanya membicarakan hal yang tidak seharusnya dibicarakan? Yang Anda bahas sekarang adalah berita lama... Tapi soal pengakuan Anda, itu seharusnya tidak pernah dikatakan... Menurut Anda, bagaimana perasaannya saat ini? Dia menyukai dan sangat mempercayai Anda.” Kata Soo Ho kesal
Tuan Lee mengaku kalau mengetahui hal itu, Soo Ho ingin tahu nanti perasaan Geu Rim  di ruang siaran sekarang menurutnya itu terlalu egois. Tuan Lee pun membalas kalau Soo Ho berpikir seperti itu kenapa malah berkencan dengan Geu Rim dan dan membawanya ke hotel.
“Tidakkah kau memikirkan rumor macam apa yang akan menimpanya” ucap Tuan Lee. Soo Ho kaget mendengarnya ternyata Tuan Lee sudah mengetahuinya. 



Acara "'Ji Soo Ho's Radio Romance'" Soo Ho menatap Geu Rim yang duduk disampingnya, Tuan Lee pun dia ruang kontrol melihatnya, tapi Geu Rim seperti santai memberikan naskah yang akan dibacakan oleh Soo Ho. Tuan Lee membaca kalimat awal “Tidak ada yang mau kehilangan orang yang berharga bagi mereka.” 

Akhirnya Siaran selesai, Tuan Lee memanggil Geu Rim saat akan keluar bersama dengan Soo Ho dengan  nada marah kalau ingin membakar naskah hari ini. Geu Rim pun pamit untuk bertemu dengan Tuan Lee lebih dulu.
“Apa Ini sungguh untuk acara pukul 4.00 pagi? Bisa-bisanya menulis hal yang sama acara untuk pukul 18.00 dan pukul 4.00. Bukannya aku tidak mengerti alasanmu tidak fokus...Aku tahu kalau aku turut terlibat.” Ucap Tuan Lee
“Pak Lee... Ada yang ingin kukatakan... Bisakah Anda menyempatkan waktu?” kata Geu Rim dengan wajah serius. 

Keduanya duduk di cafe dengan jejeran piring hitam pada rak. Geu Rim mengaku Sudah lama tidak datang ke tempat persembunyian Tuan Lee. Tuan Lee heran Geu Rim yang  bisa mengetahuinya. Geu Rim pikir memang sudah seharusnya mengetahui tempat persembunyian Tuan Lee.
“Kau energik rupanya.” Komentar Tuan Lee.  Geu Rim membenarkan dengan nada bangga.
“Aku tidak akan membiarkan hal semacam itu meruntuhkanku. Apa aku sering pamer kepadamu sebagai sutradara produksi?”kata Tuan Lee
“Ya. Pamer dan menyombongkan diri adalah keahlian Anda.” Kata Geu Rim. Tuan Lee pikir tak ada yang bisa dilakukan karena memang seperti itu. Geu Rim pun membenarkan
“Lalu Apa Kau mencoba menolak seseorang yang luar biasa seperti ini?” tanya Tuan Lee dengan wajah serius
“Setiap kali aku ingin sekali menjadi penulis, Anda selalu ada. Anda memanggilku penulis padahal aku masih pemula. Anda menjadikanku penulis utama setelah aku dipecat. Anda membiarkanku menulis naskah sungguhan. Kalau dipikir-pikir, setiap hari saat aku menjadi penulis, Anda selalu ada. Itu sebabnya aku tidak ingin mengucapkan, "Maafkan aku." Senang bisa memiliki seseorang seperti Anda.” ungkap Geu Rim
“Tapi menolak perasaan seperti itu sangat mengecewakan dan menyakitkan.” Kata Tuan Lee
 “Jadi, daripada mengucapkan, "Maafkan aku", aku ingin mengucapkan, "Terima kasih."... Terima kasih, Pak Lee.... Tapi aku menyukai seseorang...” kata Geu Rim yang langsung disela oleh Tuan Lee.
Tuan Lee mengaku sudah tahu  dan juga sudah menduga akan ditolak seperti ini lalu mengajaknya untuk pergi. Geu Rim pun bisa tersenyum karena sudah tak ada kegundahan dihatinya. 



Tae Ri menungu didepan apartement, saat Manager Kim turun dari mobil ia langsung mendekatinya dan langsung memintanya sebagai seorang manager dengan selembar uang 10ribu won. Manager Kim menatap Tae Ri lebih dalam lagi.
Flash Back
Manager Ki membuka mobil van dan artisnya pun turun. Tae Ri tiba-tiba datang menemui Manager Kim mengatakan kalau akan memberikan 10 dolar dan meminta untuk menjadi manajernya selama sehari. Mereka pergi ke sebuah cafe dengan Manager Kim berada di luar jendela, menatap Tae Ri sedang bertemu dengan calon ayah dan ibunya.
“Pak. Bisakah Anda berjanji untuk membahagiakan ibuku?” kata Tae Ri. Paman itu menganguk
 “Aku menyukai kepercayaan diri Anda dan Ibu. Jangan cemaskan aku.. Apa Ibu lihat? Aku berkeliling dengan sebuah kendaraan besar... Putri Ibu selalu beruntung, jadi, jangan kasihani aku... Menikah dan hidup bahagialah selamanya... Jangan cemaskan aku, mengerti?” ucap Tae Ri menunjuk mobil van yang dikendarainya.
“Lihatlah. Ibu lihat betapa tampannya manajerku?” kata Tae Ri bangga. Ibunya pun memuji Manager Kim dan berterima kasih pada Tae Ri.
Saat di dalam mobil, Tae Ri hanya bisa menangis lalu memberikan uang 10ribu won sebagai bayaran Manager Kim. Manager Kim hanya bisa terdiam melihat Tae Ri yang terus menangis. 


Manager Kim mengingat kejadian itu seperti tak ingin mengubrisnya dan berjalan pergi, Tae Ri mengikutinya mengaku kalau sungguh membutuhkan manajer saat ini. Ia tahu kalau belum populer saat itu tapi bisa membayar gaji Manager Kim sekarang.  Manager Kim bergegas masuk. Tae Ri tak habis pikir kalau Manager Kim yang sungguh akan mencampakkanya. 

Geu Rim menelp Soo Ho memberitahu kalau meninggalkan Tuan Lee. Soo Ho bertanya apakah bisa bertemu denganya sekarang. Akhirnya Geu Rim datang ke rumah Soo Ho. Soo Ho ingin tahu apa yang dikatakan oleh Lee Kang,
“Dia mengungkapkan perasaan kepadamu. Kau bilang apa kepadanya? Aku sudah mulai gila, jadi, katakanlah... Berhentilah mengulur waktu.” Kata Soo Ho penasaran.
“Aku berterima kasih kepadanya.” Ucap Geu Rim. Soo Ho binggung Geu Rim malah berterima kasih kepadanya
“Aku berterima kasih kepadanya karena menyukaiku, tapi aku tidak bisa membalas perasaannya karena sudah menyukaimu.” Ungkap Geu Rim yang membuat Soo Ho tersenyum
“Aku khawatir... Aku ingin terus berteman, tapi aku harus terus bertemu dengannya di ruang siaran.” Akui Geu Rim
“Kuharap kau tidak akan bertemu dengannya lagi... Sejujurnya, aku tidak suka melihatmu bersamanya seharian penuh. Itu menggangguku. Tapi aku tidak bisa mengatakan itu kepadamu karena dia seseorang yang kau hargai. Selain itu, dia sangat berarti bagimu.” Ungkap Soo Ho
“Tentu, orang gila itu... Kuakui, dia agak keren. Tapi dia menyebalkan...Dia juga seperti gembel dengan janggut itu.” Komentar Soo Ho. Geu Rim binggung dengan komentar So Ho 
Soo Ho  mengaku kalau juga ingin menyukai orang gila itu tapi meminta agar Geu Rim bisa memahami kalau tidak bisa melakukanya. Geu Rim  merasa Soo Ho bersikap dewasa selama beberapa hari belakangan. So Ho mengaku kalau bersikap seperti itu hanya pada Geu Rim.
“Aku berbicara dengan nada rendah dan bersikap sopan kepada orang lain. Tapi aku tidak perlu seperti itu di depanmu. Aku juga tidak mau. Aku cemburu karena Gang berkata dia menyukaimu.” Ungkap Soo Ho yang membuat Geu Rim tersenyum.
Tuan Lee bertemu dengan Nyonya Nam mengaku Pertunjukkan pertama lancar, begitu pula rekamannya. Ia mengucapkan termakasih karena acara mereka juga lancar karena Nyonya Nam.  Nyonya Nam heran kenapa Tuan Lee malah berterima kasih kepadanya.
“Kau membolehkan kami rehat saat penampilan kami baik. Berkat kamu juga, kami bisa melakukan acara radio lagi. Jadi Sudah sewajarnya berterima kasih kepadamu.” Ungkap Tuan Lee
“Kurasa sutradara produksi radio tidak sibuk.” Komentar Nyonya Nam
“Selain itu, aku ingin bilang kami tidak memerlukan itu lagi.” Kata Tuan Lee, Nyonya Nam pikir kalau itu memang yang dinginkanya.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar