PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 22 Maret 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 16 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Tuan Lee berbicara di telp mengatakan pada Soo Ho tidak percaya karena pesan ini untuknya dan bukan Geu Rim, menurutnya Ini agak menjijikkan. Namun, akan mengatakan satu hal lagi dan menutup telepon.
“Sampai kapan pun, kamu DJ-ku, Soo Ho... Aku ingin mendengarmu mengatakan, "Sutradara produksiku Lee Kang," tapi yang selalu kudengar darimu adalah, "Anda bedebah". Bagaimanapun, kau DJ-ku satu-satunya.” Ucap Tuan Lee sengaja mengirimkan pesan suara.
“Bedebah menyebalkan itu... Dia harus terlihat keren bahkan saat hendak pergi.” Keluh Soo Ho sambil mengemudikan mobilnnya
“Selain itu, jangan buat Geu Rim menangis... Jika kau membuatnya menangis, jadikan itu air mata kebahagiaan.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho pikir akan menangani hal itu sendiri. 

Tuan Lee yang ada dibandara akan segera pergi, Soo Ho tiba-tiba datang dan langsung memanggilnya, lalu mengeluh kalau Tuan Lee seperti tokoh utama wanita di drama atau semacamnya. Tuan Lee binggung dengan omong kosong yang dibawa oleh Soo Ho.
“Kau bukanlah cinta pertamaku yang akan kularang pergi atau wanita yang tidak ingin kulepaskan. Memang kau siapa sampai membuatku berlari kemari untuk menjawabmu?” kata Soo Ho. Tuan Lee tak mengerti yang dikatakan Soo Ho.
“Baiklah. Aku juga... Sutradara produksiku adalah kau, Lee Kang.” Kata Soo Ho. Tuan Lee tak bisa mengerti dan hanya bisa tertaw
“Kenapa kau berlari kemari untuk membuatku tertawa?” ucap Tuan Lee tak percaya mendengar ucapan Soo Ho
“Aku tahu. Ini juga membuatku tertawa terbahak-bahak.” Kata Soo Ho. Tuan Lee pun pamit pergi. Soo Ho pun membiarkan Tuan Lee pergi.
“Kenapa kamu bersikap lembut lagi? “ komentar Tuan Lee. Soo Ho tak ingin sedih menyuruh Tuan Lee segera pergi saja. Tuan Lee pun  akhirnya pergi untuk masuk pesawat. 

Soo Ho kembali ke parkiran lalu menatap kunci yang ada ditanganya.
Flash Back
Tuan Lee meminta agar Soo Ho mengulurkan tanganya,  Soo Ho menurutinya. Tuan Lee memberikan sebuah kunci yang dianggapnya sebagia hadiah untuk Soo Ho karena tahu kalau ingin membeli rumahnya. Soo Ho hanya bisa terdiam menatapnya.
“Dasar bocah nakal... Apa Kau mau bersama Geu Rim 24 jam sehari? Aku memberikan itu kepadamu untuk melindunginya, jadi, lindungilah dia dengan baik dan jaga dirimu. Aku sungguh akan pergi sekarang.” Kata Tuan Lee sebelum benar-benar pergi. 

Soo Ho menelp Geu Rim memberitahu sudah mengantarkan Lee Kang pergi dan ingin tahu keberadaanya. Geu Rim mengatakan sedang menunggu Soo Ho dan ingin tahu kapan akan datang. Soo Ho menjawab akan segera datang dan meminta agar menunggnya.
“Hei... Ini Soo Ho.” Ucap Geu Rim menemukan foto Soo Ho dan Ji Woo ada dalam ruangan. Soo Ho binggung dengan ucapan Geu Rim
“Datanglah ke ruang siaran. Aku menemukan sesuatu yang seru.” Ucap Geu Rim menutup telpnya. 

Geu Rim melihat itu foto Soo Ho saat masih remaja dan bertanya-tanya apakah itu Woo Ji Woo. Tuan Moon mendengar nama Ji Woo seperti mengetahuinya. Geu Rim pn bertanya apakah Tuan Moon mengenalnya
“Tentu saja, aku mengingat anak ini.... Dia lolos ke babak final dalam kontes menyanyi tahunan radio” ucap Tuan Moon
“Aku membutuhkan bantuan Anda.” Kata Geu Rim seperti memiliki sebuah rencana. 

Seung Soo membahas Tuan Lee yang  benar-benar pergi. sebelum bisa mengalahkannya. Ra Hee ingin tahu kencan buta Seung Soo, apakah akan menemuinya lagi. Seung Soo mengaku tidak jadi pergi. Ra Hee binggung dan ingin tahu alasannya.
“Bukan karena apa-apa... Lalu Apa Lampumu sudah benar sekarang, Apa Lampunya tidak berkedip lagi?” tanya Seung Soo seperti mencari alasan.
“Lampuku selalu berkedip. Kenapa? Apa Kamu senggang hari ini?” tanya Ra Hee. Seung Soo mengaku memiliki waktusenggang
“Kalau begitu, kau bisa datang dan menggantinya hari ini.” Kata Ra Hee memberikan kode lalu berjalan pergi. Seung Soo tersenyum dan mengikuti Ra Hee. 

Soo Ho melihat fotonya saat masih remaja dengan Ji Woo. Geu Rim pikir kalau ini keren karena Selama ini, saat mereka siaran, Ji Woo bersama mereka juga. Ia yakin ketika Soo Hoo mengatakan segala hal itu di ruang siaran maka Ji Woo mendengarkannya.
“Aku juga menemukan hal lainnya.” Ucap Geu Rim seperti penuh semangat. Soo Ho menatap Geu Rim seperti kebingungan. 

Tuan Moon memberikan sebuah CD meminta agar mengembalikan itu setelah mendengarkannya karen CD itu sangat penting baginya. Soo Ho binggung menatap CD ditanganya, Geu Rim memberitahu kalau Ini lagu yang Ji Woo nyanyikan di babak semi final.
“Apa Dia begitu pandai bernyanyi sampai membuat Anda mengingatnya?” tanya Geu Rim
“Anak itu sangat pandai bernyanyi sampai membuat hatimu tersentuh.  Tapi karena alasan tertentu, dia tidak bisa datang ke babak final. Itu sebabnya aku lebih mengingatnya. Bagaimana? Apa Mau kuputar untuk kalian? Aku juga ingin mendengarkannya lagi.” ucap Tuan Moon.  Soo Ho menyetujuinya.


Flash Back
Di rumah sakit, Ji Woo berbicara di telp memberitahu  Wanita yang disukai adalah penggemar berat acara Tuan Moon, jadi  Itu sebabnya benar-benar harus lolos ke babak final. Tuan Moon bertanya apakah kalau Ji Woo akan mengungkapkan perasaan kepadanya. Ji Woo membenarkan dn meminta agar Tuan Moon bisa mendengarkan baik-baik. Soo Ho yang duduk didepan Ji Woo membantu dengan memegang ponsel.
"Jalan itu diselimuti kabut, Hampir tidak terlihat di mataku. Jalan itu bagaikan pelangi Yang muncul dari kejauhan, Hampir tidak bisa dicapai. Di mana kamu menungguku, Aku mencari-cari. Tapi aku tidak bisa melihatmu Kumohon jadilah kekuatanku. Bantu aku mencari jalan Yang diberikan untukku. Tolong bukakan jalan untukku Jalanku yang tersembunyi"
Soo Ho mendengarkan lirik dan suara Ji Woo yang merdu dengan mengingat kenangan saat di rumah sakit. 

Akhirnya Soo Ho dan Geu Rim pergi ke tempat abu Ji Woo. Geu Rim mengucapkan Terima kasih telah menyukainya dan Terima kasih telah memperkenalkannya kepada Soo Ho.
“Aku akan melindungi Soo Ho.” Ucap Geu Rim berjanji pada Ji Woo yang sudah mendekatnya dengan Soo Ho. 

Keduanya berjalan bersama sambil bergendangan tanganya, Soo Ho bertanya pada Geu Rim ingin tahu siapa itu Geu Rim.. Geu Rim menjawab kalau dirinya Song Geu Rim dengan tawanya lalu bertanya kemana mereka akan pergi.
“Ke mana pun yang kau mau.” Ucap Soo Ho. Geu Rim pun menyetujuinya.
“Soo Ho... Banyak reporter sudah pergi jadi Kau harus membangun popularitasmu... Berhentilah bersikap konyol.” Kata Geu Rim
“Aku masih punya satu keinginan.” Ucap Soo Ho. Geu Rim berpikir kalau Soo Ho akan mengatakanya.
“Kamu tidak boleh menolaknya, oke?” kata Soo Ho. Geu Rim setuju dan ingin tahu kemana mereka akan pergi. 

Soo Ho tertidur lelap di kamarnya sementara Geu Rim sibuk menuliskan naskah “Adakah sesuatu yang selengkap cinta? Adakah sesuatu yang sesempurna cinta? Cinta itu tidak lengkap.Cinta itu tidak sempurna. Itulah yang membuatnya indah. Karena cinta, kita menjadi lebih pengertian, hancur, mengecil, merasa puas, menjadi lemah, dan menjadi kuat.”

“Karena cinta tidak lengkap dan tidak sempurna, kita menangis dan membuat orang yang kita cintai menangis. Mungkin cinta adalah sesuatu yang harus kita lakukan meski kita gagal. Hari ini, aku mencintai lagi.”
Soo Ho sedang tertidur pulas sambil tersenyum, di dalam mimpinya ada kenangan indah bersama Ji Woo di rumah sakit. Geu Rim melihat Soo Ho bertanya Kenapa tersenyum dalam tidurnya, lalu memujinya kalau pacarnya itu sangat manis. 


Geu Rim terlihat kesal dengn ulah Ra Hee kalau acara mereka  sama dengan acara dimilikinya. Ra Hee melihat Geu Rim sudah dewasa sekarang. Geu Rim membenarkan karena telah mengambil alih jam siaran utama untuk saat ini bahkan sebagai penulis utama.
“Baiklah. Tidak masalah.” Ucap Ra Hee seperti sudah bisa menerima kalau Geu Rim menjadi penulis utama
“Pak. Ini tidak benar... Anda tidak boleh meniru lembar isyaratku seperti ini.” Kata Hoon Jung pada Seung Soo
“Kau sudah besar, yah?” kata Seung Soo. Hoon Jung pikir kalau Tinggi badan mereka sama.
“Selain itu, sekarang aku sutradara produksi utama.” Kata Hoon Jung bangga. Soo Ho dan Geu Rim seperti bisa mengantikan posisi Ra Hee dan juga Seung Soo. 


Soo Ho melihat "Jadwal Ji Soo Ho" lalu Nyonya Nam mengeluh melihat jadwanya merasa kalau anaknya terus menjalankan acara di mata publik, maka bisa merusak pemasaran menurutnya Soo Ho harus akrab dengan publik. Soo Ho menatap ibunya seperti mulai bisa mengerti kemaunya.
“Selebritas yang bisa didekati adalah trend baru saat ini.” Kata Nyonya Nam
“Untuk apa selebritas bisa didekati?” tanya sekertarisnya. Nyonya Nam mengatakan “Selebritas juga manusia.” Soo Ho tersenyum lalu mengajak pergi karena sudah waktunya. 

Geu Rim bertemu dengan Nyonya Nam kembali bersama Soo Ho. Nyonya Nam berkomentar kalau Geu Rimbelum berubah dengan memanggilnya Nona Song. Geu Rim meminta agar berhentilah memanggilnya "Nona Song." Karena seperti tak akrab lalu mengucapkan selamat ulang tahun.
“Jadi, Nona Song kau belum memenangi penghargaan atau...” ucap Nyonya Nam, Geu Rim menyela kalau itu belum.
“Ini belum lama dimulai... Lagi pula, mereka tidak memberikan penghargaan setiap bulan.” Ucap Geu Rim. Soo Ho tak bisa menahan tawanya. Geu Rim mengeluh melihat Soo Ho seperti mengejeknya.
“Tapi kau bersikeras tidak akan menyukainya atau pun terlibat dengannya. Kau pun bilang kau tidak gila. Kau orang yang sama dengan dia yang bersumpah "tidak akan pernah"?”ejek Nyonya Nam
“Ayolah. Tidak ada yang mutlak di hidup ini.. Bahkan terkadang, Ibu mengatakan hal yang tidak Ibu inginkan. Tapi aku memang bersungguh-sungguh saat itu. Bagaimana mungkin aku tahu kami akhirnya bersama? Jadi, kumohon terimalah aku.” Ucap Geu Rim lalu memberikan hadiah untuk Nyonya Nam,
“Ini bukan merek mahal, tapi karena Ibu menyukai barang mewah, maka aku membeli hadiah kecil untuk Ibu.” Kata Geu Rim
“Astaga. Sudah kuduga. Aku bisa membacamu.” Komentar Nyonya Nam melihat hadiah yang diberikan Geu Rim. 

Geu Rim berbicara dengan Soo Ho seperti tak percaya kalau Nyonya Nam  masih sangat karismatik karena sebenarnya sangat gugup, dan berpikir kalau Nyonya Nam terlihat sedikit menyukainya. Soo Ho menganguk dan menatap Geu Rim seperti khawatir
“Tidakkah kau perlu menemui dokter?” ucap  Soo Ho khawatir.
“Tidak. Aku akan baik-baik saja karena sudah mengonsumsi obat.” Ucap Geu Rim.
“Apa Mau kutusuk jarimu?” ucap Soo Ho sudah mulai bersiap-siap.
Geu Rim menahan Soo Ho sebelum menusuk jarinya, seperti sangat ketakutan.  Ia memastikan kalau Soo Ho pernah melakukannya, Soo Ho mengaku kalau ini kali pertamanya karena tidak pernah memegang tangan wanita dan hal semacam itu. Geu Rim makin panik mendengarnya.
“Saat kita pergi untuk rapat perencanaan, kau memegang tangan Kang dan menusuk jarinya di kapal, kan?” kata Soo Ho cemburu
“Kenapa kau membahas itu?” keluh Geu Rim kesal
“Kau selalu pergi bersamanya setelah bekerja dan datang ke stasiun bersamanya.” Ucap Soo Ho kesal
“Kalau begitu, haruskah aku pergi ke Tibet untuk menemuinya?” kata Geu Rim seperti sengaja mengodanya. 


Soo Ho sudah siap-siap menusuk dengan jarum. Geu Rim menolak merasa jauh lebih baik sekarang lalu berlari kabur ke ruang tengah.  Soo Ho berusaha menangkapnya dan langsung memeluknya dari belakang Geu Rim gugup tiba-tiba Soo Ho memeluknya.
“Apa Mualnya sudah hilang?” tanya Soo Ho. Geu Rim mengangguk dengan wajah gugup.
“Kau mungkin menganggap... Kau mungkin akan menganggapku aneh, tapi aku ingin menikahimu. Jika kau mual, maka aku ingin menusuk jarimu untukmu. Aku juga ingin mengejarmu saat kamu melarikan diri. Aku ingin hidup seperti itu... Bersamamu, selamanya.” Ungkap Soo Ho. Geu Rim hanya bisa diam saja menatap Soo Ho yang mengungkapkan keinginanya. 

Tae Ri marah besar dengan Manager Kim berteriak meminta mereka putus saja, Manager Kim melihat kalau Ada banyak orang di sekitar mereka jadi meminta agar tenang. Tae Ri tak peduli karena tak bisa terima di larang pergi ke pesta ulang tahun temannya.
“Dia bukan sekadar teman.. Tapi Dia bilang menyukaimu dua hari lalu!” ucap Manager Kim akhirnya ikut marah
“Apa Kau mengintaiku? Kenapa kau bisa mengetahuinya?” kata Tae Ri marah
“Aku sangat mengetahuinya dan juga tahu kau pergi ke kelab untuk berpesta bersamanya di hari ulang tahunnya.” Kata Manager Kim
“Kalau begitu, ayo putus! Sebaiknya putus saja jika kau tidak bisa mempercayaiku!” ucap Tae Ri marah
“Aku akan mengartikan ucapanmu secara harfiah. "Aku tidak mau menemuimu lagi. Jangan hubungi aku. Sebaiknya kita akhiri ini." Benar, kan?” kata Manager Kim
“Wahh.. Bukan main. Apa Kau pikir aku akan takut? Baiklah! Kita putus saja!” ucap Tae Ri marah. Manager Kim tak banyak bicara memilih untuk pergi. 

Soo Ho baru saja pulang terlihat bimbang lalu kaget melihat Hoon Jung sudah menunggu didepan restoran. Hoon Jung mengatakan perlu mengundang Soo Ho sebagai tamu acara mereka. Geu Rim kaget mendengarnya. Hoon Jung meminta agar Geu Rim mengundangnya sebagai tamu.
“Apa Kau tidak peduli soal rating kita?” ucap Hoon Jung.  Geu Rim menolaknya dengan tegas.
“Tidak bisakah seorang pacar melakukan itu? Mendapatkan tamu adalah tugas penulis. Jika kita tidak melakukan sesuatu untuk rating kita, maka aku akan dipecat. Kumohon tolong aku.” Ucap Hoon Jung memohon.


Geu Rim menelp Soo Ho ingin tahu apakah bisa datang sebagai tamu ke acaranya. Soo Ho balik bertanya Bagaimana dengan lamarannya. Geu Rim menjawab tidak tahu. Akhirnya Soo Ho dengan kesal menjawab kalau ia jga tak tahu dan langsung menutup telpnya. 

Soo Ho sedang melakukan wawacara. Reporter ingin tahu tentang tokoh yang diperankan Soo Ho,  Soo Ho menjelaskan dan tiba-tiba huja dengan deras. Semua pun bergegas untuk berteduh, Soo Ho mencoba menutupi kepala lawan pemainnya dan tersadar kalau Geu Rim menatapnya dengan membawa payung.
“Soo Ho.... Kumohon datanglah ke acara kami sebagai tamu. Itu tidak sulit, kan?” ucap Geu Rim akhirnya sudah  berada dibawah payung yang sama,
“Bagaimana? Apa Kau mau menikah denganku atau tidak?” kata Soo Ho
“Itu tidak ada hubungannya dengan topik ini. Aku kemari untuk mengundangmu...”ucap Geu Rim
“Pria sepertiku akan selalu menemanimu tidur dan membangunkanmu, membelikanmu makanan enak, memelukmu, dan mencintaimu.Itu akan menyenangkan,kan?” kata Soo Ho

“Tentu, itu terdengar menyenangkan...” kata Geu Rim
“Kalau begitu, ayo kita menikah.” Ucap Soo Ho seperti sudah sangat yakin.  Geu Rim  menegaskan kalau Menikah tidak semudah itu.
“Kalau begitu, biar kutanya satu hal. Apa Kau menyukaiku atau membenciku?” tanya Soo Ho
Geu Rim mengaku menyukainya. Soo Ho pikir kalau itu artinya. Geu Rim pun menyetujui kalau mereka akan menikah. Soo Ho sempat terdiam lalu menurunkan payungnya mencium Geu Rim. Sementara orang –orang yang berteduh ingin tahu apa yang dilakukan keduanya dibalik payung Geu Rim kaget menerima ciuman Soo Ho karena sudah gila. Soo Ho seperti tak peduli karena bahagia bisa menikah dengan Geu Rim. 


Tae Ri berteriak memanggil Manager Kim yang baru turun dari mobil,  mengeluh Hanya karena mereka bertengkar dan sangat marah padanya  tapi sangat tega tidak menelepon. Manager Kim menegaska kalau tidak akan... tapi Tae Ri langsung menyela ingin tahu alasan Manager Kim tidak menelepon. Manager Kim memilih untuk pergi
“Hei... Berhenti. Kubilang berhenti! Jika kau pergi, aku akan benar-benar membunuhmu! Jika kamu meninggalkanku, aku akan membunuhmu!” ucap Tae Ri berteriak mengikuti Manager Kim
“Diamlah... “ kata Manager Kim membuka pintu mobilnya lalu langsung memberikan sekotak cincin untuk Tae Ri.
“Kau pikir Aku mau ke mana? Kau satu-satunya untukku.” Ucap Manager Kim. Tae Ri malah binggung tiba-tiba Manager Kim memberikan hadiah dan ingin tahu maksudnya.
“Kau tidak meyakini cinta atau aku...” ucap Manager Kim dan langsung disela oleh Tae Ri kembali
“Cincin justru lebih parah... Ibuku mendapatkan sampah ini dari tiga pria dan kini dia sendirian. Apa Kau menyadari itu” ucap Tae Ri dengan nada penuh amarah. Akhirnya Manager Kim menarik Tae Ri agar ikut denganya. 


Tae Ri masuk rumah Manager Kim kaget karena sudah dihiasi lilin dan juga baloh, bahkan spanduk dengan tulisan, lalu berkomentar kalau ini norak.  Manager Kim mengaku  ingin melakukan hal yang manis, tapi mereka tidak bisa ke mana-mana karena banyak orang.
“Aku akan menjadi manajer hidupmu selamanya... Ayo kita hidup bersama.” Ucap Manager Kim. Tae Ri berkaca-kaca mendengarnya dan langsung memeluk Manager Kim
“Jangan coba-coba pergi ke Club lagi.” Kata Manager Kim. Tae Ri pun dengan senang hati tak akan pergi kesana. 

Geu Rim mendengarkan sebuah lagu mengaku sungguh menyukai lagu yang diputar diradio, tapi lupa dengan judulnya. Dalam mobil Soo Ho bisa terlihat judul lagu yang diputar. Soo Ho mengeluh kalau Geu Rim  tidak boleh melepaskan tangannya seperti itu.
“lalu Kita mau ke mana?” tanya Geu Rim seperti ingin mengalihkan pembicaraan.
“Selayaknya bintang papan atas, aku akan membawamu ke tempat yang tidak akan pernah kau lupakan.” Kata Soo Ho lalu Geu Rim menerima telp dari DJ acaranya.
“DJ itu... Kenapa bedebah itu menelepon setiap hari? Jangan diangkat.” Kata Soo Ho kesal
“Aku harus mengangkatnya... Nanti dia menghilang dariku lagi.” Ucap Geu Rim akhirnya mengangkat telp dari DJ-nya. 

Seorang pria duduk sendirian di warung tenda melihat Geu Rim datang dengan Soo Ho langsun menceritakan kalau sangat kesepian dan sedih dan Hanya Geu Rim yang bisa dihubungi. Soo Ho terlihat kesal meminta DJ mendengarkan yang dikatakkan kalau Meski kesepian dan sedih, tidak boleh menghubunginya setiap saat.
“Kenapa bintang papan atas sepertimu selalu bersamanya? Hidupku sungguh menyedihkan. Kurasa karier bernyanyiku sudah berakhir. Acara radio itu pun omong kosong. Aku begitu malu... Beginilah nasib selebritas pecundang.” Ucap Si DJ
“Hei. Jangan katakan itu di depan...” kata Soo Ho dan disela oleh Geu Rim yang sudah lebih dulu meminum bir.
“Hei.. Ada seorang DJ kenalanku yang menulis kontrak perbudakan, katanya dia berhak memilih akan mengatakan apa, siapa tamunya, dan lainnya. Dia sungguh merendahkanku sebagai seorang penulis lalu memanfaatkanku sebagai sopir dan manajernya. Dia bahkan tidak membaca naskahku saat siaran.” Cerita Geu Rim. Soo Ho terdiam mendengarnya.
“Dia benar-benar bedebah.” Ucap Si DJ. Geu Rim membenarkannya.
“Dia bertanya apakah aku pernah memenangi penghargaan dan menyerang egoku setiap kali melihatku.” Kata Geu Rim. DJ merasa pria itu terdengar seperti pecundang.
“Ya... Tapi dia tetap melakukan yang terbaik di acara radio itu. Dia tidak menghindar sepertimu. Apa pun yang dia lakukan, dia mencoba melakukan yang terbaik. Meski dia tidak hebat, tapi dia telah melakukan yang terbaik. Aku pikir Sangat beruntung bagi seorang penulis karena bisa bertemu dengan DJ seperti itu.” Ungkap Geu Rim menatap Soo Ho.
“Jadi, tidak bisakah kau menjadi DJ seperti itu?” ucap Geu Rim. Soo Ho hanya terdiam mendengar tentang dirinya. 

Saat pulang, Geu Rim sudah tertidur pulas. Soo Ho menatapnya bertanya-tanya kapan akan menerima lamaranya. Lalu Esok harinya  Geu Rim kembali mengantikan didepan mic memberitahu DJ mereka sedang kurang sehat lagi.
“Aku tidak memercayai dia lagi... Dia sedang apa? Di mana dia? Aku ingin meminta para pendengar untuk menelepon dan memberikan saran. Aku akan menangkapnya.” Ucap Geu Rim, Hoon Jung mendenganya langsung panik
“Ada yang menulis "Penulis harus benar-benar bersabar" Apa Aku harus bersabar? Ini bukan salahku... Itu salah DJ kesayangan kalian... Mari kita dengarkan sebuah lagu.” Ucap Geu Rim kesal lalu memutar lagu dan keluar dari ruangan. 

**
Geu Rim kesal karena Djnya menghilang lagi lalu mengomel pada Hoon Jong yang Jangan cuma mencabuti rambutnya tapi Sutradara produksi seharusnya melakukan sesuatu, dan meminta agar memikirkan Tuan Lee. Hoon Jung kesal Geu Rim yang membahas Tuan Lee sekarang.
“Lagipula , kapan kamu akan membawa bedebah itu, Soo Ho? Aku sudah menyiapkan semua hal untuknya.” Ucap Hoon Jung juga marah
“Entahlah. Kenapa kau menanyaiku?” keluh Geu Rim,
“Dia pacarmu. Lalu Aku harus bertanya kepada siapa lagi? Kapan bedebah itu akan datang?” kata Hoon Jung kesal
“Bedebah itu sudah datang.” Kata Soo Ho akhirnya masuk ruangan dan membuat Hoon Jung serba salah untuk kesekian kalinya.

Soo Ho melihat Naskah Geu Rim  tidak sebagus biasanya menurutnya pasti kurang berusaha. Geu Rim dengan sinis merasa Soo Hoo pasti tidak tahu karena berhenti menjadi DJ, karena menurutnya tulisan naskahnya itu sedang trend.
“Lalu Apa ini? Apa Kau menyukai DJ itu? Kenapa kau menulis ini di sini?” kata Soo Ho tak suka dengan naskah yang ditulis Geu Rim
“Apa pedulimu? Kau bukan DJ-ku, mengerti?” kata Geu Rim kesal
“Aku tidak mau melakukannya.” Ucap Soo Ho lalu keluar dari ruangan memberitahu  Hoon Jung, Geu Rim langsung menariknya dan menutup pintu. 

Geu Rim ingin tahu apa  keinginan Soo Ho sekarang. Soo Ho menjawab kalau ia mengingikan Geu Rim,  Geu Rim mengeluh meminta agar Soo Ho tak bercanda. Soo Ho langsung memberikan ciuman untuk Geu Rim lalu bertanya Apa kegiatannya nanti. Geu Rim mengeluh dengan Soo Ho yang tiba-tiba menciumnya.
“Batalkan jadwalmu.. Aku harus melamarmu.” Ucap Soo Ho. Geu Rim seperti tak bisa menolaknya. 

Soo Ho akhirnya mulai menjadi DJ mengaku kalau Sudah lama tidak menyapa kalian sebagai DJ dan menyebut acara lamanya "Ji Soo Ho's Radio Romance". Hoon Jung panik karena acara mereka bukan itu.  Soo Ho akhirnya sadar kalau Nama acaranya bukan itu, tapi akan bersama kalian sebagai DJ hari ini.
“Jika kalian bisa keluar sekarang, lihatlah ke langit. Saatnya langit biru berubah merah... Langit indah ini milik kita, maka lanjutkan dan cintailah seseorang.” Ucap Soo Ho mengingat naskah yang pernah di tulis Geu Rim. 

Keduanya berada di ruangan sambil melihat pemandangan matahari terbenam.  Geu Rim tak percayakalau Soo Ho bisa mengingat naskah itu. Soo Ho pikir kalau itu wajar, melihat Geu Rim menjadi penulis radio hanya untuk mengatakan itu.
“Baru beberapa bulan berlalu, tapi banyak yang terjadi di antara kita.” Ucap Soo Ho. Geu Rim membenarkan. Soo Ho mengeluarkan cincin dari saku jadi bajunya lalu memasangkan di jari Geu Rim.
“Berjalanlah bersamaku mulai sekarang... Genggamlah tanganku dan menangislah hanya di depanku. Selain itu, aku masih punya satu keinginan.” Kata Soo Ho. Geu Rim ingin tahu apa itu. Soo Ho memberikan kecupan di bibir Geu Rim
“Aku akan melakukan itu selamanya.” Kata Soo Ho. Keduanya pun tersenyum bahagia sambil menatap matahari terbenam.
The End

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar