PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 02 April 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Tuan Park menunjuk sebuah gedung, Wan Seung binggung karena Tuan Park yang pindah kantor lagi. Tuan Park menceritakan Anjing tetanggany terlalu berisik. Wan Seung masih ingta kalau Sebelumnya, Tuan park pindah sebab tetangganya yang memainkan gitar.
“Informasi adalah sesuatu yang sangat sensitif. Aku butuh tempat di mana aku bisa tetap fokus.” Ucap Tuan Park lalu masuk ke tempat barunya. Wan Seung mengeluh kalau Tuan Park memang pemilih sekali.
“Pegawai Anda bertambah satu. Apa Dia anak baru?” kata Wan Seung melihat beberapa pegawai duduk sambil menatap komputer.
“Kau pandai menebak... Mari kita minum kopi.” Ucap Tuan Park yang sudah memiliki coffee maker.
“Aku belum pernah melihat ini. Apa Anda membeli perlengkapan baru?” ejek Wan Seung. Tuan Park mengaku kalau tahu teknologi baru lalu meminta anak buahnya agar mulai menyalakan. 

Flash Back
Saat Tuan Shin memberikan tandatangan untuk posisi administrasi dan Tuan Park memberikan pulpennya, lalu dengan cepat menaruh alat perekam diatas meja.
Keduanya pun mendengar rekaman saat Tuan Park mengoda kalau Tuan Shin yang salah menikah, lalu Tuan Shin membalas kalau Tuan Park memang tipenya.  Wan Seung mendengarnya megejek kalau tidak percaya betapa kekanak-kanakannya seniornya itu. Tuan Park meminta kalau bukan rekaman yang itu.
“Ya, Sekretaris Kim... Kamis? Ya, tidak masalah. Baiklah. Sampai jumpa.” Ucap Tuan Shin.
Wan Seung pun langsung terlihat tegang mendengarnya. Tuan Park memperingatkan agar Wan Seung Jangan terlambat. Wan Seung ingin tahu apa yang akan dilakukan Tuan Park hari kamis. Tuan Park mengatakan  harus mengikuti kelas program pascasarjana tertinggi jurusan kebijakan pemerintahan.
“Aku harus mencatat, Kapolsek Shin akan membolos kelas itu. Orang-orang berjabatan tinggi suka saat kita melakukan hal-hal kecil. Ayolah. Kau sungguh bodoh.” Kata Tuan Park 
“Tapi ini Kamis kapan?” tanya Wan Seung. Tuan Park pikir tak perlu menyuapi semuanya.
“Kau bisa mencari tahu sendiri.” Ucap Tuan Park


Keduanya akhirnya menuruni tangga, Tuan Park ingin tahu  Apa yang sudah dipelajari selama bekerja denganya, karena  Wan Seung yang tidak menjadi lebih bersahabat. Ia mengejek kalau harus mengajari semuanya.  Wan Seung pikir ia terkenal bersahabat.
“Ada wanita yang sangat cerewet... Dia terus bilang mau memasak untuku. Dia terus mengatakan aku keren. Dia sungguh jatuh cinta kepadaku.” Kata Wan Seung. Tuan Park bisa menebak kalau itu Yoo Seol Ok.
“Apa Anda menguntitku juga?” kata Wan Seung kaget.
“Kapolsek Shin bahkan tahu tentang kalian berdua.” Ucap Tuan Park. Wan Seung langsung mengejek kalau kopi ini tidak enak.
“Dengar... Aku mengambil risiko ketahuan dan bergabung dalam kasus ini. Jika kau tidak bisa membuat Kapolsek Shin menyukaimu, maka aku pun tidak bisa membantumu.” Tegas Tuan Park
“Jangan khawatirkan itu. Aku akan menjadikannya sahabat baruku.” Kata Wan Seung. Tuan Park pun meminta agar bisa melakukanya. 


Teman Hyun An menangi bertanya Bagaimana Hyun Ah bisa mati. Sung Ha memberitahu kalau Ada kebakaran di sauna. Temanya bertanya apakah Hyun Ah mati terbakar. Sung Ha menganguk. Temanya pikir  Pasti sakit sekali.
“Sesak napas karena cekikan di leher.” Kata Sung Ha. Temanya bertanya apakah Hyun Ahmati sesak napas
“Pasti ada yang mencekiknya sampai mati.” Kata Sung Ha. Temanya kaget mendengarnya lalu memberikan sebuah ponsel
“Apa Ini punya Joo Hyun A?” tanya Sung Ha kaget, temanya membenarkan.
“Dia memintaku menyerahkannya ke pihak kepolisian jika terjadi sesuatu kepadanya.” Ucap Teman Hyun Ah
“Apa Dia sedang diburu oleh seseorang?” tanya Sung Ha. 
“Dia pernah memberitahuku bahwa seseorang menguntitnya Bahwa dia takut. “Kata temanya, Sung Ha melihat foto Hyun Ah di ponselnya 


Sung Ha mendengar rekaman suara Hyun Ah di ponselnya dalam mobil
“Tolong sampaikan kepadanya bahwa aku datang untuk menemuinya.” Ucap Hyun Ah. Si pegawai ingin tahu namanya.
“Aku  teman lamanya, Teman yang sangat dekat.” Ucap Hyun Ah. Si pegawai ingin tahu siapa namanya.
“Beri tahu dia aku Seo Hyun Soo.” Ucap Hyun Ah.
Sung Ha kaget mendengarnya, lalu menyimpulkan kalau kembali dengan mana Seo Hyun Soo. Dan  mengartikan kalau Dua orang bernama Seo Hyun Soo sudah mati.

Wan Seung turun dari mobil, lalu teringat kalau ada Kyung Mi di rumah Seol Ok, lalu akan masuk mobl sambil mengeluh kalau tidak mau tidur di sauna lagi. Saat itu Seol Ok keluar rumah heran melihat Wan Seung yang langsung pergi.
“Aku ada pekerjaan... Kau mau ke mana?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengatakan mau jalan-jalan.

Keduanya akhirnya jalan-jalan di malam hari, Seol Ok bertanya Wan Seung akan tidur di mana malam ini. Wan Seung pikir Itu bukan urusan Seol Ok, karena akan tidur di ruang jaga malam. Seol Ok pikir Wan Seung harus mencari rumah karena tidak bisa tidur di sana setiap hari.
“Aku akan segera mencari rumah. Tapi Harga rumah zaman sekarang mahal. Dan Aku juga tidak sempat mencari rumah.” Kata Wan Seung
“Jika kau terlalu sibuk, Apa mau aku yang mencari rumah untukmu?” kata Seol Ok. Wan Seung heran kenapa Seol OK ingin melakukan itu.
“Aku mendapat pekerjaan di polsek berkat kau. Walau aku bukan polisi.” Ucap Seol Ok
“Kau akan segera menjadi polisi. Anggap pekerjaanmu sebagai praktik kerja lapangan.” Kata Wan Seung yakin.
Tiba-tiba terdengar suara jeritan, Seol Ok yakin Pasti ada kecelakaan. Wan Seung merasa kalau Selalu ada kecelakaan setiap kali bersama Seol Ok. Seol Ok mengeluh kalau menurutnya itu karena Wan Seung. Keduanya pun berlari ke tempat asal jeritan. 
Keduanya melihat dua pelajar yang terlihat ketakutan, Seol Ok bertanya Apa yang terjadi. Keduanya tak berani menjawab, Wan Seung memperlihatkan ID Cardnya sebagai polisi. Si wanita mengatakan Tadi ada seorang pria. Seol Ok bertanya apakah Orang mesum. Keduanya mengangguk.
Wan Seung akhirnya mengejar menuruni tangga dan gang kecil, saat itu tanpa sadar ada seorang pria seperti pelaku berhasil menyamar dan bisa pergi begitu saja. 

Wan Seung tak berhasil menangkap pelaku menelp Kopral Jang. Kalau harus meningkatkan patroli di lingkungan Seol Ok karena Banyak sekali orang mesum. Setelah itu memperingatkan Seol Ok agar Jangan jalan kaki tengah malam.
“Aku akan naik taksi jika sudah larut malam.” Kata Seol Ok. Wan Seung pikir  Taksi juga berbahaya.
“Di mana pun ada pria, pasti bahaya jadi Hindari mereka semua.” Kata wan Seung
“Kalau begitu, kau juga harus menghindari wanita. Karena berbahaya.” Ejek Seol Ok. Wan Seung kesal karena ucapanya itu  tidak bercanda.
“Aku mencemaskanmu karena kau berani.” Ucap Seol Ok
“Pria selalu memikirkan hal itu. Sederhananya, pria itu binatang.” Kata Wan Seung.
Seol Ok mengejek kaalu Wan Seung juga termasuk.  Wan Seung mengaku kalau Kecuali dirinya. Seol Ok pikir  Jangan anggap semua pria sebagai penjahat potensial dan Tidak semua pria binatang. Wan Seung merasa kalau tidak senang mengatakan hal ini sebagai pria. Seol Ok ingin tahu apa yang ingin dikatakan.
“Wahh.. Ada bunga... padahal Kemarin belum mekar... Rasanya seperti musim semi karena bunga itu.” Ucap Seol Ok melihat ada bunga yang mekar di taman
“Benar... Ini musim di mana semua orang mesum yang bersembunyi di musim dingin, turut merekah.” Keluh Wan Seung
“Kau benar... Musim dingin terlalu dingin untuk orang mesum.” Balas Seol Ok lalu mengucapkan  Selamat malam.
“Pasti tidak nyaman tidur di ruang jaga malam. Apa Mau kubawakan camilan?” goda Seol Ok. Wan Seung heran dengan sikap Seol Ok seperti mulai membuka hati. 
Di sebuah gang sempit dan gelap, Seorang pria mendekati pria perlahan mendekat dan akhirnya membungkam mulutnya lalu menariknya pergi.


Seol Ok sudah bersiap-siap dengan makai sepatunya. Kyung Mi baru bangun melihat Seol Ok yang sudah mau pergi. Seol Ok mengaku sudah mau pergi sejak semalam karena harus menyapa semua orang di kantor polisi lalu bergegas keluar dari rumah.  Kyung Mi pikir harus bersiap-siap lalu masuk ke dalam kamar mandi. 

Seol Ok datang dengan membawa minuman lalu memberikan pada polisi yang melewati lobby.  Polisi di receptionist bertanya apakah ada yang bisa dibantu. Seol Ok dengan bangga memperlihatkan ID Card kalau bisa masuk ke dalam, serta tak lupa memberikan minuman.
“Mulai hari ini, aku bekerja di sini.” Ucap Seol Ok bangga dan bisa membuka pintu dengan ID Cardnya. Saat itu Wan Seung baru bangun keluar dari pintu
“Apa Kau baru bangun? Apa Tahu pukul berapa ini?” keluh Seol Ok. Wan Seung dengan mata tertutup mengaku tidak bisa tidur.
“Seseorang mendengkur dengan sangat keras Seharusnya aku tidur di sauna... Ohh..  Ini hari pertamamu di sini.” Kata Wan Seung lalu ingin mengambil minuman dari tangan Seol Ok.
“Aku mau membaginya dengan timku.” Ucap Seol Ok menahan agar Wan Seung tak mengambilnya. Wan Seung pikir kala ia juga bekerja di sini.
Seol Ok memberikan minuman yang berbeda dari tasnya khusus Wan Seung.  Wan Seung tersenyum mengucapkan terimakasih lalu meminumnya memuji Seol Ok yang tahu ginseng mujarab baginya.  Seol Ok mengaku mengetahui semuanya. Wan Seung tak percaya kalau Seol Ok memiliki  Pendengarannya bagus.

Na Ra berjalan ke parkiran dengan ayahnya, Tuan Shin mengeluh Na Rag tidak mengemudikan mobil yang dibelikan. Na Ra mengingatkan tentang Sistem hari alternatif tanpa mengemudi.Tuan Shin pun baru mengingatnya, lalu Na Ra meminta agar menurunkan di halte bus.
“Ayah bisa menurunkanmu di kantor. Jangan naik bus.” Ucap Tuan Shin khawatir
“Kurasa orang-orang membenciku.” Kata Na Ra. Tuan Shin kaget bertanya siapa orangnya.
“Ayah tahu aku tidak dibenci orang.” Ucap Na Ra. Tuan Shin tahu kalau  Semua orang menyukai anaknya.
“Semua orang menginginkanmu menjadi menantu mereka. “ kata Tuan Shin bangga
“Jadi, cuma ada satu alasan. Aku putri seorang kapolsek.” Ucap Na Ra. Tuan Shin kaget mendengarnya.
“Ayah tidak merekrutmu... Kau mengikuti ujian seperti yang lain. Apa Ada yang mengatakan sesuatu? Siapa? Beri tahu ayah.” Kata Tuan Shin ingin menantang.
“Pak Hwang dari tim forensik.” Bisik Na Ra. Tuan Shin tak bisa berkata-kata meminta anaknya agar bisa menghindari Tuan Hwang karena tidak punya pilihan.


Na Ra naik mobil dengan ayahnya, Tuan Shin mendengar Na Ra yang  melamar di Unit Dua Tindak Pidana Berat dan ingin tahu  Kenapa tidak melamar di Unit Urusan Polisi. Na Ra mengaku menjadi polisi untuk menginvestigasi kasus-kasus berat.
“Aku tidak tahu soal menangkap pembunuh berantai, tapi aku pasti akan menangkap pelaku pelecehan seksual.” Kata Na ra
“Lantas, kenapa kamu tidak tetap di Unit Satu saja?” keluh Tuan Shin.
“Karena Inspektur Woo di Unit Dua.” Ucap Nae Ra. Tuan Shin memperingatkan anaknya agar berhati-hati.
“Jangan percaya dia.” Ucap Tuan Shin. Na Ra ingin tahu alasanya.  Tuan Shin meminta agar anaknya bisa mendengarkan nasehatnya.
“Di dunia ini tidak ada pria yang layak dipercaya kecuali ayahmu” tegas Tuan Shin. Na Ra dengan sikap manjanya pada sang ayah merangkul kalau sudah tahu. 

Na Ra turun dari mobil berlari ke halte bus, Tuan Shin menyruh anaknya agar Naik taksi saja. Tapi Na Ra memilih untuk tetap naik bus, melihat bus penuh sesak berpikir  Pasti berat sekali bagi pegawai kantoran karena harus ke kantor seperti ini setiap hari.
Tiba-tiba ia merasakan bagian bokongnya disentuh, wajahnya panik mengingat kembali kejadian saat masih sekolah tiba-tiba seorang pria memeluknya dari belakang lalu pergi begitu saja. Na Ra hanya bisa jatuh lemas tanpa bisa membela diri.
Si pria kembali memegang bagian bokong  Na Ra, sampai akhirnya Na ra membalikan badanya bertanya Siapa yang menyentuh bokongnya. Semua hanya diam seperti tak peduli. Na Ra dengan nada bergetar mengaku se sebagia polisi dan meminta pelaku agar menunjukan dirinya. Tapi si pria yang ada dibelakang tersenyum puas karena berhasil melakukan aksinya lalu turun dengan senyuman licik. 

Na Ra berjalan di lorong dengan wajah sedih seperti semua semangatnya hilang. Tuan Jo melihat menyapa Na Ra binggung karena tak ceria seperti biasanya, lalu dikagetkan dengan sosok wanita lain yang ada di lorong.S Seol Ok dengan senyuman bahagia memperlihatkan kantung minumanya. “Sedang apa di depan ruanganku?” ucap Tuan Jo. Seol Ok menyapa dan memberikan minuman untuk atasanya.
Maaf, aku tidak bisa meminumnya karena asam lambungku.” Kata Tuan Jo menolak. Seol Ok memberikan minuman yang lain kalau itu minuman  cokelat.
“Aku bisa kena diabetes. Astaga. Apa Ada susu putih?” kata Tuan Jo. Seol Ok menjawab Tidak ada.
“Kenapa kau datang sepagi ini?” tanya Tuan Jo, Seol Ok mengatakan sudah mendapat pekerjaan di polsek ini. Tuan Jo kaget mendengarnya.
“Tidak mungkin... Kudengar kamu tidak lulus ujian.” Kata Tuan Jo. Seol Ok mengatakan Jabatan administrasi.
“Pak Kapolsek pasti tidak mengizinkannya.”pikir Tuan Jo. Seol Ok seperti tak peduli pamit pergi dan meminta Tuan Jo agar bisa meminumnya. Tuan Jo berpikir kalau Tuan Shin itu berubah pikiran


Sung Woo masuk ruangan menyapa Na Ra yang duduk di meja kerjanya, na Na Ra pun membalas dengan nada lemas seperti tanpa gairah. Seol Ok datang ke ruangan unit 1 memberikan minuman untuk Na Ra memberitahu kalau hari pertamanya bekerja. Sung Woo kaget melihat Seol Ok yang ada di kantor polisi.
“Aku bekerja di polsek ini sebagai asisten administrasi.” Ucap Seol Ok. Sung Woo seperti tak yakin kalau Tuan Shin mengizinkannya
Seol Ok seperti tak peduli memberikan minuman untuk Na Ra, Na Ra pun denga nada lemas mengucapkan Terima kasih. Seol Ok menatap Na Ra yang sedih lalu bertanya Ada apa dengan pelecehan seksual. Na Ra kaget karena Seol Ok tahu  kalau mengalami pelecehan. Sung Woo kaget karena Seol Ok bisa tahu hanya dari mimik wajah. 

“Apa Benar kau dilecehkan? Kau sedang mencari kata itu di internet, jadi, kukira ada kasus terkait.” Ucap Seol Ok
“Aku dilecehkan dalam perjalanan ke tempat kerja.” Ucap Na Ra. Han Min langsung berdiri berteriak marah ingin tahu siapa pelaku dan dimana kejadianya.
“Di bus.” Ucap Na Ra. Hee Min berkomentar kalau  Orang-orang seperti itu di bu tidak mudah ditangkap.
“Apa Kau mengingat wajahnya?” tanya Sel Ok. Na Ra menjawab tak bisa melihat wajahnya karena ramai.
“Astaga, kalau begitu, kita tidak bisa menangkapnya.” Ucap Han Min seperti tak peduli
“Pelecehan seksual juga merupakan tindak pidana Itu termasuk tindak pidana seksual di tempat ramai di Pasal 11 Hukum Pelecehan Seksual.” Ucap Seol Ok kesal karena Hee Min mengganggp remah.
“Kami tahu itu tindak pidana. Kami hanya mengatakan sulit menangkap pelakunya. Mereka mengulurkan tangan kotor mereka dan tidak terekam CCTV. “ ucap Sung Woo
“Banyak sekali orang seperti dia. Kantor polisi tidak bisa berfungsi jika mau menangkap semuanya.”komentar Han Min
“Jadi, apa kami harus terus dilecehkan?” kata Na Ra marah. Han Min heran Na Ra seperti melampiaskan kemarahan padanya karena hanya memaparkan kenyataan
“Tidak ada yang cukup peduli untuk mengambil tindakan. Karena inilah hal-hal ini selalu terjadi. Polisi tidak boleh hanya memilih pertempuran yang bisa dimenangkan. Kita harus memulai pertempuran agar bisa menang.” Tegas Seol Ok
“Tidak akan ada perubahan walau kita menangkap mereka. Mereka hanya akan didenda.” Ucap Han Mi
“Jadi, Apa kau tidak akan menangkap mereka?” kata Seol Ok, Han Mi tak bisa berkata-kata dan Na Ra terlihat menahan tangis.
“Seol Ok... Kau asisten administrasi... Bukankah mejamu di sana?” kata Sung Woo menunjuk meja kosong
“Jika polisi tidak menangkap mereka, lalu siapa lagi?” kata Na Ra kesal lalu keluar dari ruangan. Seol Ok pun ikut mengejarnya.
“Mereka pikir bisa menangkap penjahat sesuka mereka. Itulah yang awalnya kupikirkan.”komentar Han Mi 

Tuan Jo bertemu dengan tuan Shin ingin tahu  kenapa Yoo Seol Ok berada di polsek ini. Tuan Shin kaget mendengar nama  Yoo Seol Ok kala yang dimaksud adalah Polisi kehormatan itu. Tuan Jo membenarkan. Tuan Shin kaget kalau wanita itu ada dikantor polisi lagi.
“Kenapa bertanya segala? Usir dia secepatnya.” Kata Tuan Shin tak suka keberadaan Seol Ok
“Ya, tapi... Kudengar Anda yang tandatangan dan menyetujuinya.” Kata Tuan Jo. Tuan Shin binggung apa maksudnya.
“Anda tanda tangan kontrak kerjanya di Unit Urusan Polisi.” Kata Tuan Jo
Tuan Shin mengingat saat bersama Tuan Park seorang polwan meminta tanda tangan perekrutan posisi administrasi, tanpa membaca langsung memberikan tanda tangan.  Ia pun sadar kalau kedatangan tamu jadi tidak mengecek namanya.
“Pecat dia sekarang.” Perintah Tuan Shin.  Tuan Jo mengingatkan kalau Itu kontrak enam bulan, jadi, sulit untuk memecatnya tanpa alasan jelas.
“Lalu belakangan ini, ada serikat buruh di Agen Polisi Nasional. Itu bisa menimbulkan masalah jika Anda ingin dipromosikan menjadi komisaris kelak.” Jelas Tuan Jo
“Kalau begitu, cari alasan untuk memecatnya.” Kata Tuan Shin santai.
“Baiklah. Tapi apa alasannya?” tanya Tuan Jo. Tuan Shin hanya melirik sinis. Tuan Jo bisa tahu jawabanya kalau akan membereskannya dan berjalan mundur keluar dari ruangan. 


Na Ra dengan wajah kesal menegaskan  pasti akan menangkap pelaku pelecehan itu dan Sekarang dirinya itu polisi dan sudah dewasa. Seol Ok pun menyakinkan kalau Na Ra memang bisa melakukanya. Na Ra merasa  sama saja seperti dahulu karena Itu yang membuatnya sangat sedih.
“Semua orang pasti takut dan bingung dalam situasi seperti itu.” Kata Seol Ok menenangkany.
“Tapi seharusnya aku berbeda... Aku polisi... Aku menjadi polisi untuk menangkap bedebah-bedebah itu... Tapi aku lari lagi. Aku sangat malu dengan diriku.” Kata Na Ra kesal
“Mari kita tangkap dia bersama-sama... Aku akan membantumu.” Ucap Seol Ok
“Baiklah. Mari kita tangkap dia supaya dia tidak bisa melakukannya lagi. Tapi bagaimana cara menangkapnya? Setiap penumpang di bus pada saat kejadian bisa dianggap sebagai tersangka. Kita tidak punya bukti.” kata Na Ra binggung. Seol Ok yakin Pasti ada jalan.
“Saat menangkap pengedar narkotika, kalian tahu metode apa yang paling sering digunakan? Memancing mereka dengan narkotika. Kelemahan mereka adalah mereka tidak pernah bisa berhenti memakai narkotika. Apa kesamaan judi, memakai narkotika, dan pelecehan seksual?” ucap Wan Seung yang sedari tadi mendengarkan pembicaran keduanya.
“Adiktif.” Kata Seol Ok. Wan Seung membenarkan. Mneurutnya Inilah yang istimewa dari kecanduan.
“Saat benda itu di depan mata mereka, tubuh mereka bereaksi lebih dahulu seperti binatang. Mereka tidak peduli seseorang mengejar mereka.” Kata  Wan Seung
“Lalu, apa kita akan menyergapnya?” tanya Na Ra polos. Wan Seung tiba-tiba menepuk bahu Na Ra memujinya dan bertanya apakah ada waktu. Na Ra bingung kenapa tiba-tiba menanyakan hal itu. 



Wan Seung bertemu di pantry memberikan minuman mengaku cemas karena semalam kamu banyak minum. Na Ra pikir hanya minum sebotol soju dan minum tiga botol bir sebelumnya. Wan Seung melihat Na Ra ingin membuka botol memberitahu kalau minuman itu untuk Tuan Shin.
“Dan Bisa tolong berikan ini kepadanya dan katakan ini tulus dari hatiku? Dan Ini minuman pereda pengar yang sangat mahal.” Kata Wan Seung lalu bergegas membuatkan kopi untuk Na Ra.
Na Ra penasaran membaca surat yang ditulis Wan Seung “Pak, aku Ha Wan Seung dari Unit Dua Tindak Pidana Berat. Aku berharap hari Anda menyenangkan. Ada kesalahpahaman antara Anda dan aku.”
Saat  menuliskan surat, Wan Seung mengumpat kesal karena harus menjilat agar bisa berdekatan dengan Tuan Shin. Lalu teringat kembali ucapan Tuan Park “Jika kau tidak bisa membuat Kapolsek Shin menyukaimu, aku pun tidak bisa membantumu.”
“Aku selalu menghormati Anda, Pak Shin. Mulai sekarang, aku akan berusaha kerasagar tidak menjadi gangguan bagi masa depan Anda. "Aku akan melayani Anda dengan segenap diriku."
Wan Seung panik ketika suratnya dibaca Na Ra lalu meminta agar memberikan pada ayahnya saja. Ia mengaku kalau tidak sejahat rumor yang beredar lalu menyuruh Na Ra minum lalu pergi. 

Tuan Jo dan Tuan Shin membaca bersama yang dituliskan Wan Seung  "Aku akan melayani Anda dengan segenap diriku." Tuan Shin ingin tahu apa maksudnya menuliskan surat itu.
“Ini bisa berarti banyak hal tergantung nuansanya. Misalnya, bisa saja begini, Kau mengatakan dengan nada seperti bawahan "Aku akan melayani Anda dengan segenap diriku." Atau dengan nada sinis seperti mengurui” ucap Tuan Jo
“Kudengar dia marah saat meminta Shin Na Ra menyerahkan ini.” Kata Tuan Shin. Tuan Jo pikir Mungkin ini peringatan.
“Bagian ini amat tidak menyenangkan. Kau lihat kalimat "Aku selalu memperhatikan Anda.".. “ kata Tuan Jo
“Selama ini dia memperhatikanku. Bagaimana kalau Departemen Inspeksi meneleponku?” keluh Tuan Shin ingin minum karena perutnya tiba-tiba terasa sakit.
“Tunggu, berhenti!.. Kenapa dia memberi Anda minuman pereda pengar? Dia tahu Anda pernah disogok dengan minuman... Maksudku, kenapa dia memakaikan pita merah muda di sini?” kata Tuan Jo
Tuan Shin mengingat saat anaknya memberikan minuman dari Wan Seung “Katanya ini yang paling mahal.. Dia mencemaskan Ayah.” Tuan Jo pikir kalau ini sangat aneh karena Wan Seung menekankan betapa mahalnya ini. Tuan Shin pikir kalau Wan Seung yang mencemaskan dirinya.
“Dia meminta Anda agar tidak terkena masalah... Anda harus menghindari perhatian untuk sementara, Kapolsek Shin.” Kata Tuan Jo curiga
“Bisakah kau sibukkan dia dengan pekerjaan? Pastikan dia tidak punya waktu untuk melakukan ini!” perintah Tuan Shin. Tuan Jo menganguk mengerti. 



Hee Yeon menatap sebuah lukisan yang terlihat seperti satu orang tapi dibaliknya terlihat ada banyak orang yang sama seperti duplikanya, lalu berjalan ke meja makan untuk minum wine. Setelah itu masuk ke kamar mandi dengan berendam dan minum win.
Ponselnya berdering ada telp dari "Presdir Ha Ji Seung" tapi memilih tak mengangkatnya, dan sengaja mendengar rekaman suara saat Sung Ha yang mengetahui kalau polwan yang bertemu dengan Seo Hyun Soo untuk memastikan kalau wanita itu Seo Hyun Soo.
“Kenapa Anda menanyakannya?” tanya si polwan. Sung Ha memberitahu kala Karena Nona Seo sudah meninggal 17 tahun silam.
“Kalau begitu...Artinya Seo Hyun Soo bukan cuma satu orang... Seo Hyun Soo... Rasanya aku pernah mendengar nama itu... Aku iri kepadamu, Orang Asing.... Kamu punya banyak tubuh.” Ucap Hee Yeon merasakan tubuhya sangat lelah dan kembali berendam dalam bathtub
Bersambung ke episode 11

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar