PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 10 Desember 2015

Sinopsis Remember Episode 1 Part 1

Seorang tahanan dibawa polisi melalui lorong yang gelap, dengan tangan terborgol dan badan diikat dengan tali.  Tuan Seo Jae Hyuk berjalan sambil menengok ke arah belakang dengan wajah kebinggungan. Kakinya sempat terhenti melihat papan nama didepanya, menahan agar tak dibawa keluar ruangan, tapi dia polisi terus menariknya sampai pintu gerbang dibuka.
Seo Jin Woo duduk melihat Tuan Seo sudah masuk ruangan dan siap menerima hukuman gantung. Tuan Seo terlihat kebinggungan, matanya melihat Ji Woo didepan kaca langsung berteriak agar memberitahu orang-orang kalau ia bukan seorang kriminal. Jin Woo dengan mata berkaca-kaca mendekati Tuan Seo.
Jin Woo! Kau mengatakan bahwa akan membuatku keluar dari sini! Tolong selamatkan aku, Jin Woo! Keluarkan aku dari sini!” teriak Tuan Seo
“Aku mohon selamatkan ayahku! Aku Mohon!” jerit Jin Woo, berlutut didepan petinggi polisi
Polisi menarik Ayah Jin Woo duduk kembali dan siap menutup bagian kepalanya, Jin Woo berteriak histeris meminta agar tak melakukan itu pada ayahnya. Tali sudah dimasukan dibagian leher, lalu petugas menekan tombol dan Tuan Seo langsung jatuh kebawah. Jin Woo terus berteriak histeris melihat ayahnya mendapat hukuman mati dengan cara digantung. 

Jin Woo berteriak dengan mata melotot terbangun dari mimpinya, lalu mulai menyadari kalau hanya mimpi dan ia masih ada diruangan kerjanya. Matanya melirik kalender, tanggal 9 desember diberi tanda lingkaran berwarna merah.
Ayahnya menemui sang anak yang menunggunya diruang kunjungan, Tuan Seo tersenyum mengaku tak mengingatnya lalu meminta maaf apabila ini bukan pertama kali mereka bertemu.
Aku Seo Jin Woo, Tuan Seo Jae Hyuk, aku pengacara Anda. Sebagai Naik banding, kasus ini dibuka lagi setelah empat tahun. Aku akan membela anda” jelas Jin Woo 
“Aku mengerti, Jika Anda seorang pengacara maka mungkin sudah tahu bahwa aku seorang pasien mental, dan mengetahui tentang penyakit saya.” Ucap Tuan Seo

Iya. Aku tahu itu. Besok, sidang banding akan dimulai. Hal-hal yang Anda harus mempersiapkan adalah....” kata Jin Woo mengeluarkan semua berkas diatas meja, Tuan Seo menyela dengan tatapan kosong ke arah meja.
Apa yang tersisa dalam hidup, bukan uang, bukan nama anda, itu akan menjadi memory. Tapi Bagiku, ingatan takkan bertahan Orang-orang di sini mengatakan, bahwa aku benar-benar orang yang mengerikan. Aku membunuhseorang mahasiswa muda berusia lebih dari 20 tahun. Aku tidak memiliki ingatan tindakan ini.” jelas Tuan Seo, Jin Woo mendengarnya dengan wajah serius
Pengacara, aku punya sesuatu yang harus diberitahukan. Untuk sidang yang membuka lagi setelah empat tahun, Aku tidak akan melakukannya.” Kata Tuan Seo
Apakah Anda khawatir karena saya terlihat muda dan berpengalaman? Anda dapat memberitahuku sejujurnya, karena Saya memiliki kepercayaan diri untuk menang.” Kata Jin Woo dengan mata berkaca-kaca menatap ayahnya.
Anda terlihat seperti orang yang baik baik, Namun karena saya tidak memiliki ingatan tidak berarti bahwa kejahatanku berkomitmen akan dihapus. Saya akan menerima hukuman membunuh orang lain dan akan tinggal di sini untuk  merenungkan tindakanku” ucap Tuan Seo terlihat pasrah

Jin Woo memalingkan wajahnya seperti tak ingin ayahnya melihat matanya yang berkaca-kaca. Tuan Seo merasa Jin Woo kaget mendengarnya, lalu bertanya  Berapa kali mereka harus  melakukan percakapan seperti sekarang. Jin Woo memberitahu kalau Tuan Seo sudah mengatakan “Aku tidak akan melakukan banding” sebanyak 7 kali,  "Aku hanya akan menerima hukuman", sebanyak 9 kali Dan kalimta "Saya belum pernah bertemu sebelumnya tapi sepertinya Anda akan melakukannya dengan baik." Sebanyak 10 kali.
Tuan Seo tersenyum karena Jin Woo bisa mengingat semuanya, Jin Woo  mengaku memang memiliki daya ingatan yang baik, lalu keduanya sama-sama tertawa, setelah itu suasana kembali hening dan Jin Woo menutup berkasnya lalu menatap sang ayah.
Besok, bahkan jika kita memiliki percakapan ini sama, Tuan Seo Jae Hyuk, Anda tidak bersalah. Anda dijebak, dan tinggal di tempat ini selama empat tahun. Jangan mengatakan hal-hal seperti Anda tidak akan melakukan naik banding,  kalau Anda akan menyerah. Itu tidak bertanggung jawab. Bahkan jika Anda tidak ingat,  coba ingatlah.” Tegas Jin Woo
Saya tidak membela Anda hanya untuk membuktikan tidak bersalah. Ada orang lain yang perlu di tempat itu dan Aku akan membuat orang yang menerima hukuman. Sebagai pengacaramu, Aku akan meletakkan dijalur yang benar, dan membawa Anda keluar. Jadi, berjanjilah,Sampai saat itu, Anda tidak akan pernah menyerah.” Kata Jin Woo memohon dengan mata berkaca-kaca

Tuan Seo terdiam, seperti ada sekilas ingatan yang datang, lalu bertanya apakah ia memiliki seorang anak. Jin Woo meminta Ayahnya untuk mengingat dengan baik, karena seperti hilang ingatan mungkin anaknya itu sangat dekat. Air mata Tuan Seo mengalir, seperti belum bisa mengingat kalau pria didepanya adalah anakya sendiri.
Jin Woo keluar dari penjara, terlihat papan yang bertulisakan “Dimana Hukum dan Keadilan Berdiri.” Lalu menatap pintu yang tertutup sambil bergumam agar ayahnya bisa menunggu sebentar lagi karena akan membawanya keluar dari penjara itu. 

[4 Tahun Sebelum]
Tuan Seo sedang meyentrika baju, sementara Jin Woo baru bangun langsung duduk melihat semua makanan sudah siap diatas meja, bertanya-tanya kapan ayahnya menyiapkan semua makanan ini, lalu mencoba telur gulung buatan ayahnya. Ia memuji masakan sempurna karena tidak terlalu asin dan menyuapi ayahnya untuk mencoba juga.
Wajah Tuan Seo berseri menerima telur gulung dari anaknya,  lalu bertanya apakah Anaknya sudah mempersiapkan untuk siaran. Jin Woo merasa tak ada yang perlu dipersiapkan karena apabila mereka bertanya, ia hanya harus mengulang apa yang diingatnya. Setelah itu memuji kimchi buatan ayahnya matang sempurna.
Ayah. Setelah aku pergi ke siaran, sebagai penghormatantelur ini gulungan Aku akan membuat Jin Woo Kimchi Stew, itu akan menjadi lezat. Nantikan masakanku itu!” ucap Jin Woo bangga
“Baiklah, hari ini Aku harus meninggalkan pekerjaan lebih awal dan pulang cepat dari biasanya.” Kata Tuan Seo, Jin Woo tersenyum meminta ayahnya agar tidak telat pulang. Tuan Seo tersenyum menyuruh anaknya kembali makan. 

Terdengar bunyi bel rumah, Jin Woo menyapa seorang pria paruh baya dan juga seorang perempuan disampingnya. Oh Joon Ah, si perempuan melihat Jin Wooo sekarang sudah menjadi seorang laki-laki. Jin Woo mengeluh dari dulu memang pria bukan seorang wanita. Tuan Seo keluar menyapa keduanya yang datang kerumah mereka.
Kemarin aku pergi ke pasar dan membeli banyak labu yang segar dan murah dan Ini untukmu.” Ucap Tuan Oh
Kau selalu saja memberiku makanan... Kau tak perlu repot-repot begini.” Kata Tuan Seo tak enak hati
Ayah, jika kita memasaknya dengan kimchi, pasti rasanya akan sangat enak!” ungkap Jin Woo mengangkat jempol seperti sudah membayangkanya.
Ayahnya tersenyum, lalu bertanya pada Tuan Oh dan anaknya apakah mereka akan ke gunung untuk olahraga lagi hari ini. Tuan Oh menceritakan anaknya Jung Ah selalu sja mengomel karena sudah mulai tua. Jung Ah mengeluh karena ayahnya juga sering memanggilnya  seperti anak TK. Keempatnya tertawa bersama-sama. 

Seorang pria dengan tato ular kobra dibagian punggung, sedang mandi sambil menyanyi dengan suara lantang. Seorang wanita turun dari tempat tidur, dengan mengunakan kemeja pria memeluknya dari belakang, Park Dong Ho, si pria bertatto sedang memilih jas dan mengeluarkan jas berwarna merah.
Tapi saat keluar dari dress room mengunakan setelan jas berwarna biru, wanita berteriak mengejarnya karena sudah berjanji akan menemaninya hari ini. Dong Ho merasa tak ingat berjanji seperti itu. Wanita itu menduga Dong Ho akan menemui istrinya.
Aku tak punya urusan dengan itu. Hidup adalah perjalanan sendiri. Aku punya sidang hari ini, jadi aku sibuk. Dan Aku harus ke pengadilan.” Tegas Dong Ho
Pengacara apa yang punya tato naga di punggungnya?” ejek si wanita simpanan. Dong Ho tertawa lalu mengeluarkan kartu nama dan menyelipkan di saku kemeja wanita simpananya.
Dengar ya. Aku bisa membebaskan siapa pun dari penjara, dia baik ataupun jahat.” Ucap Dong Ho, Si wanita kaget melihat kartu namanya Dong Ho sebagai pengacara.
Jadi, jika kau punya masalah, hubungi aku.” Kata Dong Ho dengan kedipan mata lalu memakai kacamata hitamnya, setelah itu menelp seniornya untuk menunggu sebentar karena akan segara datang dan meminta si wanita itu untuk cepat pulang. 

Kantor polisi
Seorang tahanan dengan tangan terborgol, bernama Suk Joo il bertanya apakah Dong Ho sudah tahu masalahnya. Dong Ho sudah tahu, mengenai Joo il yang terlibat perkelahian di sebuah klub. Joo il merasa bukan perkelahian, lalu menceritakan ketika sedang enak-enaknya minum bir, ada pria di sebelah mejanya sangat ribut, jadi ia hanya sedikit mengelus kepalanya
Tapi, dia meminta 300 juta won. Aku bahkan tak menghajar wajahnya! Bagaimana bisa dia 300 juta won?” teriak Joo il tak terima polisi yang berjaga meminta Joo il tak ribut. Joo Il berteriak menyuruh polisi saja yang harusnya diam.
Bukan itu yang penting. Pria yang kau temani berkelahi itu adalah anak Il Hyuk. Dan sebentar lagi, dia akan menjadi CEO perusahaan itu.” Jelas Dong Ho
Jadi, anak kecil itu adalah wakil presiden perusahaan asuransi?” kata Joo il kembali duduk dengan wajah tak percaya
Hyungnim, kau telah berurusan dengan CEO. Jika kau ingin berdamai dengannya dengan, pasti akan percuma saja. Dia hanya ingin memasukkanmu ke penjara. Selain itu, pengacaranya adalah Tak Young Jin.” Ucap Dong Ho tak yakin bisa menang.

“Walaupun itu dengan uang atau yang lain, apa kau bisa menyakinkan dia?” tanya Joo il
Pengacara Tak Young Jin, pernah diberikan uang dalam kardus tapi langsung di buang didepan orang yang memberinya, seperti tak akan perna mau menerima uang untuk berdamai. 
Dia bukanlah orang yang gila uang dan sangat terkenal dikalangan pengacara.” Jelas Dong Ho
Joo Il menyarankan mengodanya dengan wanita, karena tak ada pria yang membenci wanita seseorang pernah mengajak bermain golf dan sengaja membawakan seorang wanitauntuk mengoda, tapi Young Jin tetap tak tergoda malah pergi begitu saja.
Wanita juga percuma. Jika kita tak mendekatinya dengan cara yang halus, maka Kita bisa kalah.” Jelas Dong Ho, Joo Il mengumpat pengacara itu sangat menyebalkan.
Dong Ho, jika kau ingin memegang sebuah bintang, kau tak boleh tanggung-tanggung. Bagaimana bisa aku dipenjara begini hanya karena meneriakinya saja? Bagaimana dengan image garangku di depan anak buahku? Jika kau tak menolongku, aku bias kena hukuman yang lebih parah lagi!”teriak Joo il panik
Hyungnim. Tenanglah. Memangnya aku bilang tidak bisa? Pengacara yang baik itu harus menolong orang yang tak bersalah dan Pengacara yang hebat itu tidak membawa kliennya ke pengadilan.” Jelas Dong Ho lalu keduanya langsung high five dengan kepalan tanganya. 

Di sebuah ruangan, sedang dilakuan persiapan dengan bunga ditata diatas meja. Tuan Seo mengelap bagian kursi agar terlihat bersih, lalu menerima video call dari anaknya menanyakan apakah ia akan pergi siaran sekarang. Jin Woo mengangguk memberitahu  sedang menunggu bus sekarang.
Anakku sudah mau siaran, tapi aku ayahmu ini tidak bisa menemanimu.” Komentar Tuan Seo sedih
Tidak apa-apa. Ayah kan juga punya kerjaan lain.” Kata Jin Woo maklum
Iya, tapi kerjaanku juga tidak banyak, Jin Woo. Naikkan ponselmu. Aku ingin melihat penampilan tampanmu itu.” Pinta ayahnya
Ayah ada-ada saja. Kau kan sudah melihatku tadi pagi.” Kata Jin Woo malu-malu lalu menaikan kamera ponselnya agar terlihat jelas oleh ayahnya
Lee In Ah yang sedang menunggu bus melihat Jin Woo yang berbicara ditelp sambil mengangkat ponsenya tinggi-tinggi. Seorang bibi menegur Tuan Seo yang menaruh botol wine diluar. Jin Woo menyapa bibi yang dikenalnya, Bibinya membalas sapaan Jin Woo sambi memberitahu ayahnya itu jadi sangat pelupa hari ini. Tuan Seo meminta maaf karena lupa dengan tugasnya, lalu berjanji pada anaknya akan menelpnya lagi nanti dan memuji anaknya sangat tampan. 

Bus akan sampai di halte, Jin Woo tak sengaja menjatuhkan tas milk In Ah sambil meminta maaf mengambilkanya. Ketika pintu terbuka In Ah berteriak menyuruh semua tak boleh turun termasuk Jin Woo karena melihat tasnya yang sudah sobek dibagian bawahnya.
Ahjusshi! Tutup pintunya! Aku harus menangkap pencuri yang mengambil dompetku! Cepat!” teriak In Ah
Aku mengerti keadaan anda, tapi anda tak bisa menghalangi orang lain.” Keluh si sopir bus
KUHAP pasal 4 ayat 5. TKP yang memiliki bukti penting harus dijaga untuk memastikan keadaan aslinya tidak berubah. Aku tahu kalian semua pasti sibuk, tapi bus ini adalah TKP yang memiliki bukti penting. Ahjussi, kita harus pergi ke kantor polisi! Cepat! Cepat!” teriak In Ah yang memegang buku hukumnya.
Semua penumpang mengeluh, sopir bus menutup kembali pintunya, Jin Woo hanya bisa mengerutkan dahinya melihat wanita yang aneh didepannya dan membuat semua penumpang tak boleh turun. 

Di kantor polisi
Semua penumpang mengeluh meminta mereka segera dipulangnya, Polisi bertanya pada In Ah apakah pencurinya ada di sini. In Ah merasa yakin pencurinya ada didalam bus, Polisi memberitahu mereka tak bisa memeriksa CCTV bus, lalu bertanya apakah ia mencurigai seseorang.
In Ah melihat semua penumpang, lalu teringat dengan wajah Jin Woo yang menjatuhkan tasnya sebelum turun dari bus dan membantu mengambilnya. Dengan tatapan sinis mendekati Jin Woo dengan wajah yakin kalau pelajar itu yang mencurinya. Jin Woo terlihat binggung dan tatapan semua penumpang mengarakan padanya, akhirnya ia berusaha membela diri kalau bukan dia pencurinya.
Kau pencurinya dan pasti sengaja menabrakku tadi. Aissh, memang trik itu masih laku? Karena kita sudah di kantor polisi, mengakulah dan kembalikan dompetku.” Ucap In Ah yakin, Jin Woo menegaskan bukan ia pelakuknya.
Kau jangan menyangkal. Aku ingat semuanya.” Ucap In Ah sombong
Ingat? Memangnya ingatanmu sebagus itu?” ejek Jin Woo, In Ah merasa ingatan sangat bagus dan Jin Woo sengeja menabrak lalu mengambilkan tas
Jadi, jam berapa kita bertemu tadi?” tanya Jin Woo, In Ah merasa itu sekitar pukul 03:10 atau 03:20.
Kau salah, Lalu Bagaimana dengan penumpang disebelahmu? Apa yang dia kenakan?” tanya Jin Woo kembali mengetes daya ingatnya.
Memangnya siapa yang mengingat hal yang begituan? Benarkan?” ejek In Ah, Mata Jin Woo seperti bisa mengingat semua yang dilihatnya secara sangat detail dan kembali ke dalam bus.
Kita bertemu pada pukul 03:08 dengan nomor Bus 5674 dan plat Seoul 21F7202. Penumpang di sebelahmu berusia 20-an, tingginya sekitar 165cm, rambutnya sebahu.Dia memakai headphone putih, jaket hitam,Jins dan memakai tas hitam” ucap Jin Woo
In Ah tersenyum mengejek mendengarnya, mata Jin Woo melihat sekeliling ruangan lau melihat si wanita yang mengunakan earphone sedang duduk, perlahan berjalan mendekatinya lalu bertanya apakah yang berdiri disampingnya itu adalah In Ah. Wanita itu membenarkan kalau ia duduk saat In Ah berdiri disampingnya untuk turun.
Coba ingat. Kau bahkan tak ingat siapa yang duduk di sampingmu?” ejek Jin Woo
Bagaimana caranya aku bisa mengingat sampai hal yang sedetail itu.” Balas In Ah membela diri
Mengingat hal yang detal adalah poin yang penting.” Tegas Jin Woo, In Ah melirik sinis kalau ia masih tak mempercayaiya.
Kau pasti akan percaya padaku. Karena tidak ada hal yang tidak aku ingat.” Kata Jin Woo 

Jin Woo berkonsetrasi seperti mengingat kembali kejadian sebelumnya dan kembali ke dalam bus, lalu seperti menghentikan ingatan saat tak sengaja menjatuhkan tas In Ah ketika ingin turun dari mobil. Ia berjalan bahkan bisa melihat lalat yang terbang didalam bus, dan wajah penumpang yang ada di dalam.
Saat kita bertemu, bus sedang lewat di persimpangan kantor pos dan juga saat kita bertemu, tasmu sudah robek. Dan bukannya di bus, tapi tasmu telah di robek di tempat lain. Mungkin, di halte bus?” jelas Jin Woo melihat saat tas itu jatuh sudah robek.
Ingatannya kembali saat menunggu bus dan In Ah berdiri didekatnya. Ia melihat seorang pria berambut blonde dan dikuncir yang sengaja menyobek bagian bawah dan mengambil dompetnya
Pelakunya memakai jaket longgar, celana jeans, dan jam tangan Rolex.Dan bukannya naik bus, tapi dia naik mobil pribadi. Platnya adalah 23 Seo 9173. Saat dia masuk ke mobilnya, dia mengatakan ini,Tunggu aku di kantor Pajak 1 jam lagi.” Kata Jin Woo benar mengingat tiap detail dalam ingatanya.

Dia akan bertemu seseorang di kantor Pajak 1 jam kemudian.” Kata Jin Woo, polisi yang mendengarnya terdiam, In Ah tertawa mengejek.
Hanya karena kau berdongeng tentang semua ingatnmu itu, polisi tidak akan....” kata In Ah mengejek
Saat aku mencari nomor plat-nya, mobilnya adalah mobil curian.” Teriak salah satu polisi
In Ah hanya bisa diam, Polisi langsung berdiri dengan wajah melonggo tak percaya Jin Woo bisa mengingat semuanya dan memuji ingatanya sangat hebat. Jin Woo mengatakan kalau ia belum selesai, menurutnya yang paling penting pelaku ada di ruangan itu.

Semua orang saling berpandangan, In Ah kembali mengejek pelajar itu mau menulis cerita yang alurnya harus selaras, Jin Woo membalas kalau In Ah sebelumnya tak percaya dengan semua yang ada dalam ingatanya, lalu memberitahu kembali kalau pelakunya ada di ruangan itu, sambil mencari-carinya.
Jin Woo menunjuk poster yang DPO dan bisa mengetahui nama pelaku Oh Jong Soo, dengan 15 kasus pencurian. In Ah pura-pura seperti tak peduli dan hanya bisa diam. Jin Woo menegaskan dirinya bisa mengingat semua hal, bahkan sekecil apapun. In Ah melirik dengan wajah malu, semua penumpang bus dan juga polisi memberikan tepuk tangan dengan tatapan melonggo tak percaya. 

Kantor Kejaksaan
Dong Ho masuk sambil bersiul-siul menekan tombol lift, beberapa orang yang lewat melihatnya sangat aneh, bahkan sempat mengoda wanita yang baru keluar lift. Tapi saat akan masuk, wajahnya berubah melihat Jaksa Hong Moo Suk sudah ada didalam menyapanya dan meminta untuk cepat masuk. Akhirnya Dong Ho masuk dengan senyuman dipaksa.
Apa kau masih bekerja di bawah Presiden Suk Joo Il dari Bucheon?” tanya Jaksa Hong dengan tatapan lurus
kau bilang "Di bawah"? Ekspresimu sangat tidak mengasikkan, Jaksa.” Keluh Dong Ho
Aiggo, maafkan aku. Jika ada kesempatan, kita harus bertemu di pengadilan nantinya. Karena hubungan buruk dapat diperbaiki dengan sebuah "pembicaraan hangat".” Ucap Jaksa Hong keluar dari lift, Dong Ho sempat tersenyum lalu ketika pintu tertutup wajah dongkolnya terlihat karena harus bertemu dengan Jaksa Hong, sambil mengumpat Dasar chihuahua jelek

Pengacara Tak Young Jin merasa melemaskan otot lehernya yang lelah dan masuk ke toilet. Dong Ho melihatnya dengan sengaja membawa papan peringatan kalau lantai licin, agar tak ada orang yang masuk ke dalam toilet. Ia berdiri disamping Young Jin sedang buang air kecil memberikan kartu nama dan memperkenalkan diri sebagai pengacara dari Suk Joo il.  Young Jin meihat kartu nama Dong Ho dengan tagline “Pengacara kriminal dengan kemungkinan kemenangan 100%.
Sayang sekali, sepertinya kinerjamu tidak begitu bagus.” Ejek Young Jin
Jika kau memang sudah tahu itu, apa sebaiknya kau tidak membuat kinerjaku makin turun saja, Pengacara?” komentar Dong Ho. Keduanya lalu sama-sama tertawa.
Kita sudahi saja leluconmu itu.” Tegas Young Jin lalu berjalan ke wastafel untuk mencuci tanganya. Dong Ho kembali mengambil kartu namanya yang tak diambil Young Jin 

Direktur Eksekutif Nam Gyoo Man, Nam Il Ho Asuransi Jiwa, kau tahu siapa dia, 'kan? Jangan bermimpi untuk bisa lari dari mereka. Minimal, dia akan berakhir dipenjara dan makan nasi kacang selama 3 tahun.” Jelas Young Jin merapihkan kemeja didepan kaca.
Saat ini penjara tidak menyediakan menu itu karena harga kacang mahal. Hanya ada nasi saja.” Balas Dong Ho
Kau! Apa kau sedang ingin bermain kata denganku sekarang?” Keluh Young Jin menahan amarahnya.
Tapi, Pengacara, Sebelum harga kacang naik, transaksi narkotika merosot di Busan. Jika kau bisa menangani kasus itu, statusmu akan langsung meroket naik. Dan lagi, aku dengar kau baru saja mendapat promosi bulan lalu.” Kata Dong Ho sambil memegang kartu namanya.
Young Jin melihat Dong Ho sengaja menaruh tanda peringatan agar tak ada orang yang masuk. Dong Ho mengakui Young Jin it memang pengacara yang terbaik tapi menurutnya satu-satunya kekurangan yang dimilikinya  adalah menghadapi kasus kejahatan yang besar, karena seorang pengacara pasti juga ingin melebarkan sayapnya.
Akhirnya Young Jin bertanya apa yang diinginkan Dong Ho sekarang. Dong Ho menegaska meminta agar Menarik tuntutan untuk klienny, menurutnya Young Jin sangat lambat, dan kebenaran yang diperlukan adalah dengan mengunakan kesempatan untuk  menilainya dan memulai koneksi baru, lalu menaruh kartu nama ditangan Young Jin dan pamit pergi sambil mengucapakan mereka akan bertemu lagi. Young Jin melihat kartu nama Dong Ho sambil tersenyum. 

Slogan di depan kantor polisi [Polisi Yang Terpercaya, Negara yang Aman] Semua penumpang keluar sambil memuji Jin Woo sebagai anak yang hebat karena bisa mengingat semuanya. In Ah menarik Jin Woo, bertanya kenapa pelajar sepertinya bisa bersikap seperti orang dewasa.
Aku sudah mengemis-ngemis memohon permintaan maafmu, dan kau harusnya menerima permintaan maafku.” Ucap In Ah tak enak hati
Memangnya kau mau apa jika aku sudah memaafkanmu?” balas Jin Woo sinis dan ingin berjalan tapi In Ah kembali menahannya
Ah, Hei. Aku kan sudah minta maaf dan Manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Inikan hanya kesalahpahaman yang begitu tiba-tiba.” Kata In Ah
“Menurutmu Kesalahpahaman? Aku hanya ingin membantumu mengambilkan tas, dan kau malah menuduhku sebagai pencuri. Jika bukan karena ingatanku, aku masih diselidiki oleh polisi Dan mereka semua pasti akan mencemoohku. Mulai sekarang, jika kau tak tahu apa-apa. Jangan hanya berspekulasi Karena spekulasimu menentukan hidup seseorang.” Tegas Jin Woo memperingatinya.

Jin Woo berjalan meninggalkan In Ah yang merasa malu, lalu kembali memberitahu karena sebelumnya In Ah megaku sebagai mahasiswa jurusan hokum yang mengatkan tentang KUHAP pasal 4 ayat 5.
Pasal 4 KUHAP adalah tentang yurisdiksi territorial Dan hanya ada 3 ayat.” Tegas Jin Woo kesal, In Ah hanya diam karena ternyata ingatan salah tentang KUHP. 

Di kampus,
Dosen sedang membahas sebuah kasus tentang seorang pria yang mabuk Masuk ke rumah sepupunya sementara sepupunya sedang tidur telanjang, In Ah yang telat mencoba masuk ke dalam dan duduk dibagian belakang.
Dia mengangkat selimut yang menutupi badan sepupunya dan menyentuh payudaranya. Saat itu, wanita itu bangun dan Berteriak, "Hei, kau!!!"” ucap dosennya, In Ah sempat terdiam karena berpikir ketahuan sudah telat datang masuk kelas, tapi ternyata dosenya tak menyadarinya dan kembali melanjutka kasusnya.
Pria itu bingung dan lari, Jenis kejahatan apa yang dia lakukan?” tanya Dosennya lalu menunjuk In Ah yang baru akan duduk. In Ah terlihat kebinggungan
Sepupu itu... umm... melakukan hal yang tercela. Diam-diam, sementara dia sedang tidur dan telanjang. Tentu saja kita harus memenjarakan orang seperti dia.” Kata In Ah yakin
Meskipun dia gagal memperkosanya?” tanya dosennya.
Kalau begitu... kejahatannya adalah percobaan perkosaan?”kata In Ah menebak-nebak, Seorang wanita bernama Nam Yeo Kyung mengangkat tanganya.
Ini bukanlah bagian dari kejahatan percobaan perkosaan.” Kata Yeo Kyung tak setuju
In Ah yakin dengan jawabanya karena si  pelaku masuk ke rumah dan menyentuh payudara sepupunya. Yeo Kyung melihat si pelaku yang berlalari saat diteriaki, jadi ia terbebas dari hukuman pemerkosaan Dengan begitu, kejahatannya termasuk dalam pelanggaran, memasuki rumah orang lain.
Dosen bertanya jenis hukum apa yang didapatkan oleh pelaku, In Ah berpikir hukuma apa yang didapatkanya. Tapi Yeo Kyung lebih dulu menyambar jawabannya dengan Berdasarkan Pasal 319 UU Pidana, pelaku akan dipenjara kurang lebih 3 tahun Atau denda kurang lebih $ 5.000. In Ah hanya bisa mengangguk dengan senyuman terpaksa.
bersambung ke part 2  

3 komentar:

  1. kyaaa ....!!!! senengnya!! akhirnya,setelah ditunggu2 sinopnya akhirnya di posting.
    Maksih sebelumnya ya mba, terus semangat buat sinopnya. slalu kutunggu >_<

    BalasHapus
  2. Awal episode yg menegangkan. . Hehe
    mbk dee. .semangat. . :-(

    BalasHapus
  3. semangat buay mba nya untuk nulis sinopsis ini ..keren bangeet...😁😊🙌

    BalasHapus