PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 17 Desember 2015

Sinopsis Remember Episode 3 Part 1

In Ha berjalan menyusuri lorong melihat papan nama dibagian atas bertuliskan  Pengacara Park Dong Ho. Jin Woo mengeluarkan semua uang pecahan 50ribu Won dalam tasnya, Dong Ho mengatakan kalau mau menyewanya Jin Woo harus menambahnya sebanyak 10juta lagi. Jin Woo setuju akan segera kembali membawa uang yang dinginkanya.
Kalau begitu, aku mau uang sebanyak 120jt.” Kata Dong Ho memegang gepokan uang ditanganya, Jin Woo berhenti melangkah dan In Ah mendengar dan melihat dari depan pintu
Apa kau mengerti apa yang aku maksud? Permainan sudah berakhir, jadi Pulanglah.” Ucap Dong Ho mengusir. 

In Ha langsung masuk karena tak ingin Jin Woo diseret padahal tak melakukan salah apapun. Dong Ho dengan ketus menyuruh In Ah saja yang membawa Jin Woo pulang segera, karena tak mau berurusan dengan anak SMA seperti Jin Woo. In Ah menarik Jin Woo untuk pulang saja. Jin Woo dengan mata berkaca-kaca langsung berlari ke depan Dong Ho.
Bukannya yang kau butuhkan itu uang? Sekarang aku sudah membawanya. Kenapa kau tak mau menerima uangku? Kenapa?!” teriak Jin Woo histeris
Manajer Byun, seret dia keluar.” Perintah Dong Ho tak peduli. 

Keduanya akhirnya di dorong keluar dari gedung oleh anak buah Dong Ho, menyuruh keduanya pulang saja. Jin Woo kembali berlari berteriak memanggil Manager Byun kalau ia punya uang. Anak buah Dong Ho menahanya. Manager Byun mengeluh Jin Woo itu anak yang keras kepala
Aku punya uang. Ahjussi, aku mohon!” teriak Jin Woo
Kenapa kau diam saja? Cepat Bawa dia pulang.” Perintah Manager Byun pada In Ah.
Akhirnya keduanya berjalan lewati pinggir jembatan, In Ah menghadangnya menanyakan alasan Jin Woo ingin menyewa Dong Ho, seperti tak yakin pria dengan wajah gangster itu seorang pengacara. Jin Woo berteriak tak ada urusan dengan In Ah apakah ia mau menyewa pengacara atau tidak lalu pergi meninggalkanya. 

Dong Ho duduk sendirian diruangan sambil merenung, mengingatkan dirinya saat memberhentikan mobil Joo Il ketika ayahnya meninggal sebagai petinju dan tak ada yang datang, lalu Jin Woo melakukan hal yang sama memberhentikan mobil ketika ingin meminta pembelaan.
Manager Byun datang membawa makanan, menanyakan apa yang sedang dipikirkan atasnya. Dong Ho membuka matanya dan hanya diam, matanya seperti menerawang jauh menyamakan dirinya saat masih remaja dengan Jin Woo. 

Di ruang pengadilan
Hakim akan melanjutkan sidang kemarin, memulai dengan pemeriksaan silang penuntutan saksi, lalu brtanya pada pembela umum, apakah ia masih belum menemui saksi. Pengacara Umum gagap menjawab pertanyaan, mengatakan ia tak menemukan saksi.
Jin Woo hanya bisa menatap ayahnya dengan sedih, sementara didepanya, Jaksa Hong tersenyum karena tuntunan bisa dengan cepat selesai. Hakim menghela nafas karena tak ada satu pun saksi yang melihat kejadian berlangsung. Pengacara umum membenarkan dengan suara gagap. Jin Woo hanya bisa tertunduk menahan sedih. 

Video pegerebakan di ponsel, terlihat seorang pria sedang tidur dengan wanita cantik disebuah hotel. Dong Ho memotong steaknya terlihat sangat menikmatinya, Wanita kaya mengembalikan ponsel milik Dong Ho setelah melihat rekaman video.
Terdapat 20 bangunan di wilayah Gangnam... Setelah sidang, gedung itu akan terdaftar atas nama anda.” Jelas Dong Ho pada kliennya.
Aku percaya pada anda. Apa yang harus kusiapkan untuk persidangan?” tanya Si wanita
Aku akan memutar rekaman yang tadi anda lihat di pengadilan. Saat hakim mulai mengarahkan perhatiannya pada anda, maka Anda hanya perlu mengeluarkan air mata. Latihanlah.” Pesan Dong Ho 

Ponsel Dong Ho bergetar, Manager Byun memberitahu kalau dugaan yang dikatakan Dong Ho benar. Dong Ho sudah yakin dengan dugaanya, Pasti ada alasan Nam Gyu Man pergi ke konstruksi bangunan itu. Manager Byun bertanya apakah Dong Ho mengenal  Oh Jung Ah?
Kenapa kau tiba-tiba membahasnya?” tanya Dong Ho serius
Jika ada kata "Kenapa", kau pasti tahu jawabannya, 'kan?” ucap Manager Byun
Dong Ho sudah ada didalam mobil sambil menerima telp Manager Byun, kalau di pesta mewah yang diadakan Nam Guy Man dan Oh Jung Ah juga diundang, selain itu pada malam pembunuhan terjadi.
Manager Byun dengan menaikan kaki ke atas meja menceritakan mata-mata mereka juga bilah Jun Ah pergi ke Villa. Dong Ho sudah ada didepan pengadilan menanyakan apakah Manager Byun yakin dengan ucapanya. Manager Byun sangat yakin dan menanyakan keberadan Seniornya sekarang.
Dong Ho memberitahu Beberapa langkah lagi akan masuk di pengadilan anak SMA itu. Manager Byun kaget karena awalanya Dong Ho tak mau mengambil kasusnya, Dong Ho seperti tak peduli lalu menutup telpnya. 

Dong Ho masuk membuka pintu ruang pengadilan, semua orang melihat kedatangan yang terlihat nyentrik dengan jas ungu dan berkacamata. Dong Ho menatap Jin Woo yang berpikir sudah lama menunggunya, lalu mengedipkan matanya. Mata Jin Woo berkaca-kaca seperti mendapatkan harapan ayahnya bisa bebas dari tuduhan.
Mulai sekarang, saya akan menjadi pengacara Seo Jae Hyuk.” Kata Dong Ho, suasana ruang pengadilan langsung bergemuruh dengan bisikan orang-orang yang melihat sidang.
Hakim juga binggung ada pengacara lain, lalu bertanya Apa hal ini sudah disepakati sebelumnya. Dong Ho melirik pada Jaksa Hong yang dikenalnya lalu masuk ke dalam ruang sidang berdiri didepan terdakwa. 

Aku adalah Pengacara Park Dong Ho. Mulai hari ini, aku telah ditunjuk oleh anak anda sebagai pengacara anda.” Ucap Dong Ho pada Tuan Seo
Tapi, Sunbae-nim, apa yang anda lakukan? Ini adalah posisiku.”teriak pengacara umum tak terima
Dong Ho malah menyindir apaka penyakitnya sudah sembuh dan tidak gagap lagi. Pengacara umumu mengatakan ia hanya gagap saat persidangan saja. Dong Ho mengeluh juniornya itu sungguh tak gampang mengerti kalau kemarin sudah menyuruhnya duduk manis saja, agar "Minum obat dan pulanglah ke rumah".
Hakim mengetukan palu memperingatkan agar bisa menjaga sikapnya, lalu menanyakan apakah Dong Ho benar pengacaranya atau ia harus mengeluarkan dari ruang sidang. Dong Ho memperlihatkan surat kontrak pada Tuan Seo, lalu memberikan pulpen agar menandatanginya, dengan begitu bisa membelanya di pengadilan.
Tuan Seo menatap anaknya, Jin Woo memberikan senyuman dan juga anggukan. Akhirnya Tuan Seo yang nampak bingung memberikan tanda tangan lalu memberitahu hakim kalau Dong Ho adalah pengacaranya. Pengacara Umum ingin protes tapi Dong Ho lebih dulu menyuruhnya cepat keluar saja tanpa banyak bicara. 

Dong Ho mendekati Jin Woo yang duduk dibelakang ruang sidang, menanyakan namanya karena lupa. Jin Woo dengan mata berkaca-kaca menyebut namanya. Dong Ho memberitahu Jin Woo alasan terlambat karena  pergi makan siang tadi, apabila ia lapar maka  aku tak bisa lancar berpikir.
Tapi, aku tak begitu terlambat, 'kan?” tanya Dong Ho
“Yah... Dan penampilan pertamamu sangat keren. Tapi, bukannya kau tak mau datang?” kata Jin Woo binggung, Dong Ho meminta Jin Woo untuk mendekat.
Jin Woo, dengarkan aku baik-baik. Seorang bocah yang punya kekuasaan yang besar, berhubungan dengan kasus ini, kau mengerti? Aku sudah mencium baunya.” Bisik Dong Ho, Jin Woo terlihat binggung. 

Terlihat pria berjas melihat keduanya, seperti sedari tadi mengikuti sidang keluar dari ruangan dan langsung menelp. Sek Ahn sedang ada diruang spa menerima telp hanya mengatakan ia mengerti, lalu memberitahu Gyu Nam kalau pihak Tuan Seo sudah menganti pengacaranya.
Gyu Nam seperti tak begitu terkejut masih menutup mata menikmati pijatanya. Sek Ah memberitahu Pengacara baru dari Tuan Seo adalah pengacara yang menemuinya kemarin. Gyu Nam membuka matanya mengingat Dong Ho yang menemuinya di gedung konstruksi.
Jika ada satu saja rekaman CCTV saat kejadian, riwayatmu sudah tamat, iyakan? Dan , satu hal lagi. Kudengar, kau sudah mengadakan pesta di villa Seochon-mu, 'kan? Bersama dia juga” ucap Dong Ho tertawa. Menginta semua membuat lirikan pembunuh Gyu Nam langsung keluar. 

Ruang Sidang
Hakim meminta agar pengacara mulai memberikan pembelaanya, Jin Woo tersenyum melihat Dong Ho sudah berdiri siap membela ayahnya. Dong Ho merapihkan jasnya meminta sidang lanjutan, semua ruangan langsung bergemuruh.
Yeo Kyung yang duduk dibangku juri, mengerutkan dahinya. Hakim bertanya apakah pembelaan dari Dong Ho yang pertama adalah meminta sidang lanjutan, Dong Ho membenarkan. Hakim menanyakan alasan Dong Ho meminta sidang lanjutan.
Ada saksi penting dalam kasus ini, tapi kami masih tahap pencarian saksi itu. Saya hanya butuh 1 hari. Dan juga agar sidang tetap adil bagi terdakwa.” Jelas Dong Ho
Jaksa, apakah anda berkeberatan dengan permintaan sidang lanjutan ini?” tanya hakim
Saya juga ingin tahu siapakah saksi itu. Jadi Saya tak keberatan.” Kata Jaksa Hong dengan berdiri dari tempat duduknya. Tuan Seo terlihat kebinggungan dengan mata melihat kesana kemari. 

Semua keluar dari ruang sidang, Dong Ho dengan lantang memanggil Jaksa Hong yang baru keluar dari pintu berbeda, lalu menghampirinya. Jin Woo mengikutinya dari belakang, Jaksa Hong melirik sinis melihat Dong Ho menghampirinya.
Kau pernah mengatakan ini padaku, Karena hubungan buruk dapat diperbaiki dengan sebuah "pembicaraan hangat". Tenyata Perkataanmu memang benar.” Kata Dong Ho
Kita akhirnya bisa menjadi pelaku hukum yang hebat, Tapi, saat kita harus saling melawan seperti ini, bagaimana yah? Ini pasti Sangat menarik.” Komentar Jaksa Hong
Kau benar sekali. Kita harus bertanding dengan adil.” Kata Dong Ho
Jaksa Hong seperti sudah tahu, Dong Ho tak memiliki satupun saksi. Dong Ho merasa itu yang membuatnya penasaran dengan alasan Jaksa Hong yang setuju dengan permintaanya. Jaska Hong merasa Dong Ho belum tahu laporan dari polisi jadi ia hanya ingin sidang yang adil.
Apakah aku membawa saksinya ataukah menangkap pelaku sebenarnya dan membawanya ke pengadilan, tunggu dan lihat saja jawabannya.” Tegas Dong Ho, Jin Woo yang mendengarnya terlihat kaget.
Apa aku salah dengar? Apa kau bilang tadi "Pelaku yang sebenarnya"?” sindir Jaksa Hong
Kau tidak salah dengar. Kita akan bertemu di sidang selanjutnya.” Ucap Dong Ho lalu berteriak memanggil Jin Woo untuk menemui ayahnya. 

Dong Ho berjalan dari pengadilan sambil memeluk erat Jin Woo. In Ah yang melihatnya sangat yakin Dong Ho sudah menolak kemarin. Yeo Kyung sudah ada berdiri disampingnya menanyakan apakah In Ah mengenal pengacara itu.
Aku hanya bingung kenapa dia tiba-tiba mau menerima kasus ini.” kata In Ah
“Lalu Menurutmu kenapa dia ingin mengambilnya? Tentu saja karena uang. Dia sangat terkenal karena gila dengan uang. Jika ada uang, dia akan melakukan apa saja untuk menang.” Tegas Yeo Kyung yakin, In Ah melihat Jin Woo yang diajak masuk ke dalam mobil yang dibawa Dong Ho. 

Dong Ho datang ke penjara meminta maaf karena telah memperkenalkan dirinya. Tuan Seo dengan senyuman memperkenalakan diri. Dong Ho memuji Jin Woo sebagai anak yang baik dan telah membesarkannya dengan baik. Tuan Seo mengucapakan terimakasih.
Pertama-tama, kau harus memberitahuku sesuatu. Kita tidak di pengadilan, jadi jujur saja. Seo Jae Wook, apa kau membunuh Oh Jung Ah?” tanya Dong Ho, Jin Woo dan ayahnya terlihat kaget dengan pertanyaan blak-blakan.
Jika memang benar dan kau pura-pura hilang ingatan, kita harus menyamakan cerita kita. Karena aku sudah berpengalaman dalam kasus yang seperti ini, katakan saja.” Kata Dong Ho, Tuan Seo tak percaya Dong Ho bisa memberikan tunduhan itu.
Hubungan antara pengacara dan kliennya, adalah menjaga informasi, hal ini tertulis dalam hukum pidana, ayat 337. Pengacara tak akan membocorkan data apapun untuk keberhasilan kasusnya.”jelas Dong Ho

Ahjussi, kau tak percaya pada ayahku? Jika begitu, apa bedanya kau dengan detektif dan semua jaksa itu?” teriak Jin Woo tak terima
Kau diam saja! Pengacara ayahmu adalah aku. Jangan ikut campur.” Teriak Dong Ho menatap Jin Woo.
Bahkan jika kau mengaku membunuhnya, aku tak akan bersaksi atas fakta itu. Tapi, sebagai gantinya, aku ingin tahu kebenarannya.” Tegas Dong Ho lalu mengeluarkan selembar kertas
Apa isi pernyataan pengakuan ini? Kau menuliskan bahwa kau membunuh Oh Jung Ah, bukankah begitu? Tapi, kau tetap menyangkalnya? Jika kau tak tahu harus bagaimana, mengaku saja. Karena dalam kasus ini, kau bias dijatuhkan hukuman pembunuhan terencana. Bagaimanapun kerasnya interogasi polisi itu, aku tak percaya jika ada orang yang mengaku dialah pelakunya, benarkan?” ucap Dong Ho dengan nada tinggi, Tuan Seo menatap anaknya terlihat binggung.
Alasan kenapa aku tak bisa membela diri, karena aku mendapat ancaman.” Akui Tuan Seo. 

Flash Back
Di gudang yang sedikit gelap, Tuan Seo dihadapkan dengan pulpen dan kertas diatas meja. Polisi mengejek Tuan Seo yang tak tahu harus menulisk kalimat penyataanya, Tuan Seo menegaskan tak akan menulis apa pun.
“Jadi kau Tidak mau? Bukannya kau yang membunuhnya?” kata polisi mengancam dengan pistol dikepalanya
Aku-aku-aku tidak membunuhnya!.... Sungguh..... Aku tidak membunuhnya.” Kata Tuan Seo ketakutan. Polisi akhirnya melempar pistolnya keatas meja.
Tn. Seo Jae Hyuk, apa kau tahu berapa kasus orang hilang tiap tahunnya? Lebih dari 90.000 orang. 90.000. Sebanyak 89.000 berhasil pulang, tapi 1.000 lainnya tidak bisa pulang, Selamanya.” Kata polisi
Ia membuka berkas mengetahui Tuan Seo memilih satu putra dan melempar foto Ji Woo diatas meja. Tuan Seo melihat foto anaknya dengan wajah panik, Polisi mengancamnya karena mereka adalah tim detektif dalam menangani kasus itu mengusulkan untuk memasukan anaknya dalam daftar orang hilang Ataukah, sebuah mayat ditemukan di Sungai Han, lalu mereka bisa menganggap identitasnya tidak diketahui.
Tuan Seo dengan tangan terborgol mencengkram buju polisi berteriak kalau anaknya itu salah dan tak tahu apa-apa. Polisi preman lainya menarik Tuan Seo untuk duduk kembali. Polisi memberika pulpen agar segera menuliskan surat penyataan kalau ia adalah pembunuh Oh Jung Ah. Tuan Seo menatap foto anaknya lalu dengan cepat menuliskan surat penyataan. 

Tuan Seo menatap surat penyataan didepanya, lalu mengaku pada Dong Ho walaupun kepalanya tak mengingatnya, tapi hatinya bisa mengingatnya. Serta tak tahu harus bagaimana menjelaskan hal ini. Dong Ho menatapnya dengan bersandar dikursi melipat tanganya didada.
Tapi, aku sungguh merasa tidak membunuh Jung Ah. Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak membunuhnya. Jika anda tak percaya, anda tak perlu membelaku.” Kata Tuan Seo pasrah, Jin Woo hanya bisa tertunduk, Dong Ho mendongkak kepala sejenak lalu kembali duduk tegap.
Baiklah. Aku akan berusaha yang terbaik.” Tegas Dong Ho, Tuan Seo tersenyum mengucapkan terimakasih. Jin Woo terlihat kemballi mendapatkan harapan.

[Kantor Pengacara Park Dong Ho]
Jin Woo membawakan tas yang berisi uang sebagai bayaran untuk pengacara. Dong Ho mengembalikan dengan melemparkanya, tapi meminta berjanjilah satu hal, apabila ia menyelamatkan hidup ayahnya maka ia harus menggunakan kemampuannya itu hanya untuk dirinya.  Jin Woo terlihat binggung.
Kau menyebutnya apa? Ingatanmu yang bagus itu? Hyperthymesia? Kau bisa menjadi pengacara, dalam waktu yang singkat, tidak sepertiku yang membutuhkan waktu 10 tahun.” Kata Dong Ho
Jin Woo tertunduk seperti tak yakin, Dong Ho mengambil selembar uang 50ribu won dari tas lalu memberikan tandatangan dan menganggapnya sebagai kontrak, jadi meminta untuk tanda tangan juga. Jin Wo tak percaya Dong Ho ingin membelinya hanya dengan 50ribu saja.
Aku juga hanya mengambil 50.000 won darimu, bukannya itu sudah adil?” kata Dong Ho

Jin Woo menatap uang didepanya lalu memberikan tanda tangan tanpa ragu, Dong Ho berjabat tangan karena pilihan Jin Woo sudah tepat dan menyimpan uang itu dalam sakunya, setelah itu memintanya agar mengembalikan semua uang itu. Jin Woo mengerti lalu menanyakan alasan Dong Ho tiba-tiba saja berubah pikiran, padahal sebelumnya kalau semua demi uang.
Dong Ho merasa Jin Woo tak perlu tahu. Jin Woo tahu dipengadilan Lawanya adalah seorang yang berkuasa, lalu bertanya apakah orang itu yang membunuh Jung Ah. Dong Ha mengatakan itu hanya dugaan sementara, apabila  sudah pasti maka akan memberitahunya, lalu meminta Jin Woo mulai sekarang untuk melakukan perintahnya dengan mengunakan segala kemampuan dan katakan padaku, semua hal yang terjadi mulai dari hari menghilangnya ayahnya Secara rinci dan akurat.

In Ah mencari berita di internet tentang "Kasus Pembunuhan Mahasiswi Seocheon"  Tersangka belum ditetapkan, sambil memakan  cemilan dan menempel semua dalam dinding dengan memberikan note.
Sementara Dong Ho dengan papannya menuliskan poin-poin “Hubungan Oh Jung Ah dan Seo Jae Hyuk.” Lalu “Barang-barang Seo Jae Hyuk tak ditemukan.” dengan gambar saat penangkapan. Ia tahu Ayahnya dengan korban saling mengenal dan Jaraknya sekitar 1.3km, lalu bertanya apakah Jin Woo melihat ada senjata di sana.
Jin Woo mengatakan tidak sama sekali. Dong Ho menanyakan dimana ayahnya ditangkap. Jin Woo menceritakan Saat di pemakaman Jung Ah polisi datang, pikiran seperti mengingat saat detektif yang mendorongnya memakain pistol.
Detektif yang menangkap ayahku, dia membawa pistol. Aku melihatnya di pemakaman Jung Ah- noona.” Kata Jin Woo, Dong Ho menanyakan apakah Jin Woo yakin dengan ucapanya.
Di kamarnya, In Ah sibuk menempelkan semua note dalam berita yang sudah diambilnya dari internet. 

Beberapa orang terlihat ketakutan memilih keluar ruang sauna melihat pria bertato naga dibagian punggung. Dong Ho masuk dengan memperlihatkan tatto yang sama dari belakang.
Joo Il melihat Dong Ho yang baru datang menanyakan apa saja yang dikerjakan sampai mukanya menjadi sangat lesu. Dong Ho menceritakan sedang berusaha keras untuk mencari sebuah bukti. Joo Il penasaran sidang apa yang sedang dipegangnya, keduanya duduk bersama menikmati uap sauna.
Nam Gyu Man, yang bermasalah denganmu sebelumnya itu, berhubungan dengan kasus ini. Di vilanya, Nam Gyu Ma mengundang semua teman sosialitanya dan melakukan pesta seks di sana. Tapi, tak satupun nama mereka disebutkan dalam penyelidikan polisi Meskipun ada yang tewas saat pesta mereka.” Cerita Dong Ho
Bagaimanapun jejak yang ditinggalkan, tak akan mudah untuk menangkapnya. Apa kau tak takut?” goda Joo Il
Semua anak orang kaya sepertinya memang sangat menyulitkan.”komentar Dong Ho, Joo Il merasa Dong Ho mmengambil kasus ini karena si bocah Nam sialan itu. Dong Ho mengaku buka itu juga alasanya.
Joo Il pikir apa lagi alasanya, Dong Ho mengaku baru bertemu dengan bocah dengan kemampuan luas biasa yang bisa mengingat semua hal, bahkan Tak ada hal yang dilupakanya. Joo Il tak percaya ada manusia seperti itu, lalu menanyakan pendapat Dong Ho apakah bocah itu bisa menguntungkanya. Dong Ho tersenyum karena telah menandatangani kontrak mahal dengannya. Joo Il ikut tertawa bahagia. 

Dong Ho dan Manager Byun pergi ke TKP yang masih diberi garis polisi dan ada berkas darah di atas rumput yang menguning. Dong Ho pikir Jika memang tempat itu ijebakan, pasti masih ada jejak yang tertinggal di TKP, lalu meminta teropong.
Seberapa jauh villa itu dari sini?” tanya Dong Ho sambil meneropong.
Jika kita melihatnya dari sini, mungkin jaraknya adalah 1,5km.” ucap Manager Byun yang melihat jarak dengan mata telanjang.
Lokasi pembunuhannya ada di sini. Itu artinya, Oh Jung Ah pergi ke villa malam itu...” kata Dong Ho yakin. 

[Pengadilan Seoul]
Dong Ho baru keluar dari lift langsung dihadang oleh In Ah, dengan santai berpikir wanita muda itu menyukainya, lalu memberitahu Wanita yang kurus kering seperiti In Ah bukan tipenya, belum sempat melanjutkan perkataan In Ah sudah menyela.
Aku tak akan bertele-tele. Itu bukanlah uangnya, Meskipun kau sangat suka uang, kau harus mempertimbangkannya dulu. Kau pasti tahu, kita tak boleh memanfaatkan anak yang tidak tahu apa-apa itu.” Ucap In Ah sedikit gugup.
Aku tak tahu apa hubunganmu dengan klienku. Tapi, jangan sampai kau tak hadir dalam sidang itu.” Pesan Dong Ho mengodanya lalu pergi. 

Ruang sidang
Hakim menanyakan pada Pengacara  apa yang telah disiapkan, karena seharusnya ia membawa seorang saksi. Dong Ho berdiri memberitahu Saksi mereka akan segera datang. Hakim meminta untuk sekarang mempersilahkan saksi dari Pihak Penuntut untuk masuk. Polisi yang mengancam tuan Seo masuk kedalam ruang sidang.
Silakan sebutkan nama dan pekerjaan anda.” Kata Jaksa Hong
Detektif Gwak Han Soo, yang menangkap dan meminta terdakwa menulis pengakuan.” Jawab Han Soo dengan tegas.
Tolong jelaskan proses penangkapan terdakwa.” Pinta Jaksa Hong
Saya hanya curiga, kenapa dia bias tersesat menuju rumahnya sendiri Dan bahkan dia sangat mengenal korban dan dia tak mengakuinya.” Jelas Han Soo
Jarak antara rumah terdakwa dan TKP adalah 3km. Apakah itu benar?” tanya Jaksa Hong
Han Soo membenarkan, Jaksa Hong mengatakan Han Soo menemukan fakta lain saat berada di TKP. Han Soo menceritakan Terdakwa dalam keadaan mabuk karena Bajunya tercium aroma alkohol. Jin Woo mulai bereaksi karena penyataan Han Soo membual. Jaksa kembali bertanya kalau ketika melapor terdakwa dalam keadaa mabuk. Han Soo membenarkan.
Keadaan mabuk yang saksi katakan tak tercantum dalam laporan penyelidikan polisi. Karena pengakuan saksi tak berdasar sama sekali, tolong adakan pemeriksaan.” Tegas Dong Ho membela dengan berdiri
Status terdakwa awalnya adalah saksi dan bukannya tersangka. Pernyataan saksi ini bisa dipercaya.” Kata Jaksa Hong, Hakim meminta Pihak Penuntut melanjutkannya.
Kita bisa menyimpulkan situasinya. Terdakwa, tak mengingat membunuh korban karena dia dalam keadaan mabuk Atau hanya berpura-pura tak mengingatnya.” Ucap Jaksa Hong, Han Soo juga berpikiran seperti itu, Jaksa Hong pun menyelesaikan penuntutanya. 

Jin Woo menatap ayahnya dengan berkaca-kaca, Dong Ho menekan kepala yang terlihat pusing lalu Hakim menanyakan saksi yang dibawanya. Dong Ho dengan penuh semangat mengatakan memiliki satu saksi, berjalan ketengah kalau saksinya akan segara datang menunjuk Han Soo yang ingin keluar ruang sidang.
Pertama-tama, saya mau bertanya sebelum mendengar kesaksian anda. Apakah anda tahu hukuman berat untuk pengakuan palsu, 'kan?” kata Dong Ho, Han Soo tahu lalu Dong Ho menyuruhnya duduk kembali. Jaksa Hong terlihat tegang.
Baiklah. Apakah benar anda menahan terdakwa selama 3 hari dan memaksanya menulis pengakuan?” tanya Dong Ho, Han Soo menyangkal.
“Apa Anda sungguh tidak menahan terdakwa tanpa surat perintah?” tanya Dong Ho kembali
Saya adalah detektif. Kenapa saya ingin repot-repot ke sini untuk berbohong?” sindir Han Soo, Jaksa Hong yang mendengarnya tersenyum.
Dan saat anda memintanya menulis pengakuan itu, apakah anda mengancam terdakwa akan menembak kepalanya?” tanya Dong Ho, semua terlihat saling berbisik.
Kami tak diijinkan untuk menggunakan senjata saat proses interogasi.” Tegas Han Soo

Dong Ho menyimpulkan serorang Detektif tak bisa membawa senjata ke dalam ruang interogasi. Han Soo membenarkan, Tuan Seo tak bisa menahan amarahnya berteriak Han Soo yang berbohong dan memintanya untuk mengatakan yang sebenarnya. Dua polisi menarik Tuan Seo agar duduk lagi dibangku terdakwa. Hakim kembali mengetuk palu meminta untuk dilanjutkan.
Karena menghadiri pengadilan seperti ini termasuk dalam tugas kalian, Apa anda membawa pistol? Apakah anda bisa mengeluarkannya?” ucap Dong  Ho, Han Soo ingin mengeluarkan tapi Dong Ho menahan sebentar.
“Tunggu sebentar.... Apakah itu adalah, sebuah pistol a.38 caliber dengan isi peluru 6?” tanya Dong Ho
Ya, di antara semua pistol yang diberikan kepada polisi, 8 dari 10 polisi akan mendapatkan pistol ini.” jelas Han Soo
Dong Ho rasa harus memperjelas lebih banyak lagi, Jin Woo kembali mengingat kejadian semalam meminta agar mengingat bentuk pistol. Jin Woo mengatakan  pegangan pistolnya hangus seperti sudah terbakar dan di tengah pegangannya juga Tertulis inisial GHS.
Huruf "S" nya tak begitu jelas, karena pasti sudah terhapus. GHS! Detektif, nama anda adalah Gwak Han Soo. “ tegas Dong Ho, Han Soo melirik pada Jaksa Hong lalu Tuan Seo yang melotot padanya.
Dong Ho meminta Han Soo memperlihatkan pistolnya, Han Soo sempat terdiam lalu mengeluarkan pistol dan menaruh diatas meja. Dong Ho mengangkatnya memberitahu kalau itu pistol yang sama, lalu bertanya pada semuanya, Bagaimana Ia  bisa begitu tahu persis pistol yang digunakannya.
Han Soo terlihat gugup dan semua nampak tegang, Dong Ho memberitahu bahwa terdakwa yang memberitahu pistol yang digunakan untuk mengancamnya. Han Soo melirik Tuan Seo tak percaya. Dong Ho menanyakan pada Saksi, apakah Han Soo telah mengancam terdakwa akan membunuh anaknya.
Keberatan! Pengacara telah mengajukan pertanyaan yang tak berhubungan.” Kata Jaksa Ho berdiri
Apa maksud anda? Menurut Pasal 2, ayat 4 dalam aturan pidana kriminal, Tindakan ini diperbolehkan apabila saksi terus mengatakan pernyataan palsu.” Teriak Dong Ho lalu berjalan ke kursi juri
Para Juri sekalian, orang tua macam apa, yang tega melihat anaknya berada dalam bahaya. Pengakuan yang ditulis di bawah paksaan dan tekanan tak boleh digunakan sebagai bukti. Saya meminta bukti dicabut” tegas Dong Ho dengan tangan didada seperti mengambil sumpah kembali ke tempat saksi. Jin Woo dan Ayahnya bisa tersenyum lega. 

Semua wartawan mengambil gambar dan siap dengan mic yang disodorkan pada Dong Ho.
Detektif yang memaksa terdakwa harus mendapatkan hukuman setimpal Dan pelaku yang sebenarnya belum bisa tertangkap. Jika "Kau" menonton ini, sebaiknya kau menyerahkan diri, atau aku yang akan menyeretmu.” Kata Dong Ho memberika penyataan lalu mengajak Jin Woo pulang. 

Ketika keduanya berjalan diparkiran mobil Jaksa Hong memberikan klakson dan berhenti memberikan komentar Sidangnya semakin menarik. Dong Ho meberitahu Sidang selanjutnya akan semakin menarik, yaitu Sidang yang membuktikan penuntutan Jaksa Hong itu adalah salah, lalu mengatakan mereka akan pulang karena sibuk.
Tunggu. Sebenarnya apa yang kau rencanakan? Aku sungguh tak mengerti. Karena aku tahu, kau bekerja untuk uang Ataukah kau sudah kaya, dan hanya ingin eksis saja?” sindir Jaksa Hong dengan senyuman liciknya.
Tertawalah sepuasnya. Karena, pada akhirnya aku yang akan menang dan akan menertawaimu.” Balas Dong Ho, Jaksa Hong hanya tertawa lalu pergi mengemudikan mobilnya. 

Dong Ho memegang bahu Jin Woo dengan penuh keyakinan mereka berdua yang akan tertawa nanti. Jin Woo bertanya sebelum pergi apakah seorang pengacara bisa berbohong di pengadilan, Dong Ho pikir Jin Woo menunjuk dirinya.
Bukan ini tentang ayahku, tapi aku yang memberitahumu bentuk pistol itu.” Kata Jin Woo
Aku hanya membalas tindakan mereka, Karena aku tahu Mereka adalah pembohong dan an kebohonganku bukan apa-apanya daripada mereka.” Jelas Dong Ho lalu pamit pulang lebih dulu karena harus membeli jas yang baru. Jin Woo tersenyum seperti mengurangi rasa khawatirnya.
bersambung ke part 2  

1 komentar: