PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 18 Desember 2015

Sinopsis Remember Episode 3 Part 2

Yeo Kyung heran sudah meminjat ayahnya tapi masih merasakan sakit. Gyu Nam mendatangi ayahnya dengan sopan dan terlihat sangat takut, Tuan Nam berteriak menanyakan apa lagi masalah yang dibuat anak sulungnya. Yeo Kyung mengeluh kakaknya berulah lagi membuat leher ayahnya jadi tegang.
Tiap kali kau berulah, semua ototku menjadi tegang.” Teriak Tuan Nam, Yeo Kyung meminta ayahnya tenang karena akan memijatnya. Tuan Nam tersenyum bahagia, Gyu Nam melirik adiknya yang bisa sekali menjilat sang ayah.
Siaran berita TV terdengar, tetang laporan kasus pembunuhan mahasiswi Seocheon. Yeo Kyung menceritakan ia bergabug dalam tim juri untuk kasus itu. 

Mata Gyu Man langsung melotot tajam ketika berita tentang Pengacara mengatakan terdakwa mengaku karena diancam oleh polisi dan diputar saat Dong Ho memberikan penyataan
Dan pelaku yang sebenarnya belum bisa tertangkap. Jika "Kau" menonton ini, sebaiknya kau menyerahkan diri, atau aku yang akan menyeretmu.” Ucap Dong Ho yang menunjuk ke depan kamera.
Gyu Man merasa seperti Dong Ho sedang menunjuk dirinya, Ayahnya kembali memanggil anaknya memberitahu mereka akan membuka cabang baru, jadi meminta agar Jangan membuat masalah lagi Karena dengan masalahnya bisa menghambat bisnis mereka. Gyu Man merasakan ponselnya bergetar, lalu meminta ayahnya beristirahat saja dan keluar dari ruangan. 

Di dalam kamar.
Kau melihat brengsek itu di TV? Apa dia mencurigai sesuatu?” tanya Gyu Man terlihat agak panik
Itu hanyalah taktiknya, tak usah kau pedulikan.” Ucap Sek Ahn 
Gyu Man memikirkan apabila Dong Ho benar-benar mengetahui sesuatu, Sek Ahn tak bisa berkomentar. Gyu Man memperingatkan agar ayahnya tak mengetahuinya karena ia lebih tahu dengan ayahnya daripada pengadilan. Sek Ahn mengerti. 

Di rumah sakit
Dokter memperlihatkan hasil CT Scan menjelaskan penyakit demensia Alzheimer yang Gejala biasanya muncul saat usia 60 dan mungkin penyakit ayahnya itu bisa berkembang dengan cepat.
Bagaimana jika dia sedang dipenjara?” tanya Jin Woo Sedih
Di penjara, akan menyulitkan dia mendapatkan perawatan yang baik. Dan Penyakitnya bias berkembang lebih cepat. Jika kau membutuhkan dokter, jangan ragu untuk menghubungiku saja.” Kata Dokter, Jin Woo mengucapkan terimakasih. 

Slogan didepan penjara [Menjaga dan Membuat Mereka Kembali ke Jalan yang Benar.] Jin Woo menemui ayahnya dengan jadwal berkunjung, Tuan Seo memuji pengacara yang dipilih anaknya sangat hebat, Jin Woo tersenyum memberitahu kalau Dong Ho tak pernah kalah sebelumnya, jadi yakin Ayahnya pasti akan bebas.
Bagaimana dengan ayah Jung Ah? Dia diseret keluar dari sidang kemarin.” Tanya Tuan Seo khawatir.
Dia akan dibebaskan dari kantor polisi hari ini dan tak diijinkan untuk menghadiri persidangan.” Cerita Jin Woo
Jika aku kehilangan anakku juga, aku pasti akan berbuat hal yang sama.” Kata Tuan Seo
Jin Woo tertunduk ingin menceritakan tentang penyakit ayahnya, tapi terlihat ayahnya menatap kosong, sambil memanggil ayahnya menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Tuan Seo seperti sadar dari lamunanya, lalu berkata akan membelikan ponsel baru lagi kalau sudah bebas. Jin Woo menahan rasa sedihnya karena ayahnya lupa kalau berkali-kali sudah membeli ponsel baru. Tuan Seo tersenyum sudah mengetahui layar ponsel anaknya rusak. Jin Woo tertunduk sedih menahan tangisnya. 

Tuan Oh baru saja akan masuk kerumah dengan membawa soju, Jin Woo yang sudah menunggunya, memanggil meminta agar mempercayai kalau ayahnya bukan yang membunuh anaknya. Tuan Oh mengumpat melepaskan tangan Jin Woo, dengan penuh amarah tak percaya Tuan Seo tak hanya membunuh anaknya tapi juga membunuh dirinya lalu masuk ke dalam rumahnya.
Ahjussi, aku akan membuktikan bahwa ayahku tak bersalah. Aku berjanji akan menemukan pembunuh yang sebenarnya agar dia bisa dihukum. Aku berjanji padamu dan juga Jung Ah-noona. Jadi, hingga saat itu, mohon bersabarlah.” Teriak Jin Woo dari depan pintu. 

Dong Ho menelp seseorang meminta bantuan dan akan memberikan bayaran yang sangat banyak jadi meminta cepatlah datang. Jin Woo masuk ke dalam ruangan Dong Ho dengan wajah lesu, Manager Byun langsung mengajak seluruh anak buah untuk keluar.
Pemeriksaan kesehatan ayahku sudah keluar.” Kata Jin Woo sedih, Dong Ho bertanya apakah penyakitnya sangat parah.
Dia mengidap Alzheimer.” Ucap Jin Woo menahan tangisnya, Dong Ho menghela nafas mendengarnya.
Kita tak akan menang dengan mudah. Kenapa keadaan anak dam ayah bisa sangat berbeda? Meskipun begitu, kau tak perlu khawatir. Mungkin aku terdengar kejam, tapi penyakit itu bisa membantu kita. Aku juga akan menemui dokter itu.” Kata Dong Ho memegang bahu Ji Woo lalu Ji Woo mengucapkan terimakasih, Dong Ho menanyakan apakah Jin Woo sudah makan. 

Dong Ho membolak-balikan daging panggang, menyuruh Jin Woo makan karena pasti saat ayahnya bebas tak ingin anaknya terlihat kurus. Jin Woo makan walaupun terlihat tak berselera. Dong Ho menanyakan apakah Jin Woo masih mengingat perkataanya saat ada dirumah duka.
Entah bersalah atau tidak, kau akan tetap memenangkannya.” Ucap Jin Woo
Jika kau adalah dokter, seorang pembunuh datang menemuimu, dengan luka sayatan dan memintamu mengoperasinya, apa kau akan menolongnya atau membiarkannya mati saja?” tanya Dong Ho
Kita harus menyelamatkan dia.” Ucap Jin Woo, Dong Ho menanyakan alasanya. Jin Woo mengataka karena ia adalah dokter 
Sama seperti Pengacara. Bukan kami yang memutuskan salah atau tidaknya. Tapi, Hakim. Karena itulah aku tak pernah meminta klienku mengatakan yang sebenarnya. Tapi, beda dengan kasus ayahmu. Aku sangat ingin melindungi ayahmu yang memang tidak bersalah. Dan juga, karena kau telah memberiku uang 50.000 won.” Kata Dong Ho sambil memberika sepotong daging, Jin Woo sempa tersenyum.
Jin Woo, aku sangat iri padamu. Bahwa kau berusaha untuk melindungi ayahmu.” Ucap Dong Ho sedih lalu menyuruh Jin Woo makan yang banyak. 

In Ah baru turun dari bus melihat Jin Woo diseberang jalan juga baru turun dari mobil Dong Ho, tatapan seperti curiga. Pelahan mengikuti Jin Woo lalu memberanikan diri meminta agar Jin Woo tak terlalu mempercayai pengacara it dan ia sudah menyelidikinya, ternyata reputasinya tidak begitu bagus.
Orang yang paling kubutuhkan sekarang adalah Ahjussi itu. Orang yang akan membuktikan ayahku tidak bersalah.” Kata Jin Woo
Aku juga berharap bahwa ayahmu bukanlah pelakunya. Tapi, dia terus mengatakan bahwa dia tak mengingatnya. Menurutmu bagaimana pendapat orang lain? Apa dia sungguh tak mengingatnya? Mereka pasti meragukan ayahmu.” Komentar In Ah
Ayahku... mengidap Alzheimer. Bukannya dia berpura-pura lupa, tapi dia sungguh tak mengingatnya.” Kata Jin Woo dengan mata berkaca-kaca, In Ah terlihat shock dan tak bisa berkata apa-apa.
Di depan dinding rumah Jin Woo, bertuliskan kata umpatan [Dasar monster! Bunuh saja dia!] dengan pilox merah menyala. 

Dong Ho berlatih tinju, setelah selesai Manager Byun memberikan minum dan juga handuk memberitahu kalau semua sudah siap. Dong Ho berteriak mereka harus segera berangkat. Manager Byun merasa yang mereka perbuat ilegal, Dong Ho menegaskan kalau yang melakukan itu dirinya akan menjadi legal.
Gyu Man sudah duduk diruangan dengan beberapa wanita sexy didepanya, lalu menawarkan apakah ada dari mereka yang menginginkan kunci mobilnya, yang baru dibeli satu minggu lalu. Wanita berbaju merah maju, Gyu Man berdiri meminta wanita itu menggonggong seperti anjing.
Jika kau menggonggong dan meminum Wine ini, aku akan memberikanmu mobilku.” Ucap Gyu Man sengaja menuangkan wine ke atas piring, si wanita terlihat mundur tapi Gyu Man berteriak menyuruhnya untuk mendekat.

Seorang wanita yang sedari tadi melirik sinis berjalan mendekat, Gyun Man merasa baru melihat wanita itu. Si wanita menegaskan dirinya untuk cari uang, sambil mengeluarkan suara gonggongan lalu membungkuk meminum wine seperti anjing.
Gyu Man tertawa terbahak-bahak melihatnya, Wanita pun meminta bayaran kunci mobilnya. Gyu Man mengatakan kalau wanita itu gagal karena ia ingin wanita itu merangkak seperti anjing dan mengoyangkan ekornya, lalu dengan kasar menoyor kepala si wanita sambil mengumpat, lalu menyuruh keluar karena tak bisa mendapatkan mobilnya.
Teman Gyu Man datang langsung memeluk dua wanita yang sangat cantik, Si wanita berbaju putih melirik sinis dan ketika Gyu Nam menyuruhnya keluar tanganya menyentuh sebuah kotak rokok berisi kamera. 

Si Wanita langsung berlari ke dalam mobil yang bertuliskan sopir bayaran, didalam sudah ada Dong Ho dan Manager Byun. Si wanita mengadu Gyu Nam itu orang gila yang sangat kejam. Dong Ho memeluk teman wanitanya berjanji akan membalasnya 1000 kali lipat penghinaan yang telah diterimanya. Manager Byun yang mengunakan earphone memberitahu mereka sudah mulai, Dong Ho melepaskan pelukanya mengambil earphonenya.
Hei, kenapa kau melakukan itu pada Oh Jung Ah?” tanya teman Gyu Man
Oh Jung Ah, dia membuatku terlihat seperti sampah! Aku sudah lembut padanya, tapi dia malah melawanku. Kau tahu aku tak suka ditolak, 'kan?” kata Gyu Nam

Jadi, kau membunuhnya?” tanya teman Gyu Man
Dia duluan yang bersikap kasar.Menurutmu, bagaimana aku bias menahan emosiku pada wanita itu?” bisik Gyu Man,Dong Ho terus mendengarnya dengan serius.
Aigoo, kau memang gila.Hei, orang itu masuk penjara dan bukannya kau. Dia salah apa?” kata Temanya.
“ Jadi Itu salahku, ya? Dia yang salah karena tak punya uang sebanyak aku. Apa aku yang memintanya masuk penjara menggantikanku? Dia seperti itu karena dia hanyalah rakyat biasa.” Kata Gyu Man memandang remeh
Temannya sambil mencari rokok diatas meja membahas tentang pengacara yang membela terdakwa adalah yang berurusan denganya kemarin. Gyu Nam membenarkan sambil meminum kembali winenya. Temanya mengeluh pengacara itu menyebalkan dan melihat bungkus rokok yang ditemukan berisi kamera.
Akhirnya rekaman pun diputus, Manager Byun mengumpat pada bocah orang kaya yang membuatnya ketahuan. Dong Ho merasa tak masalah karena mereka sudah sudah mendapatkan rekaman yang tak terbantahkan dan pasti akan segera menemuinya. Manager Byun seperti tak yakin, Dong Ho yakin karena Gyu Nam akan kehilangan banyak hal untuk menutupi kesalahannya, lalu kembali memeluk teman wanitanya. 

In Ah datang kerumah Jin Woo melihat dinding yang bertuliskan [Mati saja kau, pembunuh!] Jin Woo membuka pintu melihat In Ah yang datang lalu keduanya duduk ditaman. In Ha meminta maaf karena sudah meragukan ayahnya yang berpura-pura lupa.
Jika dia bukan ayahku, Aku juga pasti akan curiga seperti itu, karena dia terus berkata kalau dia tak mengingatnya. Aku pasti curiga. Tapi, mereka tak semestinya terus menyebut ayahku pembunuh.” Kata Jin Woo menahan tangisnya.
Kebenarannya masih tersembunyi di luar sana. Aku ingin percaya apa yang sekarang aku lihat. Kebenarannya. Aku ingin tahu itu.” Tegas In Ah, Jin Woo menatapnya dengan senyuman. 

Kantor Pengacara Park Dong Ho
Gyu Man langsung masuk saja, Manager Byun ingin menahan tapi Sek Ahn sudah menghadangnya. Dong Ho menyindir Gyu Man yang jauh-jauh datang ke kantornya yang lusuh, lalu bertanya apakah sudah tahu bahwa sidang akan diadakan esok lalu memberitahu sedang mempersiapkan bukti untuk pengadilan besok.
Aku baru saja menemukan bukti penting. Apa Kau mau mendengarnya? Dalam Matius 10:26, tertulis bahwa, "Tak ada sesuatu pun yang tertutup yang tak akan dibuka dan tak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tak akan diketahui."” Kata Dong Ho sambil memasang CD dalam laptopnya.
Rekaman Video Gyu Man diputar, saat temanya bertanya apakah ia membunuh Jung Ah. Gyu Man berkata Jung Ah duluan yang bersikap kasar dan ia tak bisa menahan emosinya, lalu temanya mengumpat Gyu Man sudah gila.
Bagaimana rasanya membuat orang tak bersalah menjadi pembunuh?” kata Dong Ho
Gyu Man mengambil laptop mendengar suara rekamanya sendiri “Jadi Itu salahku, ya? Dia yang salah karena tak punya uang. Apa aku yang memintanya masuk penjara menggantikanku?” lalu melempar laptop sampai memecahkan vas bunga. Manager Byun berteriak kesal.
Dong Ho memperlihatkan ada satu CD lagi ditanganya, Gyu Man tahu Dong Ho suka uang dan memberikan tawaran menambahkan dua angka nol lagi sebagai bayaranya, Dong Ho pikir Gyu Man pasti akan terkejut mengetahui berapa banyak yang didapat untuk kasus ini. Gyu Man melotot dan akhirnya Dong Ho berdiri dari tempat duduknya.

Apa kau ingin bertaruh sesuatu denganku? Dulu, aku memang sangat suka berjudi tapi, Setelah aku menjadi pengacara, aku sudah berhenti. Apa kau tak ingin tahu apa alasannya? Karena pengadilan adalah panggung judi kehidupan. Mereka bisa membusuk di penjara selamanya atau Mereka bisa kehilangan uang yang selama ini disimpannya. Tergantung pengacaranya.” Tegas Dong Ho menunjuk ke dadanya. Gyu Man melotot tajam.
Kau mungkin tak tahu seberapa besar peran seorang pengacara. Kau tahu, hidup siapa yang dipertaruhkan? Jadi, kau pilih yang mana? Dan aku tetap akan menjadi pihak yang menang.” Kata Dong Ho sengaja berdiri didepan Gyu Man.
Gyu Man tak bisa menahan emosi langsung mencengkramnya, Manager Byun langsung mendorongnya dan Sek Ahn berusaha menghalangi agar Gyu Man tak memberikan serangan. Gyu Man melotot tajam melihat senyuman yang terlihat dari wajah Dong Ho. 

Didalam mobil
Gyu Man mengingat ucapan Dong Ho “Membusuk di penjara selamanya atau kehilangan semua uangmu.” Lalu memukul bangku didepanya seperti sasaran tinju sambil berteriak karena tak bisa membunuh pengacara bajingan itu.  
Hei, apa kau akan membiarkannya bertindak seenaknya? Bukannya kau bilang, aku tak perlu khawatir? Hei! Kenapa kau diam saja?” teriak Gyu Man kembali meninju kursi didepanya, Sek Ahn mengatakan akan segera mengurusnya.
Bagaimana dengan yang lainnya?” tanya Gyu Man
Tempat itu sudah dibersihkan.” Kata Sek Ahn
Aku tak percaya padamu lagi,sekarang Aku mau ke sana melihatnya langsung” kata Gyu Man lalu meminta sopir Menuju ke vila.

Jin Woo dan In Ah berada disebuah tempat yang diberi pembatas dan juga penjaga. In Ah tahu tempat itu adalah yang terakhir didatangi ayahnya, Jin Woo mengangguk membenarkan. Mobil Gyu Nam melewati pepohonan dan akhirnya masuk ke depan villa. Keduanya melihat dari jauh, Gyu Nam yang masuk ke dalam villa.
Penjaga memberitahu kalau tempat itu harus dikosongkan, dalam lift Jin Woo dan In Ah berhasil keluar tanpa ada penjaga dan masuk ke dalam villa. Mereka masuk ke ruangan dengan penuh wine, In Ah bertanya dengan berbisik untuk apa mereka datang kesana. Jin Woo mendengar bunyi langkah kaki dan langsung menarik In Ah bersembunyi.

Gyu Nam masuk dan berhenti didepan meja bar meminta Sek Ahn memberikan minum, Jin Woo dan In Ah mencoba tak mengeluarkan suara dibalik meja bar, keduanya bisa melihat bayangan Gyu Nam yang minum lalu pergi. Setelah itu keduanya masuk ke dalam ruang ganti yang ditutup oleh kain.
In Ah membuka satu persatu, Jin Woo membuka kain menutupi gatungan baju dan mengaku pernah melihat jejeran gaun itu sebelumnya, In Ah langsung bertanya kapan pernah melihatnya. Jin Woo mengingat saat melakukan video call seseorang mendorong gantungan baju dan dress merah ada dibagian depan hilang, ingatan kembali saat menemukan Jung Ah yang sudah terbujur kaku dengan dress merah.
Tempat Jung Ah-noona tewas ada di dekat sini.” Kata Jin Woo, In Ah tak percaya kalau Jun Ah pernah datang ke tempat itu.
Dia mengenakan gaun merah yang ada di sini.” Kata Jin Woo
Jika Jung Ah datang ke sini sebelum dia meninggal...” ucap In Ah lalu mendengar ketukan sepatu yang datang. 

Gyu Nam mengumpat karena pengacara itu membuatnya tak bisa tidur nyenyak. Terdengar bunyi barang yang jatuh, didalam ruang ganti tak sengaja kedua menjatuhkan lampu meja, Sek Ahn berbisik akan memeriksanya. Jin Woo buru-buru menaruh kembali ke tempat semula.
Sek Ahn masuk dan Keduanya sudah bersembunyi dibalik gantungan baju, satu persatu Sek Ahn membuka kain yang menutupi gantungan baju. Terlihat dari kaca bayangan Jin Woo dan In Ah yang sedang bersembunyi, sesampai dibagian pojok Sek Ahn membuka kain dan memeriksa tak ada siapapun disana.
Gyu Nam masuk ke dalam ruangan menanyakan apa yang terjadi, Sek Ahn mengatakan tak terjadi apa-apa. Terlihat sedikit celah dari pintu belakang gantungan baju, Jin Woo dan In Ah bisa keluar melalui dapur. Sek Ahn masuk ke ruangan lain, perlahan mendekati sebuah lukisan dan mencari sesuatu dibelakanyanya, sebuah pisau lipat  dengan bercak darah yang dibungkus dengan kain. 

Jin Woo dan In Ah berlari masuk ke dalam ruangan Dong Ho, tapi hanya ada dua anak buahnya yang asik bermain games. Jin Woo menanyakan keberadaan Dong Ho, anak buahnya memberitahu sedang keluar sebentar. In Ah bertanya kapan akan datang. Si anak buah terlihat kesal memberitahu bosnya itu memiliki jadwal datang suka berubah-ubah.
Seseorang datang memberitahu mereka kekurangan orang jadi meminta keduanya untuk ikut. Pria itu bertanya mereka harus kemana. Pria bertubuh besar memberitahu mereka harus pergi ke Warnet karena Ada yang mencari masalah di wilayah mereka. Keduanya segara keluar dan meminta untuk menunggu saja. 

Dong Ho seperti masuk ke sebuah tempat, Joo Il sedang memeriksa anak buahnya agar bisa berkejar denga baik dan menjaga orang-orang mereka. Manager Byun datang dengan terburu-buru, Joo Il menanyakan kelanjutan kasus itu. Manager Byun memberitahu Semuanya aman terkendali.
Tapi, bagaimana dengan Dong Ho?” tanya Joo Il
Ah, dia punya janji dengan seseorang.” Kata Manager Byun
Apakah Dong Ho... sudah punya pacar?” dugaan Joo Il
Ah, jadi wanita itu... Dia memintaku untuk tidak mengikutinya dan langsung pergi.” Cerita Manager Byun, Joo Il yakin Dong Ho itu sedang berkencan sekarang. Manager Byun berjanjia akan menyelidiki wanita yang dekat dengan bosnya, lalu keduanya tertawa bahagia. 

In Ah berjalan melihat sekeliling kantor, melihat berkas Kasus Pembunuhan Mahasiswa Seo Cheon ada diatas meja, dengan rasa penasaran melihatnya dan melihat ada foto Gyu Man yang dilihatnya saat masuk villa dan terlihat tanggal foto diambil ketika hari saat Jung Ha..., lalu melihat dibaliknya ada CD, matanya melirik pada Jin Woo yang duduk diam dengan wajah gugup.
Akhirnya dengan memberanikan diri In Ah memutar CD sebagai bukti nomor satu didalam laptop. Jin Woo langsung melotot mendengar suara yang membawa nama Jung Ah.
Oh Jung Ah, dia membuatku terlihat seperti sampah!Aku sudah lembut padanya, tapi dia malah melawanku. Kau tahu aku tak suka ditolak, 'kan?”ucap Gyu Man dalam rekaman video. Jin Woo langsung berlari ke depan laptop.
Ia mendengar teman Gyu Man menanyakan apakah ia membunuhnya. Gyu Man menceritakan Jung Ah yang lebih dulu bersikap kasar jadi tak bisa menahan emosinya. Temannya membela kalau orang yang tak salah sekarang akhirnya masuk penjara. Komentar Gyu Man terdengar sangat sadis “Jadi Itu salahku, ya? Dia yang salah karena tak punya uang. Apa aku yang memintanya masuk penjara menggantikanku?

In Ah menatap Jin Woo seperti ada rasa khawatir, Jin Woo mengeluarka ponselnya menelp Dong Ho, menanyakan kebenaran kalau yang membunuh Jung Ah adalah Gyu Man. Dong Ho meminta Jin Woo untuk membicarakan nanti saja lalu matikan ponselnya.
Didepan Dong Ho sudah ada Tuan Nam yang mengatakan akan membantunya jadi ia meminta Dong Ho juga membantunya. Dong Ho tersenyum mendengarnya, Jin Woo berusaha menelp Dong Ho tapi ponselnya tak aktif, In Ah terlihat ikut panik berdiri disebelahnya.
bersambung ke episode 4  

2 komentar:

  1. Ini drama sumpah nguras emosi dari awal episode. Drama ini menurutku juga terlalu cepet mengindikasikan siapa pembunuhnya. jadi tinggal nemuin fakta dan bukti buat nyeret si pelaku.
    Aku suka gayanya pengacara Park Dong Ho, slengekan tapi ngena :D

    Di episode ini aku juga kaget ternyata mahassiswi yang jadi juri si nam yeo kyung itu adeknya Gyu Man.

    Lebih kaget lagi di akhir episode pas si Dong Ho ketemu sama presdir Nam. penasaran apa si Dong Ho bakal nerima kesepakatan yang dibikin sama Presdir Nam.

    Aku berharap Dong Ho pahlawan sampe akhir dan jadi motivasi Jin Woo buat jadi pengacara pembela kebenaran... #Cieelaaah

    BalasHapus
  2. Kan dah pasti ya ayahnya jin woo tetep di penjara,, makanya Jin woo berusaha keras jadi pengacara agar bisa membebaskan ayahnya. . Diawal episode jin woo kan membujuk ayahnya buat membuka kasusnya lagi, tp ayahnya malah gak inget siapa Jin woo. . Penasaran apa yg membuat ayahnya Jin woo tetep masuk penjara, apakah pengacara Dong Ho menerima kesepakatan dgn Presdir Nam?

    BalasHapus