Hye Jung kecil duduk didepan rumah mendengarkan
pertengkran ayah dan ibunya. Sang Ibu berteriak kalau tahu suaminya itusemalam
dengan wanita itu. Tuan Yoo marah istrinya masih
saja bersikap seperti itu
dan tidak bisa percaya padanya. Hye Jung yang mendengar semuanya memilih untuk
menutup kupingnya. Terdengar lemparan piring yang pecah.
“Heiii Kau mau kemana ?! Tidak boleh pergi !” teriak ibunya, Tuan Yoo berteriak agar istrinya
melepaskanya.
“Kalau kau pergi aku akan mati !” ancam ibu Hye Jung.
“Iya ! Terserah saja ! Mati atau tidak, terserah kau!”
balas Tuan Yoo tak peduli lalu keluar dari rumah.
Hye Jung masih berjongkok didepan rumah, Tuan Yoo menatap
sinis anaknya lalu pergi. Hye Jung hanya bisa menangis mendengar kedua orang
tuanya bertengkar hebat.
“Bagiku cinta antara
laki-laki dan perempuan, berarti bertengkar
sampai mati.” Gumam Hye
Jung.
Hye Jung yang kaget mendengar penyataan Ji Hong berusaha
berdiri tapi malah membuat minumannya tumpah.
“Aku tidak tahu
bagaimana cara mencintai lelaki.”
Ji Hong memegang tangan Hye Jung saat memberesihkan
minuman yang tumpah dan mengajaknya untuk berkencan, Hye Jung memilih kabur tak
menghiraukan ajakan Ji Hong.
“Sebagai perempuan
...Aku tidak tahu caranya menerima cinta.”
Keduanya main hujan-hujanan dan menari bersama, Ji Hong
mengatakan sekarang akan melakukan sesuatu pada Hye Jung Sebagai
laki-laki dan perempuan lalu berjalan mendekat.
“Dia akan menciumku.....Aku harus
menghindar.” Gumam Hye Jung lalu menjerit
dalam hati agar cepat segera berpaling
Tapi akhirnya ia membiarkan Ji Hong untuk menciumnya
dibawa guyuran hujan. Setelah Ji Hong menciumnya, Hye Jung seperti baru
tersadar dan langsung memilih untuk berlari kabur menghindari mantan gurunya.
“Aku tidak akan mati
karena cinta seperti ibu.”
Hye Jung berjalan cepat di taman, Ji Hong berteriak
mengejarnya lalu menarik tanganya mengatakan Awalnya juga lari seperti Hye Jung untuk menghindar. Hye Jung akhirnya membalikan
badanya. Ji Hong menegsakan tidak akan bertanya dua kali. Hye Jung menanyakan
alasanya.
“Kau diam saja, Aku yang akan menghampirimu. Orang
yang mengerti cinta harus bergerak lebih dulu. Jadi Kau diam saja. Kalau kau tidak tahu, tetaplah
diam.” Tegas Ji Hong, Hye Jung hanya bisa tertunduk diam dan
terlihat masih berdebar.
Yoon Do memberikan segelas kopi ditangan Seo Woo yang
masih shock, lalu mengucapkanTerima kasih sudah perduli sekali
pada pasiennya. Seo Woo merasa keadaanya tidak
adil.
“Seumur hidup dia baik hati dan
bekerja keras, tapi apa gunanya ?” ucap Seo Woo
masih geram mengetahui keadaan si Bibi
Oh yang sebenranya.
“Ini diluar perkiraan. Aku
tidak sangka kau bisa merasa begini.” Komentar
Yoon Do, Seo Woo binggung kenapa seniornya tak menyangka.
“Aku pikir kau tidak akan paham
arti hidup yang tidak adil.” Kata Yoon Do, Seo Woo
menegaskan kalau itu tak benar karena selama ini banyak menahan diri dan Suatu hari akan lepaskan
semuanya.
“Kau tidak terlihat seperti
menahan diri.” Ejek Yoon Do dengan senyumanya.
“Aku cinta padamu....” ucap Seo Woo berani menyatakan cinta lebih dulu,
lalu menjelaskan semuanya bilang kalau menyukainya itu semua adalah bohong.
Yoon Do sempat kaget tapi menurutnya Seo Woo itu
beran-benar memiliki sifat yang meledak-ledak. Seo Woo menceritakan berencana
mengatakannya di kantin
ahjuma. Yoon Do menegaskan tidak
ingin dengar penyataan cinta dari Seo Woo, dan
memberitahu kalau ia adalah lelaki jahat.
“Kalau seorang lelaki berkata dia
jahat. Berarti dia sungguh jahat.” Tegas Yoon
Do,
“Kau tahu perasaanku tapi Kau pura-pura tidak tahu.” Keluh Seo Woo
“Aku tidak ingin memberimu harapan
palsu.” Balas Yoon Do
“Aku tidak perduli jika harus menyiksa
diri dengan harapan kecil.” ucap Seo Woo
Yoon Do mengejek Seo Woo itu benar-benar keras kepala, padahal itu sebabnya berusaha
menahan Seo Woo agar tidak mengungkapkan perasaannya. Seo Woo dengan mata berkaca-kaca meminta agar Yoon Do berjanji Mulai
sekarang jangan menyukai siapapun selama 6 bulan
menurutnya karena Yoon Do sudah menolaknya jadi setidaknya
lakukan itu untuknya.
“Aku sudah memulainya ...” ucap Yoon Do, Seo Woo kaget bertanya siapa dan kapan
“Kau tidak sering bertemu
perempuan. Apakah Hye Jung ? Ucap Seo Woo menebak
“Wahhh.... Aku jadi merinding. Intuisi perempuan sungguh...” komentar Yoon Do karena Seo Woo bisa menebaknya.
Seo Woo tak terima kenapa harus Hye Jung, Yoon Do pikir
juga tak tahu, lalu bertanya apakah ia dapat
mengendalikan hatinya. Seo Woo mengatakan ingin
melempar gelasnya, saat itu terdengar ketukan pintu. Yoon Do langsung berdiri
dan yakin itu pasti Dokter Pi Young Gook. Air mata Seo Woo sudah mengalir dipipinya.
Dokter Pi akhirnya masuk ruangan, Yoon Do memberitahu
sengaja memangilnya agar bisa menjaga Seo Woo, Dokter Pi bertanya mau kemana
Yoon Do sekarang. Yoon Do memberitahu Ada hal buruk terjadi pada
pasiennya dan ia tidak dalam posisi dapat menghiburnya lalu keluar ruangan.
Seo Woo mengigit bibir seperti ingin menahan tangisnya,
Dokter Pi mengeluh melihat tingkah Yoon Do yang sombong seperti itu. Seo Woo
langsung membuang gelas kopinya, Dokter Pi berjongkok bertanya apa sebenarnya
yang terjadi, Seoo Woo tak terima, Kenapa hal buruk terjadi
bersamaan. Dokter Pi pun mengajak Seo Woo untuk minum-minum
Yoon Do melihat hasil CT Scan lalu bertanya apakah gambar
itu diambil
setelah pasien Oh Young Mi pingsan. Dokter
Kang membenarkan setelah
intubasi lalu terlihat binggung kenapa Yoon Do butuh angiografi sekarang.
“Aku perlu melihat apa ada masalah
!” teriak Yoon Do kesal juniornya itu tak mengerti
“Setelah pemeriksaan kita tidak
bisa berbuat apa-apa lagi.” Kata dokter Kang
“Ada
penyumbatan darah di paru-paru, Ini
trombosis paru. Apa Ada
gejala setelah dia dipindahkan ke kamar ?” tanya Yoon
Do
“Tidak ada, kami juga tidak melihat
apapun di pindai CT-nya.” Jelas Dokter Kang, Yoon Do
pun meminta agar Dokter Kang segera menghubungi
walinya.
Dokter Pi mengajak Seo Woo ke cafe dekat rumah sakit, Seo
Woo terdiam melihat Soon Hee yang melayani tamu dengan senyuman. Dengan wajah
sinis dan helaan nafas mengeluh pada Dokter Pi,
“Apa tidak ada tempat minum selain
disini ?” ucap Seo Woo malas
“Tempat ini baru, dan jadi tempat
nongkong favorit pegawai rumah sakit.” Kata
Dokter Pi
Soon Hee melihat temanya datang langsung menjerit
memanggilnya, ketika menghampirinya Seo Woo malah memilih untuk melengos pergi.
Soon Hee tak
percaya temanya itu bisa bersikap sombong pada teman lamanya. Dokter Pi
mengejek mengir kira umur Soon Hee
itu 26 tahun dan pasti
sudah sekolah sejak usia 3 tahun.
“Aku akan berikan bonus makanan
pembuka.” Ucap Soon Hee agar membayar kebohongannya. Dokter Pi
pun setuju. Soon Hee mengeluh sendiri karena umurnya akhirnya ketahuan.
Keduanya akhirnya duduk bersama, Dokter Pi bertanya Hal
buruk apalagi yang terjadi selain Oh Young Mi,
apakah Jung Yoon Do melakukan hal lain. Seo Woo mengatakan Akan memberitahu setelah pikiranya tenang, Sekarang tidak bisa karena Harga dirinya masih terluka.
“Hei... Kenapa minum banyak sekali ?” tegur Soon Hee datang kemeja keduanya, Dokter Pi pun
memanggil Soon Hee “CEO”. Soon Hee tersenyum sumringah lalu berjalan mundur dan
duduk disamping Dokter Pi.
“Kulihat kau masih jadi budaknya
Hye Jung.” Komentar Seo Woo sinis melihat Soon Hee, Dokter Pi
kesal dengan temanya sealu sinis.
“Harinya sedang buruk, jadi Pikirannya agak terganggu.” Jelas Dokter Pi pada Soon Hee.
“Aku juga kenal sekali dirinya. Makanya,
jangan khawatir.” Kata Soon Hee, keduanya
tersenyum dan sama-sama mengerti.
Seo Woo menyuruh Soon Hee menuangkan minuman, Soon Hee
sempat kesal mengangap dirinya itu apa, tapi akhirnya menungkan wine ke dalam
gelas untuk temanya dan memberitahu kalau minuman itu sangat keras. Dokter Pi
sudah menelungkupkan kepala di meja, Soon Hee melihat Dokter Pi pasti
tidak kuat minum. Seo Woo mengejek Dokter Pi
itu lemah segalanya.
“Kau ... sudah berapa lama bersama
Hye Jung ?” tanya Seo Woo
“Kami tinggal bersama setelah aku
lulus SMA. Ayahku
berusaha mengirimku ke Kanada.” Cerita Soon Hee
“Apa yang dilakukan Hye Jung selama itu ?” tanya Seo Woo
“Belajar, dan lulus sekolah
persamaan (GED) Kami datang ke Seoul dengan uang warisan neneknya.” Jawab Soon Hee
Seo Woo mendengar neneknya
meninggal Lalu Hye Jung pergi dengan cowok preman dan berpikir kalau keduanya itu tinggal
bersama. Soon Hee menyangkal kalau Hye Jung itu selama ini hidup
denganya. Seo Woo menegaskan ada jeda waktu sebelum mereka tinggal bersama. Soon Hee kesal sendiri dan memberitahu kalau ia dan Hye
Jung, lalu terdiam saat melihat Soo Chul lewat didepanya. Akhirnya Soo Chul hanya menunduk kepala lalu pergi, Seo
Woo teringat dengan pria yang dianggapnya preman. Soon Hee membenarkan, lalu
menceritakan pria itu tak mengenalinya. Seo Woo berteriak memanggilnya, Soon
Hee panik apa yang mau dilakukan temanya. Tapi Seo Wo keluar dari restoran
memanggilnya.
Seo Woo berteriak menyuruh Soo Chul berhenti, Soo Chul
akhirnya berhenti dan Soon Hee hanya bisa berdiri dibelakang temanya. Seo Woo
bertanya apakah Soo Chul tak mengingatnya dan memberitahu kalau ia adalah temannya
Hyejung. Soo Chul menjawab kalau ia tahu. Seo Woo
memberitahu Soon Hee kalau t Soo Chul mengenalnya.
“Apa kau mau aku berikan nomor ponsel
Hyejung ?” ucap Seo Woo, Soo Chul menolaknya
dengan sinis
“Tidak lama lagi kalian pasti
ketemu, kalau kau mengantar terus kemari. Dan Kau, apa kau tahu kalau
sekarang Hyejung dokter ?” kata Seo Woo mengodanya
“Sepertinya kau mabuk berat dan Kau mengajak ribut pada orang
yang salah. Apa Kau meremehkan aku karena
hidup seperti ini ?” tegas Soo Chul membanting
sesuatu lalu memilih pergi. Seo Woo berteriak marah dan mengejarnya. Soon Hee
membiarkanya menurutnya sikap Seo Woo sudah pasti akan membuat orang marah.
Hye Jung kembali ke rumah, menatap ke cermin sambil
memegang bibirnya seperti masih merasakan ciuman Ji Hong di bibirnya saat ada
ditaman. Ia akhirnya berusaha untuk melupaka dengan mencuci rambutnya. Soon Hee
masuk kamar mandi melihat temanya yang keramas dimalam hari karena harus bangun
pagi.
“Iya. Kenapa kau pulang larut ?” tanya Hye Jung
“Seo Woo muncul dan membuat onar. Sepertinya
terjadi sesuatu, dia minum banyak sekali. “ cerita
Soon Hee lalu mengatakan ingin membantu temanya.
Hye Jung menolak karena bisa keramas. Soon Hee tetap
ingin melakukany menurutnya mereka bisa menghemat sabuk karena juga harus mencuci
tangannya. Hye Jung pun membiarkan temanya membantu mencuci
rambutnya.
Hye
Jung sudah duduk diruang tengah dengan memakai hairdry, Soon Hee keluar kamar
meminta agar Hye Jung memastikan kering dengan baik. Karena Kalau tidak kering sebelum tidur,
bisa rontok. Hye Jung mengatakan sudah mengeringkan
semua rambutnya.
“Aku akan tanggung jawab pada
kecantikanmu.” Ucap Soon Hee lalu mengoleskan vitamin
pada kepala temanya, lalu berkomentar rambut Soon Hee bisa
mulai menua.
“Kadang kau menganggapku seperti
bonekamu.” Keluh Hye Jung, Soon Hee pikir bukan
boneka tapi ia sedang latihan.
“Saat aku menikah ... Aku harus melakukan ini pada
suamiku dan Kau beruntung karena ada yang menyatakan perasaan padamu, Lalu Kalian sudah sejauh apa ?” ucap Soon Hee, Hye Jung tiba-tiba memegang bibirnya.
Soon Hee bertanya apa maksudnya, Hye Jung kebinggungan.
“Apa Kau menciumnya ?” jerit Soon Hee, Hye Jung menyangkalnya, Soon Hee tak
percaya tapi akhirnya Hye Jung mengakuinya. Soon Hee melonggo kaget.
“Tidak, hanya sentuhan bibir.” Akui Hye Jung, Soon Hee menjerit kalau tak butuh yang
detail lalu mengatakan kalau iri dengan temanya sambil mendorong temanya.
“Tapi menurutku ... Guru Hong kocak
sekali. Yah, aku paham dia mau buru-buru
karena usia. Dia pasti mau segera menikah jadi Harus bergerak cepat.” Komentar Soon Hee, Hye Jung menjerit kesal. Soon He
memeluk temanya mengucap syukur.
“Aigoo,
syukurlah. Aku pikir, harus hidup sampai tua
sendirian karena kau.” Ucap Soon Hee
Hye Jung heran kenapa Soon Hee berpikir seperti itu. Soon
Hee merasa sedih
kalau menikah dan meninggalkanmu sendirian karena Hye
Jung tidak hidup seperti layaknya manusia. Hye Jung bertanya memangnya Bagaimana
caranya hidup, Soon Hee mengira kira Hye Jung bisa tenang setelah sekolah
kedokteran. Tapi, ternyata lanjut memilih spesialis.
“Setelah itu, aku kira kau bisa tenang.
Tapi ternyata menjadi staf bedah malah lebih sulit. Aku
lupa kapan terakhir kali kau berdandan dan pergi keluar.” Cerita Soon Hee khawatir
“Selama ini kau pasti kesal sekali
padaku ?”komentar Hye Jung
“Bukannya aku kesal tapi Aku cemas. Apa Kau
sudah ketemu ayahmu ?” tanya Soon Hee, Hye Jung mengaku hanya melihat dari jauh.
Soon Hee menyuruh Hye Jung untuk segera menikah, Hye Jung
heran temanya tiba-tiba membahas pernikahan. Soon Hee menegaskan Pokoknya,
untuk memastikan Guru Hong
menikahi temanya karena tahu Hye Jung juga menyukainya. Dan
temanya itu sudah rela membuang segalanya demi guru Hong
“Kau tahu aku harus mencapai
tujuan yang sudah kurencanakan” ucap Hye Jung
mengingatkan
“ Makanya, aku ingin kau jatuh
cinta. Jalani jalur bunga, Dokter Yoo
Hye Jung.” Kata Soon Hee
“Dalam hidup, ada yang namanya
prioritas, Chun Soon
Hee” balas Hye Jung
“Benar ! Apa yang lebih penting
selain cinta ?! Ah....Kau
tidak pernah mau dengar !” keluh Soon Hee sambil
menepuk pantat temanya lalu memeluknya dengan erat.
Hye Jung duduk sendiria dikamarnya membuat amplop yang
diberikan Ji Hong, melihat LAPORAN
HASIL BEDAH tanganya meraba nama neneknya dan
langsung menangis. Dibelakangnya berdiri figura foto ia dengan nenek yang
disayanginya.
Yoon Do baru menuruni tangga rumahnya, saat itu juga Ji
Hong keluar dari rumah. Yoon Do terlihat wajah canggung menyapa seniornya, Ji
Hong dengan sinis mengatakan hari
ini tidak akan numpang mobil lalu menuruni tangga lebih dulu. Yoon Do binggung
berpikir sekarang Ji Hong itu jual mahal lalu berteriak memanggilnya.
Akhirnya Ji Hong duduk disamping Yoon Do yang
mengemudikan mobilnya. Keduanya hanya diam saja tanpa bicara apapun. Yoon Do
pikir mereka lebih baik menyalakan musik karena rasanya
canggung. Ji Hong pikir terserah. Yoon Do pun menyalakan radionya.
“Kalau aku baca ini, tidak akan
terasa canggung” ucap Ji Hong mengeluarkan berkanya, Yoon Do
pikir tak perlu seperti itu
“Kau belajar dan aku menyetir. Ini
tidak benar., Kita
nyalakan saja berita.” Ucap Yoon Do menganti
saluran radionya.
Terdengar berita “Rumah Sakit besar yang sedang membutuhkan uang kini beralih ke pasar
saham. Reporter Lee Dae Hyun. Rumah sakit besar di Seoul saat ini ...”
Yoon Do merasa Sepertinya akan ada
keributan, lalu menyuruh Ji Honbg Belajar
saja karena menurutnya Itu lebih
baik daripada dengar berita. Ia mengungkapkan sangat benci
sekali dengan politik karena membuat
keributan yang tak penting.
“Tapi kita tidak bisa membiarkan
isu kosong ini mengganggu hidup kita.” Balas Ji
Hong, Yoon Do yakin Itu isu politik tapi menurut Ji Hong itu
adalah kenyataan.
Tuan Hong masuk ke rumah sakit, wartawan sudah menunggu
di lobby menyerbunya bertanya “Direktur, apa benar rumah sakit
berinvestasi dalam pasar saham ?” Tuan Hong
menjawab”Rumah sakit bukan bisnis, Kau salah informasi.”
“Apa Anda tidak menyimpah saham ?” tanya wartawan
“Kami akan keluarkan pernyataan
media soal ini.” ucap Tuan Hong dengan
keluar dari kerumunan wartawan, penjaga pun langsung menahan wartawan agar tak
mau kedalam rumah sakit.
Ji Hong baru datang menyapa Dokter Kim yang berjalan
dilorong, Dokter Kim mengatakan sibuk,
mengurus berita sejak pagi. Ji Hong tahu dari Ayah kalau tak usah khawatir dan bertanya
apakah benar seperti itu. Dokter Kim menegaskan mana mungkin baik-baik saja
karena Perang sudah terjadi. Ji Hong bertanya apakah
Dokter Kim sudah makan.
Di cafe
Dokter Kim menegaskan Ji Hong harus
hadapi keadaan seperti ini
mulai sekarang. Ji Hong menegaskan dirinya
itu seorang dokter jadi Pekerjaannya adalah merawat pasien menurutnya dokter lain saja yang
hadapi masalah politik nanti ia dukung, karena itu
pemahaman yang dimilikinya.
“Kenapa mendadak serius sekali ?” keluh Dokter Kim, Ji Hong hanya bisa tersenyum.
“Aku memberimu tugas yang pandai
kau lakukan. Pemanah yang memperoleh medali
emas di tahun
2011 Olimpiade London, Lee Soo Jung. Apa Kau tahu ?” ucap Dokter Kim, Ji Hong tahu karena ia penggemarnya.
Soo Jung terlihat meminum wine dengan tangan bergetar,
lalu saat bertanding memanah tanganya bergetar dan salah sasaran. Ji Hong bertanya apakah Soo Jung masih memanah
dan dihukum karena minum alkohol sebelum bertanding.
Ji Hong melihat video saat Soo Jung memahan, tanganya
terlihat bergetar. Dokter Kim menceritakan Soo Jung kena
skors oleh perwakilan Korea selama 2 tahun. Ji Hong mengartikan Soo Jung tidak
akan bisa ke Olimpiade.
“Menurutmu apa tangannya bergemetar karena dia pecandu
alkohol?” tanya Soo Jung
“Harus dilakukan tes untuk memastikanya, tapi
sepertinya ini karena kendali tremor. Ada banyak alasan kenapa tangan
bisa gemetar jadi Tidak
mudah untuk di diagnosis.” Jelas Ji Hong
“Pasien Lee Soo Jung, aku ingin
kau yang rawat. Dia sudah ke banyak rumah sakit. Lalu Dia
diam-diam mencari dokter yang bisa membantunya.”
Kata Dokter Kim
“Aku tidak masalah soal itu. Tapi Apa
hubungan Lee Soo Jung dengan masalah ayahku ?”
tanya Ji Hong
“Setelah aku dimarahi Jin Myung
Hoon, aku merasa marah dan belajar dari
situ. Jin Myung Hoon hidup sukses.” Kata Dokter Kim mengebu-gebu Ji Hong tersenyum melihat
“Jadi, aku termotivasi untuk melawannya.
Insting manajemen Jin Myung Hoon bagus, kesadarannya atas realitas juga
bagus. Jika aku menjadi direktur rumah
sakit, kita pasti akan merugi terus rumah sakit bisa tutup karenanya. Lalu
siapa yang akan mendengarkan aku ?” kata
Dokter Kim
Ji Hong melihat Dokter Kim sudah banyak berubah, dengan kata lain seniornya itu pasti
gundah, tapi ia suka dokter Kim berubaha karena sekarang ia
menyukai yang namanya kekuasaan. Dokter Kim mengaku senang melihat Ji Hong kembali jadi Ada
yang bisa diajak ngobrol.
“Jadi rencananya, aku akan buat
agar Lee Soo Jung tahu namamu. Namamu akan jadi sumber
kekuatannya. Maka itu bisa membantu kita.” Ucap Dokter
Kim penuh semangat, lalu melihat ponselnya bergetar dan nama [Jin Myung Hoon] yang terlihat
Dokter Kim mengajak mereka segera pergi, Ji Hong bertanya
Kenapa ponsel tidak dijawab. Dokter Kim
sudah tahu pasti rapat lagi karena Dokter Jin selalu saja menelp padahal tahu
kalau tidak suka dirinya,
tapi ditelpon terus menurutnya itu aneh. Ji Hong bertanya bagaimana jika ia tidak
bisa menyembuhkan Lee Soo Jung . Dokter Kim meminta
agar tak bicara seperti itu dulu.
Sesampai dikasir Dokter Kim akan membayar makanan dengan
memberikan kartu kreditnya dan menegaskan kalau ia sangat mengandalkan Ji Hong karena Nilai kekuatan yang didapat, menentukan pekerjaan mereka. Ji Hong mengejek Dokter Kim itu sudah tua
karena Daritadi
mengulang perkataannya. Dokter Kim membalas
karena itu penting sekali.
Kasir memberitahu kalau kartu kreditnya sudah over
limit, Dokter Kim Tak percaya, lalu
memperlihatkan pada Ji Hong kalau Pendapatan
mereka menurun bulan lalu jadi Dokter Jin menurunkan
kredit limit kartu perusahaan. Ji Hong hanya tertawa
sampai akhirnya memilih kalau membayar semua makanan.
Dokter Kang melaporkan
Sudah 90 hari sejak operasi pasien masih dalam kondisi tidak
sadarkan diri dengan Rekam
jantungnya normal. Yoon Do melihat ponselnya ada
pesan yang masuk dari Hye Jung “Dokter, aku membalas pesanmu. Terima kasih.” Ia mengeluh hanya ini saja, Dokter Kang penasaran ingin
ikut melihatnya juga. Yoon Do langsung menjauhkan ponselnya dengan melotot
“Tadi dia memasuki fase tidak
sadarkan diri karena mengantuk ... “ ucap
Dokter Kang kembali melanjutkan, tapi mata Yoon Do melihat Hye Jung yang keluar
ruangan dan langsung menghampirinya.
“Apa tidak keterlaluan ? Dengan hanya mengirim pesan ?” ucap Yoon Do tak terima
“Dokter mengirimkan aku pesan
suara, jadi aku mengirim pesan tulisan. Apa
ada salah ?” ucap Hye Jung
“Bukannya salah, tapi tidak tahu berterimakasih. Kau
memberikan pasienmu pada dokter lain. Tapi kau tidak berterimakasih ?” kata Yoon Do, Hye Jung hanya tertunduk lalu pergi, Yoon
Do pun berteriak mengejarnya.
Dokter Choi menanyakan pendapatnya pada Dokter Kang apakah
mereka akan bertengkar. Dokter
Kang merasa juniornya itu tidak tahu bagaimana sikap Yoon
Pisau karena akan mendadak meledak. Dokter Choi memperagakan seperti macam yang ngamuk.
Dokter Kang sampai kaget akhirnya memukul kepala Juniornya yang membuatnya
kaget.
Hye Jung menekan tombol lift, Yoon Do bertanya mau
kemana. Hye Jung mengatakan akan keRuang
lab Prof. Hong Ji Hong dan bertanya balik. Yoon Do dengan gugup akan pergi ke
lab.
“Kenapa mendadak berubah pikiran ? Katanya kau tidak akan mengambil
pasien itu. Tentunya aku berterimakasih.” Ucap Hye Jung
“Aku dengar dia keluargamu. Kalau
dari awal kau bilang, maka
lebih mudah. Kenapa dipersulit ?” kata Yoon Do, Hye Jung pikir ini bukan masalah yang
mudah untuknya.
“Aku juga punya ibu tiri. Bukan
cuma 1 tapi 2. Tentunya aku juga tidak tertarik
pada mereka. Dia hanya ibu tiri, kenapa
membiarkan dia mengganggumu ?” ucap Yoon Do
“Kau belum pernah diperlakukan
tidak adil, kan ?” kata Hye Jung, Yoon Do
memegang dadanya seperti merasakan seperti ditembak lagi oleh juniornya.
Hye Jung binggung, Yoon Do mengeluh harusnya Hye Jung menunggu sampai siap tapi Hye Jung terus melakukannya membuatnya jadi kaget. Hye Jung tak mengerti, Yoon Do terlihat gugup dan tak
bisa menjelaskan, hanya mengatakan menurutnya seperti itu, lalu masuk lift saat
pintu terbuka, senyuman terlihat saat bersama Hye Jung didalam lift.
Di lorong
Yoon Do memberitahu ingin melihat pasien Lee Ga Jin
hari ini dan akan atur waktu operasi
secepatnya. Hye Jung mengerti, Yoon Do kembali
mengeluh hanya itu saja komentar Hye Jung. Wajah Hye Jung kembali dibuat
binggung
“Maksudku kalau ada yang baik padamu,
harusnya dibalas dengan kebaikan. Kenapa
hanya menjawab pendek begitu ?” kata Yoon Do
“Aku tidak kasihan pada orang itu dan tidak berharap dia sembuh juga. Aku
tidak bisa mengatasi perasaan itu, makanya aku ingin dokter
mengambil alih. Ini titik terendah seorang dokter. “ jelas Hye Jung, Yoon Do sedikit berdeham.
“Satu hal yang membuatku lega, dia
masih tetap orang jahat seperti dulu. Tapi itu tidak merubah fakta aku
dalam titik terendah sebagai seorang dokter. Makanya
ini bukan hal mudah buatku. Apakah
jawaban ini membuatmu puas ?” kata Hye Jung
Yoon Do terlihat tertunduk malu, tiba-tiba seorang dokter
berlari sangat cepat, Hye Jung langsung menarik Yoon Do agar tak tertabrak,
Yoon Do melonggo binggung karena Hye Jung yang melindunginya bukan layaknya
pria yang harus melindungi wanita. Hye Jung hanya diam, terdengar suara yang
memanggil Yoon Do. Hye Jung melihat itu paman Yoon Do dan memilih untuk pamit pergi.
Yoon Do pun langsung mengikuti Hye Jung. Dokter Jung mengeluh melihat keduanya
malah meninggalkanya.
Ji Hong tersenyum saat melihat Hye Jung yang datang tepat
saat membuka pintu, Yoon Do pun ikut datang lalu Dokter Jung berjejer didepan
Ji Hong. Dokter Jung dengan gaya mengodanya memuji Hye Jung yang Semakin
hari, kau semakin cantik. Ji Hong menyuruh temanya
jangan berisik dan menyuruhnya untuk segera masuk.
Hye Jung hanya bisa tersenyum mendengar acara Dokter Jung
mengodanya, Ji Hong pun menyuruh Hye Jung segara masuk. Yoon Do dengan gugup
bertanya bagaiman dengan dirinya. Ji Hong bertanya balik ap ada dengan Yoon Do.
Yoon Do dengan senyuman berpikir akan masuk juga. Ji Hong pikir untuk apa
karena ini urusan mereka.
Yoon Do menahanya seperti tak terima kalau itu urusan
mereka, Ji Hon dengan bangga kalau itu urusan dirinya dan Hye Jung. Yoon Do tak
bisa berbuat apa-apa setelah pintu ditutup, lalu mengeluh Ji Hong itu norak
sekali. Dokter Kang menelp, Yoon Do sengaja berbicara keras
didepan pintu.
“Oh, waktunya mengatur pasien... Aku kesana… ternyata aku sibuk sekali.” Teriak Yoon Do
Dokter Jung melihat catatan medis milih nenek Kang, Hye
Jung bersandar di buffet dengan saling tersenyum manis pada Ji Hong. Dokter
Jung memberitahu Sejarah operasinya tidak cerita banyak. Ji Hong bertanya apa maksudnya.
“Maksudmu tidak ada masalah, atau
tidak cukup dengan melihat ini. Yang kedua, Prosedur operasi tidak ditulis
detil & hanya menulis hasilnya. Dengan membedah
perut, meninggal karena gagal jantung dan saat pengangkatan
tumor. Selesai..” jelas Dokter Jung
“Jadi, kita tidak tahu apa yang
terjadi di ruang bedah berdasarkan berkas
ini Tapi, ada CT Scan asli
dari rekaman pembedahan. Bukankah berarti tidak ada
masalah ?” komentar Ji Hong
“Kalau mau dibilang begitu, bisa
saja. Laporannya bisa tersembunyi jika
dibuat catatan tambahan.” Kata Dokter Jung
“ Jika kita ingin tahu yang terjadi
saat pembedahan…” kata Hye Jung
“Laporan anestesi.... Bukankah kita butuh laporan
anestesi ?” ucap Ji Hong
Dokter Jung berteriak Bingo, lalu bertanya apakah punya
laporan anestesi. Ji Hong mengatakan Itu menghilang dan Hanya ada itu saja berkas pasien. Dokter Jung mengangkat bahunya, jadi hanya itu saja
berarti. Hye Jung Pikir Laporan
anestesi bisa saja disimpan dalam departemen berkas medis.
“Operasinya tidak dilakukan
disini, mana mungkin ada ?” kata Ji Hong, Hye Jung
langsung mengerti. Ji Hong bertanya mengerti apa.
“Mungkin ada di rumah sakit
cabang, karena dilakukan disana. Sepertinya berkasnya disimpan
disana.” Kata Hye Jung lalu berlari keluar dari ruangan.
Ji Hong mengejarnya mengatakan akan
bicara pada departemen berkas medis untuk Hye
Jung. Tapi Hye Jung menolak karena Ji
Hong sudah berbuat banyak dan sangat mengerti pasti ingin membantu, tapi
menurutnya itu sebagai pekerjaan rumahnya dan harus dilakukan sendiri seperti menulis
jurnalnya.
“Bukankah sekarang waktunya
memeriksa pasienmu ?” ucap Hye Jung
“Kau Tahu jadwalku darimana ? Apa Kau memeriksanya ?” kata Ji Hong mengoda
“Aku adalah fellow yang mendapat pelatihan
dokter. Tentu saja harus tahu.” Ucap Hye Jung
“Aah, aku berdebar tanpa alasan.” Ungkap Ji Hong tersenyum sumringah, Hye Jung terlihat
gugup memilih langsung pergi. Ji Hong langsung berteriak “Berdebar
tanpa alasan !” Hye Jung tertunduk malu dan langsung
berlari cepat.
Yoon Do melihat berkas pasien di layar, Nyonya Lee dengan
wajahnya yang sakit syaraf bertanya kapan bisa dioperasi. Yoon Do menegaskan Biasanya
orang butuh antri 6 bulan untuk bisa dioperasi olehnya.
“Karena dokter Yoo minta tolong,
aku akan segera lakukan.” Ucap Yoon Do
“Dokter, aku akan sembuh,kan ?” tanya Nyonya Lee, Yoon Do tak mau membahasnya menyuruh
agar segera keluar. Nyonya Lee pun menurut.
Soo Jung masuk ruangan Ji Hong sambil memegang tanganya,
Ji Hong bertanya apakah Soo Jung datang sendirian. Soo Jung membenarkan dengan
wajah tertunduk seperti tak punya kepercayaan diri.
“Orang tuaku, lebih menderita
dibandingkan aku. Jadi Aku tidak ingin mereka
terlalu berharap.” Jelas Soo Jung, Ji Hong
bertanya sejak kapan Soo Jung merasakan tanganya mulai gemetar.
“Dimulai tahun lalu. Awalnya,
getarannya berhenti tiap kali aku minum alkohol. Makanya,
aku minum menjelang bertanding. Setelah itu ... jadi berantakan.” Jelas Soo Jung, Ji Hong bertanya apakah Soo Jung masih
minum.
“Aku bukan orang lemah begitu,
dokter. Aku bukan putri keluarga kaya, jadi Seumur
hidup aku bekerja keras. Aku bisa sejauh ini dengan
bekerja keras, tapi ... Apa bisa
disembuhkan ? Agar
tanganku berhenti gemetar, aku rela melakukan apapun.” Kata Soo Jung memperlihatkan tanganya yang bergetar ketika
tak dipegang
“Pertama harus dilakukan tes dulu.
Tremor
di tangan anda bisa terjadi karena banyak
alas an, Sulit di diagnosis begitu saja.” Jelas Ji Hong, Soo Jung pikir lebih baik tak perlu dan
melupakanya saja.
“Bahkan Dokter yang janji
menyembuhkanku tidak
bisa melakukannya. Aku tidak ingin percaya pada
dokter yang tidak percaya diri.” Komentar Soo Jung lalu
berdiri dari tempat duduknya.
“Kau tidak sabaran sekali dan membuat keputusan terlalu cepat. Sebelumnya
kau tidak begini, kan ? Apa seperti ini saat
kau memenangkan medali di Olimpiade ? Kau
tidak percaya padaku karena tidak yakin. Orang
yang baik dalam pekerjaannya, selalu penuh dengan pertanyaan
dan keraguan. Dengan begitu, mereka tidak
melakukan kesalahan.” Tegas Ji Hong yang membuat
Soo Jung seperti berpikir.
Dokter Choi memberikan tanda pada berkas memberitahu
Nyonya Lee harus
banyak melakukan tes sebelum operasi dilakukan. Seperti
Tes darah, tes tinja harus
dilakukan semua dan mekakukan
dalam sebulan sebelum operasi dan Lakukan
sebulan setelah operasi.
“Maksudmu, aku harus tunggu
sebulan sebelum operasi ? Tapi,
Yoo Hye Jung adalah putriku !” kata Nyonya Lee mara
“Nyonya , anda tidak sabaran sekali. Aku
ceritakan bagaimana cara kerjanya. Karena anda adalah ibu dokter
Yoo Hyejung tentu saja anda VIP. Anda dapat dioperasi dalam 2 hari, Itu bantuan dari Dokter Jung Yoon
Do.” Jelas Dokter Choi
“Apakah Hye Jung sehebat itu ?” ucap Nyonya Lee meremehkan, Dokter Choi mengakui kalau
Hye Jung itu memang hebat.
Nyonya Lee berkomentar sinis tak ada yang hebat,
menurutnya Hye Jung masih
sama-sama manusia, dengan kesal karena datang
ke rumah sakit tapi tak pernah ditenggok, dan ia menahan
diri karena ia adalah ibunya.
“Kalau aku cerita bagaimana dia
dulu, apakah dia masih bisa hidup di lingkungan seperti ini?” ucap Nyonya Lee meremehkan, Yoo Na berusaha menahan
ibunya agar tak banyak bicara Dokter Choi hanya bisa diam melihat sikap angkuh
Nyonya Lee.
“Kapan tesnya akan dilakukan ?” tanya Yoo Na mengalihkan, Dokter Choi mengatakan Bisa
sekarang karena mereka sudah ada dirumah
sakit.
“Tapi, apakah keluarga hanya dapat
diskon untuk operasi atau termasuk tes
medis juga ?” tanya Nyonya Lee, Dokter Choi
mengatakan kalau Tes
medis juga dapat. Nyonya Lee mnegeluh tidak
mendapatkanya.
“Dokter Yoo harus memberikan dokumen
ke Dept.SDM lalu meminta mereka mengatur tanggalnya.” Jelas Dokter Choi,
Nyonya Lee kembali mengeluh dari satu
ke yang lainnya menurutnya tidak
ada yang cuma-cuma di dunia ini, dengan nada menyindir
mana mungkin bisa hidup kalau sikap Hye Jung sepert itu padanya.
Dokter Choi keluar dari ruangan, Yoo Na tiba-tiba
mengejarnya lalu meminta izin untuk memberikan nomor telp Hye Jung karena
ayahnya ingin bertemu. Dokter Choi terlihat binggung. Yoo Na meperlihatkan
wajah memohon.
Hye Jung dan Ji Hong sedang melihat hasil CT Scan, Ji
Hong pun bertanya pendapat juniornya. Hye Jung melihat pasien masih
belum 30 tahun jadi tampaknya tidak degenerative dan bertanya apakah Ini resting
tremor atau action tremor Ji Hong menegaskan kalau itu
Action tremor
“Ini termasuk intention tremor atau
essential tremor?” tanya Hye Jung
“Awalnya terjadi hanya saat dia
akan memanah. Sekarang, terjadi setiap
saat kecuali saat tidur. Apa penyebab intention tremor dan essential tremor?” kata Ji Hong
“Intention tremor umumnya terjadi
jika terjadi sesuatu pada tangan. Sedangkan Essential
tremor, terjadi tanpa alasan.” Jawab Hye Jung, Ji
Hong menanyakan cara Perawatannya
“Yang paling umum terapi obat, seperti Propranolol atau primidone.” Kata Hye Jung, Ji Honbg meminta memberikan jawaban sebagai
ahli bedah syaraf.
Hye Jung menyebut “DBS” Ji Hong langsung membenarkan, Hye
Jung tak pecaya Ji Hong mau melakukan awake surgery. Ji Hong mengangguk. Hye Jung tak percaya kalau ia akan menjadi
asistennya, Ji Hong membenarkan. Hye Jung berteriak sangat
senang sambil memegang tangan Ji Hong sampai Ji Hong dibuat kaget.
“Aku, belum pernah melakukan awake
surgery sekalipun ! Aku
pernah melihat videonya, dan berpikir kapan bisa melakukannya. Aah akhirnya
datang juga ! Terima
kasih dokter !” ucap Hye Jung terus memegang tangan Ji
Hong
“Jadi kau sangat menyukainya ?” kata Ji Hong tertawa. Hye Jung membenarkan.
Mata Ji Hong melihat tangan Hye Jung yang masih memegangnya.
Hye Jung tersadar dan langsung melepaskanya. Ji Hong tertawa, Hye Jung
tertunduk malu tapi senyuman sumringah karena bisa melakukan operasi yang
dinginkanya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
lanjuut mbak, semangat part 2..
BalasHapuslanjuut mbak, semangat part 2..
BalasHapuslanjuut mbak, semangat part 2..
BalasHapusSemangat Min Dee!!!
BalasHapusDitunggu part 2 nya
😚😚😚😚😚
Semangat mbae !!!!!
BalasHapusDi tunggu yg lain y ya😍😍😍