Hye Jung berlari berkeliling dan Ji Hong berusaha
mengejarnya, sampai akhirnya Hye Jung berbaring ditengah lapangan mengaku sudah tidak
sanggup lagi. Ji Hong duduk disampingnya menatap Hye
Jung lalu ikut berbaring dan menyuruh untuk melihat bintang yang bertaburan,
Hye Jung tersenyum, Ji Hong melihat semua bintang terlihat cantik. Hye Jung
mengangguk setuju.
“Hye Jung. Tanganku panjang, kan ? Kau bisa memakai tanganku.” Ucap Ji Hong
mengoda, Hye Jung menjerit kata-kata Ji Hong membuatnya merinding.
Akhirnya Hye Jung menaruh kepalanya di pergelangan Ji
Hong lalu gurunya itu menjerit kesakitan dan mengeser agar Hye Jung berbaring
lebih ke atas. Hye Jung tertawa, keduanya berbaring dengan sangat dekat. Mata
Hye Jung tiba-tiba merasakan lelah dan akhirnya tertidur dengan memiringkan
tubuhnya. Ji Hong perlahan mengelus rambutnya lalu menatapnya dan kembali
melihat ke langit sambil tersenyum.
“Jika membalas
dendam, kau dapat menemukan kedamaian dari rasa sakit dan amarah. Amarah
membantumu menemukan kedamaian dan kekuatan untuk maju. Aku, tidak dapat terus beristirahat sampai
tujuanku tercapai. Tapi disisi lelaki ini, aku terlelap.” Gumam Hye Jung
Seo Woo meminta agar Dokter Pi membuka botol vodka,
Dokter Pi mengambilnya menyuruh Seo Woo agar berhenti. Tapi Seo Woo merengek
meminta agar Berhenti minum karena sudah
banyak minum. Soon Hee akhirnya datang mengomel karena
keduanya belum pergi padahal harus segera menutup restoran sekarang.
“Kau datang telat tapi tidak mau
pulang.” Ucap Soon Hee kesal pada Seo Woo
“Semua ini karenamu.” Kata Seo Woo, Soon Hee mengerti dan akhirnya meminta
maaf karena meladeni temanya yang sedang mabuk.
“Apa itu ? Kau bersikap sarkastik, ya ? Hei... Dia sarkastik padaku !” jerit Seo Woo marah, Soon Hee pun meminta tolong pada Dokter
Pi untuk melakukan sesuatu pada temanya.
“Aku juga belum pernah melihatnya
begini, jadi tidak tahu harus bagaimana.” Ucap Dokter Pi kebinggungan
Soon Hee makin kebingungan, Dokter Pi akhirnya mengajak
Seo Woo segera pergi dengan membawakan tasnya, Seo Woo merengek tak mau pergi
bahkan mengancam akan meledakan restoran milik temanya. Soon Hee binggung
kenapa Seo Woo bersikap jahat padanya.
“Semua ini salahmu. Kalau kau
tidak membawa Hye Jung
kemana-mana ,semua ini
tidak akan terjadi dalam hidupku.” Ucap Seo
Woo menyalahkan temanya, Dokter Pi menyuruh Seo Woo menaruh botol bir dan lekas
pergi.
“Kalau mau meledakkan tempat ini,
besok saja. Kau perlu beli bom dulu. Pergi
ke toko peledak dan beli bom.” Ucap Soon Hee membantu
Seo Woo berjalan dengan Dokter Pi.
Setelah Seo Woo pergi, Soon Hee mengumpat Seo Woo
itu pembuat
onar ketika akan membereska meja, tiba-tiba Dokter Ahn bangun
dan berteriak “22”. Soon Hee kaget karena masih ada orang lagi di dalam
restoranya lalu bertanya siapa orang itu. Dokter Ahn memberitahu namanya Ahn
Joong Dae. Soon Hee bertanya apa yang mau ke berikan
padamu.
“Apa Semuanya sudah pulang ?” tanya Dokter Ahn akhirnya berdiri melihat restoran
sudah kosong, Soon Hee berteriak sudah dan menyuruh Dokter Ahn segera pergi.
“Kenapa cuma aku yang tertinggal ? Tapi, apa disini
ada ramyeon ? Aku lapar
setelah bangun tidur.” Kata Dokter Ahn, Soon Hee
berteriak marah tak akan memberikanya. Dokter Ahn yang sudah duduk akhirnya
jatuh terjungkal karena kaget.
Dokter Choi akhirnya membuka mata dengan melotot, lalu
tersadar sudah ada di rumah sakit. Dokter Kang datang mengomel apa yang sudah
dilakukan juniornya. Dokter Choi bertanya apa yang ada ditanganya. Dokter Choi berteriak kalau itu Ini
cairan glukosa.
“Menurutmu memang apa ? Kau bilang jago minum. Omong
kosong apa itu ? Apa Kau
bohong ?” ucap Dokter Kang marah, Dokter Choi seperti baru sadar
kalau setelah minum langsung pingsan.
“Ini soal hidup dan mati. Kau
bisa selamat karena Ahn Joon Dae membawa perlengkapan intubasi. Kalau
tidak ...” ucap Dokter Kang heran melihat
juniornya malah kembali tidur.
“Aku lagi sakit jadi Kalau sakit harus tidur.” Ucap Dokter Choi mengambil kesempatan untuk tidur.
Dokter Kang ingin memukul, Dokter Choi memperlihatkan
infus yang tergantung. Dokter Kang tersenyum lalu menyuruh juniornya untuk
kembali tidur dan pergi. Dokter Choi binggung melihat seniornya tiba-tiba
bersikap baik padanya.
Ji Hong melemaskan otot-otot lenganya sambil
memutar-mutar tanganya, Hye Jung pikir tanganya sakit karena berbaring tadi. Ji
Hong menyangkal kalau ia cuma ingin memutarnya. Hye Jung masih khawatir menanyakan keadaan tanganya
karena sadar kepalanya itu pasti berat.
“Apa itu kepalamu ? Aku pikir hanya bulu.” Goda Ji Hong merasa kepala Hye Jung hanya seberat bulu.
“Terima kasih dokter. Sudah lama
aku tidak tidur nyenyak. “ ungkap Hye Jung
Soon Hee melihat Hye Jung baru pulang dan mengomel kalau
ini terlalu larut untuk pulang ke rumah. Ji Hong berkomentar Soon Hee itu
berkata seperti seorang kepala sekolah pada muridnya. Soon Hee menegaskan kalau ia adalah wali dari Hye
Jung.
“Belakangan ini banyak sekali
orang aneh. Waktu itu disaat hujan ... Aku dengar ada gadis dan lelaki
gila menari di taman. Bagaimana kalau Hyejung-ku
bertemu dengan orang aneh macam mereka ?” Ucap Soon
Hee, Hye Jung dan Ji Hong hanya diam karena yang di ceritakan itu mereka
berdua.
Ji Hong tak bisa berkata-kata lagi akhirnya memilih untuk
pamit pergi saja. Hye Jung buru-buru menuruni tangga masuk ke dalam rumah. Soon
Hee berbicara sendiri kalau ada orang yang bertemu dengan Hye Jung pasti sial
karena bisa kena pukul lalu
tersadar temanya sudah masuk rumah lebih dulu dan berteriak meminta agar
menunggunya.
Hye Jung sudah berganti pakaian dengan memastikan
kalungnya masih menempel di lehernya, lalu mendekati temanya bertanya kenapa
baru menutup restoran malam sekali dan sudah
lewat jam tutup took dari biasanya. Soon Hee
menceritakan Seo Woo mendadak muncul dan bikin keributan.
“Dia tidak muncul saat pesta, ternyata datang terlambat. Lalu Dia
mabuk sekali saat pergi dan Dokter Pi Young Gook membawanya. Dia
baik sekali, selain itu tinggi
dan tampan.” Uca Soon Hee kagum
“Aku raa Young Gook sepertinya tipemu?” komentar Hye Jung, Soon Hee tak menyangka kalau Hye
Jung mengetahuinya. Hye Jung mengatakan kalau ia sudah pasti mengetahuinya.
“Kau Harusnya sering-sering
membawanya. Jangan cuma kau sendiri yang berkencan, Aku juga ingin sepertimu yang berkencan” ucap
Soon Hee.
“Ini yang namanya berkencan ?”
ucap Hye Jung yang belum pernah merasakan berkencan.
“Oh ! Apa Kau ingat lelaki tinggi yang
datang telat ? Itu
lelaki yang mirip anjing Siberian Husky” kata Soon
Hee, Hye Jung menyebut nama Dokter
Jung Yoon Do.
“Jadi Namanya Jung Yoon Do ? Dia sedikit aneh.... Emm... dia menatapmu dan guru Hong
sepanjang waktu. Sebenarnya yang mana yang dia
suka ? Aku
taruhan 500 won kalau dia suka padamu.” Ucap Soon
Hee yakin, Hye Jung hanya diam saja.
Yoon Do berlari mengeliling area rumahnya dan duduk didepan rumah sambil
mengatur nafasnya, lalu melihat Ji Hong datang datang sambil bertanya apakah
baru pulang. Ji Hong merasa Sepertinya Yoon Do marah karena ia baru pulang lalu bertaya apa yang sedang dilakukan malam hari bukannya tidur
“Ada yang sedang aku pikirkan.” Ucap Yoon Do, Ji Hong bertanya apakahs udah selesai
memikirkanya. Yoon Do mengatakan sudah .
“Dokter, aku suka pada dokter Yoo
Hye Jung.” Kata Yoon Do mengakuinya, Ji Hong heran kenapa Yoon Do
malah mengatakan hal itu.
“Aku dengar kau dan dokter Yoo Hyejung punya
hubungan khusus. Meskipun hubungan khusus berbeda
dengan percintaan. Aku dengar belum lama, hubungan
kalian jadi hubungan antara lelaki dan perempuan.”
Jelas Yoon Do, Ji Hong bertanya lalu kenapa.
“Mungkin aku berpikir terlalu
jauh. Kalian masih belum menikah. Maka, aku yakin masih punya hak
mendekati Hye Jung.” Kata Yoon Do Ji Hong bertanya apakah Hye Jung
mengetahui hal ini, Yoon Do mengatakan sudah pasti Hye Jung mengetahuinya.
“Apa Kau kira aku cerita soal ini
padamu lebih dulu sebelum padanya ?” ucap Yoon Do sinis.
“Benar juga. Lalu,
kenapa kau cerita semua ini kepadaku ?” tanya Ji
Hong seperti belum bisa mengerti
“Aku sungguh tidak suka menusuk
orang dari belakang. Karena aku tahu diantara kalian
ada sesuatu. Aku bukan orang yang diam-diam
ingin mencurinya. “ jelas Yoon Do
“Bagaimana caramu mencurinya ? Apa Kau kira akan kuberikan ?” kata Ji Hong percaya diri. Yoon Do binggung
“Aku menyukaimu, Kau itu jantan. Lelaki
harusnya seperti ini. Tapi, asal kau tahu saja ... Aku seumur hidup belum pernah kehilangan
sesuatu yang jadi milikku. Aku senang karena kau tahu daya
tarik Hye Jung. Aku
senang karena Hyejung tahu kalau dia populer di kalangan para pria.” Kata Ji Hong
Yoon Do binggung apakah Ji Hong itu tak cemas karena ia
juga menyukai Hye Jung. Ji Hong pikir untuk apa cemas karena Yoon Do malah bisa
membuat hubungan dengan Hye Jung menjadi semakin kuat. Yoon Do mengeluh melihat
tingkah seniornya. Ji Hong memberikan
dukungan semoga sukses dengan usahanya lalu masuk ke dalam rumah. Yoon Do
bingung melihat Ji Hong seperti memberikan perlawan dengan baik dan sangat
percaya diri sekali.
“Kau tidak pernah tahu apa yang
akan terjadi pada pria dan wanita sebelum mereka menikah ! Apa ini ? Rasanya aku sudah kalah sebelum
berperang ?” ucap Yoon Do binggung
Ji Hong mengambil sebotol bir dan berdiri didepan mesin
boneka sambil menatap ponselnya, Hye Jung duduk dikamar sambil melihat catatan
operasi milik neneknya, pesan masuk. Gambar anjing yang mengeluarkan tanda
cinta, senyumnya terlihat berkomenta gambarnya sangat imut.
“Bagaimana mendapatkan emoticon seperti itu ? Aku hanya punya yang ini.” balas Hye
Jung dengan emoticon yang biasa
“Besok ada rencana
apa ? Kau sedang libur.” Tulis Ji Hong
“Aku sibuk sekali dan Tidak akan ku bilang padamu”
balas Hye Jung
“Kalau begitu,
besoknya ?” tulis Ji
Hong, Hye Jung membalas “Aku mau belajar.”
“Apa Bisa sisihkan waktu pagi untukku ?” tulis Ji Hong, Hye Jung pun akhirnya setuju. Ji Hong pun
tersenyum lalu mencoba kembali mengambil boneka dalam mesin. Hye Jung tersenyum
melihat emoticon anjing yang gembira, setelah itu wajahnya terlihat serius
melihat nama [KIM CHI HYUN]
[RUMAH SAKIT YANGJU GUKIL SELATAN]
Hye Jung menuliskan biodatanya lebih dulu dimeja
receptionist dan terlihat sedikit ragu. Setelah itu masuk ke sebuah ruangan.
Seorang pria datang menghampiri meminta maaf karena tidak
bisa berikan data Kang Mal Soon. Hye Jung
menanyakan alasanya.
“Kami menghancurkan seluruh berkas
yang berusia 10 tahun Jadi Semuanya
sudah tidak ada.” Jelas si pria, Hye Jung
mengangguk mengerti walaupun terlihat wajah kecewa tak bisa menemukan informasi
sesuatu tentang neneknya.
Hye Jung kembali ke mobilnya lalu menelp bagian administrasi Rumah Sakit
Gukil. Ia menanyakan lokasi Dokter Kim Chi Hyun,
residen 13 tahun yang lalu. Perawat bertanya
apakah yang dimaksud itu Kepala Bagian Kim Chi Hyun.
Akhirnya Hye Jung sudah menaiki eskalator rumah sakit
dengan membawa amplopnya. Seorang perawat menahanya memberitahu Sekarang masih ada pasien.
Hye Jung memberitahu Junior dari Dokter
Kim Chi Hyun. Dan hanya ingin
mampir. Perawat hanya bisa
melonggo melihat Hye Jung masuk ruangan.
Dokter Kim melihat Hye Jung yang datang tak mengenalnya
lalu bertanya siapa. Hye Jung memastikan Dokter Kim adalah
dokter bedah residen, 13 tahun lalu di rumah sakit Gookil. Dokter Kim tak percaya itu sudah 13 tahun yang
lalu lalu bertanya bagaimana Hye Jung bisa mengetahuinya.
“Aku dulu adalah wali seorang pasien.” Ucap Hye Jung
“Tapi, waktu dulu sepertinya bukan aku. Kepala
Bagian saat itu yang seharusnya memberikan perawatan.” Kata Dokter Kim
“Dokter yang mengisi berkas
pasiennya, kan ?” ucap Hye Jung mengeluarkan lembaran kertas milik
neneknya. Dokter Kim panik melihat berkasnya lalu bertanya siapa sebenarnya
wanita yang ada didepanya.
“Kenapa mendadak sensitif sekali ?” sindir Hye Jung
“Kalau ingin bertanya ini, harusnya bawa surat resmi dulu. Apa-apaan
ini ?!” ucap Dokter Kim mulai mengomel menutupi rasa paniknya.
“Jika aku meminta surat resmi, apa kau akan menemuiku ?” ucap Hye Jung sinis
Dokter Kim menegaskan bukan yang memimpin operasi jadi
kenapa Hye Jung malah menemuinya. Hye Jung menegaskan Dokter Kim adalah
dokter yang mengisi tabel pasien. Jadi ingin
tahu segalanya yang
terjadi hari itu di ruang operasi. Dokter Kim
merasa tak mungkin ingat
kejadian 13 tahun yang lalu.
“Aku sering melakukan operasi dan Pasienku ada juga yang meninggal
saat operasi..”
Tegas Dokter Kim
“Meskipun tidak bisa ingat, kau harus memaksakan supaya
ingat. Operasi 13 tahun lalu ini
mungkin tidak berarti apapun padamu. Tapi
ada orang yang selalu mengingatnya setiap hari.” Ucap
Hye Jung dengan mata melotot
“Kau tidak bisa menggugat meskipun
menemukan sesuatu. Batas undang-undangnya sudah
lewat, ini sudah terlambat.” Balas Dokter Kim
“Aku tahu.... Meskipun ada kesalahan, hukuman
legal tidak memungkinkan. Tapi, hukuman legal bukan
satu-satunya cara.” Ucap Hye Jung Dokter Kim
bertanya apa yang dinginkan Hye Jung,
“Permintaan maaf, kebenaran ... Membuat orang membayar
kesalahannya. Ini semua adalah aturan yang
harus dipatuhi oleh masyarakat yang sehat. “ tegas Hye
Jung
“Pokoknya, aku tidak ada
hubungannya dengan operasi ini dan Bukan
aku pemimpin operasinya. Sekarang aku
sibuk.” Ucap Dokter Kim sombong, Hye Jung akan meninggalkan
surat milik neneknya serta nomor telpnya dan meminta Dokter Kim untuk memikirkan
baik-baik lalu keluar dari ruangan.
Hye Jung pergi ke sebuah toko kosmetik, memberitahu ingin
terlihat lebi cerah jadi meminta dipilihkan warna yang cocok. Pegawai
memberikan lipgloss untuk dicoba. Hye Jung pun mencobanya, Si pegawai menduga
Hye Jung akan bertemu dengan pacarnya. Hye Jung mengatakan tidak karena ingin
bertemu dengan neneknya karena Neneknya suka hal
yang cantik. Si pegawai merasa iri karena neneknya itu
sudah lama meninggal jadai akan memberikan banyak sample
untuk nenek Hye Jung.
Akhirnya Hye Jung sampai ditempat abu milik neneknya dan membawa
sebuket bunga kecil, Ia berbicara pada neneknya yang sangat menyukai bunga dan suka
benda yang mungil dan cantik, tapi menurutnya selama
ia meyukainya pasti neneknya itu juga akan menyukainya.
“Saat nenek membelikan aku kalung
... nenek
bilang, yang akan melihatnya.” Ucap Hye Jung sambil
menangi menempelkan buket bunga.
“Nenek, aku belum lupa. Hidup yang
nenek cintai sampai akhir ... Aku
tidak akan lupakan hidup itu. Ahh... Kenapa
aku terus bicara sendiri ? Mirip
seperti nenek saja.
Aku rindu padamu.”
Kata Hye Jung mengelus kaca yang didalamnya ada foto neneknya sambil menangis.
Di dalam mobil
Dokter Jin meminta anaknya tak perlu mengejar
laki-laki, karena Tidak
ada yang sayang pada Seo Woo melebihi
sayang ayah padanya. Ia melihat Yoon Do tidak punya
etiket, bersikap begitu pada orang yang lebih tua,
kalau bukan karena melihata siapa ayahnya mungkin tak akan tinggal diam melihat
sikap Yoon Do.
“Tapi jangan jauhi dia. Lelaki
lemah pada wanita yang menunggunya. kau Pura-pura saja menunggunya.” Pesan Dokter Jin
“Mana bisa aku pura-pura ?” kata Seo Woo menatap keluar jendela.
“Bisnis adalah cara orang
menggerakan hati orang dengan berpura-pura.” Tegas
Dokter Jin, Seo Woo menegaskan kalau ia adalah seorang dokter.
“Kau dokter yang tahu soal bisnis.
Jangan
fokus ke satu hal saja dan bersikap fleksibel.”
Ucap Dokter Jin dengan mata liciknya. Seo Woo hanya bisa menghela nafas
panjang.
Hye Jung baru keluar dari rumahnya, melihat Ji Hong sudah
menunggu didepan mobilnya menyapanya dengan senyuman lebar. Hye Jung pun
tersenyum lalu Ji Hong membuka pintu mobilnya agar Hye Jung masuk.
“Sebenci apa dirimu pada ikan
sampai butuh bantuanku ?” ucap Hye Jung
“Aku tidak benci. Hanya bosan. Aku
tidak ingin menghabiskan waktuku seharian dengan ayah. Kalau ada kau, maka semuanya pasti akan beres.” Ucap Ji Hong yakin
Sesampai di parkiran Hye Jung melihat cara Ji Hong yang
memarkira mobil dengan sangat sexy, Ji Hong melihat mobil ayahnya sudah ada
jadi pasti ayahnya sudah datang lalu bertanya apakah Hye Jung mau turun
sekarang. Hye Jung mengangguk.
Tuan Hong sedang berjalan menyusuri pinggir danau dengan
sekertarisnya, Ji Hong memanggil ayahnya dan memperkenalkan Hye Jung sebagai
juniornya. Hye Jung memperkenalkan namanya. Tuan Hong merasa kalau Sepertinya
pernah dengar nama itu
“Apa dia yang waktu itu menelpon
saat kita memancing ?” kata Tuan Hong, Ji Hong
hanya bisa tertawa kalau ayahnya itu ternyata masih mengingatnya. Tuan Hong pun
mengajak mereka jalan bersama-sama.
“ Apa yang kau suka dari Ji Hong-ku
?” ucap Tuan Hong, Hye Jung bingung. Ji Hong mengeluh
Ayahnya malah membahas masalah itu. Tuan Hong mengejek kalau suka-suka dia mau
menanyakan hal itu. Keduanya pun tertawa.
Tuan Jin sudah berdiri di sebuah papan proyek
pembangunan. Mobil anaknya pun datang, Dokter Jin dan Seo Woo turun menyapa
Tuan Jin . Dokter Jin melihat ayahnya datang lebih awal, Tuan Jin mengatakan baru
saja selesai golf dan ingin menunjukan hal hebat pada Seo Woo.
“Disini adalah awal terwujudnya
mimpi kita. Perusahaan Medis Gukil. Bagaimana
menurutmu?”
ucap Tuan Jin bangga pada cucunya.
“Perjalanannya masih panjang.” Komentar Seo Woo
“Tidak,ini sudah setengahnya. Ayahmu
dan aku sudah melakukannya. Dan Kau
hanya perlu memanen buahnya, mengerti ?” kata Tuan
Jin, Seo Woo mengangguk mengerti.
“Aku akan jalani mimpi kakek, ayah
dan aku, mulai sekarang.” Tegas Seo Woo,
Tuan Jin terlihat bahagia, Seo Woo nampak terpaksa
melakukan semuanya. Tuan Jin bertanya pada anaknya apakah hari ini. Dokter Jin
membenarkan jadi harus segera kembali karena harus
melihat, bagaimana permainannya.
Seorang pria seperti pemimpin berjalan di lorong rumah
sakit dengan anak buah yang membawa kotak biru dan semuanya berdasi. Dokter Pi
dan Dokter Choi yang baru keluar lift binggung apa sebenarnya yang terjadi.
Dokter Choi melihat Di kotaknya tertulis Badan Pajak Nasional.
Akhirnya semua pria berdasi selesai bertugas dan keluar
dari ruangan. Seorang pria dan Dokter Jin melihat dari atas, si pria tak
menyangka akan sebesar ini. Dokter Jin menegaskan mengalami Rugi
banyak demi pemasukan sedikit, menurutnya tak masalah
kalau si pria menganggap mereka akan kehilangan lebih banyak karena menurutnya Ketua
Hong sudah habis dengan senyuman liciknya.
Ji Hong mempersiapkan makanan di meja lainya, Hye Jung
duduk bersama dengan Tuan Hong lalu Tuan Hong bertanya apakah orang tua Hye
Jung masih hidup melihat Hye Jung yang masih
muda Pasti orang tuanya masih
ada lalu merasa bersalah kalau sudah menanyakan hal seperti
itu.
“Ibuku sudah meninggal.” Akui Hye Jung
“Aku sendiri, pasti semakin dekat
dengan usia kematian. Kapan pertama kali kau bertemu Ji
Hong ?” tanya Tuan Hong, saat itu Ji Hong datang tanpa sempat
Hye Jung menjawabnya.
“Sup
ikan pedas memang paling cocok jika ikannya ditangkap sendiri. Berhentilah bertanya, Anak ini jadi gugup.” Komentar Ji Hong ternyata mendengarnya.
“Apa Kau gugup ?” tanya Tuan Hong, Hye Jung mengaku tidak lalu meminta
agar menuangkan supnya. Ji Hong menolak karena ia yang akan menuankan sup ke
dalam mangkuk.
“Ya, tak perlu melakukanya. Kau hanya
duduk diam saja biarkan dia yang berkerja” ucap Tuan Hong mengoda
anaknya.
Ji Hong bertanya apakah Hye Jung bisa masak, Hye Jung
mengelengkan kepala kalau tak bisa. Tuan Hong berkomentar itu tak masalah jadi
Hye Jung hanya duduk saja. Ji Hong mengeluh ayahnya itu terlalu berlebihan, Tuan
Hong pun tertawa lalu mengajak mereka semua untuk makan bersama.
Saat itu ponsel Ji Hong bergetar, Dokter Kim menelp
memberitahu Ada masalah kalau Badan
Pajak Nasional datang kemari, mengenai saham milik Tuan
Hong yang menjadi masalah besar. Ji
Hong memberitahu sedang dengan ayahnya dan akan menghubunginya nanti. Lalu ia
menatap Hye Jung yang sedang makan dengan ayahnya, wajahnya terlihat khawatir
tapi mencoba tersenyum. Hye Jung pun memberikan senyuman pada Ji Hong.
Sementara Seo Woo pergi ke toko kosmetik ingin terlihat
lebih berani jadi meminta riasan dengan gaya Smokey. Pegawai melihat
mata Seo Woo yang bagus jadi mengusulkan untuk Perona mata
coklat cocok dan Eyeliner
hitam, Seo Woo meminta segara membungkusnya.
Ji Hong berjalan di pinggir sungai memberitahu Supir
ayah akan mengantar Hye Jung ke
rumah sakit. Hye Jung pikir masih bisa
naik taksi. Ji Hong
meminta maaf karena tidak bisa mengantarnya. Hye Jung merasa tak masalah baginya.
“Haruskah aku
bertanya ? Apa yang terjadi ?” gumam Hye Jung merasa khawatir.
“Hyejung, Terimakasih... Ayah sepertinya senang
sekali. Aku merasa bukan anak teladan,
jadi rasanya sedih.” Kata Ji Hong
“Lebih
baik Jangan tanya.” Gumam Hye Jung
mengurungkan niatnya
Ji Hong akhirnya kembali, Tuan Hong bertanya apakah udah
mengantar Hye Jung sampai naik mobil. Ji Hong mengangguk. Tuan Hong mulai
berkomentar kalau semua ini konyol sekali karena Mana mungkin ia bisa merusak rumah sakit, menurutnya semua tidak
masuk akal.
“Seumur hidupku, aku kerja demi
rumah sakit dan pasien.” Ucap Tuan Hong
“Sepertinya ini rencana seseorang.
Kalau
tidak, mana mungkin terlihat seburuk ini ?” komentar
Ji Hong
“Aku akan lakukan rapat direksi. Ini
waktunya memutuskan.”kata Tuan Hong
“Apa kau akan keluar ?” tanya Ji Hong, Tuan Hong menegasan harus segera keluar
dari rumah sakit.
“Aku yakin mereka senang, Orang yang merencanakan ini.” ucap Ji Hong sinis
Dokter Ahn sedang asyik makan ramyon, Dokter Pi datang
bersama Dokter Choi melihat juniornya itu seperti sedang bertarung makan karena
banyak sekali makanan diatas meja. Dokter Ahn mengatakan kalau semua makanan
miliknya jadi tak ada yang boleh memintanya. Keduanya langsung mengambilnya,
Dokter Ahn mengeluh keduanya malah sengaja mengambilnya.
“Aah Hyung, Hyungnim, apa rumah
sakit kita akan hancur lebur ? Kalau
pemerintah datang dan melakukan penyelidikan ...”
ucap Dokter Choi kembali membahasnya, Dokter Pi yakin semua ini
juga akan masuk berita.
“Bagaimana kalau rumah sakit ini
tutup dan kita jadi pengangguran ?” kata
Dokter Choi khawatir
“Tidak akan terjadi, Rumah sakit ini tidak mungkin
ditutup. Tapi Kita bisa dipecat.” Kata Dokter Ahn, Dokter Choi bertanya darimana bisa
tahu seperti itu.
“Aku belajar bisnis... Aku yakin, ada cerita lain dibalik ini. Badan
pajak Nasional biasanya tidak mengunjungi rumah sakit jadi Ada yang
mengatur ini.” ucap Dokter Ahn yakin
“Ahh.. Benar, benar, dia
ganti jurusan ke kedokteran. Jadi, menurutmu siapa pelakunya ?” kata Dokter Choi penasaran
“Ada Direktur Hong dan Direktur
Jin. Ini sebuah Gesekan kekuasaan.” Kata Dokter Ahn mencontohkan dengan kue lalu memakanya.
Dokter Pi menjerit tak percaya kalau ini pertama
kalinya melihat juniornya bisa sepandai
ini. Dokter Ahn hanya tersenyum, Dokter Choi yakin itu seperti
sindiran untuk seniornya lalu menyuruhnya kembali makan yang banyak saja. Dokter
Pi merasakan ponselnya bergetar lalu bertanya siapa kira-kira yang menelpnya.
Terlihat nama Seo Woo dilayar, Dokter Ahn berkomentar Seniornya
memihak pihak yang tepat bahkan akan
naik ke level professor, Professor Pi. Dokter Pi berkomentar kalau Dokter Ahn menjadi Prof
Dae yaitu Prof Dwaeji ( Babi ) lalu keluar ruangan. Dokter Choi ikut tertawa lalu ikut
keluar.
Seo Woo masuk lorong rumah sakit dengan celana pendek dan
dandanan yang berbeda. Dokter Pi terlihat kaget bertanya apa apa sebenarnya
dengan temanya. Seo Woo mengatakan mau belajar. Dokter Pi binggung temanya ingin belajar dengan pakaian
seperti itu. Seo Woo membenarkan.
“Disini rumah sakit. Penampilanmu
saat ini, bukan tampilan dokter. Apa Kau mau memberontak
melawan Dokter Jung ?” ucap dokte Pi
“Memangnya dia siapa aku harus
memberontak karenanya ?” kata Seo Woo, Dokter Pi
bertanya lalu kenapa Seo Woo berpakaian seperti itu.
“Aku mau hidup sesukaku. Selama
ini jadi orang baik, apa yang ku dapat
sekarang ?”
ucap Seo Woo benar-benar sakit hati. Hye Jung baru datang melihat dandan Seo
Woo lalu melangkah pergi.
“Aku selalu ada di sisimu, kita
adalah teman.” Kata Dokter Pi seperti berusaha
menenangkanya. Seo Woo mengejek kenapa Dokter Pi berbicara seusuatu yang sudah
pasti.
Hye Jung melihat berkas diatas meja, lalu melihat Seo Woo
masuk ruangan. Seo Woo menyindir Hye Jung yang terlihat kaget padahal ia masuk
ruanganya sendiri. Hye Jung mengatakan baru
ingin keluar. Seo Woo mengatakan mereka harus bicara.
“Kau dan aku, mau sampai kapan
seperti ini ? Kau pasti
pernah melihatku di ruang konfrensi akademis Bedah Syaraf Dan
kau menghindariku ? Kalau
tidak, mana mungkin aku tidak pernah melihatmu. Tidak banyak perempuan di bidang bedah syaraf.” Ucap Seo Woo
“Benar, aku pernah melihatmu dan memang menghindarimu. Aku
mungkin membawa traumu bagimu, tapi kau juga begitu bagiku.” Akui Hye Jung, Seo menanyakan alasanya.
“Karena aku suka padamu dan Aku iri juga padamu. Saat kau
menerimaku sebagai temanmu, aku senang. Kejadian buruk diantara kita. Aku
baru tahu kalau kau ada di rumah sakit ini. Aku
menyiapkan diri untuk bertemu denganmu. Meskipun
begitu, rasanya tetap sulit saat bertemu denganmu. Kau
tidak menyiapkan diri, pasti lebih berat bagimu.” Kata
Hye Jung
“Aku tahu kau sudah merencanakan
ini. Kau datang kerumah sakit ini demi
merebut semua milikku. Kenapa ? Apa guru Hong tidak cukup ? Dulu kau juga tahu. Kalau
aku suka pada guru Hong.” Ucap Seo Woo sinis
“Kau mungkin tidak percaya, tapi
aku tidak tahu tentang hal itu.” Kata Hye Jung
Seo Woo tak terimak karena Hye Jung mengatakan kalau ia
tak akan mempercayai perkataanya, menurutnya Hye Jung hanya berasumsi
dirinya itu tidak akan percaya. Hye Jung menegaskan Alasan ke
rumah sakit Goo Kil tidak ada
hubungannya dengan Seo Woo. Seo Woo penasaran
urusanya dengan siapa karena yakin Hye Jung kemari karena punya tujuan, kalu ia bisa mengerti tujuan itu maka akan
mempercayainya. Hye Jung menegaskan tak akan bisa mempercayainya.
“Apa Kau ingin menyerah soal
hubunganmu dengan aku ?” ucap Seo Woo, Hye Jung
hanya diam, Seo Woo mengartikan tidak menjawa artinya jawabannya
"yes"
“Kita perjelas. Saat
ini, kau yang sudah menolakku.” Ucap Seo Woo, Hye Jung
tak berkomentar memilih untuk pergi meninggalkan ruangan.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar