PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 20 September 2016

Sinopsis Love In The Moonlight Episode 9 Part 1


PS : All images credit and content copyright : KBS

Ra On melangkah mundur bertanya apakah Pangeran Lee mengetahuinya, Pangeran Lee mengangguk kalau ia sudah mengetahuinya. Ra On mengartikan saat ditaman bunga itu berarti... Pangeran Lee kembali mengangukan kepalanya.
Apa kau mengejekku di saat kau mengetahui semuanya?” kata Ra On tak percaya, Pangeran Lee kager mendengar ucapan Ra On.
Byung Yun keluar dari rumah, teringat kembali pada Ayah Tiri Ra On mengatakan  Hong Sam Nom,  ada di istana sekarang kalau dijual ke roughnecks untuk melunasi hutang.


Pangeran Lee meminta maaf menjelaskan kalau yang dilakukan itu  bukan karena menyepelekannya, diawalnya memang menganggapnya buruk tapi kemudian merasa lega dan setelah itu tidak sanggup memberitahu Ra On yang sebenarnya. Ra On menatapnya dan tangan pangeran Lee memegang lengan Ra On seperti berusaha menyakinkan.
Di saat aku duduk diam dengan nyaman, maka kau berjalan. Saat aku sedang berjalan, maka kau berdiri sambil memegang paying seolah-olah lenganmu akan jatuh. “ucap Pangeran Lee mengingat saat Ra On membantunya membawakan payung yang berat untuk ukuran perempuan dan juga berjalan tanpa alas kaki saat akan dibawa ke Qing.
Saat aku duduk di atas sutra dan kau berada di atas tikar berdebu, bagaimana mungkin aku bisa memberitahumu bahwa aku menghargaimu sebagai seorang wanita?” jelas Pangeran Lee, Ra On menatap dengan mata berkaca-kaca dan akhirnya melangkah mundur.
Karena aku seorang kasim yang membantumu, apa itu bukan pemberian?” kata Ra On tertunduk
Tapi, itu bukan sesuatu yang seharusnya dilakukan seorang pria kepada kekasihnya. Mulai sekarang, aku akan memperlakukanmu sebagai wanita yang paling berharga di dunia. Aku akan menghalangi angin untukmu, dan melindungimu dari sinar matahari. Aku akan menjagamu. Boleh aku melakukan itu?” kata Pangeran Lee sambil memegang tangan Ra On.
Ra On menangis mendengarnya, Pangeran Lee langsung menghapus air mata Ra On yang mengalir di pipinya. Saat itu Byung Yun ingin masuk ke Jahyendong kaget melihat Pangeran Lee seperti sudah jatuh cinta dengan Ra On, akhirnya memilih untuk keluar dari ruangan. 


Ra On membenarkan kalau dirinya memang seorang wanita tapi tidak pernah hidup sebagai seorang wanita. Pangeran Lee mengatakan Ra On bisa mulai hidup sebagai wanita mulai sekarang. Ra On menolak tidak bisa melakukanya. Karena berada di tempat yang tidak seharusnya  berada,
aku meminta maaf. Jadi supaya aku tidak lagi menimbulkan masalah untuk Putra Mahkota.. “ Kata Ra On disela oleh Pangeran
Aku tidak menyalahkanmu. Tapi Aku menyalahkan diriku sendiri karena tidak mengenalimu lebih cepat, jadi...” ucap Pangeran Lee yang kembali disela oleh Ra On.
Putra Mahkota, karena aku memiliki tugas sebagai seorang kasim,maka aku harus segera pergi.” kata Ra On lalu bergegas keluar dari Jahyendong. 

Ra On sedih dan mengingat kembali kata-kata Pangeran Lee Mulai sekarang, aku akan memperlakukanmu sebagai wanita yang paling berharga di dunia.
Didalam ruangan Pangeran Lee terlihat berkaca-kaca mengingat kata-kata Ra On Ya... kau benar bahwa aku seorang wanita. Tapi , aku tidak pernah hidup sebagai seorang wanita. Keduanya sama-sama membalikan badan seperti 

Byung Yun mengeluarkan pedangnya, lalu berlati sendiri seperti terlihat ingin mengeluarkan semua yang ada dalam pikiranya. Teringat kembali kata-kata Pangeran Lee padanya.  
Ada desas-desus yang beredar di ibukota bahwa putri Hong Gyeong Nae masih hidup. Kalau itu benar, kita harus menemukannya. Sebelum Perdana Menteri menemukannya, bagaimanapun caranya.” Perintah Pangeran Lee
Lalu Pria perkumpulan yang lainnya juga mengatakan “ Kita harus menemukannya sebelum orang lain menemukannya, karena Akan menjadi bantuan yang luar biasa dengan mengumpulkan pasukan yang tersebar.
Ra On sebagai temanya di Jahyeondong, dengan senyuman mengakui sangat menyukai Byung Yun sebagai kakaknya. Byung Yun mengangkat Pedangnya, seperti ingin membunuh seseorang, tapi akhirnya di jatuhkan begitu saja. 

[Episode 9- Saat kunci hatimu terbuka]

Ra On berbaring di tempat tidurnya, melihat Byung Yun terlihat gelisah diatas lalu bertanya apakah ia mengkhawatirkan sesuatu. Byung Yun menyangkalnya lalu mengatakan punya pertanyaan. Ra On pun mempersilahkan agar bertanya saja.
Sebelum menjadi seorang kasim, apa yang kau lakukan?” tanya Byung Yun
Kau belum pernah mendengar tentang aku? Aku bergabung dalam sebuah gerombolan penampil.” Cerita Ra On, Byung Yun bertanya sebelum itu apa.
Aku tinggal bersama ibuku.” Kata Ra On, Byung Yun lalu bertanya tentang ayah Ra On
Aku mendengar bahwa dia meninggal, saat masih sangat kecil. Aku bahkan tidak tahu namanya. Jadi satu-satunya orang dalam ingatanku adalah ibuku.” Cerita Ra On
Byung Yun berkomentar pasti berat, Ra On binggung lalu bertanya alasan Byung Yun yang tiba-tiba bertanya tentang masa lalu. Byung Yun bertanya apaka Ra On masih menyukai istana. Ra On hanya bisa terdiam. 

Kasim Jang memarahi Ra On  yang memakan makanan hangat kemudian ingin mengeluh, menurutnya mereka para Kasim  tidak boleh membuang-buang waktu karena Putra Mahkota sudah menjadi sangat sibuk. Ra On hanya bisa tertunduk meminta maaf.
Kupikir kau sudah ada untuk waktu yang sangat lama. Kenapa? Apa kau tidak sanggup bertahan lagi? Apa kau ingin dipindahkan?” ejek Kasim Sung
“Hei... Apa kau meminta seorang kasim untuk meninggalkan posisinya kosong tanpa izin Yang Mulia?” kata Kasim Jang memarahi temanya sebagai kasim
Sung Yul masuk ruangan mengatakan  akan mencoba dan mengisi posisi yang kosong. Do Gi datang memberikan perumpaan untuk bisa  menaruh sendoknya dengan hati-hati di atas meja. Kasim Sung merasa juniornya itu tak tahu karena mendengar bahwa tidak ada yang muncul saat Pangeran mengadakan pertemuan untuk pertama kalinya. Ra On hanya tertunduk sedih.

“Coba kali Lihat? Apa yang aku katakan? Berjalan di jalan bertabur bunga untuk seorang pemimpin tergantung pada seberapa baik yang kau lakukan atau akan dengan mudah menjadi jalan ke neraka. Bukankah aku pernah memberitahumu tentang itu?”ejek Kasim Sung, Kasim Jang berdiri terlihat marah.
Apa kau mendengarnya? Setiap tindakan kecilmu mendapatkan kritik dari Yang Mulia.” Ucap Kasim Jang, Ra On tertunduk mengatakan kalau  akan mengingatnya.

Beberapa murid Sarjana (calon pegawai pemerintah), Para S membungkuk berbicara pada Raja  pemeriksaan yang berlangsung setiap tiga tahun adalah satu-satunya kesempatan untuk sarjana yang tinggal di luar ibukota untuk mencapai ketenaran dan kemasyhuran.
Perkenankan kami para sarjana untuk menampilkan kemampuan kami dengan melanjutkan pemeriksaan seperti yang direncanakan! Tolong pertimbangkan!” kata calon pegawai pemerintahan.
Sementara didalam ruangan Raja, PM Kim memberitahu Para sarjana ini sudah bekerja keras untuk pemeriksaan ini dan bertanya apakah Raja tidak merasakan kemarahan mereka. Raja bertanya pada Pangeran Lee apakah tidak ada cara untuk menenangkan mereka.
Kalau kita membuka jalan bagi mereka, maka kita juga harus membuka pintu di ujung jalan itu. Bagaimana bisa kau menyebutnya ujian yang sukses dengan kandidat internal yang sudah dipastikan kelulusannya?” ucap Pangeran Lee sini
Putra Mahkota, tolong berikan keputusan yang bijaksana. Keputusanmu yang berat sebelah akan menentukan masa depan dari ratusan pemuda.” Ucap PM Kim membalas dengan sindiran 

Pangeran Lee sedang ada dikamarnya, melihat sepiring kue bentuk bunga mengingatkanya pada Ra On yang membawa saat sedang sedih lalu membahas Kasim Hong tidak bisa ditemukan dimanapun. Kasim Jang mengatakan ikut yang ingin beritahu sebelumnya.
Kau sudah memperlakukan dia dengan baik selama ini, jadi kenapa kau memarahinya sampai dia...” ucap Kasim Jang binggung
“Kenapa ? Apa dia berkata kalau dia tidak ingin datang ke Istana Timur?” tanya Pangeran Lee, Kasim Jang membenarkan.
Dia menghabiskan hari-harinya di tempat lain dengan hanya melakukan tugas-tugas yang sulit dan melelahkan.” Jelas Kasim Jang, Pangeran Lee pun bertanya keberdaaan Ra On sekarang. 

Putri Young Eun sedang bermain petak umpet dengan dayang yang masih seumur dengannya. Ra On datang mendekatinya,  bertanya apakah ia kehabisan alat tulis karena sudah membawakan alat tulis baru. Putri Young Eun hanya tersenyum, Ra On melihat Putri Young Eun sedang main petak umpet, Putri Young Eun mengangguk. Ra On mengerti dan akan menunggunya dan menyuruh agar cepat bersembunyi.
Ra On menunggu dibawah pohon sambil mengantuk menunggu Putri Young Eun selesai bermain. Tiba-tiba Pangeran Lee datang berdiri didepanya. Ra On pun buru-buru berdiri dan keduanya saling menatap. 

Putri Young Eun bersembunyi dibalik pintu saat dayang mencarinya, lalu dengan senyuman keluar dari persembunyian. Ketika akan berlari melihat PM Kim sedang berjalan, wajahnya terlihat ketakutan lalu bersembunyi dalam ruangan bahan obat. Seorang pelayan masuk menaruh bahan obat dan langsungm mengunci pintu. Putri Young Eun pun bersembunyi dialam ruangan yang terkunci.
Sementara Pangeran Lee bertemu dengan Ra On karena sudah mendengarnya dari Kasim Jang, lalu bertanya apakah ia mencoba untuk melarikan diri darinya. Ra On membenarkan. Pangeran Lee pun menanyakan alasannya.

Aku seseorang yang berdosa yang telah membawa malu kepada seluruh pusat pembinaan Kasim. Bagaimana mungkin aku bisa menghadapi Putra Mahkota setelah kau tahu semuanya? Aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk melakukannya.” Kata Ra On
“Apa Kau tidak mengerti? Bahwa aku berharap kau akan datang satu langkah lebih dekat bukan sebagai seorang kasim, tapi sebagai dirimu sendiri. “ucap Pangeran Lee mencoba menyadarkan.
Lalu dengan menggunakan kata-kata Putra Mahkota, apa kau benar-benar tidak mengerti? Seseorang yang rendah seperti aku, seseorang yang sudah melanggar hukum dengan berpura-pura menjadi seorang pria, Kalau bukan sebagi kasim, lalu sebagai apa aku bisa berada di sisi Putra Mahkota?” kata Ra On 

Pangeran Lee ingin bicara tapi lebih dulu terdengar teriakan pada Dayang memanggil Putri Young Eun sedang mencarinya. Ra On panik bertanya apakah mereka masih belum bisa menemukan Tuan Putri. Salah satu datang dengan wajah tertunduk menceritakan  Aku sudah berteriak berkali-kali sampai tersesat dan seharusnya Putri Young Eun keluar sekarang, tapi tidak muncul.
Di mana kau terakhir kali melihat dia?” tanya Pangeran Lee panik. 

Semua mencari-cari Young Eun sampai malam hari, dengan lampu yang dibawanya Ra On berjalan mencari keberdaan Putri Young Eun, lalu melihat ada pena yang terjatuh di lantai didekatnya ada pintu. Ia mencoba mengedor memanggil Putri Young Eun kalau ia yang datang.
Akhirnya Young Eun berusaha membuka pintu yang terkunci, Putri Young Eun duduk sendirian menangis, dalam bayanganya seperti melihat PM Kim yang membuka pintu dengan tatapan marah. Saat pintu terbuka pun Young Eun langsung pingsan. Ra On berlari menyelamatkan Putri Young Eun yang pingsan. 

Pangeran Lee dengan lembut mengelus wajah Putri Young Eun karena Tidak bisa meminta bantuan, jadi pasti ketakutan. Selir Park merasa sangat melegakan bahwa Kasim Hong akhirnya bisa menemukannya, Pangeran Lee ingat Putri Young Eun itu biasanya bicara tanpa henti dan seorang anak yang bahagia.
Kutukan yang menjadikannya tidak mampu berbicara sangat membuat frustasi. Setidaknya kau mengajari dia cara membaca, kalau dia sudah bisa tersenyum dan hidup seperti ini. .” Ucap Selir Park merasa bersyukur.

Flash Back
[3 tahun yang lalu.]
Pangeran Lee menyentuh perlahan tangan Putri Young Eun yang masih mungil lalu mengatakan hanya akan menulis satu kali, jadi lihat dengan hati-hati dan tebak dan mulai menulis di telapak tangan Putri Young Eun.
Kali ini, aku akan menulis musim kesukaanmu.” Ucap Pangeran Lee, Young Eun menatap tanganya yang dituliskan sesuatu, seperti binggung. 


Pangeran Lee menatap Putri Young Eun lalu bertanya pada Selir Park apakah anaknya itu masih tidak ingat apapun dari hari itu. Selir Park menjawab Putri Young Eun masih tak mengingatnya.
Pasti sulit untuk tubuh kecilnya menahan penyakit itu, melihat bagaimana kenangan yang terhapus setelah demam tinggi yang mereda setelah beberapa hari.” Kata Selir Park sedi menatap anaknya. 

Yoon Sung ingin keluar tapi dihalangi oleh Ui Gyo, Ui Gyo bertanya maua kemana Yoon Sung sekarang. Yoon Sung mengatakan kalau akan pergi untuk memasuki istana, Ui Gyo heran kenapa Yooon Sung harus memasuki istana, karena  Semua orang sudah keluar dari istana untuk memberi pelajaran kepada Putra Mahkota.
Oleh karena itu, setidaknya aku harus pergi kesana” ucap Yoon Sung, Ui Gyo mengumpat Yoon Sung itu anak nakal, terdengar suara seseorang yang memanggil Yoon Sung dengan nada berat. PM Kim sedang duduk didekatnya telihat mengetahui cucunya akan pergi ke istana. 

PM Kim bertanya apakah Yoon Sung  merasa kasihan kepada Putra Mahkota yang merupakan teman terbaiknya. Yoon Sung berpikir bahwa keputusan Putra Mahkota itu benar. PM Kim pikir Pada awalnya, semua orang berpikir bahwa keputusan yang adil adalah yang benar tapi keputusan yang tepat bukanlah satu-satunya hal yang memungkinkan warga untuk hidup dengan baik.
“Sejujur, aku tidak setuju. Bagaimana dengan klan kami memperluas kekuatan kami bisa menjadi bantuan untuk seluruh warga?” ucap Yoon Sung
Hanya karena kekuasaan yang dibagi, Apa Kau pikir semua orang bisa makmur? Ini hanya akan menyebabkan pertarungan yang tidak perlu. Politik bukan tentang berteman dengan orang-orang. Yang kuat berkuasa... dan memimpin orang lain.” Tegas PM Kim
“Apa pertemuan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan menjadi besan adalah cara lain untuk mempertahankan kekuasaan?” tanya Yoon Sung
PM Kim membenarkan, Yoon Sung meminta kakeknya untuk mencari cara lain karena tidak ingin menjalani pernikahan semacam itu jadi setidaknya ingin menikahi seorang wanita yang bisa memahami kata-katanya dan juga hatinya, lalu pamit pergi pada sang kakek. PM Kim terlihat menahan amarahnya karena rencananya gagal. 

Ha Yeon kembali bertemu dengan Ra On menceritakan Karena sering pergi ke toko buku dan terakhir kali, Tuan Putri mengijinkan untuk meminjam beberapa buku di perpustakaan istana. Ra On mengerti kalau Ha Yeon itu sebelumnya mengatakan suka membaca buku.
Tapi... sejujurnya, itu bukan sepenuhnya alasan kenapa... aku masuk istana.” Akui Ha Yeon, Ra On kaget mendengarnya
Seseorang yang aku katakan kepadamu terakhir kali... sejujurnya, dia ada di istana ini... sangat dekat denganmu. Dia adalah Putra Mahkota.” Bisik Ha Yeon

Ra On terdiam mengingat saat Ha Yeon menemui Pangeran Lee di taman wajahnya terlihat tersenyum bahagia. Ha Yeon bingung melihat Ra On hanya diam saja dan bertanya apakah ia terkejut. Ra On mengaku agak terkejut.
Dia hanya selalu mengatakan apa yang diperlukan dan berjalan pergi. Sekarang, aku lelah bahkan untuk membuat alasan lain.”kelu Ha Yeon lalu tak sengaja menjatuhkan bukunya, Ra On membantu mengambilnya. Ha Yeo melihat gelang di pakai oleh Ra On dan pernah melihatnya juga. Ra On buru-buru menutupinya.
Mereka mengatakan bahwa kalau kau memakai gelang itu, maka kau akan ditakdirkan untuk bertemu lagi bahkan jika kau berpisah.” Ucap Ha Yeon, Ra On binggung karena  tidak tahu gelang ini memiliki makna seperti itu.
“Apa Kau menerima hadiah itu bahkan tanpa mengetahui maknanya? Meskipun aku tidak tahu siapa itu, kurasa itu pasti seorang wanita yang putus asa.  Karena aku..Melihat bagaimana dia berpikir untuk memberikan ini kepada seorang pria.” Kata Ha Yeon, Ra On hanya diam saja. 


Ra On duduk diam sambil memegang gelang pemberian dari Pangeran Lee mengingat perkataan sebelumnya “Sekarang, aku akan memperlakukanmu sebagai wanita yang paling berharga di dunia.
Flash Back
Ra On cemberut melihat semua temanya yang wanita bermain karet sementara ia yang berpakaian pria tak boleh ikut. Ibunya melihat Ra On langsung menariknya masuk ke dalam rumah.  Ra On melepaskan tangan ibunya bertanya Sampai kapan harus berpakaian seperti seorang laki-laki. Ibunya panik menyuruh Ra On untuk diam.
Apa Sampai aku berusia 10? Usia 20 tahun ? Atau  Sampai aku mati?” kata Ra On dengan menahan tangisnya.
Ra On, ini belum waktunya. Aku... Aku sudah memintamu untuk menunggu sedikit lebih lama, kan?’’ kata Ibunya menyakinkan
Apa alasannya? Kapan kau akan memberitahu aku? Apa kau tidak akan mengatakan alasannya sampai aku mati?!” ucap Ra On kesal
Ra On mengingat tentang ibunya terlihat hanya bisa menahan rasa sedihnya karena tak bisa membuka jati dirinya sebagai seorang wanita. 

Pangeran Lee bertemu kembali dengan Yak Yong, merasa berita tentang istana yang sedang berada dalam kekacauan telah menyebar sampai keluar istana. Yak Yong membahas tentang Pangeran Lee yang  membatalkan pemeriksaan yang sudah ditetapkan, satu hari dalam kehidupan seorang sarjana dimulai dan berakhir dengan kritik tentang Pangeran Lee
Tapi kau masih berencana untuk melakukan pemeriksaan sementara yang diberikan oleh Raja?” tanya Yak Yong. Pangeran Lee menegaskan sudah memulai pertarungan ini.
Sebagai Putra Mahkota, kau tidak boleh kalah, kan?” ucap Yak Yong, Pangeran Lee menatap Yak Yong dengan penuh arti.
Kakekku mengatakan ini kepadaku, "Sebuah pertarungan antara pasangan yang sudah menikah dilakukan dengan tujuan bahwa menang akan menghancurkan keluarga." Itu, yang dia katakan.” Ucap Yak Yong.  

Kenapa tiba-tiba menyebutkan pertarungan antara pasangan yang sudah menikah...?” tanya Pangeran Lee heran
Tentu saja, alasan untuk itu pada awalnya adalah untuk memperbaiki sesuatu yang salah dalam proses pemeriksaan dan untuk menemukan seseorang yang diinginkan dan berbakat. Tapi bagaimana dengan sekarang? Apa tujuan dari pertarungan ini untuk menang atau Untuk merubah?” kata Yak Yong. Pangeran Lee ingin menjawab tapi terlihat bingung.
Sangat sulit untuk tidak kehilangan akalmu.” Kata Yak Yong seperti mencoba menyadarkanya.  Pangeran Lee tersenyum seperti sudah bisa menemukan jawabanya. 
bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


5 komentar:

  1. THANKS SINOPSISNYA ... huaa aku menunggu banget ...

    BalasHapus
  2. Ma kasih sinopsis nya mbk dee makin seruh aja nih drama

    BalasHapus
  3. Makin penasaran dengan nasib ra on dan putra mahkota..akankah mereka berdua dapat bersatu. .
    Fighting mbk dee ^_^

    BalasHapus