PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 21 September 2016

Sinopsis Scarlet Heart Ryeo Episode 8 Part 2

PS : All images credit and content copyright : SBS

Raja mengambil nama didalam guci yang dipegang oleh Ji Mong, lalu menyembut nama Pangeran ke-4, Wang So. Semua kaget termasuk, Wang So yang namanya disebut sebagai penganti Putra Mahkota untuk melakukan ritual. Semua orang dibelakang saling berbisik.
Ini adalah Kehendak Langit jadi Kau yang akan memimpin ritual hujan.” Kata Raja, Wang So pun tak bisa menolaknya mengatakan akan  bersedia melakukannya.
Setelah selesai, Wang So merasa tak masuk akal kalau ia yang bisa terpilih. Ji Mong hanya bisa tertawa merasa kalau Sepertinya Langit itu membutuhkan Wang So, jadi apa yang perlu dikhawatirkan karena langit sudah memilihnya dan berpesan agar Tidak baik meragukan dirinya sendiri. Wang So seperti bisa percaya kalau memang dirinya yang terpilih oleh langit. 

Ritual turun hujan pun dimulai, semua anggota kerajaan berdiri di dalam tempat dengan matahari yang cukup terik. Sementara Pangeran So diarak melewati para rakyat biasa yang memohon agar bisa turun hujan. Saat Wang So turun dan ingin memulainya terlihat ragu, Ji Mong memberikan guci sebagai tanda ritual akan dimulai.
Beberapa orang melihat itu adala pangeran ke-4 dengan topengnya.  Salah seorang berteriak meremehkan Wang So si pria bertopeng memimpin upacara ritual hujan dan nanti mungkin langit akan marah.
Dia itu monster, bukan manusia! Aigoo! Ini nasib buruk.” Teriak yang lainya.
Kita butuh seseorang untuk mendatangkan hujan.” Teriak salah seorang pria lalu melemparkan tanah ke wajah Wang So. Semua pun ikut melemparkan tanah pada wajah Wang So. Pengawal  kerajaan mencoba menghalanginya, tapi malah lebih banyak yang melempar tanah ke arah Wang So. 

Di dalam istana terlihat kegelisahan dari para pejabat, terdengar suara permintaan dari rakyat yang ada diluar Berikanlah kami seorang putera untuk mendatangkan hujan! Yang Mulia, apa Anda mengabaikan rakyatmu? Izinkan kami masuk!
Ratu Yoo tersenyum licik mendengarnya seperti memang sengaja membuat rakyat marah. Wang So masuk ke dalam istana dengan  baju yang kotor penuh tanah. Semua kaget termasuk Hae Soo yang berdiri di barisan para pelayan,  lalu tertunduk tak mau menatap ke arah Wang So.
Guci yang dibawa oleh Wang So pecah dan akhirnya ia pergi begitu saja Baek Ah ingin mengejarnya tapi ditahan oleh Wang Jung, Wang Soo meluapkan amarahnya dikamar, dengan melepaskan bajunya. 

Ratu Yoo terlihat bahagia dengan anak kesayanganya karena sudah mengatakan sebelumnya kalau  kesempatan akan datang lagi jika sabar menunggu dan Ritual hujan ini adalah waktu yang tepat untuk mengganti Putera Mahkota jadi Wang So tidak boleh kehilangan kesempatan ini.
Aku sudah mengutus pencuri untuk menghentikan Putra Mahkota agar tidak bisa pulang. Sepertinya dia sulit pulang untuk saat ini.” kata Wang Yo
“Wang So tidak berkedip saat dia sedang membunuh. Tapi kepercayaan dirinya runtuh begitu saja saat ada orang yang mengungkit wajahnya. Menurutku dia orang yang memalingkan kehendak Langit. Kenapa bisa dia kebetulan terpilih ketika aku sudah menyusun rencana?” ucap Wang Yo yang sempat membuat Ratu Yo terdiam ketika mengingat wajah anaknya
Aku juga heran apa yang dipikirkan oleh Raja dan Choi Ji Mong saat memilih anak itu.” kata Ratu Yoo, Wang Yo binggung kalau keduanya itu sengaja memilih Wang So.
Bagaimana mereka bisa tahu siapa yang harus dipilih?” ucap Wang Yo tak percaya
Apa kau percaya Langit bisa menggerakkan manusia? Itu semua omong kosong. Manusialah yang menggerakkan kehendak Langit dan Ritual hujan juga begitu Siapa pun yang memimpin ritual itu bisa menjalaninya sampai hujan turun. Kali ini aku harus melihat Goryeo ada di genggaman tanganmu. Kau sanggup melakukannya, 'kan?” ucap Ratu Yoo penuh percaya diri pada anaknya 

Hae Soo pergi mencari-cari Wang So ke taman lalu terlihat Wang So yang sedang berbaring diatas perahu dalam danau dan memanggilnya tapi tak ada sahutan. Akhirnya ia mendekatinya dan measa heran sebenarnya kapan Wang Soo bisa meletakkan perahu di danau lalu berpikir kalau sedang tertidur.
Akhirnya Hae Soo naik ke atas peruhu karena perahu yang bergoyang-goyang kakinya kehilangan keseimbangan. Wang So dengan cepat menarik tangan Hae Soo, keduanya lalu berbaring diatas perahu dan saling menatap. Hae Soo bangun lebih dulu dan duduk diatas perahu mengeluh Wang So yang bersembunyi di tempat ini.
Kau harus pergi sekarang. Semua orang pasti khawatir denganmu.” Ucap Hae So, Wang So langsung menolaknya.
Jangan terlalu diambil hati. Semua orang hanya mencoba untuk bisa makan dan bertahan hidup. Mereka pasti akan melupakannya.” Kata Hae Soo membujuk, Wang So menegaskan  tidak ingin belas kasihan darinya, lalu bertanya apakah Hae Soo tahu alasan dia dilahirkan. Hae So binggung
Sampai kapan kau harus hidup di dunia seperti ini? Apa kau sudah tahu alasan kau hidup seperti ini?” ucap Wang So sinis, Hae Soo menjawa sudah, Wang So kali ini kaget mendengarnya.

Aku sudah memikirkan hal itu akhir-akhir ini. Tapi... tidak ada jawabannya. Aku tidak dilahirkan seperti ini karena aku ingin seperti ini. Akulah orang yang menentukan bagaimana hidupku nanti. Aku bisa menjalani hidup yang mewah atau aku bisa menjalani hidup yang menyedihkan. Aku hanya tidak ingin menjalani hidup yang dikendalikan oleh orang lain. Itulah keputusanku.” Jelas Hae Soo, Wang So terdiam mendengar ucapan Hae Soo
Hidup orang di dunia ini tidak ada yang mudah. Kau hanya tidak tahu saja. Setiap orang punya kehidupan yang berat. Sebentar lagi, ritual hujan akan dilaksanakan. Apa yang tadi  kau alami akan segera berlalu, Aku yakin Pasti berlalu.” Kata Hae Soo, Wang So mengejek Hae S itu masih muda tapi sok tahu tentang segala dunia ini dan mengumpat itu Menyebalkan.


Hae Soo berbaring di tempat tidurnya, lalu mengeluh heran dengan pertanyaan Wang Soo alasanya dilahirkan dan dengan pertanyaan itu membuatnya stress. Akhirnya ia membuka buku catatan obat dan membuat dalam sebuah mangkuk, teringat saat ia menjauh produk cream lalu tersenyum bahagia setelah menemukan warna yang dinginkan pada tanganya dan akan membantunya kali ini supaya bisa keluar dari tempat ini

Ji Mong panik karena  Hari ini ritual hujan akan dilaksanakan, tapi Putra Mahkota belum pulang juga dan Pasti ada yang terjadi padanya. Wang So meminta agar menunggu sebentar lagi. Ji Mong yakin Rakyat pasti tidak bisa tenang kalau ritual hujannya tertunda jadi akan keluar sebentar mencari Putra Mahkota.
Tenangkanlah para rakyat itu sebisamu, Yang Mulia.” Kata Ji Mong, Wang So langsung menolaknya.
Aku sudah tak sanggup lagi harus berhadapan dengan rakyat.” Tegas Wang So
Putra Mahkota membelamu. Kau tidak masalah saat kau membunuh biksu-biksu itu. Tapi karena hal yang tak seberapa kemarin, kenapa kau jadi depresi begini?” kata Ji Mong, Wang Soo tak terima kalau penghinaan kemarin itu tak seberapa.
Kau itu terlalu mengkhawatirkan bekas luka wajahmu itu. Kau tak bisa jadi kekuatan bagi Putra Mahkota kalau kau tidak bisa mengatasi kekhawatiranmu itu Dan kau juga takkan pernah menyelesaikan dendammu dengan ibumu.” Kata Ji Mong menasehati
Jadi... ...kau memilih namaku secara sengaja dan mempermalukanku? Kenapa? Apa Kau pikir aku bisa mengatasinya jika kau membuatku mengalami situasi seperti itu?” ucap Wang So marah, Ji Mong tak menyangka kalau Wang So sudah tahu

Kau itu harus lebih percaya diri. Dengan begitu, batu yang dilemparkan padamu akan berkurang.” Ucap Ji Mong santai
Wang So dengan nada marah bertanya apakah Ji Mong pernah dilempar dengan batu sebelumnya,  dan tak percaya dengan "Kehendak Langit" karena merasa Ji Mong berpikir dirinya bodoh karena memiliki bekas luka diwajahnya.
Di saat saudara-saudaraku diperlakukan sebagai pangeran maka aku diperlakukan tak lebih seperti anak pembunuh.  Tapi sekarang, aku jadi pemimpin upacara ritual ini. Kecuali kau butuh budak duduk di sana sampai turun hujan tidak mungkin aku dipilih!.” ucap Wang So meradang marah
Jika turun hujan karena si "budak" itu, maka budak itu akan menjadi seperti seorang raja! Bagaimana cara kerja kehendak Langit? Kau harus berdiri tegak di depan semua orang. Dengan begitu, Putra Mahkota bisa duduk di atas takhta. Kau harus berdiri di hadapan semua orang agar kerajaan ini bersatu. Namun, aku hanya bisa memberitahumu sebagian. Aku tidak bisa memaksamu melakukan hal ini.” tegas Ji Mong
Wang So menatapnya, Ji Mong bisa mengerti merasa kalau  Wang So hanya sanggup sampai sejauh ini lalu pergi keluar dari ruangan. 


Wang So terdiam lalu mengambil baju ritual, Hae Soo datang terburu-buru menaiki tangan meminta agar Wang So mengikutinya sekarang.  Wang Soo mengatakan mau memimpin upacara ritual hujan dan tidak punya waktu pergi dengannya. Hae Soo mengatakan bisa melepas topengnya. Wang Soo bingung.

Beberapa alat make up sudah disiapkan oleh Hae Soo yang sudah dibuatnya, perlahan Hae Soo pun membuka topeng yang biasa menutupi wajah Wang Soo. Terlihat ada bekas luka sobekan dibagian mata yang tak perlahan hilang. Hae Soo perlahan meraba bagian luka dan Wang Soo menahan tangan Hae Soo karena untuk pertama kali orang yang berani meraba luka diwajahnya.
Apa kau tak merasa takut melihat wajah buruk rupa ini? Apa Kau kasihan padaku?” ucap Wang So sinis
Mana mungkin aku kasihan pada orang yang selalu ingin membunuhku? Entah wajahmu ada bekas luka atau tidak dan apapun yang orang lain pikirkan..., menurutku kau orang yang baik, itulah yang terpenting bagiku. Lagipula lukanya tidak terlalu parah. Karena bekas lukamu ini, kau menjalani hidup yang panjang dan kelam dan menurutku itu sangat tidak adil.” Ucap Hae Soo

Apa aku bisa mempercayaimu? Aku selalu penasaran denganmu.” Kata Wang So
Dulu, aku orang yang selalu dipercayai dan dikhianati Saat itulah aku baru sadar, bahwa sulit mempercayai seseorang Karena itulah aku takkan berubah. Jika kau percaya padaku duluan, Yang Mulia, maka Aku juga takkan berubah. Aku janji.” Ucap Hae Soo
Karena kau berarti aku bisa percaya padamu, 'kan? Lakukanlah semaumu. Sekarang... Aku adalah milikmu.” Kata Wang So membiarkan Hae Soo melakukan apapun pada wajahnya. 

Semua sudah siap di tempat upacara ritual, Raja bertanya apakah Putra mahkota belum datang juga. Ji Mong meminta Raja menunggu sebentar lagi. PM Park Young Gyu merasa meraka tidak bisa menunggu selamanya, karena Jika waktu ritual hujan sudah berlalu, maka tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi nanti.
Yang Mulia, kenapa kita tidak menunjuk Pangeran ke-3 saja yang memimpin ritual ini? Dia pangeran tertua setelah Putra Mahkota. Ada alasan yang tepat memilih dia dan pasti tidak akan ada protes soal hal itu.” kata PM Park, Ji Mong terlihat tegang dan Ratu Yoo melirik suaminya seperti sangat berharap banyak. 


Wang Yo pun akhirnya berjalan ke bagian belakang istana, sudah terlihat kendaraan yang akan dinaikinya sebagai pemimpin ritual. Ji Mong berpura-pura keberatan membawa guci sampai membungkukan badanya, agar bisa mengulur-ngulur waktu.
Apapun yang kau lakukan, Putra Mahkota takkan bisa pulang.” Ucap Wang Yo, Ji Mong sinis bertanya apa maksud ucapanya.
Kakakku biasanya suka kalah dalam mencari peluang.” Kata Wang Yo tersenyum sinis karena bisa membuat rencananya berhasil. 

Hae Soo selesai memberikan sentuhan make up pada wajah Wang So lalu meminta agar Pangeran ke empat membuka mata dan melihat pada cermin. Wang So pun melihat wajahnya dicermin, Hae Soo pikir Sepertinya ritual hujannya segera dimulai dan ingin bergegas pergi. Tangan Wang So menariknya lebih dulu, Hae Soo melihat dengan jelas wajah Wang So yang berbeda tanpa bekas luka.
“Apa Kau ingat? Aku pernah bilang padamu, 'kan? Kau adalah milikku..., entah dulu atau sekarang atau di saat kau pertama kali menyentuh wajahku. Aku sudah menentukan keputusanku, Aku akan membuatmu menjadi milikku. Persiapkanlah dirimu mulai sekarang, Aku takkan pernah melepaskanmu.” Tegas Wang So, Hae Soo hanya bisa terdiam.

Wang Yo sudah siap dengan menaiki kendaraan ritual, tiba-tiba tanganya di tahan oleh seseorang. Wang So datang dengan mengunakan topengnya. Wang Yo marah dengan yang dilakukan adiknya, Wang So mengatakan kalau datang untuk merebut posisinya.
Hanya Putra Mahkota dan aku yang berhak duduk di tandu ini.” tegas Wang So
Beraninya kau, dasar binatang.” Kata Wang Yo langsung memberikan tinjaun pada wajah adiknya.
Topeng sang adik pun terjatuh, Wang So mengangkat wajahnya yang sudah tak ada  bekas luka. Wang Yo  kaget melihat wajah adiknya yang bersih tanpa luka sedikit pun. Ji Mong menyuruh Wang So segera duduk di atas kendaraan, Wang Yo berteriak marah. Ji  Mong menegaskan kalau  Pangeran ke-4 dipilih oleh Langit. Wang So sudah duduk diatas tandu meminta mereka untuk segera berjalan. 

Di jalan semua rakyat kembali meminta agar memberikan hujan pada pemimpin ritual, Wang So turun dari kendaraan dan dua orang seperti provokator melihat Wang So ingin kembali melempar tanah. Salah seorang meminta menahanya agar bisa melihat dengan jelas kalau  Wajahnya berbeda dengan Bekas lukanya hilang dan Topengnya juga.
Kata orang, ada belatung juga di wajahnya.” Kata seorang wanita, Wang So mulai memberikan percikan air dari guci dengan daun ditanganya.
Putera naga! Karuniailah kami hujan.!!” Teriak si pria lalu bersujud. Semua orang pun akhirnya ikut bersujud, dua provokator kebinggungan melihat semua orang bersujud meminta hujan.
Wang So sempat terdiam melihat semua orang yang kemarin melemparinya dengan batu, sekarang bersujud didepanya seperti memberikan hormat dan memohon padanya. Wang Yo yang kesal melihat adiknya sekarang bukan dilempar batu lagi tapi semua orang bersujud dan memohon padanya. 

Didalam istana, Hae Soo buru-buru berbaring dibelakang para pelayan. Wang Wook bisa tersenyum melihat Hae Soo. Wang So akhirnya masuk ke tempat ritual. Ratu Yo kaget bukan Wang Yo disana lalu bertanya kemana anak kesayanganya itu. Raja memperingatakan istrinya agar bisa mengendalikan diri.
Sekarang yang lebih penting adalah menyelesaikan ritual hujan.” Tegas Raja, Ratu Yoo pun hanya bisa diam.
Semua Pangeran melihat wajah Wang So tanpa topeng dan juga tak terlihat luka. Hae Soo bis bernafas lega melihat Wang So masuk ke dalam istana dengan bersih. Wang Wook terdiam lalu melirik ke arah Hae Soo seperti sudah bisa menduga kalau sepupu istrinya itu yang membantu Wang So.
Ratu Yoo bisa melihat dari dekat wajah Wang So, dan tak melihat ada bekas luka diwajah anaknya. Wang So naik ke bagian atas tempat ritual, lalu menatap ke arah belakang lebih dulu mencari sosok Hae Soo lalu memberikan senyuman, Hae Soo pun bisa tersenyum lalu matanya tiba-tiba melihat sosok Wang So yang dingin melirik padanya.
Tiba-tiba hujan sudah turun sebelum Wang So membaca ritual agar meminta hujan turun. Raja dan Ratu terlihat tak percaya hujan akan turun dengan cepat, Semua PM berteriak bahagia karena Langit telah menjawab doa mereka membuat hujan turun di tanah Goryeo.
Wang So mengangkat tanganya agar bisa percaya dengan turunya hujan, Ji Mong tersenyum bahagia karena rencannanya bisa berhasil. Ratu Yoo akhirnya bisa melihat anaknya ada dibagian atas istana melihat hujan yang turun lalu bergegas pergi. Hae Soo kembali melihat ke arah Wang So dalam hatinya bergumam apakah mungkin itu GwangJong. 
bersambung ke epsiode 9


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. duuh ga sabar nunggu kelanjutannya, yg versi cina agak beda y, ttp lbh suka yg ini^^ makasih buat sinopsisny, ttp semangat y..^^

    BalasHapus