PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 09 Februari 2017

Sinopsis Chief Kim Episode 5 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Ha Kyung mendorong kursi roda Nyonya Jang ditaman, Nyonya Jang mengetahui kalau Sung Ryong yangbergulat dengan Myung Seok. Ha Suk membenarkan karena hampir dipecat akibah masalah itu. Nyonya Jang pikir Myung Suk mungkin tidak pernahmenghadapi hal yang seperti itu.
“Jika seperti ini, aku merasabingung terhadap Kepala Kim, juga.Dia telah melakukan hal-halyang tidak bisa kita lakukan.Aku yakin Direktur Seo mempekerjakannya untuk menggunakan diaseperti bonekanya.” Kata Nyonya Jang yakin
“Tapi aku masihbelum menangkap...Direktur Seo menggunakandia dengan cara apapun.” Komentar Ha Kyung
“Apa kau pikir aku salah?” ucap Nyonya Jang seperti sudah sangat mengenal seluk beluk perusahan. 
Sung Ryong berbaring dikamarnya, terdengar kembali suara berisik dari lantai atas, sambil mengumpat marah meminta agar membiarkan dirinya tidur dengan nyaman.
“Sung Ryong,sadarkanlah dirimu...dan hidup seperti manusia yangberdarah dingin seperti biasa.Jangan terguncang.” Ucap Sung Ryung mensugesti dirinya.
Tiba-tiba terlihat reruntuhan mulai jatuh dari atas kamarnya, dan akhirnya semua batu bata dan pasir jatuh ke dalam kamar Sung Ryong. Wajah Sung Ryong pun terkena tumpukan pasir dengan lubang yang terlihat dibagian atasnya, bahkan lampu kamarnya hampir jatuh. 

Sementara di sebuah rumah yang sangat berantakan, Manager Choo berbicara didepan kompor sambil menelp, terlihat sedikit kesal karena  anaknya membutuhkan lebih banyak uang dengan memberitahu kalau Sudah cukup sulit untukmembayar biaya sekolah,biaya sewa, dan biaya hidup.
Terlihat foto sang anak yang berada dalam bingkai, Manager Choo seperti keberatan anaknya yang ingin ikut les juga, Sang anak seperti tahu kalau ayahnya sedang kesal. Manager Choo menyangkalnya kalau ia hanya  terbangun dari tidurnya dan sudah larut malam di korea.
“Oh, apa kau akan pulang ke rumah selama liburan?”tanya Manager Choo, Anaknya seperti tak akan pulang dengan alasan membuang uang untuk tiket.
“Kenapa kau tidak ingin menghabiskan uang untuk membeli tiket pesawat? Jika kau tidak datang selama liburan, kapan kau bisa datang? Maksudku, kita harus hidup seperti keluarga. Dan bilang pada Ha Rin untuk menelpon. Bagaimana bisa dia tidak pernah meneleponku?” ucap Manager Choo lalu menyudahi telpnya.
Ia pun mematikan bagian pengisap bau diatas kompor agar bau rokoknya tak tercium ke seluruh ruangan. Lalu ia berjalan dengan membaringkan tubuhnya diatas sofa untuk kembali tertidur, sambil sedikit mengeluh karena harus kehilangan uang lagi dan memikirkan cara agar bisa mengumpulkan uang sebelum promosinya. 

Sung Ryong melihat harga rumah sewa baru tapi mengeluh karena  harganya sangat mahal, menurutnya tidak bisa tinggal di... tiba-tiba seseorang menabraknya. Myung Seok mulai mengumpat tapi melihat wajah Sung Ryong langsung kaget dan terkejut.
“Kenapa terkejut begitu?” ejek Sung Ryong lalu mencium bau alkohol dari baju Myung Seok.
“Apa Kau minum banyak kemarin? Bagaimana lenganmu?” tanya Sun Ryong, Myung Seok langsung menarik tanganya mengaku kalau  baik-baik saja, Sung Ryong tahu kalau Myung Seok itu tidak baik-baik saja.
“Kau seharusnya lebih menuntut... Ayahmu untuk memecatku.” Kata Sung Ryong
“Aku memutuskan untuk membiarkan ini berlalu.” Kata Myung Seok panik ingin segera pergi dengan memanggil pihak pengamanan,
“Kau harus tahu siapa musuhmu sebelum kau berkelahi.” Tegas Sung Ryong
“ Mari kita tidak saling menyapa lagi. Aku tidak akan mengatakan apa-apa bahkan jika kau mengabaikanku.” Kata Myung Seok
Sung Ryong menarik tanganya, Myung Seok ketakutan berpikir akan kena pukul dan bergegas pergi padahal Sung Ryong hanya memegang dahinya. 

Sung Ryong sibuk dengan ponselnya berbicara kalau  ingin melihat kamar nya dan akan bertemu pada hari Sabtu, serta memastikan bagian langit-langit nya kuat. Manager Choo diam-diam mendengarnya dari balik komputernya.
“Yang ini deposito 20.000 dengan 1.200 untuk disewakan. Yang satu ini deposito 20.000 dengan 1.000 sebagai sewa bulanan. Dan Kau harus tinggal di deposit 1.800 dan 1.800 sewa bulan.” Ucap Sung Ryong melihat kembali iklan sewa rumah dalam ponselnya, sambil bertanya-tanya siapa yang bisa tinggal di tempat seperti itu
“Apa Kau mau pindah?” ucap Manager Choo yang sudah duduk manis didepan rak, Sung Ryong kaget melihat Manager Choo sudah ada didekatnya.
“Oh, ya. Aku tidak bisa tinggal di sana lagi. Kau tidak akan percaya ini, tapi langit-langit di kamarku runtuh.” Cerita Sung Ryong, Manager Choo kaget mendengarnya
Manager Choo heran dengan rumah semacam itu bahkan air dirumahnya pernah mati kemarin,  Sung Ryong menceritakan sudah  mencari tempat di sekitar tempat kerja, tapi semuanya terlalu mahal.

“Aku punya ruang kosong di apartemenku.” Ucap Manager Choo, Sung Ryong bertanya apa maksudnya.
“Seluruh keluargaku tinggal di luar negeri. Istri dan anak perempuanku berada di Kanada.” Cerita Manager Choo
“Itu sebabnya kau terlihat seperti pengemis... Maksudku, kau selalu tampak lelah.” Komentar Sung Ryong, Manager Choo mengaku  kadang-kadang terlihat seperti seorang pengemis.
“Jadi, meskipun begitu. Bagaimana kalau kau membayarku biaya sewa nya bulanan dan tinggal bersamaku?” saran Manager Choo
“Kurasa, itu tidak benar. Meskipun aku bayar, tapi aku tidak ingin menjadi beban.” Kata Sung Ryong
Manager Choo pikir itu bukan beban karena mereka bukan orang yang tak saling mengenal. Sung Ryong tetap saja merasa aneh. Manager Choo pikir Sung Ryong tak perlu ragu untuk datang dan tinggal bersama, serta mengnggap saja seperti rumahnya sendiri.
“Bagaimana kalau 450ribu won. per bulan?” kata Sung Ryong, Manager Choo terlihat kaget
“50ribu won nya tidak perlu” kata Sung Ryong, Manager Choo merasa kalau seperti  kegiatan amal. Sung Ryong tetap meminta diskon 50ribu won, Manager Choo langsung setuju.
“Aku lebih suka tidak melakukan sesuatu yang akan menjadi beban bagi kita.” Kata Sung Ryong, Manager Choo mengumpat Sung Ryong itu laki-laki murahan sambil berjalan pergi, Sung Ryong masih bisa mendengarnya,  Manager Choo meralatnya kalau Sung Ryong adalah orang yang cerdas.
“Berhenti bertengkar dengan dia, dan mari kita bersiap-siap.” Kata Ha Kyung, Sung Ryong pun mengajak mereka segera pergi. 

Seo Yul berada dengan Manager Lee, Nona Kang, Sung Ryong dan juga Ha Kyung, memberitahu  Bahan Keuangan nya sudah adajadi hanya memeriksa saja. Mereka hanya perlu alasan untuk menemukan kecacatan dan bagaimana akan mengatasinya.
“Yang Seoahn Jangryong inginkan adalah analisis yang jujur. Kurasa, itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Kita punya Tuan Penyelamat bersama kita.” Kata Seo Yul, Sung Ryong menatap tak setuju.
“Ini adalah tugas yang mudah. Mari kita selesaikan dalam sehari.” Kata Seo Yul mengajak mereka untuk memulainya.
Sung Ryong memberikan semua berkas pada Ha Kyung, Ha Kyung bertanya apakah Sung Ryong tak membawa tas, Sung Ryong mengeleng. Diam-diam Seo Yul melirik sinis karena Sung Ryong terlihat sangat dekat dengan Ha Kyung.
Seo Yul keluar dari gedung naik mobilnya, sementara Sung Ryong dan yang lainya naik mobil bersama, wajahnya makin sinis karena tak keduanya berada dalam satu mobil. 

Dibagian gedung masih terjadi aksi demo menutut Reformasi, karena Kurir pengiriman juga manusia. Dan Tidak ada lagi hukuman. Menurut semua pekerja kalau Lingkungan kerja tidak manusiawi jadi TQ harus sadar. Seo Yul bertemu dengan seorang petinggi perusahan.
“Aku tidak melihat pasukan polisi.” Ucap Seo Yul
“Kami akan melaporkan mereka saat ada kekerasan.
Seorang ketua demo berteriak “Tidak boleh ada lagi tuntutan tak masuk akal dan denda! TQ harus mereformasi!” Sung Ryong melihat pria yang berteriak seperti pernah melihat pria itu sebelumnya.

Seo Yul sudah lebih dulu masuk dengan Manager lainya, Sung Ryong akhirnya menghampiri Manager tersebut mnegatakan kalau pekerja ingin  merevisi kebijakan penalti, lalu menanyakan artinya. Manager menjelaskan ketika seorang kurir pengiriman salah menempatkan barang atau adanya kerusakan... Seo Yul langsung menyela menyuruh Sun Ryong agar mencaritahu sendiri saja.
“Biaya Jasa Pengiriman TQ sering disebutkan di berita. Bagaimana rencanamu untuk kedepan nya... Kenapa orang lain memakai pakaian hitam... saat satu orang...” kata Sung Ryong penasaran, Seo Yul tak bisa menahan amarahnya
Ha Kyung langsung menariknya untuk menjauh, Sung Ryong berpikir kalau pria yang mengunakan pakaian merah itu Kepala persatuan nya

Akhirnya Seo Yul menyuruh anak buahnya untuk langsung aja melakuan tugasnya dan ia berbicara lebih dulu dengan sang manager. Seo Yul memberitahu kaalu Orang-orang dari Seoahn Jangryong akan berada di sini besok.
“Mengapa para pengunjuk rasa masih ada?” keluh Seo Yul
“Aku ingin mengakhiri nya juga, tapi negosiasi itu malah jadi kacau balau.” Kata Sang Manager
“Kau seharusnya mengambil alih dari awal. Kau tidak tahu kau akan kehilangan atas tanganmu, jika kau tidak bisa? Segera selesaikan negosiasi nya. Mulai dari sini, aku yang akan bertanggung jawab. Apapun yang terjadi sekarang bukanlah urusanmu.” Tegas Seo Yul lalu meninggalkan Sang Manager dengan wajah geram. 

Disebuah ruangan sudah ada berkas dan juga usb sebagai akun terakhir. Manager Lee memerintahkan agar memeriksa  masing-masing rekening dari kantor penjualan lalu lihat laporan keuangan nya serta sebuah laporan berdasarkan temuan mereka.
Seo Yul akhirnya bergabung dengan memeriksa semua berkas, tapi diam-diam menatap Ha Kyung yang duduk disebelah Sung Ryung. Sementara Sung Ryung terlihat kesal dengan komputernya yang malah menghang, bahkan tak bisa menekan tombol power.
Akhir ia mencari bagian stop kontak dibagian bawah agar bisa mengulang komputernya, tapi malah mematikan semua aliran listrik pada komputer. Seo Yul binggung karena semua mati. Sung Ryong beralasan kalau tak adayang menandai kabel colokan untuk komputer. Seo Yul berteriak marah menyuruh Sung Ryong keluar saja.
Sung Ryong bertanya kemana ia akan pergi, Seo Yul tak peduli keman saja asalkan jangan ada dalam ruangan. Sung Ryong pikir ia datang  sebagai anggota tim. Seo Yul tak mau tahu menyuruh Sung Ryong segera keluar dan tutup mulut.  Sung Ryong pun meminta Ha Kyung menelpny kalau sdah selesai. Ha Kyung membela Sun Ryong kalau tidak bisa melakukan semua pekerjaan ini sendirian. Seo Yul tak peduli menyuruh Sung Ryong segera keluar. 

Sung Ryong mengumpat kesal pada Seo Yul yang memiliki sifat marah berlebihan merasa tak  melakukan sesuatu yang sangat buruk, berpikir kalau menarik colokannya ketika sedang melawan musuh utama nya dalam game.
Diluar gedung semua pendemo sedang beristirahat,  Sung Ryong melihat sosok orang yang pernah dikenalnya. Si pria mengenali Sung Ryong dan Sung Ryong tahu pria itu adalah  Joon Kwon dari Flower Wagon di Gunsan. Joon Kwon membenarkan dengan saling berpelukan karena bisa bertemu lagi.

Keduanya duduk dibawah tenda dengan banyak tulisan dari pendemo “TQ SANGAT MENYUSAHKAN KARYAWANNYA!” Sung Ryong merasa dengan bertemu Joon Kwon membuatnya seperti membawa kembali kenangan lama Joon Kowon juga ingat dulu Sung Ryong sering memberikan mereka para pelayan uang saku tambahan.
“Karena aku tahu berapa banyak yang bos-mu tilap dan Kurasa kau telah dipromosikan. Kau sekarang jadi kepala persatuan.” Ucap Sung Ryong, Joon Kwon menyangkal kalau ini bukan promosi.
“Kepala setiap persatuan buruh adalah pekerjaan yang sangat bagus di Gunsan.” Kata Sung Ryong, Joon Kwon merasa kalau ini berbeda karena di Seoul dirinya tidak punya banyak kekuasaan.
“Apa Kau ingat kepala persatuan transportasi pelabuhan? Namanya Ja Bok.” Kata Sung Ryong
Joon Kwon rasa Semua orang di Gunsan mengenalnya.  Sung Ryong pikir kaalu Ja Bok itu sangat keren, karena saat bertanya apakah ia  bisa memakai seragamnya, tapi Ja Bok malah menamparnya dan melihat jaket yang dipakai Joon Kwon itu terlihat sangat keren, berpikir kalau itu dari merek mewah bahkan dilapisi dengan motif kotak-kotak.
“Apa Kau ingin mencobanya?” ucap Joon Kwon, Sung Ryong berpura-pura menolaknya  Tapi akhirnya Joon Kwon melepaskan dan memakain pada Sung Ryong.
“Ah Jadi begini rasanya. Aku tiba-tiba merasa begitu kuat.” Ungkap Sung Ryong sambil mencoba menyakinkan lagu mars demo. 


Ki Ok terlihat gelisah dengan memegang ponselnya, Manager Choo melihat langsung mendatanginya dengan bercanda kalau Ki Ok sedang  menonton film porno. Ki Ok menyangkalnya,  Manager Choo ingin tahu masalah nya karena terlihat aneh sejak kemarin. Ki Ok tetap menutupinya kalau tak terjadi masalah apapun.
“Aku tidak bermaksud menguping, tapi aku mendengarmu berbicara di telepon. Apa sanak keluargamu sedang kesulitan?” kata manager Choo berusaha simpati. Ki Ok terlihat ragu. Manager Choo pikir kalau memang tak ingin menceritakan maka lebih baik tak perlu memberitahukanya karena dirinya juga tidak bisa membantu. Ki Ok binggung menjelaskanya.
“Aku bosmu, tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk menunjukkan itu.” Kata Manager Choo
“Masalahnya adalah... tentang ayahku. Dia bekerja di Jasa Pengiriman TQ.” Cerita Ki Ok, Manager Choo lalu bertanya apa masalahnya. Ki Oh menghela nafas panjang. 

Seo Yul masih berkerja melihat berkas pada layar komputer kalau Nominal nya sudah merah sejak tahun 2013 dan ingin tahu alasanya. Nona Kang  pikir itu karena merekameningkatkan biaya nya.Meskipun begitu, merekamempertahankan biaya pengiriman tanpa negosiasi ulang dengan klien bisnis yang besar.
“Mall yang bersangkutan menolak.” Kata Seo Yul
“Para kurir menuntut kita untuk menaikkan biaya mereka. Jika kita menurutinya, maka perusahaan akan terbalik. Mengapa mereka begitu egois?” keluh Manager Lee
“ Kurasa, itu bukan karena biaya nya. Kita hanya meningkatkan biaya mereka 12 sen... sejak 2013. Pada tahun 2014, kami berhenti meliputi tagihan ponsel mereka dan biaya gas mereka. Kenaikan biaya...jauh lebih kecil daripada pengurangan biaya. Jika nominal nya masih merah...” kata Ha Kyung langsung disela oleh Manager Lee.
Manager Lee menyindir kalau Ha Kyung itu harus bekerja pada sesuatu yang lain dan kenapa harus ikut campur. Ha Kyung mengaku kalau hanya melihat-lihat saja. Manager Lee memperingatkan Ha Kyung agar  Tetap berpegang pada apa yang diperintahkan padanya.  Seo Yul memerintahkan agar memasukan peningkatan biaya sebagai penyebab utama hilangnya keuntungan mereka. Manager Lee mengerti. 


Joon Kwon bersama pegawai lainya duduk dalam tenda menceritakan kalau  perusahaan menyalahkan kerugian perusahaan pada pekerja, kalau cara kerja mereka itu  sangatlah bersih. Sung Ryong pikir  Tidak ada pengusaha di Korea yang akan mengakui kesalahannya.
“Jika berhasil, maka mereka akan menganggap itu berasal dari strategi mereka. Jika tidak berhasil, itu maka adalah kesalahan karyawan.” Jelas Sung Ryong
“Tagihan Telepon, gas, kompensasi atas kerugian dan kerusakan. Kami harus membayar untuk semua itu. Kami bekerja 14 jam sehari dan hampir tidak mendapatkan uang yang cukup.” Cerita Joon Kwon, Sung Ryong kaget mendengarnya.
“Jika sedang ramai, kita bahkan bekerja 18 jam sehari.” Cerita Tuan Won
 “Tubuhmu pastinya sakit atau terluka selama bekerja panjang begitu dan Pastinya menguras fisik.” Pikir Sung Ryong
“Mereka harus mencoba, apa yang kita lakukan. Maka mereka akan tahu betapa menyusahkannya semua ini.” Pikir Joon Kwon.

Seo Yul yang sedang dalam ruangan menerima telp dengan wajah kaget akhirnya keluar ruangan. Ha Kyung melihat seperti sengaja ingin melakukan sesuatu.  Akhirnya Seo Yul menanyakan keberadaan orang itu dan ingin datang agar memberitahu dengan saling bertatap muka. 

“Hidup kita hampir tidak layak hidup. Kita bisa dibilang sebagai mesin pengantar. Selagi ramai, kita tidak punya waktu untuk buang air kecil. Ada juga karyawan yang terkena infeksi kandung kemih.” Cerita Tuan Won, Sung Ryong tau kalau Infeksi sangatlah menyakitkan.
“Mesin juga diberikan bensin atau oli. Kerbau yang bekerja bahkan bisa beristirahat di malam hari dan bisa ke dokter hewan ketika mereka sakit. Kami adalah manusia, tapi kami tidak mendapatkan apa-apa, tidak sama sekali.” Cerita Tuan Won
Joon Kwon menceritakan kalau  Hari-hari yang terburuk bagi mereka adalah Hari Anak dan Natal. Ketika mengantar boneka mahal dan robot sepanjang hari kemudian pulang ke rumah. Tapi mereka tidak mampu untuk membeli mainan sama sekali bahkan bisa disebut tidak punya uang sema sekali.
“Putriku... menunggu di rumah untuk menanti hadiahnya. “cerita Joo Kwon menahan sedih.
“Bagaimana mungkin pengusaha yang kaya memperlakukan kami seperti ini? Kami, yang seorang kuriradalah karyawan, juga. Mengapa mereka tidak peduli tentang kami sedikitpun?” kata Tuan Kwon mulai marah
“Bukan hanya karir yang tidak mereka pedulikan.  Mereka tidak peduli tentang kemanusiaan, titik.” Tegas Sung Ryong mulai marah 


Manager Lee mengajak semua untuk beristirahat lebih dulu. Ha Kyung melemaskan otot punggungnya bertanya-tanya keberadan Sung Ryong yang tak kembali. Akhirnya ia keluar melihat Sung Ryong sudah duduk dibawa tenda dengan jaket merah lalu menghampirinya. Sung Ryong melihat Ha Kyung yang datang menyuruhnya duduk, Ha Kyung melihat Tuan Won yang lebih tua menyuruhnya duduk seperti tak bisa menolaknya.
“Kau terlihat seperti seorang nelayan.” Bisik Ha Kyung melihat jaket yang dipakainya.
“Aku mungkin membuat persatuan pekerja di kantor pusat. Aku bisa memimpinnya.” Kata Sung Ryong bangga.
“ Lebih dari 10 orang... kehilangan pekerjaan mereka hanya untuk mencoba melakukan itu. Hanya mengucapkan kata "Persatuan" dan Penyihir Jahat akan menuliskan namamu.” Kata Ha Kyung.
Sung Ryong bertanya apakah memang ada daftarnya,  Ha Kyung pikir bisa sebagai  Daftar hitam karyawan. Tuan Won ikut berbicara kalau anaknya itu  bekerja di kantor pusat TQ. Ha Kyung pun bertanya dibagian  Departemen mana. Tuan Won hanya tahu anaknya ada di  posisi keuangan atau akutansi.
“Dua itu adalah departemen yang sangat terhormat.” Komentar Ha Kyung
“Melihat kalian berdua membuatku merasa sangat bangga. Anakku akan bekerja di...kantor dan bukannya bekerjadi lapangan sepertiku.” Kata Tuan Won. Ha Kyung pamit karena harus kembali bekerja.
“Ketika kau kembali, tolong katakan atasanmu tentang penderitaan kami.” Pesan Tuan Won, Ha Kyung mengangguk mengerti.  Sung Ryong pun meminta agar menelpnya kalau sudah selesai karena harus  mengambil barang-barangnya.
Ha Kyung menyuruh Sung Ryong agar mengambalikan jaket itu pada pemilknya,  Sung Ryong menolak karena akan memakainya sampai selesai nanti. Ha Kyung pun segera bergegas kembali kedalam gedung. 

Seo Yul bertemu dengan seseorang seperti kaget mengetahui  Penyidik Jaksa Han. Si pria juga measa tidak yakin tentang itu tapi ini bisa menjadi penyidik, dan bisa saja memiliki karyawan yang membocorkan informasi. Bahkan Yang lebih meyakinkan, ada pengkhianat disekitar mereka.
“Jaksa Han pasti dalang dari semua ini.” Ucap Seo Yul
“Orang lain tampaknya menargetkan Presdir.” Kata Si pria. Seo Yul menebak kalau itu adalah istri dari Presdir. Pria itu yakin Seo Yul sudah mengetahuinya.
“Dia sudah menjadi target sejak mencuri perusahaan beliau.” Pikir Seo Yul
“ Siapa pun yang membocorkannya, pasti seseorang yang sangat dekat dengan rumah.”kata si pria
“Aku mengatakan itu adalah Dept. Akuntansi atau Operasi Bisnis. Awasi semua orang dari kedua departemen itu.” Perintah Seo Yul pria itu mengangguk mengerti. 

Malam pun tiba,  Sung Ryong pikir akan kembali ke dalam ruangan. Joon Kwon akan datang ketika negosiasi berakhir. Sung Ryong setuju untuk mengajaknya makan udang yang diasinkan dengan Soju. Tiba-tiba beberapa pria dengan mengunakan masker masuk ke dalam parkiran, semua binggung melihat orang yang tak dikenal oleh mereka.
“Kami dari perusahaan keamanan. Berkumpul.” Perintah si pria,
“Mengapa kita harus berkumpul?” tanya Joon Kwon berani menghadang si pria.
“Keluar dari sini.” Perintah si pria, Sung Ryong melihat pria berbadan kekar mulai berbisik
“Aku bisa langsung tahu bahwa... mereka berkelahi untuk mencari nafkah.” Ucap Sung Ryong
Joon Kwon kaget tapi menurutnya itu tak mungkin. Sung Ryong yakin kaau Mereka adalah ahli karena terlihat di mata mereka, yang tidak peduli terhadap wanita, anak-anak, atau orang tua dan memukul siapa saja jadi mengajaknya untuk pergi.
“Bahkan jika itu terjadi, maka aku tidak akan lari.” Tegas Joon Kwon, para pria kekar pun langsung menyerang semua pendemo dengan memukul kayu agar bisa bubar. Sung Ryong yang ketakutan berusaha kabur tapi malah makin banyak orang yang mengejarnya. 

Ha Kyung sudah menyelesaikan semua tugas dan menelp Sung Ryong tapi tak diangkat. Sementara Sung Ryong sedang berusaha menghindari kejaran para pria, meminta agar tak mengikutinya dan dibuat heran karena mereka terus mengejarnya.
Manager Lee melaporkan pada Seo Yul kalau semua sudah selesai, Seo Yul memerintahkan agar mengirim semua ke bagian  Urusan Umum dan Periksa lagi besok sebelum mencetaknya, serta beritahu untuk periksa terjemahan Cina nya. Manager Lee mengerti.
Seo Yul melirik ke arah Ha Kyung, lalu akhirnya memuji semua kalau sudah Kerja dengan baik. Seorang masuk memberitahu Seo Yul kalau medapatan masalah di luar. Seo Yul binggung masalah apa yang dimaksud. 

Semua atribut demo dirusak, Tuan Won mengamuk tapi malah membuatnya diinjak dan mendapatkan perlakuan kasar. Sung Ryong berteriak marah karena banyak yang mengejarnya berpikir kalau dirinya itu seperti pria ideal yang dikejar-kejar. Beberapa orang langsung mengotong Sung Ryong keluar dari gedung, Sung Ryong berteriak kemana ia akan dibawa pergi.
“Seseorang tolong telpon polisi! Aku tidak bekerja di Jasa Pengiriman TQ!” teriak Sung Ryong
Ha Kyung dan yang lainya keluar dari gedung dibuat melonggo, Seo Yul mengumpat kesal karena tahu pasti ini ulang Min Young. Ha Kyung bertanya siapa orang-orang itu. Manager Lee memberitahu kalau Mereka dari perusahaan swasta. Ha Kyung pikir siapapun itu tak bisa melakukan tindakan seperti ini.
“Ini perkelahian mereka. Maka, mereka yang akan mengurusinya.” Kata Nona Kang tak peduli, Ha Kyung teringat dengan Sung Ryong yang sebelumnya  bersama dengan para pekerja.

“Jangan pergi. Berbahaya.” Ucap Seo Yul menahanya, Ha Kyung tetap akan pergi karena Sung Ryong ada diantara mereka.
Ha Kyung mencari-cari sosok Sung Ryong diantara orang-orang yang sedang berkelahi. Tiba-tiba ia melihat sosok Tuan Won yang diinjak, lalu berusaha menolong tapi membuat dirinya terhempas jatuh. Seo Yul yang melihat Ha Kyung jatuh langsung berteriak marah agar menghentikan semuanya. Ha Kyung sempat kaget mendengar teriakan Seo Yul.
“Beraninya kau menatapku. Kau pikir kau siapa?” teriak Seo Yul ingin memberikan pukulan.
Ketua kemanan langsung menyuruh anak buahnya agar berhenti dan Berkumpul lalu berjalan pergi. Seo Yul mencoba menahan amarahnya, Ha Kyung pun membantu Tuan Won agar bisa berdiri. Joon Kwon duduk lemas seperti dirinya tak berguna. 


Sung Ryong dibawa kesebuah tempat dengan kepala ditutup kain hitam dan dudukan dengan seseorang yang tak terlihat dalam kegelapan, lalu bertanya siapa pria itu.
Si Pria mengaku senang menyapa Sung Ryong sebagai  Kepala Persatuan Buruh. Sung Ryong binggung. Si Pria memperlihatkan wajahnya dengan melihat Sung Ryong adalah Kepala Persatuan Buruh Jasa Pengiriman TQ. Sung Ryong kaget karena mengunakan jaket milik Joon Kwon dianggap sebagai ketua Persatuan buruh.
Bersambung ke episode 6

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar