PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 23 Mei 2017

Sinopsis Fight My Way Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Chan Soo bertanya-tanya kalau memang bukan pacar atau hanya teman apa lagi selain itu. Ae Ra ingin membisikan sesuatu. Dong Man yang berjalan dibelakang mengeluh omong kosong apa yang akan dikatakan sekarang Ae Ra itu.
“Dia menyukaiku” ucap Ae Ra. Chan Soo yang mendengarnya menyuruh Ae Ra tak perlu berbohong.
“Apa kau menolaknya? Dia tampan dan seorang dokter. Aku melihat jas putihnya.” Kata Chan Soo melihat pria yang mengunakan jas putih adalah dokter.  Ae Ra hanya tersenyum melihat temanya yang dianggap dokter dengan jas putih.
“Kau tidak kencan dengan dia kan?” ucap Chan Soo seperti ingin mengambil Dong Man.
“Kuingatkan lagi. aku peduli tentang penampilan mereka. Wajahnya cukup tampan... Aku rasa dia terlihat biasa saja” ucap Ae Ra
“Tidak mungkin. Lalu, pacarmu yang pengangguran itu ...” ejek Chan Soo. Ae Ra mengaku pacarnya yang terbaik dan yang membuatnya jadi gila.
“Ketika aku melihat dia, semua kelelahanku hilang. Ketika kau pacaran dengan seorang pria, bukankah itu yang paling penting.” Ungkap Ae Ra bangga. 

Dong Man duduk direstoran dengan wajah bahagia bernyanyi “Sudah lama aku tidak makan daging sapi. Daging, daging.” Tiga pria yang duduk disampingnya menatap heran seperti orang norak yang tak pernah makan daging. Dong Man pun meminta Ae Ra agar pindah tempat duduk dengan alasan kalau Matahari terlalu terang. Akhirnya Ae Ra pun pindah tempat duduk dan melihat Chan Soo melihat mereka dari luar restoran.
“Hei, bisakah kau mengelus kepalaku atau rambut ku? Ketika kau menonton drama, Seorang pria mengelus kepala wanita itu.. lakukan itu untukku” ucap Ae Ra. Dong Man langsung menolak tegas.
“Jika kau ingin matamu rusak, lakukan cepat!.” Ancam Ae Ra.
“Dasar. Kau sangat kotor dan kejam” keluh Dong Man akhirnya memegang kepala Ae Ra dengan jijik. Chan Soon yang melihatnya terlihat sangat kesal karena Dong Man memegang kepala Ae Ra seperti memang benar-benar menyukainya.
“Hei.. Apa kau tidak mencuci rambutmu? Kenapa kau menyuruhku mengelus kepalamu?” keluh Dong Man malah membuat rambut Ae Ra berantakan karena ditarik olehnya.
“Kubilang elus kepalaku bukannya menjambak rambutku” ucap Ae Ra kesal. 


Ae Ra lalu bertanya apakah tinggi Dong Man itu sekitar 185cm. Dong Man mengaku 185.6cm. Pelayan datang menanyakan pesanan. Ae Ra memesan 3 porsi iga sapi. Dong Man yang mendengar pesanan berpikir kalau pacar AeRa baru saja lulus ujian. Ae Ra pun memesan juga pesan bir dan Soju. Dong Man yang mendengarnya yakin kalau hasilnya gagal. Ae Ra membenarkan.
“Aku akan memanjakan diriku dan bekerja selamanya. Jika ia tidak lulus ujian, aku harus pensiun.” Ucap Ae Ra
“Aigoo, Dia sangat brengsek. Kenapa dia tidak membayar kembali depositmu?” kata Dong Man kesal

“Yah ... Dia akan mengembalikannya, pacarnya sudah varises di usianya .dan berdiri sepanjang hari di tempat kerja untuk mendukungnya secara finansial.” Ungkap Ae Ra sedih
“Dia pasti tidak waras” ucap Dong Man dongkol. Ae Ra membela pacarnya agar  Jangan sembarangan bicara tentang Moo Ki
“Jika dia orang yang baik, dia akan bekerja dengan fisiknya”kata Dong Man
“ Aku tidak akan membiarkan dia melakukan itu.” Ucap Ae Ra. Dong Man pun mengejek Ae Ra itu wanita yang baik hati.
“Pergilah, aku tidak jadi mentraktirmu” kata Ae Ra kesal. Dong Man pun hanya diam saja.

Ae Ra melihat sebuah sepeda dengan tatapan sangat teliti dan detail, seorang pegawai menyurh Ae Ra agar Jangan berlebihan menatapnya dan bertanya apakah mau membelinya. Ae Ra meminta diskon lagi. Si pegawai memberitahu kalau sudah memberikan diskon 50% jadi tak mungkin bisa memberikan lagi.
Akhirnya Ae Ra pun menuntun sepeda yang baru dengan memiliki 8 gigi, sampai ke halte bus.  Saat bus datang ia pun mengantri menaikinya, sopir bus yang melihat Ae Ra membawa sepeda menyuruhnya agar menaiki taksi saja.
 Ae Ra pun sampai di depan sebuah kamar kost lalu mencoba menelp tapi ponselnya tak aktif. Saat itu seorang pria keluar dengan wajah kaget melihat Ae Ra, lalu memastikan kalau itu Kamar 208. Ae Ra mengangguk dan pria itu langsung berlari masuk ke dalam kost. Ae Ra binggung melihat si pria dengan tingkah yang aneh.
Si pria terbirit-birit masuk ke ruang makan menyuruh agar mereka menaruh lobak dikamar 208, semua pun bergegas dan mengendor kamar Moo Ki agar membersihkan semuanya.
Ketika Ae Ra masuk, Moo Ki baru keluar dari kamar terkejut melihat pacarnya datang dan bertanya kenapa datang. Ae Ra mengeluh Moo Ki yang tak mengangkat telpnya. Moo Ki mengaku kalau sedang tidur. Ae Ra tak percaya Moo Ki bisa tidur dengan kegagalan kesekian kalinya.
“Jangan hanya berdiri di sana. Ambil ini.”ucap Ae Ra memberikan sepedanya. Moo Ki binggung sepeda apa yang diberikan.
“Aku pikir kau mau keliling ke kesana kemari.Jangan bilang kau bakal naik sepeda rongsokanmu itu dan Jangan membuatku jadi janda.”kata Ae Ra
“ Benar... Kau tidak perlu membelikannya, Giginya hanya ada delapan” kata Moo Ki seperti kecewa tapi merasa senang diberikan oleh pacarnya, lalu membawanya.
“Kenapa celanamu terbalik?” ucap Ae Ra melihat Moo Ki mengunakan celana traning terbalik. Keringat Moo Ki seperti butiran jagung karena panik.
“ Kau bilang kau tertidur, Yahh.. Lakukanlah semua hal dengan benar, oke?” ucap Ae Ra seperti bisa mengerti. Moo Ki pun bisa bernafas lega. 



Saat pergi ke meja makan Ae Ra melihat Ahjumma dari lobak dan Barley beras dan menyapanya, beberapa anak pun sedang makan bersama. A Ra pun bertanya apa menu masakan si bibi hari ini. Si bibi mengaku kalau sedang berusaha untuk mencari nafkah.
“Apa kau membawa seluruh piringnya untuk mereka? Kau tidak akan mendapat keuntungan jika kau memberikan mereka banyak hal. Bagaimana bisnismu? Dan kimchi lobakmu yang terbaik.” Kata Ae Ra lalu ingin mencobanya.
“Tidak... Jangan.. Kau bisa merusak pakaianmu. Jangan gunakan tanganmu.” Ucap Si bibi memberikan sumpit dengan tangan gemetar.
“Kenapa tanganmu gemetaran?” tanya Ae Ra. Si bibi pikir karena berhenti merokok.
Ae Ra lalu melihat kebagian ikat rambut dan itu bergambar mickey mouse,dan yakin itu miliknya. Moo Ki di ujung dapur mulai panik begitu juga si bibi.
“Tapi Kenapa celana Moo Ki seperti 1 set dengan pakaianmu?” kata Ae Ra curiga dan mulai mencium jaket yang digunakan si bibi lalu mengetahui bau  Menthol yaitu bau rokok Moo Ki.


Moo Ki berusaha untuk kabur tapi Ae Ra bisa menahan dan memberikan pelajaran. Sampai akhirnya keadaan ruangan makan berubah berantakan dengan semua makanan yang berceceran. Moo Ki membersihkan makana yang jatuh dengan wajah dan pakaian yang terkena lemparan makanana.
“Moo Ki. Kau memberiku tas ini tahun lalu dan mengatakan ... kita akan menikah” ucap Ae Ra dengan mata berkaca-kaca
“Benar, Tapi... Aku selalu gagal.” Ucap Moo Ki. Ae Ra mengaku kalau tas yang diberikan Moo Ki adalah tas bermerek pertama yang dimilikinya.
“Aku berteriak denganmu saat kau membelinya dan memarahimu karena membuang-buang uang. Setelah kupikir-pikir. Kau membelinya dengan uang saku dan tabunganmu, hatiku sangat sakit. Aku merasa sangat bersyukur dan mempercayaimu” ungkap Ae Ra merasa kecewa.

“Maafkan aku, Ae Ra.” Kata Moo Ki tak bisa berkata-kata lagi.
“Aku tahu kau tidak punya perasaan. Jika kau gagal lagi kali ini, Aku orang pertama yang akan menyuruhmu menyerah. Jika kau gagal lagi, Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan denganmu” kata Ae Ra. Si bibi menyuruh Moo Ki agar berlutut pada Ae Ra.
“Apa kau tahu berapa banyak aku dibayar bekerja di meja informasi? Karena aku membayar depositmu dan memberimu uang saku, Apa kau pikir aku dibayar jutaan? Apa kau pikir aku tidak punya mimpi? Apa kau pikir itu sebabnya aku mendukungmu?” ucap Ae Ra marah
“Aku sangat menyesal dan meminta maaf” kata Moo Ki
Ae Ra merasa Moo Ki itu bodoh, karena seharusnya selingkuh dengan seseorang yang lebih muda .atau seseorang yang benar-benar kaya, dan itu tak akan membuatnya keberatan. Tapi ia melihat si bibi yang sudah tua dan hanya seorang pemilik restoran kecil. Si Bibi mengak kalau Sebenarnya, itu tidak kecil.

Ae Ra hanya bisa melonggo melihat sebuah restoran Lobak Kimchi dan Barley Beras dengan cukup besar dan ada antrian. Si bibi dengan rendah hati kalau restoranya itu tidak kecil.
“Dia bukan masak di sebuah restoran kecil tapi memiliki pelanggan yang mengantri karena sebuah acara televisi. Dia ratu lobak kimchi dan Moo Ki tidak bodoh sama sekali.” Ucap Ae Ra
Saat itu ada sebuah spanduk “Bepergian ke seluruh Korea dan Lobak Kimchi dan Barley Beras. Moo Ki keluar dengan pakaian lengkap dan juga sepeda. Si bibi menghampiri dengan memastikan kalau sudah mengemas semuanya. Moo Ki mengangguk akan pergi.
“Aku sudah memesan semua akomodasi, jadi kau harus pergi.” Ucap Si Bibi. Moo Ki merasa kalau  Sepeda itu sudah cukup jadi tidak perlu meminjamkan mobilnya.
“Tidak masalah. mobil itu tidak penting karena Kaulah yang lebih penting.” Kata si bibi mengoda.
Ae Ra sedari tadi hanya melihat keduanya lalu berpikir kalau sepeda yang dibawa pacarnya itu Punya 18- gigi, Moo Ki memberitahu sepeda itu memiliki 28- gigi. Si Bibi mendekati Ae Ra yang terlihat menahan amarah.

“Aku sudah lama ingin memberikan ini kepadamu. Ini deposit untuk kamar Moo Ki. Aku sudah menambahkan 300 dolar” kata Si Bibi. Ae Ra terlihat kesal karena itu dianggap bayaran sebagai kompensasinya. Moo Ki pun meminta agar Ae Ra menerimanya saja.
“Apa kau perlu tumpangan? Kau harus membawa sepeda dan itu berat.” Ucap Moo Ki. Si bibi pun juga setuju.
Tiba-tiba Ae Ra mendekat seperti ingin membalas dendam dengan menarik rambut Si bibi, tapi tanganya menarik ikat mickey mouse miliknya. Si bibi merasa kalau Ae Ra bisa mengatakan saja dari pada membuat takut. Ae Ra dengan kesal berteriak memanggil taksi untuk pulang dengan amplop ditanganya. 
Moo Ki dan si bibi ingin naik mobil lalu melihat sesuatu didepanya. Sopir taksi berusaha memasukan sepeda ke dalam bagasi tapi tak muat dan menyuruh agar Ae Ra lebih baik naik truk saja dengan sepedanya. Ae Ra hanya bisa menghela nafas panjang. Sopir taksi pikir Ae Ra bisa naik sepeda sampai ke rumah. Ae Ra mengaku tidak tahu cara naik sepeda.

Seorang pria sedang memotong hati sapi dalam truk makanan. Dong Man datang mengatakan kalau ingin makan sundae bukan hati. Pelatih Hwang mengatakan kalau Dong Man harus makan makanan yang be-protein untuk ototnya dan  Jangan yang berkarbohidrat
“Itu bukan protein. Ini cuma lemak.” Ucap Dong Man ketus. Pelatih Hwang kesal dengan sikap Dong Man.
“Mantan pelatih, selamanya tetap pelatih. Mantan seniman bela diri, tetaplah seniman bela diri. Sebuah persaingan akan tetap berbentuk kompetisi jika kau ingin kembali” kata Pelatih Hwang
“Siapa bilang aku mau kembali lagi?” kata Dong Man seperti tak ingin jadi atlet.
“Biarkan bertanya sesuatu Kenapa kau terus datang ke sini?” tanya Dong Man. Pelatih Hwang mengaku kalau untuk menjual sondae. 

“Apa masuk akal kau bekerja disini..mengganggu orang saja” keluh Dong Man
“Ini David vs Goliat. Aku pelatih yang melatih, Pria dengan tinggi 185.6cm, dengan Berat 64kg” kata Pelatih Hwang
Dong Man memperingatkan Jika mencoba untuk mengajaknya kembali, lebih baik menyerahlah, karena tidak pernah melakukan taekwondo lagi. Ia bahkan akan segera berumur 30 jadi tidak bisa membuat tim nasional. Pelatih Hwang mengatakan kalau ini bukan masalah  tentang taekwondo?
“Choo Sung Hoon lahir tahun 1975. Dalam dunia bela diri, kau masih muda. Apa Kau akan membuang-buang bakatmu? Apa kakimu tidak gatal untuk menendang? Kau orang pertama di Korea yang punya tendangan super. Apa kau tidak mau menghajar orang-orang yang lebih buruk daripada kau di sana?” ucap Pelatih Hwang

“Aku tidak akan melakukan olahraga apapun lagi. Nomor 1, tendangan bangsal lokomotif meninggal November 3, 2007. Jadi biarkan aku sendiri. Biarkan aku hidup.” tegas Dong Man seperti sangat marah.
“Apa Kau masih tidak bisa melupakannya? Jadi Lupakanlah sekarang.” Ucap Pelatih Hwang dengan wajah memelas.
“ Aku tidak akan melakukan olahraga lagi. Olahraga tidak pernah membuatku bahagia. Setiap hari terasa memalukan dan menjijikkan. Aku tidak akan pernah melakukannya lagi. Tak pernah!”  tegas Dong Man melakukan sesuatu yang disukainya. Dong Man hanya diam saja. Pelatih Hwang memberikan sebungkus makanan lalu menyuruh Dong Man pergi. Dong Man pun pergi dengan wajah penuh amarah. 

Akhirnya dua sepeda ada diatas mobil. Moo Ki menanyakan apakah Ae Ra sudah tertidur. Si bibi melirik dan melihat Ae Ra sudah tertidur adn lebih baik abaikan saja. Ae Ra dengan memejamkan mata bisa melihat keduanya yang duduk didepannya.
“Aku sangat terhina dan merasa tersakiti” ungkap Ae Ra kesal .Sementara di radio terdengar berita  boyband BSS menggelar konser tadi malam dan puluhan ribu orang berdatangan.
“Kenapa aku... sangat menyedihkan bahkan setelah perpisahanku ini?” gumam Ae Ra.
Di radio memberitahu kalau ada sebuah berita sedih.”Park Hye Ran, yang telah pensiun akan menikah, setelah mengumumkan pernikahannya yang berakhir setelah tiga tahun lalu.”
Dong Man berdiri di pinggir jalan dengan tatapan kosong, sepasang pria dan wanita membahas tentang gosip Park Hye Ran yang selalu menikah dengan keluarga konglomerat mereka pun ingin tahu apa yang terjadi. Saat itu lampu hijau untuk pejalan kaki menyala. Dong Man yang melamun hanya diam saja.
Ae Ra yang mendengar berita ingin melihat dari ponsel si bibi, keduanya pun saling tarik menarik. Moo Ki ingin merelainya sampai akhirnya si bibi berteriak melihat ada orang menyeberang didepan mereka. Dong Man kaget karena baru menyeberang di detik terakhir dan jatuh tersungkur. 


Moo Ki mengerem mendadakan lalu memegang perut si bibi untuk memastikan baik-baik saja. Ae Ra melihat tangan Moo Ki merasakan sesuatu. Akhirnya si bibi dan Moo Ki turun dari mobil melihat Dong Man yang hampir tertabrak.
“Apa kau tidak melihat lampu merah?” ucap Si Bibi melihat keduanya. Dong Man melihat Moo Ki ternyata yang ikut turun.
“Apa kau di sini untuk melihat Ae Ra? Apa kau membeli mobil baru? Dengan uang apa?” kata Dong Man. Moo Ki terlihat binggung. Si bibi pun menanyakan apakah Moo Ki mengenalnya. Moo Ki pun mengangguk.
“Apa kau kau baik-baik saja? Apa aku menabrak mu dengan keras?” tanya Moo Ki. Dong Man mengaku baik-baik saja dantidak menabraknya. 

Ae Ra turun dari mobil menyuruh Dong Man segera Hubungi perusahaan asuransi dan meminta ganti rugi. Dong Man kaget melihat Ae Ra ternyata bersama dengan Moo Ki, menurutnya karena mereka sudah seperti keluarga jadi Tidak perlu ...
“Hentikan omong kosong itu... Telepon polisi dan perusahaan asuransi... Bilang kalau kau ditabrak”kata Ae Ra penuh amarah
“Apakah kalian berdua bertengkar?” bisik Dong Man heran, Si Bibi akhirnya berusaha menjelaskan.
Dong Man bertanya siapa wanita itu dan berpikir kalau itu bibi dari Moo Ki. Si bibi mengelengkan kepala. Ae Ra langsung mengatakan kalau bibi itu  ibu dari bayinya. Dong Man berpikir kalau itu maksudnya ibu Moo Ki dan langsung menyapanya dengan sopan.

Keadaan makin membinggungkan,  Ae Ra memjelaskan kalau Didalam perut Ahjumma, ada bayi si brengsek itu. Ia memberitahu kalau Moo Ki  menggunakan uang yang diberikan untuk makan di restoran Ahjumma ini, dengan Makan daging dan kemudian keduanya.  Dong Man makin binggung dengan yang dikatakan Ae Ra.
“Mereka punya bayi” ucap Ae Ra. Dong Man langsung mencengkram Moo Ki dengan penuh amarah. Si Bibi mencoba menenangkan Dong Man agar tak emosi.
“Apa kau manusia, brengsek? Aku akan membunuhmu!” teriak Dong Man benar-benar marah. Si Bibi tak terima ikut mencengkram baju Dong Man dengan kekuatanya.
“Jika kau menyentuhnya, aku akan membunuhmu! Jangan main-main dengan ku!” teriak si bibi dengan mata melotot. 

Dong Man dan Ae Ra berjalan di tangga penyebrangan. Ae Ra pikri Dong Man itu seharusnya pergi. Dong Ma memegang wajahnya berpikir kalau ada yang terluka. Ae Ra menyuruh Dong Man memeriksa bagian giginya takut ada yang copot.
“Apa itu Ahjuma itu Atlet atau apa? Dia sangat kuat.” Keluh Dong Man
“Dia mencetak 1 juta dolar, Hanya dengan tangannya untuk membuat lobak kimchi. Mengapa kau harus menyerang dia? Dasar Idiot. Apa kau benar-benar atlet taekwondo?” ejek Ae Ra
“Haruskah aku mengeluarkan tendanganku untuk wanita hamil? Tapi kau.. Sekarang, apa kau dicampakkan oleh seseorang yang masih belajar?” kata Dong Man dengan nada mengejek.
Ae Ra kesal menyuruh Dong Man memberitahu semua orang saja sekalian, kalau ia yang mencampakkannya. Dong Man melihat Ae Ra itu sangat frustasi. Ae Ra menyuruh Dong Man saja yang mengkhawatirkan dirinya. Dong Man mengaku kalau ia baik-baik saja.
“ Park Hye Ran... Dia bercerai.” Ucap Ae Ra. Dong Man seperti tak ingin membahasnya dan pergi lebih dulu menuruni tangga
Ae Ra mengikutinya dari belakang, tapi terjatuh dan melihat sepatu heelsnya terlepas. Ia mengumpat kesal kalau hari ini menjadi hari yang terburuk baginya.
“Sudah Kubilang berhenti membeli barang palsu. Ada banyak barang yang berkualitas , Harganya terjangkau.” Kata Dong Man mengomel. Ae Ra hanya bisa menangis.
“Berhenti lah menangis.” Ucap Dong Man sambil melempar sepatu Ae Ra. Ae Ra makin kesal karena Dong Man yang menendang sepatunya. 


Si bibi mengemudikan mobilnya sambil bertanya apakah Apakah AeRa itu punya seorang “Oppa”. Moo Ki memberitahu kalau Dong Man bukan  saudaranya. Si Bibi binggung bertanya siapa sebenarnya Dong Man. Moo Ki dengan ketus mengatakan kalau Dong Man pacar 20 tahun yang lalu
“Maksudku,  teman prianya. Dia tinggal di seberang rumahnya” kata Moo Ki. Si Bibi mengumpat Ae Ra si gadis licik.
“Apa Hanya teman prianya? Aku seharusnya tidak memberikan uang itu padanya. Tapi  Moo Ki, Apa kau membeli barang-barang bermerek untuk nya?” ucap si bibi
“Aku tidak punya uang dan Itu barang palsu.” Kata Moo Ki. Si Bibi pun memuji Moo Ki yang sangat hemat.

Keduanya berjalan pulang, tas Ae Ra jatuh lalu mengeluh kalau akan ada goresan. Moo Ki menyuruh Ae Ra membuangnya saja dan kenapa masih  menyimpan barang pemberian dari brengsek itu. Ae Ra masih percaya kalau tas itu asli.
“Ini barang asli jadi Aku akan memperbaikinya besok.” Ucap Ae Ra
“Jadi, kau tetap akan membawa sesuatu yang diberikan brengsek itu?” tanya Moo Ki
“Aku akan memperbaikinya dan menjualnya lalu minum denganmu.” Kata Ae Ra. Moo Ki mengeluh Ae Ra itu bodoh lalu mengajak untuk pergi mengikutinya. 

Di sebuah toko kecil
Moo Ki menyuruh Ae Ra memilih saja, Ae Ra binggung Moo Ki yang ingin membelikan sebuah tas. Moo Ki akhirnya memilih salah satu tas kain yang cukup besar dan kuat, bahkan harganya 22 dolar dan baru.
“Ini tas baru yang paling mahal di luar sana.” Kata Ae Ra.
“ Ini jauh lebih tahan lama dari tasmu itu. Mulai sekarang kau bisa memukul orang dengan ini Dan ketika kau mau memukul Moo Ki, maka Letakkan batu di dalam sana dan pukul dia. Ini tidak akan rusak.” Ucap Dong Man.
“Hei, Ko Dong Man... Aku akan membawa tas ini sampai aku mati.” Ucap Ae Ra bahagia.
“Kau tidak perlu membawanya sampai mati, sekarang Pilihlah sepasang sepatu” ucap Dong Man melihat Ae Ra yang satu kakinya hanya beralaskan kantung plastik. Ae Ra pun memilih sepatu gantinya. Dong Man dengan gayanya berpikir bisa membayar dengan kartu kredit. 

Di sebuah mobil
Hye Ran memegang sebuah note bertuliskan nama Dong Man, lalu sedikit menghapus lipstik di bibirnya. Ae Ra dan Dong Man baru saja pulang dan Hye Ran melihatnya dari dalam mobil. Ae Ra memuji Dong Man yang  punya mata yang baik karena sekarang bisa mengunakan sepatu yang nyaman serta tas ini sangat bagus.
“Aku bisa membawa 5 sampai 6 botol Soju di sini.” Kata Ae Ra. Dong Man menegaskan kalau tas itu bukan untuk   membawa alkohol.
“Aku membelikanmu Bukan untuk itu” tegas Dong Man seperti tak ingin Ae Ra banyak minum.
“Ko Dong Man, Aku tidak tahu kalau kau mau membeli tas untuk wanita.” Ucap Ae Ra memuji Dong Man dengan jempolnya.
Don Man tersenyum melihatnya lalu mengelus kepala Ae Ra, Ae Ra menegaskan kalau seperti ini yang dinginkan kemarin, kalau seperti ini membuat jantung orang berdebar. Akhirnya Dong Man bersandar di sepeda sambil mengelus kepala Ae Ra. 
“Apa ini membuat jantungmu berdebar?” ucap Dong Man
“Kenapa jantungku berdebar denganmu?” kata Ae Ra heran. Dong Man memegang wajah Ae Ra.
“Lalu mengapa wajah mu merah begitu? Ini seperti kau sedang salah tingkah” kata Dong Man.
Ae Ra juga tak tahu kenapa wajahnya memerah. Dong Man tiba-tiba memegang dagu Ae Ra lalu meminta agar berhenti minum lalu membawa sepeda masuk rumah. Ae Ra mulai memikirkanya lalu berlari mengikuti Dong Man yang mulai menaiki tangga. 


Epilog
Siara berita “PON kali ini yang diselenggarakan di Gangnam kemarin, lebih menarik daripada pertandingan dari PON sebelumnya. Kami akan mengakhiri berita olahraga dengan video terakhir kami.”
Terlihat dikamera, Ae Ra yang sedang berkelahi dengan Bo Ram dengan saling menjambak. Dong Man pun merelai keduanya agar tak berkelahi, saat  Bo Ram berusaha mencakar Ae Ra.
“Hei. kenapa kau mencakarnya? Itu curang.” Ucap Dong Man yang lebih membela Ae Ra bahkan memastikan kalau baik-baik saja.
“Kenapa kau memulai perkelahian kalau kau saja tidak bisa menang? Kita harus pergi ke dokter, sekarang Ikut denganku” ucap Dong Man membawa Ae Ra pergi, padahal baru saja mengutarakan perasaan pada Boo Ram.
Bersambung ke episode 2


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar