PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 11 Juli 2017

Sinopsis Fight My Way Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Sirine Ambulance berbunyi cukup nyaring, semua yang berada diluar gedung bertanya-tanya siapa yang dibawa dan berpikir kalau Ko Dong Man. Ae Ra berdiri hanya bisa menatap dengan berkaca-kaca terlihat kaki yang ada darah. Pelatih Choi pun ikut melihat ke dalam ambulance seperti tak percaya.
“Setiap badai dalam kehidupan datang di kala kau lengah.”
[Episode 14 -Tenang Sebelum Badai]

Dong Man sudah siap dengan stick golf merasa kalau Ada beberapa perampokan belakangan ini dan bersiap untuk mendekat.  Bibi Ganako seperti mulai panik. Ae Ra melihat dan langsung berteriak memanggil Dong Man. Dong Man sampai kaget mendengarnya
“Sudah kubilang jangan berisik.” Ucap Dong Man ingin lebih mendengarkan keributan.
“Tidak ada orang di sini... Jangan bodoh. Ayo pergi.” Kata Ae Ra mengajak pergi. Dong Man sangat yakin ada orang. Ae Ra langsung menarik Dong Man pergi. 

Keduanya menuruni tangga, Dong Man kesal karena yakin ada orang di sana dan melihat jari kaki mereka. Ae Ra mengeluh Dong Man itu begitu bodoh. Dong Man heran dengan Ae Ra malah mengejeknya bodoh. Ae Ra memberitau kalau Itu kehidupan pribadinya. Dong Man terlihat benar-benar tak mengerti.
“Kuperhatikan dia memakai lipstik. Lalu Buat apa dia memakai lipstik di rumah? Itu kekasihnya. Kenapa kau begitu bodoh dan mencari-cari?” kata Ae Ra. Dong Man pun bisa mengerti dan mengerti kalau itu naluri wanita.
“Lalu Omong-omong, Apa kau pernah lihat Hye Ran keluar? Aku tidak pernah melihatnya” kata Ae Ra.
Dong Man heran kenapa Ae Ra malah penduli lalu menyuruh Ae Ra masuk rumahnya saja. Ae Ra malah mengikuti Dong Man sampai kedepan pintu. Dong Man kesal melihat Ae Ra yang mengikutinya dan menyuruhnya agar Jangan datang lagi.
“Hal itu terlalu memberatkanku.” Ucap Dong Man. Ae Ra ingin tahu alasanya.
“Kau bicara seolah aku berbuat sesuatu kepadamu atau semacamnya.” Ucap Ae Ra
“Kau menjadikannya sulit bagiku. Ini bukanlah barak tentara. Sampai kapan pria dan wanita bisa terus... Apa ini Tes kendali diri Dong Man? Tidurlah di rumahmu.”ucap Dong Man lalu bergegas masuk. Sementara Ae Ra menekan password dan masuk ke dalam rumah. 


Tuan Ko dan Tuan Choi keluar dari lemari pakaian. Nam Il binggung melihat dua pria ada dalam rumah dan menanyakan pada ibunya siapa orang-orang itu. Tuan Ko dan Tuan Choi hanya bisa tertunduk. Nam Il ingin tahu Mana orangnya di antara mereka
“Kau panggil dia "Ibu"?” ucap Tuan Ko seperti tak percaya kalau Nyonya Ganako sudah memiliki anak.
“Aku... Putra tunggal Nyonya Hwang... Aku Kim Nam Il.” Kata Nam Il. 

Ketiganya keluar bersama, Bibi Ganako menegaskan tahu alasan mereka kemari, tapi jangan memintanya bersembunyi lagi. Tuan Ko melihat Selama ini Bibi Ganako baik-baik saja dan ingin tahu Apa yang merasukinya.
“Apa aku terlihat baik-baik saja? Aku tidak pernah baik-baik saja. Tidak sekali pun. Selama 30 tahun terakhir, aku tidak pernah berhenti menjadi seorang ibu. Kalian pasti tahu itu.” Ucap Nyonya Ganako dengan nada tinggi.
“Tetap saja. Kenapa beri tahu dia sekarang?” kata Tuan Choi marah
“Apakah menjadi putra Hwang Bok Hee masih tidak baik untuknya?” balas Bibi Ganako
Nam Il duduk di ruang tengah melihat sebuah kotak dan menemukan sebuah ponsel yang masih disimpan oleh ibunya, wajah Nam Il terlihat dingin. 


Dong Man menonton tayangan pertandingan sambil berkomentar pria yang kalah itu memiliki kaki yang lemah. Ae Ra menepuk pundak Dong Man dengan kakinya, bertanya apakah besok Dong Man sungguh akan ikut penimbangan.
“Kenapa kau menendang kekasihmu seperti itu?” kata Dong Man kesal.
“Untuk apa berkencan jika kau berbuat sesuka hatimu? Siapa aku? Apakah aku Tanaman hias?” ucap Ae Ra kesal
“Oh Yah... Semua wawancaramu bertepatan besok, kan? Mana yang akan kau hadiri?” ucap Dong Man mengalihkan pembicaraan. Ae Ra menegaskan kalau ia tak pernah mengeluhkannya ikut MMA.
“Aku bilang jangan lawan Tak Su. Kenapa kau...” ucap Ae Ra lalu menyuruh Dong Man agar mematikan TV sekarang.
Tiba-tiba terdengar suara bergesek di lantai atas, Ae Ra pikir Hye Ran  ada di rumah. Dong Man heran sebenarnya apa urusan Ae Ra dan kenapa memperdulikanya.
Sementara di lantai atas, Hye Ran terlihat frustasi didepanya ad sebuah lembaran surat Penjelasan Syarat Harta Gana-Gini "Kamu tidak boleh bicara tentang keluarga ini"




Tuan Ko menuruni tangga bertanya-tanya Sejak kapan Bok Hee punya anak sebesar itu. Tuan Cho membalas kalau Tuan Ko  yang begitu serius. Tuan Ko mengelak, Tuan Choi pikir mereka perlu melihat anak-anak mereka karen sudah ada di lingkungan rumah.
“Otakmu yang tidak berfungsi selalu menjadi masalahmu. Apa yang akan kau katakan kepada mereka? Apa kau akan katakan Bahwa kamu datang menemui Bok Hee?” ucap Tuan Ko dengan nada tinggi.
“Omong-omong, kenapa kau kemari?” tanya Tuan Choi penasaran. Tuan Ko beralasan mereka tinggal di Bucheon.
“Apa pentingnya rumahmu di mana?” keluh Tuan Choi heran.
“Kita tinggal di Bucheon. Ada bus yang langsung kemari.” Kata Tuan Ko.
Tuan Choi mengelek alasan yang dibuat Tuan Ko yang menurutnya itu hanya Omong kosong. Tuan Ko tak peduli memilih untuk pergi. Sementara Nyonya Ganako melihat kembali foto dirinya ketika masih muda seperti sangat menyesal dengan masa mudanya. 

Dong Man memanggil Ae Ra yang akan pergi lalu menaruh sesuatu dalam tas kalau itu Antasid dan sebagai Jimat keberuntungan. Ae Ra hanya bisa tersenyum, Dong Man berkata kalau merasa itu lucu sekali.
“Mungkin teriakanmu pada mereka memberikan dampak. Itu seperti, "Kamu orang pertama yang pernah melawanku"?” kata Dong Man
Ae Ra mengingat saat wawancara di KBC, teman Hye Ran berkata Sebagai orang yang lebih berpengalaman, ingin memberikan nasihat. Ae Ra langsung menolak,
“Bagaimanapun juga kau tidak akan meloloskanku. Maka, jangan sakiti aku. Aku... Aku berhak untuk tidak disakiti.” Ucap Ae Ra. 

Dong Man pun memeluk Ae Ra mengajak untuk berjalan pergi, sambil berkata Wawancara pewarta ring juga diadakan hari ini lalu mengeluh Kenapa harus bersamaan, lalu bertanya apakah Ae Ra sudah menentukan stasiun televisi dan bukannya oktagon. Ae Ra dengan sangat yakin.
“Itu cita-citaku sejak berusia enam tahun.” Kata Ae Ra
“Apa cita-citamu menjadi penyiar atau berada di belakang mikrofon? Sebagai kekasihmu dan teman yang mengamatimu selama 23 tahun, izinkan aku memberimu nasihat. Sejujurnya, kau tidak memenuhi syarat sebagai penyiar.” Ucap Dong Man. Ae Ra berteriak kesal.
“Kenapa kau membuatku berkecil hati sebelum wawancaraku?” keluh Ae Ra.
“Keahlianmu akan sia-sia duduk di sebuah kursi. Orang yang bodoh harus terbang bebas.” Ucap Dong Man
“Tapi Tetap saja... Seorang penyiar terlihat seperti liga utama. Aku juga ingin berada di sana.” Kata Ae Ra.
“Bukankah di mana pun kau berada adalah liga utama bagimu? Bukankah di mana pun kamu berada adalah liga utama bagimu? Lakukanlah hal yang membuat jantungmu berdebar. “ kata Dong Man
“Tapi bagaimana aku bisa melewatkan posisi penyiar? Itu gila.” Kata Ae Ra 



 Tak Su berdiri didepan wartawan dengan dua pelatihnya. Pelatih Choi datang dengan Dong Man dan juga John.  Pelatih Choi tak percaya melihat John Carellas, berjalan dibelakangnya.
“Kenapa kau datang ke Korea?” tanya wartawan
“Aku datang untuk melatih petarung Asia pertama untuk mewakili keluargaku.”ucap Jhon.
“Apa itu satu-satunya alasan kamu datang ke Korea Karena dia?” tanya wartawan.
“Aku akan Fokus kepadanya. Aku di sini untuk jadi bayangannya. Dialah yang akan naik ring.” Ucap Jhon.
“John, kapan kamu tahu tentang Dong Man? Sejak kapan...” ucap Wartawan ingin tahu lebih banyak. Pelatih Choi membuka jalan agar mereka bisa keluar dari ruangan konferensi.
Dong Man melakukan tes timbang badan, lalu dengan Tak Su berpose seperti sudah siap untuk beradu depan wartawan.

Ae Ra sudah menaiki bus dari "Seoul-Cheongju" wajahnya terlihat tegang saat bus meninggalkan terminal. Ia melihat jimat keberuntungan yang di taruh Dong Man.
Di kantor KBC, Seorang pria memanggil nama Choi Ae Ra, tak terlihat Ae Ra yang duduk di ruang tunggu. Ae Ra berlari masuk ke tempat wawancara untuk MC Ring pertandingan MMA.
Flash Back
Ae Ra memilih untuk turun bus menuju Cheongju, teringat kembali dengan kata-kata Dong Man “Bukankah di mana pun kau berada adalah liga utama bagimu? Lakukanlah hal yang membuat jantungmu berdebar.” 

Ae Ra membawakan acara MMA dalam Ring,  dengan berkata “Hanya gadis-gadis ring yang merupakan wanita di oktagon.cNamun mereka tidak menarik perhatian wanita.cPembawa acara wanita profesional bertarung di depan para petarung, bukan di sisi mereka. Itulah yang dibutuhkan untuk menarik pemirsa wanita.”
“Bukankah penyiar wanita begitu tidak umum?” tanya si pewawacara.
“Bukannya tidak umum, melainkan inovatif. Jika Anda tidak memberiku pekerjaan ini, maka aku akan melamar sebagai penyiar pesaing Anda. Artinya Anda akan kehilangan penyiar ring wanita pertama yang ada di Korea pada pesaing Anda. Waktuku tidak banyak.” Ucap Ae Ra dengan yakin.
“Kurasa kita sudah selesai. Kamu diterima.” Ucap si pria. Ae Ra hanya bisa melonggo tiba-tiba mengetahui kalau diterima.
“Tapi kenapa? Apa hanya Begitu saja?” ucap Ae Ra tak percaya. Si ketua mengaku kalau Ae Ra sangat berani dan Wawancaranya bagus.
Seorang pria berkomentar dengan memberitahu kalau dibelakang resumenya melampirkan gelar master yang didapat dari Inggris. Si pria mengaku tidak butuh orang bergelar itu untuk bicara di mikrofon karena yang penting adalah kompetensi.
“Aku sangat suka tempat ini. Kau akan menyiarkan pertandingan besar berikutnya.” Ucap Si pria. Pria disampingnya pun terkejut mendengarnya.
“Kita sudah menyewa orang lain untuk itu.” Kata si pria. Saat itu Hye Ran masuk ke dalam ruangan dengan kacamata hitamnya. 


Tak Su dalam mobil ingin tahu Kenapa John Carellas memakai seragam sundae dan melatih Dong Man. Tae Hee mengaku tidak percaya mereka harus menghadapi variabel itu. Tak Su menyuruh Tae Hee agar merebut semua semuanya, bahkan menyuruh aga menawari Jhon lebih banyak uang daripada tawaran Jang Ho.
“Tak Su, Apa kau pikir ini masalah uang? Dia tidak akan bekerja denganmu meski dibayar sangat mahal.” Ucap Pelatih Choi
“Bakar sasana mereka, buat John dideportasi, atau sogok para wasit! Lakukan sesuatu!” teriak Tak Su panik
“Firasatku mengatakan kita sudah kalah.” Ucap Pelatih Choi lalu turun dari mobil. Tak Su  mengikutinya tak percaya Tae Hee bersikap seperti ini.
“Aku tidak mau melakukannya meski dibayar sangat mahal. Pada 15 tahun lalu, Dong Man mendatangiku dahulu sebelum ke Jang Ho. Aku menyadari bakatnya, tapi aku tertipu uang keluargamu. Jang Ho mengambil kapak baja dan menjadi seorang jenderal. Muridku selama 15 tahun dan aku menjadi pria berengsek. Maaf, aku tidak bisa membesarkanmu dengan baik.” Kata pelatih Choi lalu pergi meninggalkanya. 


Hye Ran sudah berdiri didalam ruangan, Si pria ingin tahu alasan kenapa harus memilih Hye Ran.  Si pria merasa Jika melibatkan artis, lebih banyak yang tertarik menurutanya Nona Park datang ke pertandingan, dan itu berita besar.
“Apa hubungannya status artis dengan MMA?” kata si pria
“Perwakilan kami dibesarkan di luar negeri. Dia tidak tahu cara kerjanya.” Jelas pria lain yang memilih Hye Ran.
“Bisa tunjukkan kemampuanmu kepada kami?” kata si pria yang memilih Ae Ra. Hye Ran tak percaya kalau mereka memintanya untuk audisi karena diminta menyumbangkan waktu dan bakatnya.
“Kudengar kami menawarimu sepuluh kali bayaran dari yang dia dapatkan.  Itu bukan sumbangan. Dengan tarif sepuluh kali lebih mahal, kau harus jauh lebih baik. Bukankah itu wajar? Kenapa? Apa Kau kurang percaya diri?” ucap Si pria
“Ini bukan masalah kepercayaan diri, melainkan harga diri.” Kata Ae Ra lalu memilih untuk pergi. 

Ae Ra keluar dari ruangan tak percaya kalau dirinya lulus lalu menari-nari bahagia, Saat itu si pria yang memilih Hye Ran keluar dan mengatakan kalau  Ae Ra sudah mengalahkan Park Hye Ran.
“Aku tidak serius dengan ucapanku tadi. Semoga kita akur.” Ucap si pria lalu menjabat tangan Ae Ra. Dan Ae Ra juga mengharapkan hal yang sama.
“Aku tidak menyangka Nona Park akan muncul. Kudengar dia tidak punya pekerjaan. Dan Pasti itu benar.” Ucap Si pria
“Kenapa dia tidak punya pekerjaan?” tanya Ae Ra binggung.
“Mantan mertuanya tidak ingin melihatnya di televisi..” Jelas si pria


Ae Ra berdiri di halte melihat Hye Ran yang duduk didekatnya mengingat ucapan si pria “Dia tidak bisa kembali ke stasiun televisi utama. Komentar di internet sangatlah kejam. Aku terkejut dia masih bertahan”
“Kenapa dia naik bus alih-alih mengemudi?” keluh Ae Ra dan saat itu sebuah bus datang.
“Bus ini akan membawa kita ke lingkungan kita. Ikuti aku sampai tiba.” Kata Ae Ra berbaik hati.
“Untuk apa aku mengikutimu?” ucap Hye Ran sinis lalu masuk ke dalam bus.


Hye Ran yang tak tahu berapa ongkosnya bertanya pada sopir. Sopir memberitahu 1,30 dolar. Ae Ra melihat Hye Ran mengeluarkan uang recehnya, lalu membayar untuk dua orang.  Akhirnya keduanya duduk dibangku berbeda. Beberapa penumpang tak percaya melihat Hye Ran naik bus. . Ae Ra yang tak tahu apapun mencari tahu tentang berita Hye Ran.
“Dia mencampakkan kekasihnya untuk menikahi seorang pewaris.” “Aku tidak peduli kepadamu. Merangkaklah di bawah batu.“Pasti kita masih bisa menemukan foto itu.”
Ae Ra pun menemukan sebuah link dengan foto Hye Ran dengan Dong Man yang sudah diblur. Ponsel Hye Ran berdering dari nomor yang tak dikenal dan memilih untuk tak mengangkatnya. 

Dong Man dan Ae Ra duduk bersama sambil bergandengan tangan di depan tangga. Ae Ra binggung Apa yang harus dikatakan kepada Sul Hee, karena dirinya bukannya tunawisma jadi tidak bisa mengatakan tidur di Bar Namil lagi.
“Haruskah aku tidur sendiri padahal pertandinganku besok? Bukankah aku perlu mengisi tenaga?” kata Dong Man
“Haruskah kita beri tahu dia?” tanya Ae Ra. Dong Man bertanya apakah Ae Ra memang serius ingin melakukanya, lalu mengatakan kalau Ae Ra yang  yang pertama mendekatinya
“Aku ingin menyikut wajahmu sekarang.” Keluh Ae Ra kesal. Dong Man memperingatkan kalau Ae Ra tidak boleh bilang begitu ke kekasihnya. 

Saat itu Bong Hee baru saja pulang, keduanya langsung berdiri dan melepaskan tangan. Ae Ra pikir yang dibawa Bong Hee itu buah prem. Bong Hee mengataka kalau yang dibawa buah persik. Ae Ra pikir Belakangan ini prem sangatlah enak, Bong Hee menegaskan bahwa yang dibawa adalah persik.
“Kenapa kalian di luar? Apa Tidak mau masuk?” ucap Bong Hee. Ae Ra mengaku kalau baru mau masuk. Dong Man seperti tak bisa menahan diri lalu mengandeng tangan Ae Ra dan memanggil Sul Hee.
“Sul Hee... Aku akan tidur dengan Ae Ra malam ini. Pertandinganku besok, jadi Aku membutuhkannya malam ini. Bolehkah aku pinjam dia?” ucap Dong Man. Ae Ra terlihat binggung dan ingin menjelaskanya.
“Dia Akan kupinjamkan, jadi Bawa dia.” Ucap Sul Hee. 

Bibi Ganako datang menemui Pelatih Hwang yang membua truk sundae,  bertanya apakah sudah mau tutup. Pelatih Hwang mengeluh bibi Ganako memangginya Sundae padahal namanya Hwang Jang Ho, Jang berarti "jenderal" dan Ho berarti "macan".
“Aku perlu meminta bantuanmu, Sayang.” Ucap Bibi Ganako. Pelatih Hwang kaget mendengar panggilan Bibi Ganako.
“Bukan itu maksudku. Tapi Apa Kau akan membantuku? Bisakah kau menyimpan rahasia, Sayang?” ucap Bibi Ganako
“Aku akan melakukan apa pun permintaanmu.” Ucap Pelatih Hwang
“Simpan ini untukku. Kau harus Simpan ini lalu...” kata Bibi Ganako memberikan sebuah ponsel dan meminta agar Pelatih Hwang tak melihatnya. 


Joo Man membawa sebuah boneka dan juga sekantung buah lalu dengan sengaja menaruh boneka didepan rumah, setelah menekan bel dan berburu-buru berlari masuk ke ke kamarnya. Sementara Ae Ra dan Dong Man duduk diatas tempat tidur dengan Ae Ra yang mengompres wajah Dong Man.
“Wahh.. Kekasihku memang yang terbaik. Kau berhasil pada percobaan pertama. Jika aku menang besok, maukah kau mewawancaraiku?” ucap Dong Man bangga.
“Pastikan kau menang, karena Aku tidak mau mewawancarai Tak Su sampai kapan pun.” Tegas Ae Ra. Dong Man mengangguk mengerti.
“Apa Kau takut? Apa Kau tidak takut sedikit pun?” tanya Ae Ra. Dong Man bertanya apakah ia harus jujur mengatakanya.
“Berhentilah jujur... Katakan saja kau tidak takut.” Ucap Ae Ra kesal
“Butuh 10 tahun bagiku untuk mendapatkan 15 menit. Aku tidak akan kalah. Jadi, jangan cemas.” Tegas Dong Man yakin
“Dong Man... Selama 15 menit itu, aku tidak akan berkedip sekali pun. Aku akan menontonmu sampai selesai. Aku akan berada di samping oktagon. Aku akan melindungimu agar tidak ada yang terjadi padamu.” Ungkap Ae Ra 


Dong Man melihat Ae Ra itu begitu mungil, tapi selalu bicara tentang melindunginya . Ia menyakinkan kalau Apa pun yang terjadi, itu akan selesai dalam 15 menit. Begitu Ae Ra membuka mata, maka akan ada di depannya. Ae Ra sambil menangis mengaku kalau Sejujurnya, mau memastikan kamu tidak bangun bahkan mau membiusnya selama Dong Man tidur dan...  Dong Man langsung memeluk Ae Ra meminta agar Berhenti menangis, dengan memastikan tidak akan kalah agar tidak perlu melihatnyamenangis.
“Jika aku menganggapmu pria biasa saja, maka aku akan memintamu melakukannya. Tapi aku tidak sembarang menyukaimu. Aku sungguh... Aku sungguh menyukaimu. Jadi, aku tidak bisa mengatakannya begitu saja. Mana mungkin aku menyetujuinya?” ucap Ae Ra
“Kenapa kau mengungkapkan perasaanmu lagi? Kau sangat manis.” Ungkap Dong Man lalu memberikan ciumannya.
Setelah itu Dong Man menjauh dari Ae Ra meminta maaf, kalu sangat menyukai Ae Ra sampai tidak bisa melakukannya. Ae Ra bertanya apakah Dong Man yang sangat menyukainya hingga ingin melindunginya. Dong Man menarik kaki Ae Ra sampai bisa berbaring.
“Bukan... Aku sangat menyukaimu hingga tidak dapat menahan diri hari ini.” Ungkap Dong Man dan kembali mencium Ae Ra.
Bersambung ke Part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted
                                                                                                                                                                                  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar