PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 23 Agustus 2017

Sinopsis School 2017 Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Ibu Sa Rang mengomel pada anaknya yang  tidak mendaftar untuk study tour bahkan tidak menunjukkannya padanya. Sa Rang pikir kala pergi  tidak akan menyenangkan lagi jadinya dan Pasti akan sangat melelahkan karena banyak anak-anak. Ibu Sa Rang seperti tak yakin kalau itu alasan anaknya tak mau ikut.
“Apa Bukan karena biayanya?” kata Ibu Sa Rang. Sa Rang menyakinkan kalau bukan karena itu.
“Apa benar bukan karena biayanya? Kenapa kau tidak menjawab Ibu?” kaa Ibu Sa Rang tak percaya karena bisa melihat dari mata anaknya.
“Kalau aku pergi kali ini, berapa hari lagi Ibu harus hidup hanya dengan makan mi instan? Apa Ibu pikir aku tidak tahu? Aku tahu Ibu selalu makan mi instan di kamar mandi.” Ucap Sa Rang tak ingin ibunya menderita.
“Jangan pergi ke tempat lesmu hari ini. Makan malamlah dengan Ibu.” Kata Ibu Sa Rang dan bergegas pergi. Sa Rang seperti merasa bersalah. 


Keduanya duduk di restoran yang terlihat mahal. Ibu Sa Rang dengan berdanda, langsung memesan Steak dua. Sa Rang langsung menolak kalau mau salad saja dan merasa tidak lapar. Ibu Sa Rang langsung memesan dua paket B.
“Ibu. Apa yang Ibu lakukan? Apa Ibu tidak lihat harganya? Itu sangat mahal. Ayo pergi saja” kata Sa Rang tak ingin membebani ibunya.
“Ibu tidak bisa melakukannya dan bisa membelikanmu semua ini. Ibu jauh lebih muda dan kuat dari yang kau kira, Ibu juga akan memberikanmulebih banyak uang. Ibu bisa membelikanmu makanan, baju yang bagus dan membayai apapun yang ingin kau lakukan.” Ucap Ibu Sa Rang
Sa Rang merasa sedih melihat ibunya yang berusaha menyakinkanya. Ibu Sa Rang meminta anaknya agar Jangan mencemaskanya karena Itu membuatnya merasa buruk, Ia pu meminta agar Sa Rang bisa mempercayai ibunya.
“Kau boleh bersikap menyebalkan seperti anak-anak lain. Ngambeklah pada ku dan Marahlah semaumu, mengerti?” ucap Ibu Sa Rang, Sa Rang pikir tak mungkin bisa melakukanya.
“Kau bisa... Anak-anak diizinkan melakukan itu pada ibu mereka. Lalu Pada siapa lagi mereka bisa begitu? Jadi.. mulai sekarang jangan mencemaskanku lagi. Pikirkan saja tentang dirimu, mengerti? Kalau Ibu sudah tidak sanggup lagi, maka aku pasti akan memberitahumu. Izinkan Ibu menjadi ibu setulus hati” kata Ibu Sa Rang. Sa Rang hanya bisa menangis. Ibu Sa Rang meminta Sa Rang mengulurkan tangan, lalu mengenggam dengan erat. 


Sa Rang sudah ada didepan rumah Eun Ho, Eun Ho melihat temanya menatap langit dan bertanya apakah melihat bintangnya. Sa Rang mengaku melihatnya kalau banyak yang Kelap-kelip. Eun Ho bertanya apakah Sa Rang akan ikut ujian masuk universitas dan sudah menyerah ikut ujian PNS.
“Tidak juga. Setidaknya aku akan coba ikut ujian percobaan.” Ucap Sa Rang lalu terdiam sejenak. Eun Ho menganguk mengerti
“Aku masih belum memahami diriku sendiri. Apa yang kubisa, apa impianku, dan apa aku bisa masuk universitas. Dan kalau aku kuliah, apa aku bisa melakukannya dengan baik?” kata Sa Rang tak yakin
“Itu.. Kau bahkan tidak serajin itu. Aku merasa kau ini hanya menenteng-nenteng buku saja.” Kata Eun Ho memberikan bukunya.
“Mari kita jawab soal-soal ini dan kita jawab juga pertanyaan tentang hidup kita. Apapun itu, ayo kita lakukan.” Kata Sa Rang. Keduanya saling high five dengan tawa bahagia akan belajar bersama. 


Petugas Han melihat Young Gun dkk sedang berjalan pulang dengan membahas Rokok. Mereka pun membagi-bagikan untuk memulai merokok, saat itu Petugas Han datang langsung meminta rokok juga pada mereka. Young Gun dkk kaget melihat petugas Han yang datang.
“Apa? Kenapa kalian kaget begini? Kau merokok, kenapa aku tidak boleh?” ucap Petugas Han.
“Ibu 'kan polisi, bukan preman.” Ucap Young Gun dengan nada sinis.
“Itulah makanya. Haruskah aku bersikap seperti preman? Itu akan membuatku terlihat buruk.” Kata Petugas Han mengambil semua rokok.
“Ibu menyebalkan sekali. Kenapa Ibu melakukan ini bahkan di luar sekolah juga?” ucap Young Gun marah
“Karena di luar sekolah, aku juga tetap polisi. Mau aku berikan pada Pak Koo atau kusimpan sendiri.. itu tergantung pada sikap kalian.” Kata Petugas Han lalu berjalan pergi. 

Young Gun mengikuti petugas Han dari belakang. Petugas Han menegaksan Tidak ada gunanya, karena masih tetap seorang polisi dan Young Gun pikir ia mau mengembalikan rokok itu. Young Gun mengaku kalau Semua rokok itu miliknya.
“Ahh. Begitu. Jadi kau mau membagikannya pada teman-temanmu? Aku suka kesetiaanmu pada teman-temanmu.” Ejek Petugas Han. Saat itu terdengar teriak ada seorang pencuri.
Petugas Han langsung mengeluarkan jurus berkelahinya, tapi malah membuat si pelaku kabur. Young Gun melihat si pelaku berlari kearahnya, mencoba menangkap dengan memelintir tanganya. Si pelaku pun jatuh bersamaan dengan Young Gun. Petugas Han langsung membekuk si pelaku, dengan memuji Young Gun yang Tidak buruk juga.
Keduanya keluar dari kantor polisi, Petugas Han bertanya keadaan Young Gun. Young Gun mengaku tak masalah dan Petugas Han melihat tangan Young Gun yang terluka, kalau ini tak baik-baik saja. Young Gun meminta Petugas Han melepaskan dengan mengaku tak sakit. 



Petugas Han akhirnya mengobati luka Young Gun dengan menceritakan  saat masih remaja pernah kabur, memberontak dan membuat masalah Bahakn Cara bicaranya juga sama seperti Young Gun. Dengan nada tinggi berkata "Tinggalkan aku. Aku baik-baik saja." Young Gun menarik tanganya merasa baik-baik saja.
“Kau tidak baik-baik saja... Cukup lama sampai akhirnya aku sadar aku tidak baik-baik saja. Setelah semuanya terinfeksi.” Kata Petugas Han. Young Gun bertanya lalu apa kelanjutanya.
“Aku berkelahi seperti orang gila, dan sering diseret ke kantor polisi. Merokok hanya masalah kecil. Jadi dibanding denganku, maka kau masih terhitung sebagai pemberontak yang baik. Kau sudah melakukan semuanya dengan benar. Mungkin saja cara hidupmu selama ini sudah benar.” Ucap petugas Han
“Kenapa? Apa Ini baru pertama kalinya kau melihat orang dewasa yang tidak bertanggungjawab? Setidaknya kau jujur dengan perasaanmu, kemarahanmu dan rasa frustasimu.” Ucap Petugas Han.
“ Aku hanya.. tidak tahu harus bagaimana, jadi aku hidup sebisaku saja. Aku tidak tahu bagaimana caranya "melakukan yang terbaik".” Kata Young Gun. Petugas Han tahu.
“Aku juga dulu begitu. Pokoknya, kau sudah melakukan hal yang benar. Jangan cemas. Aku sempat bertanya-tanya, bagaimana kalau kau kerja sambilan saja? Jadi Singkatnya, kau jadi asistenku saja. Kau bisa membantuku melakukan hal-hal mudah. Kalau kau bisa membantuku menangkap copet seperti hari ini, tentu saja aku akan berterima kasih.”kata Petugas Han
Young Gun yang mendengarnya merasa kalau Petugas Han itu kekanakan dan beranjak pergi. Petugas Han meminta Young Gun agar memikirkanya karena bayaran juga lumayan. 


Eun Ho mendapatkan uang bayaran menyebar brosur, senyuman bahagia karena uangnya lebih banyak dari biasanya. Lalu menelp Sa Rang ingin mengajak makan toppoki, tapi seperti mengingat sesuatu dan memutusakn untuk menelpnya lagi nanti.
Tae Sik akan berangkat wawancara, melihat sebuah kotak sepatu dengan note diatasnya “Aku bekerja sangat keras mendapatkan uang untuk membeli ini Jangan menyerah dan lakukan yang terbaik dalam wawancaramu sampai sol sepatumu rusak (saking kerasnya berusaha). Kalau sepatunya rusak, aku akan belikan lagi yang baru, jadi jangan pernah merasa rendah diri. Melangkahlah dengan penuh kepercayaan diri. Semangat.”
Tae Sik tersenyum melihat hadiah yang diberikan Eun Ho, lalu memakain sepatu dengan bersebelahan sepatunya yang sudah lusuh. 

Kepsek Yang bertemu dengan Guru Park sambil mengeluh kalau ini hari yang menjengkelkan dengan bertanya apakah menyukai ruangnya, Guru Park mengatakan kalau sekarang jadi ruangan miliknya dan bertanya Bagaimana dengan ruangan baru kepsek yang dengan nada menyindir kalau  kelihatannya baik-baik saja.
“Urus saja urusanmu sendiri. Aku akan segera kembali ke jabatanku semula.” Ucap Kepsek Yang
“Jangan sampai kau ditendang juga dari ruangan barumu itu.” Ucap Guru Park
“ Kau sepertinya ingin tinggal lebih lama di ruanganku tapi anak-anak pasti akan senang kalau mereka tahu siapa sebenarnya kau Dan semua ambisimu ini.” Kata Kepsek Yang kesal
"Manusia adalah hewan yang memiliki ambisi." Apa Kau tidak tahu itu? Aku akan menikmati semua sebisaku. Ini adalah impianku.” Kata Guru Park
“Mari kita lihat berapa lama kau bisa bertahan di sana. “ ucap Kepsek Yang sini
“Coba saja...Setelah menjadi orang dewasa, aku tidak pernah membiarkan orang lain  mengambil milikku.” Kata Guru  Park. Keduanya pun sama-sama saling mengumpat marah. 

Tuan Hyun datang ke sekolah melihat Eun Ho yang sangat akrab dengan Tae Woon lalu teringat ucapan Kepsek Yang kalau Eun Ho menggambar webtoon dengan Judulnya adalah "Murid X".
“Itu tidak akan mungkin bisa dilakukan kecuali dia kenal secara pribadi dengan X.” Kata Kepsek Yang. Tuan Jang pun berjalan setelah Tae Woon dan Eun Ho pergi menjauh 

Kepsek Yang ingin menuliskan komentar pada webtoon yang dibuat Eun Ho “Ini.. sangat menyenangkan. Bagaimana kau bisa tahu.. apa yang di lakukan oleh Murid X?” tapi menurutnya kalau harus kedengaran seperti anak muda.
Flash Back
Byung Goo memberitahu kalau Anak-anak sekarang suka sekali mengatakan "yo" dan menulisnya di akhir kalimat. Kepsek Yang merasa kalau ini memang sangat seru, Byung Goo langsung meminta bayaran agar memberikan susu stroberi, Kepsek Yang mengelak karena sudah kehabisan susu.
“Apa yo, omong-omong yo, kau yo, berteman dengan yo, si X yo?” tulis Kepsek Yang merasa kalau kali ini si X akan kena perangkapnya. 

Saat itu Direktur Hyun datang. Kepsek Yang heran apa alasan Tuan Hyun datang ke kantornya yang kecek. Tuan Hyun mengatakan Saat jabatan Kepsek Yang dikembalikan, jadi meminta agar melakukan sebisanya untuk menemukan X. Kepsek Yang sempat kaget.
“Aku setuju... Begitu jabatanku dikembalikan aku akan segera menangkap. si X.” Kata Kepsek Yang
“Mulai besok... Posisimu dikembalikan.” Kata Tuan Hyun. Kepsek tak pecay kalau Tuan Hyun agar mengembalikan posisinya.
Kepsek Yang langsung kembali ke dalam ruanganya, Guru Park langsung menjilat kalau sangatmerindukannya dan merasa kasihan karena sudah melalui banyak hal sulit. Kepsek Yang membuang papan nama Guru Park, dan mengantikan papan nama miliknya.  Ia lalu membuat siaran di TV.
“Halo, semua yang ada di Geumdo. Aku, Yang Do Jin, kembali ke posisiku semula. Aku berjanji pada kalian semua untuk menangkap X tanpa ragu dalam satu minggu ini. Jangan lakukan apapun dan tunggulah. Sekali tertangkap, dia akan dituntut atas perbuatan kriminal tidak hanya hukuman sekolah saja. Aku janji.” Ucap Kepsek Yang. Eun Ho terlihat gugup sementara Tae Woon berusaha santai dan Hee Chan seperti siap membalas dendam. 


Hee Chan menemui Kepsek Yang diruanganya. Kepsek Yang terlihat kaget dan ingin Hee Chan memberitahu lagi untuk memastikanya, Hee Chan mengaku tahu di mana tempat persembunyian X. Eun Ho dan Tae Woon bergegas masuk ke dalam ruang kontainer.
Semua orang langsung bergegas pergi mengikuti kepala sekolah, Guru Shim baru akan masuk binggung seperti semua orang sedang bergegas. Lalu bertanya pada petugas Han, apa yang terjadi. Petugas Han memberitahu Mereka menemukan markas X. Guru Shim kaget.
Semua sudah ada didepan pintu, Kepsek Yang menyuruh agar mengHancurkan pintunya karena terkunci.  Seseorang berteriak melihat X dengan jaket hitamnya, semua orang langsung mengejarnya. Hee Chan menahan Kepsek Yang agar tak pergi.
“Bapak harus memeriksanya dulu. Ada X di sana, dan ada X di sini.” Ucap Hee Chan.Kepsek Yang binggung Yang mana yang benar. Saat itu Tae Woon membuka pintu kontainer. 

Kepsek Yang langsung masuk ke dalam ruangan, Hee Chan kaget dialam ada Eun Ho, Bo Ra dan Dae Hwi. Kepsek Yang bertanya apa yang sedang mereka lakukan, Dae Hwi mengaku ingin.. belajar di tempat yang agak sepi dan Ini adalah tempat belajar mereka.
“Apa Tidak boleh kami belajar di sini?” kata Bo Ra. Kepsek Yang mengumpat marah pada Hee Chan.
“Apa kau mau ikut?” ucap Tae Woon pada Hee Chan yang bisa membuat malu. Hee Chan menahan amarah segera pergi.
Tae Woon memuji Bo Ra yang keren,  Dengan berkata "Tidak bisakah kami belajar di sini?" Bo Ra dengan bangga kalau adalah Seo Bo Ra yang terkenal itu. Semua tertawa bahagia bisa membalas tingkah Hee Chan yang ingin  menjebak X. 



Semua mencoba mencari X , seorang dengan jaket hitam bersembunyi sampai akhirnya petugas Han menemukanya. Si pria berusaha untuk pergi. Petugas Han sudah tahu kalau itu Guru Shim dan Tidak ada gunanya berlari karena sudah tahu itu. Guru Shim mengumpat karena ketahuan.
“Maksudku, bagaimana aku harus menanggapi semua ini?” ucap Ini artinya, kau adalah X 'kan? Kalau begitu.. kau selama ini memang sengaja tidak menangkapnya.” Kata Petugas Han sudah bertemu dengan guru Shim yang melepaskan jaketnya.
“Aku ingin melindungi anak-anak... Maafkan aku.” Kata Guru Shim
“Tapi tetap saja kau mana boleh membantunya seperti ini.” Kata Petugas Han.
“Tapi aku tidak bisa membiarkan dia tertangkap. Dia sudah memperbaiki apa yang salah di sekolah ini. Menghukum anak-anak tidak akan menyelesaikan masalah.” Kata Guru Shim
“Kalau begitu pendapatmu, semua kejahatan pun  pasti punya alasan. Kau memperlakukan anak-anak seperti penjahat.” Ucap Petugas Han
“Apa kau berencana memenjarakan mereka? Seperti kau ingin memenjarakan X” kata Guru Shim
Petugas Han membenarkan,  karena dirinya polisi dan harus taat pada aturan. Bahwa Hukum mengatakan kalau orang yang salah harus dihukum dan ingin tahu Siapa X sebenarnya. Guru Shim hanya diam saja. 


Hee Chan yang kesal melampiskan amarah dengan merobek buku latihanya dan melemparnya. Ia dengan mata melotot akan mengikuti permainan karena punya ide juga, tapi bertanya-tanya Bagaimana mereka bisa tahu.
Di ruangan kontainter, semua tertawa membahas wajahnya Hee Chan tadi. Bo Ra mengakatakan kalau Hee Chan seolah sedang  memaki dengan tatapannya. Tae Woon mengaku bahkan bisa dengar apa yang dikatakan. Semua tertawa bahagia.  Eun Ho merasa sangat senang sampai tidak bisa menahan diri dan ingin tahu cara mereka mengetahui semuanya.  Dae Hwi mulai menceritakan. 

Flash Back
Dae Hwi pikir memang sudah mengelabuinya, tapi Hee Chan pasti tahu sesuatu. Tae Woo ikir Sudah jelas dan tidak bisa menemukan bukti lain tapii pasti tahu tentang gudang ini.
“Karena yang tahu kita berempat, maka tidak akan aneh kalau kita yang mereka temukan.Hee Chan sering datang ke sekitar sini belakangan.” Ucap Tae Woon. Dae Hwi binggung karena Tae Woon bisa mengetahuinya.
Tae Woon memperlihatkan video dari CCTV di ponselnya. Hee Chan datang dengan mencoba membuka pintu kontainer tanpa sadar kalau ada CCTV yang di pasang di tiang. Tae Woon pikir mereka bisa kacaukan Hee Chan.  Dae Hwi tersenyum mendengarnya. 

Eun Ho melihat video Hee Chan memuji kalau itu sangat keren, dengan mengejek seharusnya menggunakan otakny itu untuk belajar. Tae Woon menagk sebenarnya pintar, hanya saja malas belajar. Dae Hwi setuju kalau Tae Woon memang sedikit lebih pintar dari lumba-lumba.
“Apa itu artinya aku lebih pintar atau bagaimana?” ucap Tae Woon. Dae Hwi mengatakan kalau itu lebih bodoh lalu berusaha kabur. 
“Lumba-lumba itu sangat cerdas bahkan Cerdas gila.” Ucap Eun Ho. Tae Woon tak terima membandingkan dengan mamalia karena IQ mereka hanya sekitar 80 atau 90 sambil mengejar Dae Hwi.
“Sepertinya ini adalah waktu untuk berpisah dengan markas X. Ayo pergi.” Kata Eun Ho
“Kalau aku belajar, aku bisa dapat peringkat pertama.” Kata Tae Woon masih tak terima
“Aku masih baik membandingkanmu dengan lumba-lumba.” Ucap Dae Hwi 


Bo Ra dan Eun Ho berjalan bersama karena tadi Hampir saja ketahuan, bahkan tidak mau memikirkannya lagi. Bo Ra pikir Kali ini semua lancar, tapi mereka harus tetap berhati-hati, karena Hee Chan tidak akan menyerah begitu saja. Eun Ho juga berpikir seperti itu.
“Tapi omong-omong, serialmu yang baru itu seru juga.” Ucap Bo Ra. Eun Ho binggung apa maksudnya. 

Eun Ho masuk ke dalam rumah melihat Webtoon miliknya, terlihat gambar yang baru diuploud pada accountnya dengan gambar-gambar miliknya. Ia mengingat saat itu membuang semua kertas yang sudah digambarnya.
Flash Back
“Kenapa kau membuang ini?” ucap Tae Woon yang membersihkan gudang.
“Gambarnya aneh dan ceritanya memalukan.” Kata Eun Ho. Tae Woon pikir kalau gambarnya sudah lucu.
“Kau terlalu keras pada dirimu sendiri.. Menurutku ini seru.” Ucap Tae Woon. Eun Ho tetap merasa itu tak lucu. 

Eun Ho datang menemui Tae Woon bertanya apa yang terjadi. Tae Woon mengingat kalau ia sengaja melanjutkan yang digambar Eun Ho dan menguploudnya
“Aku hanya mengunggah apa yang kau gambar, dan Kata siapa kau tidak berbakat? Ada dua orang baru yang  bilang ceritamu seru.” Ucap Tae Woon
“Kenapa kau bisa berpikir melakukan ini?” tanya Eun Ho
“Ini gambar yang sudah kau buat selama ini. Semua Ada banyak, 'kan?” kata Tae Woon memperlihatkan kertas webtoon Eun Ho yang selalu dibuang. Eun Ho tak percaya Tae Woon mengumpulkan sampai memenuhi kardus besar.
“Kau seharusnya tidak menyia-nyiakan kerja kerasmu sendiri. Karena tidak semua kerja keras. akan menghasilkan kesuksesan. Seperti yang kau bilang, mungkin ini akan gagal meski kau sudah berusaha keras Orang-orang mungkin tidak tahu apa yang digambar oleh Ra Eun Ho, apa yang ingin dia lakukan untuk hidupnya, dan impian apa yang gagal dia capai. Tapi Eun Ho, aku tahu semua itu. Aku tahu seberapa besar kau berusaha. Aku akan tetap di sisimu, jadi, jangan menyerah. Mari lakukan yang terbaik.” Kata Tae Woon
Tae Woon membuka webtoon dan kaget ada balasa dari Eun Ho  “Terima kasih karena selalu memberiku semangat” dan memberikan bentuk Hati. Lalu mencoba menyakinkn kalau itu memang hati  dan memberikan gambar hati, wajahnya pun langsung tersenyum bahagia.
Eun Ho masuk kelas dan berusaha menghindar tapi saat itu Tae Woon langsung menghadangnya, dengan bangga kalau dirinya dapat hati. Eun Ho berusaha tak peduli seperti tak ada yang terjadi. Tae Woon mengaku penasaran alasan Eun Ho yang mengirimkan tanda hati padahal Ada banyak sekali emotikon, tapi Kenapa memberinya hati. Eun Ho mengaku  Tidak ada maksud apa-apa lalu bergegas pergi. 

Eun Ho yang malu menutup wajahnya berjalan dengan cepat, tapi malah membuatnya menabrak Dae Hwi. Dae Hwi binggung apakah  Apa ada yang mengejarnya. Eun Ho mengaku tak ada, Dae Hwi ingin tau  Siapa yang mengejar dengan melihat ke arah depanya, lalu berteriak memanggil Tae Woon kalau Eun Ho ada didepanya.
“Hei. Hei. Kenapa kau..” ucap Eun Ho panik
“Kenapa? Aku memanggilnya karena mau bicara dengannya.” Ucap Dae Hwi.
“Kalian biasanya bertengkar.” Kata Eun Ho. Dae Hwi terus memanggil Tae Woon kalau ada Eun Ho didepanya. Eun Ho langsung segera berlari kabur karean keduanya sudah baikan. 

Eun Ho memilih untuk diatap sekolah untuk mengambar, tiba-tiba Tae Woon datang tanpa melihatnya. Eun Ho buru-buru bersembunyi ditumpukan kursi. Tae Woon berpura-pura tak melihatnya, dengan mengumpat kesal pada Eun Ho.
“Kenapa aku terus-terusan memikirkanmu? Kenapa aku terus-terusan merindukanmu? Tapi.. kenapa kau selalu saja menghindariku?” ucap Tae Woon sudah berjongkok didepan Eun Ho yang bersembunyi. Eun Ho kaget melihatnya.
“Kau dengar ucapanku tadi, 'kan? Aku merindukanmu. Jadi, izinkan aku melihatmu setiap kali aku ingin. Tetaplah di sampingku.” Ucap Tae Woon. Eun Ho seperti masih shock merasa kalau Tae Woon sedang bercanda.
“Bagaimana kau bisa tahu aku di sini?” ucap Eun Ho. Tae Woon pun meminta agar Eun Ho agar tetap berada disana.
“Aku kesusahan kalau harus terus mencarimu. Bagaimana bisa kau hanya memikirkan dirimu sendiri? Padahal aku juga hanya memikirkanmu.” Kata Tae Woon. 


“Helen Keler pernah bilang, "Tanpa impian, hidup ini tidak ada artinya." Kau harus berjalan dengan penuh percaya diri ke arah impianmu.”
Bo Ra bisa melihat Young Gun ternyata bisa melawan pria-pria yang jahat padanya, seperti polisi menumpas kejahatan. Guru Jung memberikan semangat pada Issue yang dikeluarkan oleh grupnya. Sa Rang mendapatkan support dari Kyung Woo saat merasa bersalah pada ibunya.  

Sa Rang akhirnya ingin belajar masuk kuliah dan Tae Woon bisa menemukan kembali impian Bo Ra yang membuang semua kertas gambarnya.
“Apa yang kita temukan di ujung jalan sana mungkin bukan sesuatu yang mewah, tapi kita sudah melakukan perjalanan yang indah.”
Tae Woon juga memperlihatkan semangatnya ketika membicarakan motor. Eun Ho pun tersenyum melihatnya. 


Guru Shim masuk kelas membagikan hasil ujian akhir mereka, dan mulai memanggil nama Ho Jin Shik, Seo Bo Ra. Song Dae Hwi, Ahn Jung Il. Dengan memberikan Selamat, lalu Sung Hwa Rang, Kyung Goo, Yoo Bit Na, Yoon Kyung Woo, Seung Eun. Dae Hwi tersenyum bahagia melihat hasilnya ada di Peringkat 1. Hee Chan menatap hasil di lembaran kertas.
Hee Chan masuk ke dalam mobil dengan lembaran nilai yang sudah lecek. Ibunya kaget melihat Hee Chan berada di Peringkat kelima dengan nada tinggi mengomel akalu ini bukan nilai, lalu menganggap anaknya tidak bisa melakukan semua dengan benar, padahal sudah membereskan masalahmu di sekolah dan sekarang nilainya semakin buruk.
“Lalu.. Ibu mau aku bagaimana?” ucap Hee Chan seperti mulai acuh.
“Kim Hee Chan. Pertama, masalah kekerasan di sekolah. Sekarang nilaimu yang jatuh. Apa kau tidak merasa bersalah? Apa Kau tidak merasa melakukan kesalahan?!!” ucap Ibu Hee Chan marah
“Aku sama sekali tidak merasa bersalah. Ibu selalu bilang, "Anakku tidak melakukan kesalahan."” Kata Hee Chan. Ibu Hee Chan tak percaya kalau anaknya bisa bersikap seperti itu. 

Eun Ho berjalan ke ruang kontainer tapi ternyata pintunya terkunci. Tae Woon berlari mengejar Eun Ho dengan mengodanya kalau merindukannya. Eun Ho mengelak dirinya kalau... tapi akhirnya mengaku kalau memang merindukan Tae Woon lalu melangkah lebih dekat.
“Sepertinya aku selalu berusaha menyembunyikan perasaanku. Waktu kau bilang suka padaku, aku sangat senang. Jadi, apa yang kurasakan sepertinya.. Maksudku adalah...” ucap Eun Ho gugup dan ingin pergi. Tae Woon mengenggam tangan Eun Ho dan memasukan ke sela-sela jarinya.
“Jadi maksudmu kau juga suka padaku, 'kan? Jadi maksudku sekarang.. kita mulai pacaran, kan” ucap Tae Woon sengaja merangkulkan tanganya pada Eun Ho. Keduanya sangat dekat dan saling menatap. Eun Ho sempat gugup tapi akhirnya tersenyum bisa meluapkan perasaan sukanya pada Tae Woon.
Bersambung ke episode 13

 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: