PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 10 September 2017

Sinopsis Strongest Deliveryman Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Kang Soo memberitahu timnya kalau Sekarang, mempromosikan aplikasi adalah fokus utama mereka dan harus membuat orang-orang memakai aplikasi "Strongest Deliveryman" ketika ingin pesan makanan, karena Jika aplikasi cukup menyebar, maka dapat menambahkan promo untuk dua atau lebih pesanan serta bisa meningkatkan penjualan.
“Apa ada sesuatu bagus yang bisa kita lakukan selain membagikan selebaran?” kata Byung Joo 
“Lepaskan kemejamu dan bagikan selebaran dengan perutmu. Orang akan mulai bicara.” Kata Sung Jae pada Ho Young
“Ah, Hyung. Kita harus pikirkan wajah kita dulu.” Kata Byung Joo membela
“Benar, dan jujur ​​tubuhku akan memiliki efek negatif.” Ungkap Ho Young menutupi tubuhnya.
Saat itu Dan Ah melihat ponselnya kalau Soon Ae menelp, lalu pamit keluar untuk mengangkat telp. Soon Ae memberitahu kalau Tuan Jang  sudah pindah dan baru saja  akan tidur lalu melihat tanda itu bergerak jadi memutuskan untuk mengintainya.
“Dia baru saja menyeberangi Jembatan Cheonho. Aku akan naik taksi dan Kau pakai sepeda motormu.” Ucap Soon Ae. Dan Ah mengerti dan bergegas menutup telpnya. Soon Ae dengan wajah penuh amarah akan membuat Tuan Jang mati nanti. 

Dan Ah masuk kembali keruangan meminta maaf untuk izin pulang lebih dulu. Kang Soo bertanya apakah terjadi sesuatu. Dan Ah beralasan kalau Yeon Ji ingin ia pulang ke rumah. Tuan Baek mendengar nama Yeon Ji langsung bertanya apakah sudah pulang kerja.
“Pikiran urusanmu sendiri.” Ucap Dan Ah sinis lalu bergegas pergi. Kang Soo pun kembali memulai rapat dan tak mengkhawatirkan Dan Ah.

Jin Kyu dan Ji Yoon makan ramen bersama, keduanya makan dengan lahap seperti orang kelaparan. Jin Kyu melihat Ji Yoon heran bertanya apakah ia juga kelaparan. Ji Yoon membenarkan. Jin Kyu bertanya alasanya. Ji Yoon mengaku tidak berselera.
“Soalnya tidak ada yang menggangguku saat makan jadi aku tidak punya selera makan. Itu sebabnya kenapa kebiasaan bisa jadi menakutkan.” Kata Ji Yoon. Jin Kyu hanya tersenyum.
“Kau Bilang saja kalau mau makan sesuatu lagi. Aku akan traktir pakai kartu kredit yang kau berikan padaku.” Kata Ji Yoon. Jin Kyu tertawa mendengarnya. Ji Yoon mengeluh Jin Kyu malah tertawa.
“Kenapa? Memangnya aku kelihatan seperti orang bodoh?” ucap Jin Kyu. Ji Yoon mengaku kalau Jin Kyu lucu. Jin Kyu melonggo mendengarnya. Ji Yon heran melihat tatapan Jin Kyu yang berbeda.
“Apa sesuatu terjadi padamu?” tanya Jin Kyu. Ji Yoon membenarkan.  Jin Kyu ingin tahu apa itu
“Lebih sederhananya, cinta pertamaku hanyalah sebuah kegagalan.”kata Ji Yoon tersenyum bahagia.
“Kelihatannya kau cukup senang.” Kata Jin Kyu santai
“Ya, aku selalu cepat menerima situasi ini. Jadi, aku memikirkannya. Waktu itu sangat berharga. Jadi aku harus move on” kata Ji Yoon. Jin Kyu bertanya dengan siapa.
“Denganmu... Mulai hari ini, kita harus selalu bersama.” Ucap Ji Yoon blak-blakan.  
Jin Kyu melonggo merasa Ji Yoon itu  sudah gila. Ji Yoon membenarkan kalau ia sangat tergila-gila pada Jin Kyu.  Jin Kyu meminta agar Ji Yoon Jangan lakukan itu, karena it menakutkan. Ji Yoon bertanya apakah Jin Kyu tahu apa yang lebih menakutkan?. Jin Kyu ingin tahu dengan Ji Yoon melirik ke arah ke jendela.

“Kau akan selalu diawasi olehku selama 24 jam sehari. Jadi kau tidak bisa melarikan diri.” Ucap Ji Yoon memperlihatkan dua pria yang siap mengikuti Jin Kyu kemanapun.
“Jadi,  apa kita hanya perlu mengawasi Oh Jin Kyu?” kata salah satu pria. Si pria tambun membawa kamera membenarkan  kalau mereka hanya perlu melakukan apa yang disuruh Ji Yoon. Sementara Jin Kyu dilantai atas tak habis pikir kalau Ji Yoon melakukan padanya. 


Dan Ah mengemudikan motornya berhenti di lampu mereka, memberitahu  Soon Ae kalau sedang menyeberangi jembatan dan akan segera ke sana. Dua pria di pinggir jalan meliha Dan Ah adalah pacarnya Kang Soo, lalu memastikan foto di website dan memang benar foto Dan Ah.
Sementara Kang Soo sudah mengakhiri rapat mereka. Semua pun keluar dari ruangan untuk pulang. Kang Soo menyuruh mereka untuk istirahat, Tuan Baek sibuk mengambil foto dari ponselnya.
“Hyung, sedang apa?” tanya Kang Soo. Tuan Bake mengatakan tidak suka dengan fotonya di laman web.
Ponsel Kang Soo berdering, teman Lama Kang Soo menelpnya mengatakan baru saja melihat pacarnya di dekat lingkunganya, menurutnya lebih cantik kalau dilihat secara langsung dan sangat iri. Kang Soo kaget lalu berusaha untuk tenang bertanya kemana Dan Ah pergi.
“Dia menuju ke arah Junggok-dong.” Ucap teman Kang Soo. Kang Soo mengerti lalu menutup telpnya.
“Kenapa? Apa ada sesuatu terjadi?” kata Tuan Baek melihat wajah Kang Soo berusaha setelah menerima telp.
“Kurasa ada sesuatu terjadi pada Dan Ah. Aku harus pergi ke suatu tempat” kata Kang Soo lalu bergegas pergi.
Tuan Baek merasakan sesuatu, Kang Soo mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi dan bisa melihat keberadan Dan Ah dengan aplikasi yang mereka miliki. Dibelakang Tuan Baek mengikutinya. 


Tuan Jang turun dari taksi dengan sepatu pemberian Soon Ae lalu bertanya keberadaan orang yang dicarinya. Viper mengatakan kalau orang itu udah diikat di dalam dan mengajak Tuan Jang masuk. Tuan Jang melihat sosok pria yang duduk dibangku dengan badan diikat.
“Kenapa kau menempatkan dia dengan memunggungiku?” ucap Tuan Jang. Saat itu lampu di ruangan dimatikan dan Tuan Jang langsung kena mukul.
Tuan Jang akhirnya sudah duduk di bangku dengan tangan diikat saat lampu dinyalakan. Viper tertawa mengejek melihat Tuan Jang yang bisa dibohongi. Tuan Jang mengumpat marah ternyata ia hanya dimanfaatkanya.
“Maafkan aku, hyungnim. Aku juga harus hidup. Aku berbohong padamu. Bagaimana caraku bisa tetap hidup?” ucap Viper. Tuan Jang makin mengumpat marah
“Tenanglah dan teruskan saja jadi Habisi dia.” Kata Viper. Saat itu Soon Ae dan  Dan Ah masuk mencari keberadaan Tuan Jang. Tuan Jang melihat keduanya langsung berteriak menyuruh mereka Lari.
Dan Ah dan Soon Ae berlari kabur karena banyak orang yang mengepung, Viper pun memerintahkan mereka mengejarnya. Soon Ae dan Dan Ah ketakutan dikepung oleh pria, saat itu Kang Soo dan Tuan Baek datang dengan sepeda motor.
Perkelahian pun terjadi, antar Kang Soo, Tuan Baek bersama anak buah Viper. Dan Ah melihat Kang Soo sudah mulai kewalahan lalu berusaha membantu.
Di dalam ruangan, Tuan Jang bersama Tuan Kim memperingatakan agar melepaskan kalau memang masih mau hidup. Tuan Kim pun membuka tali yang mengikat badan Tuan Jang.  Viper melihat anak buahya sudah mulai berjatuhan, lalu mengeluarka pisau.
“Sudah Cukup!” teriak Tuan Jang yang sebelumnya memukul Viper dari belakang. Viper pun jatuh tersungkur.Kang Soo dkk melihat Tuan Jang sudah dilepaskanya. 
“Tolong lepaskan kami. Biarkan aku hidup, hyungnim. Aku sudah melayanimu sejak umurku 17 tahun. Pikirkanlah masa lalu dan biarkan aku hidup. Biarkan aku hidup, hyungnim.” Ucap Viper berlutut bersama dengan anak buahnya.
“Jangan pernah muncul di hadapanku lagi. Kau akan mati bila muncul lagi.” Ucap Tuan Jang
“Terima kasih! Terima kasih, hyungnim!” ucap Viper lalu bergegas pergi. 

Tuan Jang mendekati Soon Ae dengan meminta maafkan dan mengaku benar-benar salah. Soon Ae menyuruh Tuan Jang mati saja. Soon Ae meminta Kang Soo agar mengantarnya pulang.  Kang Soo menyetujuinya.
“Naiklah. Biar aku yang mengantarmu pulang.” Ucap Tuan Jang sudah naik ke atas motor Kang Soo. Soon Ae mengumpat Tuan Jang gila lalu merengek pada Kang Soo.
“Maaf. Karena aku terluka, jadi kurasa aku tidak bisa mengantar Anda.” Ucap Kang Soo mencoba menolak. Soon Ae marah. Dan Ah memberikan helm agar Soon Ae naik saja.
“Kau kenapa? Sekarang belum waktunya.” Kata Soon Ae marah
“Naiklah. Mungkin sekarang sudah waktunya.” Kata Tuan Baek. Soon Ae menyuruh Soo Ae agar Pergi.
Tuan Jang menyuruh Soon Ae agar segera Naik saja. Soon Ae kesal dengan naik ke motor sambil mengumpat kalau ini menyebalkan sekali. Setelah Tuan Jang pergi, Tuan Baek pamit pergi. Kang Soo pun mengucapkan terimakasih pada Tuan Baek yang membantunya.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau datang sendiri? Apa Kau ini detektif? Kalau kau terluka, bagaimana? Kalau kau mati, bagaimana?” ucap Kang Soo marah. Dan Ah hanya terdiam seperti tak bisa berkata-kata.
“Kau dipecat.” Ucap Kang Soo marah lalu berjalan pergi. 


Dan Ah mengikuti Kang Soo yang berjalan sendirian dengan motornya mencoba untuk meminta maaf. Kang Soo seperti tak peduli, dan terus berjalan. Dan Ah pikir kalau Kang Soo tahu pasti akan mengikutinya.
“Aku tidak ingin kau dalam bahaya. Jangan marah, yah?” ucap Dan Ah mencoba membujuk sambil berjalan mengikutinya. Tapi Kang Soo tak peduli akhirnya terus berjalan. Dan Ah mengejar Kang Soo dan langsung memeluknya dari belakang.
“Aku memang salah... Kumohon maafkan aku.... Aku minta padamu... Sekali saja... Hanya sekali ini saja... Aku tidak akan melakukannya lagi.” Ucap Dan Ah dengan menahan air matanya. Kang Soo membalikan badan memeluk Dan Ah.
“Apa kau tidak terluka?” ucap Kang Soo. Dan Ah mengelengkan kepala. Kang Soo memeluk Dan Ah dengan erat. 

Tuan Jang mengemudikan motor Kang Soo bertanya pada Soon Ae apakah kedinginan. Soon Ae seperti tak mendengar. Tuan Jang kembali berteriak bertanya “Apa kau kedinginan” Soon Ae pikir kalau dirinya tak sudak dengan ini. Sementara Dan Ah mengemudikan motornya dengan KangSoo yang dibonceng olehnya.
“Hei, bukankah seharusnya kau memberiku tumpangan?” keluh Dah Ah. Kang Soo yang duduk dibelakang dengan memeluk Dan Ah pura-pura tidak bisa mendengarnya. Dan Ah hanya bisa mengeluh dengan tingkah Kang Soo. 

Tuan Jang sampai lebih dulu di restoran, Soon Ae turun dari motor sambil mengomel dengan rambut berantakan membuatnya  seperti orang gila. Tuan Jang menahan Soon Ae sebelum pergi, Soon Ae menyuruh Tuan Jang menjauh darinya.
“Aku sungguh minta maaf. Sebenarnya, Duksa bilang...” ucap Tuan Jang langsung disela oleh Soon Ae
“Diam... Apa pun yang dikatakan orang itu, semua sudah berlalu. Aku sudah melupakan semuanya dan Kau juga harus melupakannya.  Tadinya kau sudah lupa, tapi kenapa kau mengingat hal yang buruk?” ucap Soon Ae marah
“Ya, aku minta maaf.” Kata TuanJang. Soon  Ae mengaku muak mendengar kata-kata itu lalu berjalan pulang. Tuan Jang berpesan agar Soon Ae hati-hati. Soon Ae berteriak kalau Tuan Jang juga harus hati-hati. 

Tuan Baek menceritakan Setelah mereka mengalahkan orang terakhir, semua sudah selesai. Byung Joo dkk sudah mulai mengantuk berusaha mendengarkan cerita bosnya. Min Chan sibuk membuat pembukuan. Ho Young ingin tahu berapa banyak pria yang dipukuli. Byung Joo juga melihat Taun Baek tidak terluka.
“Benar, aku sangat terkejut...Terkejut sekali.” Ungkap Tuan Baek
“Lalu bisakah kami tidur sekarang? Selamat malam... Mimpi yang indah.” Kata Byung Joo dkk benar-benar mengantuk dan langsung kembali berbaring. Tuan Baek hanya mengumpat ketiganya menjengkelkan.
“Bagaimana perusahaan ini mempekerjakan pegawai baru dan tidak membuat acara penyambutan?” ucap Sung Jae.
“Sekarang setelah kau mengatakan itu, bagaimana kalau kita buat tur perusahaan? Pekan ini kita libur.” Ucap Min Chan. Byung Joo dkk langsung segar mendengar ada Tur perusahaan
“Ya, kita harus pergi.” Kata Min Chan. Byung Joo bertanya mau kemana mereka.
“Ke kampung halamanmu. Kau bilang pemandangannya bagus di sana.” Ucap Tuan Baek. Sung Jae bertanya dimana. Min Chan memberitahu tempata berada di Hwaseong, Maehyangri.


Mereka naik bus bersama lalu turun dihalte, Byung Joo dkk melihat pemandangannya bagus sekali. Mereka pun berjalan bersama Byung Joo pikir kalau- Min Chan bisa membeli tanah kalau sudah punya uang.
“Kau akan mendapatkan lebih banyak uang begitu kau membelinya.” Ucap Ho Young
“Aku ingin membeli semua tanah di sini jika aku punya uang. Lalu aku tidak akan membiarkan siapa pun membangun tempat apa pun.” Kata Min Chan.  Ho Young menanyakan alasanya.
“Di sini memang yang paling indah. Jadi aku ingin melestarikannya.” Kata Min Chan.
“Itu akan sulit dilakukan di negara kita sekalipun.” Komentar Dan Ah.
“Kenapa sulit? Aku akan membantu Min Chan hyung membeli semua tanah di sini.” Kata Kang Soo penuh semangat. Mereka pun memuji Presdir memang hebat.

Mereka berjalan-jalan ke sebuah tempat seperti museum denan memperlihatkan bom dengan bentuk besar dan berat. Min Chan memberitahu kalau itu alat tembak untuk jet tempur dan Semuanya sudah jatuh. Byung Joo dkk baru pertama kali melihat tak percaya melihatnya.
“Ah, jadi wilayah ini adalah tempat tembak-menembak untuk jet tempur.” Kata Byung Joo melihat ada banyak jenis-jenis bom. 
“Ya, memang seperti ini tinggal di zona perang waktu itu. Telingaku rasanya mau kututup karena suara bom yang meledak sepanjang hari.” Cerita Min Chan
“Hyung, bagaimana kau bisa tinggal di tempat seperti ini?” ucap Byung Joo
“Begitulah... Aku baru saja hidup.. Semua orang di sini... hidup seperti itu.” Cerita Min Chan yang tak bisa berbuat apapun. 


Byung Joo dkk melihat bibi penjual seafood, mereka pun makan bersama termasuk Tuan Baek makan cumi mentah. Kang Soo, Sung Jae dan Dan Ahe berdiri di atas jembatan menikmati udara dari laut.
“Tempat ini mengingatkanku pada kampung halaman kami.” Kata Sung Jae.  Kan Soo membenarkan.
“Kau pasti kepikiran ayahmu.” Ucap Sung Jae. Kang Soo membenarkan lalu bertanya apakah Sung Jae tidak kepikiran siapa pun.
“Aku hanya seorang yatim piatu. Siapa yang kupikirkan? Aku ingat pernah bermain denganmu.” Kata Sung Jae
“Bagaimana kalian berdua berteman?” tanya Dan Ah. Sung Jae pikir yah Seperti itulah.
“Aku mengalahkan semuanya dan Dia bisa melakukan yang diinginkannya.” Kata Sung Jae
“Dua bodoh rupanya saling bertemu.” Komentar Dan Ah. Keduanya hanya tertawa. Dan Ah melihat ponselnya lalu sedikit menjauh. 

Yeon Ji meminta Dan Ah mengatakan yang sejujurnya kalau pergi berduaan dengan Pria Kereta itu. Dan Ah mengeluh kalau itu tak seperti itu karena Semua pegawai perusahaan ada bersamanya. Yeon Jin meminta agar memberikan bukti dari foto.
“Foto si Gong Gi Bap Ahjussi atau foto mereka yang datang ke kelasku.” Ucap Yeon Ji
“Lupakan saja. Kenapa pakai foto-foto?” kata Dan Ah lalu menutup ponselnya. Yeon Jin mengeluh Dan Ah sekarang sudah ceroboh begini.
Ji Yoon tiba-tiba sudah ada didepan Yeon Jin menyapanya. Yeon Jin bertanya siapa. Ji Yoon memperkenalkan diri kalau pindah ke lantai tiga. Yeon Ji pun menyapanya. Ji Yoon bertanya Yeon Ji tinggal di lantai berapa. Yeon Ji mengatakan tinggal di atap.
“Omo! Berarti kau tinggal sama Dan Ah Eonni.” Ucap Ji Yoon penuh semangat.
“Apa Kau kenal Dan Ah? Bagaimana kau mengenalnya?” kata Yeon Ji
“Itu ceritanya panjang. Tolong beri tahu Dan Ah Eonni kalau Ji Yoon sudah pindah.”kata Ji Yoon. Yeon Ji mengangguk. Ji Yoon pun pamit pergi lebih dulu. 

Ji Yoon naik ke lantai atas dengan semua barang dan bonekanya, wajahnya bahagia berbaring dilantai karena sudah Selesai pindahan, lalu melihat ruangan yang lebih besar, dengan senyuman bahagia kalau Berarti kamar ini muat dua orang.
Sementara Jin Kyu duduk ditaman mulai makan, saat itu pria tambun melambaikan tangan, Jin Kyu mengeser duduknya, di sebelah kiri sudah ada pria lain yang mengikutinya. Jin Kyu mengeluh kalau dirinya seperti ingin diculik, karena di awasi terus menerus. 

Dan Ah dkk main games 007, mereka terlihat sangat bahagia. Lalu  Dan Ah kalah dan harus menerima pukulan, dengan gayanya perempuan ingin merengek agar tak dipukul. Tapi mereka semua menganggap Dan Ah adalah pria jadi langsung mendorong dan memukul punggungnya. Bahkan Kang Soo terlihat paling senang. Dan Ah melirik sinis akan membalasnya. Kang Soo pun kalah, semua langsun memukul punggungnya dengan penuh semangat. 
Pemainan kedua, mereka mencoba memilih siapa stick yang paling pendek. Mereka bermain berpasangan, Byung Joo dan Ho Young terlalu bersemangat sampai berciuman karena ingin medapatkan hasil paling pendek.
Permainan ketiga, Tuan Baek seperti harus menangkap Dan Ah dari antara para laki-laki. Dan Ah mencoba kabur dibelakang Kang Soo, saat akan tertangkap langsung memukul Tuan Baek karena mencari kesempatan. Mereka akhirnya kelelahan dan duduk kembali.
“Hei, kalau kita sudah selesai dengan permainan kekanak-kanakan ini, ayo kita minum sekarang.” Ucap Tuan Baek. Semua setuju kalau  harus minum.
“Tapi, apa kita ini sudah beli minuman alkohol?” kata Sung Jae, mereka mengeluh karena lupa membeli.
“Oh, kalian ini selalu lupa... Hei, Pengawas Song Min Chan. Beli minuman alkohol.” Ucap Tuan Baek. Min Chan kembali menyuruh kembali ke jabatan paling bawah sampai akhirnya tertuju pada Dan Ah.
“Baiklah, aku akan membelinya.” Ucap Dan Ah dengan senang hati. Kang Soo tersenyum berkata kalau akan ikut bersama Dan Ah.
“Kau Jalan saja... Kami sudah beli minuman dan mempersiapkan ini untukmu.” Kata Tuan Baek. Kang Soo mengucapakn Terima kasih dengan senyuman bahagia keluar dari rumah. 
Dan Ah berjalan ke toko klontong, melihat beberapa mahasiswwa sedang mengurubungi seniornya untuk bisa membeli bir juga. Seniornya mengomel kalau mereka itu datang untuk piknik bukan minum bir. Dan Ah seperti memiliki sedikit keinginan untuk keluar. Kang Soo datang memanggil Dan Ah.
“Mereka sudah beli alkohol.” Ucap Kang Soo. Dan Ah binggung. Kang So pun mengajak mereka untuk jalan-jalan saja. Keduanya pun berjalan di pingir pantai
“Tempat ini... Aku melihat banyak pelajar di sini.” Kata Kang Soo. Dan Ah juga tadi melihatnya.
“Apa Kau tidak mau kuliah?” kata Kang Soo. Dan Ah pikir Buat apa., karena Walaupun lulus, tidak ada lagi solusi.
“Mau kau lulus dari kuliah atau tidak, tidak ada lagi harapan di sini.” Kata Dan Ah
“Dan Ah.. kau bisa lihat, seorang pria sepertiku adalah Presdir sebuah perusahaan. Apa itu bagus?” kata Kang Soo. Dan Ah hanya terdiam menatapnya.
“Bukankah ini adalah harapan yang baik?” kata kang Soo
“Aku senang kau adalah Presdir dari perusahaanmu sendiri. Aku dengan tulus bersorak agar sukses dan berhasil.” Ucap Dan Ah. Kang Soo bertanya alasanya.
“Sebenarnya aku gugup. Aku merasa orang baik sepertimu tidak akan ditinggalkan sendirian untuk sukses. Di Hell Joseon ini...” kata Dan Ah
Kang Soo mengartikan kalau Dan Ah akan pergi lalu berkata kalau dimanapun Dan Ah berada hanya pacarnya itu bahagi dan merasakan seperti itu saat pertama kali melihatnya. Dan Ah tak percaya saat  Pertama kali.
“Saat aku mendengar kau menjadi tukang antar selama lima tahun. suatu saat, aku melihat seorang gadis yang jadi tukang antar sepertimu. Dia datang ke restoran Cina tempatku bekerja dan bilang kalau dia bisa. Dia sangat menginginkan pekerjaan itu.” Ucap Kang Soo. Dan Ah ingin tahu kelanjutannya.
“Dia berhenti dalam tiga hari. Setiap kali dia pergi keluar mengantar makanan, maka orang-orang akan menatapnya seolah sedang melihat yang dibencinya. Orang akan berbisik dan berkomentar kapan pun dia lewat. Setiap kali dia mengambil uang kembalian, maka orang akan mencoba meraih tangannya. Jadi, setiap hari dia datang dalam keadaan menangis. Lalu dia berhenti setelah tiga hari bekerja.” Cerita Kang Soo
“Mendengarmu bertahan selama lima tahun, maka aku merasakan sakit tanpa menyadarinya. Aku pindah dari wilayah satu ke wilayah lain tanpa banyak berpikir. Agar kau pindah ke wilayah baru, maka kau harus melewati kesulitan itu lagi. Itu pasti sangat sulit dan menyedihkan. Aku merasa seperti sudah mengetahuinya. Jadi, hatiku sakit.” Kata Kang Soo. Dan Ah hanya diam dengan mata berkaca-kaca
“Dan Ah... Tidak bisakah aku membuatmu bahagia? Bisakah kau tidak pergi? Kalau seseorang sepertiku bisa sukses, maka kau tidak harus pergi. Kau juga bisa bahagia di sini.” Ucap Kang Soo memegang tangan Dan Ah dengan menahan rasa sedihnya. Dan Ah hanya bisa menangis.
“Aku tidak tahu... Aku hanya tidak tahu.” Ucap Dan Ah sambil menangis Kang Soo memeluk Dan Ah.
“Jangan pergi... Tetaplah disini..Aku akan mencoba membuatmu bahagia.” Ucap Kang Soo lalu menatap Dan Ah dan menciumnya. 

 Bersambung ke episode 13

 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: