PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 17 September 2017

Sinopsis Strongest Deliveryman Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Kang Soo meminta Dan Ah agar Jangan pergi dan berjanji akan berusaha membuatnya bahagia, lalu mencium Dan Ah. Keduanya duduk diam dalam kamar, seperti masih terlihat gundah dengan perasaan masing-masing. Tapi Kang Soo sedikit tersenyum bisa meluapkan perasaanya.
Esok paginya, Kang Soo keluar rumah melihat Dan Ah sudah ada didepan rumah. Dengan nada mengoda bertanya apakah Dan Ah tidur dengan nyenyak. Dan Ah menganguk, tapi Kang Soo langsung memberikan senyuman penuh arti. Dan Ah heran melihat Kang Soo malah tersenyum.
“Karena kau cantik.” Ungkap Kang Soo. Dan Ah hanya tertawa lalu mengejek Kang Soo itu gila
“Apa Kau tak mau makan sesuatu? Aku akan buatkan makanan yang enak.” Ucap Kang Soo
“Buatlah ramen di dalam.” Kata Dan Ah. Kang Soo pikir menu ituBoleh juga.
“Tapi... kurasa persediaan ramen sudah habis, Lee Dan Ah.. Tolong pergilah beli ramen.” Ejek Kang Soo seperti menyuruh bawahanya. Dan Ah hanya tertawa, keduanya seperti sudah tak ada ketegangan, melupakan sejenak kejadian kemarin malam. 

Semua sudah keluar dari rumah, Min Chan menyuruh mereka pergi lebih dulu ke Seoul karena mau mampir ke rumahnya dulu. Kang Soo pikir kalau mereka semua juga ke rumah Min Chan menyapa orang tuanya. Min Chan menolak menurutnya Lain kali saja dan pamit pergi.
“Aku agak khawatir. Kalau mereka tahu dia tidak dipekerjakan di perusahaan pasti orang tua Min Chan akan sangat marah.” Kata Tuan Baek melihat kepergian Min Chan.

Min Chan datang menemui ayahnya sebagai penjaga lapangan baseball, meminta maaf. Ayahnya pikir semua akan baik-baik saja, selama Min Chan  juga baik-baik saja. Min Chan seperti tak percaya ayahnya malah tetap mendukungnya.
“Baiklah. Lakukan yang terbaik. Kau tetap melakukan hal yang terbaik, walaupun kau tak peduli yang dilakukan. Itu saja yang perlu kau lakukan. Kalau kau melakukannya, maka semua akan berjalan dengan baik.” Pesan Ayah Min Chan. Min Chan menganguk mengerti.
“Tapi, siapa orang-orang itu?” ucap Ayah Min Chan melihat ke pintu depan lapangan. Min Chan kaget melihat Kang Soo dkk datang menyusul.
Kang Soo langsung menyapa ayah Min Chan, Min Chan memperkenalkan kalau Kang Soo  adalah Presdir perusahaan tempatnya bekerja. Ayah Min Chan langsung menjabat tangan Kang Soo dengan saling menghormati,
“Harap jaga baik-baik Min Chan-ku, Presdir” kata Ayah Min Chan
“Ya, aku akan berusaha! Terima kasih! Kami akan melakukan yang terbaik.” Kata Kang Soo. 


Mereka mencoba untuk bermain baseball, Kang Soo sebagai pelembar dan Tuan Baek yang akan memukul.  Kang Soo tepat beberapa kali melempar bola membuat banyak yang home run. Dan Ah menonton dari bangku memberikan semangat pada Kang Soo, Ayah Min Chan juga terlihat senang walaupun anaknya tak berkerja kantor tapi memiliki teman yang saling mendukung dan bersahabat. 

Mereka pun akhirnya sampai kembali ke Seoul. Kang Soo pikir Hari ini istirahatlah dulu, dan besok mulailah bekerja lagi. Tuan Baek menganguk mengerti dengan anak buahnya mengajak untuk segera kembali pulang. Byung Soo pun ikut pergi meninggalkan Dan Ah dan Kang Soo.
“Kau juga sudah bekerja keras.  Apa Mau kuantar?” ucap Kang Soo. Dan Ah menolak  lalu pamit pergi dulu. Kang Soo hanya bisa menatap pacarnya dari belakang tanpa bisa mengantarnya. 

Dan Ah berjalan pulang, mengingat kembali saat Kang Soo menciumnya lalu mengatakan “Tidak bisakah aku membuatmu bahagia? Jangan pergi. Aku akan berusaha membuatmu bahagia.” Tiba-tiba Yeon Ji sudah ada didepan rumah melihat Dan Ah baru pulang. Dan Ah terkejut melihat Yeon Ji sudah ada didepan rumah.
“Tapi kenapa kau menyentuh bibirmu seperti itu? Apa yang kau lakukan dengan mulutmu itu? Apa Kau habis ciuman semalam?” ucap Yeon Ji menduga-duga. Dan Ah langsung menyangkalnya.
“Benar, kurasa kita sudah melewati titik penyelesaian ini hanya dengan kata-kata. Ayah...” ucap Yeon Ji dan keluarlah Ayah Yeon Ji dengan pakaian Taekwondonya. Dan Ah kaget melihat Guru nya yang datang.
“Pakai seragam bela dirimu.” Perintah Ayah Yeon Ji. Dan Ah hanya bisa melonggo. 

Keduanya sudah ada didekat bukit, Dan Ah sudah siap mengunakan seragama mengeluh kalau Saat ini bagian belakangnya sedang sakit Dan lututnya juga sakit. Ayah Yeon Ji tak peduli menyuruh Dan Ah agar segera bertarung denganya.
“Tapi Guru! Tubuhku akhir-akhir ini sudah tidak gesit lagi seperti dulu!” kata Dan Ah mencoba menahan agar Ayah Yeon Ji tak mengajaknya berkelahi
“Nanti dilanjutkan saja bertarungnya. Biar aku yang bertarung denganmu!” ucap Ayah Yeon Ji dan memberikan jurusnya. Dan Ah langsung jatuh dan mengaduh kesakitan.
“Apa Kau sudah menyadari semuanya? Hasratmu telah padam sepenuhnya!” ucap Ayah Yeon Ji
“Bukan begitu.. Aku masih punya sifat keras kepala.” Ungkap Dan Ah
“Tidak, kau sudah berubah. Semangatmu telah padam!” kata Ayah Yeon Ji
“Ayah, itu karena dia sedang pacaran.” Komentar Yeon Ji. Ayah Yeon Ji menyuruh anaknya diam saja.
“Jangan mengecewakanku. Kalau kau tak bisa perlihatkan satu pun kemampuanmu, maka akan kutagih semua pelajaran gratis yang kuberikan padamu. Kau telah mempelajarinya selama 15 tahun sejak usiamu enam tahun, berarti total 10 juta won!” kata Ayah Yeon Ji
“Baiklah. Aku akan bertarung lagi denganmu.” Ucap Dan Ah menyanggupinya.
Dan Ah mulai mengeluarkan kekuatanya dengan membanting dan melawan Ayah Yeon Ji. Sampai akhirnya Ayah Yeon Ji jatuh tak berdaya. Yeon Ji panik begitu juga Dan Ah. Ayah Yeon Ji merasa kalau ini karena banyak minum alkohol, lalu memegang tangan Dan Ah.
“Jadi kau belum menyerah? Kau adalah murid terbaik yang pernah kumiliki!” ucap Ayah Yeon Ji. 


Ketiga duduk dibangku sambil minum bersama, Dan Ah menanyakan alasan ayah Yeon Ji datang ke Seoul. Ayah Yeon Ji mengatak hanya ingin tahu tentang keadaan keduanya, lalu bertanya apakah Dan Ah memang sedang pacaran, Dan Ah membenarkan.
“Dia pria seperti apa?” tanya Ayah Yeon Ji. Dan Ah mengaku kalau pacarnya itu hanya... orang yang baik hati.
“Kau bilang Pria baik... Yah, selama dia baik, tidak apa-apa. Tapi selama ini apa yang kau lakukan? Dan Ah sudah belajar bahasa Inggris dan sudah pacaran.” Ucap Ayah Yeon Ji mengeluh pada anaknya.
“Aku hanya... ayah tahulah.” Kata Yeon Ji. Ayahnya ingin tahu apa yang anaknya biasa lakukan pada Dan Ah.
“Dia selalu minum dan pulang kemalaman. Dan dia bekerja serabutan.” Kata Dan Ah senang membalas dendam. Yeon Ji berteriak marah.  Ayah Yeon Ji menyuruh Yeon Ji untuk Pakai seragam bela dirinya.
“Ayah, aku sekali-kali belajar bela diri. Aku Tidak mau!” rengek Yeon Ji dan bersandar pada ayahnya dengan berpura-pura tidur kalau dirinya mabuk dengan melihat langit sedang berputar. Ayah Yeon Ji mengeluh kalau itu bukan seperti anaknya. 

Kang Soo berbaring di kamarnya sambil berkata sendirian “Aku sangat ingin sukses dan ingin membuatnya bahagia.”. Hyun Soo tiba-tiba datang membuka pintu kamar, Kang Soo kaget melihat Hyun Soo yang datang jauh ke Seoul, lalu keduanya duduk di restoran.
“Haruslah kau seperti ini padaku? Kenapa kau hanya memanggil Sung Jae, tapi aku tidak?” keluh Hyun Soo marah
“Kau... harus banyak-banyak istirahat.” Kata  Kang Soo. Hyun Soo kesal karena semua orang terus mengatakan hal itu padanya.
“Kau 'kan masih sakit.” Kata Kang Soo. Hyun Soo merasa sekarang sudah lebih baik jadi Besok ingin berkerja di tempat Kang Soo
“Ada apa? Aku ini sudah baikan! Apa Mau adu panco denganku?” kata Hyun Soo menantang, Kang Soo seperti tak bisa berkata-kata lagi. 

Ji Yoon menemui Jin Kyu yang akan tidur di sauna. Jin Kyu bertanya mau pergi kemana karena akan tinggaal disauna. Ji Yoon mengeluh Jin Kyu yang akan tinggal disana, Jin Kyu piki Tempat ini memang yang terbaik dan bisa mengurus semuanya di sini.
“Bagaimana dengan pengeluaranmu? Di sini biaya nginap 9.000 won per hari, dan kau makan 3 kali sehari. Kau bahkan membeli telur dan minuman! Makanmu pasti sangat banyak!” kata Jin Kyu 
“Aku bisa bayar dengan kartu kreditku!” ucap Ji Yoon
“Kenapa itu milikmu? Kau yang berikan itu padaku, jadi kartu itu milikku. Jangan bicara lagi, dan ikuti saja aku.” Tegas Ji Yoon
Jin Kyu kesal bertanya mau kemana. Ji Yoon mengatakan  akan lihat nanti. Jin Kyu mengeluh kalau tidak suka. Jin Kyu menyuruh Diam saja Dan cepat ikuti saja. Jin Kyu melihat Ji Yoon pergi memilih untuk kabur, tapi dua pengawal Ji Yoon langsung mengotong Jin Kyu untuk tak boleh pergi jauh dari Ji Yoon. Jin Kyu panik dengan beralasan kalau belum mandi. Tapi keduanya tetap mengotong Jin Kyuu keluar dari sauna. 


Yeon Ji sedang sibuk mencari minuman dalam minimarket. Ayah Yeon Ji berpesan pada Dan Ah agar tetap perhatikan Yeon Ji menurutnya yang dilakukan anaknya pasti tidak masuk akal. Dan Ah tak mengerti maksud dengan ayah Yeon Ji.
“Dia membuat suara lain saat meneleponku Dan sepertinya dia juga tidak ingin bertemu denganku. Jadi, tetap awasi dia.” Pesan Ayah Yeon Ji
“Ayah, minumlah ini sebelum pergi. Jangan muntah di kereta.”kata Yeon Ji keluar membawa minuman pereda mabuk.
“Apa ini yang paling efektif?” tanya Ayah Yeon Ji. Yeon Ji tak tahu karean hanya melihat jadi membelinya.
“Baiklah, terima kasih... Kalian berdua pulanglah!” kata Ayah Yeon Ji lalu melihat ada taksi dan menghentikanya. 

Ayah Yeon Ji akan masuk taksi, Yeon Ji memanggil ayahnya untuk berpelukan. Keduanya berpelukan sebelum berpisah,  Yeon Ji melihat taksi ayahnya yang pergi, lalu merasa tak percaya ayahnya kalah dari muridnya sendirinya.
“Hei, dia itu memudahkanku.” Kata Dan Ah menyakinkan temanya agar tak sedih
“Tidak. Dia pasti sudah kehilangan semangatnya. Kurasa ayahku sudah mulai tua. Oh ya, Apa kau kenal seseorang yang pindah ke lantai tiga?” kata Yeon Ji
“Oh benarkah? Apa pekerjaannya?” tanya Dan Ah penasara.
“Aku tidak yakin tentang itu, tapi dia titip pesan untukmu. Dia bilang, "Ji Yoon sudah pindah."” Kata Yeon Ji, Dan Ah kaget mendengarnya harus satu rumah dengan Ji Yoon. 

Jin Kyu sudah duduk didalam rumah dengan kaki dan tangan diikat supaya tak bisa kabur. Ji Yoon mencatat semua barang yang perlu dibelinyam mulai dari rice cooker, sendok. Jin Kyu memanggil Ji Yoon agar bisa melepaskan ikatanya, tapi Ji Yoon tak peduli dengan menuliskan  butuh mangkuk.
“Hei, Apa kau ini sudah gila? Kenapa kau malah membawaku ke wilayah ini? Bagaimana aku bisa tinggal di sini?” ucap Jin Kyu
“Kenapa? Kenapa kau tidak bisa tinggal di sini? Ini jauh lebih baik daripada wilayah baru tempat di mana kau tidak mengenal seseorang. Kau adalah milikku, dan kau juga temanku seperti Ahjussi.” Tegas Ji Yoon
“Aku tidak ingin menjelaskannya..  Lepaskan saja aku! Ini namanya kejahatan!” keluh Jin Kyu
“Baiklah, aku akan melepaskanmu jika kau berjanji akan tetap diam.” kata Ji Yoon.
“Aku akan diam... Aku berjanji untuk tetap diam.” ucap Jin Kyu
“Kalau kau diam, maka aku tidak peduli kau diikat atau kau lepas.” Pikir Ji Yoon. 

Saat itu terdengar teriakan Dan Ah dari luar mengedor pintu, Ji Yoon panik langsung menutup kepala Jin Kyu dengan selimut dan meminta untuk diam lalu bergegas keluar dari kamarnya.
“Apa yang sedang kau lakukan? Sudah kubilang jangan pindah ke sini!” ucap Dan Ah marah
“Maaf. Aku tidak punya pilihan.  Di sinilah tempatku menemukan rumah yang pas dengan harganya. Aku janji untuk menjadi tetangga yang tenang. Aku pasti tidak akan merepotkanmu.” Kata Ji Yoon berjanji. Dan Ah pun tak bisa berkata-kata lagi. Jin Kyu hanya bisa melonggo mengetahui Dan Ah satu gedung denganya. 

Ji Yoon pikir Dan Ah itu bukan pemilik rumah ini lalu memberitahu Jin Kyu kalau Dan Ah sudah pergi. Jin Kyu tak percaya kalau Dan Ah tinggal di sini juga. Ji Yoon membenarkan. Jin Kyu pikir Ji Yoon sudah gila, Jin Yoon heran Jin Kyu malah mengumpatnya gila.
“Kenapa? Memang aku tidak diizinkan tinggal di gedung yang sama dengan Dan Ah? Apa kalian berdua tidak akur saat bekerja sama? Apa dia juga memukulmu?” kata Ji Yoon polos
“Kenapa juga dia memukulku? Kau sama sekali tidak khawatir! Tolong lepaskan ini!” kata  Jin Kyu mulai berbaring karena menahan kesal
“Besok pagi aku lepaskan... Selamat malam... Oke, sekarang tidurlah di atas selimut.” Kata Ji Yoon mengeser kepala Jin Kyu agar berbaring diatas bantal.
“Mana bisa aku baring di saat aku sedang diikat?” keluh Jin Kyu. Ji Yoon tak peduli mengeser Jin Kyu agar bisa tidur dengan benar walaupun tangan dan kakinya diikat. 

Kang Soo membereskan alas tidur untuk Hyun Soo dikamarnya. Hyun Spp bertanya pakah Kang Soo belum tidur. Kang Soo mengatakan masih ada yang harus dikerjakan. Hyun Soo mengangkat telp dari ibunya, Kang Soo terlihat tegang karena itu artinya berbicaranya dengan ibunya juga.
“Kau sekarang di mana?” tanya Ibu Hyun Soo dengan nada khawatir
“Di Seoul... Tadi sudah bilang aku ingin menemui Hyung.” Kata Hyun Soo. Ibu Hyun Soo mengatakan sudah melarang.
“Kenapa tidak bisa?” tanya Hyun Soo. Ibu Hyun Soo hanya menegaskan kalau Hyun Soo tak bisa melakukanya.
“Hyung... Tolong bicaralah pada Ibuku.” Kata Hyun Soo memberikan ponselnya pada Kang Soo. Kang Soo tegang melihat layar ponsel dengan nama Ibu.
“Bawa Hyun Soo kembali ke sini.” Kata Ibu Hyun Soo
“Hyun Soo bisa menjaga dirinya. Lagipula, Hyun Soo sudah dewasa.” Kata Kang Soo lalu menutup telpnya. Hyun Soo melihat tak percaya kalau Kang Soo pandai juga membujuk Ibunya. Kang Soo tak banyak bicara menyuruh Hyun Soo untuk tidur saja.
“Mau kupakaikan selimut untukmu?” kata Hyun Soo
“Tidak usah, aku bisa saja begadang semalaman. Jadi Tidurlah.” Kata Kang Soo. 

Ji Yoon mengunting tali yang mengikat tangan dan kaki Jin Kyu lalu menyuruhnya bangun lalu bertanya Apa tidurnya nyenyak. Jin Kyu mengeluh kalau mana mungkin bisa tidur nyenyak dengan kaki tangan di ikat. Jin Yoon pikir itu jauh lebih baik daripada tidur meringkuk di taman. Jin Kyu kaget Ji Yoon tahu dengan dirinya yang tidur ditaman.
“Ini, sarapan pagimu.” Kata Ji Yoon memberikan ramen cup
“Apa Kau mencoba ingin membuat tubuhku berisi?” keluh Jin Kyu sinis
“Bagus 'kan bisa saling menolong orang yang kesepian.” Kata Ji Yoon. Jin Kyu menyangkal kalau tidak kesepian.
“"Kesepian" berarti kau tidak punya siapa pun saat kau butuh sesuatu.”  Heii.. Apa Kau dengar aku? Aku... tidak menginginkan apa-apa. ”  ucap Jin Kyu melihat Ji Yoon seperti tak peduli.
“Sekiranya itu yang kau lakukan.” Tegas Ji Yoon. Jin Kyu mengeluh Ji Yoon yang terus memaksanya.
“Aku tidak memaksamu. Tapi Aku mencoba untuk memberimu jalan yang benar. Kalau seseorang belum dewasa, mereka membutuhkan dampingan untuk mencari cara pada mereka.” Kata Ji Yoon. Jin Kyu makin heran dengan ucapan Ji Yoon.
“Sama saja bagiku saat aku lari dari rumah dan tidak punya tempat untuk kutuju. Gagasanku makin ceroboh dan IQ-ku terus menurun. Aku merasa IQ-ku seperti anak umur 5 tahun.” Cerita Ji Yoon. Ji Kyu mengaku tidak mengerti yang dikatakan itu.
“Saat kau jadi orang yang tidak baik, maka pura-puralah seperti kau tak tahu yang kukatakan! Aku hampir tidak berhasil mengembalikan akal sehatku, lalu saat Ahjussi membantuku sementara aku hanya kelaparan di jalanan. Itu sebabnya aku akan membantumu. Jadi cepat sadarkan dirimu dan bantu juga orang lain. Kalau kau melakukan itu, maka dunia ini akan jadi lebih baik. Jelas Ji Yoon
“Kau ini pemilik kantor atau apa?” keluh Jin Kyu. Ji Yoon tak banyak bicara menyuruh Jin Kyu menghabiskan mie karena nanti akan lembek. 


Ji Yoon sudah siap berangkat kerja, memebritahu Persediaan mie sudah ada, jadi Jin Kyu bisa makan mie itu untuk makan siang dengan merebus air di teko. Jin Kyu bertanya apakah Ji Yoon tidak akan mengikatnya sebelum pergi. Ji Yoon tahu kalau Jin Kyu tidak punya tempat untuk pergi lalu pamit pergi dengan akan bertemu nanti malam. Jin Kyu hanya bisa menghela nafas dengan tingkah Ji Yoon. 

Ji Yoon melihat Dan Ah baru pulang bertanya darimana. Dan Ah dengan ketus menjawab kalau itu Bukan urusannya. Ji Yoon menahan Dan Ah sebelum pergi ingin tahu  Di mana tempat membeli barang seperti sendok atau semacamnya. Dan Ah menyuruh Pergilah ke supermarket.
“Tempatnya ada di mana?” tanya Ji Yoon
“Pergilah ke arah pemberhentian kereta subway untuk jalur 4, lalu naiklah bus di situ.” Kata Dan Ah
“Bis mana yang harus kuambil?” tanya Ji Yoon. Dan ah pikir  Ada petunjuknya di situ. Ji Yoon mengangguk mengerti tapi kembali menahan Dan Ah.
“Maaf, tapi tolong bisakah kau hati-hati saat berjalan menuju rumahmu? Lagipula itu sangat berisik.” Kata  Ji Yoon
“Maaf.. tapi tutup saja telingamu itu.” Balas Dan Ah lalu pergi. Ji Yoon mengeluh Dan Ah yang kasar menurutnya Ahjussi memang tidak pandai memilih wanita. 

Dan Ah mengemudikan motornya melihat pegawai Jungga memberikan selembaran kalau Semua makanan tersedia untuk sarapan pagi dan buka jam 6 pagi, jadi mereka bisa datang pagi hari. Di sekolah pun banyak pegawai Jungga, mereka memberikan promosi pada semua tempat.
“Mereka memang harus diperhitungkan.” Gumam Dan Ah akhirnya sampai di restoran bertemu Kang Soo.
“Harganya sangat murah kalau mereka banyak melakukan promosi seperti ini, maka restoran lain pasti tidak ada apa-apanya lagi. Apa mereka bisa mengatasi banyak pelanggan?” kata Dan Ah merasa khawatir.
“Jungga Seolleongtang menimbulkan masalah karena pelanggan.” Kata Kang Soo
“Tidak, kurasa kali ini berbeda. Sekarang, tidak ada satu pelanggan pun yang datang ke sini karena sedang menunggu di sana. Bagaimana ini bisa terjadi?” kata Dan Ah. Kang Soo mengajak mereka segera pergi melihatnya. 

Mereka pergi ke gedung Jungga,  salah satu pelanggan akan makan sup Jungga tapi kursinya sudah penuh. Seorang pegawai menyarankan mereka pergi ke restoran Kimchi Jungga di lantai tiga dan akan membawakan sup sosis pesanan mereka juga. Mereka pun setuju akan pergi ke lantai 3.
“Itu sebabnya restoran jalanan di sekitar sini tidak punya pelanggan.” Kata Kang Soo
“Kurasa seluruh gedung ini dipakai untuk food court Restoran Jungga. Tidak ada pelanggan di restoran jalanan.” Ucap Dan AH. 

Keduanya keluar gedung, Sekertaris memberitahu kalau mereka bisa untung cepat daripada cabang restoran yang lainnya. Nyonya Jung tersenyum bahagia dan melihat Kang Soo dan Dan Ah lalu bertanya alasan mereka datang, berpikir untuk mencoba makanan di restoran.
“Aku hanya ingin melihat-lihat.” Kata Kang Soo
“Apa Kau kemari untuk memata-matai kami? Apa Kau pikir bisa meniru kami? Tidak semua orang bisa menjadi pengusaha. Dan kau tidak akan bisa bekerja keras untuk ini. Jadi jangan terlalu memaksakan dirimu dan persiapkan dirimu untuk berhenti.” Kata Nyonya Jung menyepelekan.
“Aku masih akan memantaunya sampai akhir. Seseorang takkan belajar banyak kecuali jika mereka akan memantaunya sampai akhir “ balas Kang Soo
“Itu adalah kesalahan umum di kalangan anak muda. Mereka mungkin akan kehilangan sepuluh hal dengan mencoba mempelajari satu hal.” Komenta Nyonya Jung. Kang Soo hanya diam saja. 


Nyonya Jung memuji Ide yang bagus diberikan managernya dan bertanya Kenapa idenya bisa berhasil. Managernya merendah kalau Nyonya Jung pikir pasti mengetahuinya.  Nyonya Jung meminta agar Manager Tetaplah berusaha.
“Kalau semuanya berjalan baik, mungkin aku akan menunjukmu sebagai Direktur Utama tempat ini.” Kata Nyonya Jung, Manager mengucapkan terimakasih dan terlihat sangat bahagia.
“Presdir Jung... Istri Ketua Oh ingin menemuimu.” Kata sekertarisnya. 

Nyonya Jung duduk dengan ibu Jin Kyu yang langsung menanyakan keberadaan anaknya, karena sebelumnya bertanya pada pegawai di restoran sup kalau Nyonya Jung memecatnya. Nyonya Jung meminta Ibu Jin Kyu agar Tanya lagi pada mereka.
“Aku tidak pernah memecat Jin Kyu. Aku menyiapkan sebuah upacara untuknya karena dia akan jadi Direktur tapi pagi itu dia menghilang.” Kata Nyonya Jung
“Apa maksudnya menghilang? Kenapa harus dia?” kata Ibu Jin Kyu binggung
“Dia bilang tidak ingin menjalani hidupnya sebagai pewaris Ohsung Group. Aku mengatakan yang sebenarnya dan memberitahu kalau Ketua Oh akan menerima dia sebagai anaknya lagi kalau dia menjadi pengusaha sukses. Agar dia bisa menerima posisinya sebagai Direktur. Tapi dia tidak mau. Dia bilang tidak berniat menjadi anak kedua Ketua.” Jelas Nyonya Jung
“Jadi Sekarang dia di mana?” tanya Ibu Jin Kyu mulai panik. Nyonya Jung mengaku tak tau dan berusaha mencarinya.
Jin Kyu menuliskan note dan menempelkan diatas boneka yang pernah diberikan pada Ji Yoon “Terima kasih atas semuanya. Tapi tolong janga membawa orang malang sepertiku di perusahaanmu. Apa Kau juga tahu boneka jelek itu akan terlihat makin jelek saat kau menggabungkannya” Good luck.” Setelah itu pergi meninggalkan rumah 


Dan Ah kaget kalau paman dan bibi tidak punya satu pun pelanggan yang datang hari ini. Si bibi mengaku hanya  20 pesanan untuk diantar menurutnya itu bahkan tidak cukup bagi mereka. Semua juga mengeluh dengan keadaan restoran mereka.
“Aigoo, dan kontrak kami akan segera berakhir. Jadi kami harus membayar sewa yang tinggi. Dan Youngil Bank memberitahu kami kalau pinjaman kami jatuh tempo dan kami perlu membayarnya kembali.” Cerita si pam
“Apa Anda harus membayar kembali pinjaman sekarang? Bukankah mereka biasanya memberi Anda perpanjangan jika Anda melunasi bunga secara konsisten?” pikir Kang Soo
“Benar... Tapi kali ini mereka bilang tidak. Mereka menolaknya mentah-mentah!” ucap Si paman
“Pinjaman kami bukan masalahnya. Pemilik bangunan bilang mereka akan menaikkan sewa sebesar 50 persen.” Kata si bibi. Dan Ah kaget akan naik  50 persen.
“Tapi dalam undang-undang bilang mereka hanya bisa menaikkannya sembilan persen!” kata Kang Soo
“Oh, undang-undang tidak lagi dipedulikan di sini. Di sini, kami harus membayar apa yang mereka minta dan harus menandatangani kontrak. Kalau tidak, pemilik bangunan akan menolak untuk menyewa kami.” Ucap si paman marah. Dan Ah dan Kang Soo terlihat kebingungan. 


“Mereka harusnya tidak boleh mengabaikan undang-undang hanya karena mereka pemilik bangunan di sini!” kata Kang Soo
“Mereka itu lebih kuat daripada hukum. Kau tahu pepatah, "Pemilik bangunan lebih kuat daripada Tuhan." Begitulah hukum Korea Selatan. Kami tidak pernah melindungi orang miskin. Mereka hanya bertindak seperti mereka, dan kemudian segera menjatuhkan tindakan tersebut.” Kata dan Ah
“Tapi kita tidak boleh membiarkannya seperti ini terus.”pikir Kang Soo
Dan Ah ingin tahu apa rencananya. Kang Soo pikir mereka  harus cari cara. Dan Ah pikir lakukan ini saja. Kang Soo bertanya lakukan apa.

Dan Ah dan Kang Soo mengumpulkan beberapa orang di kantor mereka. Beberapa orang mengeluh karena mereka berani mengumpulkan dalam satu ruangan. Kang Soo mengatakan kaalu ada yang ingin dibicarakan  atas nama penyewa  gedung.
“Jangan naikkan uang sewa tahun ini.” Ucap Kang Soo. Semua langsung mengeluh dengan yang dikatakan Kang Soo seperti hanya omong kosong saja.
“Kalau Anda menaikkan uang sewa tahun ini, kami akan melaporkan fakta bahwa Anda memaksa tanda tangani kontrak pada penyewa Anda. dan semua penghindaran pajak Anda ke pihak berwenang.” Ucap Dan Ah mengancam. Semua terlihat mulai panik dan mengumpat Dan Ah yang kurang ajar.
“Apa Kalian ini mau memeras kami sekarang?” ucap seorang ibu pemili
“Ya, sama seperti Anda telah memeras penyewa selama ini. “ ucap Dan Ah.
“Saya minta kalian hidup dengan hormat! Jika semua restoran di jalanan bangkrut, maka kalian semua pun juga kena dampaknya oleh mereka. Penyewa apa yang ingin memulai bisnis di tempat yang tidak berhasil ini? Ini adalah saat yang sulit bagi semua orang. Jadi jika kita saling ribut begini, maka kita semua juga akan bangkrut.” Kata Kang Soo
“Sepertinya anak-anak muda ini membuat kami terjebak begini.” Ungkap salah satu pria. 


Di lantai bawah
Soon Ae mengeleh karean Dan Ah dan Kang Soo sibuk bahkan tidak bisa makan bersama dan tidak suka makan dengan pria pengantar itu.  Tuan Jang mengatakan kalau keduanya ada rapat dadakan. Soon Ae mengeluh kalau ini menyebalkan sekali.
“Saat sedang kesal, makanlah jjajangmyeon! Dan saat kau sedih, makanlah ulmyeon! Saat keadaan kacau, makanlah nasi goreng!” kata Tuan Jang memberikan jajangmyun.
“Kutaruh hatiku di sini.” Ungkap Tuan Jang pada kacang polong yang dibentuk hati diatas jajangmyun.
“Sejujurnya aku merasa ingin menangis. Tapi Apa Kau tak tahu aku ini tidak boleh makan kacang polong? Apa Kau ini tidak punya otak? Berapa kali aku harus memberitahumu?” ucap Soon Ae akhirnye berubah marah. Tuan Baek kembali mengambil mangkuk jajangmyunnya. 

Jin Kyu sudah duduk ditaman dan siap tidur, seorang pertugas memperingatakna kalau Tidak ada yang boleh duduk di taman setelah jam 10 malam. Jin Kyu akhirnya berjalan pulang, Ji Yoon melihat Jin Kyu berteriak memanggilnya.
“Wow, jadi ternyata bekerja juga Aku mengirimimu pesan telepati yang memberitahumu untuk menemuiku di sini. Aku tidak menyangka pikiran kita bisa terhubung di sini.” Kata Ji Yoon. Jin Kyu hanya bisa menganguk menyetujuinya.
“Tapi, Ji Yoon. Aku akan kembali ke tempatmu dulu. Aku akan menyalakan lampu dan semacamnya jadi Pulanglah sendiri.” Kata Jin Kyu teringat kalau menempelkan sesuatu di atas bonek
“Ayo kita pergi bersama.” Kata Ji Yoon. Jin Kyu menolak agar meluangkan waktu saja lalu bergegas pergi. Ji Yoon binggung melihat tingkah Jin Kyu. Jin Kyu sudah lebih dulu sampai rumah langsung merobek note yang ditinggalkanya, lalu bisa bernafas lega. 

Kang Soo merasa tak tahu kalau Dan Ah pandai juga memeras mereka. Jadi belajar semuanya dari pacarnya. Dan Ah meminta Kang Soo  tetap mempelajari hal semacam ini, karena tidak bisa bersikap baik jika ingin menjalankan bisnis di negara seperti ini.
“Kau itu Presdir.. Jadi kau urus saja pekerjaan yang kotor dan biarkan pegawaimu menjalani hidup mereka sebagai orang baik.” Kata Dan Ah
“Melihatmu seperti ini, kau nampak seperti Ketua.” Komentar Kang Soo
“Kalau kau tidak bisa melakukan sesuai yang kukatakan, maka kau akan kupecat sebagai Presdir.” Kata Dan Ah
“Bukankah kita merasa seperti pengantin baru sejak kita bertingkah seperti ini? Biasanya yang dilakukan pengantin baru pada saat seperti ini...” kata Kang Soo ingin mencium Dan Ah.
Tapi Dan Ah langsung menutup kepala Kang Soo dengan pengorengan. Kang Soo mengaduh kesakitan. Keduanya lalu tertawa lalu kembali mencuci piring.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar