PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 16 Desember 2017

Sinopsis Black Knight Episode 4 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Hae Ra masuk bersama Soo Ho menyapa Cheol Mi sambil bertanya diaman Sharon. Cheol Mi menatap Soo Ho lalu bergegas masuk meminta mereka menunggu. Soo Ho menatap pakaian Cheol Mi yang terlihat norak.
“Apa itu desain pakaian pria mereka? “ tanya Soo Ho heran
“Kau harus mencobanya. Aku yakin akan terlihat bagus.” Ejek Hae Ra 

Cheol Mi masuk ruangan memberitahu Sharon kalau ada tamu, tapi Sharon terlihat tertidur. Hae Ra akhirnya masuk ke dalam ruangan melihat Sharon yang tertidur.
“Dia bilang agak dingin di sini dan hampir pingsan.” Ucap Cheol Min  menyuruh Sharon agar bangun.
“Jangan membangunkannya. Aku datang untuk memberikan Amplop ini padanya.” Kata Hae Ra menaruh amplop diatas meja.
Cheol Mi mengajak Hae Ra agar minum teh dulu.  Hae Ra menolak , Cheol Mi yakin kalau Sharon akan bangun saat mereka minum teh. Hae Ra pun didorong keluar dari ruangan. 

Hae  Ra melihat baju-baju hasil design Sharon di buku kalau menurutnya terlihat hebat  dengan Pakaian wanitanya terlihat bagus. Soo Ho merasa heran dengan pakaian prianya. Hae Ra menyuruh Soo Ho menjaga bicara karena akan mendengarnya.
“Lalu aku harus bicara seperti ini?” ucap Soo Ho tiba-tiba mendekat seperti ingin mencium Hae Ra. Wajah mereka sangat berdekatan.
“Kau sepertinya tidak memiliki pori-pori yang besar.” Ucap Hae Ra seperti menutupi rasa canggungnya.
“Menutup matamu, biasanya itulah jawaban yang benar.” Ejek Soo Ho lalu menjauh.
“Aku sangat menyukai gaya ini dan juga menyukai warna ini. Bagaimana dia tampil dengan desain seperti ini? Ini juga sangat cantik Dan warnanya sangat bagus.” Ucap Hae Ra terus mengoceh melihat buku design milik Sharon.
Soo Ho tak bisa menahan diri terus menatap Hae Ra yang duduk disampingnya. Cheol Mi pun sedari tadi hanya melihat keduanya yang tampak serasi. 


Flash Back
Sebuah bara api dengan besi dibawa oleh Sharon keluar dari ruangan. Boon Yi di dorong begitu saja dan langsung terjatuh. Di tangan Sharon sudah ada besi panas dan siap diberikanya. Boon Yi memohon agar tak melakukanya. Beberapa orang yang datang pun memohon agar Sharon tak melakukanya.
Sharon seperti bermimpi buruk dan terlihat ketakutan, kuku jarinya memegang kursi seperti membuat goresan. Di ruangan tengah,  Hae Ra dan Soo Ho sedang melihat design yang dibuat oleh Sharon.
Flash Back
Boon Yi dibawa masuk ke ruangan Sharon, dan langsung di buka bajunya begitu saja. Boon Yi binggung sambil menolak kalau tidak bisa melakukannya. Tapi setelah itu Boon Yi mengunakan pakaian yang terlihat sangat bagus dibanding bajunya yang dulu.
“Kau selalu ingin memakainya kan... Kau bisa memakainya... dan mati menggantikanku.” Ucap Sharon memegang wajah Boon Yi dengan tatapan sinis.
Sharon terbangun dengan wajah kaget, seperti setelah bermimpi buruk, lalu berusaha berdiri dengan menahan tanganya di depan jendela sambil mengatur nafasnya. 


Tuan Park memainkan olahraga panah, tapi hasilnya meleset. Gon menemui ayahnya bertanya Kapan akan selesai. Tuan Park balik bertanya kenapa anaknya datang pada jam segini. Gon memberitahu Banyak orang telah mengajukan keluhan.
“Orang akan mengatakan bahwa kau itu tuan tanah yang jahat.” Keluh Gon merasa tak suka dengan cara hidup ayahnya.
“Aku bukan sedang melakukan amal.” Tegas Tuan Park tak peduli.
“Nilai bangunan kita meningkat karena kafe dan toko roti itu sangat bagus. Kau tidak bisa menaikkan uang sewa mereka 3 sampai 4 kali lipat. Dengan begitu Kau praktis menendang mereka keluar.” Kata Gon menasehati ayahnya.
“Aku lebih suka memiliki bisnis waralaba berafiliasi asing di sana. “ tegas Tuan Park
“Aku tidak berpikir kau menyadari bahwa waktu akan berubah. Di antara peserta proyek yang dipegang oleh kota Seoul, ada perusahaan yang sepertinya menantang kita.” Jelas Gon
Tuan Park bertanya apakah ini yang dimiliki orang asing itu. Gon membenarkan dengan memberitahu pria ini sedang membangun dan hanya membeli bangunan di lingkungan mereka bahkan mengatakan bahwa tidak akan menaikkan uang sewa tersebut selama 5 tahun, dan menjamin dengan lima tahun masa sewa.
“Apa Kau tidak mengenal pengemis ini?” ucap Tuan Park melihat foto Soo Ho yang sudah dikenalnya. Gon terlihat bingung.
“Dia anak yang dibawa keluarga Hae Ra... Moon Soo Ho.” Kata Tuan Park
“Apa maksudmu Putra Dr. Moon? Aku meragukan itu.” Pikir Gon
“Aku bisa tahu hanya dengan melihatnya.” Kata Tuan Park yakin
“Aku tidak melihat bekas luka bakar di wajahnya.” Kata Gon heran.
“Suatu hari kudengar dia tiba-tiba menghilang. Lalu Bagaimana dia bisa menghasilkan banyak uang?” kata Tuan Park seperti meremehkan.
“Menurutku, dia terlihat sangat berbeda. Dia hanya memiliki nama yang sama.” Pikir Gon
“Kau harus membicarakannya setelah melakukan penyelidikan.” Kata Tuan Park dengan tatapan menerawang. Gon pun meninggalkan ayahnya. 



Flash Back
Soo Ho berbaring dengan balutan perban dan juga salep kuning untuk mendingikan luka bakar. Tuan Jung ikut menemaninya bersama dengan Tuan Park. Dokter bisa bisa ngucap syukur karena Soo Ho masih hidup Tapi akan memiliki bekas luka yang sangat besar.
“Saluran napasnya rusak karena menghirup asap.” Jelas Dokter
“Tolong selamatkan dia, sembuhkan secara total... Tolong selamatkan dia” pinta Tuan Jung khawatir.
“Aku tidak percaya tragedi mendadak seperti ini. Aku merasa sangat buruk padanya. Berapa lama dia akan sembuh?” tanya Tuan Park berpura-pura panik
“Sekitar satu atau dua bulan.” Ucap Dokter. Soo Ho membuka mata menatap sinis pada Tuan Park. Tuan Park seperti ketakutan memilih mengalihkan pandanganya.
Tuan Park kembali melepaskan anak panahnya, jatuh begitu saja di tanah.
“Moon Soo Ho.... Anak itu masih hidup.” Ucap Tuan Park terlihat tak percaya. 


Bibi Lee mengajak Young Mi masuk dengan wajah bangga memperlihatkan dapur dan juga indoor garden. Young Mi melihat melihat rumah yang ditemi oleh Hae Ra sekarang seperti ini. Bibi Lee duduk di sofa ingin tahu pendapat Young Mi kalau tempat ini mengagumkan, dengan rasa bangga, memberitahu kalau Sofanya dari Italia.
“Apa yang dia lakukan? Siapa ayahnya?” tanya Young Mi penasaran.
“Dia pria mandiri. Dia tidak mempunyai orang tua kayaseperti anak yang tidak kompeten sepertimu.” Kata Bii Lee banga.
“Astaga, Bibi Lee.. Aku tidak kompeten. Aku adalah seorang merchandiser di sebuah perusahaan besar, dan tokoku adalah yang ter-hots di Cheongdam.” Kata Young Mi bangga
“Baiklah. Lupakan saja.. Kau bisa lihat-lihat dapurnya. Dapurnya terlihat sangat bagus juga.”ucap Bibi Lee mengajak Young Mi pergi.  Young Mi pikir memang cukup besar.

Saat itu Hae Ra baru datang mengeluh dengan Young Mi yang datang kerumah Soo Ho.  Young Mi mengaku kalau bertanya-tanya ke mana Hae Ra pindah. Bibi Lee menceritakan Young Mi yang mengira mereka menjadi tunawisma jadi menyuruhnya untuk datang.
“Kami berada di sini untuk sementara. Kau tidak bisa mengunjungi kami seperti ini... Ayo pergi. “ kata Hae Ra menarik Young Mi pergi
“Itu tidak perlu, Kau dapat berkunjung kapan pun kau mau.” Kata Soo Ho yang berdiri sedari tadi belakang Hae Ra.
“Apa kau pemiliknya?” tanya Hae Ra menyapanya. Soo Ho pun balik bertanya apakah Soo Ho temannya Hae Ra.  Young Mi membenarkan dengan memuji Soo Ho  terlihat tampan.
“Terima kasih karena bersikap murah hati kepada Hae Ra dan bibinya.” Ucap Young Mi membungkuk. Hae Ra tak suka dengan siap Young Mi mengajak pergi saja.
“Omong-omong, kenapa kalian berdua pulang bersama?” tanya Young Mi curiga.
“Dia harus menjalankan tugas, dan aku pergi bersamanya.” Ucap Soo Ho. Young Mi makin ingin tahu alasanya.
“Dia tidak mengenal Seoul dengan baik dan sudah lama tinggal di luar negeri. Apa Kau senang sekarang?” kata Hae Ra kesal.
Young Mi mengaku sudah mengetahuinya dan ingin tahu luar negerinya dimana dan akhirnya mengajak bergabung di pertemuan yaitu Pertemuan pasangan yang menghancurkan Hae Ra dan akan mulai lagi hari Kamis ini. Soo Ho setuju kalau akan pergi sama-sama Hae Ra langsung menolak.
“Haruskah aku membawanya ke pertemuan itu?” kata Bibi Lee. Young Mi mengeluh dengan ucapan Bibi Lee.  Bibi Lee mengaku hanya bercanda.
“Kau sebaiknya pergi, karena lebih baik membuat beberapa koneksi” kata Bibi Lee
“Jangan membuat janji pada hari Kamis. Sampai jumpa” kata Soo Ho berjalan pergi. Hae Ra yang kesal mengeluh Young Mi yang datang mengikuti Soo Ho 

Soo Ho melihat Hae Ra yang mengikutinya ke ruangan dress room mengeluh kalau  memakai jas untuk terlihat menarik, tapi tidak nyaman. Hae Ra heran dengan Soo Ho yang mengabaikan apa yang dikatakan tidak mau pergi.
“Ayolah pergi bersama. Aku tidak akan membuatmu berkecil hati.” Ucap Soo Ho
“Apa aku terlihat berkecil hati?” tanya Hae Ra. Soo Ho membenarkan. Hae Ra mengeluh kalau itu sangat menyakitkan lalu mendorong Soo Ho dengan kesal.

“Kau melihat rendah padaku karena aku seorang penyewa. Aku akan membayar sewanya. Berapa sewanya?” tanya Hae Ra tak mau direndahkan.
“2 kamar, 2 kamar mandi, dapur bersama, dan ruang pakaian. Termasuk biaya perawatannya, itu 3.000 per bulan dan Itu dengan diskon 50 persen.” Ucap Soo Hoo yang membuat Hae Ra terkejut.
“Biaya untuk Namsan Tour... 1.000 dolar” kata Hae Ra. Soo Ho mengeluh kalauItu terlalu mahal.
“Tidak, bukan itu... Kau tidak akan pernah melihat toko penjahit itu tanpaku” ucap Soo Ho
“Aku juga memberikan diskon 50 persen.” Ucap Hae Ra membela diri
“Berapa banyak yang diperlukan untuk pergi  ke pertemuan denganmu?” tanya Soo Ho
“Aku bilang tidak akan pergi.” Tegas Hae Ra 

Young Mi dan Bibi Lee mengumping didepan pintu. Mereka ingin tahu apa yang dilakukan keduanya dalam dress room. Young Mi mengaku berharap  mereka akan saling memukul. Saat itu pintu terbuka dan Soo Ho akan keluar ruangan. Bibi Lee berpura-pura sedang membawa Young Mi berjalan-jalan memberitahu ruang pakaian.
“Hae Ra tidak mau menghadiri pertemuan tersebut. Bagaimana dengan mengundang temanmu ke tempatku?” ucap Soo Ho
“Itu ide yang bagus.” Kata Young Mi bahagia. Hae Ra keluar ruangan dengan mata melotot kaget.
“Kau tidak harus pergi. Tapi Aku mengundang mereka” kata Soo Ho
“Aku akan kerja lembur hari itu. Selamat bersenang-senang.” Ucap Hae Ra Ra lalu pergi. Young Mi menahanya kalau Hae Ra harus tetap ada dirumah.
“Karena hanya kau dan pacarmu yang harus datang. Kau tidak akan terlalu mengganggunya.” Ucap Bibi Lee
“Itu akan menyenangkan juga. Hanya Gon dan aku yang akan datang. Tidak apa-apa, kan?” kata Young Mi
“1.200 dolar untuk memberikan persetujuan.” Ucap Hae Ra. Soo Ho mengeluh kalau ini pemerasan.
“Kau mengundang orang ke rumah bersama.” Tegas Hae Ra. Soo Ho pikir Itu permainan kotor
“Baik. 1.200 dolar” ucap Soo Ho. Hae Ra berkata kalau tersisa 800 dolar lagi.
“Aku akan menemuimu hari Kamis. Sampai jumpa” ucap Soo Ho berjalan pergi. Bibi Lee bertanya apa maksud keponakanya. Hae Ra pikir bibinya tidak perlu tahu. Bibi Lee dan Young Mi penasaran ingin tahu. 


Sharon kembali duduk di meja kerjanya melihat sebuah amplop, lalu isinya lembaran uang dan foto Hae Ra depan Sharon dengan ia yang menatap dar jendela. Ia lalu membaca surat yang ditulis Hae Ra.
“Ini  uangnya tidak banyak, tapi untuk pakaiannya. Aku tahu itu hampir tidak menutupi biayanya, Aku tanpa malu-malu mengambil pakaian, bukannya menolaknya karena kekuatan aneh yang mereka berikan padaku.”
Hae Ra sangat berhati-hati dengan pakaian yang diberikan Sharon menyentrikanya, mengunakan setiap ada pekerjaanya. Disaat itu juga semua orang seperti terpesona dengan presentasinya, ketika pergi ke menghadari pesan dengan pakaian Sharon, Hae Ra menjadi pusat perhatian.
“Mereka menarikku masuk dan mengatakan bahwa mereka adalah milikku sejak awal. Mereka menghibur ku dan dan memberi ku kepercayaan diri. Aku bersinar di dunia yang tidak bisa kuakui. Hidup yang bisa aku nantikan alih-alih hanya memilah-milahnya.Aku ingin menjadi orang yang serasi dengan pakaiannya. Aku sangat berharap untuk menjadi orang yang sesuai dengan pakaian ini.”
“Betapa gadis yang malang.” Ungkap Sharon membaca surat Hae Ra.
“Foto di amplop itu diambil pada hari mantel itu dibuat. Kau belum berumur sama sekali. Apa rahasiamu?”
“Bahkan jika ku katakan, kau tidak akan mempercayainya.” Jawab Sharon.
Cheol Mi masuk memberitahu akan pulang  dan bertemu lagi besok. Sharon bertanya kapan Hae Ra datang ke ruangan.  Cheol Mi mengatakan Saat Sharon sedang tidur Dengan pria yang baik. Mata Sharon langsung melotot tak percaya
“Dia benar-benar tampan Dan juga bergaya.” Ucap Cheol Mi yang juga terkesima.
“Apa Fisiknya bagus?” tanya Sharon. Cheol Mi membenarkan.
“Apa dia membawanya untuk mengenalkannya padaku?” ucap Sharon percaya dirin. Cheol Mi binggung. 


Ji Hoon melihat posternya dengan bertuliskan (Pelatih Pribadi Tommy) lalu pelatihnya datang menyapa Ji Hoon yang masih melonggo. Ji Hoon bertanya apakah itu gambarnya dan Bagaimana bisa begitu. Pelatih mengatakan tidak bisa menggantungkan foto Ji Hoon begitu saja jadi mengedit itu sedikit.
“Apa yang kau pikirkan? Sebaiknya kau mulai bekerja dengan tekun. Mengerti?” ucap pelatih
“Terima kasih telah melakukannya” kata Ji Hoon lalu mengangkat lenganya seperti sangat berbeda dengan aslinya. 

Ji Hoon menyapa semua orang yang sedang berolahraga dengan memperkenalkan diri pelatih baru, Tommy dan menyarankan seoran pria agar bisa menambah berat badan. Disisi lain, Young Mi dan Gon sedang berlatih bersama
“Aku mengatakan yang sebenarnya. Pemiliknya hebat.”ucap Young Mi bangga
“Aku tahu dia seorang penipu. Apa yang salah dengan Hae Ra?” kata Gon heran.
“Aku tidak berpikir dia penipu.” Kata Young Mi yakin. Gon heran dengan Hae Ra yang bisa tinggal dengan orang asing
“Orang itu berbeda. Kau harus memeriksanya pada hari Kamis ini.” Ucap Young Mi
“Dari mana dia lulus? Lalu Di negara mana dia tinggal?” kata Gon. Young Mi melihat sikap Gon berpikir kalau pasti sangat gelisah.
“Apa kau takut Hae Ra akan tertipu lagi Atau apa kau khawatir dia akan jatuh cinta? “ ucap Young Mi. Gon mengeluh dengan nada kesal agar Young Mi tak memulai pertengkaran lagi.
Ji Hoon ingin menyapa keduanya, tapi Gon lebih dulu pergi dan Young Mi mengikutinya. Ji Hoon pun hanya bisa tertawa berpikir tidak suka dengan namanya Tommy, lalu tertawa mengumpat. 


Ji Hoon akhirnya melakukan sit up sambil mengeluh dua anak tahi kasar... hanya karena mereka kaya dan Tidak ada yang seperti Hae Ra. Saat itu tiba-tiba Sharon datang dan langsung berdiri di depan Ji Hoon, Ji Hoon yang kaget langsung menyapanya.  Sharon langsung mendekatkan wajahnya membuat Ji Hoon sedikit takut.
Keduanya duduk bersama. Ji Hoon memberikan minuman memberitahu Manager sedang melakukan konsultasi dan akan segera datang, jadi meminta agar tunggu sebentar, lalu memperkenalkan diri sebagai Pelatih Tommy.

“Aku spesialis dalam pembentukan otot yang kecil. Jika kau memilihku sebagai pelatihmu, Kau akan memiliki bisep yang bagus dan inti dalam tiga minggu.” Ucap Ji Hoon mempromosikan dirinya.
“Hanya di film yang kau lihat... Seseorang dilahirkan kembali dengan penampilan yang sama.” Kata Sharon. Ji Hoon terlihat binggung.
“Kau tidak mengingatku,kan?” kata Sharon. Ji Hoon mengaku tidak mengerti apa yang dikatakan Sharon.
“Aku Jaksa Choi Ji Hoon... Aku minta maaf. Aku tidak bisa berbicara tentang penyelidikan. Aku sama sekali tidak ingat.” Ungkap Ji Hoon binggung merasa Sharon sangat menakutkan. 
“Kau tahu Sharon Tailor, kan? Jadi Mampirlah... Jika kau berada di daerah Myeong-dong atau Namsan. Aku akan menjamu-mu untuk minum teh.” Kata Sharon lalu beranjak pergi. Ji Hoon binggung apa maksudnya. Penjahit Sharon. 


Hae Ra mencuci rambutnya bagian atas sambil mengelu kalau Seharusnya bangun saat alarm berbunyi, lalu pesan dari Soo Ho masuk “Aku perlu bicara denganmu sekarang.” Hae Ra pun makin mengeluh karena harus sekarang. Soo Ho sudah menunggu didepan rumah melihat Hae Ra yan bergegas keluar dari  rumah.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Hae Ra terburu-buru
“Mengapa hanya kepala bagian atas yang basah?” ucap Soo Ho. Hae Ra mengaku sangat sibuk jadi ingin tahu apa yang ingin dikatakan Soo Ho.
“Aku akan sangat terlambat hari ini. karena harus pergi memeriksa situs hotel dan mewawancarai pelamar sewa.” Kata Soo Ho. Hae Ra bertanya lalu kenapa .
“Jadi.... Aku hanya berpikir kau akan penasaran.” Ucap Soo Ho seperti hanya ingin memberikan kabar.
“Aku sudah bilang. Aku tidak cukup naif. untuk jadi bersemangat hanya karena Orang kaya dan keren baik bagiku.” Tegas Hae Ra
“Kau tidak mengatakan keren waktu terakhir kali. Mungkin kau berpikir aku keren.” Kata Soo Ho. Hae Ra tak mengubrisnya memilih untuk pamit pergi.
“Kau tidak perlu bersembunyi.” Ungkap Soo Ho. Hae Ra pikir tidak menyembunyikan apapun.
“Aku tahu kau tidak membenciku.” Kata Soo Ho yakin
“Apa kepercayaan dirimu berasal dari kekayaanmu? Itu mengganggu.” Tegas Hae Ra. Soo Ho tiba-tiba mendekatkan wajahnya yang membuat Hae Ra sedikit gugup.
“Ini dari ketulusanku. Jadi.. Sampai jumpa” kata Soo Ho seperti ingin Hae Ra bisa melihat dari sorot matanya. Hae Ra berteriak marah merlihat Soo Ho yang akan masuk rumah.
“Jangan lupa bahwa aku lebih tua darimu.” Tegas Soo Ho yang mengingatkan kenanganya denga Hae Ra.
Flash Back
Hae Ra terlihat sangat marah berteriak memanggil Soo Ho, lalu Soo Ho membalikan badan dengan mengatakan “Jangan lupa bahwa aku lebih tua darimu.” 

Soo Ho sudah ada disebuah tempat yang ditutupi salju, berbicara pada Tuan Han kalau mengetahui pemilik tanah itu wanita. Tuan Han membenarkan kalau wanita yang sangat unik dan menarik, karena akan menjual tanahnya jika memiliki perasaan yang baik.
“Jika tidak, maka dia tidak akan menjual tanahnya.” Kata Tuan Han. Soo Ho mengaku kalau itu makin membuatnya gugup.
Saat itu Baek Hee datang dengan baju hijaunya, keduanya pun bertemudan saling menyapa. Baek Hee pikir datang terlambat, tapi Soo Ho mengaku kalau ia  yang datang lebih awal.
“Aku pemilik tanahnya, Jang Baek Hee.” Ucap Bae Hee.
“Senang bertemu denganmu. Aku Moon Soo Ho.” Kata Soo Ho dengan saling berjabat tangan
“Tuan melakukan segala hal dengan cermat, jadi kita sebenarnya tidak harus bertemu. Tapi, Aku ingin bertemu denganmu sebelum menandatangani kontrak.”jelas Baek Hee
“Kita belum pernah bertemu sebelumnya kan?” kata Soo Ho. Baek Hee mengaku tak tahu.
“Kau juga menggunakan warna hijau pada saat itu.” Ungkap Soo Ho yang masih mengingatnya.
“Kau telah tumbuh sangat tinggi.” Kata Baek Hee melihat Soo Ho. 


Flash Back
Soo Ho membawa buket bunganya terlihat sangat marah sambil menginjak-nginjak di padang ilalng, lalu menangis. Baek Hee datang menenangkanya meminta Soo Ho agar jangan menangis karena menyakinkan diri kalau Soo Ho  pasti akan berhasil.
“Aku bisa memprediksi masa depan. Tidak ada yang menghalangimu. Kau akan mencapai semua yang kau inginkan. Dari sekarang, semua keberuntungan di dunia ini akan datang kepadamu. Mari bertemu lagi... Setelah kau menjadi orang yang layak dan sukses.” Ucap Baek Hee. 


Soo Ho tahu kalau itu adalah Baek Hee yang menemaninya saat sedih. Baek Hee pun tak menyangkalnya kalau ia adalah wanita jus hijau. Soo Ho meminta izin agar bisa memeluknya dengan mata berkaca-kaca. Baek Hee pun memperbolehkanya. Soo Ho memeluk Baek Hee sepeti memeluk ibunya.
“Aku benar-benar ingin bertemu denganmu” ungkap Soo Ho dengan mata harunya.
“Sudah kubilang kita akan bertemu lagi. Kapan pun hal itu sulit, Aku memikirkan apa yang kau katakan kepadaku Kau telah menjadi pria yang baik. Jadi Mari kita minum hari ini.” Kata Baek Hee. Soo Ho pun langsung menyetujuinya. 

Soo Ho melihat barang-barang  Baek Hee yang Tampaknya berusia lebih dari 100 tahun. Baek Hee mengaku membeli dengan harga murah, 107 tahun yang lalu dan membeli tanah itu, 253 tahun yang lalu. Soo Ho seperti agar takjub tapi tak mengubrisnya. Baek Hee pun mengajak untuk bisa mengunkan bahasa banmal. Soo Ho pun merasa tak masalah.
“Ini Karena dosaku, Aku menjadi abadi dan aku tinggal lebih dari 200 tahun sekarang. Terima kasih atas doaku yang tulus untukmu, maka Aku sudah mulai bertambah tua akhir-akhir ini.” Ucap Baek Hee.
“Itu benar, tapi kau terus tertawa. Lalu Dosa apa yang kau lakukan?” kata Soo Ho
“Aku akan memberitahumu nanti.” Kata Baek Hee misterius.
“Apa Kau benar-benar bisa memprediksi masa depan?” tanya Soo Ho penasaran. Baek Hee mengaku kalau itu pasti tidak mungkin.
“Aku mengatakan semua yang aku bisa untuk menghiburmu saat itu.” Akui Baek Hee
“Hal-hal aneh terus terjadi padaku. Keberuntungan itu selalu ada di sampingku, jadi aku takut. Semuanya berjalan dengan baik.” Cerita Soo Ho. Baek Hee bertanya apakah Bahkan tanpa usaha
“Aku berusaha keras seperti orang gila. Tapi Sesuatu terjadi... seperti yang aku coba dan inginkan, jadi itu luar biasa dan menakutkan. Mungkin aku berdoa terlalu keras.” Cerita Soo Ho
“Pasti kebetulan. Jangan pedulikan itu.” Ucap Baek Hee menenangkan.
“Aku pikir, aku mungkin akan mati di usia muda sebagai ganti semua keberuntungan ini.” Ungkap Soo Ho
“Itu seharusnya tidak terjadi. Dalam kehidupan ini, Kau harus hidup bahagia dengan seseorang yang kau cintai. Apa ada seseorang yang kau sukai?” tanya Baek Hee.



Saat itu ada seseorang berteriak mengedor pintu memanggil nama Baek Hee. Soo Ho pikir ada ada seseorang yang datang. Baek Hee menyuruh Soo Ho agar tak mengeluarkan suara. Sharon terus mengedor pintu sambil berteriak memanggil Baek Hee.
“Apa Kau tidak di sana? Aku tahu kau ada disana Buka pintunya.” Teriak Sharon terus mengedor pintu.
Saat itu juga Sharon seperti sangat marah membuat getaran dirumah Baek Hee. Soo Ho terlihat binggung seperti ada gempa. Baek Hee hanya duduk tenang. Sharon yang kesal akhirnya memilih untuk pergi.
Soo Ho langsung bertanya apa yang terjadi tadi. Baek Hee mengaku kalau  Ada Seorang wanita menjengkelkan yang sering mengunjunginya dan Saat sebuah kereta lewat, maka piring goyang bahkan terlalu berangin lalu memberikan wine untuk Soo Ho agar meminumnya. Soo Ho yakin Baek Hee itu sangat special
“Ayo lebih sering bertemu.Kau sudah seperti keluargaku. “ ungkap Baek Hee
“Ada banyak hal yang harus kukatakan juga. Ketika aku menerima telepon mu, katakanlah kau ingin membangun sebuah hotel hanok yang indah, Aku merinding.” Ucap Soo Ho
“Apakah kau ingin mendengar cerita lama tentang tanah?” kata Baek He.


Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar