PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 12 Desember 2017

Sinopsis Two Cops Episode 10

PS : All images credit and content copyright : MBC
Tuan Park bertanya siapa Dong Tak yang tiba-tiba datang. Soo Chang  pikir Tuan Park yang memanggil jadi datang dengan mengaku sebagai polisi lalu memperlihatkan ID Card miliknya.
“Apa yang kau lakukan sampai mereka terlihat sangat menyedihkan? Ini mungkin membutuhkan biaya  yang tidak sedikit.” Ucap Soo Chang melihat tiga orang temanya.
“ Apa Seorang polisi bekerjasama  dengan pemeras yang melukai dirinya sendiri? Kau pasti sudah melakukan banyak hal.” Ungkap Tuan Park menyindir
“Benar. Aku sangat bersemangat.” Ungkap Soo Chang. Tuan Park seperti tak yakin kalau Dong Tak adalah polisi.
“Kau tidak mudah percaya, Hyungnim. Ini Tidak terlambat untuk merubahnya. Jika kau tidak percaya pada orang lain,  percayalah pada uang seperti aku. “ kata Soo Chang mengodanya.
“Apa Aku sekarang terlibat  dengan pemeras dan polisi? Apa polisi lain tahu kelakuanmu?” kata Tuan Park
“Belum... Apa Kau mau memberi tahu mereka?” ucap Soo Chang menantang. 
Tuan Park menelp kantor polisi dan Park Dong Ki dari Kejahatan Berat 2 mengangkat telp dengan memberitahu Detektif Cha sedang  menangani sebuah kasus. Tuan Park mengatakan kalau punya beberapa info  tentang dia.
“Aku penasaran siapa yang akan  kalah jika polisi turun tangan.” Ucap Soo Chang
“Jika Anda memberi tahuku apa infonya...” kata Dong Ki lalu telp di tutup begitu saja dan akhirnya mengumpat marah pada si penelp Brengsek yang kasar.



Tuan Park akhirnya memutuskan untuk membayar mereka karena  tidak suka berurusan dengan polisi. Soo Chang ingin tahu alasanya. Tuan Park mengatakan kalau itu bukan bukan urusannya kalau akan membayar 10.000 dolar.
“Itu tadi. Sekarang, dua kali lipat. Kau tidak suka berurusan dengan polisi. Perkataan itu sangat menyakitkan dan Harga diriku terluka.” Ucap Soo Chang. Tuan Park kaget dan kesal
“Tadi hanya dua kali lipat dan Sekarang, 40.000.” kata Soo Chang sengaja dengan cepat menaikan bayaran.
“Cepat.. Ini akan berlipat ganda dalam 30 detik.  Jamnya berjalan. Tik tok... Sekarang 80.000 dolar.” Kata Soo Chang yang bisa mengetahui titik kelemahan Tuan Park. 

Akhirnya Tuan Park membayar semua uang pada Soo Chang, tiga anak buah tak percaya melihat uang yang banyak. Soo Chang pikir Tuan Park bisa menghubunginya kalau membutuhkan bantuan karena akan melakukan semuanya dan menurutnya Uang membuat hatinya lembut.
“Apa ini... peresmian tanggal pertama kita?” ucap Soo Chang. Tiga anak lainya bahagia karena bisa membagi 20.000 dolar per orang. Tuan Park berjalan pergi bertanya-tanya Siapa orang-orang itu. 

Dokter Ji memberikan obat pada tiga pria yang terus mengaduh kesakitan. Soo Chang duduk di depan meja kerjanya. Dokter Ji mengeluh merkea seperti orang bodoh yang menyakiti diri sendiri  untuk menipu orang lain. Mereka mengeluh kalau terasa sakit. Dokter Ji pun berjanji akanbersikap lembut.
“Inilah alasan aku mencintaimu, Hyung.” Ucap Soo Chang. Dokter Ji tak percaya kalau Dong Tak memanggilnya "Hyung"
“Apa sekarang kita bersaudara?” ejek Dokter Ji. Soo Chang membenarkan kalau menurutnya Sekali Hyung, tetap Hyung.
“Kata-kata itu terdengar tidak asing. Apa Kau baik-baik saja sekarang? Apa Kau tidak pernah mendengar hantu? Bukankah Gong Soo Chang menjadi hantu?” kata Dokter Ji
“Siapa yang kau panggil hantu?”kata Soo Chang marah dianggap sebagai hantu.
“Apa yang kita lakukan dengan uang itu? Bisakah kami mengunakannya untuk beli obat? Kami bekerja keras untuk itu.” Kata Tiga orang lainya.
“Aku ingin menggunakannya.” Ucap Soo Chang yakin. 

Mereka pergi ke geraja dengan seorang biara yang menunggu didepan seperti menerima sumbangan. Soo Chang menyuruh mereka memberikan amplop yang berisi uang. Ketiganya kaget karena akan memberikan semuanya.
“Kita bisa melakukannya dengan berkah.” Ucap Soo Chang sambil berdoa.
“Tapi...Kami tidak mendapat apapun. 80.000 dolar...” ucap tiga orang temanya sedih dan binggung.

Kepala No menerima laporan Dong Tak yang  menyumbangkan uang dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang dilakukan Juniornya, lalu meminta agar tetap mengawasinya.  Tuan Tak mendengarnya langsung bersikap tegang.
“Kalian tahu apa hal terhebat jika berada diposisiku? Aku bisa makan makanan lezat kapanpun. Yang lebih hebat adalah, aku tidak hanya memakannya sendiri, tapi bisa memberi makan keluargaku.” Ucap TUan Tak memberikan sashimi pada Kepala Ma.
“Preman kampungan makan dengan baik dan anak buahnya berpakaian bagus. Tapi detektif cenderung menghitung biaya sebelum menghabiskan uang untuk  anak buah mereka sendiri. Itu sangat membuatku kesal.” Kata Tuan Tak. Tuan No bisa mengerti mendengarnya.
“Komisaris No... Boleh aku lanjut makannya?” kata Tuan Tak. Tuan No mempersilahkan.
“Kau bilang namanya Cha Dong Tak? Siapkan pertemuan dengannya. Kurasa kita harus memberinya sesuatu yang baik, bukan begitu? Mereka adalah keluargamu.” Kata Tuan Tak
“Aku akan mengaturnya.” Kata Tuan No lalu seorang wanita masuk membawakan tiga cangkir teh untuk mereka. 


Soo Chang kembali ke kantor, Kepala Yoo langsung merangkul tangan Dong Tak sambil bertanya mau kemana dengan nada mengoda.  Soo Chang mengeluh kalau itu sangat mengagetkanya karena tiba-tiba menggandengnya.
“Aku hampir keringat basah karena mengira akan ditangkap.” Ucap Soo Chang
“Dua orang detektif bisa saja  saling bergandengan. Mengapa kau keringat basah? Pada saat seperti ini, bisa dikatakan kau cocok dengan semua ciri-ciri penjahat.” Goda Tuan Yoo. Akhirnya Soo Chang pun membiarkan Tuan Yoo untuk merangkul tanganya
“Dong Tak... Kau mimpi apa tadi malam?” tanya Tuan Yoo sambil berjalan melalui lorong.
“Tidak ada. Aku jarang bermimpi karena dalam bentuk roh sekarang.” Akui Soo Chang. Tuan Yoo bingung karena mengaku bentuk roh. Soo Chang tak ingin membahasnya lagi.
“Direktur Tak Jung Hwan dari  Kantor Jaksa Wilayah Selatan. Dia meninggalkan pesan untukmu. Orang hebat ingin makan denganmu.” Ucap Kepala Yoo
“Kenapa dia mau makan denganku?” tanya Soo Chang binggung. Kepala Yoo heran Dong Tak malah menanyakan hal itu.
“Dia pria yang paling kau hormati  setelah aku dan Hang Joon.” Kata Kepala Yoo. Soo Chang heran kenapa harus dirinya.
“Jangan konyol... Sekarang Mandilah, berpakaian rapi, dan tunggu teleponnya. Begitu dia menelponmu, maka kau bisa pergi. Dia juga pernah bekerja  di Unit Kejahatan Berat. Jika kau berada dipihaknya, maka ini pertanda bagus.” Ucap kepala Yoo
Soo Chang bingung bertanya Apa yang bagus dengan mengejak kalau maksudnya itu Film horor. Kepala Yoo menegaskan kalau Ini pertemuan yang sangat penting jadi meminta izin agar mengajaknya. Soo Chang langsung setuju. Kepala Yoo kaget Dong Tak bisa langsung setuju.
“Tapi dia yang harus bayar... Cha Dong Tak... Maksudku aku. Aku tidak punya uang sepeserpun.” Ucap Soo Chang. Kepala Yoo mengerti dan berjalan pergi. 


Soo Chang duduk diruangan. Polwan datang memberikan berkas yan diminta Dong Tak. Soo Chang langsung melihatnya dengan mengucapkan Terima kasih banyak. Polwan mengatakan kalau itu daftar semua detektif yang  bekerja di Incheon 16 tahun lalu.
“Kau bilang tidak tahu namanya,  jadi aku juga mencetak semua foto mereka. Tapi... Aku merasa aneh dengan salah  satu dari mereka yang bunuh diri 16 tahun lalu. Kuharap bukan dia pria  yang kau cari. Aku penasaran apa yang terjadi.” Ucap Polwan lalu pamit pergi. Soo Chang melihat wajah pria yang sudah meninggal. 

Sung Hyuk datang bertanya Apa ada sesuatu yang mengganggu Dong Tak. Soo Chang mengaku tak ada dan buru-buru memasukan berkas ke dalam amplop.  Sung Hyuk mengatakan sudah melakukan perinta Dong Tak dan memberitahu kapten tentang Tn. Park secara rahasia.
“Dia mungkin akan menyuruh  kita segera membawanya. Jadi apa yang akan kau lakukan?” ucap Sung Hyuk
“Anak buahnya menghilang, Dia lemah terhadap uang,  dan polisi hampir mendekatinya. “ Kata Soo Chang. Sung Hyuk ingin tahu Apa yang akan di lakukan Tuan Park
“Aku bertaruh kalau sekarang, dia kebingungan memikirkan jalan keluar. Lalu dia akan mengambil keputusan ini. Untuk mencetak gol terakhir,  dia akan meninggalkan negaranya. Ini waktunya memainkan kartu terakhir. Kita butuh pemain lain.” Kata Soo Chang. 

Yong Pa mengetahui maksud Dong Tak untuk memancing Tn. Park itu. Soo Chang membenarkan, menurutnya Jika polisi wanita, pasti mudah ketahuan,  jadi Tuan Park akan segera sadar dan menghilang. Yong Pal pikir banyak wanita cantik dan muda yang bekerja dengannya.
“Haruskah aku menyiapkan satu  yang paling cantik dan muda?” ucap Yong Pal. Saat itu Jin An menerobos masuk ke tempat Yong Pal dan Dong Tak.
“Aku akan memancingnya.” Ucap Jin An menawarkan diri. 

Soo Chang dan Jin An duduk di ruangan lain, Soo Chang mengatakan  tidak bisa membiarkan Jin An melakukan ini. Jin An ingin tahu alasan mengapa tak bisa menurutnya ia bisa bersikap licik. Soo Chang memberitahu kalau Tuan Park itu lebih buruk.
“Ini tugas berbahaya, Itu sebabnya aku melarang.” Kata Soo Chang
“Katakan sejujurnya. Apa karena aku sudah tua?” ucap Jin An. Soo Chang hanya terdiam.
“Yahh... ternyata Benar. Alasannya karena aku sudah tua. Ini karena aku menutupi  wajahku dengan riasan. Jika aku pergi tanpa riasan  setelah mandi, semua orang akan berhenti dan menatapku.” Ucap Jin An bangga
“Apa karena kau jelek?” ejek Soo Chang. Jin An mengaku kalau itu karena dirinya yang sangat cantik.
“Kau sangat manis. Walaupun begitu, kau tetap tidak bisa.” Kata Soo Chang
“Aku merasa harus bertanggung jawab. Aku ingin menjadi orang dewasa untuknya, tapi ternyata tidak bisa. Jika aku lebih memperhatikan  dia hari itu, maka dia mungkin tidak akan mendapat  masalah. Bagaimanapun, aku sungguh ingin melakukan bagian itu.” Kata Jin An.
“Ini bisa mengacaukan rencanaku.” Ucap Soo Chang. Jin An bertanya rencana apa maksudnya apakah ada hal lain selain menangkap penjahat.
“Jika tidak ada, maka aku akan bergabung Atau aku akan keluar sekarang  dan menulis berita tentang semua ini.” Kata Jin An bersemangat. Soo Chang tak peduli mengajak Jin An pergi saja. 


Yong Pal melihat Dong Tak duduk di meja menyuruhnya agar duduk dikursi sekarang. Saat itu Jin An masuk dengan baju seragam sambil mengatakan kalau Jangan tarik tali tas ranselnya terlalu kencang. Ia memperlihtakan Detail yang paling penting kalau bagian rok atasnya yang Dilipat dua kali.
“Satu kali berarti tidak punya gaya,  dan tiga kali, kau akan ketahuan oleh guru.” Ucap Jin An bangga
“Ini luar biasa... Siapa yang mengajarimu semua ini?” tanya Soo Chang. Jin An mengaku kalau itu Dari orang-orang.
“Nn. Reporter belajar tentang mode dari buku dan tidak memiliki gaya. Detektif Cha, kenapa tidak temui  beberapa wanitaku...” ucap Yong Pal. Soo Chang pikir tak perlu. 

Keduanya duduk ditaman. Soo Chang menunjuk pada seorang anaka sekolah baru keluar. Jin An mengatakan kalau bisa melihatnya.  Soo Chang memerintahkan Jin An agar menapatkan nomornya dalam tiga menit. Jin Ah melotot kaget.
“Janji adalah janji. Jika ini gagal, kau akan keluar.” Ucap Soo Chang menantang.
Jin Ah akhirnya mendekati si anak pelajar yang ada dipakiran sepeda dengan bertanya Apa ini sekolahnya dan berusaha untuk meminta nomor telp. Tiba-tiba Soo Chang datang memanggil nama Ji Soon. Si anak bertanya siap Pria itu. Soo Chang mengaku sebagai Oppa Jin An dan menariknya pergi.
“Ada apa? Kami hampir berteman.” Ucap Jin Ah binggung
“Kecualikan untuk siswa pria.” Kata Soo Chang seperti cemburu. Jin An makin binggung
“Anak seusianya secara alami  tertarik pada wanita yang lebih tua.” Kata Soo Chang. Jin An pikir tak ada yang salah. 


“Rintangan terakhir. Wanitalah yang sangat mengenal wanita.” Ucap Soo Chang menyuruh Jin An agar bisa mendekati Genk wanita.
Jin An kebingungan hanya duduk dengan wajah ragu saat itu seorang pelajar pria menghampiri dan duduk disampinya bertanya apakah punya pacar. Jin An binggung mengaku tak punya lalu bertanya apakah ia terlihat seperti anak SMA
“Iya. Apa Kau ada waktu hari ini?” tanya si pria. Jin Ah seperti mulai senang mendengarnya tapi tiba-tiba seorang berteriak
“Hei. Apa Kau menggodanya?” ucap seorang pelajar wanita. Jin An mengaku tak seperti itu.
“Haruskah aku memukulmu atau membunuhmu?” kata si wanita. Jin An balik bertanya Apa hanya ada dua pilihan?
“Kau kelas berapa?” tanya si wanita. Jin An pun kembali membalas menurutnya ia kelas berapa.
“Apa Kau sudah gila? Sudah pasti kau kelas 1. Aku kelas 3!” ucap si wanita. Jin An makin bahagia dianggap kelas 1 dengan menekan pada Soo Chang.
“Beraninya kau bicara dengan seniormu  seperti itu? Kau harus bersikap lebih sopan!” kata si wanita langsung menarik rambut Jin An. Jin An mengaduh kesakitan tapi bahagia karena penyamarannya berhasil. 

Perawat Gil merawat Soo Chang masih terbaring dengan membersihkan bagian tangan dan mengajak bicara dengan menceritakan Temanna sungguh bukan penyihir dan tidak jahat tapi memiliki tingkat kesabaran yang sedikit.
“Aku akan mengenalkanmu  padanya suatu hari nanti. Mungkin aku bisa bertemu teman detektifmu... Ah.. Tidak.. Aku harus tetap objektif.” Ucap perawat Gil.
Jin An masih ditarik rambutnya, Soo Chang hanya diam saja senyuman juga terlihat bahagia kalau Jin An sudah siap. 

Keduanya berjalan menyebarang jalan dengan saling mengoda kalau Jin An masih berusia 18 tahun. Jaksa Tak melihat keduanya berjalan bersama heran karena selalu bersama Dong Tak. Soo Chang terus memuji Jin An yang terlihat muda dan cantik. Ponsel Jin An berdering dan langsung mengangkat telp dari Jaksa tak
“Apa Kita bisa bertemu, nak? Kau dimana?” ucap Jaksa Tak bisa melihat dari mobilnya.
“Sekarang? Aku sibuk sekarang.  Aku sedang meliput berita.” Ucap Jin An.
“Hei, berita apa? Aku akan membantu.” Kata Jaksa Tak
“Kau mulai menganggu lagi. Fokus saja pada kasus pengadilanmu. Sampai nanti.”kata Jin An lalu menutup telpnya. 

Jin An sudah menunggu restoran dengan gelisah tapi Tuan Park belum juga datang. Akhirnya mengirimkan pesan “Kenapa kau belum datang?” lalu Tuan Park membalas “Maaf. Kau bisa menunggu sebentar lagi?”
Sementara Yong Pal, Soo Chang dan Sung Hyuk menunggu didalam mobil. Yong Pal pikir mereka bisa hidupkan radio. Sung Hyuk mengeluh Yong Pak itu seharusnya berkonsentrasi karena Kafenya masih buka jadi Tuan par bisa saja datang kapanpun.
“Jika dia tidak disini, itu artinya dia tidak datang Atau mungkin dia datang, melihatnya, berbalik, lalu pergi.” Pikir Yong Pal.
“Hentikan... Kau sangat cerewet.” Keluh Sung Hyuk. Yong pal lalu bertanya serius berapa jam selama sebulan mereka kerja
“Kami dijadwalkan bekerja sekitar 170 jam sebulan.” Kata Sung Hyuk.
“Astaga, Apa kau punya waktu untuk makan? Jika kalian terus melakukan  pengintaian seperti ini, kalian harus dibayar untuk upah lembur.” Ucap Yong Pal
“Kami selalu melakukan pengintaian setiap malam. Kami tidak dibayar untuk lembur.”kata Sung Hyuk
“Kenapa kau hidup seperti itu? Tuntut saja Komisaris Polisi.”kata Soo Chang. Yong Pal dan Sung Hyuk binggung mendengar tanggapan Dong Tak.
“Itu mengerikan. Aku pernah dengar, kebanyakan dari mereka yang mati di tempat ketika bertugas adalah petugas  pemadam kebakaran dan polisi. Ini Daebak.” Kata Yong Pal
“Apa Kau gila? Keluarlah secepatnya.” Kata Soo Chang. Sung Hyuk benar-benar binggung. 


Saat itu Jin An turun menemui Dong Tak sambil mengetuk jendela mengatakan merasa butuh energi. Keduanya pergi ke restoran Gukbap.S Soo Chang melihat cara makan Jin An berkomentar kalau sangat cantik, jadi kenapa saat makan.. Jin An terdiam dengan tulang di tanganya.  Soo Chang melanjutkan kalau Jin An lebih cantik saat makan.
“Aku tahu. Mereka bilang waktu kecil, aku sangat cantik ketika makan.” Kata Jin An.
“Siapa yang bilang?” tanya Soo Chang. Jin An menjawab itu Ayahnya. Lalu mengubah jawabnya “Seseorang seperti ayah.
“Kenapa kau tidak berhenti?  Ini terlalu berbahaya.” Kata Soo Chang membujuknya.
“Aku sudah sampai sejauh ini dan akan melewatinya.”kata Jin An yain
“Ini sungguh... Jika ada bahaya walau sedikit,  jangan sok berani.” Ucap Soo Chang
“Apa cuma polisi yang berani? Sudah kubilang, wanita Korea juga berani.” Kata Jin An mengambil kimchi.
Soo Chang langsung mengejek tangan Jin An bergetar sampai tak bisa mengambil kimchi. Jin An mengelak menurutnya tangan semua reporter  sering gemetaran karena  bekerja sangat keras. Soo Chang mengaku tak tahu kalau Jin An meliput berita dengan  tangannya. 


Bong Sook berjalan mengingat ucapan Dong Tak padanya “Bukan alkohol, bukan kopi... Belilah makanan... Kau sangat kurus.” Ia heran dengan sikap Dong Tak yang sangat baik padanya padahal harus membalas dendam Oppa. Saat itu Sung Hyuk melihat Bong Sook langsung turun dari mobil.
“Aku tidak akan membiarkanmu kabur kali ini. Bahuku masih sakit saat kita bertabrakan.” Ucap Sung Hyuk.
“Apa mobil cantik ini milikmu?” tanya Bong Sook yang terpana. Sung Hyuk membenarkan.
“Apa Kau mau membeliku kopi atau  membayar biaya pengobatanku?” tanya Sung Hyuk
“Ayo makan. Seseorang menyuruhku makan bukan minum kopi.”kata Bong Sook bersemangat. Sung Hyuk pun langsung setuju.
“Namaku Ko Bong Sook. Kalau Oppa?” tanya Bong Sook. Sung Hyuk pun memperkenalkan namnya Dokgo Sung Hyuk.
“Bisakah aku memanggilmu kapanpun?” kata Bong Sook. Sung Hyuk mengaku bisa. Bong Sook mengajak untuk segera pergi. 

Jin An duduk di meja kerjanya, pesan dari Tuan Park masuk “Maaf soal kemarin.  Ayo bertemu hari ini.” Ia melihat Na Mi bertanya apakah punya cat kuku, Na Mi memberikan dan bertanya Apa yang dilakukan Jin An dengan mengunakan cat kuku merah miliknya.
“Bersiap-siap sebelum berangkat untuk membalas dendam.”ucap Jin An lalu bertanya pada Na  Mi apakah bisa melihat gayanya. 

Jin An datang menemui Tuan Park di restoran, Tuan Park bertanya umur Jin An sekarang. Jin An mengaku berumur 19 tahun dan mulai kuliah tahun depan. Tuan Park mengaku kalau suka cat kuku Jin An.  Jin A mengatakan memakai warna yang sama  dengan temanknya.
“Sekarang Coba berdiri, Lalu Putar.” Kata Tuan Park. Jin An terlihat kesal tapi demi perkerjaanya mengikutinya sampai Tuan Park menyuruh duduk kembali.
“Kau wanita yang patuh dan cantik. Apa Kau mau melakukan apapun yang  disuruh saat sedang bekerja?” kata Tuan Park
“Iya.. . Aku butuh uang bahkan Lebih banyak lebih baik.” Kata Jin An penuh semangat.
“Aku juga. Aku ingin mendapatkan  sebanyak-banyaknya.” Kata Tuan Park
Soo Chang melihat dari depan restoran. Jin An akhirnya diajak masuk ke dalam mobil, saat itu melihat sudah ada tiga orang pelajar juga. Tuan Park seperti tak curiga duduk dibangku kemudi dan Jin An duduk disampingnya. 
“Hei, aku yang akan bertanggung jawab  menyuruh kalian bergerak kali ini. Aku tidak tahu siapa yang dia kenal  bahkan menekan Jaksa penuntut, Tapi mari kita pikirkan setelah  menangkapnya. Jadi Bergerak sekarang” kata Kepala Yoo setelah menerima telp. Semua menganguk mengerti. 

Soo Chang duduk didalam mobilnya hanya terdiam seperti menyimpan sesuatu.
Flash Back
Di malam hari, Soo Chang sengaja menemui Tuan Park sebelum bertemu dengan Jin An dan  menunjuk Tempat diseberang punya kopi yang lebih enak. Keduanya bertemu dengan sambil minum kopi diseberang restoran tempat Jin An menunggu.
“Jadi Apa kau ingin bekerja denganku, bukan orang sebelumnya?” ucap Tuan Park
“Lebih baik menemukan  seseorang yang baru.” Kata Soo Chang
“Jika juru kemudiku seorang detektif,  maka kapal itu tidak akan pernah tenggelam.” Kata Tuan Park
“Astaga, kau sangat pintar. Lalu aku akan mencari pekerjaan  untuk anak-anak itu dan mengambil komisi dari mereka  terlebih dulu, bukankah begitu? Apa kita hanya butuh perjanjian  untuk pencari pekerjaan? Pencari pekerjaan hanya kedok, 'kan? Apa yang sebenarnya?” ucap Soo Chang
“Anak-anak itu. Perdagangan manusia.” Ungkap Tuan Park blak-blakan. 



Jin An mulai panik berada didalam mobil lalu diam-diam mengirimkan pesan pada Dong Tak. Tuan Park mengatakan mereka akan dibayar lebih banyak jika keluar kota jadi akan membawa ke tempat yang bagus yaitu tempat yang bisa menghasilkan  banyak uang.

Flash Back
Soo Chang mengatakan punya syarat, meminta agar Tuan Park meninggalkan Jin An yang duduk di restoran seberang jalan. Ia memberitahu Tuan Park kalau Jin An adalah seorang reporter.
Soo Chang menerima pesan dari Jin An“Aku sedang bersama Tn. Park. Ada tiga wanita lagi selain aku.” 

Flash Back
Tuan Park ingin tahu alasan Dong Tak yang memberitahunya. Soo Cnag mengaku ingin membantunya kalau  Unit Kejahatan Berat dan reporter itu bekerja sama dan Tuan park sepertinya akan tertangkap. Tuan Park seperti tak yakin kalau Dong Tak mengkhianati pihak polisi dan datang untuk bekerja dengannya.
“Itu berarti satu-satunya alasanmu pasti...” ucap Tuan Park seperti sudah bisa menebaknya. Soo Chang mengaku kalau itu uang
“Kau sama sepertiku, tapi kau seorang detektif... Astaga, luar biasa.” Kata Tuan Park tak percaya mengetahuinya.

Tuan Park menelp Soo Chang kalau  sudah menyingkirkan penganggunya dan hanya akan membawa anak-anak lain. Lalu menyakinkan Dong Tak akan menyingkirkan polisi darinya. Soo Chang  meminta agar Tuan park mempercayakanya dan teringat kembali percakapanya dengan Jin An.
 Flash Back
Soo Chang mengatakan akan menanyakan sesuatu jadi Jin An  harus menjawabnya. Jin An pikir Dong Tak akan bertanya apa amenyukai detektif atau penipu. Soo Chang  mengaku bukan itu sambil mengeluh kalau bukan seperti itu.
“Ssong, bagaimana kau bisa bercanda  di situasi yang serius seperti ini?” keluh Soo Chang. Jin An ingin tahu apa yang ingin ditanyakan.
“Apa Kau masih mempercayaiku?” Sampai sekarang,dengan hidupmu?”tanya Soo Chang. Jin An menganguk.
Soo Chang mengeluh dengan Jin An kalau seharusnya tidak  mempercayaiknya sebanyak itu, karena nanti mungkin akan  sangat kecewa padanya jadi meminta agar jangan pernah lakukan itu. Ia tak percaya kalau Jin An sangat mudah percaya orang lain.
“Mengapa kau bicara begitu?  Kau harus percaya orang lain.” Kata Jin Ah heran.
“Orang-orang tidak bisa dipercaya. Satu-satunya yang bisa kau percaya  adalah situasi yang kau hadapi.” Kata  Soo Chang dengan gaya mengodany.
“Apa ada sesuatu yang belum kau ceritakan padaku?” tanya Jin An. Soo Chang mengaku tak ada.
“Baiklah kalau begitu. Yang harus aku lakukan adalah  menunggu telpon Tn. Park, bukan? Aku harus bertemu dimana?” kata Jin Ah penasaran.

 “Kau akan kecewa padaku, Ssong tersayang.” Gumam Soo Chang. Jin An masih tetap bersemangat ingin menggeraikan rambut atau mengikatnya.
“Ssong... Ada sesuatu yang belum kukatakan.. Sejujurnya, aku menipu semua orang. Termasuk Tn. Park, detektif, bahkan kau.” Akui Soo Chang mengemudikan mobilnya.
Tuan Park tersenyum bahagia melihat tiga orang pelajar yang dibawany dan Jin An sudah tak ada disampingnya. Soo Chang membaca pesand ari Jin An “Brengsek itu meninggalkanku dan melanjutkan  perjalanannya. Kau dimana?”

Soo Chang pikir Jin An sudah aman jadi akan lanjutkan rencana. Saat itu disebuah jalan kecil terjadi kemacetan, sebuah perkelahian terjadi karean saling menabrak, tapi orangnya adalah para anggota polisi. Tuan Park melonggo dan melihat Sung Hyuk mencoba mendekati tiap mobil seperti ingin meminta maaf.

Soo Chang pergi ke loker bawah tanah dengan mengambil amplop coklat. Ia tahu kalau sudah memasukan separuh uang di loker kereta bawah tanah dan memberikan setengahnya untuk...
Flash Back
Soo Chang berpura-pura menelp saat memberikan uang pada gereja. Si biarawati melihat Soo Chang langsung  memberikan amplop uang pada Bong Sook, dengan mengatakan kalau Soo Chang menyuruh detektif  untuk memberikan uang ini dan menyuruh berhenti melakukan bisnis itu. Bong Sook binggung melihat banyak uang dalam amplop. 


Soo Chang membaca koper berisi uang mengingat perkatakan si polwan   ada daftar detektif yang bekerja  di Incheon 16 tahun lalu Tapi anehnya, salah satu dari mereka bunuh diri. Ia mengingat kalau wajah pria itu adalah yang sama saat menyakinkan kalau bukan ayahnya sebagai pelakunya 
“Apa Saksi palsu yang menyalahkan ayahku dan detektif yang mempunyai bukti itu meninggal? Ini terlalu luar biasa untuk dianggap  sebuah kebetulan.” Gumam Soo Chang lalu berpikir kalau tak peduli lagi.
“Setidaknya Dong Tak masih ada. Aku harus segera kembali ke tubuhku. Tapi Aku tidak bisa kembali dengan tangan kosong.” Ucap Soo Chang menatap bayangan di kaca
“Apa yang kau lihat? Aku benci kau berpura-pura  menjadi Dong Tak. Inilah gayaku. Apa Kau sudah lupa? Kau seorang penipu.” Kata Soo Chang seperti berbicara pada dirinya. 


Tuan Park menelp mengetahui Dong Tak baru saja menipunya, lalu meminta maaf kalau ia juga menipunya. Soo Chang bisa menebak kalau yang dimaksud adalah Jin An.
Flash Back
Tuan Park meninggalkan Jin An dalam sebuah ruangan dengan tangan terikat dan juga mengirimkan pesan dao Dong Tak untuk memastikan keadaanya baik – baik saja. “Brengsek itu meninggalkanku dan  melanjutkan perjalanannya. Kau dimana?”
Jin An tersadar dari pingsan, mencoba melepaskan tanganya. Soo Chang berlari mencari Jin An sambil mengingat kembali ucapanya  “Ssong, seberapa banyak kau percaya padaku? Sampai sekarang,  dengan seluruh hidupku.”
Bersambung ke episode 11

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar