PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 18 Januari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Gon melihat Hae Ra masuk ke dapur bertanya ada apa datang kerumahnya, Hae Ra mengaku  datang untuk berbicara dengan Ketua Park dan akan pergi sekarang. Gon menahan Hae Ra dengan memegang lengannya.
“Apa yang ayahku katakan?” tanya Gon. Hae Ra mengaku Bukan apa-apa.
“Tidak apa-apa. Kau bisa memberi tahuku.” Ucap Gon memaksa.
Saat itu Young Mi baru saja datang melihat Gon yang memegang tangan Hae Ra, lalu bertanya Apa yang sedang terjadi. Gon pun langsung melepaskanya. Hae Ra mengaku Bukan apa-apa kalau baru saja bertemu dengan Ketua Park. Young Mi ingin tahu alasanya
“Apa kau berbicara dengan orang tuamu?” Tanya Hae Ra. Young Mi mengangu kalau keduanya orang tuanya sedang sibuk jadi akan memanggil mereka lagi nanti Hae Ra meminta agar memberitahukanya.
“Apa yang dia bicarakan?” tanya Gon ingin tahu setelah Hae Ra pergi.
“Dia bilang ingin mengucapkan selamat tahun baru.” Ucap Young Mi berbohong. Gon heran kenapa tiba-tiba Hae Ra ingin mengatakan hal itu. Young Mi tidak tahu dan bergegas mengajak Gon naik ke lantai atas.


Hae Ra pergi ke toko roti melihat banyak pembeli yang datang, lalu dan bertemu dengan chefnya. Chef itu tahu kalau Hae Ra yang menyukai roti kacang merah. Hae Ra membenarkan kalau ia dari agen perjalanan yang datang sebelumnya.

Tuan Han memberitahu Soo Ho kalau Pesan teks yang dikirim dari web tidak bisa dilacak oleh provider dan Hanya Polisi Cyber yang bisa melacaknya dan mereka melakukannya hanya untuk penipuan atau pemerasan.
“Mungkin itu lelucon jadi Kita tinggalkan saja untuk saat ini.” Pikir Soo Ho santai
“Mungkin bukan lelucon dan Kau juga harus mempersiapkan diri untuk itu.” Ucap Tuan Han. Soo Ho seperti tak ingin mempercayainya mengajak Tuan Han pergi saja. 

Tuan Han berbicara dengan seseorang dengan speaker di mobil “Aku mendapat banyak panggilan dari mantan peneliti laboratorium. Mereka bilang akan datang dan membantu kapan saja. Aku sangat bersyukur, Banyak orang ada di pihak kita. Jadi Semangat!”
Soo Ho yang mendengarnya seperti tak bersemangat, seperti masih gundah lalu menerima pesan dari Hae Ra yaitu gambar roti yang dijejekan menjadi sebuah nama dan roti kacang merah yang berarti “Aku mencintaimu”
Hae Ra sengaja menyusun roti yang ada di toko, lalu mengambil gambar dan mengirimkanya pada Soo Ho. Soo Ho yang melihat foto Hae Ra pun bisa tersenyum sumringah karena menulis namanya mengunakan roti kacang merah.

Direktur masuk ruangan terlihat kesal karena Nari Trade akan. menempatkan 300 orang untuk tawaran dan seharusnya memberikan paket seperti biasanya tapi malah bersikap kasar seperti ini.  Ketua Tim pikir mereka bisa mendapatkannya.
“Tidak! Aku baru saja keluar dari pertemuan dan Idenya terlalu kuno.” Kata Direktur dan mencari keberadan Hae Ra

Direktur menatap Hae Ra yang duduk didepanya, merasa kalau Sudah 10 menit berlalu. Hae Ra yang terdiam masih berpikir. Direktur pikir Hae Ra selalu punya ide-ide aneh tapi Kenapa hanya diam hari ini. Hae Ra mengaku kalau berpikir sangat keras saat ini. Direktur mengeluh kesal
 “Biarkan aku beristirahat.” Ucap Hae Ra merasa otaknya yang buntu
“Apa? Tidak, kau tidak bisa. Kau tidak melakukan apapun dan harus Munculkan ide Lalu istirahatlah. Jika kau tidak bisa mengurus ini, maka kau dipecat.” Ancam Direktur.
Ketua Tim mengeluh dengan sikap direkturnya, lalu menyuruh Hae Ra untuk pergi istirahat saja. Saat itu Chan Ki datang mengaku dari Blacksmith's dan Pak Moon mengirimikan kue kering yang baru saja keluar dari oven.
“Ini adalah kue kering seafood, jadi Cobalah. Ini enak.” Ucap Chan Ki. Semua orang mencoba mengambilnya.
Saat itu Chan Ki memberikan untuk Ji Hee, semua menatap kebingungan. Ju Hee pun dengan malu-malu menerimanya mengucapkan Terima kasih pada Chan Ki. Direktur pikir Chan Ki pasti sibuk, Chan Ki memberitahu tahu kalau Tuan Moon akan mampir karena berada didekat sini. Direktur Moon mengeluh kalau Soo Ho yang sering berkunjung.
Soo Ho masuk ruangan, Direktur langsung menyapa Soo Ho dengan ramah mengucapkan Terimakasih telah datang. Soo Ho pun menyapa Hae Ra dengan bahasa formal dan bertanya apakah mereka sedang rapat. Hae Ra membenarkan.
“Klien kami membuat kami mengajukan penawaran. Jadi kami coba mengajukan ide.” Jelas Ketua Tim
“ Hae Ra akan bertanggung jawab atas tawaran tersebut.” Kata Direktur. Ketua Tim mengeluh karena Direktur membuat Hae Ra yang harus bertanggung jawab
“Dia bilang akan melakukannya.” Kata direktur. Ketua Tim bertanya kapan. Direktur menjawab Sebelumnya. Ketua Tim pikir Hae Ra tak melakukanya
“Aku akan membuatnya melakukannya.” Ucap Direktur. Ketua Tim makin mengeluh kesal.
“Nona Jung... Kurasa kau menyukai roti sayuran seafood.” Ucap Soo Ho sedari tadi hanya mendengar, Hae Ra terlihat kaget
“Aku suka itu... Makanan laut.” Ucap Soo Ho seperti memberi kode dan mengajak Chan Ki pergi karena ada yang perlu dibicarakan.  Semua berpikir tentang makanan laut, dan Hae Ra bisa tersenyum karena menemukan sebuah ide. 



Hae Ra akhirnya memberikan presentasi, kaalu Ketika mantan ketua sedang berlindung Di Busan, maka ia harus makan sujebi setiap saat. Jadi ibunya bekerja di pelabuhan untuk mendapatkan gurita dan ikan untuk memasak makanan laut sujebi.
“Seluruh keluarga menangis makan seafood sujebi. Ini adalah cerita yang terkenal.” Ucap Hae Ra lebih dulu bercerita. Direktur meminta Hae Ra meneruskanya.
“Kami akan menyewa seafood sujebi chef dari Seongbuk-dong, dan menyajikan menu spesial.” Ucap Hae Ra. Direktur pikir Ide yang bagus.
“Kami akan mengaturnya dengan hotel lokal Dan membawa bahan dari Korea. Kami akan menawarkan mereka pesta sujebi untuk makan malam. "Mari kita pergi bersama" akan menjadi moto.” Kata Hae Ra semua berpikir kalau itu hebat dan akan berhasil
“Itu bagus... Dia mempresentasikan apa yang kupikirkan dengan sangat baik... Beri dia tepuk tangan meriah.” Ucap Direktur akhirnya memberikan tepuk tangan yang meriah dari semua pegawai. Soo Ho pun melihat dari depan kaca dengan senyuman. 

Hae Ra berlari ke tangga darurat melihat Soo Ho yang sudah menunggu lalu langsung memelunya. Soo Ho sempat kaget karena Hae Ra tiba-tiba datang langsung memeluknya. Hae Ra mengucapkan Terima kasih. Soo Ho mengucapkan Selamat karena Hae Ra mendapat tepuk tangan.
“Soo Ho... Aku mencintaimu.” Ungkap Hae Ra tanpa malu. Soo Ho seperti memberikan kecupan dari jauh karena gemas
“Kita akan melakukan sisanya di rumah” goda Soo Ho. Hae Ra menganguk dan Soo Ho berjanji akan menemuinya di rumah.

Soo Ho masuk ke dalam ruangan melihat Sharon duduk menunggu. Sharon mengaku sengaja datang karena tak bisa menahan diri di rumah. Soo Ho meminta maaf karena Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan di luar ruangan. Sharon mengucapkan terimakasih pada Soo Ho yang sudah memberikan obat jadi merasa lebih baik sekarang.
“Aku setuju denganmu. Ada alasan mengapa orang-orang tergila-gila dengan gerakan retro. Aku ingin Geumseong-dong tetap sebagai lingkungan lama.” Ucap Sharon dengan mulut busuknya
“Apa kau merasa tak nyaman di rumahku?” tanya Soo Ho. Sharon mengaku senang. Soo Ho pun bisa mengucap syukur
“Apa kau menyukai japchae? Aku akan membuatnya untuk makan malam nanti.” Ucap Sharon. Soo Ho menganguk dan Sharon mengaku merasa Senang mendengarnya jadi meminta agar Pulanglah lebih awal.
“Baik. Aku akan menemuimu di rumah.” Kata Soo Ho, saat itu Sharon seperti mengingat sesuatu sebelum keluar dari ruangan.
“Aku tidak yakin apakah ini akan membantu, tapi aku melihat seseorang Pada malam hari lab itu terbakar. Aku tidak merasa aneh karena dia tampak seperti gentleman Tapi dia bukan dari lab. Lalu Aku ingat baru-baru ini setelah melihat foto.” Ucap Sharon
Soo Ho ingin tahu foto apa yang dimaksud . Sharon pikir  tidak ingin salah paham dengannya, kalau melihat seseorang yang terlihat mirip. Yaitu melihatnya difoto keluarga Hae Ra, kala pria itu tinggi dan memakai kacamata.
Soo Ho teringat kemarin malam Soo Ho melihat foto keluarga Hae Ra saat dengan perayaan Chuseok. Lalu Soo Jo berkomentar kalau Sharon mungkin pernah melihat orang yang sama karena ayah Hae Ra dulu sering mengunjungi lab jadi mengira kalau mengunjungi lab pada hari kebakaran itu.
“Dia tampak marah saat memasuki lab.” Ucap Sharon menyakinkan.
“Tolong jangan katakan itu pada Hae Ra.” Pinta Soo Ho, Sharon menganguk mengerti dan akan bertemu di rumah. 

Sharon sibuk memasak japchae didapur, dengan memastikan kalau rasanya sudah pas di lidah. Hae Ra sibuk mencari-cari sesuatu di meja riasnya, karena sangat yakin menaruhnya dengan benar lalu berteriak memanggil Bibi Sook Hee. Bibi Lee datang dengan terburu-buru masuk ke kamar Hae Ra.
“Apa bibi melihat cincinku disini?” tanya Hae Ra. Bibi Lee mengeleng karena tidak pernah masuk kamar Hae Ra hari ini.
“Aku berada di toko penjahit.” Ucap Bibi Lee. Hae Ra binggung untuk apa bibinya kesana.
“Dia menyuruhku memilih kain untuk mantel baruku.” Ucap Bibi Lee. Hae Ra binggung kemana perginya cincin pemberian Soo Ho. Bibi Lee bertanya apakah cincinya itu hilang
“Aku yakin menaruhnya disini, dan itu hilang. Itu aneh.” Kata Hae Ra binggung
“Aku tadi bilang ke Sharon, kalau kau lupa memakai cincinmu.” Ucap Bibi Lee 

Hae Ra akhirnya masuk ke dapur melihat Sharon sedang menaruh japchae di piring, sebelumnya meminta maaf lebih dulu karena menanyakan hal ini. Sharon ingin tahu apa yang ingin ditanyakan Hae Ra. Hae Ra bertanya apakah Sharon melihat cincinnya. Sharon terlihat terkejut
“Aku memasukkannya ke dalam kotak perhiasan, dan itu hilang.” Ucap Hae Ra
“Oh, aku mengambilnya.” Kata Sharon santai. Hae Ra kaget dan ingin tahu alasanya
“Itu terlihat langka, tapi sedikit ternoda. Aku ingin membersihkannya untukmu.” Ucap Sharon
“Lain kali kau tidak perlu melakukannya dan Kembali padaku sekarang juga.” Ucap Hae Ra menahan amarah
“Mereka bisa membersihkan cincin murah di tempat, Tapi butuh beberapa hari untuk membersihkan cincin mahal. Aku akan mengembalikannya padamu, jangan khawatir. Apa kau suka japchae? Ini rasa enak.” Ucap Sharon mencoba untuk mengalihkan pembicaran.
“Kau Ambil sekarang juga... Aku ingin... Cincin itu kembali sekarang juga.” Tegas Hae Ra. Sharon pikir Saat ini pasti tokonya sudah tutup.
“Kenapa kau menyentuh barangku tanpa izin? Kau tahu aku mendapatkannya sebagai hadiah dan apa artinya itu. Jadi bagaimana bisa kau mengambil itu tanpa seizinku?” ucap Hae Ra marah
“Aku hanya membantumu. Kau membelikanku stroberi dan bersikap baik padaku.”ucap Sharon membela dir
“Kalau begitu kau harus membelikanku stroberi juga. Tapi Kenapa kau mengambil cincinku? Kau pasti tahu apa artinya bagiku.” Ucap Hae Ra marah. Sharon ingin tahu Apa artinya bagi Hae Ra.
“Itu adalah cincin yang kudapat dari kekasihku.” Kata Hae Ra. 


Saat itu Soo Ho dan Bibi Lee sudah melihat dari depan dapur. Akhirnya masuk dan Soo Ho bertanya Apa yang sedang terjadi. Bibi Lee lalu mengatakan kalau sharon yang salah karena Tidak sopan mengambil cincin orang lain.
“Aku tidak mencurinya, tapi Aku hanya bermaksud membersihkannya untuknya.” Ucap Sharon membela diri
“Tetap saja, sebaiknya minta izin terlebih dulu Dan cincin itu memiliki pesona. Aku benci kalau kau memolesnya secara tidak wajar.” Ucap Hae Ra dengan anda tinggi
“Baiklah.. Aku akan memberitahu mereka untuk tidak membersihkannya.” Kata Sharon
“Berikan nomor toko itu dan  Aku akan mengambilnya sekarang juga.” Ucap Hae Ra
“Ada apa denganmu? Apa kau sengaja melakukannya?” kata Sharon dengan nada sinis
“Hae Ra, itu sudah cukup dan Aku akan mengambilnya besok” ucap Soo Ho menengahi
“Kenapa kau masuk ke kamarku?  Bagaimana bisa kau mengambil cincinku tanpa izin. dan membersihkannya di toko?” kata Hae Ra masih marah
“Kau tahu, aku ingin kau terlihat bagus.” Ucap Sharon. Hae Ra tak peduli meminta Sharon agar memberian nomor telp toko
“Hentikan dan masuk ke kamarmu.” Tegas Hae Ra. Soo Ho meminta Hae Ra agar masuk ke kamar. Bibi Lee akhirnya mengajak Hae Ra agar masuk kamar.
“Dan Kau juga harus tenang juga, Seo Rin.” Ucap Soo Ho pada Sharon. 


Bibi Lee pun masuk kamar menemani Hae Ra mengaku kalau Sharon  benar-benar salah dalam hal ini, tapi kemarah Hae Ra yang berlebihan. Hae Ra merasa kalau benar-benar tidak mengerti Sharon. Bibi Lee pikir akan mengambil minum dan membuat Hae Ra tenang.
“Hei... Kau mengambil semua pakaianku tanpa keluhan, Tapi kenapa kau begitu marah dengan cincin itu? Apa kau sengaja protes?” ucap Sharon tiba-tiba masuk kamar Hae Ra
“Apa kau ingin menyombongkan diri karena aku memberi pakaia pengemis sepertimu dan tinggal di rumah mewah? Apa Kau pikir pantas diperlakukan sebagai seorang putri?” ucap Sharon penuh amarah. Hae Ra tak bisa menahan amarah langsung memberikan tamparan pada Sharon. 

Soo Ho sedang berganti pakaian mendengar suara ribut kembali. Hae Ra dan Sharon berkelahi memukul dengan bantal dan saling menarik rambut.  Akhirnya Sharon bisa mendorong Hae Ra dengan bantal dan berbaring ditempat tidur dengan keadaan terdesak.
“Ayahmu... Ada di sana saat laboratorium terbakar. Aku melihatnya masuk lab dengan wajah marah. Jadi Haruskah aku melaporkan hal ini ke polis Atau haruskah aku mempostingnya di internet?” ucap Sharon mengancam.
Hae Ra langsung mendorong sekuat tenaga sampai Sharon jatuh kelantai, saat itu Soo Ho datang  melihat keduanya. Sharon pun berpura-pura mengaduh kesakitan. Soo Ho menanyakan keadaan Sharon lebih dulu dan mengajak untuk keluar dari kamar. 

Soo Ho memberikan segelas air minum untuk Sharon yang duduk didapur. Sharon mengaku  sedang membuat japchae untuk makan malam dan menurutnya ini sangat menjengkelkan. Soo Ho ingin tahu Di mana meninggalkan cincin itu, karena akan mengambilnya sekarang.
“Tokonya Sudah tutup pada jam segini. Jadi Aku akan mengambilnya besok atau lusa. Jangan khawatir.” Ucap Sharon mencoba mengelak
“Kau sungguh tak masuk akal. Aku akan memesankan hotel bintang lima. Jadi Kau akan tinggal di sana mulai minggu depan.” Ucap Soo Ho dengan nada jengkel lalu pergi
“Dengan cincin yang dia berikan padamu, maka  Aku akan membunuhmu.” Ucap Sharon penuh dendam pada Hae Ra. 


Hae Ra menangis dalam kamar, Soo Ho memegang bahu He Ra agar Jangan menangis karena tidak kehilangan cincin itu dan menyuruh Sharon menginap di hotel mulai minggu depan. Hae Ra menolak karena menurutnya ia yang akan pindah saja.
“Kau membutuhkannya untuk bisnismu.” Pikir Hae Ra
“Aku membutuhkanmu untuk hidupku.” Kata Soo Ho. Hae Ra pun memeluk Soo Ho sambil menangis.
“Soo Ho.. Bisakah aku memintamu berkencan?” kata Hae Ra. Soo Ho menjawab dengan memberikan kecupan di baju lengan Hae Ra.

Hae Ra menatap langit dan merasa gembira karena  mengingatkan pada liburan musim dingin. Soo Ho sedang mengingat tali sepatu merasa kalau mengingatkannya untuk mengerjakan PR liburan Hae Ra. Hae Ra mengelak kalau tidak ingat semua itu, Soo Ho hanya bisa tersenyum.
Keduanya pun masuk arena , Hae Ra yang tak begitu pandai mencoba pergangan pada Soo Ho. Soo Ho sempat mengajarnya lalu mengoda dengan berjalan lebih jauh. Hae Ra panik mencoba untuk tak terjatuh, Soo Ho langsung memeluk Hae Ra dari belakang sebelum terjatuh. Keduanya seperti sangat bahagia. 

Soo Ho dan Hae Ra duduk bersama menikmati makanan hangat. Soo Ho bertanya apakah Hae Ra tahu kapan saat membahagiakan mengajarnya. Hae Ra mengaku tak tahu.  Soo Ho mengatakan Saat Hae Ra mendapat 52 poin pada tes matematika. Hae Ra berteriak kesal karena Soo Ho yang mengodanya lagi.
“Aku sangat senang dan Aku tahu bisa mengatasinya.” Ucap Soo Ho. Ha Ra berHarap  Soo Ho bisa melupakan sejarah gelap dan hitam hidupnya.
“Tapi jangan lupakan ksatria hitammu.” Balas Soo Ho. Hae Ra mengaku kalau punya hadiah untuk Soo Ho dan itu adalah sangat berharga dan mahal meminta agar mengambil dengan dua tangan.
Soo Ho memberikan tangan kanannya, Hae Ra mengeluh melihatnya. Soo Ho yang senang mengoda Hae Ra akhirnya memberikan dua tanganya. Hae Ra memberikan sebuah amplop diatas tangan Soo Ho, dan Soo Ho melihat isinya ada foto Hae Ra saat masih kecil.
“Itu jaket seragammu yang kau tinggalkan di rumahku. Aku akan menunjukkan padamu saat bertemu denganmu lagi, tapi kau menghilang tanpa sepatah kata pun.” Cerita Hae Ra
“Kenapa kau berfoto disini?” tanya Soo Ho. Ha Ra heran karena Soo Ho berpikir begitu
“Foto ini seperti buku harianku. Jadi Aku akan mulai memakai itu dan Begitu aku tumbuh ke dalamnya. Tapi saat keluargaku bangkrut, maka Aku kehilangannya saat pindah.” Cerita Hae Ra
“Apa kau juga ingin melihat buku harianku? Bisakah kau membacanya?” kata Soo Ho langsung menarik tangan Hae Ra agar bisa merasakan di dadanya. Hae Ra mengatakan kalau membacanya.
“Jika kau membaca catatan dari Natal dua tahun yang lalu, itu pasti akan membuatmu menangis.” Ucap Soo Ho
Hae Ra ingin tahu apa itu lalu berpikir kalau Soo Ho ingin menciumnya dengan nada mengoda.Soo Ho mengaku kalau Itu tadi malam, keduanya terlihat tertawa bahagai menikmati hari kencan berdua. 


Ji Hoon kembali datang ke Blacksmith's melatih semua karyawan pada otot bahu frontal, lalu melihat ruangan Soo Ho yang kosong dan berpikir kalau dengan Tuan Han pasti sangat sibuk. Chan Ki membenarkan kalau mereka selalu sibuk. Ji Hoon ingin tahu Kenapa mereka sibuk.
“Mereka harus memeriksa semua laporan yang masuk, dan Geumseong 1-dong dan Geumseong 2-dong lalu akan segera ditunjuk sebagai area restorasi demo. Ada banyak hal di tangan mereka.” Kata Chan Ki.
Ji Hoon menganguk mengerti. Saat itu Tuan Yoon masuk dan Chan Ki langsung menghampirinya karena mengenal Tuan Yoon Dal Hong. Tuan Yoo mengatakan kalau datang untuk menemui Tuan Moon. Chan Ki memberitahu kalau Tuan Moon berada di Balai Kota dalam sebuah pertemuan dan nanti akan memberitahunya kalau Tuan Yoon datang.
“Tolong beritahu dia kalau ini penting.” Ucap Tuan Moon. Chan Ki menganguk mengerti, diam-diam Ji Hoon melihat dari kejauhan dan mendengarnya. 

Ji Hoon melaporkan pada Gon kalau Tuan Yoon datang sangat awal. sebelum jam 9 pagi dan pergi lagi karen Soo Hoo tidak ada di tempat. Gon pikir Tuan Yoon itu merasa dalam nasib buruk karena mengkhianatinya dan kenapa harus datang ke tempat Soo Ho
“Dia hanya mengatakan "Tolong beritahu dia kalau ini penting." dan pergi.” Ucap Ji Hoon. Saat itu kopi mereka selesai dibuat dan keduanya pun berpisah seolah tak saling mengenal. 

Sharon akhirnya mengambil cincin yang sudah dibuat sangat mirip dengan bangga memuji si paman yang memang terbaik. Si paman memperlihatkan yang aslinya. Sharon memberikan sebuah tempat pisau meminta agar meleburkan cincin dan membuat pisau yang baru. Si paman sedikit terkejut mendengarnya.
“Ini bukan sesuatu yang harus dicairkan.” Kata si paman
“Buatkan aku pisau dari tiga harimau... Pada harimau, hari, dan jam, dan Buat pisau yang sangat keras dan tajam.” Kata Sharon. Si paman pun hanya bisa diam saja. 

Ketua Tim mengajak semua anggotanya untuk makan siang lalu melihat di samping meja Hae Ra ada sebuah koper besar bertanya apakah itu milik Hae Ra. Hae Ra membenarkan. Ketua Tim bertanya Apa  Hae Ra pergi ke suatu tempat. Hae Ra mengaku hanya perlu memperbaiki kopernya. Ketua Tim pun mengajak mereka untuk makan siang bersama.

Ji Hee dan Hae Ra membantu memesan semua sandwich untuk satu timnya, mereka pun makan siang bersama. Ketua Tim membahas tentang toko roti yang ada didekat kantor mereka kalau Penjualan melonjak. Mereka merasa kalau itu sangat mengagumkan.
“Seluruh lingkungan bisa dihidupkan kembali dengan satu bisnis yang sukses di daerah tersebut” pikir Ji Hee. Ketua Tim membenarkan jadi mengajak mereka agar bisa mempertahankanya. Hae Ra hanya diam saja sambil memakan sandwichnya. 
Tuan Yoo akhirnya menemui Soo Ho mengaku sudah melakukan sesuatu yang sangat memalukan karena keserakahannya dan untuk menipu, Ia menceritakan kalau pihak Mereka meminta biaya pembatalan yang tiga kali kontraksi biaya, jadi akan mengurusnya dan meminta waktu satu minggu. Soo Ho seperti tak peduli.
“Oh Ya... Apakah ayahmu Dr Moon?” tanya Tuan Yoon. Soo Ho balik bertanya Apa Tuan Yoon mengenalnya
“Aku melihat itu dia acara TV mu. Dia orang yang baik. Tapi Aku tidak mengatakan bahwa aku mengenalnya secara pribadi. Aku telah membaca beberapa artikel di surat kabar dan Aku akan meneleponmu nanti.” Ucap Tuan Yoon terlihat panik dan bergegas pergi.
“Tuan.. Kurasa banyak hal yang ingin kau sampaikan. Entah kau mengatakannya sekarang, atau kita temukan sendiri. Jadi Mana yang kau suka?” ucap Soo Ho dengan sedikit mengancam  
“Tak ada yang ingin kusampaikan. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku minta maaf... Aku akan meneleponmu nanti.” Kata Tuan Yoon lalu bergegas pergi. 


Tuan Han masuk ruangan,  Soo Ho merasa kalau ada yang aneh jadi memina Tuan Han agar menapatkan salinan register resmi serta Cari tahu persis kapan Tuan Yoon membeli propertinya. Tuan Han menganguk mengerti
“Ayo kita ke lokasi konstruksi lagi.” Ucap Soo Ho. Tuan Han binggung kalau mereka akan ke sana lagi
“Aku ingin pergi dan berdoa setidaknya sampai hari ini.” Kata Soo Ho. Tuan Han menganguk mengerti. 

Pegawai memberitahu kalau mereka  berdiri di sekitar  penemuan mayat dan membungkuk sebelum mulai berkerja hari ini juga. Soo Ho memuji kalau itu kerja yang bagus.  Saat itu seorang petugas memberitahu kalau menemukan sesuatu, lalu berlari memberikanya. Tuan Han memegang sebuah kacamata.
Soo Ho melihatnya, lalu tak beberapa lama mereka juga menemukan yang lainya seperti sepotong label kain. Soo Ho melihat seperti label nama dan itu tulisan (Moon Soo Ho) wajahnya terlihat kaget dan meminta agar barang bukti diberikan pada polisi.

Soo Ho akhirnya kembali ke rumah memanggil Hae Ra apakah ada dirumah, lalu membuka kamar tak melihatnya, ia pergi ke kamar mandi pun kosong, lalu ke dalam kamar gantinya pun tak melihat keberadaanya. Akhirnya Ia berjalan ke lorong depan rumah seperti bisa menduga kalau diam-diam Hae Ra meninggalkan rumahnya bersama Bibi Lee.
Bersambung ke episode 14

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


2 komentar:

  1. Gmn y ahirnya?? Sll pnsran. Sma adegan d masa lalunya jg. Crtanya yg keduanya dbakar oleh sharon itu. Heeemm. Mkasih bak dyah...

    BalasHapus
  2. Sepertinya itu kerangka ayahnya haera, hmmm
    Makasi mba sinopnya

    BalasHapus