PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 26 Januari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 16 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Soo Ho kaget mendengar suara yang berkomentar kalau terlihat lelah, lalu melihat Hae Ra dengan pakaian bagus dan juga Sharon dengan pakaian pelayan dan juga bekas luka di wajah lalu teringat ucapan Baek Hee sebelumnya.
“Wanita yang berpakaian sutra, berpura-pura menjadi istrimu adalah... wanita jahat yang akan membunuhmu. Kau ditakdirkan bersama dengan gadis pelayan baik hati dengan bekas luka bakar di wajahnya.”
Soo Ho seperti tak bisa menerima kalau yang menjadi pasangan adalah Sharon, dan yang membunuhnya adalah Hae Ra. Akhirnya Hae Ra melihat Soo Ho yang kelihatannya sakit. Soo Hoo tetap diam sampai akhirnya sadar melihat Hae Ra dan Sharon ada didepanya.
“Oppa... Apa kau baik - baik saja? Ada apa? Kau terlihat sangat berbeda. Apa kau masih sakit kepala?” ucap Hae Ra akhirnya berjalan mendekat.
“Tidak, aku baik-baik saja.” Kata Soo Ho berusaha untuk tetap tenang.
“Aku datang untuk mengambil beberapa barang dan meninggalkan beberapa barang.” Kata Sharon santai.
“Maafkan aku mengganggumu malam begini. Aku mohon maaf atas kebodohan Sharon.” Kata Seung Goo membawa alas tidur dan bergegas pergi menarik Sharon pergi.
Sharon pergi menatap Soo Ho seperti enggan untuk pergi, Soo Ho pun meantap Sharon seperti masih tak percaya kalau itu adalah pelayanya yang seharus jadi pasanganya.  Hae Ra melihat Soo ho menyuruhnya agar mandi dan tidur. Soo Ho menatap Hae Ra seperti bimbang kalau ternyata orang yang membunuhnya. 


Seung Goo kembali masuk toko dengan wajah kesal akan kembali ke ruangan. Sharon bertanya apakh Seung Goo merasakan sesuatu yang aneh pada Moon Soo Ho. Seung Goo mengaku tidak dengan wajah ketus. Sharon pikir kalau merasakannya dan Sepertinya ada yang berubah.
“Kalau dipikir-pikir, Sepertinya berat badannya turun Atau mungkin bertambah setelah dia mengusirmu keluar.” Ucap Seung Goo berjalan pergi
“Sesuatu pasti terjadi.” Ucap Sharon yakin dengan sikap Soo Ho 

Soo Ho berbaring di kamarnya, seperti mimpinya kembali datang dengan dirinya yang sedang bermain bayangan dengan tangan dan ditemani Sharon dengan luka bakar dibawahnya. Akhirnya Ia terbangun dari tidurnya dan berusaha untuk  tenang.
Bibi Lee terbangun dari tidurnya dan melihat Soo Ho yang pergi dengan membawa jaketnya. Soo Ho pergi ke tepi sungai seperti ingin menenangkan diri dengan mengingat yang dikatakan Baek Hee sebelumnya.“Saat kebingungan melanda, biarkan saja. Masa indahmu ada disini dan sekarang. Soo Ho.. Yang penting adalah kau bersama Hae Ra sekarang.” Ia menyakinkan diri kalau sudah tahu dengan pilihanya. 

Bibi Lee memotong buah dan melihat Hae Ra akhirnya keluar dari kamar, lalu bertanya Apa Pak Moon tidak pernah pulang ke rumah Atau apa berangkat lebih awal, karena melihatnya pergi saat akan ke kamar mandi. Hae Ra hanya diam saja dengan meminum kopinya.
“Apa dia kecewa dengan pekerjaan?” ucap Bibi Lee. Hae Ra tak menjawab memilih untuk segera pamit pergi.
“Hei... Makan buah dulu sebelum kau pergi.” Ucap Bibi Lee karena tak ada yang memakan buahnya. 

Sharon memberikan uang dalam kotak dengan jumlah 100.000 dolar menyuruh Sharon membawa dan meminjam gambar itu. Seung Goo pikir kalau gambar itu tidak untuk dijual. Sharon tahu maka dari itu sebabnya  meminta Seung Goo untuk meminjamnya.
“Katakan pada mereka aku akan mengembalikannya dalam tiga hari.” Ucap Sharon
“Sepertinya kau akan merobeknya begitu aku membawanya.” Keluh Seung Goo. Sharon tak ingin banyak bicara menyuruh Seung Goo segera pergi saja. Akhirnya Seung Goo pun berjalan dengan membawa sebuah kotak berisi uang. 

Baek Hee datang ke tempat Sharon langsung memecahkan gelas dan mencekik leher dan kembali membuat tubuhnya melayan. Sharon menahan rasa sakit dengan Baek Hee yang ingin tahu yang dikatakan pada Soo Ho, Apa mengatakan padanya bahwa telah membunuh mereka.
“Aku menceritakan segalanya padanya.” Akui Sharon dengan menahan rasa sakitnya. Baek Hee heran dengan Sharon yang nekat melakukan itu lalu melepaskan cengkramanya.
“Aku memberitahunya karena dia tidak akan percaya. Kurasa itu masih mengganggunya, Karena dia menemuimu dan membicarakannya.” Kata Sharon seperti mengetahuinya.
“Aku akan mati suatu hari nanti Dan kau akan sendirian. Kau harus menemukan jalan pada saatnya. Jadi Tolonglah.” Kata Baek Hee memohon
“Itu akan terjadi begitu dia menjadi kekasihku. Aku akan bisa menjadi tua.” Kata Sharon yakin. Baek Hee yakin kalau Itu tidak akan terjadi.
“Dia... mulai mengingatku... Aku tahu itu. Bukan hanya doamu yang bisa dijawab. Ini hanya masalah waktu yang menjawab kesedihanku.” Kata Sharon
“Jika kau mempermainkan Soo Ho, Aku tidak akan membiarkannya begitu saja.” Tegas Baek Hee. Sharon seperti tak peduli menyuruh Baek Hee agar membayar untuk gelasnya yang dipecah.

Dokter melihat gambar CT Scan seperti Tidak ada yang salah dan keadaan baik-baik saja. Ia bahkan melihat Hasil dari pemeriksaan bulan lalu juga sangat bagus. Soo Ho binggung karena tiba-tiba mengalami sakit kepala. Dokter pikir kalau Luka dikeningnya semua sudah sembuh.
“Itu tidak akan menyebabkan sakit kepala.” Ucap Dokter meyakinkan.
“Telingaku berdengung, dan aku mendengar banyak hal.” Cerita  Soo Ho khawatir
“Apa kau banyak tertekanan akhir-akhir ini?” tanya Doktr. Soo Ho menjadi yakin kalau Pasti karena stres.
“Makanlah sesuatu yang enak saat makan siang bersama seseorang yang kau suka Dan lakukan beberapa olahraga di akhir pekan.” Saran Dokter. Soo Ho pun menganguk mengerti. 

Soo Ho dan Hae Ra makan bersama, tapi suasananya seperti berbeda. Hae Ra pun akhirnya memberikan sepotong pizza agar Makan sebelum dingin. Soo Ho melihat jari di tangan Hae Ra lalu memuji kalau Cincin yang dipakaianya itu  cantik.  Hae Ra hanya bisa tersenyum.
“Apa kau sakit? Kudengar kau pergi menemui dokter.” Ucap Hae Ra. Soo Ho kaget Hae Ra yang mengetahuinya.
“Aku pergi ke kantormu jadi  bisa datang ke sini bersamamu” cerita Hae Ra. Soo Ho mengaku Tidak ada yang salah dan sangat sehat
“Kau adalah orang yang kuat.... Jangan stres... Jangan khawatir.... Semuanya akan baik-baik saja.” Kata Hae Ra menenangkan
“Itu semua tak masalah, karena aku memilikimu.” Puji Soo Ho. Hae Ra membenarkan dengan senyuman.
“Hae Ra... Mari kita menikah di musim semi.” Kata Soo Ho. Hae Ra kaget ingin tahu kenapa seperti terburu-buru
“Lalu kapan saat yang bagus?” ucap Soo Ho. Hae Ra pikir Dua tahun lagi. Soo Ho seperti sedikit lama.
“Aku harus menyelesaikan sesuatu. Aku harus mendapatkan promosi dan melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.” Pikir Hae Ra
“Kau bisa melakukannya setelah menikah. Apa menurutmu aku akan menghentikanmu bekerja?” kata Soo Ho
Hae Ra pikir bukan seperti itu,  kalau dirinya ingin bersiap-siap jadi lebih baik Soo Ho bisa menyelesaikan kasus ayahnya dulu, lalu menikah. Soo Ho pikir kalau memang itu keinginan Hae Ra maka akan menyetujuinya.


Keduanya menaiki mobil bersama, Soo Ho menceritakan Penuntut akan menginvestigasi ulang kasus ayahnya Karena polisi telah disuap oleh perusahaan konstruksi. Hae Ra bertanya apakah Ketua Park dipanggil sebagai saksi
“Iya. Aku juga pergi ke sana dengan seorang saksi. Apa Kau mau kuantar ke biro perjalanan?” ucap Soo Ho
“Tidak, ke stasiun kereta bawah tanah, karena Aku harus pergi ke galeri.” Kata Hae Ra. Soo Ho pun menganguk setuju.
“Sharon Tailor belum menghubungimu, kan?” ucap Soo Ho ingin memastikan. Hae Ra berbohong mengaku tidak ada
“Jangan bertemu dengannya meskipun dia mengajakmu.” Pesan Soo Ho. Hae Ra hanya diam saja. 


Seung Goo menatap dengan jeli gambar mirip dengan wajah Hae Ra dan Soo Ho seperti hanya bisa melonggo binggung. Jang Bi berbicara ditelp kalau mereka akan segera pergi dan sudah mendapat pesan serta mengucapkan Terima kasih telah mengizinkannya untuk mengamati. Saat itu Baek Hee masuk melihat Seung Goo dengan sinis bertanya apa yang dilakuan di galeri.
“Sharon menyuruhku  untuk menyewa lukisan ini.” Ucap Seung Goo sinis. Bae Hee tak banyak bicara menyuruh Seung Goo pergi saja.
“Ini akan dipublikasikan di Jurnal Arkeologi... Kalau begitu aku akan menemuimu di kantormu, Profesor.” Ucap Jang Bin berbicara di telp lalu akan bergegas pergi
“Jeom Bok.... Maksudku, Jang Bin.” Panggil Baek Hee melihat Jang Bin yang sudah selesai bicara. Jang Bin pun menyapa Baek Hee yang datang lagi.
“Bisakah kita bicara sebentar?” ucap Baek Hee. Jang Bin meminta maaf karena harus pergi sekarang.
“Apa kau pergi untuk melihat dokumen dari Dinasti Joseon?” ucap Baek Hee. Jang Bin membenarkan dan heran karena Baek Hee bisa mengetahuinya. Diam-diam Seung Goo melihat keduanya.
“Bolehkah aku ikut denganmu?” ucap Baek Hee. Jang Bin kembali meminta maaf karena belum bisa ditunjukkan ke publik.
“Kalau begitu berikan aku waktu 10 menit. Ada sesuata yang ingin kukatakan kepadamu. Kau tidak akan menyesal.” Ucap Baek Hee. Jang Bin akhirnya menganguk setuju. Baek Hee mengajak untuk pergi bersama.
“Bisakah kau membawakanku pel atau kursi cadangan?” Kata Baek Hee. 

Baek Hee mematahkan kain pel lalu membuat kursi kayu pecah berkeping-keping, Jang Bin melonggo binggung melihat kekuatan Baek Hee yang bisa menghancurkan semuanya. Seung Goo pun yang mengintip juga tak percaya.
Hae Ra masuk seperti ingin bertemu dengan Jang Bin, dua pegawai memberitahu kalau Jang Bin pergi ke tempat parkir bersama seorang tamu. Hae ra binggung kalau pergi Tempat parkir. 

Saat itu Hae Ra berjalan melihat Seung Goo yang sedang mengintip, lalu Seung Goo menarik Hae Ra agar bisa bersembunyi. Baek Hee kembali memperlihatkan kekuatanya dengan bisa membengkokan besi dan juga kayu. Ketiganya hanya bisa melonggo.
“Pernahkah kau melihat Baek Hee melakukan itu?” ucap Seung Goo. Hae Ra juga terlihat binggung.
“Aku tidak mencoba menakutimu. Tapi Aku menunjukkan padamu karena kau harus percaya padaku. Aku sedikit berbeda dari orang biasa.” Ucap Baek Hee. Jang Bin mengaku sudah tahu dengan wajah gugup. Saat itu Hae Ra cekukan dan Seung Goo menjatuhkan kotak uangnya.
“Kita punya banyak banyak penonton... Tidak apa-apa...” ucap Baek Hee bisa melihat keduanya. 


Akhirnya mereka berempat berkumpul. Baek Hee memberitahu kalau Jang Bin akan melihat sebuah lukisan yang dibuat oleh Koo Jeom Bok, yaitu ayah dari kakeknya kakek dari Jang Bin.  Ia juga tahu kalau Sebuah kisah panjang dibelakangnya, adan surat doa.
“Dia mungkin menulis cerita tentang seorang pria dan dua wanita. Aku akan menceritakan kisah itu sekarang juga. Jika ceritaku sesuai dengan surat doa, maka tolong bantu aku.” Ucap Baek Hee menyakinkan.
“Apa yang akan terjadi?” tanya Jang Bin
“Katakan apa yang tertulis pada doa Jeom Bok. Dan biarkan aku melihat dokumen kisah itu secara langsung.” Ucap Baek Hee
“Oke, jika ceritamu sesuai dengan dokumen, maka Aku akan membiarkanmu melihat doa dan dokumen itu.” Ucap Jang Bin.

“Sekitar 230 tahun yang lalu dari saat ini, ada seorang wanita yang akan menikah dengan keluarga bangsawan. Ada juga pelayannya yang seharusnya membuat gaun pengantin wanita itu.” Cerita Baek Hee 
Jang Bin melihat semua orang yang melihat peninggalan leluhurnya, dan gambar seorang pelayan yang menjahit pakaian. 
“Wanita itu membakar wajah pelayannya dengan besi karena mencoba gaun pengantin. Pengantin pria mengira pelayannya sebagai mempelai wanita Karena dia memakai gaun itu. Dia bersumpah bahwa dia akan mencintainya sepanjang hidupnya.”
Jang Bi kaget melihat gambar yang ditinggalkan kakek buyutnya itu Myung Soo yang melihat Boon Yi. 


Saat itu Seung Goo kembali ke toko, Sharon yang mendengarnya mengumpat marah. Seung Goo menceritakan kalau tidak bisa memintanya melukis pada saat itu tapi menikmati dongeng tua sebagai gantinya. Sharon bertanya pakah Baek Hee bilang kisah seperti itu keluar dari kuburan.
“Baek Hee meminta Jeom Bok untuk meninggalkan ceritanya dalam sebuah tulisan.” Ucap Seung Goo. Sharon makin mengumpat marah. 

Jang Bin seperti masih tak percaya dengan yang dikatakan Baek Hee kalau semua ceritanya itu memang gambaran yang dituliskan oleh leluhurnya. Hae Ra pulang menaiki bus dengan wajah penasaran.
“Nyonya Seo Rin mengatakan pada temannya bahwa suaminya beragama Katolik, dan menyuruh Boon Yi mengenakan bajunya. Dia mendorongnya ke tebing dan ingin Boon Yi meninggal. “
“Tapi Boon Yi bertahan dengan kekuatan cinta, Dia ditikam dan kehilangan suaranya. Dia menempuh perjalanan jauh untuk menemui kekasihnya. Tapi Nyonya Seo Rin buta karena cemburu dan membakar keduanya sampai mati. Dia kemudian dikutuk oleh Boon Yi.”
Boon Yi mengatakan “Kau akan menjadi hantu yang mengembara di dunia ini selamanya.”
“Dia menjadi makhluk yang tak menua dan tak bisa mati. Koo Joem Book diminta... Dia diminta untuk mencatat semua yang terjadi.” 


Baek Hee duduk diam dalam rumahnya dan Hae Ra datang menemuinya. Ia heran karena Hae Ra yang tidak pergi ke kantor. Hae Ra mengaku tidak bisa kembali bekerja setelah melihat hal seperti itu. Baek Hee pikir kalau Hae Ra yang pernah melihat orang yang kuat.
“Kau sudah pernah mendengar kisahnya dalam pidatoku.” Ucap Baek Hee
“Aku ingin menunggu di sini bersamamu dan meliha apa aku bisa membaca dokumen itu dengan mataku sendiri.” Kata Hae Ra
“Aku tak tahu kau adalah gadis yang penasaran” kata Baek Hee. Hae Ra pikir kalau rasanya aneh. Baek Hee ingin tahu seberapa aneh
“Ini luar biasa dan membingungkan.” Ucap Hae Ra seperti penuh semangat.
“Apa kau merasa kisah ini tentangmu?” tanya Baek Hee. Hae Ra mengaku bukan seperti itu.
“Apakah dokumen itu benar-benar nyata?” tanya Hae Ra
“Kurasa tidak karena dia belum meneleponku sampai sekarang. Tapi Jangan khawatir, dan kembalilah bekerja.” Ucap Baek Hee. 


Soo Ho menjadi saksi memperlihatkan foto ayah Hae Ra sebagai bukti dan memberitahu kalau Ketua Park mencurigai Pak Jung dan Foto itu diambil pada malam hari kebakaran jadi mneurutnya Pak Jung tidak ada hubungannya dengan kecelakaan itu. Polisi pun mulai mencatatnya.
“Tapi Kita akan mencari tahu lebih dalam lagi.” Ucap Polisi dan mulai menginterogasi Tuan Han Myung Soo.
“Saat kau menjadi direktur perusahaan konstruksi, apakah perusahaan menyogok seseorang untuk menyalakan api di laboratorium dengan sengaja?” tanya Polisi
“ Aku tidak tahu pada waktu itu, Tapi kemudian aku mendengar bahwa hal seperti itu terjadi. Orang yang bertanggung jawab atas tim pengembangan bisnis meninggal dunia. Rincian lebih lanjut tidak dapat ditemukan. Jadi ada seseorang yang disogok dan menyalakan api di lab. Itulah yang kudengar.”  Ucap Tuan Han memberikan keterangan.
“Siapa nama orang itu?” tanya Polisi. Tuan Han terdiam sejenak. 


Flash Back
Tuan Jang mengatakan kalau Jang Chul Doo mengambil uang itu, karena pernah tiga kali dihukum untuk pencurian dan pembakaran. Ia juga tahu kalau Tuan Jang meninggal karena kecanduan obat Lima tahun yang lalu jadi Tidak ada jejak transaksi uang dan Tidak ada yang bisa membuktikannya.
Ia pun memperlihatkan koper berisi kotak uang yang banyak, Tuan Park pikir kalau itu bukan jumlah uang yang kecil dan berpikir kalau Tuan Han bisa mengetahui maksudnya. 

Polisi ingin tahu Siapa nama orang itu, Tuan Han dengan santai kalau  mendengar pria itu bernama Jang Chul Doo. Soo Ho yang duduk disampingnya hanya bisa menghela nafas panjang karena Tuan Han yang berbohong.
Akhirnya Soo Ho kembali ke kantor dengan wajah kecewa menceritakan Park Chul Min bergerak sedikit lebih cepat dari mereka. Tuan Han pikir merekamemiliki cukup bukti obyektif, jadi polisi tidak akan sepenuhnya mempercayai kesaksiannya.
“Dan Pak Yoon akan berada di sana sebagai saksi, jadi jangan terlalu khawatir.” Kata Tuan Han menyakinkan. Soo Ho pun menganguk mengerti.
“Kau tampak lelah, Pulanglah lebih awal hari ini.” Kata Tuan Han. Soo Ho mengelak kalau ia baik-baik saja.

Saat itu Sharon masuk ruangan minta maaf karena datang tanpa pemberitahuan karena berpikir harus mengakhiri. Soo Ho seperti enggan melihat Sharon memilih untuk memalingkan wajahnya. Sharon mengatakan kalau memutuskan untuk mendukung pembangunan kembali.
“Tolong kembalikan perjanjian yang telah kutanda tangani Atau hancurkan di hadapanku.” Ucap Sharon. Soo Ho meminta Tuan Han agar menanganinya.
“Aku akan mencarinya untukmu jadi Silakan ikuti aku.” Ucap Tuan Han bergegas keluar ruangan.
“Audiensi publik itu sangat lucu jadi Selamat siang.” Ucap Sharon melangka pergi tapi Soo Ho berbicara sebelum Sharon pergi. 

“Hari itu, apa yang kau katakan padaku?” ucap Soo Ho. Sharon berpura-pura lupa bertanya kapan itu.
“Pada hari kau pindah dari rumahku. Bahwa aku adalah suamimu di kehidupanmu sebelumnya Dan kau harus mengingatku, serta menyelesaikan cinta kita yang tidak lengkap. Kenapa kau mengatakan hal seperti itu padaku?” kata Soo Ho
Sharon pikir kalau Soo Ho merasa terganggu. Soo Ho mengaku tidak percaya dan menurutnya  meskipun itu benar-benar terjadi, maka tidak akan mengubah apapun Ia menegaskan kalau tetap mencintai Hae Ra dan akan menghabiskan sisa hidup bersamanya.
“Jangan katakan lagi itu padaku... Ahh.. Tidak maksudny, jangan datang menemuiku lagi.” Ucap Soo Ho. Sharon pun memilih untuk keluar dari ruangan. 

Soo Ho menatap foto lukisan seperti bisa melihat wajah Sharon yang memiliki luka bakar. Ia lalu seperti merasakan seperti suara berbisik agar bisa mengingat masa lalunya. Soo Ho melihat Sharon yang merobek surat perjanjian didepan Tuan Han.
Sharon sempat menatap Soo Ho setelah merobek surat, Soo Ho hanya terdiam melihat kembali lukisan lalu menutupi wajahya seperti kebingungan dengan keadaanya sekarang.

Baek Hee berdiri menatap bulan purnama menunggu dengan gelisah. Jang Bin masuk rumah membawa sebuah kotak besar yang sudah bungkus, mengatakan kalau akan datang untuk mengambilnya besok. Baek He dengan mata berkaca-kaca mengucapkanTerima kasih. Ia pun memeluk peninggalkan Jeom Bok dengan tangisanya. 


Seung Goo melihat Sharon yang memakai serum diwajahnya bertanya  apakah ada kabar baik karena terlihat sangat hidup. Sharon merasa kalau doanya akan menjadi kenyataan. Seung Goo memberitahu kalau Becky ingin bertemu dengan Sharon dan memintanya agar datang.


Soo Ho menelp Hae Ra memberitahu kalau akan pulang larut malam ini. Hae Ra juga mengatakan kalau ia juga harus lembur. Soo Ho meminta agar Hae Ra Jangan terlalu larut. Hae Ra mengerti
“Oh, dan apa kau tahu kalau... Ibu Jang agak istimewa?” ucap Hae Ra. Soo Ho ingin tahu Apa ada yang terjadi
“Iya... Aku akan memberitahumu di rumah nanti. Kuharap pekerjaanmu berjalan dengan baik.” Kata Hae Ra. Soo Ho pun menganguk mengerti.


Sharon akhirnya datang, Baek Hee menyuruh Sharon untuk mendekat dan melihatnya. Sharon melotot kaget melihat gambar Jeom Bok yang menuliskan cerita  (Nyonya Seo Rin menjadi buta karena cemburu dan membunuh mereka dengan api).
“Aku tahu itu. Jawabannya ada dalam doa Jeom Bok.” Ucap Baek Hee.  Sharon akhirnya melihat selembar surat yang ditinggalkan Jeom Bok.
“Orang tuaku lah yang melahirkanku Tapi Boon Yi yang memberiku cahaya.”
Bersambung ke Part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar