PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 08 Januari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 6 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Hae Ra bersama dengan Baek Hee, Soo Ho dan Sharon duduk bersama. Hae Ra mengucapkan Terima kasih sudah mengundangnya, menurutnya kisah Baek Hee membuat waktu berlalu. Baek Hee bertanya Apa  Hae Ra menikmatinya
“Ya. Segalanya nampak nyata kecuali wanita yang tak bisa mati itu.” Kata Hae Ra. Baek Hee pikir ceritanya bisa jadi nyata juga. Sharon langsung melotot tajam.
“Kenapa wanita jahat itu tidak menua ataupun mati? Kita tidak bisa tepatnya mengatakan itu sebuah hukuman” tanya Hae Ra
“Saat kau mencoba menjalani hidup itu, kau akan tau.” Ucap Baek Hee.
“Itu adalah sebuah hukuman. Orang-orang hidup dengan saling berhubungan. Kurasa dia akan benar-benar kesepian. Keluarga dan kekasihmu akan menua dan mati, tapi kau masih saja tetap sama.” Kata Soo Ho. Baek Hee dan Sharon menganguk setuju.
“Kau bisa berlanjut menemui orang baru.” Ucap Hae Ra yakin
“Tidak banyak orang yang bisa kau cintai sepenuhnya dalam hidupmu. Bagi beberapa orang, mungkin hanya satu.” Kata Soo Ho.
Sharon pikir itu Tepat sekali itu, lalu Hae Ra bertanya apakah Hae Ra wanita itu karena terlihat tidak berbeda sedikitpun sejak melihatnya,  waktu kecil. Ia ingin tahu apakah Sharon hidup abadi tanpa menua. Sharon mengaku kalau dirinya sudah berusia 250tahun. Hae Ra dan Soo Ho bisa tertawa mendengar lelucon, tapi Baek Hee terlihat tegang.
“Lalu kenapa aku Boon Yi?” kata Hae Ra. Sharon dan Baek Hee kaget mendengarnya.
“Semalam,.. saat jendelamu pecah di kegelapan. Kau mengatakan Boon Yi.”kata Hae Ra mengingatnya.
“Kau mengenakan hanbok dengan rambut tergelung, dan mengatakan, "Boon Yi" padaku. Mimpiku jelas sekali sampai aku tak bisa bilang itu nyata atau bukan. Aku lupa sepenuhnya tentang itu, tapi jadi teringat setelah mendengar kisahnya.” Ucap Hae Ra.
“Kenapa kau menyalahkanku untuk mimpi bodohmu?” kata Hae Ra.
“Kau bermimpi seperti itu karena bermalam diluar. Jadi Pulanglah dan tidur lebih awal.” Ucap Soo Ho akhirnya mengajak Hae Ra pergi dan pamit pada Baek Hee. Sharon mengaku kalau akan pulang dan mengajak Baek Hee pergi. 



Akhirnya valley akan mengambil mobil mereka. Hae Ra mendekati Baek Hee dengan mengambalikan uang yang di pinjamnya dan mengucapakan Terima kasih untuk bantuannya pagi ini. Baek Hee berjanji akan mengundangnya lagi.
“Apa hubunganmu dengan pemilik Penjahit Sharon?” tanya Hae Ra, melihat Sharon yang diri tak jauh dari Soo Ho
“Bagiku, dia seperti kegagalan sebuah merk produk yang kudapatkan langsung dari luar negeri. Aku tak bisa memakainya, tapi juga tak bisa membuangnya.” Ucap Baek Hee. Hae Ra kaget mendengarnya, Baek He berpura-pura kalau yang dikatakan hanya candaan.
“Kami seperti dua orang terdampar di sebuah pulau. Kami harus membantu dan saling bergantu meski suka atau tidak.” Jelas Baek Hee.
“Apa mungkin, berapa usianya? Dia bilang berusia 250 tahun. Maksudku, saat kulihat dia waktu aku kecil, katakanlah usianya sekitar 20an. Itu berarti usianya lebih dari 40an sekarang. Tapi Dia terlihat seperti masih 30an.” Ucap Hae Ra heran. Baek Hee pikir Itu pasti berkat peeling laser.
“Moon Soo Ho... Dia pria yang baik.” Ucap Baek Hee mencoba mengalihkan pembicaraan. Hae Ra pikir kalau ini hanya kebetulan saja.
“Jangan biarkan dia pergi.” Pesan Baek Hae dan keduanya melihat kearah Sharon yang mengajak bicara Soo Ho 


“Apa kau akan mampir besok atau lusa? Aku perlu mengukurmu untuk bajumu. Aku tak bisa membuatnya.” Ucap Sharon seperti mulai mengoda Soo Ho.
“Kurasa aku muat ukuran 100.” Ucap Soo Ho. Sharon meminta agar Soo Ho bisa merentangkan lengannya.
Soo Ho mengikutinya dan Sharon langsung memeluk Soo Ho untuk mengukurnya. Soo Ho akan melepaskanya tapi Sharon memintaa gar mereka seperti itu selama 3 detik. Hae Ra sempat terdiam melihat Sharon yang memeluk Soo Ho.
“Aku biasa melakukan ini kalau tak memiliki pita pengukur. Kau akan lihat saat datang mencobanya. Ternyata Ini agak pas. Aku akan membawa pita pengukur.” Kata Sharon. Hae Ra terlihat kesal begitu juga Baek Hee. 

Hae Ra berada didalam mobil Bagaimana Soo Ho mengenal pemilik Penjahit Sharon, padahal tidak berkenalan dengannya pada hari itu. Soo Ho mengaku kalau pergi kesana sendiri. Hae Ra ingin tahu untuk apa Soo Ho pergi kesana.
“Apa kau cemburu?” goda Soo Ho. Hae Ra mengeluh mendengarnya kalau dirinya cemburt
“Dan jangan tidur diluar tanpa memberitahuku.” Kata Soo Ho. Hae Ra tak peduli mendengarnya.
“Kau bilang ingin menjadi seorang wanita yang mandiri. Kau tidak bisa hidup seperti itu.” Ucap Soo Ho. Hae Ra hanya menganguk mengerti dengan nada mengejek.
“Menunjukkan bagaimana perasaanmu diluar dan melakukan sesuatu sesukamu itu sesuatu yang dilakukan orang rendahan.” Kata Soo Ho.

Hae Ra tahu dan bisa mengerti dengan nada mengejek. Soo Ho terlihat marah akhirnya menghentikan mobilnya dan turun dari mobil, lalu meminta Hae Ra menurunkan jendelanya.
“Apa menurutmu aku melakukan ini karena bosan? Aku pasti terlihat bercanda karena sangat menyukaimu. Lalu kenapa dia mencampakkanmu?” ucap Soo Ho. Hae Ra kaget dan merasa kalau Soo Ho sudah gila lalu keluar dari mobil.
“Itu karena kau punya selera yang buruh terhadap pria. Kau berkencan dengan idiot. Kaulah yang cemburu. Kalau begitu, untuk satu bulan saja.” Kata Soo Ho. Hae Ra bingung.
“Jika kau tak menyukaiku setelah satu bulan, maka aku akan menyerah sepenuhnya. Jika kau membenciku sampai saat itu, aku akan menyerah padamu.” Tegas Soo Ho
“Lalu kenapa kau butuh satu bulan?” tanya Hae Ra. Soo Ho pikir ingin mempelajari Hae Ra selama satu bulan.
“Aku ingin kau tahu seperti apa pria yang baik itu, dan bagaimana seorang pria bertindak saat dia benar-benar menghargaimu.” Ucap Soo Ho. Hae R menganguk setuju.
“Kau akan memberiku pelukan setelah satu bulan.” Ucap Soo Ho yakin
“Aku akan memutuskanmu setelah satu bulan.” Balas Hae Rae. Soo Ho tak mengubrisnya menyuruh Hae Ra masuk ke mobil karena dingin, saat itu juga senyuman terlihat.


Soo Ho masuk mobil memasangan sabuk pengaman untuk Hae Ra, Hae Ra pikir bisa memakainya sendiri. Soo Ho langsung meminta maaf tentang sebelumnya. Hae Ra bertanya Untuk apa meminta maaf. Soo Ho mengaku kalau dirinya yang membiarkan wanita lain memeluknya. Hae Ra mengeluh mendengarnya.
“Apa yang kau makan diluar negeri sampai kau tumbuh jadi pria murahan begini?” ejek Hae Ra
“Maaf membuatmu cemburu.” Ungkap Soo Ho. Hae Ra yang kesal menyuruh Menyetir saja. Soo Ho hanya bisa tersenyum lalu mengemudikan mobilnya. 

Young Mi duduk bersama ayah mertuanya dan Gon merasa kalauSepertinya Hae Ra akan menikahi Pak Moon. Gon menyuruh Young Mi Berhenti bergosip. Young Mi yakin kalau Firasatnya ini benar kalau bagi pria yang berkerja keras untuk wanita yang dicintai ini bagaikan kisah yang menjadi nyata.
“Darimana dia dapat uang sebanyak itu?” kata Tuan Park mengejek. Young Mi pikir Soo Ho  selalu saja beruntung.
“Tak ada yang dapat mengalahkan pria yang beruntung.” Ungkap Gon
“Bahkan seorang pria yang beruntung pasti memiliki kelemahan. Kalau begitu apa Hae Ra adalah kelemahannya?.” Kata TUan Park yakin
Young Mi pikir seperti itu,  karena Itulah yang dikatakan indra keenamnya sebagai wanita. Gon hanya bisa terdiam, Tuan Park piir Dengan begitu bisa menguji dan melihat apa Soo Ho benar-benar mencintainya. Gon memperingatakan ayahnya kalau melakukan sesuatu pada Hae Ra, maka tak akan tinggal diam. Young Mi melirik sinis.
“Ini adalah sebotol wine terbaik yang pernah kumiliki. Apa kau mengambilnya, Young Mi?” kata Tuan Park. Young Mi mengaku kalau memang memilihnya.
“Kita harus sering bertemu untuk minum wine, Ayah dan Gon sudah berusaha keras Jangan terlalu kasar padanya.” Ucap Young Mi memohon
“Aku iri padamu Kau punya seorang wanita yang selalu berada disisimu.” Ucap Tuan Park. Young Mi terlihat bahagia mendenagrnya, Gon hanya bisa terdiam. 


Sharon baru mengetahui Bae Hee yang menjual properti pada Soo Ho  dan sering menemuinya setelah itu tapi tak pernah mengatakan apapun padanya. Padahal Baek Hee tahu kalau ia sangat merindukannya.
“Apa yang sudah kau lakukan pada Hae Ra?” kata Baek Hee ingin tahu
“Akupun terkejut tentang perubahan pada tubuhku. Sejak kita mulai menjalani hidup yang ganjil, kau mendapat kekuatan besar dan kekuatan untuk meramalkan masa depan.” Ucap Sharon. 

Flash Back
Sharon bertemu dengan pria yang ingin mengetahui datanya dan kaget kalau melihat lahir ditahun 1900 dan bertanya Apa ini benar-benar Sharon. Sharon akhirnya merasa sesuatu yang lebih aneh terjadi padanya. Si pria tertidur pulas dan Sharon mengambil kacamatanya lalu menjelma menjadi pria tersebut.
“Kekuatan itu sangat membantu dalam hal memperbaiki banyak dokumen resmi yang berbeda.”
Sharon menyamar jadi petuga mencoba mengetik tentang Pendaftaran Residen, Atasanya bertanya tuan Kang apakah sudah selesai membuat poster untuk menangkap tikus., Sharon mengaku sibuk sekarang.


“Akhir-akhir ini, Aku punya kekuatan aneh yang tak bisa kukontrol.” Ucap Sharon
“Kau memecahkan jendela dan mengguncang meja.” Kata Baek Hee mengingatkan
“Tanpa disadari, kurasa aku berubah menjadi Nyonya Seo Rin.” Ungkap Sharon
“Kau masih muda dan cantik. Jangan mencoba merayu kekasih wanita lain, dan kencanlah dengan yang lain.” Pesan Baek Hee.
“Kau bilang Kekasih wanita lain? Gadis pelayan itu mencuri suamiku.” Kata Baek Hee tak terima
“Sejak semula dia adalah miliknya... Aku menukar kalian berdua... Itulah sebabnya aku dihukum.” Akui Baek. Hee. Sharon kaget mendengarnya.
“Aku adalah Nyonya rumah yang pertama yang tak bisa memiliki anak dan diusir. Aku hidup bersembunyi dalam rumah orang tuaku. Kudengar istri baru melahirkan seorang bayi.” Cerita Baek Hee. 


Flash Back
Pelayan datang menemui Baek Hee yang bersembunyi dengan membawa bayi. Baek Hee menceritakan kalau menyuruh pelayan yang setia padanya untuk mengijinkan melihat bayi itu. Pelayan meminta maaf sebelum bicara, karena memang melahirkan seorang bayi tapi bersyukur kalau bukan anak laki-laki.
“Maukah kau meninggalkanku bersama bayi ini sebentar?” ucap Baek Hee. Pelayan pun meninggalkan Baek Hee dengan bayi dari istri kedua. 
“Lalu aku teringat seorang pengemis dipasar dengan bayinya.”
Baek Hee berjalan di malam bulan purnama lalu mengembalikan si bayi. Si pelayan pun meminta maaf dan kembali membawa sibayi karena harus pergi. Baek Hee mengaku kalau sudah menukar bayi dari istri kedua suaminya.
“Aku meninggalkan putri asli, Boon Yi didepan tempat tinggal pelayan. Dia dibesarkan sebagai pelayan.”
Saat itu seorang pelayan melihat bayi tergeletak didepan pintu lalu berteriak memanggil pelayan lain dan mengasuhnya. 


“Kau, putri pengemis, dibesarkan sebagai putri mereka.” Ucap Baek Hee
“Ini klise, tapi menghibur. Kurasa aku pernah melihat film seperti itu. Apa kau berharap aku terkejut? Aku tak bisa begitu saja melakukan tes DNA dengan pengemis itu. .” Kata Sharon yakin
“Keduanya telah ditakdirkan “ ucap Baek Hee.
“Tidak, kami telah ditakdirkan karena dia dan aku bertemu sebagai suami dan istri.”kata Sharo
“Itu semua kesalahanku dan Itu sebabnya aku tak bisa membiarkanmu. Karena itu kesalahanku.” Ungkap Baek Hee.
“Satu-satu kesalahanku adalah memukulnya karena ia mencoba pakaianku. Aku hanya perlu membuatkannya pakaian yang cantik dan menghapuskakan dosaku.” Ungkap Sharon yakin.
Baek Hee mengumpat kalau Sharon bodoh bahkan takut. Sharon piki Hidup tanpa Soo Ho  itulah yang ditakutkan dan ingin hidup bahagia bersamanya, bahan tak butuh uang atau kebanggaan karena hanya ingin dicintai.


Hae Ra pergi ke dapur untuk mengambil minum lalu melihat Soo Ho yang duduk sambil berkerja. Lalu bergumam kalau  tak ingin terluka karena menurutnya terlalu lusuh untuk menjadi kekasih Soo Ho yang tampan dan orang kaya.
Soo Ho menatap Hae Ra yang menatapnya, Hae Ra bertanya ada apa. Soo Ho hanya tersenyum. Hae Ra kesal melihat Soo Ho yang tersenyum lalu bergegas masuk ke kamarnya. Soo Ho hanya bisa tertawa melihat sikap Hae Ra. Sementara Hae Ra yakinkan diri kalau akan memutuskan setelah sebulan. 

Ji Hoon mulai melatih Soo Ho di kantor, lalu keduanya makan salah dan jus sayuran. Ji Hoon bertanya Jika Soo Ho  datang kemari awal sekali setiap hari, apa dia tidak marah. Soo Ho binggung siapa dia yang dimaksud.  JI Hoon mengatakan kalau itu Istri Soo Ho.
“Aku masih single. Apa aku terlihat sudah menikah?” ucap  Soo Ho
“Wanita tidak akan meninggalkan pria sepertimu sendirian.”ucap Ji Hoon. Soo Ho pikir umumnya memang seperti itu.
“Tapi wanita yang kusukai bersikap dingin padaku.” Cerita Soo Ho
“Maka kau harus bertindak tidak dewasa dan agresif.” Kata Ji Hoon. Soo Ho ingin tahu contohnya.
“Contohnya...Kapan saat paling membahagiakan dalam hidupmu?” tanya Ji Hoon. Soo Ho menjawab saat ini.
“Sekarang saat aku memandangmu.” Ucap Ji  Hoon mengajarkan agar Soo Ho bisa membuat hati wanita meleleh.
“Kapan saat paling menyedihkan dalam hidupmu?” tanya Ji Hoon. Soo Ho kembali menjawab saat ini.
“Sekarang saat aku tak dapat menahanmu.” Ucap Ji Hoon memberikan contoh gombalan.
Ji Hoon pikir Soo Ho harus Cobalah hari ini, karena  Itu akan berhasil. Soo Ho pikir itu perlu percobaan klinis jadi Ji Hoon harus mencoba saja dan katakan padanya apabila tipsnya itu berhasil. Ji Hoon juga menginginkanya tapi masalahnya wanita itu tak mau menemuinya. Soo Ho ingin tahu alasanya.
“Aku terlambat menyadari jika aku mencintainya.” Akui Ji Hoon. Soo Ho pikir Ji Hoon jangan pernah kulakukan itu.
“Kau tak mengenal cinta... Kuberitahu kau, itu berhasil.” Ungkap Ji Hoon menyakinkan. 


Tuan Park datang ke Pemandian Ongji dengan bertanya Kenapa tidak jual pemandian tua ini, Si nenek mengaku tidak setuju dengan penghancuran bangunan dan pembangunan mall disini bahkan juga sudah berbicara dengan pengusaha muda yang terpercaya. Tuan Park ingin tahu siapa orangnya. 

Berita Di TV
“Proyek Lingkungan Seoul Moon Soo Ho. Firma arsitektur Song Eun Ji, dan Pengembang Nanum telah terpilih untuk proyek pencegahan Grentifikasi Seoul dan proyek regenerasi kota.”
Soo Ho yang baru masuk kantor di beri  penyambutan yang meriah dengan para pegawainya, mereka terlihat bahagia karena proyek mereka yang disetujui. Soo Ho pun bisa tersenyum lebar mengatakan kalau mereka akan makan steka nanti malam. Semua berteriak gembira.
“Kolaborasi perusahaan yang terpilih memandang seniman yang menciptakan budaya kota sebagai komunitas dengan tujuan bersama. Mereka akan menjalankan kampanye untuk mmenginformasikan pada orang bahwa setiap orang bisa menjadi korban gentrifikasi  dan ini adalah masalah setiap orang.”
Saat sedang bergembira dengan pegawai, sesorang masuk. Tuan Park mengaku datang kemari untuk bicara dengan Tuan Moon. Soo Ho pun melihat orang yang selama ini dicurigai membunuh ayahnya. 

Keduanya duduk diruangan,  Tuan Park berkomentar Soo Ho yang benar-benar memperbaiki wajanya karena terlihat tampan sekarang Soo Ho pun mengucapkan Terimakasi atas pujinya. Tuan Park pikir  Soo Ho yang seharusnya datang dan menyapa lebih dulu. Soo Ho mengetahuiya.
“Kau tak belajar sopan santun, kan? Sejak kau tumbuh berjalan diatas cangkang telur.” Sindir Tuan Park
“Maafkan aku tidak mengunjungimu lebih dulu.” Ucap Soo Ho berusaah untuk sopan.
“Hei... Nak.. Tidak mudah menjalankan bisnis di Korea. Jika kau berlari liar tanpa pendukung, maka kau akan melukai diri sendiri. Jangan terlalu yakin pada penyewa dan tuan tanah” pesan Tuan Park. Soo ho mengaku akan mengingatnya.
“Jangan menyilaukan orang tanpa uang. Lingkungan lama harus dikembangkan” kata Tuan Park. Soo Ho menganguk mengerti. Tuan park pun pamit pergi.
“Pak Park... Bangunan tiga lantai yang memiliki salon rambut dilantai pertamanya. Dengan uang apa kau membelinya? Kau mendapatkannya dari perusahaan yang ingin membangun sebuah apartemen di lokasi lab, kan? Kau membakar laboratorium. Itu bukan hal yang kau maksudkan, tapi Doktor Moon mati saat kebakaran itu.” Ucap Soo Hoo yang sempat membuat Tuan Park terdiam
“Aku mengerti... Kau menderita dimasa kecilmu dengan wajah monster. Jadi Masuk akal kau tumbuh dengan mental sebagai korban.” Ungkap TUan Park
“Itu tidak mengerikan.. Salah satu sisi wajahku masih tampan.” Kata Soo Ho sinis. Tuan Park memperingatkan Soo Ho agar jangan bersikap seperti itu.
“Aku bisa jadi sangat menakutkan.” Ancam Tuan Park. Soo Ho pun berharap agar Tuan Park bisa tetap sehat. 


Seseorang memanggil Hae Ra agar keluar sebentar, Hae Ra melihat ada dua buket bunga diatas meja. Salah satunya dari Soo Ho “Untuk merayakan sesuatu yang baik padaku, maka Akan kuberitahu kau nanti malam”
Lalu satu buket dan melihat kartu bertuliskan (Hae Ra,aku merindukanmu, dari Ji Hoon, Aku bekerja keras belakangan ini Hae Ra, aku merindukanmu.] Hae Ra hanya bisa menghela nafas membacanya.
“Jung Hae Ra... Tidakkah kau pikir ini sedikit berlebihan, Ini sudah dua kali.” Ucap Direktur lalu keluar ruangan
Hae Ra melihat pesan di ponselnya dari Young Mi “Aku perlu menemuimu setelah bekerja hari ini. Aku punya berita bagus.” 



Hae Ra masuk ke restoran dan Young Mi melambaikan tangan memanggil temanya. Hae Ra kaget melihat ada Tuan Park yang duduk bersama Young Mi, mereka makan bersama tapi  Hae Ra hanya diam saja. Tuan Park berpikir Hae Ra tak suka makanannya
“Aku harus kembali ke kantor jadi Beritahu aku yang perlu kau katakan.” Ucap Hae Ra tak ingin bertele-tele.
“Maaf atas apa yang terjadi di masa lalu. Seperti yang kau tau, Industri ini sangat keras. Ada banyak penipu juga, Aku terlalu sibuk menjagamu. Aku berencana untuk. membangun pusat perbelanjaan mewah di lingkungan lusuhmu. Aku akan memberimu sebuah toko saat itu selesai.” Ucap Tuan Park
“Dia berfikir untuk memberimu lantai kedua. Jika kau menyewakan tempat itu ke kafe, maka kau tak lagi perlu mengkhawatirkan tentang uang.” Kata Young Mi
“Mengapa kau memberikanku itu?” tanya Hae Ra ingin tahu
“Itu karena aku menyesal tak peduli hingga saat ini.” Ungkap Tuan Park
“Aku bukan gadis yang lemah seperti Young Mi. Aku tahu dengan sangat baik bahwa didunia ini tidak ada yang gratis.” Tegas Hae Ra
“Tentu saja, ini tidak gratis, kau hanya perlu membantuku membangun mall disana. Cukup itu saja.” Kata Tuan Park
“bantuan seperti apa itu? Tapi Tunjukkan aku kontraknya, akan kupertimbangkan. Tolong tentukan bantuan apa yang kau inginkan dariku.” Kata Hae Ra

“Aku akan berikan sebuah toko saat itu selesai.” Ucap Tuan Park berjanji. 

Sharon dan Seung Hoo menari di ruang tengah dangan Sofa dan meja yang digeser. Sharon menanyakan penampilanya, Seung Hoo balik bertanya  Apa ada sesuatu yang bagus terjadi. Sharon mengaku punya pengunjung. Seung Hoo ingin tahu Siapa itu.
Soo Ho datang ke tempat Sharon dan Sharon memberikan secangkir teh. Soo Hoo dengan ramah mengucapkan terimakasih. Sharon pikir Kuenya terlihat enak dan menawakan Soo Ho kalau makan juga sepotong karena sudah meminta memotongnya. Soo Ho langsung menolaknya.
“Apa kau ingin mencoba bajunya?” tanya Sharon. Soo Ho juga menolak karena  yakin itu akan pas, bahkan sudah memeluknya erat hari itu.
“Itu sebabnya kau perlu mencobanya dan melihat seberapa tepatnya tanganku.” Kata Sharon merayu.
“Sharon... Tolong jangan lakukan itu lagi. Wanita yang kusukai disampingku dan kau melewati batas. Selain itu kau hanya perlu membuat pakaian Hae Ra. Aku punya banyak pakaian dan juga Temanku menjalankan toko penjahit di Milano. Sebenarnya, aku hanya mengenakan pakaian dari toko itu.” Ucap Soo Ho menegaskan
“Aku mengerti... Italy punya bahan yang bagus.” Kata Sharon sedikit gugup.
“Ini uangnya untuk pakaianku dan Hae Ra. Kau tak perlu mengirimkan pakaianku dan Terima kasih teh nya.” Kata Soo Ho lalu keluar dari ruangan. 


Seung Hoo akan pulang, Sharon meminta agar Jangan kunci pintunya karena Jung Hae Ra akan datang. Sharon yang marah sudah mengunti kain kemaja yang dibuatnya untuk Soo Ho lalu akhirnya memakan sendiri kue dengan tangan tanpa peduli  wajahnya belepotan
Hae Ra datang melihat sebuah baju setelah wanita putih di patung merasa kalau itu Cantik sekali. Sharon mengaku berusaha yang terbaik untuk membuat pakaian itu dan Karyawanknya bilang dirnya terlalu jenius jadi menurutnya kalau karyawanya itu benar akan hal itu.
“Ini semua seperti karya seni.” Ungkap Hae Ra memuji. Sharon menegaskan kalau Itu semua tidak gratis.
“Beri aku sesuatu sebagai balasannya.” Kata Sharon. Hae Ra ingin tahu apa yang dingikan Sharon. Sharon menunjuk gelan yang dipakai oleh Hae Ra.
“Itu sudah cukup.” Kata Sharon. Hae Ra pikir itu gelang yang murahan
“Berikan itu padaku dan cobalah pakaiannya.” Kata Sharon.
Hae Ra sudah tertidur di atas sofa, sementara Sharon menjelma menjadi Hae Ra dengan memakai gelang yang biasa dipakai oleh Hae Ra.
 Bersambung ke episode 7

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar