PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 04 Januari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 9 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Sharon sudah mengunakan dasi di lehernya, lalu memejamkan matanya. Soo Ho akhirnya masuk ke dalam rumah, wajahnya terlihat datar dan berbeda . Hae Ra melihat Soo Ho yang datang menatap heran dengan menawarkan makan malam sandwich.
Di luar rumah, Seorang petugas mengetuk mobil Sharon memberitahu kalau tak bisa parkir di depan rumah, lalu bertanya apakah tinggal dilingkunga itu.  Sharon membuka matanya membenarkan dengan suara berat.
“Aku belum pernah melihat wanita muda sepertimu.” Ucap Si petugas
“Apa aku terlihat seperti wanita muda?” kata Sharon kaget karena ingin mengubah wajah menjadi Soo Ho
“Apa kau sudah menikah?” kata Si petugas. Sharon akhirnya melihat wajahnya di cermin mobil ternyata memang masih berwajah dirinya bukan Soo Ho
“Tolong pindahkan mobilmu.” Pinta si petugas. Sharon dibuat binggung karena dirinya tak bisa berubah jadi Soo Ho. 


Flash Back
Seorang pria memberitahu Ada kekuatan yang kuat melindunginya. Sharon bertanya Bagaimana bisa menyingkirkan kekuatan itu. Si pria pikir kalau Sharon sedang membahas tentang suaminya.
“Jika dia akan menjadi kekasih orang lain, maka Aku lebih suka dia pergi dan mati. Aku juga tidak bisa membiarkan anaknya hidup, Jika anak itu berasal dari ibu lain.” Ucap Sharon penuh dendam
“Kau harus mengurungkan niatmu untuk membunuh. Jika kau menyakiti seseorang tanpa alasan, maka kau akan membayarnya untuk itu.” Pesan si pria
“Haruskah aku memulai sebuah rumor yang mengatakan bahwa mereka orang Katolik? Hubungan mereka akan berakhir, jika negara menahan mereka.” Kata Sharon yakin
“Bagaimana bisa kau mengatakan hal yang jahat seperti itu?” ucap si pria heran
“Aku tidak akan duduk diam saja.” Kata Sharon penuh dendam.
“Pada akhirnya, kaulah yang akan terluka.” Pesan si pria.
Sharon ingin tahu Kekuatan apa ini yang melindungi Myung So dan Apakah ada hal seperti itu. Si pria memenjamkan mata mengatakan kalau Ini adalah hati yang sangat menghibur. Shoran mengeluh Siapa yang menghibur siapa. Si peramal mengatakan kalau Myung So memiliki hati. yang tidak dimiliki Sharon. 


Sharon merasa kalau Tak mungkin. Sementara di dalam rumah, Hae Ra bertanya kenapa Soo Ho hanya menatapnya,apakah Hae Ra ingin mengatakan sesuatu. Soo Ho ingin tahu Tanggal berapa ayah Hae Ra  meninggal, lalu berpikir kalau tidak perlu menunggu sampai saat itu.
“Biarkan aku pergi menyapa dia. Dimana dia dikubur?” kata Soo Ho
“Aku mendengar dia dikremasi dan abunya disebar di gunung.” Ucap Hae Ra. Soo Ho bertanya Siapa yang bilang
“Ayah Gon dan orang-orang di perusahaannya. Aku masih terlalu muda saat itu, jadi aku tak bisa mengurus hal lain. Ibu sedang sakit, dan aku bahkan harus pindah. Itu sungguh berantakan.” Cerita Hae Ra sedih
“Aku minta maaf... Ayo kita menemuinya.” Ucap Soo Ho
“Mengapa kau tiba-tiba ingin bertemu ayahku?”tanya Hae Ra. Soo Ho mengaku Selalu merasakan sesuatu.
“Apa Maksudmu rasa sakit hatimu?” sindir Hae Ra. Soo Ho membenarkan kalau dirinya terluka.
“Tapi aku juga merasa bersyukur. Rasa syukur lebih besar dari perasaan sedihku.” Ungkap Soo Ho
“ Aku minta maaf atas apa yang terjadi saat itu. Aku bahkan tidak memihakmu.” Kata Hae Ra. Soo Ho pikir tak masalah
“Sekarang aku bisa mengerti mengapa dia bersikap seperti itu.” Ungkap Soo Ho


Saat itu bel rumah berbunyi, Hae Ra bertanya Siapa itu karena Bibinya  bilang akan pulang terlambat. Soo Ho memberitahu kalau sudah memanggil pelatih pribadi kerumah dan ingin berlatih bersama Hae Ra. Hae Ra kaget bertanya Latihan pribadi apa maksudnya.
“Kau bilang beratmu bertambah. Aku ingin berlatih bersamamu.” Jelas Soo Ho santai
“Aku tak butuh latihan pribadi di rumah” pikir Hae Ra panik
“Pelatih ini berlatih dengan baik dan bekerja keras. Dia juga tampan.” Ucap Soo Ho. Hae Ra terlihat penasaran mengetahui kalau wajahnya tampan. Soo Ho pun mengajak mereka untuk melihatnya. 

Keduanya pergi ke depan interkom dan bingung karena yang datang Sharon bukan Ji Hoon. Soo Ho bertanya apakah Sharon bilang akan datang, Hae Ra mengaku kalau tak bilang. Sharon akhirnya masuk dengan berpura-pura menyapa Hae Ra yang ada dirumah juga.
“Aku kemari untuk mengantarkan pakaianmu.” Ucap Sharon. Hae Ra pikir Sharon tak perlu melakukannya dan meminta maaf. Sharon pun menyapa Soo Ho.
“Aku hanya akan menunjukkan kepadanya bagaimana cara memakai ini dan pergi.” Ucap Sharon seperti ingin mengoda Soo Ho
“Kalian berdua bicara saja di sini.” Kata Soo Ho bergegas pergi. Hae Ra pun mengajak Sharon pergi keruang tengah. 

Ji Hoon masuk rumah dengan bola untuk sit up memuji rumah Soo Ho yang bagus. Soo Ho memberitahu kalau Seorang tamu tiba-tiba datang, tapi akan segera pergi. Ji Hoon pikir tak masalah.  Saat masuk ruang tengah Hae Ra dan Ji Hoon melongo kaget.
Ji Hoon mengingat saat bertanya Siapa brengsek itu, Hae Ra pun menjawab “Dia adalah seseorang yang memiliki semuanya.” Lalu Soo Ho mengatakan “Dua orang yang ingin kujadikan keluarga.” Bola yang dibawa Jin Hoon jatuh bergitu saja karnea ternyata Soo Hoa akan menjadikan istri untuk keduanya.
“Dia melihatku sebagai Hae Ra hari itu.” Gumam Sharon juga panik karena sebelumnya pernah bertemu dengan Ji Hoon lalu memberikan kecupan.
“Dua orang terlahir dengan wajah yang sama hanya terjadi di film.” Ungkap Sharon saat itu.
Soo Ho akhirnya menawarkan minuman, Ji Hoon tersadar lalu menganguk. Akhirnya Soo Ho mempesilahkan Hae Ra dan Sharon mengobrol dan mengajak Ji Hoon pergi ke ruangan lainya. 
Sharon mengetahui kalau Ji Hoon adalah pacar Hae Ra, yaituPria berpakaian abu-abu itu. Hae Ra panik dengan berbisik kalau bukan pria itu. Sharon yakin kalau Ji Hoon adalah pacarnya karnea pernah mengirimikan foto telanjangnya. Hae Ra makin panik mendengarnya.
“Jangan dibahas... Kami sudah lama bubar... Ini juga membuatku panik karena dia ada di sini.” Ucap Hae Ra
“Apa kau selingkuh darinya?” sindir Sharon. Hae Ra menegaskan tidak seperti itu. 


Ji Hoon mengambil minum di ruang dapur, lalu bertanya pada Soo Ho apakah  akan berlatih dengan dua wanita itu. Soo Ho mengatakan tidak, karena Wanita satunya datang tanpa pemberitahuan. Ji Hoon ingin tahu Wanita mana yang menjadi tamu. Soo Ho akhirnya memanggil Hae Ra.
Hae Ra terlihat gugup di panggil Soo Ho, Soo Ho meminta agar Hae Ra datang menghampirinya. Sharon pun menyuruh Hae Ra agar datang menemui Soo Ho lebi dulu.
“Dia adalah Choi Ji Hoon, pelatih baru dirumah kita.” Ucap Soo Ho memperkenalkan pelatih baru. Hae Ra pun memperkenalkan nama seperti baru pertama kali bertemu.
“Bibinya seharusnya mengikuti pelatihan Tapi dia terlambat malam ini.” Jelas Soo Ho
“Bagaimana kalau kalian berdua saja yang berlatih malam ini?” kata Ji Hoon
“Aku harus berbicara dengannya tentang pekerjaan.” Kata Hae Ra
“Tidak, kita tidak bisa. Bagaimana kau bisa melewatkan hari pertama pelatihanmu?” kata Ji Hoon dengan nada tinggi.
Soo Ho heran karena Ji Hoon yang marah. Ji Hoon mengelak kalau tidak marah dengan alasan hanya ingin melakukan yang terbaik dalam hal yang kulakukan. Soo Ho pikir Hae Ra bisa selesai berbicara dengan Sharon dan akan mulai berlatih dulu. Hae Ra menganguk mengerti. Soo Ho pun akan berganti pakaian lebih dulu. 



Hae Ra akhirnya mengunakan jaket coklat dikamarnya, Sharon berkomentar kalau Hae Ra tidak terlihat menyedihkan dalam pakaian yang dibuat menurutnya Hae Ra pasti bahagia. Hae Ra membenarkan karena pakaian yang dibuat Sharon juga sangat cantik.
“Apa kau punya alasan untuk hidup saat ini? Kau bilang akan memberikan apa yang kuinginkan...jika aku memberikan alasan bagimu untuk hidup. Apa Kau tak ingat pernah mengatakan itu?” ucap Sharon. Hae Ra terlihat binggung seperti sedang melamun.
“Aku sedang memikirkan hal lain.” Ungkap Hae Ra yang memikirkan pertemuan Ji Hoon dan Soo Ho
“Lepaskan sekarang juga. Kau merusak suasana hatiku.” Kata Sharon kesal
“Tidak, aku minta maaf. Jaket ini luar biasa. Aku harus berbicara denganmu tentang sesuatu. Tidakkah kau ingin melakukan proyek yang menyenangkan bersama?” kata Hae Ra.
Sharon langsung menolaknya dan bertanya apakah Tuan Moon tahu kalau Ji Hoon itu pacarnya. Hae Ra menegaskan kalau Ji Hoon bukan pacarnya. Sharon berkomentar kalau Hae Ra dan pelatih itu terlihat sangat serasi jadi lebih baik Menikah saja. Hae Ra terlihat kesal. 


Ji Hoon melatih otot Soo Ho dengan menyuruh mengangkat barbel,  lalu bertanya pada Soo Ho Bagaimana bisa hidup dengan gadis cantik seperti Hae Ra. Soo Ho menjawab kalau Ini seperti takdir.
“Apakah dia tipe idealmu?” tanya Ji Hoon. Soo Ho membenarkan
“Apa tipe idealmu?” tanya Ji Hoon. Soo Ho meletakan barbel mengaku  suka gadis yang membawa wajan. Ji Hoon mengeluh kalau Selera Soo Ho itu unik.

Sharon keluar bersama Hae Ra pamit pergi lebih dulu dengan berharap Ha Ra menyukai jaketnya dan meminta Maaf sudah datang kemari larut malam. Akhirnya Hae Ra ikut latihan dengan Ji Hoon diruang tengah, Ji Hoon berpura-pur lupa kalau nama Hae Ra dengan mengulangnya.
“Peregangan ringan dulu...Squat 50 kali untuk pemanasan.” Ucap Ji Hoon seperti akan membalas dendam.
“Bukankah itu terlalu banyak?” kata Soo Ho. Ji Hoon mengaku kalau hitungan 50 itu untuk pemula.
“Pak Moon, kau bisa beristirahat sekarang dan Hae Ra Squat 50 kali.” Kata Ji Hoon. 

Soo Ho akhirnya pergi ke sisi lain menelp Sek Han bertanya Apa tidak ada kasus seperti itu di Austria dengan menceritakan Ada sebuah tempat disebut Laundry Playground, Mungkin pada tahun 1995. Ia tahu Mereka membangun ruang cuci untuk kelompok berpenghasilan rendah. Sambl melihat Hae Ra mengatakan kalau akan mengirimkan email besok pagi.
Ji Hoon menghitung Hae Ra yang melakukan squat,  sampai di hitungan 41 bertanya Bukankah Soo Ho si brengsek. Hae Ra menjawab dengan hitungan. Ji Hoon membahas kalau Orang yang memiliki semuanya. Hae Ra membenarkan dengan terus menghitung.
“Kau akan terluka. Keluarlah dari rumah ini. Ucap Ji Hoon
“Apa dia tahu kalau kau seorang jaksa palsu sebelumnya? Jangan mulai pertengkaran. Aku sedang menjalani hidup baru.” Kata Hae Ra kembali menghitung squatnya.
“Aku tidak akan mengatakan kepadanya kalau aku tertipu... olehmu selama 10 bulan. Jadi Ingat itu.” Kata Hae Ra kesal. Ji  Hoon menanyakan alasan Hae Ra tak memberitahu Soo Ho.
“Aku tak ingin dia berpikir kalau aku bodoh.” Tegas Hae Ra lalu merasa kalau sudah selesai melakukan squat. Ji Hoon pikir Bukan begitu.
“Bagaimana latihannya?” tanya Soo Ho datang menemui keduanya. Hae Ra mnegeluh kalau ini melelahkan dan malam yang melelahkan.
“Apa Kau sudah selesai?” tanya Soo Ho. Hae Ra mengaku lelah jadi ingin beristirahat dan akhirnya memilih pergi.
“Tidak masalah... Kekuatan fisik dasarnya sangat mengerikan.” Ucap Ji Hoon. Soo Ho tak banyak berbicara. 


Ji Hoon keluar dari rumah Soo Ho dengan wajah lunglai, terdengar suara klakson mobil. Sharon masih menunggu didepan mobil bertanya apakah Ji Hoon sudah selesai menyuruh agar masuk mobilnya karena akan mengantarnya. Ji Hoon menolak lalu berjalan pergi.
“Kupikir... Hae Ra tidak memutuskanmu.”kata Sharon. Ji Hoon seperti masih berharap dengan Hae Ra akhirnya kembali menemui Sharon. 

Ji Hoon melihat pakaian dan patung dalam ruangan, Sharon menyurh Ji Hoon duduk sambil menuangkan minuman dengan membahas kalau pasti Ji Hoon yang terkejut sebelumnya menurutnya Teh ini sangat bagus untuk menenangkan pikiran dan tubuh.
“Kau memiliki tubuh seorang model.” Puji Sharon yang membuat Ji Hoon sempat terdiam ketika akan duduk.
“Aku bukan model.” Kata Ji Hoon dingin. Sharon pikir Ji Hoon tahu kalau  mereka pernah bertemu sebelumnya.
“Lalu kenapa kau datang?” tanya Ji Hoon. Sharon menjawab kalau itu Untuk memata-mataina. Ji Hoon bertanya alasanya.
“Kudengar kau mencampakkan Hae Ra.” Kata Sharon. Ji Hoon mengaku sangat menyesal dan tak tahu kenapa melakukan itu.
“Masih belum terlambat, Kembalilah bersamanya.” ucap Sharon. Ji Hoon yang binggung bertanya siapa Sharon siapanya.
Ji Hoon mengaku dirinya adalah seorang desainer berbakat yang cantik, karena Itulah yang orang katakan tentangnya. Ji Hoon ingin tahu Bagaimana Sharon mengenal Hae Ra. Sharon mengaku kebetulan saling mengenal.
“Hidupnya terlihat menyedihkan, Jadi aku membuatkan beberapa pakaian. Beberapa waktu yang lalu...” ucap Sharon dan Ji Hoon tiba-tiba menyela
“Aku ingat itu... Suara ini.” Ucap Ji Hoon teringat dengan sosok Hae Ra yang aneh. 


Flash Back
Sharon mengeluarkan suara aslinya setelah memberikan ciuman di pipi Ji Hoon untuk mengajak tinggal bersama malam ini. Ji Hoon heran bertanya Ada apa dengan suara Hae Ra. Sharon mengaku Tenggorokannya tiba-tiba tersedak. Ji Hoon pikir kalau Hae Ra sedang menirukan suara seseorang. Ji Hoon pikir kalau pernah mendengar suara ini sebelumnya.
“Hae Ra... Meniru suaramu, dan itu terdengar persis sama.” Ucap Ji Hoon. Sharon dengan menatap sinis mengatakan kalau Itu tidak penting.
“Kenapa kau memotong pembicaraanku?” kata Sharon marah. Ji Hoon melihat Sharon dengan tatapan sinis akhirnya meminta maaf
“Aku khawatir Hae Ra bersama seseorang yang tidak sesuai dengannya. Aku khawatir kehidupan ini mungkin hancur juga. Keduanya tidak terlihat cocok bersama, kan?” ucap Sharon. Ji Hoon pikir memang tidak cocok
“Apa kau akan membiarkan hidupnya hancur?” kata Sharon. Ji Hoon pun bertanya apa yang akan dilakukan.  Sharon dengan tatapan liciknya Aka memberitahu.


Hae Ra sudah duduk diruang makan sambil minum teh, Soo Ho datang sambil mengeluh karena Hae Ra yang mengirim pesan padahal mereka yang tinggal bersama bahkan bisa saja mengetuk pintu. Hae Ra mengaku Ada yang ingin dikatakan.
“Terima kasih atas perhatianmu, tapi aku merasatidak nyaman berlatih dengan orang asing di rumah. Aku anggota fitnes didepan kantorku.” Kata Hae Ra
“Oke, lakukan sesukamu. Tidak ada yang menyenangkan jika kau merasa tidak nyaman.” Kata Soo Ho
“Apakah sudah lama dia mulai melatihmu?” tanya Hae Ra. Soo Ho menjawabTidak terlalu karena hanya melihat Ji Hoo yang pekerja keras dan menyenangkan bersamanya.
“Dia sepertinya tidak terlalu bekerja keras. Apa tidak bisa kau menggantinya dengan orang lain?” kata Hae Ra dengan nada sinis
“Apa kau tidak menyukainya?” tanya Soo Ho, Hae Ra mengaku Tidak seperti itu.
“Apa kau cemburu karena dia menyukaiku?” goda Soo Ho. Hae Ra mnegeluh Soo Ho kembali bertingkah mengodanya.
“Jangan menganggap semuanya sebagai lelucon.” Kata Hae Ra.
“Apa dia terlihat seperti mantan pacarmu atau apa?”ejek Soo Ho. Hae Ra pikir lebih baik katakan saja mirip
“Itu tidak masalah.. Tidak masalah bahkan jika dia adalah mantanmu. Kau terluka karena berkencan dengan orang jahat. Itu sebabnya kau masih waspada terhadapku Aku suka sikap itu dan Itu keren. Lakukan hal yang sama pada pria lain. Aku juga tidak perlu memikirkan orang-orang jahat itu. Aku yakin bisa melindungimu.” Kata Soo Ho
Hae Ra terdiam mendengarnya, Soo Ho bertanya apakah Ada hal lain yang perlu dikatakan. Hae Ra mengelengkan kepala. Soo Ho pun mengucapakan dan akan pergi, lalu kembali berkata pada Hae Ra untuk Jangan kecewa jika proyek ini gagal. Hae Ra ingin tahu alasanya.
“Apakah tidak akan berhasil dengan baik?” tanya Ha Ra
“Kupikir kau berharap terlalu banyak. Tidak  kecewa terhadap kegagalan akan menjadikanmu benar-benar kuat.. Aku tahu ini karena aku sudah mengajarimu sejak lama. Kau gampang bingung, tapi kau pintar dan kreatif. Sepertinya kau tumbuh agak membosankan saat berjuang menjalani hidup. Jadi Sadarlah.. Kau benar-benar keren.” Pesan Soo Ho lalu berjalan pergi
“Soo Ho... Soo Ho...” ucap Hae Ra memanggil nama tanpa panggilan Oppa saat Soo Ho pergi. Soo Ho terdiam. 

 Flash Back
Soo Ho mengikat tali sepatu Hae Ra ditaman. Hae Ra yang duduk memanggil nama Soo Ho tanpa panggilan “Oppa”. Soo Ho melirik sinis mengingatkan Ha Rae kalau ia lebih tua jadi Jangan kasar.
“Aku ingin memanggilmu seperti ini... Kapan pun aku bersyukur atau saat kau terlihat imut.” Ungkap Hae Ra.
Soo Ho bertanya Ha Rae akan Pilih yang mana. Hae Ra tak percaya kalau Soo Ho yang masih mengingatkan kalau ingin memanggil nama “Soo Ho bila terlihat seperti pria yang baik. Soo Ho mengeluh kalau Hae Ra yang  masih saja kasar Tapi akan membiarkannya saja hari ini lalu berjalan masuk ke kamar sambil tersenyum bahagia. 

Hae Ra kembali ke kamar mengingat kembali saat pertemuan pertama kalinya dengan Soo Ho, kalau meminta di foto mengaku merasa tersanjung bertemu dengannya. Ia sempat jatuh dan mersakan kalau sejak memakai mantel ini,hal aneh terus terjadi padanya.
“Aku menyukaimu.” Ungkap Soo Ho yang sudah tak malu mengakui perasaanya pada Hae Ra
“Sesuatu terjadi dalam hidupku” ungkap Hae Ra terlihat senang mengingat kenangan dengan Soo Ho. 

Pegawai Young Mi meminta bosnya agar bisa bergaya, Young Min sengaja mengambil gambar didepan foto pria-pria tampan dijalan dulu dengan meminta agar terlihat vintage. Pegawai memuji Young Mi yang tampak cantik. Young Mi senang melihatnya berpikir kalau akan memakai topi, pegawai pun memujinya.
“Zaman sekarang disebut gaya retro. Pria yang 100 tahun lebih tua dariku.”
“Orang-orang tampan memang ada di masa lalu. Ini adalah gambar yang diambil 90 tahun yang lalu.”
“Aku adalah ratu seksi. Semuanya, selamat tahun baru.”
“Mereka sama populernya dengan grup idola. Kami memulai promosi diskon pada pakaian retro. Kain itu berasal dari Italia. Kain itu diimpor langsung dari Milano.” 

Young Mi membuat caption tiap fotonya membuat tokonya akhirnya ramai dengan pelanggan, bahkan meminta mereka agar bisa berbaris rapih didepan kasir.  Pegawai menghitung price tag yang sudah dijual.
“Semua terjual habis hanya setelah tiga jam.” Ucap Pegawai tak percaya
“Sayangku pasti beruntung dengan uang...Aku tidak bercanda. Pasti ini nyata.” Kata Young Mi
“Haruskah kita menaruh gambar ini disini selama sekitar 100 tahun?” kata si pegawai. Young Mi pikir itu Ide bagus. Bibi Lee datang terburu-buru memanggil Young Mi.
“Apa itu? Kenapa kau memakai riasan penuh?” kata Young Mi heran. Bibi Lee pikir yang yang dipakai bukan riasan penuh.
“Aku hanya mengoleskan BB krim di wajahku.” Ungkap Bibi Lee
“Akhir-akhir ini kau sangat memperhatikan penampilanmu.” Komentar Young Mi. Bibi Lee mengajak Yong Mi duduk karena ada yang ingin dibicarakan dengannya. 


Bibi Lee menceritakan kalau Tuan Park bisa saja menandatangani kontrak dengan Hae Ra tapi Mengapa  Tuan Park memilih dirinya sebagai wakilnya dan meminta menandatanganinya terlebih dahulu, bahkan belum memberitahu Hae Ra.
“Mungkin karena dia khawatir Hae Ra akan menambahkan persyaratan. Ini hal yang baik, kan?” ucap Young Mi
“Ini adalah hal yang baik.” Pikir Bibi Lee. Young Mi yakin kalau ini tidak masalah.
“Aku tidak ingin menantu perempuan sepertimu.” Ungkap Bibi Lee. Young Mi heran dengan ucapan Bibi Lee.
“Bagaimana jika dia melamarku?” pikir Bibi Lee merasa kalau sikap Tuan Park yang perhatian padanya.
“Ayah Gon terlalu murah untuk menikahi seseorang. Dia harus berbagi kekayaannya jika dia melakukannya, jadi dia tidak mau.” Jelas Young Mi
“Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.” Kata Bibi Lee masih tetap berharap
“Jangan bermimpi yang tidak realistis. Kau mungkin akan terluka dan Lupakan merawatnya serta Berhenti pergi kesana.” Pesan Young Mi
“Ini sebabnya mereka mengatakan bahwa anak-anak tidak ada gunanya. Kenapa kau tidak bisa memikirkan betapa kesepiannya dia?” kata Bibi Lee marah. Young Mi heran melihat bibi Lee yang tiba-tiba kesal

Bibi Lee mencoba mengambil sebuah atas,  Young Mi langsung melarangnya karena mahal dan pasti tidak mampu membelinya. Bibi Lee kesal akhirnya melihat foto yang ada di depan heran karena menempatkan foto wanita itu di sini. Young Mi binggung Wanita apa maksudnya.
“Pemilik Sharon Tailor berpakaian seperti pria dan mengambil foto ini seperti pemotretan mode.” Kata Bibi Lee.
“Apa mereka terlihat sama?” Young Mi. Si pegawai pikir tidak.
“Matamu tidak tajam sama sekali. Dan Apa kau bilang kau bekerja di industri fashion?” ejek Biibi Lee keluar dari ruangan. Young Mi pun mulai bertanya-tanya Apakah mereka terlihat sama

Sharon memegang frypan ditanganya, seperti menatap wajahnya seperti cermin.
Flash Back
Ji Hoon bertanya apa yang harus dilakukanya. Sharon mengatakan kalau Akan memberitahu yaitu Sebuah cara untuk membuatnya kembali pada JI Hoon adalah membuat orang itu memiliki wanita lain. Ji Hoon terlihat kaget.
“Aku akan mendapatkan Moon Soo Ho. Kau bantu aku, dan aku akan membantumu.” Ucap Sharon. Ji Hoon mengingat saat Soo Ho mengaku “Aku suka gadis yang membawa wajan.”
“Dia bilang dia suka gadis yang membawa wajan.” Ucap Ji Hoon. Sharon terlihat binggung
“Aku tidak tahu apakah maksudnya gadis-gadis yang pandai memasak atau mandiri. Aku tidak yakin tentang hal itu.” Kata Ji Hoon.
“Bagaimana rasanya dicintai? Aku sudah menunggu 200 tahun. Aku ingin mengetahuinya... Soo Ho, biarkan aku mencari tahu...” kata Sharon mulai memaikan dua wajah untuk mengambil hati Soo Ho. 

Soo Ho menelp  minta maaf karena tidak bisa melakukannya tidak bertanya sebelumnya jadi tidak akan melakukan latihan dirumah lagi. Ji Hoon pikir tidak apa-apa dengan berharp Semoga harinya menyenangkan. Setelah menutup telp, Ji Hoon terlihat kesal menekan tombol treadmeal dengan kecepatan tinggi. Gon yang ada disampingnya binggung
“Menurutmu Pak Moon itu orang yang bagaimana?” tanya Ji Hoon saat melatih Gon. Gon bertanya balik Kenapa Ji Hoon menanyakan itu
“Maksudku, aku tidak mengerti kenapa dia di bisnis real estate, Jika dia lulus sekolah kedokteran di luar negeri.” Kata Ji Hoon heran
“Tepatnya, Dia berada di bisnis restorasi perkotaan. Dia sedang melakukan sesuatu yang indah.”Kata Gon. 


Keduanya duduk bersama, Gon menceritakan Soo Ho yang Dimemiliki segala sesuatu yang indah dan juga memiliki rumor yang menyeramkan. Ia mengetahui Saat Soo Ho  bekerja di luar negeri, banyak kompetitornya yang terluka dan meninggal.
“Tapi semua yang dilakukan Mr. Moon berkembang pesat. Anggur, biji kopi, dan bahkan kasmir Mongolia” cerita Gon. Ji Hoon kaget Soo Ho berbisni Kasmir Mongolia.
Soo Ho sedang ada didalam mobil mendengar sebuah mobil dibelakang memberikan klakson agar bisa lebih cepat, tapi sek Han tetap mengemudi dengan kecepatan biasa.
“Dia bertemu seseorang saat menjadi relawan di luar negeri dan membuat kontrak eksklusif untuk kasmir. Lalu dia menjualnya ke pabrik di Italia yang dijalankan oleh ayah temannya, yang mulai menjualnya ke merek besar, Jadi dia menghasilkan banyak uang dari sana.” Cerita Gon
“Dia mengenal banyak orang di seluruh dunia, dan dia juga beruntung.” Ungkap Ji Hoon iri
“Aku mendengar ini dari importir anggur. Baru-baru ini, seseorang yang mencoba untuk menipu kontrak anggur dengan dia terluka parah. Dia mematahkan semua anggota tubuhnya.” Cerita Gon. 

Soo Ho sedang ada didalam mobil, mendengar teriakan seseorang di seberang moblnya agar meminta menghentikan mobilnya. Soo Ho melirik binggung. Sek Han memberitahu kalau pria itu marah karena tidak dibiarkan belok kanan.
“Aku sudah menyuruhmu untuk menghentikan mobilmu.” Teriak si pria
“Jika kita maju, kita pasti sudah melewati batas Dan itu bisa berbahaya bagi mobil yang melintas.” Pikir Soo ho
“Dia pasti punya masalah kontrol kemarahan. Orang seperti dia seharusnya tidak menyetir.” Sek Han.
Si pria tak bisa menahan amarah mengambil jalur di depan mobil Soo Ho dan dengan sengaja menginjak rem mendadak. Soo Ho pun sempat membentur bagian kursi depan, Sek Han pun kaget menanyakan keadaan Soo Ho apakah baik-baik saja. Soo Ho pun terlihat marah 

“Aku tidak bisa mempercayainya. Apa kau pikir dia punya orang yang bekerja untuknya? Kau pasti tahu, seperti pembunuh kontrak atau preman.” Kata Ji Hoon
“Ini mungkin hanya kebetulan...Rumor itu mungkin dari para pesaingnya. Oh Ya..., terima kasih atas bantuanmu untuk hak permukaan.” Ucap Gon. Ji Hoon tersenyu bahagia bertanya apakah Ji Hoon akan bekerja dengan Soo Ho. Gon mengaku bukan seperti itu maksudnya. 

Soo Ho pergi menemui pemilik rumah mengaku sudah mengerti situasinya Tapi akan mengecewakan jika tidak menepati janjinya. Si pria itu pikir kalau wajar jika ingin menjualnya kepada penawar yang lebih tinggi.
“Sudah kujelaskan alasannya, dan dengan tulus aku mengajukan permintaan kepadamu.” Ucap Soo Ho
“Aku lebih memilih uang lebih daripada ketulusan.” Kata Si pria sombong
“Bagaimana jika kita menawarkan lebih banyak...”ucap Sek Han. Soo Ho tak bisa berbuat banyak memilih untuk menganguk mengerti.
“Aku sudah membuka ginseng dan madu yang kau berikan padaku. Jika kau menginginkannya, aku akan membayarmu.” Kata Si pria
“Tak perlu. Kau bisa menyimpannya. Kalau begitu selamat tinggal.” Kata Soo Ho lalu berjalan pergi.
Si pria mengangkat telp dan terlihat kaget mengetahui putra satu-satunya Kecelakaan mobil. 




Sek Han di mobil minta maaf karena tidak punya cukup informasi. Soo Ho pikir kalau berharap ini terjadi karena akan terlalu aneh jika semuanya berjalan lancar jadi lebih baik memperluas kebidang lainnya. Sek Han menganguk mengerti.
“Bisakah kau turunkan aku di dekat agen perjalanan?” kata Soo Ho. Sek Han mengerti, saat itu si pria yang membuat Soo Ho celaka menabrak tiang dan dibawa oleh ambulance. 

Hae Ra sedang berbicara di telp pada kapten kalau akan. menyambut lebih dari 70 orang dan Tim nasional pemuda sedang berlatih, jadi tolong meminta agar pastikan seseorang  menunjukkan dukungan kepada mereka. Hae Ra pun mengucapkan Terima kasih lalu menutup telpnya.
“Nyonya... Bisakah aku pergi ke penjahit hari ini?” ucap Hae Ra pada ketua tim. Ketua Tim pun mempersilahkan.
“Aku juga menemukan banyak desain hebat.” Ucap Ketua Tim. Ji Hee mengaku menemukan sebuah pabrik yang membuat sampel bagus.
“Aku selalu menghabiskan hari-hariku di telepon, jadi sangat mengasyikkan untuk memikirkan hal ini.” Ungkap Hae Ra. 

Direktur masuk ruangan  memberitahu kalau merkea harusnya di pameran hari ini. Ketua Tim tahu kalau ia dan Ju Hee akan pergi setelah makan siang. Direktur heran karena mereka yang akan Setelah makan siang, lalu menyuruh mereka membeli kimbap dan dan makan saja di mobil.
“Jangan terlambat, Aku membutuhkan seluruh tim di sana. Termasuk kau, Hae Ra.” Ucap Direktur. Hae Ra melonggo bingung
“Banyak tim lain juga akan berada di sana. Kenapa kau membutuhkannya?” kata ketua Tim heran
“Aku akan memberimu peran yang paling penting... Kau bisa memakai baju maskot kami.” Kata Direktur. Ketua Tim kaget mendengarnya
“Kau bisa membiarkan anak-anak baru mengenakan setelan maskot. Dia mencintai jas, jadi dia mendapat baju maskot. Jadi Teruskan”kata Direktur dengan mengeluh kalau sangat lelah lalu pergi keluar ruangan, 

Ji Hee  mengeluh Direktur murahan sekali karena melakukannya dengan sengaja. Hae Ra hanya menatap kesak, Ketua Tim pikir mereka  perlu ketua untuk datang sekarang dan berkata "Tidak, Aku mendukungmu, Nona Jung." Akhirnya menyuruh Hae Ra agar pergi ke toko besok karena akan meluangkan waktu untuk pergi ke sana besok. Hae Ra mengucapkan Terima kasih.
“Aku akan memakai baju maskot, jadi Jangan lakukan itu” kata Ji He
“Tidak, tidak apa-apa... Bagaimanapun juga ini akan dingin. Aku akan bersyukur memakainya.” Kata Hae Ra, Pegawai lain memangil Hae Ra kalau telp di mejanya berdering. 

Hae Ra buru-buru mengangkatnya, layaknya menerima telp dari klien. Soo Ho meminta agar merekomendasikan tempat dimana ada fotografer hebat. Hae Ra terlihat senang menerima telp Soo Ho mengatakan kalau menyarankan pergi ke Seoul, Korea.
“Apa kau menyadari bahwa ini sedang direkam?” ucap Hae Ra. Soo Ho mengaku tidak berpikir sejauh itu.
“Dalam hal ini, aku tidak akan mengatakan apa yang ingin kukatakan. Apa kau punya janji saat makan siang?” kata Soo Ho
“Aku harus pergi ke pameran kami.” Ucap Hae Ra. Soo Ho pikir Itu mengecewakan dan akan meneleponmu kembali. Hae Ra terlihat senang menerima telp Soo Ho.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar