PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 03 Februari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 18 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Sebuah mantel merah dikembalikan oleh Hae Ra. Seung Goo seperti tak percaya kalau cerita hidup Hae Ra berubah setelah memakainya. Hae Ra membenarkan, bahkan sangat berterima kasih untuk mantelnya, tapi juga takut pada mantel itu.
Hae Ra masuk ruangan pamit pergi pada Seung Go yang sedang berbicara di telp. Seung Goo meminta Hae Ra aga minum teh dulu sebelum pergi.  Hae Ra pikir kalau akan memberitahu Soo Ho untuk datang dan harus pergi ke suatu tempat kapan-kapan.
Ketika Hae Ra keluar dari ruangan dikagetkan dengan sosok Sharon yang terlihat lusuh. Sharon menatap Hae Ra seperti tak mengenalnya bertanya siapa. Hae Ra kebingunan, saat itu Seung Goo keluar dari ruangan melihat Sharon tersenyum bahagia. Sharon pun langsung memberikan pelukan
“Seung Goo, kau masih hidup.” Ucap Sharon memeluk assitannya. Seung Go bertanya kemana saja sharon dngan wajah haru.
“Seung Goo, kau masih hidup dan belum bertambah tua.” Ucap Sharon bahagia melihat Seung Go
“Omong-omong, kenapa kau terlihat sangat lusuh? Apa kau jatuh atau apa?” ucap Seung Goo. Sharon tak menjawabnya.
“Apa dia pelanggan kita?” tanya Sharon binggung. Seung Goo sempat kaget dan memberitahu kalau wanita itu  Nona Jung Hae Ra.
“Aku akan memberitahu Baek Hee kalau kau sudah kembali dan Hae Ra, tunggu disini.” Kata Seung Goo masuk ke ruangan. 



 Hae Ra seperti tak percaya melihat sosok Sharon kembali datang setelah melompat ke sungai Han. Sharon dengan ramah mengaku senang,  bisa melayani pelanggan yang begitu cantik menyuruh Hae Ra duduk dan akan  menganti pakaian lebih dulu.
“Permisi... Apa sebenarnya yang terjadi?” tanya Hae Ra binggung. Sharon juga binggung dengan pertanyaan Hae Ra.
“Kau melompat ke sungai. Mungkin saja...” ucap Hae Ra. Sharon malah kaget Hae Ra yang bisa mengetahuinya.
“Seung Goo, kita minum teh lain kali.”  Kata Hae Ra ketakutan melihat Sharon kembali tapi tak mengingatnya lalu bergegas pergi.
  
Hae Ra datang menemui Soo Ho dengan wajah ketakutan menceritakan kalau sebelumnya bicara dengasn Sharon dan berpikir kalau tak mengingat dirinya, tapi menurutnya kalau itu hanya pura-pura tidak mengenalnya.
“Jangan pernah pergi ke sana lagi, dan abaikan dia jika dia menghubungimu.” Ucap Soo Ho menenangkan.
“Bagaimana jika dia datang ke rumah kita?” kata Hae Ra ketakutan
“Jangan khawatir. Kita akan melaporkannya.” Kata Soo Ho yakin. Hae Ra seperti masih tak percaya dan takut kalau Sharon itu tidak pernah mati dan hidup selamanya
“Hae Ra... Mari kita segera menikah. Meskipun kita menikah, maka kau tak akan terganggu, dan tidak ada yang akan berubah. Aku berjanji.” Ucap Soo Ho menyakinan
“Tetapi... aku ingin memberimu hadiah pernikahan, tapi sekarang, aku...” kata Hae Ra sedikit sedih
“Aku tidak butuh hadiah... Yang aku butuhkan hanya kau Jika kau mempercayaiku, ayo lakukan seperti yang kukatakan.” Kata Soo Ho menyakinkan. Hae Ra pun menganguk setuju. Soo Ho memegang erat tangan Soo Ho. 


Baek Hee masuk ke dalam toko memanggil Sharon,  Sharon keluar dari ruang kerjanya melihat Baek Hee langsung memeluknya mengaku senang  karena masih hidup juga.  Ia tak percaya kalau segera kembali kali ini, dan sangat terkejut.
“Kau tampak bahagia dan tampak cantik.” Komentar Baek Hee
“Senang bertemu denganmu dan Seung Goo lagi dan Tokonya juga masih disini. Aku sangat senang” kata Sharon lalu memanggil Seung Goo untuk membawakan teh. 

Flash Back
Baek Hee duduk diam dalam rumahnya, berdoa memohon untuk Sharon “Aku tidak tahu kapan dia akan kembali, Tapi saat dia melakukannya, tolong biarkan dia kembali tanpa ingatan akan Soo Ho dan Hae Ra. Kita tidak tahu kapan hidupnya akan berakhir, tapi hidupnya akan tertahankan... tanpa memori itu, kan?” saat itu juga Sharon pun berjalan kembali ke tokonya.
“Hae Ra ada di sini, kan?” ucap Baek Hee seperti mengujinya. Sharon mengingat kalau ada Seorang wanita muda di tokonya.
“Apa kau juga mengenalnya?” tanya Sharon. Baek Hee bertanya apaah Sharon tak mengingatnya.
“Seung Goo mendapatkan klien baru saat aku pergi. Dia cantik, dan terlihat baik. Jika dia kembali, maka aku akan membuatkannya pakaian cantik.” Kata Sharon penuh semangat
“ Lalu..  bisakah kau juga membuatku sesuatu untuk musim semi?” ucap Baek Hee. Sharon setuju dan masuk ke dalam ruang kerjanya karena memikirkan sebuah desain.

Seung Goo terlihat binggung melihat sikap Sharon yang berbeda. Baek Hee menatap sebuah mantel merah dan bertanya pada Seung Goo. Mantel apa itu, karena tahu kalau mantel itu milik Hae Ra. Seung Go memberitahu kala Hae Ra sudah mengembalikannya.
“Dia bilang senang memakainya dan bersyukur, tapi juga takut.” Cerita Seung Go.
“Aku akan menyimpan mantel itu untuk sementara waktu, Jadi Tolong masukkan ke mobilku.” Ucap Baek Hee seperti ketakutan. 

Soo Ho dan Hae Ra melihat di tab, sebuah plan pernikahan jam 1 sampai jam 3 sore, lalu berpikir Apa itu bisa untuk pemotretan pernikahan. Hae Ra pikir itu bisa setelah itu mereka bisa berkerja kembali makan siang, lalu bertemu.
“Aku akan menjemputmu.” Kata Soo Ho membuat rencana.
“Baik. Mari kita adakan pernikahan di rumah, dan hanya mengundang teman dekat.” Ucap Hae Ra
“Tapi aku ingin membuatkanmu pernikahan yang besar.” Komentar Soo Ho
“Itu sudah kuno. Kita buat pernikahan kecil dan menyenangkan.” Kata Hae Ra.
Soo Ho setuju lalu mengusulkan Sabtu depan. Hae Ra pun setuju. Dan akan sibuk mempersiapkan pernikaha dan memulai membuat rencana yang akan disiapkan untuk penikahan mereka. 

Baek Hee berada di rumah membersihkan mantel milik Hae Ra. Soo Ho masuk rumah menemui Baek Hee dengan penuh semangat. Baek Hee bertanya kenapa Soo Ho datang ke rumahnya. Soo Ho mengaku kalau ingin mengundangnya lebih dulu.
“Hae Ra dan aku akan menikah minggu depan.” Ucap Soo Ho, Baek Hee melonggo tak percaya dan terlihat bahagia.
“Selamat... Sudah lama aku tidak mendengar kabar bagus.” Kata Baek Hee penuh semangat.
“Ini hanya pernikahan kecil dirumah. Aku ingin Ibu menjadi pemimpin upacara pernikahan.” Ucap Soo Ho. Baek Hee seperti tak yakin bisa melakukanya.
“Kau bisa membuatnya sederhana. Aku benar-benar ingin kau berada di pernikahan kami.” Kata Soo Ho sengat berharap
“Aku tak percaya akan menjadi pemimpin upacara dipesta pernikahan. Aku benar-benar akan membuatnya sederhana.” Ucap Baek Hee yakin.
Soo Ho akhirnya duduk bersama dengan Baek Hee bertanya  Apakah Choi Seo Rin benar-benar hidup kembali. Baek Hee mengucap syukur kalau  Sharon tidak ingat kalian berdua dan akan mengamatinya dengan hati-hati jika saja mungkin hanya berpura-pura.
“Tapi dia benar-benar tidak ingat.” Ucap Baek Hee yakin Sharon yang tak berbohong.
“Berapa lama dia akan hidup?” tanya Soo Ho khawatir.  Baek Hee pikir Tak akan ada yang pernah tahu. Soo Ho pun hanya bisa terdiam dengan wajah sedikit khawatir. 


Soo Ho dan Hae Ra berada di sebuah studio, mereka seperti agak canggung melakukan permotretan.  Soo Ho memegang tangan Hae Ra dan menatapnya, Bibi Lee yang melihatnya seperti sangat bahagia  keduanya yang melakukan pemotretan.
Mereka juga melakukan gaya lainya, dengan memperlihatkan gaun Hae Ra yang cantik. Fotographer meminta keduanya agar tak canggung dan malu.  Setelah itu mereka akan melakukan  pengambilan terakhir. Terakhir kali. Soo Ho memanggil Bibi Lee untuk ikut pergi bersama. Bibi Lee pikir tak perlu.
“Kurasa bibi berdandan cantik untuk difoto.” Komentar Soo Hoo. Bibi Lee pikir kalau dirinya selalu cantik. Hae Ra pun bertanya apakah ada gaun yang bisa dicoba oleh bibinya.
Ketiganya pun foto bersama, Hae Ra dan Bibi Lee merangkul Soo Ho seperti ketiganya saling menyayangi.  Saat itu Baek Hee datang membawa dua kotak besar. Soo Ho menyambutnya.
“Ini adalah pemandangan yang paling indah sepanjang hidupku.” Komentar Baek Hee pada keduanya. Soo Ho ingin tahu apa yang dibawa oleh Baek Hee.
“Ini adalah pakaian untuk meringankan dendam mereka.” Kata Baek Hee. 

Keduanya mengunakan pakaian tradisional dengan wajah menahan tawa. Baek Hee meminta agar kedanya Jangan tertawa aneh seperti itu. Fotographer meminta agar mereka mulai berpose. Hae Ra dan Soo Ho pun mulai mengambil foto dengan pakaian pengantin tradisional.
“Kalian akan saling membungkuk dan Menghadapi satu sama lain.” Ucap Fotographer. Keduanya seperti kebingungan karena suasana jadi makin canggung. Baek Hee menyuruh keduanya segera membungkuk.
Keduanya berdiri berhadapan dan mulai membungkuk, Baek Hee melihat seperti saat Myung Soo dan Boon Yi akhirnya bertemu dengan wajah bahagia. Ia bergumam kalau Sekarang, segala sesuatu kembali normal. Soo Ho akhirnya mengajak Baek Hee dan Bibi Lee untuk foto bersama.  Mereka pun berempat foto dengan senyuman sumringah. 

Ji Hoon masuk ke toko menyapa Sharon yang sudah lama sekali tak bertemu dan ingin tahu apa yang terjadi dan melihat kalau Tokonya sering ditutup. Seung Goo pikir kalau tidak tertutup sepanjang waktu dan hanya datang datang pada waktu yang buruk, lalu bergegas pergi karena ingin membuatkan teh.
“Bagaimana kabarmu?” tanya Ji Hoon. Sharon mengaku baik-baik saja.
“Kau adalah siswa atlet, kan? Pelatih berotot.” Ucap Sharon yang tak mengingat dengan memperagakan seperti memperlihatan ototnya.
“Ini tidak lucu, jadi Hentikan.” Keluh Ji Hoon. Sharon ingin tahu cara mereka saling mengenal. Ji Hoon terlihat kecewa dengan sikap Sharon.
“Ini adalah tanda terima kasihku dan Kau membuatkanku baju bagus” kata Ji Hoon memberikan amplop berisi uang.
“Apa Aku membuatkanmu pakaian?” kata Sharon binggung. Ji Hoon memberitahua kalau Sharon membuatkan beberapa setelan yang layak.
Sharon mengingatnya, tapi tak ingat alasan membuatkan jas dan berpikir kalau mereka berdua berkencan. Ji Hoon pikir kalau sikap Sharon yang masih kaku lalu menanyakan kabarnya Sharon dengan dan Pak Moon. Sharon binggung siapa Tuan Moon yang dimaksud.  Ji Hoon sangat binggung melihat tingkah Sharon. 


Baek Hee, Bibi Lee dan Hae Ra melihat hasil foto bersama dengan pakaian tradisional.  Baek Hee menanyakan pendapat Hae Ra karena pakaian itu ide yang bagus. Hae Ra mengaku kalau  menyukainya.
“Kau masih mengenakan gaun itu.” Komentar Soo Ho melihat Hae Ra masih melihat foto. Hae Ra mengatakan kalau akan ganti pakaian.
Seorang Assistant selesai merapihkan lampu dan tak sengaja menyelengkat kabel, Soo Ho melihat lampu yang akan jatuh menimpa Hae Ra langsung berlari menyelamatkanya dan mendorongnya
Baek Hee kaget melihat lampu yang jatuh dan tak mengenai Hae Ra. Soo Ho dan Hae Ra saling berpelukan pun juga terlihat shock dengan menatap lampu disamping mereka. 

Baek Hee menemui Soo Ho di ruang tunggu, lalu berkomentar tak percaya melihat sikap Soo Ho seperti sering berlatih saat masih kecil, karena tadi cukup mengesankan dan ingin tahu Olahraga apa yang dilakukan Soo Ho. Soo Ho pikir melakukan hampir semuanya.
“Aku terutama melakukan banyak kendo. untuk menyembunyikan bekas luka di wajahku” kata Soo Ho. Baek Hee pikir itu benar juga.
“Kurasa aku melihatmu membawa sebuah pedang bambu dan topeng saat kau muda.” Kata Baek Hee.
“Aku sampai di tingkat lima kendo dan juga memiliki sertifikat instruktur.” Kata Soo Ho.
“Itu keren. Bisakah kau mengajariku juga?” ucap Baek Hee. Soo Ho pikir Baek Hee tidak perlu belajar bagaimana melakukannya.
Baek Hee hanya tersenyum lalu meminta apabila fotonya sudah jadi agar bisa mengirimkan juga.  Soo Ho dengan wajah serius menceritakan kalau  Sejak hari itu, kondisinya sekarang sudah jauh lebih baik dan juga merasa jauh lebih kuat.
“Ini hanya perasaanku, kan?” ucap Soo Ho khawatir. Baek Hee seperti tak banyak komentar
“Aku akan menghubungimu saat foto-foto itu sudah jadi.” Kata Soo Ho lalu keluar dari ruangan karena akan membawakan segelas air. Wajah Baek Hee seperti tegang mendengar cerita Soo Ho. 


Seung Goo menarik Ji Hoon ke ruangan. Ji Hoon melihat Sharon berpikir kalau sangat menderita. Seung Goo malah bertanya siapa yang dimaksud. Ji Hoon merasa kalau Sharon seperti Wanita itu menakutkan, sebelumnya ia tahu kalau Sharon sangat terobsesi dengan Soo Ho.
“tapi bagaimana mungkin dia...” kata Ji Hoon heran dengan sikap Sharon yang berbeda. Seung Goo langsung menaruh jarinya di mulut Ji Hoon.
“Jangan ingatkan dia tentang Pak Moon dengan membicarakannya.   Aku sangat senang dengan keadaannya sekarang.” Kata Seung Goo memberikan kode agar Ji Hoon menutup mulut. Ji Hoon pun tersenyum bahagia. 

Hae Ra datang ke tempat Young Mi di tokonya sambil berkomentar kaalu sudah mengubah tampilan. Young Mi mengelak,  Hae Ra tak ingin berlama-lama memberitahu Young Mi kalau akan menikah dengan Soo Ho Sabtu depan. Young Mi kaget dan juga bahagia mendengarnya.
“Kami hanya mengundang orang-orang yang dekat dengan kami. Kau akan datang, kan?” ucap Hae Ra
“Tentu saja... Selamat, Hae Ra.” Kata Young Mi. Hae Ra mengucapan Terima kasih dan meminta maaf karena lebih duluan menikah.
“Aku akan memberi banyak uang sebagai hadiah dan memberimu pakaian cantik juga sebagai hadiah. Berbahagialah, temanku.” Ucap Young Mi memeluk temanya. Hae Ra melihat Young Mi yang menangis haru.
“Maksudku, kau sangat menderita, dan aku senang kau bertemu dengan pria hebat.” Kata Young Mi menghapus air matanya.
“Jangan menangis seperti ibu yang menikahkan putrinya.” Ejek Hae Ra.
“Saat aku nongkrong dengan nakal, kau menampar pipiku sampai aku sadar. Bahkan Kau bertengkar dengan mereka untukku. Terima kasih, Hae Ra.” Kata Young Mi seperti senang berteman dengan Hae Ra
“Ayolah. Jangan menangis.. Aku akan menemuimu di pesta pernikahan. Datanglah dengan Gon.” Kata Hae Ra. Young Mi menganguk mengerti dan pamit pergi. 


Young Mi datang menemui Gon mengeluh pacarnya hanya minum sendiri. Gon seperti terlihat banyak tertekan. Young Mi memberitahu kalau  Hae Ra akan menikah akhir pekan depan di rumahnya. Gon pikir itu bagus dengan wajah frustasi.
“Apakah kita juga akan menikah?” tanya Young Mi. Gon pikir tak perlu dibahas kalau memang Young Mi tidak mau.
“Tidak... Aku akan merahasiakannya sampai akhir, menikah denganmu, dan hidup bahagia.” Ucap Young Mi menyakinkan kalau akan tetap menikah dengan Gon. 

Soo Ho duduk diam di kamarnya mengingat ucapan dokter “Mereka memeriksa apa kau terkena stroke, tapi mereka tidak menemukan hal yang aneh. Kau mengalami serangan jantung karena pendarahan yang berlebihan. Ini sangat aneh. Tidak seorang pun yang pulih begitu cepat.”
Lalu teringat kembali ucapan Baek Hee tentang kejadian sebenarnya “Sharon menusukmu dengan pisaunya. Denyut nadimu masih berdetak, jadi aku menyembunyikan pisaunya. Pisau itu tersembunyi.”  Soo Ho seperti memikirkan kejadian aneh padanya.
Gon pulang ke rumah mendengar suara ayahnya di telp menyuruh orang agar memindahkan orang itu ke tempat penyimpanan di Changwon dan memastikan makan dua kali sehari. Akhirnya Gon menemui ayahnya dengan sedikit mabuk.
“Astaga, Dasar kau idiot... Aku tidak percaya kau mabuk.”keluh Tuan Park melihat anaknya.
“Ketidakpedulianku, kebodohan, dan... Dan ayahku yang malang.” Kata Gon setengah mabuk. Tuan Park menyuruh Gon tidur saja kalau memang sedang mabuk.
“Ayah, ayo kita berhenti di sini... Aku tidak bisa melindungimu lagi... Mari kita berhenti, tolong!” pinta Gon. Tuan Park mengaku tak mengerti yang diucapkan oleh anaknya.
“Apa kau sangat menyukai uang?” sindir Gon berdiri dari tempat duduknya.
“Satu-satunya yang kau pamerkan adalah kenyataan bahwa kau adalah anak orang kaya. Tanpa uang, kau bukan apa-apa... Anak laki-laki kaya.” Ucap Tuan Park bangga.
“Apa aku bukan anak penjahat?” balas Gon. Tuan Park pikir tak perlu khawatirkan hal itu dan menyuruh agar pergi tidur sambil mengumpat kalau anaknya sangat bodoh.

Ji Hoon masuk ke kantor Soo Ho dengan senyuman bahagia menyapa semua karyawan tapi semua seperti langsung memperlihatkan wajah sinis dan tak suka dengan pelatih mereka. Ji Hoon dibuat binggung sampai akhirnya Tuan Han mengajak bicara.
Akhirnya keduanya melihat rekaman CCTV saat Ji Hoon sedang mencari sesuatu di meja kerja. Tuan Han mengaku kalau sudah mendengar sering bertemu dengan Gon dan menduga kalau Ji Hoon adalah mata-matanya. Gon kaget dianggap mata-mata. 

Ji Hoon akhirnya bertemu dengan Gon menceritakan pihak Soo Ho  ingin tahu dimana Yoon Dal Hong berada dan sudah menangkapnya jadi Artinya kontrak mereka sudah berakhir. Gon pun tak banyak komentar. Ji Hoon ingin tahu  apakah Gon benar-benar menculik orang dan mengurungnya
“Dia mungkin berada di sebuah gudang di Changwon.” Ucap Gon. 

Tuan Han dan semua karyawan mencari di gudang, Chan Ki memberitahu kalau Tuan Yoon tak ada disana. Tuan Han meminta agar mengecek bagian lainya, keduanya terlihat berusaha mencari Tuan Yoon. Setelah itu Ji Hoon dan Gon kembali bertemu.
“Mereka melihat setiap gudang di Changwon, dan bahkan rumah dan sekolah tua, Tapi dia tidak ditemukan. Mereka ingin tahu di mana dia dimakamkan.” Ucap Ji Hoon. Gon melotot kaget.
“Katakan pada mereka bahwa aku akan menemukannya. Tidak masalah jika dia dimakamkan atau jika dia masih hidup.” Kata Gon menyakinkan. 

Sharon membuat pakaian dari designya dalam patung. Seung Goo melihat kalau pakaian itu sangat norak. Sharon melirik sinis mendengarkanya,  Seung Goo melepaskan ada bola-bola yang tertempel di bajunya karena menurutnya itu tak perlu dan juga bukan style yang dibuat Sharon.
“Yah... Ini benar-benar mengerikan.” Kata Sharon melepaskan semua bola-bola dibajunya.
“Kau darimana saja? Kenapa kau seperti ini? Apa karena kau masih jet-lag?” kata Seung Goo heran.
“Seung Goo... Bolehkah aku meminjam cincin itu?” kata Sharon melihat cincin ditangah Seung Goo.
Akhirnya Seung Goo sudah tertidur lelap dan Sharon memakain cincinya, tapi tak merubah wujuhnya dengan wajah binggung karena tidak berhasil dan merasa ada sesuatu yang hilang darinya tapi belum tahu apa itu. 

Direktur melihat berkas dan mengucapkan Selamat. Ketua Tim pun mengucapkan terimakasih dan berjanji akan bekerja sangat keras. Direktur mengejak kalau Ketua Tim itu harus Bekerja lebih keras. Seperti dirinya. Ketua Tim hanya bisa menganguk setuju.
“Aku minta maaf datang terlambat, karena membantu tim bandara.” Ucap Hae Ra masuk ke ruangan.
“Nona Jung... Kau pasti mengalami mimpi yang hebat tadi malam.” Kata Direktur. Hae Ra terlihat binggung.
“Mereka merekomendasikanmu untuk bekerja dua tahun di luar negeri.” Kata Direktur. Hae Ra terlihat kaget dan juga bahagia. Ji Hee juga mengucapkan selamat untuk temanya.
“Teman ipar ketua adalah bagian dari kelompok reuni. Dia benar-benar tersentuh. Kau baik pada mereka karena hal ini, kan?” kata Direktur mengejek.
“Itu tidak masuk akal. Dia menerima... surat ucapan terima kasih yang paling banyak diantara semua orang disini. Dia terlambat dipromosikan , dan tidak pernah pergi ke luar negeri sampai sekarang.” Ucap Ketua Tim pada Direktur.
“Bagaimanapun, kau akhirnya bisa pergi kerja ke luar negeri. Dan itu adalah Roma, Italia.” Ucap Ketua Tim pada Hae Ra. Hae Ra pun terdengar bahagia.
“Ini benar-benar dekat dengan Slovenia, tujuan perjalanan pertamamu.” Ucap Direktur. Hae Ra ingin tahu kapan harus memulainya.
“Setelah kuarter pertama, Kau akan berangkat awal April.” Kata Direktur. Hae Ra kaget kalau akan secepat itu
“Bukankah kau senang? Asrama mereka sama baiknya dengan hotel. Aku akan mengunjungimu selama liburan Chuseok.” Kata Ketua Tim. Direktur juga berpikir yang sama.  Ketua Tim berharap kalau Direktur hanya mengatakan dengan bercanda.
“Apa kau benar-benar pergi juga?” ucap Ji Hee. Direktur tak menjawabnya menyuruh agar mulai bekerja saja. 


Hae Ra berjalan pulang dengan mengunakan payungnya, teringat kembali kata-kata Soo Ho menurutnya kalau memang cemburu kenapa mau ke luar negeri padahal ia sengaja kembali ke Korea untuk Hae Ra.
“Apa yang harus kulakukan untuk tinggal di sini sepertimu? Haruskah aku belajar memotret dan berbicara bahasa Slovenia?” ucap  Hae Ra ssaat bertemu Soo Ho pertama kali
“Kenapa kau ingin tinggal disini?” tanya Soo Ho heran
“Aku ingin pergi dari segala sesuatu di sekitarku” jawab Hae Ra
“Aku tak pernah punya kesempatan saat ingin pergi. Mengapa harus datang sekarang?” kata Hae Ra bergumam lalu menyeberang jalan. 


 Nyonya Oh memberikan kotak pisau yang disimpanya menurutnya ini adalah hal yang mengerikan, jadi tidak pernah mengeluarkannya setelah hari itu. Soo Ho mengeluarkan pisau yang dipakai oleh Sharon menurutnya kalau itu cukup tajam. Baek Hee seperti merasakan sesuatu yang aneh, dan memegang bagian pisau.
“Apa kau mengubah cincin yang kuberikan padamu menjadi cincin pasangan?” tanya Baek Hee.
“Tidak, Penjual cincin bilang itu tidak boleh dilebur, jadi Hae Ra menyimpannya.” Kata Soo Ho
“Bisakah kau menunjukkan cincin itu padaku?” ucap Baek Hee. Soo Ho pikir itu pasti boleh.
“Mereka bilang aku berdarah begitu banyak sampai jantungku berhenti. Tapi aku tidak melihat ada luka di tubuhku.” Cerita Soo Ho
“Kekuatan tak terlihat pasti telah melindungimu. Walaupun demikian, Aku yakin itu tidak bisa menghapus bekas luka.” Kata Baek Hee.
“Kelihatannya seperti pisau biasa.” Komentar Soo Ho. Baek Hee tak banyak komentar seperti merasakan sesuatu. 

Hae Ra masuk kamar memberikan cincinya, So Hoo meminta izin agar bisa memperlihatkan pada Baek Hee. Hae Ra menganguk setuju.  Soo Ho bertanya apakah Hae Ra sudah memberi tahu atasanmu tentang pernikahan.
“Belum. Semua orang keluar, dan kami sibuk sampai malam. Aku akan melakukannya besok.” Ucap Hae Ra gugup.
“Semua orang dikantor sangat antusias untuk datang ke pesta” kata Soo Ho dengan wajah bahagia.
Bersambung ke episode 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar