PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 09 Februari 2018

Sinopsis Black Knight Episode 19 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Seorang anak menelp polisi kalau berada di persimpangan jalan kereta api dan Ada kecelakaan besar jadi meminta segera datang.  Keduanya masih merekam hanya bisa melonggo melihat Soo Ho keluar dari mobil tanpa ada luka sedikit pun.
“Bolehkah aku meminjam handphone-mu?” ucap Soo Ho seperti menahan amarah. 

Hae Ra berada di rumah, melihat ada nomor tak dikenal pada ponselnya. Soo Ho menelp memberitahu kalau  mengalami kecelakaan kecil jadi akan mengurus semua dan pulang ke rumah. Hae Ra kaget mendengarnya, tapi sebelum berbicara Soo Ho sudah lebih dulu menutup telpnya. Akhirnya Soo Ho berada di kantor polisi.
“Tidak ada yang salah sampai aku tiba di hotel. Seseorang sengaja melakukan sesuatu pada mobilku.” Ucap Soo Ho melapor.
“Kapan terakhir diperiksa?” tanya Polisi seperti acuh mendengar laporan Soo Ho .
“Tolong periksa kamera keamanan di tempat parkir hotel dan sekitarnya. Dan Juga, periksa apakah itu dilakukan oleh Ketua Park.” Ucap Soo Ho. Polisi mengerti dan akan mencari tahu, tapi seperti bersika kalau hanya masalah sepele.
“Aku bisa saja terluka atau terbunuh.” Tegas Soo Ho menahan amarah.
“Tentu. Jangan khawatir Jadi Kau bisa pulang. Aku akan menghubungimu.” Ucap polisi santai.
“Aku hampir terbunuh dalam kecelakaan ini. Jadi Tolong lakukan investigasi menyeluruh dan Jangan jawab hanya seperti itu.” Tegas Soo Ho marah lalu pergi dengan menekan meja dan langsung rekat. Polisi melihatnya kaget dan binggung. 

Soo Ho akhirnya kembali ke rumah dengan kantung belanjaan. Hae Ra langsung bertanya Apa yang terjadi. Soo Ho terlihat santai meminta maaf karena Ada masalah dengan mobil jadi harus menyewa mobil dan kemudian pergi belanja.
“Maafkan aku karena membuatmu menunggu.” Jelas Soo Ho. Hae Ra mengetahui Soo Ho yang mengatakan kecelakaan kecil.
“Yaah... Tapi Tidak parah.” Ucap Soo Ho. Hae Ra ingin tahu keberadaan ponsel Soo Ho karena menelepon dari milik orang lain.
“Aku menjatuhkannya dan Layarnya pecah, jadi aku harus memperbaikinya. Sekarang Kau pasti lapar. Aku menyuruh mereka menyiapkan semuanya. Jadi kau bisa memanaskannya dalam panci” ucap Soo Ho pengertian.
“Kau bisa mencuci tangan dan istirahat. Aku akan menyiapkan makan malam.” Kata Hae Ra. Soo Ho pun menganguk setuju. 

Hae Ra selesai menghangatkan sup dan menaruh diatas meja lalu memanggil Soo Ho untuk makan tapi tak keluar juga dari kamar. Ia akhirnya masuk ke dalam kamar melihat Soo Ho tertidur, Hae Ra langsung memeluk Soo Ho kalau pasti sedang mengodanya.
“Kau pasti kelaparan.... Cepatlah bangun Kau harus makan sebelum tidur. Apa kau berpura-pura tidur?” kata Hae Ra. Tapi Soo Ho tetap tak bergeming dari tidurnya.
Hae Ra akhirnya memeriksa bagian kepala Soo Ho dan binggung karena kepalanya panas sekali, lalu berpikir kalau sakit. 

Sharon mengeluarkan butiaran mutiara lalu memanggil Seung Goo agar pergi ke pasar beli beberapa persediaan karena ingin menghias dengan manik-manik mewah. Seung Goo masuk ke dalam ruangan membawa tabnya menurutnya Luar biasa dengan meminta agar Sharon bisa melihatnya.
“Ini adalah video trending teratas sekarang. Sebuah mobil berguling di persimpangan jalan kereta api. Tapi dia sama sekali tidak terluka. Ini luar biasa Apa karena dia begitu fleksibel? Ini adalah misteri yang nyata.” Ucap Seung Go memperlihatkan video dengan wajah di blur.
“Bukankah dia... terlihat seperti Moon Soo Ho?” ucap Sharon bisa melihat bentuk tubuh Soo Ho
“Tunggu. Sekarang setelah kau menyebutkannya... Apa kau ingat dia?” ucap Seung Goo heran
“Jika persimpangan jalan kereta api, itu dekat tempat bulan madu mereka.” Kata Sharon. Seung Goo binggung karena Sharon bisa mengetahuinya.
“Bagaimana dia tidak terluka sama sekali?” kata Sharon heran
“Dia adalah suami orang lain, Jangan pernah memikirkannya” kata Seung Goo kesal lalu keluar dari ruangan.
Sharon terdiam mengingat kejadian sebelumnya saat menusuk Soo Ho dengan pisau buatannya, lalu setelah itu datang ke rumah Baek Hee dengan mudah merobek buku paspor yang cukup agar tak pergi untuk melarikan diri.
“Dia aneh juga saat itu.. Dia baik-baik saja setelah satu hari... Tidak mungkin... Apa kau menjadi abadi?” ucap Sharon menduga Soo Ho akan seperti dirinya dan Baek Hee. 


Hae Ra merawat Soo Ho dengan mengompresnya meminta agar Jangan sakit karena berjanji untuk hidup bahagia selamanya. Baek Hee yang ada dirumah berpikir Hae Ra seharusnya menikmati bulan madu dengan Soo HO tapi malah menelpnya.
“Kalian berdua tidak bertengkar, kan?” ucap Baek Hee khawatir. Hae Ra mengaku tidak.
“Seorang dokter datang dan baru saja pergi tapi Kondisi Vitalnya normal. Dan Dia baik-baik saja. Bahkan Dia membual kalau akhir-akhir badannya sehat sekali Tapi dia tidur seharian, jadi aku khawatir.” Kata Hae Ra khawatir
“Pernikahan pasti membuatnya benar-benar gugup. Semuanya baik-baik saja saat kalian pergi kesana, kan?” ucap Baek Hee.
“Dia pergi sendiri dan mengalami kecelakaan kecil. Tapi dia kembali baik-baik saja. Tidak ada lagi yang terjadi selain itu.” Cerita Hae Ra bingung
“Biarkan dia tidur sedikit lebih lama. Jangan terlalu khawatir.. dan  Hubungi aku saat dia bangun tidur” kata Baek Hee lalu menutup telp. 

Sharon tiba-tiba datang ke rumah Baek Hee, Baek Hee melirik sinis berpikir kalau mereka tidak akan bertemu lagi. Sharon mengatakan kalau datang untuk memberimu berita menarik. Baek Hee pikir Apapun itu, tidak ingin mendengarnya.
“Kurasa Moon Soo Ho telah menjadi seperti kita. Aku menelepon polisi setempat, bahkan Mobilnya hancur. Tapi dia sama sekali tidak terluka.” Ucap Sharon yakin
“Itu karena Soo Ho beruntung.” Kata Baek Hee yakin
“Soo Ho tidak akan tua atau mati. Dia mungkin juga punya kekuatan khusus.” Kata Sharon tak percaya dengan ucapan Baek Hee
“Soo Ho tidak melakukan kesalahan apa pun untuk menjadi seperti kita.” Kata Baek Hee heran
“Pasti ada alasannya. Semuanya akan sangat sulit dan asing pada awalnya. Jadi Kau harus menghiburnya.” Kata Sharon lalu keluar ruangan. Baek Hee seperti merasakan sesuatu yang tak enak. 


Seung Goo melihat baju di manekin, heran karena Sharon yang tiba-tiba membuat pakaian. Sharon tak mengubrisnya meminta agar Seung Go mengurangi ukuran pinggang sedikit lagi. Seung Goo merasa kalau Sharon memiliki kabar baik.
“Tidak.. Aku hanya ingin saja... Tiba-tiba aku ingin memakai pakaian cantik.” Ucap Sharon tersenyum bahagia. Seung Goo melihat sesuatu di rambut Sharon.
“Tunggu....Aku cabut rambut ubanmu.” Kata Seung Goo memperlihatkan rambut putih ditanganya. Sharon kaget kalau adan Rambut uban
“Apa Aku punya rambut uban?” kata Seung Goo lalu melihat dibagian belakang rambut Sharon.
“Ada banyak dibagian dalam... Astaga, Sharon... Kau terlihat muda, tapi kau tidak bisa menghindari berlalunya waktu. Aku baru menyadari matamu sedikit berkerut. Kau harus memijat wajah.” Komentar Seung Goo mengejek. Sharon panik melihat rambutnya yang mulai memutih. 


Baek Hee kesal melihat Sharon yang kembali datang ke rumahnya. Sharon  menceritakan kalau dirinya sudah tua sekarang karena punya rambut uban dan keriput di matanya dan ingin tahu Apa yang terjadi padanya. Baek Hee berkomentar kalau sangat senang mendengarnya.
“ Katakan apa yang sedang terjadi...” kata Sharon panik
“Myung So dan Boon Yi... Soo Ho dan Hae Ra menikah. Kurasa hukumanmu juga berakhir.” Kata Baek Hee. Sharon malah heran karena merasa tak nyaman.
“Sejak saat ini, Jika kau mencoba untuk memisahkan keduanya, maka kau akan cepat tua dalam sekejap. Kau akan menjadi wanita tua Dan...kau akan berakhir hidup dengan penampilan itu.” Tegas Baek Hee memperingati.
“Tapi dia menjadi makhluk abadi yang tidak pernah menjadi tua.” Ucap Sharon. Baek Hee yakin kalau itu tidak mungkin lalu merasakan sakit dibagian dadanya.
Sharon kaget melihatnya bertanya apa yang terjadi pada Baek Hee. Baek Hee pikir ini karena sudah tua dan Sharon bisa mencoba untuk rasakan dan nikmati waktu yang berlalu. Sharon menolaknya. 


Direktur masuk ruangan meminta semua anggota timnya berkumpul. Ketua Tim lebih dulu berdiri mendekati direktur, lalu bertanya  Ada masalah apa. Direktur menyuruh semua agar berkumpul lebih dulu. Semua pun bergegas berkumpul bersama.
“Apa kau menonton video gosip terpanas? Ini Sudah menjadi pembicaraan kota sejak kemarin.” Ucap Direktur memperlihatkan tab yang ada ditanganya.
“Apa Kau mengumpulkan kami karena itu?” ucap Ketua Tim heran. Ji Hee pikir itu pasti sudah menontonnya. Direktur pun terlihat senang karena ada yang sudah menonton.
“Aku melihat versi aslinya sekarang dan Ini adalah Pak Moon.” Ucap Ji Hee. Semua kaget termasuk Ketua Tim karena mengetahui suami Hae Ra.
“Apa Nona Jung baik-baik saja? Mengapa dia harus menikah. saat perusahaan begitu sibuk?” ucap Direktur. Ketua Tim mengeluh dengan komentar Direktur.
“Itu tidak benar dan Kau harus berpikir sebelum mengatakan sesuatu.” Tegas Ketua Tim membela Hae Ra.
“Aku hanya khawatir.  Itu saja jadi Coba hubungi dia” kata Direktur lalu bergegas pergi sambil mengeluh lelah. 

Soo Ho sedikit membuka matanya, sementara Hae Ra berbicara di telp mengaku juga kaget saat menonton video yang dikirimkan Ji Hee. Soo Ho akhirnya berusaha untuk duduk, Hae Ra melihat suaminya sudah terbangun menyudahi telp dari ketua Tim.
“Apa kau sudah sadar?” ucap Hae Ra. Soo Ho melihat tanganya yang dipasang jarum infus. Hae Ra memastikan keadaan Soo Ho apakah baik-baik saja.
“Aku tidak sakit, jadi kenapa aku diberi infus? Berapa lama aku tidur?” ucap Soo Ho
“Kira-kira 18 jam setengah.” Jawab Hae Ra. Soo Ho heran mengetahuinya.
“Kenapa kau tidak memberitahuku?” ucap Hae Ra terlihat marah. Soo Ho ingin tahu Tentang apa itu.
Hae Ra sudah mendengar kalau yang terjadi kecelakaan  besar dan Videonya diunggah, jadi semua orang tahu tentang itu. Soo Ho mengeluh kalau Seharusnya mengambil telepon dan menghapusnya. Hae Ra kesal karena Soo Ho yang membuatnya mendengar dari orang lain.
“Aku tidak ingin kau khawatir dan Aku baik-baik saja.” Ucap Soo Ho memegang tangan Hae Ra agar tak marah
“Ayo kita sarapan pagi dan pergi ke Seoul. Kau harus diperiksa dari kepala sampai kaki, oke?” kata Hae Ra khawatir.
“Aku bilang baik-baik saja. Ada apa denganmu?” ucap Soo Ho menyakinkan.
“Kau seharusnya tidak menyembunyikannya dariku. Kau pulang, pingsan, dan bahkan tidak terbangun. Aku sangat khawatir sampai memanggil dokter. Kenapa kau harus melakukan itu?” ucap Hae Ra kesal
“Aku minta maaf... Jangan marah.. Aku tidak akan melakukannya lagi.” Kata Soo Ho. Hae Ra akhirnya mengajak Soo Ho pergi setelah makan.
“Lebih baik Tiinggalkan saja mobil sewaan dan pergi ke Seoul dengan bus.” Ucap Hae Ra. Soo Ho menganguk setuju saat itu bunyi bel rumah. 



Hae Ra membuka pintu melihat dua pria terlihat sangar dan bertanya siapa. Keduanya mengaku sebagai polisi dengan memperlihatkan Idcardnya. Soo Ho pun keluar dari kamar melihatnya.
“Kami mencari melalui CCTV terdekat dan menemukan tersangka.” Ucap Polisi. Hae Ra menatap Soo Ho seperti kebingungan. 

Si pria berambut botak mengeluh kalau sudah memberitahu beberapa kali,  kalau tidak melakukan kejahatan. Menurutnya ia dan pria yang ada di layar CCTV hanya punya kesamaan karena sama-sama botak dan itu bukan dirinya. 

Saat itu Soo Ho dan Hae Ra datang lalu meminta Hae Ra menyuruh duduk tak jauh darinya. Soo Ho akhirnya duduk disamping si pria botak yakin kalau itu pasti pelakunya.  Polisi membeirtahu kalau Soo Ho  adalah pemilik mobil.
“Apa mungkin kau menonton video itu? Apa Park Chul Min menyuruhmu melakukannya?” ucap Soo Ho yakin
“Aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan dan sudah Kuberitahu kau.  Itu bukan aku.” Ucap Si pria menunjuk ke layar kalau bukan ia yang ada di layar.
“Kau terus menyangkal bahwa pria di foto ini bukan kau. Kau bahkan tidak memiliki alibi untuk saat itu.” Ucap Polisi
“Aku sedang menonton TV di rumah dan tinggal di rumah saja sejak kemarin.” Ucap Si pria menyakinkan.
“Apa kau yakin bukan kau?” tanya Soo Ho menegaskan kembali. Pri aitu yakin dengan hal itu dan menurutnya sudah jelas sekali.
“Tapi Kurasa itu kau.” Kata Soo Ho yakin. Si pria mengejek kalau Soo Ho perlu memakai kacamata.
Tiba-tiba bangku dari pria itu seperti bergerak sendiri dan akhirnya jatuh begitu saja, Polisi heran dengan yang dilakukan si pria. Hae Ra yang melihatnya juga terlihat binggung. Si pria pun juga heran bisa jatuh saat sedang duduk.
“Darimana kau belajar hal-hal konyol seperti itu? Kau tidak bisa membuat pertunjukan di sini.” Ejek Polisi. Si pria pun akhirnya duduk kembali dengan wajak ketakutan.  Saat itu selembar kertas berterbangan dan mengenai wajah si pria berdarah terkena kertas.
“Tutup jendela, jangan sampai anginnya masuk.” Ucap si Pria. Polisi binggung karena Jendala tidak terbuka.
“Periksa lagi latar belakangnya. Dia pasti berhubungan dengan kasus pencurian.” Ucap Soo Ho menahan amarah lalu berjalan pergi. 

Tuan Park melihat berkas ditanganya  merasa akan dapat mengembangkan daerah itu dalam waktu dua tahun. Gon berkomentar meminta ayahnya agar menyerah pada kota pohon kesemek lalu Tinggal di luar negeri selama beberapa tahun.
“Kenapa aku menyerah pada kota yang berharga ini?” keluh Tuan Park
“Untuk saat ini, itu akan baik bagimu untuk mundur.” Ucap Gon.

Sek Tuan Park masuk memberitahu kalau  Ada yang tidak baik. Saat itu dua orang pria masuk mengaku sebagai polisi. Tuan Pak tanpa takut bertanya alasan mereka datang.
“Kami menangkapmu untuk percobaan pembunuhan terhadap Moon Soo Ho. Kau berhak atas seorang pengacara dan Kau memiliki hak untuk tetap diam. Apapun yang kau katakan bisa digunakan untuk melawanmu.” Ucap Polisi. Gon kaget karena Ayah akan ditangkap.
“Telepon pengacaraku... Aku akan dibebaskan dalam waktu 48 jam. Jangan membuat keributan karena ini.” Ucap Tuan Park lalu mengajak Polisi pergi seperti yakin akan segera keluar. 


Tuan Han membuat pertemuan pada wartawan memperlihatkan video yang ada di TKP adalah Pak Moon Soo Ho dan Tersangka diketuai oleh Ketua Park Chul Min yang menentang bisnis pembangunan kembali dengan sengaja merusak rem mobil Pak Moon.
“Dia mengaku melakukan kejahatannya sekitar satu jam yang lalu.” Ucap Tuan Han pada semua wartawan.
Saat itu Soo Ho ada di dalam bus melihat ponselnya heran karena Tuan Han yang belum memanggilnya. Hae Ra menyandarka kepalanya pada Soo Ho. Soo Ho bertanya apakah Hae Ra lelah. Hae Ra mengaku kalau Sedikit lelah. Soo Ho pun menyuruh Soo Ho agar tidur saja.
“Kantor Jaksa Penuntut Seoul Barat sedang menyelidiki Ketua Park dan dia dituduh atas kasus kebakaran yang menyebabkan ayah Pak Moon meninggal dan kematian Jung Gil Young, ayah dari istri Pak Moon. Dia juga dituntut dengan penggelapan dan penghindaran pajak.” Ucap Tuan Han pada semua wartawan. 
“Jika kita melestarikan kota kita dengan apa yang kita miliki, Kita sangat menentang pembangunan kembali yang dipimpin oleh pengusaha tak tahu malu dan tercela ini. Kita sungguh-sungguh meminta penduduk untuk mempertimbangkan kembali masalah ini.” Kata Tuan Han kembali memberika selembaran pada semua orang agar bisa mendukungnya. 


Soo Ho akhirnya menerima laporan dari Tuan Han mengucapkan Terima kasih dan meminta mempersiapkan segalanya untuk menemui investor, lalu akan menelepon saat kembali. Hae Ra menatap Soo Ho dengan wajah khawatir.
“Semuanya berjalan baik. Jangan khawatir tentang hal itu.” Ucap Soo Homemberitahu. Hae Ra ingin tahu keadaan Soo Ho sekarang.
“Suamimu dalam kondisi yang bagus.” Kata Soo Ho. Hae Ra tetap ingin Soo Ho harus mendapatkan pemeriksaan. Soo Ho akan menepati janjinya.
Saat itu dua orang bibi berbicara dengan bahasa Jepang bertanya apakah punya air karena harus minum obat, tapi tak punya air. Si bibi mengatak tak punya karena berpikir temanya itu sudah mengambilnya tadi. Si bibi mengaku lupa.
“Permisi, kalau boleh, kau bisa ambil ini.” Ucap Soo Ho dengan fasih berbahasa jepang. Dua bibi terlihat bahagia dan mengucapkan terimakasih.
“Apa kau juga bisa berbahasa Jepang?” ucap Hae Ra heran. Soo Ho pikir memang bisa.
“Berapa bahasa yang kau kuasai?” tanya Hae Ra. Soo Ho tak membahasnya hanya tersenyum tapi terlihat kebingungan. 


Soo Ho tertidur dikamarnya, Hae Ra bertemu dengan Baek Hee di ruang tengah. Baek Hee meminta maaf karena bulan madu mereka yang hancur. Hae Ra pikir mereka selalu bisa melakukan perjalanan lagi. Baek He merasa sangat bersyukur Soo Ho yang tidak terluka.
“Kami pergi menemui dokter, dan dokter bilang dia baik-baik saja.” Ucap Hae Ra. Baek Hee mengucap syukur.
“Kupikir kecelakaan itu membuatnya banyak tidur dan tubuhnya sedang berusaha pulih dengan tidur.” Cerita Hae Ra.
“Apa kau mengalami hal yang aneh saat kau bersamanya?” tanya Baek Hee khawatir. Hae Ra ingin tahu Seperti apa maksudnya.
“Seperti meja tiba-tiba bergetar atau kacamata pecah.” Jelas Baek Hee.
Hae Ra terdiam mengingat kejadian saat dikantor polisi dengan kursi yang tiba-tiba bergerak dan kertas yang melayang tanpa ada angin. Ia memberitahu Baek Hee kalau mengalaminya. Tapi saat Soo Ho keluar dari  kamar melihat Baek Hee yang datang.
“Hei, apa kau tidur nyenyak?” ucap Hae Ra. Soo Ho meminta maaf karena sudah tertidur.
“Apa aku terlelap selama 10 jam lagi?” tanya Soo Ho. Hae Ra memberitahu kalau kali ini hanya satu jam.
“Sepertinya Soo Ho butuh energi. Haruskah kita makan sesuatu yang hangat?” ucap Baek Hee. Hae Ra pikir kalau akan membelikan sesuatu dan bergegas pergi.


Hae Ra berada di depan counter daging sambil melamun, Si pegawai memberikan Daging yang diminta. Hae Ra mengambilnya dan hanya diam seperti merasa kebingungan. Si pegawai melihat Hae Ra masih ada didepan counter berpikir butuh sesuatu yang lain. Hae Ra mengelengkan kepala lalu berjalan pergi.
“Aku pasti punya alasan. saat mengirim pengantin baru keluar sendirian di malam hari. Jadi Lakukan sebelum Hae Ra kembali.” Ucap Baek Hee mengeluarkan beberapa gelas diatas meja.
“Hae Ra akan marah kalau aku terluka.” Kata Soo Ho khawatir. Baek Hee meminta Soo Ho agar mencobanya dengan mencontohkan memecahkan gelas dengan tanganya.
“Kenapa aku harus melakukan ini?” tanya Soo Ho heran
“Aku merasa kau telah berubah. Jadi Aku mau memastikan.” Kata Baek Hee.
“Semua cowok yang cukup kuat bisa melakukan ini.” Kata Soo Ho. Baek Hee menegaskan kalau sulit untuk melakukannya tanpa goresan.

Akhirnya Soo Ho mencoba memecahkan gelas dengan tangan dan tak melihat ada darah yang keluar dari tanganya. Baek Hee terkejut melihatnya begitu juga Soo Ho karena tak melihat ada darah. Baek hee meminta agar Soo Ho mematikan lampu di dapur. Soo Ho akan berjalan ke saklar lampu.
“Tidak... Tapi Dengan pikiranmu.” Ucap Baek Hee. Soo Ho tak percaya Baek Hee meminta sesuatu yang konyol.
“Aku tidak bercanda... Cepat Lakukan... Tutup matamu atau jaga agar tetap terbuka. Lalu Tetap fokus dan matikan lampu.” Kata Baek Hee.
“Aku tidak percaya pada hal-hal ini Dan aku tidak mau.” Tegas Soo Ho sedikit marah. Baek Hee meminta agar Soo Ho bisa mencobanya 
“Sesuatu yang aneh memang terjadi. Aku mengerti bahasa Jepang, yang tidak pernah kupelajari Dan aku juga berbicara.” Akui Soo Ho
“Hal yang sama terjadi padaku sebelumnya.” Cerita Baek Hee. Soo Ho menegaskan kalau tidak bisa melakukan ini.
“Beberapa orang tiba-tiba memiliki Kekuatan mental besar setelah kecelakaan besar. Aku yakin itu yang terjadi.” Kata Soo Ho yakin

Baek Hee kembali meminta agar Soo Ho matikan lampu. Soo Ho dengan nada tinggi menolak melakukan, lalu meminta maaf karena merasa Sulit untuk bersama Baek Hee hari ini dan memberitahu kalau  Hae Ra akan segera pulang lalu masuk ke dalam kamar. 


Baek Hee membersihkan pecahan kaca diatas meja, Hae Ra baru saja pulang panik melihat Baek Hee sedang membereskan sendiri. Baek Hee minta maaf mengaku kaalu Tanpa sengaja memecahkan gelas. Hae Ra pikir tak masalah meminta agar membiarkan saja karena akan membersihkannya.
“Aku sangat menyesal, tapi aku tidak enak badan. Aku harus pergi.” Ucap Baek Hee dengan nada sedih
“Kau sakit apa? Aku akan memberimu obat.” Kata Hae Ra khawatir. Baek Hee menolak karena harus pulang.
“Dimana Soo Ho Oppa?” tanya Hae Ra heran. Baek Hee pikir Soo Ho tampak sibuk dengan pekerjaan.
“Dia seharusnya tidak memperlakukan tetua kami seperti ini. Hei.. Moon Soo Ho! Apa yang sedang kau lakukan?” teriak Hae Ra. 

Saat itu lampu di dapur mati dan ruangan tanpa gelap. Hae Ra binggung berpikir kalau lampunya ada yang rusak. Baek Hee seperti merasakan sesuatu, lalu lampu kembali menyala dan Soo Ho sudah berdiri didepan dapur.
“Oppa... Apa kau lihat itu? Dimana aku bisa menghubungi bantuan?” ucap Hae Ra
“Aku melakukan itu, Hae Ra... Ibu Jang... Apa yang harus aku lakukan sekarang?” kata Soo Ho kebingungan. Baek Hee menatap Soo Ho dengan mata berkaca-kaca seperti sangat sedih.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar