PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 06 Februari 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Soo Ho menarik tangan Geu Rim setelah mengatakan kalau akan ikut acara radio bersama. Semua orang melihat Geu Rim yang ditarik oleh Soo Ho, Geu Rim sempat melonggo dan akhirnya menyuruh agar Soo Ho melepaskan tanganya. Soo Ho akhirnya melepaskan tangan Geu Rim.
“Tindakan apa yang sedang kau lakukan? Mengapa kau datang kesini? ” ucap Geu Rim heran
“Apa Kau sungguh tak punya harga diri? Kenapa kau mendengarkan semua itu?” kata Soo Ho. Geu Rim kaget dengan ucapan Soo Ho seperti  menyindirnya.
“Siapa dia? Kenapa kau tidak bisa mengatakan apapun padanya?” kata Soo Ho marah
“Benar juga. Aku sama sekali tak punya harga diri. Itu sebabnya... Aku akan mengikutimu setelah semua yang kau lakukan.” Kata Geu Rim marah lalu berjalan pergi. Soo Ho pun hanya diam saja. 

Geu Rim pergi ke tempat Ra Hee, Gamoom melihat Geu Rim langsung bertanya apa yang terjadi dan ingin tahu ada apa dengan Ra Hee dan juga  Ji Soo Ho. Geu Rim malah balik bertanya apakah Ra Hee sudah pergi. GaMoom menganguk.
“Setelah kau dan Soo Ho pergi pegangan tangan...” ucap Gamoom. Geu Rim meminta agar Jangan di bahas lagi.
“Dia heboh sekali tadi sebelum pergi. Apa yang terjadi antara kau dan Soo Ho?” ucap GaMoom. Geu Rim hanya bisa menghela nafas mengajak untuk minum bir.
“Penulis utamaku menyuruhku untuk menyelesaikan semua ini sebelum pulang. Aku tidak akan pulang. Dan harus pergi... Kau harus SMS aku, tentang apa yang terjadi antara dirimu dan Soo Ho. Mengerti?” ucap Ga Moom berjalan pergi. 


Geu Rim masuk ke dalam ruangan menatap meja kerjanya dengan wajah sedih, lalu berjalan ke depan jendela yang bisa melihat pemandangan kota Seoul di malam hari, saat itu ada Soo Ho yang berdiri juga.  Ia pun akhirnya duduk disisi jendela.
“Apa kau menonton video yang aku kirimkan?  Apa Semua itu Dari awal sampai akhir?” tanya Geu Rim. Soo Ho menyangkalnya.
“Jika tidak, bagaimana kau tahu untuk datang ke sini?” sindir Geu Rim lalu menawarkan bir. Soo Ho menolaknya.
“Selama beberapa hari ini... Kau terus melihat sisi terburuk dari dalam diriku. Dunia drama adalah tempat tinggalmu. Aku merasa sangat malu disana. Tapi, radio adalah tempat tinggalku. Dan aku merasa sama malu nya, sekarang.” Cerita Geu Rim sambil menangis dan buru-buru menghapusnya.
“Silakan pergi... Ini tempat persembunyianku... Mengerti? Tolong pergilah.” Kata Geu Rim. Soo Ho hanya terdiam menatapnya.
“Aku baru saja mengatakan... dialog terkenalmu.. Aku tidak percaya bisa mengatakannya. Kau bilang "Pergi sana. Tolong, pergilah sana." Wah Menjengkelkan sekali.” Ungkap Geu Rim
“Apa Kau menangis?” kata So Ho. Geu Rim menyangkal kalau menangis menurutnya Soo Ho hanya bisa asal bicara.
“Aku tidak akan pernah menangis... dari sesuatu seperti ini. Aku tidak lemah. Aku tidak akan...” ucap Geu Rim menegaskan.
“Jika aku berjanji untuk ikut serta di radio, apa kau akan berhenti menangis? Jadi Datanglah ke rumahku besok.” Kata Soo Ho meantapnya. Geu Rim menatap binggung.
“Kita akan menandatangani kontrak.” Ucap Soo Ho seperti sangat yakin dengan keputusanya. 


Soo Ho pulang mengemudikan mobilnya sendiri, lalu masuk rumah dengan wajah panik.  Jason melihat Soo Ho pulang sempat berteriak tak percaya tapi Soo Ho seperti tak mengubris lalu masuk ke kamarnya.
“Bagaimana bisa seseorang sangat begitu... Maksudku, kau hebat... Kau sempurna.” Ungkap Jason bahagia. Soo Ho akhirnya keluar dari kamarnya lagi.
“Izinkan aku bertanya satu hal.” Kata Soo Ho. Jason mengaku Senang sekali mendengarnya, meminta agar Soo Ho mengajukan 100 pertanyaan saja.
“Mengapa aku setuju untuk ikut di acara radio?” ucap Soo Ho. Jason kaget kalau Soo Ho yang akan menjadi DJ
“Aku tidak tahu.” Ucap Soo Ho. Jason pikir kalau Soo Ho menyetujui itu, karena Lady Kamikaze
“Bukan karena Song Geu Rim.” Tegas Soo Ho marah. Jason malah berteriak bahagai dan memujinya.
“Apa kau baru saja bersikap emosional padaku?” ungkap Jason melihat sikap So Ho. Sementara So Ho mengeluh Jason berkata tak masuk akal.
“Mana mungkin tak masuk akal?  Ji Soo Ho yang aku kenal... tidak akan pernah ikut ke acara harian seperti itu. Ditambah lagi, siaran langsung yang harus disiarkan dalam 365 hari? Dan Juga, kau tidak akan pernah berbicara di hadapan publik tanpa naskah. Itulah yang aku ketahui tentang radio dan kau setuju untuk itu.” ucap Jason tak percaya
“ Wahh.. Lady Kamikazesangat menakjubkan. Dia membuat harga diriku terluka. Aku telah mencoba selama berbulan-bulan untuk meruntuhkan tembok yang kau buat untukku, tapi Lady Kamikaze hanya butuh beberapa hari. Ini Memalukan sekali.” Ungkap Jason benar-benar tak percaya. Soo Ho hanya bisa diam saja. 


Geu Rim minum di dapur mengingat ucapan Soo Ho “Jika aku berjanji untuk ikut serta di radio, apa kau akan berhenti menangis? Kita akan menandatangani kontrak.” Seperti tak percaya dengan yang dikatakan So Ho.
“Apa Ji Soo Ho sungguh akan jadi DJ kami?” ucap Geu Rim masih tak percaya
Soo Ho berbaring di tempat tidurnya, seperti kembali susah tidur hanya memainkan lampunya. Geu Rim juga berusaha agar tidur tapi tetap gelisah seperti masih tak percaya kalau Soo Ho akan jadi DJ di acara radionya.

Direktur Kang tak percaya kalau Ji Soo Ho berjanji akan menjadi DJ acara mereka dan bersedia melakukan acara harian. Geu Rim menganguk. Direktur Kang memastikan kembali apakah Geu Rim sudah bilangkalau ini acara harian, menurutnya Soo Ho mungkin tidak tahu.
“Mungkin dia pikir, acaramu itu seperti acara televisi yang hanya syuting sekali dalam seminggu. Apa kau yakin?” ucap Direktur Kang. Geu Rim menganguk sangat yakin.
“Kami belum menandatangani kontrak.” Kata Geu Rim seperti sedikit ragu.
“Buat dia untuk sepakati kontrak, bagaimanapun caranya. Buat dia sepakat sekarang juga.” Kata Direktur Park memberikan amplopnya. Geu Rim melihat  Surat Perjanjian
“Apa benar Anda orang yang sama dengan pria yang marah kemarin?” ejek Tuan Lee. Direktur Park tak mengubrisnya.
“Apa yang kau lakukan, Nn. Song? Sebaiknya kau pergi.” Kata Direktur Park. Tuan Lee berdiri kalau akan ikut dengan Geu Rim.
“Tidak boleh! Kau Mau kemana? Kau tidak bisa pergi kesana. Kau tidak akan membantu meski kau ikut dengannya. Jadi Kang Sinting, duduk saja.” Ucap Direktur Park. Tuan Lee pun menganguk setuju dan Geu Rim pun pamit pergi kalau akan pergi sendiri.
“Hei... Song Geu Rim! Pastikan dia tandatangan di kertas itu. Jika kau dapat tandatangannya, maka posisi penulis utama untukmu akan dipertimbangkan. Mengerti?” ucap Direktur Park. Geu Ri menganguk mengerti.
“Aku seperti sedang berdoa saja... Namaste. Namaste.” Kata Tuan Lee lalu berjalan pergi. 



Geu Rim sudah ada didepan rumah Soo Ho, ketika ingin menekan bel seperti ragu dan merasa belum siap lalu kembali masuk ke dalam mobilnya. Ia berbicara pada dirinya sendiri kalau benar-benar tidak punya harga diri, bahkan bisa datang ke rumah Soo Ho setelah semua yang telah dialaminya.
“Meskipun begitu, aku tidak merekrutnya hanya untuk diriku sendiri. Aku benar-benar ingin memperkenalkan radio pada Ji Soo Ho. Benar, kan? Jadi Ayo turun.” Ucap Geu Rim menyakinkan dirinya.
“Tunggu sebentar, Song Geu Rim... Kita luruskan dulu faktanya.” Ucap Geu Rim mengingat yang terjadi pada dirinya.

Flash Back
Geu Rim yang sedang berjalan, tiba-tiba terjatuh. Soo Ho dengan gaya sombongnya meminta maaf karena Kakinya terlalu panjang. Geu Rim pikir Soo Ho itu sengaja menyandungnya. Soo Ho mengelak.
“Itu terjadi karena dia memang punya kaki panjang. Saat aku bertanya padanya, dia berkata, "Tentu saja tidak." Akan salah kalau aku masih meragukannya.” Pikir Geu Rim dan kembali mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Soo Ho dan Geu Rim bertemu kembali di lift, saat melihat Ma Nu yang bersadar di bahu Geu Rim. Soo Ho langsung mendorongnya agar tak bersadar. Geu Rim pun mengucapkan Terima kasih seperti terkesima dengan sikap Soo Ho.

“Coba Lihat, kan? Dia bahkan menyelamatkanku.” Ucap Geu Rim menyakinkan diri tapi kembali mengingat yang dikatakan Soo Ho.
“Kedengarannya menyenangkan. Apa aku bisa membawa penulis ke hotel juga? Aku tidak pernah datang ke sini bersama penulis sebelumnya.” Sindir Soo Ho
“Tentang itu... Lupakan saja. Kita hapus saja masalah itu dari ingatanku.” Ucap Geu Rim lalu turun dari mobil.
Saat didepan rumah, Geu Rim seperti masih ragu saat menekan bel, tapi saat itu juga terdengar seperti pintu rumah terbuk. Geu Rim kaget dan mengaku takut lalu mendorong pintu yang terbuka tanpa menekan bel lebih dulu. 



Geu Rim dan Soo Ho sudah duduk di ruangan tengah, Geu Rim mencoba untuk bersikap sinis membahas kalau program itu adalah acara harian jadi artinya Soo Ho harus meluangkan waktu dua jam setiap hari dalam setahun untuk rekaman.
“Dan juga, ini bukan media visual, jadi kau tidak akan mendapatkan banyak sorotan berita. Dan Juga... Gaji perekamanmu... mungkin tidak memuaskan untukmu. Kami mungkin tidak dapat menawarkan dengan harga yang cukup. Namun, kau bersedia melakukannya. Terima kasih...” ucap Geu Rim akhirnya menurunkan harga dirinya. Soo Ho hanya memberikan amplop juga.
“Apa ini?” tanya Geu Rim binggung. Soo Ho mengatakan kalau ini Surat perjanjian. Geu Rim binggung tiba-tiba Soo Ho memberikan Surat perjanjian.
“Coba dilihat, dan katakan apakah kau sanggup atau tidak.” Ucap Soo Ho.

Geu Rim membaca permintaan Soo Ho “Nomor 1. Tidak ada acara langsung. Acaranya harus sudah selesai direkam. Nomor 2. Ji Soo Ho memiliki hak untuk naskah dan tamu.Nomor 3. Ji Soo Ho bisa berhenti kapanpun dia mau. Nomor 4. Song Geu Rim harus setuju untuk segala sesuatu yang dikatakan oleh Ji Soo Ho.”
“Apa ini?.. Ini tidak masuk akal.” Ucap Geu Rim. Soo Ho pikir itu sangat disayangkan.
“Tapi kebajikan radio adalah menyiarkan acara langsung. Jika tidak ingin siaran secara langsung...” ucap Geu Rim.
“Aku hanya ingin melakukannya saat semuanya sudah beres.” Ungkap Soo Ho
“PD (Sutradara Produksi) dan staf yang akan memutuskan naskah dan tamu nya.” Kata Geu Rim membahas poin kedua
“Sudah ku katakan, aku yang akan memutuskan” tegas Soo Ho 
“Dan Juga, bagaimana bisa kau berhenti kapan pun kau mau? Setelah program radio dimulai, acaranya akan direncanakan untuk jangka panjang. Paling sebentar, hanya selama setahun.” Kata Geu Rim

“Aku akan mencobanya selama sebulan, setelah itu aku putuskan lagi nanti.”   Kata Soo Ho
“Tapi... di poin terakhir “Song Geu Rim harus setuju...”Apa-apaan yang ini? Apa aku mendaftar untuk menjadi seorang budak?” kata Geu Rim
“Kau bisa mempertimbangkannya, lalu hubungi aku, karena Aku punya jadwal lain.” Kata Soo Ho. Geu Rim menahanya dan mengaku bisa mengerti permintaanya.
“Aku akan menghubungimu setelah berbicara dengan atasanku da nBisa tolong lihat kontrak kami juga? Oh, ya. Bagaimana kami bisa menghubungimu? Kau tidak punya ponsel.”kata Geu Rim
“Apa Kau mau nomorku?” kata Jason menuruni tangga. Geu Rim binggung tapi akhirnya menyetujuinya dan memberikan ponselnya. Jason langsung memberikan nomor ponselnya. Soo Ho melirik dingin.
“Terima kasih dan Aku akan pergi sekarang.” Ucap Geu Rim bergegas keluar dari rumah. Soo Ho tak menatapnya seolah-olah tak peduli. 

“Apa yang ingin kau katakan?” ucap Soo Ho sinis melihat Jason
“Aku... Hatiku jadi berdesir. Aku tidak sabar untuk melihat ekspresi wajahmu. di hadapan Lady Kamikaze nanti. Lalu Bagaimana jika Lady Kamikaze setuju dengan kontrak yang kau buat?” kata Jason
“Tidak mungkin dia akan setuju.” Kata Soo Ho. Jason pikir kalau Geu Rim pasti menyetujuinya. Soo Ho mulai kesal.
“Bukankah akan sangat menyenangkan baginya untuk bekerja denganmu? Aku sangat berharap dia menandatangani kontraknya. Aku tidak mengerti mengapa kau marah, tapi kau terlihat seksi saat sedang marah” komentar Jason. Soo Ho kembali tak bisa berkata-kata lagi.
“Aku kira sudah tahu luar dalamnya melalui DJ DJ yang dulu, tapi ternyata artis papan atas, berada di luar bayanganku. Aku harus mengasah ketrampilanku.” Komentar Geu Rim berjalan keluar dan menatap rumah Soo Ho. 


Geu Rim datang menemui Tuan Lee sedang melakukan meditasi. Tuan lee melihat Geu Rim yang hanya diam saja dan bertanya apa yang dibawanya. Geu Rim seperti tak bisa berkata-kata. Tuan Lee bertanya apakah Soo Ho setuju. Geum memberitahu kalau Soo Ho setuju tapi...
“Ada apa? Apa dia menyalahgunakan kekuasaannya? Apa Dia ingin punya hak atas naskah dan tamu?” ucap Tuan Lee. Geu Rim kaget Tuan Lee bisa mengetahuinya.
“Apa Dia menolak siaran langsung?” kata Tuan Lee. Geu Rim kaget untuk kedua kalinya.
“Aku sudah melakukan acara radio selama bertahun-tahun... Coba kulihat.” Ucap Tuan Lee. Geu Rim panik melihat Tuan Lee yang membaca Surat Perjanjian sebagai DJ Radio.
“Tak apa. Katakan saja padanya untuk menandatanganinya.” Kata Tuan Lee. Geu Rim binggung Tuan Lee yang menyetujui begitu saja.
“Beritahu dia untuk datang dan menandatangani kontraknya.” Kata Tuan Lee. Geu Rim pikir kalau acara mereka siaran langsung. Tuan Lee membenarkan.
“Bagaimana jika Ji Soo Ho mengatakan kalau dia setuju, lalu nanti dia bertingkah?” kata Geu Rim khawatir.
“Aku adalah Lee Kang. Tapi, bagaimana bisa kau membuat Ji Soo Ho setuju? Ternyata Kau benar-benar berbakat dalam hal itu. Jangan khawatir. Kau membawa Ji Soo Ho, jadi kau adalah penulis utamaku” kata Tuan Lee menyakinkan Geu Rim. 


Tuan Lee memberitahu Direktur Park  tidak akan mengadakan acara harian. Direktur Park berteriak marah,  mengetahui Tuan Lee yang tidak akan mengadakan acara harian. Tuan Lee yakin kalau Acara harian akan gagal.
“Yang terbaik adalah menyiarkan dua acara pada jadwal waktu yang sama yaitu Bersama dengan Seung Soo dan La Hee. Kedua tim kami bisa berbaur dengan baik. Acara punyamu berlangsung tiga hari, lalu acara kami berlangsung tiga hari, maka Yang dapat rating tinggi, bisa dapat jadwal hari minggu. Bagaimana?” ucap Tuan Lee. Semua hanya bisa melonggo binggung.
“Maksudku, daripada setiap hari susah-susah, kita harus lakukan dengan benar, meski hanya satu hari, dan dipersiapkan dengan baik.” Jelas Soo Ho
“Apa Maksudmu acara kalian harus saingan?” kata Tuan Park. Soo Ho pikir itu Tepat sekali dan mereka bisa menganggap seperti itu.
“Pasaran media telah berubah. Jika ada alasan mengapa radio gagal, kita harus mengikuti alasan-alasan lain supaya berhasil. Kau pikir Mengapa radio bisa gagal? Karena kita tidak pernah mencoba apapun. Kita tidak pernah menantang diri kita sendiri. Itulah sebabnya gagal. Jadi Ayo kita lakukan” ucap Tuan Lee. Ra Hee dan Seung Goo hanya bisa menghela nafas. 


Seung Goo menarik kerah Tuan Lee saat keluar ruangan dan mengumpat marah. Ia tak terima kalau mereka dianggap saingan. Tuan Lee terlihat santai memberikan salam Namaste, kalau harus saling sapa dulu. Seung Goo tak peduli kalau mereka saling menyapa.
“Kenapa? Kenapa kau marah? Aku tidak mengerti.” Ucap Tuan Lee seperti santai.
“Kau pasti menganggapku bawahanmu, dan ingin membawaku jadi suruhanmu, tapi...” kata Seung Goo. Tuan Lee melepaskan tangan Seung Goo dan menatapnya dengan wajah serius.
“Begini, Teman sekelas... Itu... Kau bukan jadi suruhanku. Aku mengusulkan agar kita mengadakan kompetisi yang penuh kehormatan. Dan kau sudah dipecat. Jadi Kau harus mengalahkanku... dengan radiomu, setidaknya sekali. Benar, kan?” ucap Tuan Lee. Seung Goo pun tak bisa berkata-kata lagi.

Soo Ho dan lawan mainya mulai melakukan adegan fighting, dan pedang yang ada ditangan Soo Ho akhirnya di leher aktor. Dengan suara yang jelas Soo Ho meminta agar aktor itu mendengarkan ucapanya.
“Lain kali, pedang ini tidak akan berhenti disini. Ini adalah peringatan terakhirku.” Ucap Soo Ho seperti penuh dendam. 

Flash Back
Soo Ho memberikan pukulan diwajah lawan mainya saat akan membawa Geu Rim yang mabuk. Si aktor jatuh kebingungan melihat Soo Ho yang tiba-tiba memukulnya, sementara Geu Rim jatuh di pelukan Soo Ho karena tak sadarkan diri.
“Haruskah aku menghubungi wartawan disini? Apa Kau sudah gila?” ucap si aktor tak terima
“Kalau begitu, aku akan memanggil polisi.  Jika kau melakukan ini lagi, maka Aku akan benar-benar membunuhmu.” Kata Soo Ho. 

Setelah adegan selesai, Sutradra berteriak “Cut”  lalu memuji Soo Ho yang sudah seperti menyorotkan laser dari matanya membuat pesonanya yang  luar biasa. Soo Ho pun melihat hasilnya di layar monitor, sementara Geu Ri membaca kembali surat perjanjian.
“Nomor 1. Tidak ada acara langsung.” Geu Rim menuliskan note “Acaranya harus sudah selesai direkam. Rekaman memiliki sisi baik tersendiri. Stabil, dan bagus untuk kesehatan mentalmu.”
“Nomor 2. Ji Soo Ho memiliki hak untuk acara, naskah dan tamu.” Dan Geu Rim menuliskan note “Ji Soo Ho adalah artis terkenal, jadi para tamunya pasti artis terkenal juga. Ini akan sangat menguntungkan untuk kita.”
“Nomor 3. Ji Soo Ho bisa berhenti kapanpun dia mau.” Geu Rim menuliskan “Kita bisa memastikan dia tidak pernah mau berhenti. Ini akan menjadi motivasi untuk bekerja keras.”
“Nomor 4. Song Geu Rim harus setuju untuk segala sesuatu yang dikatakan oleh Ji Soo Ho.” Geu Rim pun menuliskan “Aku bisa mendengarkan dengan baik. Mendengarkan sangat penting dalam sebuah hubungan.”
Geu Rim terlihat bahagia karena bisa membuat solusi dari semua perjanjian yang dibuat Soo Ho lalu menelp seseorang. 

Jason mengangkat telpnya, Geu Rim memperkenalkan lebih dulu Song Geu Rim, penulis radio. Jason sengaja nyaringkan suara kalau Lady Kamikaze menelpnya. Soo Ho sedang menyentir diam-diam mendengarkanya. Jason pikir kalau Geu Rim yang menelponnya itu pasti..
“Ya, aku menelepon tentang kontrak Ji Soo Ho. Setelah membahasnya dengan PD (Sutradara Produksi), kami setuju untuk melanjutkan dengan persyaratan yang dia minta Jika kau memberitahuku kapan ia punya waktu luang, maka Aku akan melapor ke Manajer Stasiun Radio, dan dia baru bisa datang ke stasiun radio untuk menandatangani kontrak.” Ucap Geu Rim
“Oh, begitu. Baiklah.. Aku akan menyampaikan pesannya ke Soo Ho.” Kata Jason. Soo Ho hanya diam saja. 

Soo Ho akan masuk kamar hanya duduk diam, seperti tak percaya kalau Geu Rim menerima semua permintaanya lalu keluar dari kamar meminta Jason meminjamkan ponselnya. Jason memberikan persyaratan kalau memang meminjamkan maka Soo Ho Setuju melakukan konsultasi. Soo Ho merengek agar Jason segera memberikannya.
“Aku ingin manajer pengelola dan penulis ada pada pertemuan besok. Harap tinjau data yang aku minta.” Ucap Soo Ho menelp seseorang. 

Esok harinya, profile Tuan Lee sudah ada di layar. Seseorang memberiahu kalau PD acara untuk Soo Ho bernama Lee Kang, berumur 34 tahun dan julukan adalah legendadi dunia radio. Mereka tahu kalau Tuan Lee selalu mendapat rating pertama, apabila memegang sebuah acara di Radio.
“Dia memenangkan penghargaan acara terbaik di tahun 2011 dan 2013. Dia dikenal memiliki watak yang mengerikan,jadi dia dipaksa untuk mengambil cuti 2 tahun dan baru saja kembali dari India Itu sebabnya kami tidak bisa mencari tahu bagaimana program dia selanjutnya, dan bagaimana kami harus menulis dialog Anda.” Jelas Manager. Soo Ho meminta mereka melanjutkan yang lain. Foto Geu Rim pun terlihat.
“Dia sudah menjadi asisten penulis selama empat tahun. Tidak ada contoh tulisan Song Geu Rim, jadi kami tidak bisa menemukan apapun. Dia terkenal karena bisa merekrut tamu di acaranya, seperti Song Hye Gyo, Sohn Suk Hee, dan Kim Soo Hyun.Itulah sebabnya kami tidak tahu apa yang akan dia tulis, dan apa yang harus kami tulis untuk naskah Anda.Ini Sulit untuk di terawang.” Ucap Manager lainya.
“Aku akan mendengarkan sisanya saat aku pulang. Aku akan melakukan acara radio dengan naskah yang kalian tulis. Jadi silahkan mulai mempersiapkan.” Tegas Soo Ho berjalan keluar. Keduanya menganguk setuju.  Saat itu seorang wanita masuk ruangan.
“Ny. Nam... ingin bertemu dengan Anda sebelum Anda pergi.” Kata si wanita. Soo Ho tak banyak bicara berjalan keluar ruangan. 


Tae Ri datang menemui Nyonya Nam  meminta agar dijadiak sebagai tamu di acara radio Soo Ho. Nyonya Nam tak mengerti maksud ucapan Tae Ri. Tae Ri mengejek kalau Nyonya Nam itu pasti  selalu bertanya hal yang sudah dimengerti sambil mengeluh itu sangat Payah sekali.
“Anda tidak bisa membodohi siapapun. Dia dan aku memenangkan penghargaan akting bersama sebagai aktor cilik, Jadi Lumayan juga, mengadakan reuni 10 tahun di acara radio. Anda akan mengikat kami bersama dan menulis banyak artikel tentang kami, kan?” ucap Tae Ri. Nyonya Nam hanya diam

“Aku membawa foto ini pada Anda lebih dulu dan Aku sangat setia,  Jadi Anda juga harus menunjukkan sedikit kesetiaan padaku, bukankah begitu?” kata Tae Ri memperlihatkan foto Tuan Ji dengan seorang wanita.
“Siapa yang mendukungmu?” tanya Nyonya Nam. Tae Ri pikir Nyonya Nam jangan bicara seperti itu.
“Hanya saja saat aku pergi ke suatu tempat untuk makan, mereka selalu datang untuk makan di sana. Lalu Saat aku belanja, dan Da Seul selalu datang ke toko. Tapi suami Anda yang selalu membayar. Jadi Aku tahu dari situ.” Cerita Tae Ri
“Apa Yang kau inginkan, hanya ada di acara Radio dengannya?” kata Nyonya Nam. Tae pikir kalau memang tidak akan cukup.
“Itu baru permulaan dan Aku akan pergi sekarang.” Kata Tae Ri lalu keluar dari ruangan. 

Saat keluar Tae Ri menyapa Soo Ho yang akan masuk, tapi Soo Ho hanya diam saja. Tae Ri mengeluh menurutnya  Ketika seseorang berkata, "Hai," maka harus mengatakan, "Hai" juga. Soo Ho seperti tak peduli. Tae Ri memberitahu kalau mereka akan sering sering bertemu.
Soo Ho memilih untuk masuk ke ruangan ibunya, Tae Ri pun menyapa manager Kim dan sikap sang Manager seperti tak peduli. Tae Ri makin mengeluh melihat sikap Manager Kim yang seharusnya menyapanya lebih dulu.
“Artisnya dan manajernya, dua duanya mengabaikan aku.” Keluh Tae Ri akan pergi dan kembali memanggil manager Kim
“Tapi, Ahjussi... Bisa lakukan sesuatu untukku? Ini memang naskah yang payah tapi demi masa lalu.” Ucap Tae Ri seperti ingin merencanakan sesuatu.

Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar