PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 07 Maret 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 11 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Manager Kim menuruni tangga dan melihat Tae Ri yang duduk tanpa sadarkan diri, akhirnya ia memapahnya ke rumahnya.  Sementara Geu Rim masih saja mambuk menceritakan Selama  menjadi "magnae", tidak tahu apa-apa tentang radio, jadi melakukan apapun yang diperintahkan Tuan Lee
“Sejujurnya, kau tidak pernah mengatakan kesalahan apapun, jadi aku tidak punya pilihan selain setuju denganmu. Jadi, Aku melakukan semua yang kau katakan, dan menerima semuanya, tapi tetap saja, aku bisa belajar bagaimana menulis naskah, jadi aku sangat senang” akui Geu Rim
“Jika selesai bicara, ayo pergi.” Kata Soo Ho. Geu Rim akhirnya berbicara pada Soo Ho.
“Coba Lihat... Aku harus mengesampingkan harga diri dan egoku, saat aku mengejarmu untuk merekrutmu, jadi aku tidak memiliki harga diri atau ego. Itulah sebabnya aku tidak bisa mengolah stres.” Ungkap Geu Rim menjatuhkan sedikit Soju.
Soo Ho mengeluh karena sojunya dingin, Tuan Lee malah memuji Geu Rim dan memberikan jamur. Soo Ho makin kesal melihat. Geu Rim kembali bicara kalau kaalu berkat diri Soo Ho menjadi penulis utama.
“Aku harus melakukan acara dengan naskahku, jadi aku senang. Terima kasih.” Ungkap Geu Rim yang membuat Soo Ho tersenyum mendengarnya.  Geu Rim akhirnya tertidur diatas meja.
“Dia tidak bisa berhenti berbicara. “ komentar Soo Ho
“Mengapa kau tidak menulis seperti itu? Imut sekali.” Ucap Tuan Lee
Soo Ho tak bisa terima begitu saja Tuan Lee memuji Geu Rim "Imut". Tuan Lee mengaku Jangan berdalih didepan Geu Rim  hari ini, karena menurutnya juniornya jadi semakin tangguh sejak meninggalkan radio. Soo Ho hanya bisa terdiam
“Tapi kau tahu, aku akan menjadikannya penulisku lagi. Aku tidak tahan saat dia membalas perkataanku. Dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku jika dia jadi semakin imut lagi.” Ungkap Tuan Lee. Soo Ho seperti menahan amarah.
“Soo Ho... Aku akan menjadikanmu sebagai DJ-ku juga.” Kata Tuan Lee lalu memberikan syal agar bisa menjadi bantal untuk Geu Rim
“Kukatakan, jangan menyentuhnya.” Kata Soo Ho melarang Tuan Lee untuk mendekat.
“Aku melakukannya karena aku mau. Jangan ikut campur.” Tegas Tuan Lee
“Apa yang ingin kau lakukan membuatku marah, itu sebabnya.” Kata Soo Ho  akhirnya mereka saling mencengkram dan mengajak agar keluar. 

Akhirnya keduanya pun luka dibagian wajah, bahkan Soo Ho mengeluarkan darah dari hidungnya. Soo Ho mengaku kalau Geu Rim lebih dekat dengannya, Tuan Lee ingin tahu apa yang diinginkanya karena tak mengatakan sesuatu?
“Apa Pikirmu, kau bisa mendapatkannya karena radio. Jangan membuatku tertawa. Geu Rim mulai menyukai radio karena dia dan aku mendengarkannya bersama setiap hari di rumah sakit 12 tahun yang lalu.” Kata Soo Ho bangga

“Geu Rim itu tumbuh besar dan sekarang melakukan acara radio denganku. Akulah yang membuatnya bersamanya.” Ucap Tuan Lee tak mau kalah
“Mengapa kau mengatakan itu padaku? Jangan katakan itu padaku, dan jangan katakan padanya.” Tegas Soo Ho 

Manager Kim masuk ke dalam  apotik meminta agar memberikan segalanya untuk mengobati mabuk, mencegah mabuk, vitamin. Lalu bergegas menelp Tae Ri. Tapi Tae Ri terlihat sudah sehat keluar dari apartement sengaja tak  mengangkatnya lalu memegang sebuah alat rekam ditanganya.
**
Soo Ho mengendong Geu Rim masuk ke dalam mobilnya, saat itu Tuan Lee langsung menyelonong duduk di bangku depan karena mabuk jadi tidak bisa mengemudikan mobil.  Akhirnya mereka sampai di rumah Geu Rim dan dengan membaringkan di tempat tidur.
“Bukankah katanya, kau mabuk? Kau tidur nyenyak di mobil.” Keluh Soo Ho melihat Tuan Lee yang terlihat baik-baik saja.
“Aku tidur nyenyak, dan sekarang, aku sadar, terima kasih...” ungkap Tuan Lee
“Bagaimana dengan ibunya?” tanya Soo Ho. Tuan Lee mengetahui Nyonya Jo berada di rumah bibinya untuk liburan. 

Soo Ho diruang makan menyuruh Tuan Lee kalau harus pergi karena  harus melakukan panggilan akibat sudah dipecat. Tuan Lee pikir Soo Ho juga harus pergi karena seorang artis terkenal. Soo Ho mengaku kalau akan tidur di rumah Geu Rim. Tuan Lee terlihat binggung.
“Aku menghabiskan semua energiku saat mengemudi, jadi aku terlalu lelah untuk menyetir. Kau turunlah dan tidur.” Kata Soo Ho
“Aku tidak bisa seperti itu dengan sembarang orang disini. Apalagi ini permintaan dari Ibu-nya.” Kata Tuan Lee. Soo Ho ingin tahu pemintaan apa maksudnya.
“Dia memintaku untuk menjaga putrinya.” Kata Tuan Lee. Soo Ho seperti tak bisa berkata-kata lagi. 

Keduanya akhirnya berbaring di ruang tengah, Tuan Lee  bertanya apakah Soo Ho dekat dengan ibunya. Soo Ho pikir tak ada gunanya berbicara tentang hal itu pada Tuan Lee.  Tuan Lee pikir benar juga, tapi hanya ingin membicarakannya karena Soo Ho adalah DJnya.
“Kurasa, kita tidak bisa melakukan acara untuk sementara waktu. Aku ada pertemuan penjadwalan dengan tim drama besok. Boleh aku melakukan acara radio sebelum drama dimulai? Aku akan melakukan yang terbaik untuk mewujudkannya. Dengan begitu, Geu Rim tidak akan menangis. Radio adalah hidupnya.” Ungkap Soo Ho. Tuan Lee menatap Soo Ho seperti tak percaya.
Pagi hari, Tuan Lee lebih dulu terbangun dan memasak sup mabuk dan melihat Soo Ho masih tertidur lelap begitu juga Geu Rim.  Akhirnya ketiganya duduk di meja makan, Geu Rim menatap kedua pria yang duduk didepanya makan dengan lahap dengan wajah heran. 


“Mengapa kalian berdua tidur di sini, dan makan di sini bersama?” tanya Geu Rim
“Aku merindukan lauk pauk Ibu. dan aku kesepian untuk makan sendiri.” Kata Tuan Lee. Soo Ho hanya terdiam lalu melihat Manager Kim menelpnya. 

Soo Ho membawa payung didepan mobil vanya bertanya apa yang akan dilakuakn Geu Rim hari ini. Geu Rim pikir Ada banyak hal yang harus dilakukan karena dipecat Seperti pergi ke toko buku, baca buku komik, dan makan makanan enak. Soo Ho pikir setelah selesai maka...
“Jadwalmu penuh sepanjang hari ini... Bukankah katamu, kau ada meeting lainya setelah meeting ini?” kata Geu Rim
“Aku tidak ingin pergi... Aku akan terus menelepon...” tegas Soo Ho
Saat Tuan Lee datang dengan payungnya. Soo Ho dengan sinis bertanya kemana Tuan Lee akan pergi. Tuan Lee mengaku kalau sedang Berkencan. Soo Ho kaget bertanya dengan siapa. Tuan Lee dengan santai menunjuk ke arah Geu Rim, kali ini Geu Rim yang kaget.
“Apa Di saat hujan begini?” kata Soo Ho. Tuan Lee pikir  Seharusnya segera berhenti.
“Haruskah kita bersantai hari ini karena kita sudah jadi pengangguran?” kata Tuan Lee penuh semangat lalu menyuruh Soo Ho segera pergi. 


Soo Ho masuk mobil sibuk dengan ponselnya mengirimkan pesan pada Geu Rim “ Hei. Apa yang akan kau lakukan dengan Lee Kang hujan-hujan begini?” dengan wajah penuh amarah. Manager Kim meminta agar Soo Ho  Jangan terlalu banyak berubah karena tidak bisa terbiasa.
“Kau tidur di rumah gadis yang kau sukai dan bertengkar dengan saling tinju... Dan Soo Ho. Tapi tentang radio...” ucap Manager Kim terhenti teringat dengan ucapan Tuan Lee.

Flash Back
Manager Kim membahas kalau sudah mendengar Soo Ho meninggalkan radio karena Presdir JH. Tuan Lee mengatakan kalaua tidak ingin Soo Ho tahu. Manager Kim binggung kenapa Soo Ho tak boleh tahu. Tuan Lee mengatakan kalau punya rencana untuk Soo Ho.
Soo Ho yang sibuk mengetik dengan ponselnya, ingin tahu apa maksudnya radio yang dikatakan Manager Kim. Manager Kim  memilih untuk tak membahasnya lalu mengajak segera pergi saja. 


Tuan Lee mengaku bisa mengerti Geu Rim yang sedih, tapi menurutnya melakukan acara bukan satu-satunya sumber energi untuk mereka. Ia pikir  Mempersiapkan dan menunggu juga penting. Geu Rim menyetujuinya memuji Tuan Lee  yang sangat pintar saat memikirkannya.
Mereka masuk ke sebuah toko pakaian, Geu Rim mencoba sebuah jaket. Tuan Lee menyuruh agar Geu Rim mencobanya. Geu Rim pikir tidak membutuhkannya. Tuan Lee merasa kalau Atidak bilang, akanmembelinya untuk Geu Rim lalu bergegas pergi.
“Apa Kau pikir super populer atau semacamnya.” ejek Tuan Lee . Si pegawai pun menawarkan Geu Rim untuk mencoba saja. Geu Rim akhirnya keluar dari kamar ganti dengan jaket coklat.
“Aku akan membayar semua yang dia kenakan.” Kata Tuan Lee langsung memberika kartunya. Geu Rim menolak karena akan membayar. Tapi Tuan Lee tetap ingin membayarnya.
“Apa Kau jadi tidak hormat padaku karena aku dipecat, atau kau menghiraukanku karena aku bukan atasanmu?” keluh Tuan Lee. Geu Rim terlihat binggung.
“Aku ketinggalan ulang tahunmu dua tahun terakhir saat aku berada di India, jadi aku ingin membeli ini untukmu. Aku tidak bisa mengucapkan selamat padamu untuk menjadi penulis utama, tapi kau dipecat... Makanya, aku ingin membelikan ini. Apa kau sangat merasa terganggu?” kata Tuan Lee.
“Bukan begitu.” Kata Geu Rim merasa tak enak hati. Tuan Lee meminta agar Geu Rim mengucapkan terimakasih dan terima saja pemberianya dan meminta pegawai agar membuang struknya. Geu Rim pun tak bisa berbuat apa-apa. 



Tim drama ingin tahu pendapat Soo Ho tentang proposalnya. Soo Ho pikir Berdasarkan proposal yang diajukan sepertinya identik dengan milik Kim Mi Ra yang berjudul "Once Again". Ia bahkan sudah menontonnya beberapa kali dan bahkan tahu dialognya.
“Selain fakta bahwa film tersebut difilmkan di luar negeri, alur cerita, karakter, struktur, semuanya serupa. Yang jelas, semuanya juga tidak harus syuting di luar negeri. Jika Anda hanya memikirkan gambaran pada layar, kita butuh rencana yang lebih baik. Saya harap Anda akan membahasnya dan mengirimkan proposal yang lebih baik.” Komentar Soo Ho lalu pamit keluar lebih dulu. 

Soo Ho keluar dari ruangan kesal karena Geu Rim tak juga mengangkat telpnya dan ingin tahu apa yang dilakukan dengan Lee Kang sampai tidak mengangkat telponnya. Sementara Geu Rim dan Tuan Lee sedang berjalan bersama seperti menikmati waktu luang setelah dipecat.
“Apa kau ingat perkataan apa yang sering kau katakan saat jadi anak baru? Kau bilang kau mau untuk membuat acara di mana pendengar adalah bintangnya.” Kata Tuan Lee. Geu Rim mengaku kalau ingat karena  bilang itu tanpa henti.
“Aku ingin membiarkanmu melakukan apapun yang kau inginkan. Tapi Maaf itu tidak berhasil. Namun, jangan patah semangat. Kita akan segera memulai acara lain dan Kau juga akan menjadi penulisku. Jadi jangan istirahat, dan menulislah.” Kata Tuan Lee menyakinkan.
“Kalimat "Jangan istirahat" adalah bagian yang penting... Tapi PD-nim.... Kenapa kau seperti ini? Bahkan hari ini, kau meluangkan waktu seperti ini untuk menghiburku.” Kata Geu Rim heran.
“Apa Kau sadar dengan hal itu?” ucap Tuan Lee. Geu Rim mengaku tahu kalau Tuan Lee  memutuskan untuk bersikap baik dan membelikanku pakaian, berbicara denganku.
“Dan Juga, kau menemukanku sebagai penulis dan percaya padaku Terima kasih.” Ungkap Geu Rim akhirnya tertawa merasa tak bisa menahan tawanya.
“Aku minta maaf... Aku terus bereaksi berlebihan pada waktu yang tak jelas.” Kata Geu Rim. 


Tim drama sudah menunggu ingin tahu Kapan Soo Ho akan kembali. Manager Kim yang ada diruangan hanya bisa diam saja dengan senyumanya. Soo Ho akhirnya berhasil membuat Geu Rim mengangkat telpnya dan ingin tahu keberadaanya sekarang. Bahkan tidak bisa menghubunginya
“PD-nim dan aku...” ucap Geu Rim menatap Tuan Lee. Soo Ho makin panik ingi tahu apa yang dilakukan Geu Rim dengan Tuan Lee.  Geu Rim terlihat kesal dengan sikap  Soo Ho
“Kau ada dimana?” tanya Soo Ho. Geu Rim mengaku  sdang berada di taman.
“Apa yang kau lakukan di taman? Tanya Soo Ho. Geu Rim makin kesal dengan pertanyaan Soo Ho, mengaku kalau hanya berbicara,
“Aku akan pergi sekarang...” kata Geu Rim dan Soo Ho langsung melarang Geu Rim  untuk menutup telepon.
Saat itu Manager Kim datang memberitahu kalau sudah waktunya untuk rapat. Soo Ho berbicara pada Geu Rim kalau akan menelepon lagi nanti jadi meminta agar pulang. Geu Rim pikir kalau bisa pergi kemana yang dinginkanya lalu menutup telp. Soo Ho jengkel dengan sikap Geu Rim yang acuh denganya. 


Tae Ri berdiri didepan sebuah lukisan. Nyonya Nam mendekat bertanya apakah Tae Ri tahu seni. Tae Ri mengatakan Tema dari lukisan yang dilihatnya adalah garis. Ia pikir kalau Bukan garis yang dilihat seniman, tapi garis yang dilihat oleh penikmat lukisan saat melihatnya. Nyonya Nam pikir Tae Ri memang tahu tentang hal itu.
“Tentu saja... Jika Anda memberiku waktu satu hari, maka aku dapat menghafal naskah untuk seluruh episode.” Kata Tae Ri sengaja menyindir.
“Mengapa kau terus datang menemuiku?” tanya Nyonya Nam dingin
“Anda satu-satunya orang. yang bisa aku andalkan. Aku menemukan sesuatu yang menarik juga.” Ungkap Tae Ri 


Mereka pergi ke sisi galeri lainya. Tae Ri sengaaj memutar rekaman dengan suara Soo Ho “Joon Woo... Apa kau tahu apa yang aku dengar pada ulang tahunku yang ke-9? "Kau bukan anakku." Apa Kau tahu yang terjadi selanjutnya?” Tuan Kim menjawab tak tahu, lalu kembali terdengar suara Soo Ho.
“ Dia bilang "Jadi, jangan lakukan apapun yang dapat membahayakanku." Tapi apa yang harus aku lakukan untuk tidak membahayakannya?” ucap Soo Ho pada rekamanya.
“Bukankah begitu lucu? Aku ingin memutar ini pada Anda dulu sebelum memutarnya untuk Soo Ho. Jadi Dimana dia?” tanya Tae Ri. Nyonya Nam menjawab dengan tatapnya. 

Soo Ho makan bersama tim drama yang sangat berharap dapat bekerja sama. Ia pun  ingin memastikan drama mereka sukses. Jika dapat menyesuaikandengan jadwal radio  dan bisa beralih ke persyaratan negosiasi berikutnya. Tak juah dari mereka Ra Hee dan Seung Soo melihat Soo Ho.
“Sekarang setelah dia meninggalkan radio, tapi aku melihat Ji Soo Ho masih sama seperti Ji Soo Ho.” Komentar Seung Soo
“Dan bahkan jika kau meninggalkan stasiun radio, Lee Seung Soo masih Lee Seung Soo.”ejek Ra Hee
“Jangan bertengkar hari ini, mengerti? ”.kata Seung Soo enggan adu mulut dengan mantan istrinya.
“Fakta bahwa aku di sini bersamamu sekarang membuatku muak “ ungkap Ra Hee.
“Apa? Kau ingin menghidupkan kembali masa-masa kencan kita, jadi kau ingin makan steak disini setiap perayaan perceraian kita? Aku tak tahu mau bicara apa.” Balas Seung Soo
“Itulah sebabnya aku yang bayar. Kau miskin, jadi aku yang selalu bayar.” Komentar Ra Hee. Seung Soo mengeluh Ra Hee mulai mengajak adu mulut
“ Kau yang terburuk... Kau dan "Kau yang bayar." “ keluh Seung Soo.
“Tapi tetap saja, Soo Ho adalah seorang DJ yang baik.” Ucap Ra Hee menatap Soo Ho dari kejauhan.
“Kau bekerja sangat keras... untuk membatalkan acara itu... Kau sangat palsu, aku jadi muak. “ kata Seung Soo Ra He mengeluh kalau Seung Soo kali ini ingin bertengkar. Seung Soo tak peduli sibuk makan steak sja. 


Geu Rim mengaku meskipun Tuan Lee bilang yang akan mengantarnya pulang, jadi akan naik bus. Tuan Lee mengejek kalau tak bilang ingin mengantar Geu Rim pulang mengejek kalau Penyakit terlalu PD Geu Rimyang semakin parah.
“Apa menurutmu aku akan menunggu sampai busmu datang? Waktuku juga sangat berharga. Kita masing-masing berpisah saja. Sampai nanti.” kata Tuan Lee lalu berjalan pergi.
“Dia sangat aneh.” Kata Geu Rim lalu menaiki bus yang datang. Tuan Lee melihat dari kejauhan. 

Geu Rim duduk sambil memandang matahari terbenam mengingat kembali kenangan dengan Soo Ho saat pertama kali siaran. Soo Ho mengunakan kalimat “Setiap kali kita menghela nafas, ada sedikit kebahagiaan yang keluar.” Tapi itu bukan naskah miliknya.
Lalu saat siaran di sekolah Soo Ho mengatakan "Hanya karena kau tidak menangis, bukan berarti kau tidak bersedih. Hanya karena kau tersenyum, bukan berarti kau bahagia." Mengaku kalau seorang teman yang memberitahukan kalimat itu.
Saat mereka kehilangan naskah tulisan Geu Rim, Soo Ho bisa  hafal segalanya, Geu Rim mengingat semua kenangan seperti merasa sedih harus melepaskan semuanya. 


Geu Rim akhirnya menelp ibunya,  mengeluh kalau beristirahat dengan baik di rumah Bibi, bahkan Tidak rindu pada puterinya. Nyonya Jo mengaku sudah pasti merindukan anaknya.  Geu Rim memberitahu matahari terbenam mengikutinya melalui jendela jadi mengingat ibunya.
“Apa Ibu ingat jika aku menjadi penulis utama, aku akan menulis bahwa inilah saatnya langit biru berubah menjadi merah?” ucap Geu Rim. Nyonya Jo membenarkanya.
“Tapi aku tidak bisa menulis untuk sementara waktu lagi. Seandainya aku tahu, aku pasti sudah menulis itu lebih cepat. Aku menyimpannya dan akhirnya kehilangan kesempatan itu.” Ungkap Geu Rim menahan tangisnya.
“Apa kau menangis?” tanya Nyonya Jo. Geu Rim pikir tak ada gunanya menangis.
“Aku dapat bertahan seperti seorang gadis tangguh.” Kata Geu Rim yakin
“Apa Kau sudah akrab dengan brengsek yang kasar itu? Kau juga dulu seperti itu... Kau kencan rahasia bersamanya di rumah sakit lagi. Jadi Bagaimana kabarnya?” ucap Nyonya Jo penuh semangat
“Sebenarnya, aku tidak tahu pasti. Dia mengatakan bahwa dia menyukaiku, tapi...” cerita Geu Rim ragu. Nyonya Jo ingin tahu perasan Geu Rim.
“Aku juga menyukainya, tapi rasanya menakutkan dan aku takut juga. Seperti yang Ibu tahu, dia bukan artis papan atas biasa.” Cerita Geu Rim. Nyonya Jo mengerti kalau anaknya khawatir.
“Tapi... Sudah aku katakan sebelumnya, kalau aku mengikuti ayahmu kemana-mana, kan? Jadi Jangan banyak di pikirkan, Ikutilah kata hatimu, mengerti?” saran ibunya. Geu Rim bisa mengerti. 


Geu Rim kembali ke ruangan mengambil naskah lalu melihat kunci mobil yang diberikan Soo Ho, akhirnya Ia membuka semua hadiah yang diberikan Soo Ho dengan ada note dalam tiap kotak, yang pertama (Berilah aku waktu luangmu mulai sekarang.)
Soo Ho memberikan sebuah anting dan menuliskan note “Pakai ini saat kita bertemu.” Geu Rim heran Soo Ho yang memberikan sepatu, Soo Ho menuliskan pesan “Maaf karena telah menyandungmu.”  Lalu sekotak minum gingseng betuliskan “Kau terkena flu karena melompat ke air karenaku.”
Geu Rim melihat ada note yang tinggalkan diatas kursi “ Maaf... Maaf karena membuatmu menyetir untukku, tapi tetaplah memberiku tumpangan. agar aku bisa melihatmu setiap kali kau menyetir.” Geu Rim membaca semua pesan yang dituliskan Soo Ho merasa tak percaya kalau sangat menarik sekali

Soo Ho menelp Geu Rim kembali. Geu Rim mengeluh merasa sadar sekarang kenapa  Soo Ho yang ingin menyingkirkan ponselnya lalu mengangkat telpnya. Soo Ho mengatakan kalau ingin Geu Rim datang  Geu Rim bertanya dimana itu tempatnya. Soo Ho menjawab di hotel. Geu Rim pikir Soo Ho gila.
“Bagaimana aku bisa pergi kesana?” ucap Geu Rim merasa kaget.
“Syarat ke-4 dari kontrak Geu Rim. "Song Geu Rim tidak bisa menolak permintaan Ji Soo Ho." Atau, aku bisa menggunakan permintaan keduaku.” Kata Soo Ho masuk ke dalam lift. 

Sementara Ra Hee dan Seung Soo seperti setengah mabuk meminta kunci pada receptionist.  Seung Soo pikir kalau itu kamar dengan bohlam yang perlu diganti olehnya jadi boleh mampir. 
“Aku yang menggunakan permintaanku. Kau tidak boleh membuat aturan.” Kata Soo Ho. Geu Rim menegaskan tidak akan pergi.
“Aneh. Mengapa kau memanggilku ke hotel?” kata Geu Rim.
“Lalu Kita mau kemana? Haruskah kita pulang? Sudah aku katakan, banyak wartawan disana Atau, haruskah kita pergi ke rumahmu? Bersama dengan orang sinting yang mampir kesana sepanjang waktu?” kata Soo Ho merasa kalau itu tak benar.
Saat itu Geu Rim berjalan masuk lobby dengan terus menelp Soo Ho, Ra Hee tersadar kalau Geu Rim yang akan naik lift seperti mabuknya langsung hilang. Akhirnya Geu Rim  berjalan masuk kedalam lift.
“Berada di sini mengingatkanku pada hari itu.” Kata Geu Rim teringat saat Soo Ho mendorong kepala DJ yang mabuk.
“Aku tahu... Aku ingat dengan jelas kalau kau terperangkap dengan Mi Nu itu.” Kata Soo Ho sambil berjalan keluar di lorong. Pintu lift terbuka saat itu Geu Rim bisa melihat Soo Ho yang sudah menunggunya. Keduanya saling menatap dan sama-sama tersenyum. 




Tuan Lee bertemu dengan Jason di cafe. Jason pikir kalau Tuan Lee banyak yang ingin tanyakan satu sama lain jadi akan bertanya satu per satu. Tuan Lee memberikan tulisan yang menurutnya kalau tak asing untuk Jason.
“Mengapa kau terus mengirim kartu pos ini?” keluh Tuan Lee.
“Kau bilang "Mengirim" semua? Aku juga banyak menerima yang seperti ini. Aku tidak tahu apa ini dari fans gila atau haters” ungkap Jason
“Dari berita terbaru, ada informasi tambahan. "Orang yang dibunuh oleh Ji Soo Ho adalah Woo Ji Woo." Ucap Tuan Lee. Jason seperti tak ingin membahasnya merasa kalau  kali ini giliranya.
“Orang seperti apa Soo Ho bagimu?” tanya Jason yan menurutnya  rumit.
“Pertanyaannya sederhana, tapi jawaban di hatiku rumit.” Ungkap Tuan Lee. 


Geu Rim terlihat gugup dan melihat Soo Ho hanya memegang ponselnya  meminta agar menyingkirkan ponselnya. Soo Ho mengingatkan kalau Geu Rim yang menyuruh untuk membelinya. Geu Rim mengatakan kalau sudah berubah pikiran jadi meminta segera singkirkan saja.
“Kau terlalu banyak menelpon, sampai batreiku cepat habis. Nada deringku membuatku paranoid” ungkap Geu Rim merasa terganggu.
“Apa yang kau lakukan dengan Lee Kang?” tanya Soo Ho. Geu Rim menjawab pergi ke taman.
“Apa kau cemburu atau semacamnya?” ejek Geu Rim. Soo Ho menyangkalnya merasa kalau tak alasan harus cemburu
“Jadi? Apa yang kau lakukan setelah itu?” tanya Soo Ho penasaran. Geu Rim mengaku hanya berbicara di taman.
“Setelah itu, aku naik bus dan berbicara dengan ibuku tentang dirimu.” Akui Geu Rim
Soo Ho kaget ingin tahu Apa yang dibicarakan dengan ibu Geu Rim tentang dirinya. Geu Rim menceritakan yang dikatakan pada ibunya "Ibu. Soo Ho adalah bintang terkenal, Aku tidak tahu harus berbuat apa." Ia mencertakan pergi ke stasiun radio dan mengemasi barang-barangnya dan melihat hadiahnya yang ditaruh di dalam mobil.
“Itu pasti memakan banyak waktu.” Kata Soo Ho
“Aku bersikap kasar dan mengatakan itu terlalu memberatkan, tapi itu tidak memberatkan. Aku malah tersentuh.” Akui Geu Rim 


Ra Hee mengikuti sampai ke lantai atas ingin tahu kenapa Geu Rim ada dihotel,  Seung Soo pikir Geu Rim pasti datang dengan pacarnya. Ra He merasa iri karena tidak bisa datang ke hotel dilantai atas  bahkan dengan suaminya.
“Tunggu... Naluriku sebagai direktur produksi memberitahuku kalau ada sesuatu yang tak beres. Benarkan?” ucap Seung Soo. Ra Hee pikir seperti itu juga. 



Geu Rim ingin tahu Berapa lama kau harus tinggal di Hotel dan Kapan akan pulang. Soo Ho mengoda kenapa Geu Rim bertanya apakah ingin bersamanya di hotel.  Geu Rim terlihat sedikit gugup lalu mengajak main kartu Go Stop agar tak canggung. Soo Ho menolaknya.
“Lalu haruskah kita menonton TV?” ucap Geu Rim. Soo Ho tetap menolaknya.
“Lalu... Apa yang ingin kau lakukan? Haruskah aku pulang?” kata Geu Rim. Soo Ho menahan Geu Rim agar tak pergi.
“Kau... "Song Geu Rim tidak bisa menolak permintaan Ji Soo Ho." Apa Kau lupa?” kata Soo Ho mengingatkan
“Aku tak tahu ingin bicara apa. Apa Kau tidak mengerti situasinya? Aku telah dipecat. Apa Kau benar-benar menggunakan kontrak itu padaku? Selagi kita membicarakannya, apa 'kontrak Geu Rim' itu masuk akal?” keluh Geu Rim.
Ia bertanya dimana surat kontraknya itu. Soo Ho mengeluarkan di dalam jasnya.  Geu Rim tak percaya kalau Soo Ho yang membawanya lalu melihat tanda tangan keduanya.
“Apa Maksudku, "Song Geu Rim tidak bisa menolak permintaan Ji Soo Ho." Apa itu?” tanya Geu Rim
“Itu yang kuinginkan. Aku melakukannya karena aku ingin bersamamu. Apa ini membuat hidupmu sulit?” tanya Soo Ho. Geu Rim mengaku tidak seperti itu
“Bagiku, aku berpikir... ini akan menghubungkanku denganmu, jadi aku senang. Tapi... Aku tidak membutuhkan ini lagi” kata Soo Ho lalu merobek surat kontrak agar Geu rim puas.
“ Apa kau akan tetap bersamaku hari ini?” tanya Soo Ho. Keduanya saling menatap di sofa.
Bersambung ke episode 12


 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar