PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 14 Maret 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Soo Ho dan Geu Rim berdiri berhadapan. Geu Rim pikir Soo Ho tak tahu kalau seharusnya mengetuk saat memasuki dunia orang lain. Soo Ho mengetuk pintu mengaku kalau memang lupa karena mungkin tidak ingin memasuki dunianya.
“Kalau begitu, jangan masuk... Biarkan saja pintunya terbuka dan bicara.” Kata Geu Rim
“Aku dari duniaku, kau dari duniamu. Sekarang, kau mau apa? Kamu datang dari duniamu, lalu masuk ke duniaku.” Ucap Geu Rim. Soo Ho tiba-tiba menarik pinggang Geu Rim dan keduanya menatap dengan jarak dekat.
Geu Rim yang gugup langsung berkata “Cut” menurutnya adeganya norak sekali dan merasa tidak tahan tapi Soo Ho bisa terus melakukan ini. Soo Ho mengaku kalau itu juga yang membuatnya Gila.  Geu Rim pikir Pasti menyenangkan melakukan hal seperti ini dengan para aktris.
“Maksudku, kau memainkan banyak film dan drama, Bahkan iklan... Kau pasti sudah sering beradegan ciuman...” ejek Geu Rim dan heran melihat Soo Ho malah tersenyum.
“Aku hanya Ingin saja... Ini sangat Lucu melihat kamu cemburu.” Komentar Soo Ho. Geu Rim menyangkal kalau tidak cemburu.
“Maksudku, usai membaca naskah ini, maka aku hanya bingung kenapa banyak sekali adegan percintaan yang tidak perlu. Coba Lihat ini... Kenapa kau harus memeluk di sini?”keluh Geu Rim. Soo Ho hanya diam menantapnya.
“Aku serius... Aku pikir Wajar saja para aktor berpacaran setelah syuting sebuah drama.” Kata Geu Rim. Soo Ho pikir itu benar.
“Kau bilang Benar? Aku tidak begitu menyukaimu hari ini. Aku mau pulang.” Kata Geu Rim kesal
Soo Ho menahan Geu Rim dan langsung memberikan kecupan di pipinya karena melihat sikapnya itu cemburu.  Geu Rim menyangkalnya. Soo Ho pikir  Tidak usah cemburu karena mengaku ingin melakukan semua hal itu dengan Geu Rim.
“Sekarang sudah waktunya... Waktunya siaran radio.” Ucap Geu Rim
“Baiklah... Siaran larut malam itu menyenangkan... Aku bisa bermain denganmu sampai saat siaran tiba.” Ungkap Soo Ho bahagia. 

Hoon Jung kembali menelp temanya kalau mengeluh selama ini belajar bukan untuk untuk bekerja pukul 4.00 pagi. Teman pun mengeluh karena harus membangunkanya padahal masih pukul 4.00 pagi. Hoon Jung heran apa yang salah sampai harus bekerja pagi-pagi?
“Ini rasanya menjadi pegawai muda. Kita harus menuruti perintah mereka. Aku sungguh akan...” ucap Hoon Jung dan saat itu Tuan Lee sudah berdiri dibelakangnya.
“Kau akan apa? Kau akan melakukan apa?”kata Tuan Lee. Hoon Jung langsung menjawab kalau akan Bekerja keras. Tuan Lee memujinya dan mengajak mereka untuk mulai berkerja.
Saat itu Soo Ho dan Geu Rim datang bersama. Hoon Jung heran melihat keduanya yang selalu bersama. Geu Rim pun menyapa Tuan Lee lebih dulu dan Soo Ho hanya terdiam menatapnya.  Tuan Lee meminta agar Soo Ho Belajar untuk menyapa orang.
“Kita tidak sedekat itu untuk saling menyapa, kan?” pikir Soo Ho. Tuan Lee kesal karena Soo Ho yang menjaga jarak lagi.
“Orang akan mengira kita dekat padahal tidak sama sekali.” Komentar Soo Ho. Tuan Lee benar-benar tak habis pikir dengan Soo Ho
“Aku bukan tipe orang yang menyapa sembarang orang.” Kata Soo Ho.
“Ayolah. Banyak yang tidak mengenalmu sebagai artis.” Komentar Tuan Lee
“Dengar, aku bukan orang yang bisa diperlakukan begitu.” Balas Soo Ho
“Kau selalu bicara seperti itu jika sedang kesal.” Ejek Tuan Lee
Geu Rim melihat keduanya kembali adu mulut meminta agar menyudahinya,  dan mengajak untuk berkerja. 


Seorang pria menelp mengaku tidak punya tempat untuk tidur dan Sudah tiga bulan  berkeliling Seoul sambil membawa kopernya. Ia merasa kalau  Harga sewa di Seoul sangat mahal dan Uangnya habis untuk membayar sewa Jadi, sekarang sedang menggelandang.
“Ji Soo Ho, kau tidak tahu seperti apa rasanya ini, kan? Kau memiliki rumah yang besar dan tidak mengerti maksudku.” Ucap Si pria sinis. Soo Ho mengaku bukan seperti itu.
“Mana mungkin bisa? Kau tidak kekurangan apa pun dan memiliki kenyamanan yang kau inginkan.” Ungkap Si pria sinis.
“Aku juga mengalami ketidaknyamanan... Bahkan Banyak, tapi...” ucap Soo Ho terhenti dan si pria kembali berkata sinis.
“Hal arogan apa yang ingin kau katakan?” kata Si pria. Soo Ho pikir ia juga memiliki kesulitan menurutnya Hidup itu sama saja.
“Kalau begitu, jelaskan kepadaku... Apa yang membuatmu lebih tidak nyaman daripada aku yang menggelandang? Katakan.” Kata si pria.
Soo Ho hanya bisa diam tak bisa menceritakan masalah yang dihadapinya. Si pria mengeluh Soo Ho hanya diam saja dan berpikir kalau sedang mengabaikannya. Soo Ho mengaku kalau tidak mengabaikan dengan sedikit emosi. Tuan Lee akhirnya memutuskan untuk memutar musik saja. 


“Soo Ho... Jangan emosi jika menjawab penelepon.” Ucap Tuan Lee Saat Soo Ho dan Geu Rim keluar dari ruang siara
“Anda bahkan tidak menyaring peneleponnya..” kata Soo Ho marah. Tuan Lee tak suka dengan sikap Soo Ho
“Kita harus memahami orang yang ingin dihibur...” jelas Tuan Lee
“Tentu. Aku paham kita harus memahami, tapi Anda harus lebih berhati-hati. Jangan hanya aku yang disalahkan karena selalu membuat masalah. Aku tahu, kalau aku menarik banyak perhatian dan insiden ini wajar terjadi. Tapi tetap saja... Aku juga terluka jika mendengar hal semacam itu.” Ungkap Soo Ho lalu keluar dari ruang siaran. Tuan Lee pun mengajak Hoon Jung agar bisa menyelesaikan siaran berdua. 

Soo Ho dan Geu Rim pergi ke jendela tempat bisa melihat pemandangan kota Seoul.  Geu Rim ingin tahu keadaan Soo Ho sekarang. Soo Ho meminta maaf karena menjadi aneh setiap siaran di radio. Geu Rim tahu kalau Soo Ho pasti terluka.
“Tapi dia pasti bersikap begitu karena gelisah dan kesepian. Dia menangis meminta bantuan, berkata, "Aku kesepian dan kesal." Jadi, tolong pahami penelepon itu hari ini dan lupakan, oke?” ucap Geu Rim
“Kalau begitu, siapa yang akan menenangkanku?” kata Soo Ho
“Itu alasanku di sini.” Kata Geu Rim. Soo Ho ingin tahu Bagaimana cara menenangkannya. Geu Rim menarik tangan Soo Ho dan mengenggamnya dengan erat. Soo Ho pun bisa tersenyum.

Seung Soo dan Ra Hee sedang dalam ruang siaran. Tae Ri datang  membawakan kopi dan juga kue. Ra Hee pikir tumben Tae Ri membawakan makanan dan mengucapkan terima kasih. Tae Ri memberitahu kalau syuting sebuah drama jadi Akan sulit bertemu dengan keduanya di acara radio. Seung Soo dan Ra Hee kaget mendengarnya.
“Apa Kau berhenti? Tapi acara  "Menghadapi Pembenci" sangat populer.” Kata Seung Soo
“Aku tidak bisa siaran radio sambil syuting drama.” Ucap Tae Ri. Ra Hee bingung karena Soo Ho bisa melakukanya.
“Ji Soo Ho adalah Ji Soo Ho, Jin Tae Ri adalah Jin Tae Ri.” Tegas tae Ri. Ra Hee yang kesal menyuruh Tae Ri mengambil kembali semua makananya saja. 

Tuan Ji masuk ke dalam rumah anaknya baru melihat kehidupany anaknya karena terlalu sibuk dan baru datang pertama kali. Soo Ho ingin tahu ada apa ayahnya datang ke rumahnya. Tuan Ji melihat ruangan anakny menyuha agar memajang botol anggur.
“Tidak bisakah kau hidup seperti bintang top? Apa ini? Ini  ruang kosong.” Ejek Tuan Lee akhirnya duduk disofa
“Ayah dengar kau memacari seorang penulis... Itu alasanmu melakukan acara radio. Jadi Duduklah... Ada yang ingin ayah bicarakan sesama pria. Ayahmu ahlinya di bidang itu.” Ucap Tuan Ji tapi Soo Ho tetap berdiri.

“Soo Ho Ada banyak wanita di dunia... Sebagai artis, kau punya banyak waktu untuk mengencani banyak wanita...” kata Tuan Ji yang langsung disela oleh So Ho
“Apa Ayah kemari untuk membahas soal kencan? Apa Ayah sudah menyelesaikan masalah Jung Da Seul? Ayah.,, Tolong hentikan sekarang. Sudah berapa ibu yang aku punya sekarang? Selain Nam Joo Ha, ada berapa ibu lagi yang aku punya sekarang?” ucap Soo Ho terlihat marah Tuan Ji tak terima langsung mencengram baju anaknya,
“Apa Ayah pikir hubunganku dengan Ibu menjadi begini karena kesalahanku? Apa Ayah pikir ini salah Ibu? Ini salah Ayah.” Kata Soo Ho marah
“Tapi Karena ayah kau bisa hidup sebagai Ji Soo Ho!” kata Tuan Ji
“Yah.. Benar! Aku tidak mau hidup sebagai Ji Soo Ho lagi.” Tegas Soo Ho. Tuan Ji binggung apa yang akan di pikirkan anaknya.
“Ayah... Apa Ayah sungguh ingin hidup seperti ini? Tolong pergilah. Aku ada rapat.” Kata Soo Ho marah dan Tuan Ji hanya bisa terdiam. 



Nyonya Nam membuka amplop bertuliskan "Untuk Nam Joo Ha, Dari Ji Soo Ho" dengan berisik "Pemberitahuan Pemutusan Kontrak" dan diberi cap Ji Soo Ho. Wajah Nyonya Nam terlihat menahan amarah lalu berusaha menelp Soo Ho tapi ponselnya tak aktif, akhirnya Ia memutuskan keluar dari ruangan.
Jang Man bertanya apkah Gamoom sudah mendengar kalau Song Geu Rim berkencan dengan Ji Soo Ho. Gamoom mengaku sudah kalau itu Dalam mimpinya. Jang Man mengaku kalau itu memang benar,  Ga Moom pun bisa percaya kalau keduanya berkencan. 

Ra Hee dan Seung Soo duduk dicafe sambil minum kopi. Seung Soo kebingngan kalau Kim Dong Ju berhenti setelah tiga bulan menurutnya Lee Kang tidak akan mengada-ada. Ra Hee hanya bisa tertunduk lesu dan kebingungan.
“Kenapa semuanya berhenti? Apa program kita dibuat untuk berpamitan?” kata Seung Soo. Ra Hee pikir kalau Ini sangat menyebalkan.
Saat itu ponsel Ra Hee berdering dan  Seung Soo melihat nama  "CEO JH" lalu bertanya kenapa Ra Hee berhubungan dengan JH lalu menyuruh agar menjawab telpnya. Ra Hee dengan malas mengangkat telp sambil melangkah pergi. 

Ra Hee mengaku tak tahu cara bisa membantu. Nyonya Nam meminta agar memberitahu yang diketahui tentang Geu Rim. Ra Hee pikir memacari Soo Ho, Apakah Nyonya Nam tidak mengetahuinya. Nyonya Nam terlihat kaget. Ra Hee pikir kalau melihat mereka berdua di hotel.

Nyonya Nam sudah ada di kamar anaknya melihat note "Terima kasih sudah membaca, Soo Ho!" Jason ikut masuk ke dalam ruangan melihat ibu Soo Jo. Lalu Ia memberikan kartu pos bertuliskan "Ji Soo Ho adalah pembunuh" Jason menceritakan Manager Kim juga tidak tahu banyak mengenai hari itu dan Soo Ho tidak mau membahas kejadian pada hari itu.
“Dia pasti sungguh mengira membunuh Woo Ji Woo. Tapi tahukah Anda? Gadis yang sama-sama disukai oleh Soo Ho dan Ji Woo?” tanya Jason.
Nyonya Nam hanya diam saja mengingat yang dikatakan Jason “Jadi, Geu Rim pertama kali bertemu dengan Soo Ho 12 tahun lalu, kan? Mereka pasti sudah ditakdirkan.” 

Geu Rim mengetik di ruangan melihat nama "CEO JH" lalu dengan gugup mengangkat telpnya. Nyonya Nam mengatakan ingin bertemu sebentar jadi apakah Geu Rim bisa melakukanya. Geu Rim mengatakan bisa. Nyonya Nam meminta Geu Rim agar datang ke kantornya.
“Kau pernah kemari sebelum meneken kontrak, ingatkan?” ucap Nyonya Nam
“Tidak, sepertinya aku tidak bisa ke kantor Anda. Jika Anda tidak keberatan, maka aku ingin bertemu di tengah-tengah.” Kata Geu Rim.  Nyonya Nam pun setuju, Geu Rim menutup telp merasa kalau sangat takut. 

Nyonya Nam memuji Geu Rim hebat dan memberitahu kalau Agensinya,  ingin bekerja sama karena mereka memiliki banyak penulis di agensi dan juga memiliki penulis untuk program-program yang diciptakan oleh bagian perencanaan.
“Bagaimana jika kamu bekerja sama dengan kami?” ucap Nyonya Nam. Geu Rim binggung tiba-tiba menawarkan pekerjaan
“Bekerja dengan orang berbakat adalah moto kami jadi Bagaimana? Kami akan memberimu kesepakatan terbaik.” Ucap Nyonya Nam
“Maaf... Aku masih kurang... Untuk saat ini, aku masih menyukai kegiatanku. Kesepakatannya sangat bagus.” Kata Geu Rim menolak. Nyonya Nam seperti menahan amarah melihat. 

Geu Rim sedang dikamar, pesan dari Soo Ho masuk “Di depan rumahmu 30 menit lagi.” Lalu Geu Rim membalasnya “ Dengar, Pak... Apa Aku harus keluar setiap disuruh olehmu? Aku tidak mau.” Tapi akhirnya Geu Rim menghapus pesanya.
Ia bergegas memilih baju lalu membuka kotak perhiasan yang diberikan Soo Ho dengan memasang anting, wajahnya terlihat bahagia bisa bertemu dengan Soo Ho. Tapi saat menuruni tangga, Tuan Lee datang lebih dulu.
“Hei, Geu Rim... Kenapa tidak menjawab teleponmu? Apa Kau tahu berapa kali...” ucap Tuan Lee marah. Geu Rim binggung bertanya apakah ada masalah.
“Kau mau menemui Soo Ho, bukan?” kata Tuan Lee. Geu Rim membenarkan. Tuan Lee melarangnya. Geu Rim dibuat binggung, akhirnya keduanya bertemu di restoran
“Entah bagaimana mengatakannya. Tapi aku harus mengatakannya agar kau bisa melindungi dirimu.” Ucap Tuan Lee. Geu Rim ingin tahu agar Tuan Lee bisa mengatakanya.
Geu Rim melihat artikel "Ji Soo Ho Bahkan Berkencan Seperti Bintang Top!" dengan gambar saat mereka berciuman. Saat itu ponsel Geu Rim berdering dan reporter menelp bertanya apakah Ini Song Geu Rim, kekasih Ji Soo Ho. Geu Rim kebingungan langsung menutup dan mematikan ponselnya.


Soo Ho didalam mobil melihat berita "Ciuman romantis tertangkap kamera" dan mencoba menelp Geu Rim tapi ponselnya tak aktif.  Ia pikir harus ke rumah Geu Rim. Manager Kim yakin Reporter pasti sudah berkerumun di sana sekarang.
“Tapi aku tetap harus ke sana. Ayolah” kata Soo Ho mencoba terus menelp Geu Rim.
Akhirnya sesampai di depan rumah Geu Rim sudah banyak wartawan dan Soo Ho akan segera turun. Manager Kim menahanya meminta agar memikirkan baik-baik karena Tidak ada gunanya seperti ini dan  Geu Rim akan terluka jika Soo Ho bersikap seperti ini.

Soo Ho akhirnya pulang dan tak bisa tidur, begitu juga Geu Rim yang ikut gelisah. Soo Ho akhirnya melihat Geu Rim yang menelpnya. Geu Rim mengingat kalau Soo Ho yang bilang harus menelepon bahkan untuk hal kecil.
“Reporter terus menelepon tadi, jadi, kumatikan ponselku. Manajermu sudah memberi tahu, kan?.. Kita akan memutar sebuah rekaman besok.” Ucap Geu Rim
“Bukan itu.... Aku minta maaf... Aku sungguh menyesal sampai tidak tahu bagaimana harus meminta maaf atau menghadapimu, tapi...” ucap Soo Ho
“Aku tahu ini bukan salahmu, tapi hari ini memang cukup berat. Kita bahkan tidak bisa berkencan dengan tenang. Bukankah begitu? Setiap kali kita berusaha untuk kencan, selalu saja terjadi sesuatu.” Ungkap Geu Rim. Soo Ho kembali meminta maaf.
“Aku tidak mengatakan itu untuk mendengar permintaan maafmu.” Kata Geu Rim
“Aku akan membereskan masalah itu, jadi..” kata Soo Ho. Geu Rim mengejek ingin tahu caranya lalu menyuruh Soo Ho agar tidur saja.
“Aku tidak bisa tidur, tapi tidurlah saja.” Kata Geu Rim
“Bolehkah aku menemuimu besok?” tanya Soo Ho. Geu Rim setuju kalau mereka bertemu dan bicara langsung. Soo Ho pun mengucapkan Terima kasih.
“Aku bertemu dengan ibumu.” Cerita Geu Rim. Soo Ho ingin tahu Apa yang ibunya katakan
“Dia mengatakan hal baik... Dia ingin mengontrakku sebagai penulis Tapi aku menolak.” Cerita Geu Rim. Soo Ho kembali meminta maaf
“Tidak perlu. Dia menawarkan hal baik... Tidurlah dengan nyenyak.” Ucap Geu Rim. 


Di depan radio, beberapa pengemar melakukan demo menunggu Geu Rim datang, Geu Rim dari kejauhan melihat banyak orang yang sudah berkumpul. Sementar di dalam radio membahas kalau Geu Rim berkencan dengan Soo Ho.
“Hei! Apa hanya Geu Rim yang bisa kalian bicarakan di kantor? Haruskah kubawa dia kemari? Kalian bisa bertanya langsung... Tanya kepadanya itu benar atau tidak dan Kalian bisa mendengar langsung. Tapi Di depan dia, kalian diam saja. Kenapa terus membicarakan dia di belakangnya?” teriak Tuan Lee kesal
“Kenapa kau kesal? Memangnya kau siapa?”tanya Seung Soo. Tuan Lee heran malah menanyakan hal itu.
“Karena dia di timku... Jika kalian ingin berbicara buruk tentang Geu Rim, pastikan untuk melibatkanku juga.” Tegas Tuan Lee 

"Galeri Seni"
Geu Rim datang dengan Tuan Lee. Soo Ho keluar dari restoran mengeluh kalau sudah lama menunggu. Tuan Lee langsung memperingatkan agar Berpikir sebelum berbuat dan Jika memperdulikan Geu Rim, jangan lakukan itu disini. Geu Rim hanya terdiam dan Soo Ho hanya bisa menatap sedih

Keduanya saling menatap, lalu Geu Rim bertanya apakah Syutingnya lancar dengan senyuman. Soo Ho pikir keadaan ini tidak lucu jadi kenapa Geu Rim harus tersenyum dan berpikir kalau harus mengulangi perkataan sebelumnya.
“Kau harusnya Marahi aku, usir aku, atau suruh aku bereskan semuanya. Kau bisa bilang Lakukan itu, kumohon... Kau bisa Marahilah aku dan Buat aku meminta maaf kepadamu.” Ucap Soo Ho kesal
“Soo Ho... Aku tidak apa-apa... Apa Kau sudah makan? Kau belum makan sama sekali, bukan? Ayo makan dahulu.” Ucap Geu Rim. 

Tuan Lee menyiapkan makanan untuk keduanya terlihat kesal, Geu Rim meminta maaf. Tuan Lee mengaku kalau sudah cukup kesal karena ditolak tapi malah menyediakan tempat untuk keduanya bertemu diam-diam dan memasak makanan terakhir untuk mereka.
“Kau bilang Makanan terakhir kami?” kata Soo Ho sedikit terusik.
“Apa Kau akan membiarkan hidupnya hancur seperti ini? Apa Karena cintamu yang hebat itu?” ucap Tuan Lee mengejek. Soo Ho terlihat marah tapi Tuan Lee yakin kalau yang diucapkan itu benar lalu menyuruh keduanya menikmati makananya saja. 

Soo Ho kembali meminta maaf karena sudah membuat Geu Rim yang dikelilingi reporter. Geu Rim pikir bisa melihat nilai sebenarnya dari seorang bintang. Soo Ho  menegaskan kalau akan membereskan masalah ini, jadi meminta agar bisa mempercayai dan menunggu.
“Aku bukannya tidak menduga akan seperti ini karena menyukaimu. Tapi aku tetap saja egois dan mengajakmu berpacaran. Jangan berpikiran buruk... Percayalah kepadaku dan tunggu.. Aku akan menyelesaikannya bagaimanapun caranya.” Ucap Soo Ho 



Soo Ho keluar dari tempat  Tuan Lee yang sudah menunggu diluar. Tuan Lee bertanya dengan acara besok. Soo Ho mengatakan akan tetap melakukanya. Tuan Lee merasa Soo Ho menjadi sok berani. Soo Ho meminta Tuan Lee agar menghentikan kalau memang ingin bercanda dan memancing kemarahannya
“Aku mencemaskan Geu Rim lebih dari siapa pun.” Tegas Soo Ho
“Kau cemas, tapi membiarkan ini terjadi? Jika kau sungguh menyukainya, maka lindungi dia. Jika tidak bisa, menyerahlah saja. Kau tahu apa yang lebih berbahaya bagi Geu Rim daripada CEO JH atau penggemar fanatikmu? Yaitu Kau ” kata Tuan Lee
“ Jadi, menjauhlah untuk sementara... Kami akan memutar rekaman untuk sementara. Jangan datang jika kau ingin melindungi Geu Rim.” Kata Tuan Lee. Soo Ho tetap terdiam. 


Geu Rim sudah berada didepan gedung, Tuan Lee haran dengan Geu Rim padahal sudah melarang datang untuk sementara waktu, Geu Rim pikir tetap harus datang dan Ini pekerjaannya selain itu juga tidak punya alasan untuk bersembunyi.
“Lagi pula, jika hanya berdiam diri di rumah, maka aku hanya akan berpikiran buruk. Aku ingin melakukan siaran itu. Aku ingin berada di sana meski kita harus memutar rekaman.” Kata Geu Rim. Akhirnya Tuan Lee setuju mengajak mereka naik.
Di depan gedung terlihat sudah banyak wartawan dan juga fans Soo Ho membawa papan nama "Kembalikan Soo Ho kepada kami!" Geu Rim hanya bisa terdiam seperti tak bisa menghadapinya, saat itu Soo Ho datang menyuruh Geu Rim untuk mengangkat kepalanya lalu mengenggam tanganya dan menariknya berjalan melewati semua wartawan dan fans.
Bersambung ke episode 14

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar