PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 22 Maret 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 16 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Geu Rim dan Soo Ho berjalan sambil bergandengan tangan, beberapa orang melihat keduanya seperti iri. Geu Rim bertanya apakah Soo Ho  pernah berjalan bersama seseorang sambil bergandengan seperti sekarang. Soo Ho mengaku belum pernah melakukanya.
“Berarti aku yang pertama?” tanya Geu Rim. Soo Ho membenarkan.
“Berarti saat kau menangis...” ucap Geu Rim. Soo Ho mengaku kalau itu juga pertama kalinya menangis.
“Berarti kau mendapatkan sebagian besar pengalaman pertamamu bersamaku.” Komentar Geu Rim. Soo Ho membenarkan.
“Ada banyak reporter di depan rumahmu. Kau seharusnya memberitahuku. Aku bisa mengizinkanmu  menginap di rumahku kapan saja.” Ucap Geu Rim merasa khawatir
“Tapi kamu menderita karena berkencan dengan ku, selain itu  , reporter dan penggemar.. “ ucap Soo Ho dan disela oleh Geu Rim.
“Bagaimanapun, aku dihujani komentar tapi berkat kau. Aku menyukainya. Dan Satu hal lagi... Aku memikirkan sebuah tempat untukmu menginap.” Kata Geu Rim. 


Geu Rim berjalan menaiki tangga pergi ke "Ruang Tidur" Soo Ho binggung kenapa mereka pergi ke tempat itu, Geu Rim memberi kode agar Soo Ho tak bersuara lalu bergegas masuk ke dalam ruangan. Keduanya duduk di tempat tidur tingkat dalam ruangan.
“Tidurlah di sini.” Kata Geu Rim. Soo Ho binggung karena harus tidur di tempat yang tak sesuai denganya.
“Ranjang ini luar biasa... Kau akan tidur setelah berbaring di ranjang ini. Aku yakin kau Pasti belum tidur sejak konferensi pers itu.” Kata Geu Rim. Soo Ho ingin tahu apa yang akan dilakukan Geu Rim.
“Aku... Siaran akan segera dimulai, jadi, aku bisa mengedit naskah selagi kau tidur.” Ucap Geu Rim. Soo Ho balik bertanya dengan dirinya. Geu Rim binggung seperti mengetahui apa yang dimaksud Soo Ho. 


Akhirnya keduanya berbaring di ranjang yang sama dengan saling menatap. Geu Rim khawatir kalau nanti mereka ketahuan dan apa yang akan terjadi. Soo Ho juga tak tahu, lalu bertanya kalau mereka ketahuan apakah Geu Rim akan di pecat.
“Aku meragukannya... Menurutku Tidak mungkin dipecat karena hal semacam itu.” Ucap Geu Rim
“Jika tidak, tidurlah bersamaku dua jam saja. Selain itu aku ingin melakukan siaran langsung, bukan rekaman.” Kata Soo Ho. Geu Rim kaget mendengarnya.
“Aku ingin siaran di radio secara live” ucap Soo Ho. Geu Rim pun menyetujuinya, mereka pun mencoba untuk tidur walaupun hanya sebentar. 

Tuan Lee masuk ruangan kaget melihat Soo Ho dan Geu Rim sudah ada dalam ruang siaran dan bertanya Apa yang terjadi. Geu Rim memberitahu kalau Soo Ho ingin melakukan siaran langsung. Tuan Lee mengaku sudah melihat konferensi persnya.
“Aku khawatir. Apa Kau baik-baik saja?” ucap Tuan Lee. Soo Ho mengangguk seperti sudah terbebas dari masalah.
“Lalu Apa Kau sungguh berencana untuk melakukan siaran langsung?” tanya Tuan Lee. Soo Ho menganguk saat itu Hoon Jung masuk ruangan edngan nada kesal
“Yang benar saja! Anda bilang kita akan memutar rekaman!” ucap Hon Jung dan melihat Soo Ho sudah ada dalam ruang siaran.
Tuan Lee langsung mengeluh Hoon Jung yang berisik, Hoon Jung pun meminta maaf karena kembali ketahuan mengeluh tentang Soo Ho. Tuan Lee pun mengajak mereka untuk mulai bersiap-siap.
Tuan Lee masuk ruangan bertanya apakah Soo Ho sudah siap karena harus memimpin hari ini dan Belum ada yang disiapkan.  Soo Ho pikir Begitulah radio, tidak ada yang disiapkan seperti terlihat santai walaupun tanpa script.

“Soo Ho... Sejujurnya, saat kali pertama membawamu sebagai DJ kami, aku mau memanfaatkan popularitasmu. Aku mau banyak orang mendengarkan radio ini. Aku penasaran berapa banyak orang yang akan mendengarkan siaran radio yang dibawakan oleh Ji Soo Ho. Itulah yang kukejar. Tapi sekarang, popularitas dan citramu tidaklah penting. Aku menyukaimu apa adanya. Aku hanya ingin memberitahumu itu.” Ungkap Tuan Lee
“Kenapa Anda memberitahuku itu?” tanya Soo Ho. Tuan Lee pikir benar juga seperti tak ada alasan untuk memberitahu Soo Ho.
“Tapi kapan lagi aku mau mengatakan kata-kata menjijikkan seperti ini jika bukan pada pukul 4.00 pagi?” kata Tuan Lee lalu meminta agar Soo Ho bisa bersiap. 


Soo Ho mulai siaran tanpa skrip, membahas kalau pasti setiap orang sering membicarakanku belakangan ini. Ia tahu kalau Cerita tentang dirinya dan keluarganya sedang menjadi topik panas saat ini. Ia pikir Setelah menunjukkan dirinya  yang sebenarnya kepada orang-orang, maka ia akhirnya merasa damai.
“Bukankah itu aneh? Sejak melepas topengku, maka aku dikelilingi hal yang belum pernah kulakukan.” Ucap Soo Ho. Nyonya Nam di rumah akhirnya memutuskan untuk bercerai dengan Tuan Ji.
“Ini kali pertamaku mencintai seseorang dan juga kali pertamaku dicintai oleh seseorang.” Akui Soo Ho yang mengingat saat pertama kali menangis didepan Geu Rim.
Geu Rim berkata “Jika kau menatapku seperti sekarang, maka aku ingin memelukmu.” Untuk pertama kalinya Soo Ho menerima pelukan dari Geu Rim dan menangis didepanya.
“Aku juga menangis untuk kali pertama, tersenyum untuk kali pertama, dan tidur nyenyak untuk kali pertama. Ini juga kali pertamaku berani membela seseorang.” Ucap Soo Ho mengingat saat bisa tersenyum dan tidur di ranjang yang kecil tapi sangat nyenyak, dan mengenggam tangan Geu Rim berjalan melewati wartawan dan fans yang mengerubunginya.
“Selain itu, aku mendengar kalimat ini untuk kali pertama. Jika seseorang memelukmu, berarti dia ingin masuk ke kehidupanmu. Itu sebabnya aku mau mengatakan ini untuk kali pertamanya. Aku juga ingin masuk ke kehidupannya.” Ucap Soo Ho dengan menatap Geu Rim yang duduk didepanya.




Jason akan segera pergi dari rumah dan Soo Ho baru saja kembali, keduanya saling menatap dan akhirnya duduk bersama di sofa. Jason mengaku mencemaskan senyum palsu Soo Ho dan hidup sambil menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.
“Aku ingin membebaskanmu dari masa lalumu. Jika aku boleh beralasan, kupikir kau sebaiknya menghadapi ketakutanmu karena kau tersiksa oleh trauma itu. Aku ingin membantumu sebagai teman dan dokter tapi semua berakhir seperti ini.” Ucap Jason merasa menyesal.
“Yang kau butuhkan adalah simpati, Seperti perlakuan Geu Rim kepadamu. Maafkan aku, Soo Ho... Aku telah menghancurkan kehidupanmu yang sempurna.” Kata Jason. Soo Ho seperti masih marah tak ingin membahasnya menyuruh Jason pergi.
“Begitu pun dengan Nyonya Nam... Dia tidak mau melakukan pemeriksaan latar belakang... Tapi Dia hanya ingin mengetahui dirimu yang sebenarnya... Kurasa dia ingin memahamimu.” Ungkap Jason. Soo Ho hanya bisa terdiam. 

Tuan Kang terlihat frustasi mengaku sudah  berdoa setiap hari sejak Tuan Lee  kembali,selain itu berdoa hari ini akan berlalu tanpa masalah dengan sangat tulus, tapi akhirnya.... Tuan Lee tahu kalauKomisi Komunikasi Korea menelepon. Tuan Kang kaget Tuan Lee bisa mengetahuinya.
“Apa Karena aku mengizinkan Soo Ho membuat komentar pribadi? Seiring waktu berjalan, cukup banyak masalah terkumpulAku akan pergi dan menurutku Sudah lama tidak mengenakan setelan jas.” Ucap Tuan Lee santai 
“Apa Kau baru saja melihat yang kulakukan tadi ? Kau Duduk saja di sana  dan mengangguk.Dan Jangan marah, mengerti?” pesan Tuan Kang khawatir. Tuan Lee membalas dengan mengatakan Namaste.
“Aku mempercayaimu. Namaste.” Kata Tuan Kang yakin kalau juniornya bisa menuruti perkataanya. 

Soo Ho datang menemui ibunya bertaya apakah sedang kesulitan, Nyonya Nam hanya diam saja. Soo Ho pikir ibunya memang harus kesulitan karena Semuanya ulah Nyonya Nam. Nyonya Nam tetap diam saja.
“Hal ini terlintas di benakku beberapa hari belakangan.. Aku yakin Pasti selama ini Ibu sangat sulit menatapku. Tapi Aku berpikir kenapa dia tidak membuangku? Kenapa dia membuatku menjadi Ji Soo Ho sekarang?” ucap Soo Ho
“Ibu mengatakan itu di hari ulang tahunmu, kan? Aku mengatakan "Kau bukanlah putraku." Setelah mengatakan hal menyakitkan semacam itu kepadamu, ibu juga hidup menderita selama ini.” Akui Nyonya Nam
“Bahkan kau tetap memanggil ibu sebagai ibumu. Dan sekarang. Hal ini terlintas di benak ibu beberapa hari belakangan. Meski ibu menolak dan menyangkalnya, kau selalu ada di sana” ucap Nyonya Nam, Soo Ho pun menatap dalam ibunya. 



Ra Hee berjaan di lorong melihat Seung Soo dengan setelan jas bertanya apakah akan pergi karena menurutnya dengan setelan itu tak cocok untuknya. Seung Soo mengaku akan berkencan buta dan wanita itu  orang yang lembut tidak seperti Ra Hee. Ra Hee kaget kalau Seung Soo akan berkencan buta.
Sementar Soo Ho dibelakang berjalan dengan Soo Ho ingin tahu keadaan Nyonya Nam sekarang. Soo Ho menceritakan ibunya mulai makan dan juga pergi keluar rumah, tiba-tiba suasana lorong berubah dengan sesosok pria tampan berjalan di lorong bahkan Ra Hee sampai melongg.
“Ada apa ini?” tanya Seung Soo dengan Ra Hee tak bisa menutup mulutnya karena melihat Tuan Lee yang tampan.
“Aku akan pergi ke Komisi Komunikasi Korea” ucap  Tuan Lee santai
“Kau seharusnya selalu berpakaian seperti ini saat ada diradio” komentar Ra Hee. Tuan Lee hanya tersenyum lalu pamit pergi. Geu Rim menatap kepergian Tuan Lee seperti merasakan sesuatu. 

Geu Rim bertemu dengan Tuan Lee di luar gedung. Tuan Lee memberitahu kalau Acara mereka membuat banyak masalah dan akan mengunjungi kantor komisi penyiaran. Geu Rim memastikan kalau  Ini bukan hal serius. Tuan Lee menyuruh Geu Rim agar Fokus saja pada tulisan saja.
“Ayo, kau harus pergi.. Dia telah memelototiku sejak tadi.” Komentar Tuan Lee melirik pada Soo Ho yang berdiri dengan tatapan sinis.
“Aku akan kembali. Semuanya pasti akan baik-baik saja.” Kata Tuan Lee menyakinkan, tapi Geu Rim seperti tak yakin kalau semua akan baik-baik saja. 

Di ruang komisi, Tuan Lee seperti sedang disidang dengan wajah kesal merasa dirinya seperti sedang di ajak bercanda dengan menjelaskan kalau Definisi "siaran" adalah untuk orang-orang yang ingin mengekspresikan diri.  Salah satu pria menegaskan Radio bukanlah mikrofon pribadi Soo Ho.
“Apa Kau pikir siaran adalah main-main? Acara itu sendiri punya banyak masalah..Apa Kau membuat kecelakaan siaran untuk membuat acara itu lebih dari sekadar masalah?” ucap pria lainya
“Radio adalah medium satu arah tempat pendengar hanya bisa mendengar...” komentar Pria duduk ditengah dan membuat Tuan Lee tak bisa menahan emosinya.
“Radio bukanlah medium satu arah... Sudah kubilang berkali-kali, radio itu bilateral... Kalian tidak tahu apa-apa soal radio dan Tidak ada gunanya mendengarkan kalian... Jika kalian tidak tahu apa-apa, maka ambil saja gaji kalian dan tutup mulut kalian.” Ucap Tuan Lee yang membuat ketiga pegawai komisi hanya bisa melonggo. Tuan Lee pun memilih untuk keluar dari ruangan. 


Soo Ho duduk di sofa sambil menatap Geu Rim seperti kebingungan dengan  laptopnya, lalu Geu Rim yang terlihat gelisah mengambil minum di dapur. Soo Ho mendekat bertanya apakah Geu Rim tak menemukan ide dan  mengajak beristirahat selama 30 menit. Geu Rim menolaknya.
“Kenapa kau bekerja begitu keras?” keluh Soo Ho

“Pak Lee berlari ke sana kemari demi acara kita. Jadi Aku juga harus bekerja keras. Aku ingin menulis sesuatu yang sangat bagus.” Jelas Geu Rim
“Apa Ada yang bisa kubantu?” tanya Soo Ho melihat Geu Rim kembali menatap laptopnya.
“Tidak perlu” ucap Geu Rim. Soo Ho  pikir akan membantu untuk   meninjau tulisan Geu Rim walaupun hanya satu baris saja.
“Hentikan... Beri aku ruang untuk fokus. Paham?” kata Geu Rim akhirnya masuk ke dalam kamar. Soo Ho pun tak bisa berkata-kata. 



Soo Ho membawakan telur gulung untuk Geu Rim, tapi ragu karena tak ingin mengangguk. Akhirnya ia kembali membawakan buah dan tetap diam didepan kamarnya, namun tiba-tiba terdengar jeritan Geu Rim. Soo Ho pun masuk kamar bertanya ada apa.
“Bagaimana ini?” ucap Geu Rim sambil menutup wajahnya. Soo Ho binggung bertanya apakah Geu Rim merasakan sakit. Tiba-tiba Geu Rim yang terlihat menangis malah tertawa.
“Ini membuatku gila... Coba Lihatlah... Semua tulisanku hilang. Laptopnya memang sudah agak rusak, tapi ini mati begitu saja dan tidak mau hidup lagi. Lalu Aku harus bagaimana?” ucap Geu Rim hanya bisa tertawa
“Jangan khawatir. Aku akan memperbaikinya.” Kata Soo Ho menenangkan Geu Rim dengan duduk disampingnya. 

Geu Rim menunggu di ruang tengah, Soo Ho pulang dengan wajah sedih. Geu Rim  ingin tahu apakah Laptopnya rusak selamanya atau Semua tulisanku hilang. Soo Ho terlihat masih terdiam dengan wajah sedih. Geu Rim pikir tak masalah karena bisa menulisnya lagi.
“Yahh.. Memang butuh waktu yang lama, tapi aku bisa melakukannya.” Ucap Geu Rim berusaha menenangkan diri.

“Ini Sudah diperbaiki.” Kata Soo Ho akhirnya memperlihatkan senyumanya. Geu Rim tak percaya mendengarnya langsung memeluh erat Soo Ho. Sambil memuji pacarnya memang yang terbaik.
“Kau berjanji akan mengabulkan keinginanku. Aku sudah menghadapi semua reporter itu.” Ungkap Soo Ho
“Aku akan mengabulkan semua keinginanmu. Kau mau apa?” tanya Geu Rim. Soo Ho mengatakan kalau kan memberi tahu nanti.


Tuan Kang merasa Tuan Lee sudah gila dan memiliki nyawa yang banyak, karena komisi penyiaran meminta untuk memecatnya. Tuan Lee seperti tak kaget mendengarnya. Tuan Kang tak habis pikir dengan Watak cepat marah Tuan Lee yang tak bisa dibendung.
“Mereka bilang tidak akan menunggu sebelum kita mengubah jadwal.” Ucap  Tuan Kang
“Apa yang Anda harapkan dariku? Mereka menghina acara dan DJ-ku.” Kata Tuan Lee membela diri.
“Tetap saja, kau harus tenang. Jika kau mau digaji tepat waktu selagi melakukan pekerjaan yang kau sukai, maka kau seharusnya diam!” ucap Tuan Kang
“Jadi, akankah Geu Rim, Soo Ho, dan Hoon Jung tetap di sini? Apa hanya aku yang dipecat?” tanya Tuan Lee
“Aku menyuruhmu datang ke sana dan mengangguk!” keluh Tuan Kang
“Bolehlah aku menyiarkan acara terakhirku? Aku butuh penutupan.” Kata Tuan Lee. 

Hoon Jung menyuruh Geu Rim segera datang karena  tuan Lee bilang dakan pergi dan Tim mereka pasti akan dibubarkan lagi. Di ruangan, Hoon Jung tak percaya dengan yang terjadi pada Tuan Lee kalau menerima hukuman disiplin lagi
“Hoon Jung, tahukah kau? Saat cuaca bersalju, ada banyak lagu yang orang-orang ingin dengarkan.” Ucap Tuan Lee.
“Tentu saja! Begitu pun dengan hujan.” Kata Hoon Jung mendengarkan lagu tentang hujan.
“Suara yang bisa kita dengar hari ini... Aku tahu kita hanya bisa melakukannya hari ini.” Kata Tuan Lee. Hoon Jung mengaku sudah mengetahuinya.
“Jika sudah tahu, kenapa kau memilih daftar lagu semacam ini? Kau harus bekerja lebih baik lagi” kata Tuan Lee memarahi Hoon Jung seperti biasanya. 

Soo Ho dan Geu Rim masuk dengan wajah kebingungan bertanya kabar yang baru didengarnya. Tuan Lee langsung memarahi Geu Rim sebagai penulis malah terlambat padahal seharusnya berkumpul satu jam sebelum siaran. Soo Ho dan Geu Rim menatap binggung dengan sikap Tuan Lee
“Aku sulit mengendalikan kemarahan dan membentak mereka di kantor Komisi Komunikasi. Lee Min Woo akan mengambil alih acara ini mulai sekarang dan Ini hari terakhirku. Ayo lakukan siaran langsung untuk kali terakhir... Mengerti?” ucap Tuan Lee pada semua timnya. 

Soo Ho duduk di ruang siaran dengan menatap Tuan Lee yang menebar senyuman, Geu Rim pun merasa tak bahagia melihat Tuan Lee bisa tersenyum padahal harus keluar dari radio. Akhirnya Soo Ho memulai siaran dengan mengingat kenangan dengan Tuan Lee ketika baru memulai siaran.
"Semua itu adalah momen penting, Bahkan saat aku menangis, tertawa, menderita, dan sedih, semua itu momen penting bagiku." Ucap Soo Ho
Soo Ho mengingat saat pertama kali tak tahu kalau siaran secara live, lalu siaran di sekolah, rumah sakit, dengan nara sumber yang berbeda. Ia juga pertama kalinya mengungkapkan perasaan pada Geu Rim di dalam siaran radio.
"Jika semua momen ini penting untuk membuatku menjadi diriku yang sekarang, akan kunikmati kebahagiaanku di sini bersama orang-orang ini. Ji Soo Ho's Radio Romance". Hari ini adalah siaran terakhir dari sutradara produksi yang membuat acara ini. Sebenarnya, kami tidak begitu dekat dan dia agak aneh. Tapi aku agak sedih karena ini siaran terakhir kami. Akan kuputar lagu ini untuknya. "Go" oleh The Name.” Ungkap Soo Ho. Geu Rim pun bisa tersenyum mendengar siaran radio terakhir. 

Di tangga darurat
Geu Rim kebingungan karena mana mungkin bisa berkerja tanpa Tuan Lee sebagai PD. Tuan Lee berkomentar naskah yang dituliskan sangat bagus hari ini menurutnya Geu Rim sudah tau sifatny, kalau kepribadianya buruk tapi sebenarnya hanya menyukai yang terbaik.
“Aku selalu ingin memakai tulisanmu. Di dalam tulisanmu, aku bisa merasakan kasih sayangmu yang tulus kepada orang lain.” Ungkap Tuan Lee
“Pak Lee... Aku suka saat Anda memanggilku "Pemula"... Aku senang saat Anda marah kepadaku dan mengatakan kalau aku adalah penulis. Aku berterima kasih karena Anda telah menjadikanku seorang penulis.” Kata Geu Rim sambil menahan air matanya.
“Aku tidak menjadikanmu seorang penulis. Tapi Kaulah yang menjadikan dirimu seorang penulis.” Kata Tuan Lee. Geu Rim tak percaya Tuan Lee mengatakan itu dan langsung mengeluarkan ponselnya.
"Aku tidak menjadikanmu seorang penulis..." Anda selalu saja mengucapkan kutipan yang menyentuh.” Ucap Geu Rim mengetik kalimat yang diucapkan Tuan Lee
Tuan Lee bangga kalau Geu Rim yang akhirnya menjadi seorang penulis sungguhan. Geu Rim bertanya-tanya apakah akan bertemu dengan orang seperti tuan Lee lagi nanti. Keduanya hanya bisa tertawa. 


Tae Ri memasakan makanan untuk Manager Kim dan menaruh diatas meja. Dengan bangga memberitahu kalau ia sangat pandai memasak dan Cita-citanya  adalah menjadi istri yang luar biasa. Manager Kim hanya terdiam. Tae Ri menyuruh Manager Kim agar mencobanya.
“Aku yakin rasanya enak. Aku mendapatkan resep dari blog yang kuikuti saat aku belum populer.” Ucap Tae Ri bangga
“Tampaknya enak... Jadi Aku tidak bisa memakannya karena tidak mau membuang diperutku” kata Manager Kim. Tae Ri menyuruh Manager Kim agar mulai makan saja. Manager Kim pun tersenyum karena rasa masakan Tae Ri sangat enak. 

Soo Ho duduk di depan meja makan terlihat gugup karena berhadapan dengan ibu mertuanya. Geu Rim membawakan sup sudah  mengetahui kalau ada yang ingin dikatakan karena sedari tadi hanya tersenyum sendiri. Nyonya Jo mengaku sangat senang melihat Geu Rim seperti ini.
“Kau menyombongkan diri semalaman tentang betapa tampannya Soo Ho.” Goda Nyonya Jo. Geu Rim kesal ibunya membuka rahasianya.
“Kalian memang pasangan yang manis.” Puji Nyonya Jo lalu mengajak mereka mulai makan. Soo Ho pun mulai makan dengan lahap.
“Omong-omong, bolehkah ibu memanggilmu, putra menantu ibu?” kata Nyonya Jo. Soo Ho langsung tersedak mendengarnya.
“Berhentilah menggodanya.” Keluh Geu Rim pada ibunya sambil memberikan minum untuk Soo Ho.
“Apa? Bukankah kau akan membawa Geu Rim?” kata Nyonya Jo. Soo Ho membenarkan kalau akan membawa Geu Rim.
“kau mau embawaku ke mana?” keluh Geu Rim pada Soo Ho. Nyonya Jo pun dengan santai memangil anak menantunya untuk kembali makan. Soo Ho pun terlihat senang bisa makan bersama Nyonya Jo.
“Apa Ibu sudah tahu Pak Lee Gang harus mengundurkan diri dari acara kami?” ucap Geu Rim. Nyonya Jo kaget dan ingin tahu alasannya.
“Entahlah. Kami dalam masalah...” ucap Geu Rim sedih. Soo Ho melihat mimik wajah Geu Rim seperti merasa cemburu. 

Keduanya berada dalam kamar, Soo Ho mengaku kalau ada yang ingin ditanyakan dengan wajah serius ingin tahu apakah Geu Rim  begitu menyukai Tuan Lee. Geu Rim binggung dengan pertanyaan Soo Ho yang tiba-tiba.
“Maksudku, Lee Kang tidak masuk kemari atau semacamnya, kan?” kata Soo Ho
“Ya ampun. Kenapa ada pria yang masuk ke kamarku? Hanya kau yang boleh masuk kemari.” Ungkap Geu Rim. Soo Ho bisa tersenyum mendengarnya.

Saat itu pintu diketuk dan Tuan Lee masuk ke dalam kamar membawa kardus sebagai hadiah. Soo Ho melihat Tuan Lee masuk dengan sinis bertanya kenapa datang ketempat Geu Rim.  Tuan Lee mengajak mereka untuk minum soju bersama untuk kali terakhirnya.
Soo Ho dan Geu Rim melihat Tuan Lee yang mulai mabuk dengan botol soju yang sudah habis diminum. Tuan Lee berbicara pada Geu Rim,mengingatkan kalau Soo Ho membawa penulis pribadinya dan mempermalukannya, tapi malah melupakan hal itu dan berkencan dengan nya.
“Hei... Anak ini sungguh tidak tahu apa-apa, tapi dia berkeliaran dan menyebalkan.” Ejek Tuan Lee tentang Geu Rim
“Dia tidak menyebalkan. Aku menyukainya.” Kata Soo Ho

“Hei.... Soo Ho hanya menghafal naskah dan dia selalu kaku serta tidak punya emosi. Apa yang kau sukai darinya?” kata Tuan Lee tentang Soo Ho
“Pokoknya, aku tetap menyukainya.” Ucap Geu Rim. Tuan Lee akhirnya tak peduli.
“Dia sangat jujur tentang hal yang dia sukai. Dia terus berjuang dan akhirnya menjadi penulis. Dia sangat spesial bagiku. Aku sangat bangga.” Ungkap Tuan Lee. Keduanya mengeluh dengan komentar Tuan Lee.
“Jangan pergi... Bagaimana bisa kami melakukan siaran tanpa Anda?” kata Geu Rim. Soo Ho kesal mendengarnya seperti hanya Tuan Lee yang dibutuhan Geu Rim.
“Apa Kau dengar itu? Itulah perbedaan antara aku dan kau.” Ucap Tuan Lee bangga. 


Geu Rim berjongkok menangis didepan restoran. Soo Ho sambil memegang payung mengeluh dengan Geu Rim yang menangis. Geu Rim sambil teringat mengatakan kalau Tuan Lee... Tuan Lee. Soo Ho ingin tahu ada adengan Tuan Lee dan meminta Geu Rim Jangan berkeliaran dan menangis.
“Dia akan pergi besok.” Ucap Geu Rim. Soo Ho kaget dan ingin tahu kemana Tuan Lee akan pergi.
“Dia akan perg ke Tibet.” Kata Geu Rim terus menangis.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar