PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 21 April 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 16 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Ps : beberapa episode aku menuliskan nama Tuan Park, yang sebenarnya adalah Tuan Kang, Jadi mohon dimakluminya yah. Hihihi... Selamat membaca !!!
Sung Woo keluar dari kantor sambil menelp memastikan kalau itu Go Si Hwan dan terlihat kaget, lalu bertanya Seperti apa mayatnya  dan kapan ditemukan dan bergegas menaiki mobil. MC Jay mendengar nama  Go Si Hwan, terlihat sangat kaget.
Di TKP, Si Hwan sudah tak bernyawa tersadar di kemudi, dengan  lembaran "Pesan Terakhir dan Wasiat" di sampingnya. MC Jay sambil menangis tak percaya karena Belum lama ini  Si Woon minum-minum bersamanya dan menurutnya bukan tipe orang  yang akan melakukan seperti ini.  Seol Ok pun datang dengan Wan Seung.
“Aku tak percaya... Kau bilang kita akan menangkap pembunuh itu bersama.” Ucap Seol Ok melihat Si Hwan yang sudah terbujur kaku.  Wan Seung pun tak bisa berkata apa-apa. 


Kyung Mi mengambil gambar dengan Tuan Hwang, Seol Ok melihat Mobil, Arang, Pesan, Bunuh diri, menurutnya kalau ini metode yang sama. Wan Seung tak percaya karena kalau kasus Bunuh diri, karena Si Hwan tidak punya mobil, jadi tidak masuk akal.
“Detektif Lee.... Bisa cek kendaraan ini dahulu?” perintah Wan Seung pada detektif lainya.
Flash Back
Pria misterius membawa Si Hwan dengan mobilnya, terlihat Si Hwan sudah tak bernyawa berbaring di kursi belakang. Setelah sampai di TKP Si pria menghapus semua sidik jari dengan tissue dan menyalakan arang di dalam mobil.
“Tidak ada yang bisa melihat kejadian di dalam mobil, mobil juga kedap suara. Jika bisa menghindari CCTV dan kamera dasbor, itu bisa menjadi tempat sempurna untuk membunuh.” Ucap Seol Ok
Pelaku juga menghapus sidik jari pada kemudi lalu menyandarkan kepala Si Hwan seolah-olah bunuh diri.
“Tidak ada banyak ruang di dalam mobil, jadi, kita bisa menyingkirkan semua barang bukti tanpa membuang tenaga dan biaya. Karena itulah dia tidak pernah ditangkap untuk waktu yang lama.” Kata Seol Ok. Wan Seung memikirkan maksud kalimat Untuk waktu yang lama.
“Apa Maksudmu ini pernah terjadi berulang kali?” tanya Sung Woo bingung.
“Pembunuhan berkedok bunuh diri. Dalangnya orang berpengalaman.” Kata Seol Ok yakin
“Imajinasimu luar biasa.” Keluh Sung Woo tak percaya lalu pergi meninggalkan keduanya. 


Seol Ok memberitahu Wan Seung kalau  Ini metode yang sama, Wan seung juga yakin Persis seperti insiden tahun 2007. Seol Ok masih ingat kejadian Sebelas tahun lalu. Wan Seung pun ingat kalau itu Di Bukit Gongpyeong, Sinim-dong.
Flash Back
Di dalam taksi kedua orang tua Seol Ok meninggal dan dianggap sebagai bunuh diri dengan cara yang sama. Seol Ok menjerit histeris melihat keduanya yang meninggal dalam taksi
“Pesan, arang, dan mobil... Dilakukan sesuai manual.” Ucap Seol Ok masing mengingatnya.
“Sekretaris Kim terlibat.” Kata Wan Seung dengan wajah yakin. 

Ji Seung sedang berbicara di telp, sementara Joo Seok merengek agar mengeluarkan dari kantor polisi dan harus keluar secepat mungkin. Ji Seung memberitahu kalau Joo Seok ingin bicara langsung lalu memberikan ponselnya. Joo Seok kembali mengeluh kalau keadaanya sekarang membuat gila.
“Kudengar kamu terkena masalah lagi.” Ucap Tuan Kang
“Ada beberapa detektif yang bersembunyi di sana. Artinya Anda gagal membereskan mereka. Benarkah Anda Sekretaris Kim?” ucap Joo Seok marah
“Kalau begitu, kau mau aku bagaimana?” tanya Tuan Kang. Joo Seok meminta agar Tuan Kang mengeluarkan dari kantor polisi secepatnya.
“Kau tidak boleh bilang begitu sebagai mahasiswa hukum dan tahu betul itu mustahil.” Ucap Tuan Kang.
“Aku tahu lebih banyak daripada yang Anda pikirkan, Sekretaris Kim.” Ucap Joo Seok mengancam, Tuan Kang pun akhirnya menutup telp.
“Anak-anak zaman sekarang tidak tahu terima kasih. Mereka bahkan tidak bisa membereskan perbuatan mereka.” Keluh Tuan Kang 

“Aku sungguh tidak tahan berada di sini semenit lagi, Tidak ada ranjang., Bau dan kotor.” Keluh Joo Seok
“Apa kau tidak bosan mengulangi itu?” komentar Ji Seung seperti menahan amarah.
“Jika kau tidak bisa mengeluarkanku, setidaknya carikan aku sel di mana aku bisa sendirian. Ini bukan satu-satunya sel tahanan.” Ucap Joo Seok
“Jadi, kau mau menggunakan satu sel sendirian dan membiarkan orang lain berdesak-desakan?” ucap Ji Seung
“Anda bilang kenal dengan Kapolsek di sini. Setidaknya Anda bisa melakukan itu untukku.” Ucap Joo Seok terus merengek. 

Kyung Mi terus mencari sidik jari dan Wan Seung melihat lembaran "Pesan Terakhir dan Wasiat" Seol Ok berbicara pada Kyung Kyung Mi kalau tidak akan bisa menemukan sidik jari pelakunya. Kyung Mi yakin pasti ada sidik jari seseorang, karena tidak memakai sarung tangan. Tuan Hwang juga menyemprotkan cairan untuk menemukan sidik jari.
“Apa-apaan ini?.. Tidak ada apa-apa di mobil ini.. Bahkan Sidik jari parsial pun tidak... Baru kali ini aku melihat TKP sebersih ini.” Ucap Tuan Hwang heran
“Bagaimana kau tahu tidak akan ada apa-apa?” bisik Kyung Mi kaget Seol Ok bisa mengetahuinya.
“Mereka tidak bisa memilih sidik jari yang harus dihapus.” Ucap Seol Ok.
“Jadi, ada yang sengaja menghapusnya?” kata Kyung Mi. Seol Ok membenarkan

Ji Seung keluar dari ruangan, berjalan di lorong dengan wajah kebingungan, teringat kembali pembicaraanya dengan Joo Seok.
Flash Back
Joo Seok membahas tentang Detektif Ha adiknya dan berpikir kalau mereka berdua mau mempermainkannya. Ji Seung terlihat marah, Joo Seik pikir kalau Ji Seung itu Jangan tersinggung.
“Omong-omong, dia mengetahui sebanyak apa tentang Anda? Aku harus membeberkan semuanya saat berada di ruang interogasi.” Kata Joo Seok kembali mengancam.
Ji Seung keluar dari kantor berbicara dengan seseorang memberitahu kalau Joo Seok tampak sangat gelisah dan meminta agar mencari cara untuk menenangkannya, serta Tidak perlu janji untuk mengeluarkannya.

Wan Seung terus melihat lembaran "Pesan Terakhir dan Wasiat, Aku minta maaf. Aku sudah membunuh Yoon Mi Joo" Seol Ok mendekat mengetahui kalau isi suratnya kalau Si Hwan mengakui kejahatannya di pesan itu, Alasan dan caranya membunuh Mi Joo, metode dan tempat membuang mayat tersebut, serta alasannya bunuh diri tertulis di sana.
“Hei.., Ahjumma kau tidak boleh menyentuh barang bukti seperti itu. Kamu melanggar hukum. Nanti bisa terkena masalah.” Ucap Sung Woo memperingati. Seol Ok ingin menjawab tapi disela oleh Wan Seung

“Dia bukan membicarakan wasiat Si Hwan, tapi kasus dari 11 tahun lalu.” Kata Wan Seung membela.
Flash Back
Seol Ok sambil menangis mengetahui kalau Ini tulisan tangan ayahnya Tapi ini bukan wasiatnya. Wan Seung pikir kalau Ayah Seol Ok menulis sendiri, tapi itu bukan wasiatnya. Seol Ok  yakin kalau ayahnya hanya  menyalin tulisan orang lain dan akan menunjukkan bukti bahwa dia dibunuh.
“Orang menulis wasiatnya saat merasa gelisah. Jadi, sebagian besar tulisannya akan sulit dibaca. Mereka ingin orang lain memahami mereka. “Ucap Seol Ok yakin
“Tapi wasiat Si Hwan tertata dengan sempurna. Ada tujuannya,” Kata Wan Seung. Seol Ok yakin kalau ini Pengakuan kejahatan.Sung Woo terdiam mengingat sesuatu. 


Flash Back
Saat datang ke tempat Si Hwan merasakan ada yang aneh karena  bukti-bukti ini diletakkan dengan rapi, Seolah-olah meletakkannya untuk mereka  temukan. Menurutnya Meski sedang tergesa-gesa, mereka biasanya tetap membawa laptop saat melarikan diri.
“Apa pelakunya bunuh diri?” tanya Sung Ha akhirnya datang ke TKP. . Seol Ok menegaskan  Si Hwang bukan pelakunya dan tidak bunuh diri.
“Ini metode lama.” Ucap Sung Ha melihat surat wasiat yang diketik.
“Metode dari 11 tahun lalu. Kenapa dia memakai metode selama itu?” kata  Seol Ok
“Karena aku mengejar metode terbarunya.” Kata Sung Ha mengingat saat bertemu dengan korban Hyun Soo yang mati terbakar.
“Inspektur Woo... Ini ulah Sekretaris Kim, kan?” ucap Wan Seung.  Sung Ha seperti tak percaya kalau itu ulah Sekretaris Kim sambil menatap Si Hwan yang masih ada di dalam mobil. 


Tuan Kang kembali main baduk dengan Tuan Shin di ruangan yang bisa dengan mudah memenangkanya, yang menurutnya tak seru. Tuan Shin mengajak agar main lagi. Tuan Kang menolak.
“Seseorang ingin merasa nyaman di dalam tahanan. Biarkan dia sendirian di sel itu. Lagi pula, dia akan segera bebas.” Ucap Tuan Shin memberikan permintaan kembali. Tuan Shin pun tak bisa menolaknya.
“Biarkan dia makan yang dia mau.” Ucap Tuan Kang. Tuan Shin menganguk mengerti dengan perintah Sek Kim.
Tuan Kang keluar dari ruangan menelp seseorang berbicara kalau meminta antarkan makanan ke sel tahanan, dengan Pizza, ayam, atau sushi, karena Joo Seok bilang mau diantarkan makanan, serta memberikan perhatian ekstra kepadanya.
Si Hwan akhirnya dibawa ke ambulance, Seol Ok meminta maaf karena harus pergi seperti itu dan menegaskan kalau pasti akan menangkap pelakunya apa pun yang terjadi. Ia juga tidak peduli siapa dalangnya, jadi akan memastikan hal seperti ini tidak terulang. Wan Seung mengajak masuk mobil tapi akhirnya kembali menemui Sung Ha.
“Bukankah sudah saatnya kau memberi tahu kami?” ucap Wan Seung. Sung Ha ingin tahu memberitahu tentang apa.
“Tentang Sekretaris Kim.” Ucap Wan Seung. Seol Ok menatap keduanya seperti ingin mengetahuinya juga. 

Sung Ha naik mobil dengan Wan Seung yakin kalau  Cara Sek Kim merekayasa bukti bisa dibilang sempurna, Tidak ada kesalahan. Seol Ok  pikir Ada sebuah kesalahan yang ternyata ikut duduk dibangku belakang. Ia menceritakan Beberapa teman Si Hwan bermain-main dengan kamera tersembunyi walaupun mereka bukan teman dekat.
“Konon mereka memasang CCTV di kost karena iseng.” Ucap Seol Ok mengingat Ki Bum dan Dae Woon yang memakai kacamata sebagai kamera.
“Benarkah?? Jadi Kapan mereka kapok?” keluh Wan Seung marah.
“Aku pernah mendengar Si Hwan mengatakan itu. “ ucap Seol Ok
Flash Back
Si Hwan menceritakan Park Gi Beom merekam dengan kamera tersembunyi. Lalu Gi Beom dan Dae Woon melakukannya bersama-sama, tapi tidak bisa menemukan kamera itu di mana pun dan sempat terpikir untuk melaporka dan  tidak tahan lagi dengan mereka.
“Si Hwan bilang dia tidak bisa menemukan kamera itu.” Ucap Seol Ok
“Apa Menurutmu kameranya masih di sana?” tanya Sung Ha. Seol Ok juga tak tahu.
“Kita harus bergerak cepat... Semoga itu tertangkap kamera.” Kata Seol Ok 
“Jika kameranya tidak berfungsi, Wasiat itu diketik di laptop Si Hwan. Kamar itu sangat kecil, jadi Pasti tertangkap kamera.” Ucap Wan  Seung. Seol Ok menyuruh agar Wan Seung sedikit lebih cepat.
“Jika Sekretaris Kim menemukannya lebih dahulu, bukti terakhir itu akan musnah.” Kata Seol Ok
Tuan Kang mendengarkan percakapan keduanya, mengetahui  Kamera tersembunyi.

Pelaku akhirnya kembali ke kamar Si Hwan mencari diseluruh kamar dan akhirnya menemukan kamera yang terlihat di rak buku. Saat itu Sung Woo datang melihat si pelaku dan langsung menangkapnya, akhirnya pelaku dibawa oleh polisi lain untuk dibawa ke kantor polisi.
Seol Ok bergegas turun dari mobil dengan Sung Ha dan Wan Seung setelah pelaku dibawa pergi. Sung Ha mengeluh  kalau pada Tim Unit dua menurutnya kalau Ketua Tim itu melakukan sesuatu untuknya.
“Kenapa memintaku padahal kita tidak satu unit?” keluh Sung Woo
“Ada apa? Apa Kau mau Detektif Ha kembali? Unitmu butuh orang berbakat.” Ucap Sung Ha. Sung Woo langsung menolaknya karena tak ingin satu tim dengan Wan Seung lagi.
“Ini.. Ponsel Milik si pelaku.” Kata Sung Ha memberikan ponsel pada Wan Seung. Seol Ok menatap Wan Seung dengan penuh arti. 

Flash Back
Wan Seung menerima telp yang memberitahu kalau  Go Si Hwan ditemukan tewas. Saat itu Tuan Kang melihatnya sengaja menaruh alat penyadap dibagian kerah jaket Wan Seung dan berpura-pura  kaalu jaketnya itu berdebu. Setelah di TKP dan akan masuk mobil, Wan Seung seperti merasakan sesuatu di bagian bajunya.
“Bukankah sudah saatnya kamu memberi tahu kami?” ucap Wan Seung seperti sengaja memancing. Sung Ha bertanya apa yang harus diberitahu.
“Tentang Sekretaris Kim.” Kata Wan Seung meminta pada Sung Ha.
Sung Ha yakin Selama ini pelaku menelepon dengan ponsel ini, Sung Woo melihat ada "Nomor Pribadi" yang menelp. Sung Ha menyuruh Sung Woo agar mengangkatnya  karena perlu mengeceknya.
“Apa Kau mendapatkan kamera pengawasnya?” ucap Tuan Kang. Wan Seung kaget karena ternyata orang yang selama ini dicari sangat dekat denganya. Sung Ha dkk menunggu siapa yang berbicara dengan Wan Seung. Tuan Kang merasakan ada yang tak beres memilih untuk menutup ponselnya. 


Wan Seung dengan wajah kesal ingin tahu  Siapa sebenarnya Sekretaris Kim, menurutnya Salah satu kenalannya sangat pandai mendapatkan informasi jadi Mungkin orang itu tahu sesuatu. Seol Ok dan Sung Ha hanya diam saja.
“Apa Kau mengenal Kang Bo Gook? Mungkin dia sudah mengetahui semua hal tentang dirimu.” Ucap Wan Seung lalu mengeluarkan alat penyadap dari balik kerah jaketnya. Seol Ok dan Sung Ha kaget melihatnya.
“Kang Bo Gook... Sekarang Aku harus memanggil Anda Sekretaris Kim atau Kang?” ucap Wan Seung sengaja berbicara dengan alat penyadap. Tuan Kang mendengar Wan Seung yang berbicara denganya. 
“Ini sudah direncanakan sejak awal, Anda membawaku ke biro informasi. Lalu membuatku dan ayahku bertengkar dengan mengatakan bahwa hilangnya Hyun Soo ada kaitannya dengan Firma Hukum Ha dan Jung. Aku mempercayai Anda seperti ayahku sendiri dan mengandalkan Anda seperti kakakku. Tega Anda melakukan ini kepadaku.” Ungkap Wan Seung terlihat benar-benar marah dan membuat alat penyadap. 

Seol Ok melihat Wan Seung terlihat sangat kecewa menenangkan, kalau Ini bukan kesalahannya, karena Tuan Kang itu sama seperti ayah dan mereka tidak mencurigai keluarga sendiri.
“Kurasa aku mengetahui keberadaan Sekretaris Kim.” Kata Wan Seung terus mengemudikan mobilnya lebih cepat.

Wan Seung, bersama Na Ra dan juga Han Mi pergi ke tempat Tuan Kang, tapi ruangan sudah kosong dan juga berantakan di tinggalkan begitu saja. Wan Seung terlihat kesal karena kalah cepat dengan Tuan Kang. Seol Ok, Sung Ha dan Sung Woo berada di kantor. 
“Omong-omong, bagaimana kalian tahu bahwa kamera itu dipasang di kamar Go Si Hwa? Kami sudah mencari di setiap sudut kamarnya.” Ucap Sung Woo heran
“Tidak ada kamera di kamarnya  karena kamera itu adalah milik Seol Ok..” Ucap Sung Ha.
Flash Back
Seol Ok sengaja masuk ke kamar Si Hwan dan menaruh kamera miliknya agar bisa memancing anak buah Sek Kim.  Dan rencananya pun berhasil.
“Kami memasang umpan untuk menangkap kaki tangannya lebih dahulu” ucap Sung Ha
“Lalu siapa yang memberikan perintah?” tanya Sung Woo. Seol Ok pikir  Sung Woo tidak perlu tahu Karena itu terlalu berbahaya.
“Kelak aku pasti memberitahumu.” Ucap Seol Ok. Sung Woo seperti tak masalah memilih untuk pergi. 



Wan Seung berbicara dengan Sung Ha bertanya apakah sudah  menemukan Seo Hyun Soo lagi. Sung Ha membenarkan dengan menyampaikan pesan kalau Hyun Soo ingin melupakan kehidupannya sebagai Seo Hyun Soo. Wan Seung menebak kalau orang itu adalah Jung Hee Yeon. Sung Ha seperti tak bisa mengelak.
“Aku senang dia masih hidup... Syukurlah.... Aku sangat senang.” Ucap Wan Seung sambil menahan tangisnya. 

Wan Seung akhirnya menginterogasi pelaku menanyakan alasan  masuk ke kamar itu. Pelaku mengaku hanya ingin tahu adakah sesuatu yang bisa diambil. Wan Seung ingin tahu Apa yang bisa diambil di kamar sekecil itu dan Apa yang dicari.
“Kau yang meninggalkan jejak Go Si Hwan di lokasi pembunuhan Yoon Mi Joo... Bukankah begitu?” kata Wan Seung tahu kalau pria itu sengaja menaruh semua bukti yang mengarah pada Si Hwan sebagai pembunuhnya.
“Apa Ada buktinya?” ucap Si pelaku menantang dan merasa tak bersalah.
“Kami tidak punya bukti atau sidik jari, Begitu pula CCTV dan saksi. Tapi firasatku mengatakan kaulah orangnya. Dan Bukan hanya aku yang berpikir seperti ini. “ungkap Wan Seung yakin. 

Di ruangan forensik
“Ada pepatah terkenal yang berbunyi, "Setiap kejahatan meninggalkan jejak." Karena adanya bukti seperti ini.  Kita bisa menghapus sidik jari sampai bersih, tapi tidak bisa menghapus komponen sejenis minyak dari kosmetik atau kain. “ ucap Tuan Hwang. Kyung Mi menganguk mengerti.
“Di mobil tempat Go Si Hwan mati, ditemukan bahan yang sama seperti bahan di kuplukmu. Yaitu Kupluk itu pasaran.” Kata Wan Seung
Flash Back
Si pelaku menghapus semua sidik jari tak sengaja bagian topinya menyentuh bagian atas mobil dan itu bisa dijadikan alat bukti untuk melihat baiakn sidik jari pelaku.
“Bisakah didaftarkan sebagai bukti?” ucap si pelaku tetap merasa paling benar.
“Benar. Itu memang pasaran... Bahan yang sama ditemukan dari sweter dan celanamu juga. Peluang ketiga bahan ini ditemukan di tempat yang sama adalah... Aku akan bertanya lagi jika kau penasaran, Mungkin kau ingin tetap setia dan Tindak pidanamu cukup serius, Tidak perlu dituduhatas perbuatan orang lain..” Ucap Wan Seung memberikan nasehat. 


Joo Seok berbicara dengan seseorang berkata kalau  tidak mau hancur seperti ini dan tidak boleh mati sendiri. Ia mengaku kalau mengetahui semua hal tentang hubungan antara Sekretaris Kim dan Pak Ha Ji Seung Ia pun meminta agar menuliskan artikelnya dengan cepat.
Di malam hari seseorang masuk sel tahana memberikan makanan untuk Joo Seok. Akhirnya Joo Seok makan pesanan dengan sangat lahap, beberapa saat kemudian petugas datang panik melihat Joo Seok sudah tergeletak dan meminta pertolongan kalau Ada insiden di tahanan.
Joo Seok akhirnya dibawa ke dalam "Ambulans" Na Ra ikut mengantar bersama ayahnya merasa kalau ada yang aneh.  Tuan Shin binggung apa maksud ucapan ayahnya. Na Ra mengetahui kalau Joo Seok itu mati saat makan sushi dan Makanan dari luar tidak diizinkan di dalam tahanan. Tuan Shin terdiam mengingat sesuatu. 

Flash Back
Tuan Kang mengatakan “Seseorang ingin merasa nyaman di dalam tahanan. Biarkan dia makan yang dia mau.”  Saat itu Tuan Shin pun membiarkanya.
“Dia bisa saja selamat jika menerima pertolongan pertama. Andai ada orang lain di sel tahanan itu... Ayah, bukankah sel tahanan penuh karena banyak orang mabuk? Kenapa cuma selnya yang kosong?” ucap Na Ra.
Tuan Shin kembali mengingat ucapan Tuan Kang “Biarkan dia sendirian di sel itu. Lagi pula, dia akan segera bebas.”  Tuan Shin seperti tak percaya kalau itu memang perbuatan Tuan Kang, wajahnya mulai panik. 

Tuan Kang menelp ponsel Tuan Shin  dalam persembunyianya. Tuan Shin yang ketakutan hanya menatap tanpa mau mengangkatnya.  Tuan Kang mengumpat kesal karena ia yang memberikannya posisi itu, tapi sekarang berani mengabaikan teleponnya. 

Ji Seung masuk ke dalam ruang mayat melihat  Joo Seok sudah terbujur kaku. Wan Seung memberitahu kalau Won Joo Seok menggunakan sel itu sendirian menurutnya Jika menerima pertolongan pertama, maka mungkin bisa saja selamat.
“Dia mau menggunakan sel itu sendirian. Apa Kau mencurigai kakak?” Ucap Ji Seung tak percaya 
“Aku mencurigai orang di balik Kakak” kata Wan Seung yakin.
“Jadi Menurutmu ada siapa di balik kakak...” kata Ji Seung lalu terdiam mengingat sesuatu.

Flash Back
Ji Seung bertemu dengan Tuan Kang dengan santai Seniornya itu berkata “ Jangan khawatir. Aku akan mengurus semuanya.”
Wan Seung langsung menyebut nama Kang Bo Gook. Alias Sekretaris Kim. Ji Seung mengaku kalau Tuan Kang hanya seorang kenalannya saja. Wan Seung memperingatkan Ji Seung kalau Tuan Kang itu menakutkan dan Kakaknya  akan terancam bahaya jika terus terlibat. Ji Seung berpura-pura kalau tidak mengerti maksud ucapan adiknya. 


Wan Seung bertemu lagi dengan pelaku memberitahu kalau  Won Joo Seok baru saja mati yaitu mati mendadak di sel tahanan dan Tidak ada yang tahu penyebab kematiannya. Ia pun ingin tahu Menurut pelaku bagaimana nasibnya nanti.
“Apa Kau pikir orang akan tahu penyebab kematianmu? Walaupun kau bungkam, semua yang ada padamu akan mengungkapnya. Riwayat panggilanmu, kamera dasbormu, dan rekening bankmu. Menemukan Sekretaris Kim tidak akan memakan waktu lama.” Ucap Wan Seung sangat yakin. Pelaku pun hanya bisa diam saja. 

Wan Seung dan Sung Woo akhirnya mengeledah semua tempat yang kemungkinan berhubungan dengan Seketaris Kim. Sung Woo memerintahkan agar mengambil semua dokumen ini.
Akhirnya semua berada dalam satu ruangan dengan banyak berkas yang harus diperiksa. Seol Ok datang dengan trollynya, membawakan minum dengan sisi kiri kopi dan kanan adalah teh.  Semua langsung mengambil kopi tanpa mau mengambil teh.
“Hei.... Kalian semua tidak sopan. Dia membuat ini untuk kita.” Keluh Wan Seung dan mengambil gelas kopi.
“Apa Kau yakin ini teh? Bukan minuman keras?” ejek Wan Seung kembali ke tempat duduknya. Seol Ok bisa tersenyum dan tetap membangikan cangkir teh pada semua anggota tim walaupun menolak.

Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar