PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 06 Januari 2017

Sinopsis Weightlifting Fairy Kim Bok Joo Episode 15 Part 2

PS : All images credit and content copyright :MBC

Bok Joo menelp Jae Yi memberitahu sudah pergi ke semua tempat yang mungkin Joon Hyung singgahi tapi tidak bisa menemukannya dan akan menelp kalau menemukannya. Saat akan pergi Bok Joo melihat ruangan Kolam Renang Indoor lalu berjalan mendekat ternyat pintunya tak terkunci lalu masuk ke bagian dalam kolam renang, melihat Joon Hyung sedang berbaring diatas air. Bok Joo memanggil Joon Hyung tapi pacaranya itu tak bergeming.
“Apa yang kau lakukan disini? Cepat Keluar sekarang.Apa kau sudah mati, dasar brengsek?Beritahu aku kalau kau sudah mati !” teriak Bok Joo marah, Joon Hyung tetap hanya diam saja. Akhirnya Bok Joo melepaskan jaketnya dan memberanikan diri masuk ke dalam kolam renang.
“Apa kau tahu seberapa khawatirnya aku?Aku pergi ke Sungai Han takut kau lompat dari jembatan.Kenapa kau mematikan ponselmu?Kau perlu dipukul supaya kau kembali sadar.” Ucap Bok Joo dengan marah mendekatinya.

Joon Hyung seperti baru tersadar dari tidurnya ketika Bok Joo mendekatinya, Bok Joo melihat keadaan Joon Hyung merasa kasihan. Joon Hyung dengan wajah sedih menceritakan pada Bok Joo kalau ibunya tidak datang untuk menemuinya tapi datang hanya untuk meminjam uang.
“Asumsiku benar-benar salah.Meskipun aku merindukan Ibusampai rasanya hampir mati, tapi aku bertahan melaluinya.Aku pikir itu juga terjadi pada ibuku, ternyata Hanya aku yang senang bertemu dengannya.Itu sangat memalukan.” Ungkap Joon Hyung sambil menangis, Bok Joo terliha ikut sedih
“Aku malu pada diriku sendiri.Aku merasa malu di depanPaman dan Bibi.Dibandingkan dengan saat Ibu membuangku,aku jauh merasa lebih sedih sekarang.” Ungkap Joon Hyung terus menangis, Bok Joo pun memeluk Joon Hyung untuk menenangkanya. 


Joon Hyung sudah duduk di pinggir kolam, melihat ada Pesan Suara untuknya, dan mendengar suara Bok Joo yang berteriak marah “ Hei, dimana kau? Kenapa kau tidak mengangkat teleponmu? Aku tidak tahu kalau kau bisa seegois ini. Ayo kita putus saja kalau kau akanterus seperti ini. Kau brengsek.” Wajahnya tersenyum karena Bok Joo mengkhawatirkanya.
Bok Joo keluar dari kamar mandi dengan baju yang kebesaran bahkan baunyaseperti karpet tua. Joon Hyung mengatakan kalau pakaian itu yang paling kecil yang tim renang jadi lebih baik menganggap kalau sedang  berpakaian hip-hop. Bok Joo duduk disamping Joon Hyung mengambil handuk karena melihat rambut pacarnya yang masih basah.
“Uh.... Lucunya, anakku.” Ejek Bok Joo dengan memasangkan handuk seperti penutup kepala. Joon Hyung mengelak kalau bukan anaknya, karena Bok Joo tak melahirkannya.
“Ya, aku ibu kandungmu dan Kau sangat kekanak-kanakan. Apa kau tahu seberapa khawatirnya aku? Apa yang kau lakukan sangat buruk.” Ucap Bok Joo mengomel. Joon Hyung tahu dengan wajah tertunduk.
“Aku sudah dengar pesan suaramu. Apa kau akan putus denganku?” tanya Joon Hyung mengodanya, Bok Joo menegaskan kalau itu sebagai  peringatan.
“Jika kau memutuskan kontak sekali lagi, maka aku tidak akan memaafkanmu.” Tegas Bok Joo
Joon Hyung mengejek Bok Joo pasti sangat menyukainya,  Bok Jo kesal Joon Hyung malah mengatakan itu saat keadaanya seperti ini, lalu memukulnya. Joon Hyung mengeluh sakit, tapi Bok Joo pikir Joon Hyung harus dipukul dengan mewakili dari paman dan bibinya, ibunya, Jae Yi serta dirinya.
Joon Hyung mengeluh Bok Joo yang memang memiliki tangan yang kuat. Bok Joo mengajak mereka segera keluar karena takut penjag bisa menemukan mereka, Joon Hyung menolak tidak bisa pergi. Bok Joo binggung kenapa Joon Hyung tak bisa. Joon Hyung mengatakan kalau tidak punya sepatu karena membuangnya.


Bok Joo mengendong Joon Hyung dengan kaki yang terbungkus oleh kantung plastik.  Bok Joo mengomel karena Joon Hyung malah membuangnya dan berjalan tanpa alas kaki di tengah musim dingin. Joon Hyung mengaku karena merasa sangat marah saat itu. Bok Joo seperti tak kuat untuk mengangkat Joon Hyung sampai asrama.
“Tidak masalah, aku akan berjalan dan juga berjalan ke sini tanpa alas kaki.” Kata Joon Hyung turun dari pundak Bok Joo.
“Tidak, kau bisa membeku dalam cuaca seperti ini, lebih baik Tetap duduk di sana.”kata Bok Joo menunjuk ke bangku lalu pergi, Joon Hyung binggung kemana Bok Joo akan pergi. 

Bok Joo membawakan sepasang sepatu dari loker senior di ruangan angkat besi dan meminta agar diKembalikan lagi besok. Joon Hyung mengucapkan terimakasih memakai sepatunya, Bok Joo menghela nafas sambil duduk karena harus  mencurikan sepatu untuk pacarnya. Joon Hyung merasa Bok Joo sangat kedingingan dan memeluknya, Bok Joo pun memuji Joon Hyung memang sangat perhatian.
“Yah.. Setidaknya kau memiliki ibu untuk disalahkan tapi Aku tidak mempunyai ibu. Ternyata Mereka yang memiliki ibu lebih banyak protes.”sindir Bok Joo, Joon Hyung meminta maaf.
“Jangan minta maaf, Kau tidak harus minta maaf padaku. Kau mungkin merasa terluka karena ini, tapi aku bisa mengerti ibumu sedikit. Setiap anak adalah harta berharga bagi orangtuanya. Dan Kau juga berharga untuknya, tapi anaknya yang lain sedang sakit. Jadi Dia harus membantu anaknya yang sedang sakit lebih dulu. Itu tidak berarti dia tidak menyayangimu.” Ucap Bok Joo memberikan penjelasan.


Ia tahu kalau ini pasti sulit untuk ibu Joon Hyung,  tapi harus bisa membayangkan lebih sulit lagi untuk bibinya, jadi meminta agar Joon Hyung pergi dan meminta maaf padanya sekarang, karena sama sekali tidak bisa tidur semalaman. Joon Hyung binggung karena Bok Joo bisa mengetahuinya, lalu dengan nada cemburu kalau bertemu dengan Jae Yi.
Bok Joo pikir tak ada yang bisa dilakukan, karena Joon Hyung tidak mengangkat teleponnya orang yang bisa dihubungi hanya Jae Yi dan Joon Hyung mebuatnya semakin marah sekarang. Joon Hyung hanya bsai tertunduk. Bok Joo menyuruh Joon Hyung pulang dan membuat hati bibinya itu merasa lebih baik. Joon Hyung mengerti akan pulang besok. Bok Joo menolak menyuruh Bok Joo agar pulang sekarang, karena akan semakin buruk kalau esok datang, Joon Hyung mengangguk mengerti. Bok Joo pun meminta agar mereka berpelukan satu menit lagi. Joon Hyung pun memeluk erat Bok Joo. 

Keduanya sudah sampai didepan apotik,  Joon Hyung pikir kalau Bok Joo tak perlu mengantarnya. Bok Joo mengaku khawatir kalau Joon Hyung kan pergi ke tempat lain. Joon Hyung merasa tak terlihat seperti pria kalau Bok Joo mengantarnya pulang ke rumah, Joon Hyung pikir tak masalah.
“Wanita juga bisa mengantar pria pulang.” Kata Bok Joo, Joon Hyung mengerti dengan memanggilnya Nunna. Bok Joo menyuruh Joon Hyung segera masuk karena udara semakin dingin.
“Mintalah maaf pada mereka dan beritahu  kau tidak akan melakukannya lagi.Dan Berikan ini untuk membuat mereka merasa lebih baik.” Kata Bok Joo, Joon Hyung akan pergi tapi kembali ke tempat Bok Joo
“Aku takut kalau mereka merasa sangat kecewa padaku.” Kata Joon Hyung, Bok Joo menyakinkan kalau  Seorang ibu tidak akan kecewa pada anaknya. Dengan memberikan pelukan yang erat dan mendorongnya untuk segera masuk. Joon Hyung pun mengucapakan Terima kasih pada Bok Joo. 

Joon Hyung melihat bibinya yang sedih dengan menatap sebuah foto. Nyonya Lee melihat foto keluarganya lengkap dengan Joon Hyung yang sudah dianggap sebagai anaknya. Joon Hyung masuk dengan mengeluh kalau sangat dingin berpikir tidak membutuhkan pemanas listrik di apotek, Nyonya Lee bisa sedikit tersenyum melihat Joon Hyung walaupun terasa gugup. Joon Hyung menanyakan keberadaan ayahnya, Nyonya Lee menjawab suaminya sudah pulang ke rumah lalu bertanya yang dibawa anaknya.
“Ini Kastanye panggang. Ada penjual yang menjualnya saat aku dalam perjalanan kesini. Ibu sangat menyukainya.” Ucap Joon Hyung
“Ah, kau tidak perlu melakukannya, karena sudah terlalu malam untuk makan sesuatu.” Kata Nyonya Lee menolak
“Ibu mungkin tidak mau getahnya mengenai tanganmu.. Ahh.. Aku harus bilang, ibuku kadang-kadang bisa sangat rewel.” Kata Joon Hyung mengoda ibunya lalu mengupaskan kulitnya. 

Nyonya Lee memegang tangan Joon Hyung, dengan menahan air matanya akan membuatkan teh citrun. Joon Hyung melihat punggung ibunya langsung memeluknya meminta maaf dan berjanji tidak akan pernah melakukan itu lagi. Nyonya Lee pun ikut menangis menerima pelukan dari anaknya.
“Ibu seharusnya lebih tegas padaku dan selalu memanjakanku setiap saat.” Ucap Joon Hyung, Nyonya Lee mengejek Joon Hyung memang anak nakal.
“Aku benar-benar minta maaf. Aku mungkin tidak tahu betapa bersyukurnya memiliki Ibu, Ayah, dan Hyung di hidupku dan betapa aku... menyayangi kalian. Aku sangat menyayangi kalian lebih dari yang kau pikir karena keluargaku berarti sangat banyak untukku.” Ucap Joon Hyung memeluk erat ibunya.
Tiba-tiba ia mengoda ibunya kalau rambutnya bau, Nyonya Lee tertawa  mengaku kalau terlalu marah untuk mencuci rambutnya, Keduanya saling berpelukan dengan senyuman dan tawa seperti sebelumnya. Tuan Jung baru datang melihat dari kaca jendela tersenyum bahagia akhirnya keduanya kembali ceria. 

Ibu Joon Hyung akan kembali dengan menarik kopernya, Saat itu Joon Hyung datang memanggil ibunya. Ibu Joon Hyung berkaca-kaca melihat anaknya yang datang, Joon Hyung pikirtidak tahu kalau lalu lintasnya akan semacet itu. Ibu Joon Hyung berpikir tidak akan bisa bertemu dengan anaknya sebelum pergi dan mengucapkan terimakasih.
“Ibu.. Terima kasih karena sudah melahirkanku... Aku datang untuk memberitahumu itu.” Ucap Joon Hyung lalu memberikan sapu tangan milik ibunya yang selama ini disimpanya.
“Ini milikmu, jadi aku harus mengembalikannya padamu. Sepertinya aku sudah tidak membutuhkannya lagi.” Kata Joon Hyung, Ibu Joon Hyung menerimanya dengan menahan haru
Joon Hyung pun bertanya apakah ibunya memiliki foto adiknya, Ibu Joon Hyung memberikan didalam dompetnya memberitahu namanya Emily. Joon Hyung melihat adiknya yang masih kecil dengan wajah bule berkomentar kalau cantik seperti ibunya.
Ia yakin adiknya akan segera sembuh, jadi meminta agar membawanya ke korea. Ibu Joon Hyung berjanji akan membawanya dan akan sangat senang karena bisa bertemu kakak yang tampan. Joon Hyung lalu memberikan foto Bok Joo dalam ponselnya yang pernah ditemuinya saat dikampus, mengaku kalau wanita itu adalah kekasihnya. Ibu Joon Hyung melihat Bok Joo  sangat cantik.


Bok Joo berdiri di pilar melihat Joon Hyung yang datang, lalu bertanya apakah  sudah berpamitan dengan ibunya. Joon Hyung mengangguk.  Bok Joo memujinya dan merasa senang karena Joon Hyung mendengarkan perkataanya. Joon Hyung mengatakan kalau ia itu milik Bok Joo jadi  harus mendengarkannya. Bok Joo tersenyum lalu mengulurkan tanganya, Keduanya keluar dari bandara dengan saling berpegangan tangan. 

[Klinik Dr. Go Joo Hwang]
Diatas meja terlihat papan nama Dokter Go Ah Young, Sementara Ah Young sedang mengaduh kesakitan karena harus terbentur ketika mengambil pulpen dikolong meja, tiba-tiba terdengar suara kalau Ah Young itu masih saja sangat ceroboh. Ah Young melonggo kaget melihat Jae Yi yang datang ke klinik milik ayahnya.
“Aku pikir itu masih tidak cukup untuk menghancurkan meja ini.” Ejek Jae Yi. Ah Young heran bertanya kenapa Jae Yi datang dan kapan datang.
“Aku sedang ada di daerah sini, jadi aku pikir harus mampir.” Kata Jae Yi lalu merasa kalau Ah Young  tidak akan percaya itu.

“Aku kesini untuk menemuimu dan menutup klinikku lebih cepat hari ini.” Akui Jae Yi
“Apa yang merasukimu? Kau tidak pernah melakukan ini sebelumnya.” Kata Ah Young heran
“perawat memberitahuku kalau kau hanya bekerja pagi hari saat Sabtu. Jadi Aku pasti pasien terakhirmu. Ayo kita makan, karena sangat lapar” ucap Jae Yi
Ah Young mengejek Jae Yi  datang jauh-jauh untuk makanan. Jae Yi mengaku Kecuali Ah Young tidak punya teman lagi untuk kuajak makan bersama dan mengajak agar bisa makan sesuatu.


Dua pelajar terlihat kesima melihat pria yang duduk disamping mereka sangat tampan,  Joon Hyung duduk didepan dengan memegang tangan Bok Joo yang ada di pundaknya. Salah satu pelajar yakin kalau wanita dibelakangnya itu pasti kekasihnya. Satu pelajar lagi tak peduli karena menurutnya pria didepanya itu lucu dan membuat cemburu.  Bok Joo mendengar dua wanita yang mengagumi Joon Hyung langsung menutup wajah dengan sweaternya, Joon Hyung binggung karena wajahnya ditutup.
“Kau harus menutupi wajahmu sebanyak yang kau bisa mulai sekarang.” Kata Bok Joo tak ingin banyak wanita yang menganguminya.,
“Tidak ada satupun yang bisa menyembunyikan wajah tampanku, mengerti?” ucap Joon Hyung bangga
“Kenapa kau harus setampan ini? Bagaimana kalau kau menggunduli rambutmu?” kata Bok Joo kesal sendiri
“Aku akan melakukannya jika kau ingin aku melakukannya.” Kata Joon Hyung.

Bok Joo merasa  tidak bisa pergi karena terlalu khawatir  kalau-kalau gadis lain merebutnya. Joon Hyung menatap binggung, Bok Joo mengaku kalau  belum menceritakannya karena tidak ingin membuatnya marah, lalu memberitahu kalau  terpilih untuk masuk tim nasional dan harus pindah ke Taereung minggu depan.
Joon Hyung tak percaya menyuruh Bok Joo tak perlu bohong, Bok jJoo memberitahu kalau Piala dunia akan diselenggarakan di China bulan Februari nanti. Joon Hyung akhirnya percaya dan dengan wajah bahagia mengucapakan selamat, dan merasa tak percaya Bok Joo bisa melakukan itu dengan besi-besi berat itu.
Bok Joo balas mengejek kalau tak percaya melihat Joon Hyung yang bisa berbaring diatas air, lalu bertanya apakah tak merasa sedih karena merkea baru saja memulai hubungan dan akan  menjalani hubungan jarak jauh sekarang, bahkan tidak akan bisa sering mengunjunginya.


Joon Hyung pikir tak masalah karena  akan segera mengikutinya, Bok Joo kaget mendengarnya. Joon Hyung menceritakan ada pertandingan minggu depan dan akan memilih anggota untuk tim nasional jika berhasil jadi juara satu dan bisa langsung masuk Taereung jadi mereka bisa mengikuti turnamen piala dunia yang akan datang.
“Benarkah? Apa kau benar-benar bisabergabung ke tim nasional jika kau menang?” kata Bok Joo penuh semangat, Joon Hyung membenarkan.
“Jika aku menjadi juara dua, mereka akan  melihat dari hasil pertandinganku sebelumnya. Tapi jika aku menjadi juara pertama, aku bisa langsung bergabung dengan tim nasional. Aku tadinya akan sedikit bersantai dengan pertandingan kali ini, tapi aku merasakan rasa kompetitifku mulai muncul tiba-tiba.” Kata Joon Hyung .
Bok Joo merasa tak yakin Joon Hyung  bisa menang, Joon Hyung sangat yakin menurutnya bisa mengalahkan siapapun di  dunia ini jika traumaku tidak muncul. Bok Joo memeluk tangan Joon Hyung karena ingin pergi ke Taereung dengannya. Joon Hyung meminta Bok Joo tak perlu khawwatir karena akan mengalahkan siapapun di pertandingan dan mengikuti Bok Joo kesana. 
Bok Joo mendorong Joon Hyung kelapangan, Joon Hyung mengeluh kalau  tidak membutuhkan latihan tambahan. Bok Joo tahu Joon Hyung yang  melewatkan latihannya selama dua hari penuh dan harus memenangkan posisi pertama, menyuruhnya agar cepat berlari.
Joon Hyung  mengajak makan sesuatu dulu. Bok Joo menolak agar cepat berlari, Joon Hyung merengek agar Bok Joo menciumnya dulu baru akan berlari. Bok Joo pun memberikan ciumanya, Joon Hyung seperti mendapatkan tambahan energi dan langsung berlari kencang.
Pelatih memuji gerakan Joon Hyung sudah baik, Bok Joo menyiapkan sandwich buah untuk pacarnya dalam kamar. 

Di pinggir lapangan, Joon Hyung memakan sandwich buatan Bok Joo  berkomentar kalau sangat enak. Bok Joo pun senang karena Joon Hyung  menyukainya, lalu menyuruhnya agar cepat lari kalau sudah selesai makan.  Joon Hyung mengeluh baru selesai makan kalau Langsungberlari setelahnya akan membuat sakit perut. Bok Joo tetap menyuruhnya berlari karena akan baik-baik saja.
“Aku akan lari kalau kau menciumku.” Kata Joon Hyung kembali ingin meminta imbalan.
“Ah, apa kau pikir ini menyenangkan ? Aku akan menciummu kalau kau selesai berlari. Jadi Cepat dan larilah.” Ucap Bok Joo, Joon Hyung langsung mencium Bok Joo lebih dulu dan langsung berlari ke lapangan, lalu memberikan tanda cinta dari dalam jaketnya, Bok Joo dengan senyuman membalasnya dengan dua jari tangannya. 

Keduanya bersama-sama melempar koin dikolam lalu Bok Joo berdoa agar Joon Hyung bisa melewati tarumanya, memenangkan pertandingan dan pergi ke Pusat Pelatihan Nasional Taereung bersamanya. Joon Hyung juga  berharap hal yang sama dan harus membuatnya jadi kenyataan.
Meja diatas kamar Bok Joo berubah yang tadinya foto dirinya menjadi foto berpelukan dengan Joon Hyung dan melingkari tanggal pada  Pertandingan Joon Hyung, Menuju Taereung

Bok Joo masuk ke dalam arena kolam renang dengan spanduk Pertadingan Seleksi Untuk Tim Nasional Renang. Joon Hyung terlihat menenangkan diri dengan mendengarnya musik diruang ganti, komentator mulai memberitahu babak final pria kategori 200m dengan peserta memasuki arena kolam.
Joon Hyung mencari-cari seseorang dibangku penonton, senyuman terlihat karena bisa melihat Bok Joo yang menontonnya.  Saingan Joon Hyung, Choi Tae Hoon melakukan latihan individualnya di Australia dan kembali ke Korea untuk pertandingan ini. Dan Joon Hyun di ingat sebagai orang yang gagal startsaat Piala Presiden terakhir kali.
Semua bersiap pada garis start, dan Joon Hyung bisa melompat tanpa terjadi traumanya seperti dulu. Tae Hoon terlihat paling cepat dan Joon Hyung ada dibelakangnya, tapi setelah berbalik arah terlihat perbedaan jarak yang tipis saat menyentuh garis finish.
Akhirnya terlihat di papan kalau Tae Hoo lebih dulu menyentuh garis finish lebih dulu dengan selisih perdetik saja. Joon Hyung terlihat kecewa, sementara Bok Joo yang duduk dibangku penonton memberikan dua jempol sebagai pujian. 

Tuan Kim menerima telp terlihat kaget mengenai Seorang pendonor, lalu mengatakan  tidak bisa datang hari ini, tapi akan datang ke rumah sakit besok, lalu menutup telpnya. Dae Ho yang mendengarnya langsung mendekati kakaknya, bertanya apakah pihak rumah sakit akan segera mengoperias dan  sudah menemukan donor.
“Ya. Aku berada di urutan kedua  pada daftar, tapi mereka bilang masih ada kesempatan. Mereka akan mengadakan tes tambahan untukku dan ingin aku datang hari ini.” Jelas Tuan Kim
“Kenapa kau bilang akan pergi besok? Kau harusnya langsung kesana ketika mereka memintamu.” Kata Dae Ho mengeluh. Tuan Kim mulai mengumpat pada adiknya.
“ Aku harus pergi setelah Bok Joo pergi ke Taereung. Kalau aku bilang harus ke rumah sakit, maka dia akan khawatir.” Ucap Tuan Kim


“Kau tidak bisa menyembunyikan ini darinya.” Komentr Dae Ho
“Meskipun aku harus di operasi, aku tidak  akan memberitahunya sampai mereka mengatur jadwalnya. Mungkin aku akan memberitahunya setelah menyetujui jadwal operasinya.” Tegas Tuan Kim
“Aku masih berpikir kau seharusnya memberitahunya.Bagaimana jika dia jadi marahpadaku nanti karena ini?” ucap Dae Ho, Tuan Kim hanya terdiam memikirknya. 

Bok Joo menunggu Joon Hyung keluar dari kolam renang, Joon Hyung terlihat sedih dengan hasilnya. Mereka pun saling berpelukan, Bok Joo menenangkan kalau sudah melakukan hal yang terbaik. Joon Hyung merasa pasti bisa menang kalau saja tangannya lebih panjang sedikit.
“Aku ingin menang dan pergi ke Taereung bersamamu.” Ucap Joon Hyung kesal
“Jangan berkata begitu, Kau sudah melakukan yang terbaik dan benar-benar bisa melalui traumamu. Kau akan jadi juara pertama lain kali dan hanya akan semakin membaik.” Ucap Bok Joo menyemangatinya. 

Keduanya berjalan bersama, Joon Hyung melihat jam ditanganya kalauBok Joo akan pergi dalam 13 jam 26 menit dan 15 detik... 14 detik. Lalu merasa kalau tak akan baik-baik saja jika tidak melihatnya.
“Akulah yang merasa lebih khawatir. Kau membuatku jadi ketergantungan padamu tanpa aku sadari.” Kata Bok Joo seperti menyesal
“Aku tahu, kalau  aku memiliki pesona yang mematikan. Kau tidak seharusnya berlari dari sana karena merindukanku, jadi aku akan segera mengikutimu ke sana. Jika kau ingin putus denganku dan mulai melirik orang lain, maka aku akan membunuhmu.” Kata Joon Hyung
“Itulah yang ingin kukatakan. Aku sudah meminta pada Sun Ok  dan Nan Hee untuk mengawasimu.” Kata Bok Joo

Joon Hyun berpura-pura mengeluh keduanya bisa mengacaukan semuanya, lalu bertanya jam berapa akan berangkat karena akan mengantarnya.  Bok Joo menolak karena akan pergi sendiri dan Joon Hyung mengatakn akan segera menyusulnya, jadi harus latihan dengan keras dan tidak punya waktu untuk mengantarku. Joon Hyung mengeluh Bok Joo  sudah terdengar sangat bangga karena menjadi atlet nasional dengan penuh semangat harus masuk ke Taereung.
“Aku memohon dan Tidak akan ada yang menghentikanmu. Ketika kau punya waktu luang, tolong kunjungi restoran ayahku. Pamanku memang menjaganya, tapi aku masih khawatir.” Kata Bok Joo
“Oke. Kau bisa percaya padaku. Sekarang Kita hanya punya 13 jam 22 menit... 12 detik. 11 detik.” Kata Joon Hyung kembali melihat jam tangannya.
Bok Joo menerima telp dari Nan Hee,  meminta agar membawakan seragamnya ke tempat latihan, awalnya Bok Joo mengeluh tapi demi temanya akan mengantarkanya. Joon Hyung bertany apakah temannya membutuhkan sesuatu., Bok Joo menganguk kalau harus mampir ke tempat latihan. Mereka pun pergi bersama. 


Bok Joo bersama dengan Joon Hyung masuk ke dalam ruang latihan, Bok Joo binggung ruangan sangat gelap dan lampunya mati. Joon Hyung menarik Bok Joo kalau ini kesempatan, Bok Joo menolak kalau nanti ada yang masuk, Joon Hyung yakin tak ada yang masuk karena tak ada orang dan ingin menciumnya.
Saat itu lampu menyala dan semua anggota Tim berteriak “Kejutan”  Bok Joo dan Joon Hyung benar-benar terkejut, Semua tim hanya bisa melonggo dengan melihat Bok Joo dan Joon Hyung yang ingin berciuman. 

Semua akhirnya berkumpul dengan banyak makanan, pelatih Yoon menuangkan jus jeruk untuk Bok Joo dan sudah memberitahu pelatih di Taereung untuk memperlakukan atlet spesialnya dengan baik. Pelatih Choi memperingatkan Bok Joo jangan sampai melukai punggungnya lagi. Bok Joo menganguk mengerti.
“Aku tidak akan mungkin bisa melakukan ini tanpa bantuanmu.” Kata Bok Joo.
“Ah, ada apa? Ini bukan berarti kita tidak akan bertemu dengannya lagi.” Ucap Sun Ok melihat Nan Hee yang sedih.
“Memang benar kita tidak akan bertemu dengannya untuk beberapa waktu Dia tidak akan ada saat lari pagi, makan siang, dan saat latihan. Siapa yang akan menjadi pasanganku sekarang, Bok Joo?” kata Nan Hee merengek, Bok Joo mengatakan kalau masih ada Sun Ok.
“Ngomong-ngomong, kau sudah berdiri di sana sejak tadi... Siapa namamu?” ucap pelatih Yoon mengarahkan pandangan pada Joon Hyung.

“Aku Jung Joon Hyung, mahasiswa  dari tim renang.” Ucap Joon Hyung memperkenalkan diri.
Ye Bin dan Min Young berdiri disebelah Joon Hyung terkagum dengan  suaranya terdengar hebat dan sangat tampan, lalu mengatakan kalau Bok Joo sangat beruntung. Bok Joo dan Joon Hyung saling menatap dengan senyuman.
“Bok Joo sangat beruntung  memiliki kekasih seperti itu. Dia mengingatkanku pada diriku sendiri ketika aku berumur 20 tahun. Aku dulunya terlihat seperti itu.” Komentar Pelatih Yoon, Woon Gi mengejek pelatihnya kalau  meragukannya karena tahu  seorang pembohong besar.
“ Ini bukan bohong... Bahkan nama panggilanku adalah...” ucap Pelatih Yoon langsung dipotong pelatih Choi agar tak banyak bicara.
“Baiklah. Bok Joo, aku harap latihanmu berjalan lancar di Taereung, dan kau akan meningkatkan martabat angkat besi Korea di China.” Ucap pelatih Choi mengajak mereka bersulang. 


Bok Joo menarik kopernya keluar rumah, Tuan Kim mengantarnya memberikan mangkuk berisi doraji yang akan mengingkatkan sistem kekebalan tubuhnya dan  Makanlah ketika sakit flu, selain itu sekotak  ekstrak ginseng agar meminumnya satu bungkus perhari dan meminta agar tetap menjaga diri.
“Bok Joo. Haruskah aku mengantarmu ke sana dengan skuterku?” kata Dae Ho, Bok Joo menolak karena  akan naik bis saja sendiri.
“Paman. Tolong jaga ayahku, Aku akan mengandalkanmu.” Ucap Bok Joo sedih, Dae Ho berjanji akan menjaganya dan meminta agar menjaga dirinya sendiri, serta Makan dengan benar dan berlatihlah dengan keras.
“Kim Bok Joo dari Universitas Olahraga Haneol,  lapor untuk keberangkatan menuju Taereung. Hormat!” ucap Bok Joo layaknya tentara, Dae Ho pun menerimanya dengan memberikan hormat.
Tuan Kim berkaca-kaca melihat anaknya yang akan masuk timnas, saat Bok Joo sudah pergi, Dae Ho langsung mengajak Tuan Kim untuk segera berangkat ke rumah sakit. 

Bok Joo pun menaiki bus dengan tatapan melamun yang sebelumnya mengirimkan pesan pada Joon Hyung.
“Joon Hyung. Aku pergi sekarang Aku tidak menunjukannya padamu, tapi aku merasa sangat takut dan gugup saat ini. Apakah aku akan bisa melakukannya dengan baik? Jika aku membuka pintu yang asing dan berjalan melaluinya,dunia seperti apa yang akan menungguku?” tulis Bok Joo,
“Jangan khawatir, Bok Joo... Kau pasti bisa. Kau jauh lebih kuat dan lebih cantik dari yang kau bayangkan. Kemanapun kau pergi, maka kau akan bersinar dengan terang. Kim Bok Joo, swag.” Tulis Joon Hyung yang sedang berlatih dalam kolam renang.
Bok Joo akhirnya sampai ke bagian Pusat Pelatihan Nasional Taereung. Sementara Joon Hyung membuka lokernya terlihat foto Bok Joo dan juga saat bersama.
“Aku akan menunggumu, Joon Hyung. Tapi, jangan terlalu lama. Aku gadis yang tidak sabaran.”
“Tunggu aku. Aku akan segera ke sana, kau tahu aku tidak pernah berpaling darimu, kan?”
“Aku merindukanmu, Jung Joon Hyung.”
“Aku merindukanmu, Bok Joo.”
Bersambung ke episode 16

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar:

  1. Keren.... Sabar nunggu kelanjutannya. Trimkash kakak.. semangat buat sinopsis.a🙌👍😇🙆🙋

    BalasHapus
  2. keren banget...
    Rasanya hampir menangis terharu aku

    BalasHapus