PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 23 Maret 2017

Sinopsis Radiant Office Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBC
Ho Won menuliskan Surat Pengunduran Diri saat itu Woo Jin masuk bertanya apa yang ada ditanganya dan mengambilnya dan mengeluh kalau Ho Won  masih saja buat masalah menurutnya Ho Won harusnya bersyukur karena diterima tapi malah sekarang  ingin mengundurkan diri.
“Kau hanyalah pekerja kontrak tiga bulan jadi Tak usah repot-repot menulis ini. Jika kau ingin berhenti, kemasi saja barangmu dan pergi” kata Woo Jin ketus
 “Bukankah ucapanmu terlalu kasar? Aku tahu aku pekerja kontrak, tapi aku...” ucap Ho Won membela diri
Woo Jin makin marah bisa mencium Ho Won yang minum dan datang ke kantor.  Ho Won meminta maaf, Woo Jin pun ingin tahu alasan Ho Won datang ke kantor di larut malam. Ho Won pikir kalau pegawai tetap boleh datang ke kantor di larut malam sementar pegawai kontrak tak boleh. Woo Jin tak ingin membahasnya menyuruh Ho Won keluar saja dan akan memberitahu Manager Park.

“Tidak ada lagi hari esok untukku. Aku suka bekerja di kantor seperti ini. Aku ingin bekerja di sini..., .jadi aku datang ke sini dalam keadaan mabuk untuk terakhir kalinya, apa kau puas?” ucap Ho Won berani melawan.
“Kau itu punya waktu yang banyak buat mabuk-mabukan. Kenapa tidak kau lebih berusaha saja bekerja? Jika kau ingin jadi karyawan tetap, tingkatkan daya kompetitif-mu. Ini karena kau tidak memenuhi persyaratan.” Komentar Woo Jin sinis
“Kalau begitu, apa kau bisa memberikan posisi buatku?” kata Ho Won
“ Ada banyak orang yang  bisa menggantikanmu. Kau itu ceroboh  dan tidak memiliki kemauan. Kau tidak punya pengalaman kerja sungguhan. Buat apa aku harus mengandalkan orang sepertimu?” ejek Woo Jin
“Bagaimana kau bisa tahu  kalau aku ceroboh dan tidak memiliki kemauan hanya dalam beberapa hari? Aku juga ingin bisa bekerja dengan baik. Aku ingin menjadi seorang pekerja terhormat seperti kau. Aku tidak... ingin mati seperti ini.” Ungkap Ho Won
Woo Jin merasa Ho Won berpikir hidup itu main-main dan perkerjaan sekarang seperti makanan instan, Ketika sedang terburu-buru, maka akan mengatakan bersedia melakukan apapun dan ketika sudah tidak butuh,  maka bilang itu kotor lalu ia putus asa ketika sedang kelaparan dan mengasihani diri sendiri.
“Kau bilang kau akan bersedia melakukan apapun..., tapi setelah kau diterima, kau membenci pekerjaanmu. Apa ini Surat pengunduran diri  setelah sehari bekerja? Dan Beraninya kau menulis surat ini setelah mabuk-mabukan? Hari esokmu masih ada karena pekerjaanmu hari ini. Apa begini caranya kau menjalani hidupmu?!!” ucap Woo Jin seperti ingin menyadarkan Ho Won
“Aku mohon maaf. Bagiku...,datang bekerja di sini setiap pagi sudah seperti mimpi. Aku tidak membenci pekerjaan ini setelah diterima. Malah, aku ingin terus bekerja disini. Mengasihani diri sendiri artinya aku terlalu  memanjakan diriku. Jangan bicara  seolah-olah kau tahu segalanya. Orang sepertimu tidak bisa memahami situasiku. Kau tidak bisa memahami  bagaimana hidupku selama ini atau bagaimana aku  bisa sejauh ini. Aku ingin membuktikan kepadamu kalau aku orang yang layak, kalau aku juga punya masa depan. Tapi sekarang,  aku tidak bisa membuktikannya.” Kata Ho Won lalu meninggalkan ruangan. Woo Jin hanya diam saja. 

Ho Won kembali ke rumah dengan membaringkan tubuhnya diteras mengingat ucapan Dokter Seo kalau hidupnya hanya tinggal enam bulan. Ibu Ho Won menelp menanyakan pekerjaan anaknya, karena mengetahui dari adiknya kalau tempat kerja Ho Won itu di perusahaan besar. Ho Won dengan malas menjawab kerjaanya baik.
“Semua tetangga mengucapkan selamat kepadamu karena sudah dapat pekerjaan. Ibu sangat bahagia, jadi  mentraktir mereka semua.” Ucap Ibu Ho Won sumringah.
“Tapi, Ibu... Ibu sudah lama tak meneleponku. Bukannya Ibu harusnya menanyakanku "apa kau sudah makan?" "Kabarmu baik?" Kalau aku diterima kerja,  maka aku jadi putri Ibu. Apa Kalau aku tidak diterima kerja,  aku bukan anak Ibu?” ucap Ho Won kesal lalu menutup telpnya.
Hyo Ri baru pulang melihat Ho Won yang duduk di luar kalu berkomentar apa pentingnya  dapat pekerjaan. 

Akhirnya Ho Won masuk kamar merobek semua note yang ada di dinding dan mengeluarkan buku yang selama ini dibaca tentang Teknik Wawancara Kerja lalu membakarnya walaupun sudah bertahun-tahun belajar semuanya.  Dan hanya demi sebuah perkerjaan belajar bertahun-tahun. Saat itu tiba-tiba hujan turun dan memadamkan api.
Woo Jin pulang mengendarai mobil dengan hujan yang turun sangat deras, lalu mengingat ucapan Ho Won “Aku ingin membuktikan kepadamu kalau aku orang yang layak, kalau aku juga punya masa depan.” Ia mengumpat kesal karena Ho Won itu berani menjawab perkataannya. 
Ho Won pergi ke kantor dengan menaiki bus didalam dompetnya hanya cukup untuk naik bus. Lalu melihat sebuah mobil pengantar jenazah dan mengingat kembali waktunya hanya tinggal enam bulan lagi dan langsung menangis. Semua yang ada didalam bus binggung melihat Ho Won yang tiba-tiba menangis.
“Pepatah bilang, sedikit kebahagiaan sudah cukup untuk  menahan banyak kesedihan.”
Ho Won masuk lobby melihat ada selembar uang 50 ribu won lalu berserakan beberapa barang dilantai. Tuan Heo Goo Dong mencoba untuk lewati pintu dengan barang bawaannya, Ho Won mendekati memberikan barang-barang yang berjatuhan.
Tuan Heo mengucapkan terimakasih dan berusaha melompat kembali, tapi karena tubuhnya yang tambun sedikit susah. Ho Won pun mengeluarkan ID Card dan membuka pintu. Tuan Heo tersenyum karena Ho Won membantunhya.
Ho Won mengikutinya sampai akhirnya masuk ke bagian marketing, Woo Jin masuk ruangan menyapa Tuan Heo yang datang lebih pagi. Ho Won langsung dengan cepat bersembunyi di balik mejanya. Tuan Heo memberitahu kalau Nanti ada acara antara personel.

“Karena perjalanannya jauh,  jadi aku berangkat lebih pagi.” Ucap Tuan Heo dengan senyuman sumringah. Yong Jae masuk menyapa Woo Jin dan dikagetkan dengan kedatangan Tuan Heo.
“Kau Manajer Heo dari Tim Logistik.” Ucap Yong Jae, Tuan Heo pun mengenal Yong Jae berusia 31 tahun.  Yong Jae bertanya alasan Tuan Heo ke kantor pagi-pagi. 
“Apa Kau dipindahtugaskan ke kantor pusat? Apa kau akan bekerja di tim pemasaran? Kenapa kau mau pindah ke tim yang mengerikan?” ucap Yong Jae. Tuan Heo hanya tersenyum.
Woo Jin melirik pada Ho Won yang masuk kerja dan langsung bersembunyi, lalu meminta agar Tuan Heo membereskan barang setelah itu datang ke ruanganya.

“Apa Kabar General Manajer Brengsek baik- baik saja?” ucap Tuan Heo setelah Woo Jin pergi. Yong Jin membenarkan


Direktur Han melempar berkas kalau  Presdir sangat marah dan  memarahinya, karena mereka sudah lama jadi peringkat terbawah industri dan ingin tahu caranya agar bisa lepas dari hal tersebut.
“Kita harus mengandalkan semuanya pada Hauliz. Tempat tinggal satu orang  makin ramai diminati. Kita tidak bisa bersaing di pasar dengan harga tinggi sekarang ini.” Ucap Woo Jin
“Semua orang juga sudah tahu  tempat tinggal sendirian sangat penting Jangan buang waktu kami menyatakan yang sudah jelas. Kita butuh rencana spesifik.” Komentar Manager Park sinis

“Jika kau tahu betul, kenapa kau membiarkan  penjualan makin terpuruk seperti ini?” balas Woo Jin. Manager Park pikir Woo Jin sudah mengetahuinya.
“Setiap kali tim kami mencoba melakukan sesuatu...,tim pemasaran selalu  menghentikan kami. Kami tidak bisa bekerja jika  kau tidak mendukung kami.” Ucap Manager Park. Woo Jin tak terima dianggap kalau itu salah timnya.
“Maksudku situasinya jadi berubah  semenjak kau kerja disini. Jujur saja...,tim penjualan kesana kemari mencoba menjual produk. Sementara itu, tim pemasaran  hanya duduk seharian dan mengeluh soal desain interior toko atau showroom. Kalian semua itu Cuma bicara saja. Ada banyak hal yang ingin kukatakan juga tapi Aku hanya tidak ingin mengatakannya.” Komentar Manager Park

Direktur Han menyuruh Manager Park berhenti lalu ingin tahu saran dari masalah ini.  Woo Jin mengatakan kalau mereka perlu strategi pemasaran yang taktis dan agresif dan tim mereka yang harus memimpin  penampilan produk mendatang maka menentukan strategi pemasaran yang lebih spesifik.
“Tim desain bisa menangani penampilan produk. Mereka tidak akan mungkin mengizinkanmu ambil alih.” Kata Direktur Han
“Aku sudah bicara dengan mereka saat penampilan produk sebelumnya.Mereka sangat menentang bila tim pemasaran yang ambil alih.” Ucap Suk Kyung. Woo Jin mengatakan yang akan mengurusnya.
“Baiklah.. Tim pemasaran harus memimpin saat ini. Sedangkan tim penjualan, kerjaan kalian tidak banyak sampai peluncuran produk nanti. Aku ingin kalian semua mendukung tim pemasaran.” Ucap Direktur Han menyudahi rapat. 



Ho Won berada didalam toilet berlatih bicara pada atasanya mengucapkan terimakasih sudah menerimanya kerja di perusahaan dan ingin kerja dengan baik tapi kehabisan waktu.
“Berkat kau, aku bisa bekerja di perusahaan seperti ini. Aku telah gagal 100 wawancara kerja. Terima kasih banyak telah memilihku.” Ucap Ho Won lalu melihat ID Card pertama yang dimilikinya.
“Butuh waktu 28 tahun untuk memakai tanda pengenal ini..., tapi hanya sebentar saja untuk melepasnya. Ini memang waktu yang singkat...,tapi terima kasih atas semuanya,  General Manager.” Ucap Ho Won bicara sendirian. 

Seorang pria muda masuk menyapa semua dengan nama Oh Jae Min, sebagai karyawan baru. Yong Jae menyapanya dengan memuji wajah Jae Min seperti seorang pangeran. Ji Na datang merangkul tangan Jae Min kalau pria muda itu ada timnya.
Ki Taek terlihat sinis karena Ji Na terlihat ramah dengan pria baru yang masih muda.  Ji Na pun mempernalkan Jae Min pada Tuan Heo, Suk Kyung dari tim penjualan dan karywana kontrak, Ki Taek, Ho Won dan Kang Ho. 

Kang Ho terlihat sedang bersembunyi, Jae Min mengenali Kang Ho dengan memanggilnya “Hyung” dan tak lama berjumpa serta Tak menyangka berkerja di kantor yang sama. Kang Ho dengan sengaja membalikan ID Cardnya.
“Apa Kalian berdua saling kenal?” tanya Yong Jae, Jae Min mengatakan kalau Kang Ho itu seniornya di kampus.
“Oh begitu... Kau sudah kenal dia rupanya. Dia pekerja kontrak tim kami.” Kata Yong Jae blak-blakan. Kang Ho pun akhirnya membalikan ID Cardnya dan tak bisa menutupi statusnya..
“Oh begitu. Semoga kau bisa membantuku bekerja.” Ucap Jae Min berusah untuk tetap sopan
“Jangan bilang begitu pada karyawan sementara. Dia yang harusnya bilang begitu padamu.” Ejek Yong Jae. 

Won Jin bertemu dengan tim design kalau masih ada enam penampilan produk jadi meminta timnya agar menangani salah  satu dari keenam penampilan produk. Tim Design menolak, Woo Jin menegaskan harus mendapatkan informasi yang di butuhkan melalui penampilan produk
“Tujuan utama kami adalah  membuat merek dagang kita sukses. Jika ini berjalan lancar,  tim desain-mu juga takkan kesulitan. Kami akan menggunakan kesempatan ini untuk memahami  apa keinginan konsumen.” Kata Woo Jin mencoba merayu
“Tapi, beberapa hari ini ada rumor menyebar. General Manager Seo. Aku ingin tanya satu hal. Apa kau tahu soal...furniture?” kata Tim Design meremehkan.
“Kau menggunakan las elastis untuk sofa ini..., jadi rasanya keras ketika kau duduk di atasnya. Kau juga menggunakan spring  berbentuk S untuk mencegah kendurnya spons. Ini sofa lurus., dimana konsumen dapat memilih ingin ada kain atau kulit di dalam sofa. Aku pribadi juga ingin membeli  sofa ini.”ucap Woo Jin yang membuat Tim design melonggo.
Woo Jin juga membahas kabinet ruang tamu  dengan kayu Eropa Utara , lalu bertanya Haruskah melanjutkan penjelasannya. Si wanita pikir tak perlu ternyata Woo Jin bisa mengetahui semua barang-barang yang digunakanya. 


Ho Won menemui Suk Kyung seperti ingin berbicaa, tapi Suk Kyung lebih dulu bicara pada Yong Jae kalau tim mereka harus mendukung tim pemasaran sebelum meluncurkan produk baru jadi meminta agar pegawai kontrak ikut dalam cara itu dan Yong Jae harus fokus pada manajemen toko.
 Yong Jae mengerti, Ho Won ingin bicara tapi Suk Kyung menahanya dengan menerima telp lebih dulu lalu memberitahu Yong Jae akan ruang kerja tim divisi umum dulu lalu setelah itu datang ke ruangan Manager Park
“Manager Jo.. Aku harus bicara dengan Anda sekarang.” Ucap Ho Won, Suk Kyung pikir nanti saja dan langsung bergegas pergi.
“Coba Lihatlah kantor berantakan ini, Harusnya ada orang yang merapikan kantor ini.” Keluh Yong Jae, Ho Won ingin bicara tapi Yong Jae malah memilih untuk pergi karena ingin menghilangkan rasa mabuknya. Akhirnya Ho Won menaruh surat pengunduran diri diatas meja. 

Tiga pegawai kontrak makan siang bersama, Ho Won dengan tertunduks sedih menceritakan ketika berangkat  hanya punya uang untuk nak bus dan Sekarang punya uang cadangan bahkan setelah makan. Ki Taek menyuruh  dua juniornya makan sup karena minum banyak semalam.
“Aku saja yang traktir  sup penghilang mabuk ini.” Ucap Ho Won, Ki taek pikir tak perlu karena ia sebagai orang yang paling tua akan membayarnya.
“Aku...tadi menemukan selembar uang hari ini dantidak pernah  menemukan uang sepanjang hidupku..., tapi aku tadi menemukan 50 ribu won. Jadi Uang temuan itu harus  cepat-cepat dihabiskan Uang itu akan kuanggap sebagai uang pesangon-ku dan aku akan menghabiskannya.” Kata Ho Won. Kang Ho binggung apa yang dimaksud dengan “Pesangon”
“Aku menyerahkan surat pengunduran diriku. Aku akan berhenti dan muak dimarahi General Manager Seo.” Ucap Ho Won, Dua pria saling berpandangan dengan wajah binggung. 

Ho Won datang ke tempat Kkot Bi melihat meja kerja yang banyak skeali jadwal, Kkot Bi menyuruh Ho Won duduk dengan membawakan sepiring makana kerena Direktur Han sedang keluar. Ho Won pun bertanaya apa maksud makanan itu
“Dia minum teh ginseng jam 8:30 pagi dan makan dua potong kue beras sebelum mulai kerja. Setelah makan siang, dia minum kopi Hawaiian Kona jam 12:40 dan harus hangat. Dia makan buah-buahan jam 3 sore, dan tidak boleh asam.” Ucap Kkot Bi yang mengingat semua kesukaan Direktur Han
“Apa Dia makan semua itu tiap hari?”tanya Ho Won heran
“Bukan itu saja. Ada begitu banyak hal yang  harus kuperhatikan. Persaingan antara tim penjualan dan pemasaran sangat menegangkan 'kan belakangan ini? Direktur Utama tadi pagi ini sampai memarahi General Manager Brengsek. Semuanya makin lancar bagi tim pemasaran  sejak General Manager Seo bergabung...,tapi tim penjualan  makin kesulitan. Dia pasti merasa terpojok karena penampilan produk.” Cerita Kkot Bi
“Apa artinya...General Manager Park sedang terikat dengan sesuatu, 'kan?” kata Ho Won
“Tidak banyak yang bisa kau lakukan karena kau karyawan sementara tapi bekerja keras sajalah agar tidak dimarahi dia juga. Walau begitu General Manager Brengsek yang menerima kalian bertiga dan Jangan buat dia marah.” Ucap Kkot Bi lalu menanyakan apa yang ingin dikatakan Ho Won 

Ho Won berlari di lorong dengan wajah panik karean Kkot Bi memberitahu Setiap orang lagi sibuk karena penampilan produk sebentar lagi tapi Ho Won malah mengajukan surat pengunduran diri, yang artinya k sama saja sengaja  merusak harinya General Manager Brengsek.
Suk Kyung baru kembali menumpuk berkasnya, Ho Won melihat surat itu berada dalam antara tumpukan berkas,  Tapi Suk Kyung menyuruh Yong jae agar memberikan tugas pada Ho Won, karena ingin memberikan perkembangan terakhir ke General Manager Seo.
Ho Won langsung berteriak “Tidak!” karena suratnya dibawa ke ruangan Woo Jin. Yong Jae yang mendengarnya berkomentar kalau terlalu cepat untuk mengatakan “tidak” padahal belum memberikan tugas. Ki Taek dan Kang Ho melihat Ho Won seperti frustasi karena suratnya sudah dibawa ke dalam ruangan Woo Jin. 

Ki Taek melihat surat yang ada di atas meja Woo Jin, lalu ketiganya berkumpul dan memberitau kalau Woo Jin belum membacanya karena masih terlihat tenang. Kang Ho pikir mereka masuk ke sana dan mengambil suratnya.
“Bagaimana caranya kita menyelinap ke ruangannya? Kita saja tak tahu apa dia akan keluar dari ruangan.” Ucap  Ho Won
“Kita harus buat dia  keluar ruangan.” Kata Ki Taek 

Ho Won masuk ruangan dengan membawa banyak botol minuman, diluar Kang Ho terlihat khawatir. Tapi Ki Taek yakin kalau mereka itu pasti ingin menenangkan diri setelah minum sesuatu dan ruanga kerjanya itu bkuan hotel jadi harus pergi ke toilet.
Ho Won melihat banyak minuman yang dibawakan Ho Won untuknya. Ho Won meminta maaf atas kejadian kemarin, karena pertama kali kumpul dengan rekan kerja jadi terlalu terbawa suasana dan menutup mulut seperti salah bicara.
“Apa kau mencoba menyogokku? Apa Kau tidak jadi mengajukan surat pengunduran diri?” kata Woo Jin
“Aku belum mengajukannya dan belum siap” ucap Ho Won berusaha mengambil suratnya.
“Kenapa kau berdiri di sana? Aku harus kerja jadi cepat keluar.” Kata Woo Jin. Ho Won pun tak bisa beruat apa-apa keluar ruangan tanpa berhasil mengambil suratnya.
“Aku ingin sekali orang itu dipecat saat aku keluar dari perusahaan ini.” Gumam Ho Won mengumpat dalam hati

Tuan Heo menerima revisi terakhir dari Ji Na,  sementara Ji Na menjelaskan dengan penuh perhatian pada Jae Min cara meng-email pada siapa pun di perusahaan ini dengan bisa ketik namanya klik di nama-nama di bagan perusahaan serta jangan sampai mengklik semuanya.
 Jae Min pikir tugasnya cukup mudah, Ki Taek melihat keduanya hanya bisa cemberut bahkan mendengar Ji Na yang memuji Jae Min cepat belajar dan  pintar.

Ho Won memberikan kode ingin tahu apakah Woo Jin sudah meminumnya. Ki Taek ingin melihatnya lalu mengangguk dengan tangan diatas kepala. Ho Won pun menyambutnya dengan mengangkat tangan diatas kepala. Ji Na melihatnya, Ho Won langsung berpura-pura membentuk hati dengan tangan diatas kepala.
“Ho Won dan Kang Ho,  kalian boleh pulang hari ini.” Kata Suk Kyung
“ Menurutku, hari ini...aku ingin banyak melakukan tugas lagi. Aku yakin ada banyak tugas yang harus dilakukan karena acara penampilan produk mendatang. Aku harus bekerja keras.” Kata Ho Won 


Jae Min dan Ji Na memasakan poster dan standing banner didepan gedung, Ki Taek baru saja membeli makan malam melihat keduanya terlihat makin dekat saja padahal baru masuk hari ini. Setelah Jae Min pergi, Ki Taek memberikan nasi belut yang disukai Ji Na karena membelikan untuk Woo Jin juga.
“Makanan ini pun takkan  membuatku berubah pikiran.” Komentar Ji Na sinis, Ki Taek tahu kalau mereka sudah putus.
“Apa kau suka seperti ini? Perpisahan macam apa ini? Kenapa kita masih saling bertemu disaat kita sudah putus? Dari pagi hingga sore. Apa ini namanya putus?” ucap Ji Na kesal
“Aku suka seperti ini karena Aku tidak perlu penasaran tentang Bagaimana kabarmu, apa kau sudah makan, dan tersenyum.” Ucap Ki Taek memberikan makanan lalu pamit pergi. 

Ho Won dan Kang Ho makan diminimarket. Kang Ho mengetahui kalau Woo Jin baru makan malam dan masih berada di ruangannya. Ho Won pikir kalau Kang Ho harus pulang karena semua karyawan sudah pulang. Kang Ho merasa khawatir.
“Kabarnya perusahaan akan menerima salah satu dari kita, menjadi pekerja tetap di hari terakhir kontrak kita. Kkot Bi yang cerita padaku. Kalau aku jadi mengundurkan diri, kau punya kesempatan 50:50 agar bisa diterima lagi. Semoga berhasil. Dan kau harus memberitahuku kalau ada kabar baik.” Ucap Ho Won. 

Ho Won kembali ke kantor merasa buang-buang waktu dan harusnya berhenti saja dan melihat tim marketing masih berkerja. Ji Na memberikan lembaran poster memberitahu kalau Ki Taek sedang keluar jadi Ho Won harus mengejarkan tugasnya dengan keranjang trollydi ruang pantry dan bawa ke ruang konferensi. Ho Won binggung kenapa harus dirinya.
“Kau bilang ingin bekerja keras.” Ucap Ji Na. Ho Won pun tak banyak bicara. 

Ho Won menempelkan poster “Hauliz, Inovasi Furnitur Korea - Penampilan produk, 22 Maret 2017” lalu berusaha menempelkan pada dinding depan lift. Saat itu Woo Jin keluar dan Ho Won langsung menyapa dengan senyuman karena atasanya itu akan pulang.
“Apa Kau tak bisa memasangnya? Cepat Ulang lagi.” Ucap Woo Jin sinis melihat poster yang ditempat oleh Ho Won miring. Ho Won pun terpaksa membenarkanya.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar