PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 23 Juli 2017

Sinopsis Suspicious Partner Episode 39

PS : All images credit and content copyright : SBS
[Episode 39 - Kembali ke Kehidupan Sehari-hari]

Bong Hee berbaring dengan tatapan kosong, tiba-tiba bangun bemmbuat Ji Hae kaget dengan mengejeknya agar bangun tidur seperti orang normal. Bong Hee dengan wajah melasnya bertanya Jam berapa ini, Ji Hae pikir Bong Hee harusnya tanya hari apa ini.
“Kau sudah berbaring di sofa itu sepanjang akhir pekan. Kau bahkan tidak mandi.” Ucap Ji Hae
“Ah, begitu. Akhir pekan... sudah berakhir.” Kata Bong Hee. Ji Hae mengejek kalu bau bau sofanya akan seperti Bong Hee.
“Ji Hye, aku... merasa plin plan.” Ungkap Bong Hee. Ji Hae tak mengerti maksud ucapan Ji Hae.
“Aku tiba-tiba tersadar.” Kata Bong Hee. 

Flash Back
“Aku bertanya-tanya... kenapa aku teringat hari itu.”
Bong Hee membawakan jus dan ingin memberikan ciuman pagi hari, tapi Ji Wook malah menghindarinya.
“Bagaimana jika sesuatu terjadi di antara kami lagi? Hubungan kami ini kacau. Bisakah kami memulai lagi?”
Bong Hee seperti tak sadar setelah mencium Ji Wook dan mereka berciuman dalam ruangan pengadilan. Ji Wook memanggilnya dan menahan tanganya. Bong Hee dengan gugup mengaku kalau lupa Ada sidang yang harus dihadiri. Ji Wook hanya bisa menatap binggung.
“Aku tiba-tiba sadar akan hal itu”

“Aku... sungguh jadi pengecut beberapa hari ini. Ji Hye, aku jadi penakut dan pengecut.”kata Bong Hee. Ji Hae benar-benar tak mengerti yang dikatakan Bong Hee.
“Ini bahkan tidak mengejutkanku lagi sekarang. Lebih baik Mandi saja sana.” Keluh Ji Hae lalu mendengar suara bel dan binggung siapa yang datang di akhir pekan.
Saat membuka pintu, Ji Hae membuka pintu dan kaget ternyata yang datang adalah Ji Wook. Ji Wook sedikit gugup menyapa Ji Hae, Bong Hee dengan rambut berantakan ingin tahu siapa yang datang.
“Aku tahu datang ke sini bisa berarti aku mengganggumu. Apa Pengacara Eun ada di dalam?” kata Ji Wook
“Masuklah dan ganggu dia. Tolong turunkan dia dari sofa.” Kata Ji Hae kesal. Ji Wook pun masuk ke dalam pintu rumah.
“Bong Hee, bangun.” Teriak Ji Wook. Bong Hee dengan gugup bertanya kenapa harus bangun.
“Keluarlah. Kita harus bicara.” Kata Ji Wook. Ji Hae melihat Bong Hee menyuruh agar merapihkan rambutnya dulu.
“Tidak, aku tidak bisa... Aku belum cuci muka.” Ucap Bong Hee menutup wajahnya karena malu.
“Aku sudah melihat itu sebelumnya.” Kata Ji Wook. Bong Hee malu karena juga belum cuci rambut.
“Aku juga sudah pernah melihatnya... Ahh.. Maksudku... Tapi, tetap saja... Aku 'kan sudah bilang kepadamu, kau masih cantik meskipun kau jorok” kata Ji Wook. Ji Hae langsung tertawa mengejek. Ji Wook langsung melirik sinis. Ji Hae langsung meminta maaf. 

Bong Hee akhirnya mengikuti Ji Wook sampai ke taman dengan merapihkan rambutnya. Ji Wook dengan wajah kesal membalikan badan,  kalau sudah menelepon sepanjang akhir pekan. Bong Hee mengaku Ponsel kehabisan baterai.
“Bukannya kau sedang menghindariku?”kata Ji Wook.  Bong Hee mengaku bukan seperti itu.
“Kenapa kau menghindariku?” tanya Ji Wook. Bong Hee pikir kata "Menghindari" bukan kata yang tepat tapi itu takut. Ji Wook ingin tahu takut dengan apa.
“Saat aku memikirkan soal kita, maka aku selalu seperti itu. Setelah kita dekat, sesuatu yang buruk akan selalu terjadi. Saat kita memulai kencan, saling suka, dan berciuman... Setelah momen-momen bahagia itu.., maka beberapa hal terjadi dan semua jadi kacau. Seseorang selalu terluka. Pada akhirnya, kita putus.” Ucap Bong Hee seperti mengalami trauma. 

Ji Wook pun bertanya apakah Bong Hee ingin kabur sekarang, Bong Hee mengaku karena alasan itu maka dirinya kabur.  Ji Wook bisa mengerti itu tapi tetap saja ingin mengajak Bong Hee untuk kencan. Bong Hee melonggo binggung dan  mulai sedikit gugup berbicara.
“Apa kau bahkan mendengarku? Butuh keberanian bagiku untuk mengatakan ini.” Ungkap Bong Hee.
“Lalu, apa Kau menyarankan agar kita bertingkah seolah tak ada yang terjadi?” kata Ji Wook. Bong Hee mengaku bukan seperti itu maksudnya.
“Lalu, haruskah kita pacaran lagi seperti ini?” tanya Ji Wook. Bong Hee mengangguk.
“Lalu, kenapa kau melakukan itu kepadaku saat ada di ruang sidang?” keluh Ji Wook kesal.
“Tidak, itu... Aku melakukan itu karena ada seseorang bilang aku harus mengikuti kata hatiku. Aku melakukannya tanpa menyadarinya.” Jelas Bong Hee.
“Kau harusnya bertanggung jawab jika kau menikmati perasaanmu. Lalu Bagaimana denganku? Apa yang harus kulakukan kalau begitu?” keluh Ji Wook kesal 
Bong Hee berusaha menjelaskan kalau itu cuma ciuman dan Tak perlu tanggung jawab untuk itu lalu bertanya apakah Ji Wook tak takut sesuatu yang buruk akan terjadi lagi. Ji Wook seperti tak peduli menurutnya Biarkan saja itu terjadi dan tidak masalah baginya.
“Bagaimana bisa kau sangat berterus terang?” tanya Bong Hee.

“Aku hanya... Putus denganmu adalah hal yang lebih menakutkan. Bagiku, itulah hal paling menakutkan. Jadi, tolong jawab aku sekarang. Apa yang mau kau lakukan? Kita pacaran lagi atau tidak? Apakah Tidak mau?”kata Ji Wook.
“Ayo kita Pacaran. Memang hal terburuk yang bisa terjadi kepada kita adalah putus Tapi Ayo pacaran.” Ucap Bong Hee mantap.


Bong Hee sibuk memasang anting, Ji Hae yang melihatnya mengulangi kata-katanya  kalau jadi plin plan dan takut. Bong Hee menceritakan kalau Ji Wook yang meyakinkannya dan membuat kasus banding yang sesungguhnya, lalu terlihat sangat gugup karena mau kencan.
“Kalian 'kan sudah lama pacaran.” Pikir Ji Hae. Bong Hee bisa mengerti.
“Tapi saat kami mulai pacaran.., seseorang kena tusuk. Jadi, kami secara teknis tidak pernah pergi berkencan.” Cerita Bong Hee.
“Tapi kalian berdua hidup bersama untuk waktu yang lama.” Balas Ji Hae.
“Tapi, kami hanya tidur sekali.” Akui Bong Hee. Ji Hae kesal memberitahu kalau tidak ingin tahu detailnya. Bong Hee pun hanya bisa meminta maaf. Maaf.

Ji Hae mengeluh dengan bau selimut seperti ingin membuangnya karena bau. Bong Hee bertanya-tanya apa yang harus dibicarakan selama kencan, lalu mencari tahu apakah memiliki parfum. Ia pikir Ji Hae akan meminjamkannya. Ji Hae langsung menolak, Bong Hee seperti berpikir kalau Ji Hae akan meminjamkan dan mengucapkan Terima kasih.
“Hei, aku bilang tidak.” Teriak Ji Hae kesal. Bong Hee pun menanyakan wajahnya dan ingin tahu terlihat cantik. Ji Hae mengaku Tidak terlalu.
“Apa Aku tidak terlihat cantik? Penglihatanmu sudah rusak.” Ejek Bong Hee akan pamit pergi.
Ji Hae menyuruh Bong Hee agar duduk lagi, Bong Hee akhirnya menurut. Ji Hae mengejek dengan make up yang digunakan Bong Hee untuk berkencan, kalau makeup paling ngetren jaman sekarang yaitu Drunk Makeup dengan mengunakan blush on. Bong Hee pun diam sambil bertanya kembali apakah boleh menggunakan parfumnya. Ji Hae hanya bisa mengejek dan membiarkannya Bong Hee mengunakanya. 

Ji Wook masih menunggu ditaman dan sedikit bingung melihat wajah Bong Hee yang berbeda, tapi seperti belum terbiasa. Bong Hee bertanya Kenapa. Ji Wook mengaku tak masalah, mengaku kalau Pipi Bong Hee lucu lalu bertanya Apa yang harus mereka lakukan hari ini.
“Ada banyak hal yang ingin aku lakukan. Bagaimana kalau kita makan dulu?” kata Bong Hee. Ji Wook pun ingi tahu apa yang ingin dimakan Bong Hee.
“Ada banyak yang ingin aku makan. Tapi Daripada makan, bagaimana jika minum?” kata Bong Hee. Ji Wook pun setuju dan mengajak pergi dengan mengandeng tangan Bong Hee bertanya ingin minum apa. 

[Pengadilan Daerah Cabang Goyang]
Jaksa Jang duduk dibalik papan nama “Terdakwa” terlihat tertunduk dan sedikit menahan sedih saat bicara pada hakim. Bong Hee dan Ji Wook duduk melihat pengadilan Jaksa Jang. Akhirnya Jaksa Jang pun mengaku alasan ingin tahu kebenaran dari kasus anaknya.
“Sebagai pegawai hukum yang harus mengikuti dan menuruti hukum lebih dari siapapun.., saya sangat menyesal karena melakukan perilaku yang bertentangan dengan hukum seperti penangkapan ilegal dan salah dalam memenjarakan seseorang.” Ucap Jaksa Jang
“Namun.., saya ingin memberi tahu kalau saya tidak melakukan pembunuhan. Saya hanya mengambil senjata dari TKP sebagai tindakan untuk melindungi diri dan melawan orang yang berbahaya. Saya tidak berniat membunuh siapapun. Saya harap pengadilan akan mengakui fakta ini.” Ungkap Jaksa Jang
Bong Hee pun berbisik pada Ji Wook menanyakan  putusannya. Ji Wook juga tak tahu. Menurutnya Jika tuduhan percobaan pembunuhan dibatalkan maka mungkin akan dapat masa percobaan. Bong Hee pun mengangguk mengerti. 


Ji Wook dan Bong Hee keluar dari pintu yang berbeda dan bertemu dengan Jaksa Jang yang juga keluar dari pintu lainya. Ji Wook mengatakan secara pribadi kalau Jaksa Distrik, lalu mengingat kalau jabatan sudah dilepaskan.
“Kuharap mantan PD kami... punya rasa malu. Sampai jumpa.” Ucap Ji Wook dan berjalan pergi. Bong Hee pun ngikutinya tanpa banyak bicara. 

Jaksa Jang baru saja keluar dari pengadilan, Beberapa wartawan sudah menunggu dan langsung mengerubunginya dan langsung menanyakan pertanyaan.
“Bagaimana pemikiran Anda mengenai kemarahan publik kepada Anda, mantan PD yang melanggar hukum?”
“Apa Anda setuju dengan kekuatan itu, Anda akan bisa melepas tuduhan kriminalnya?”
“Ada kontroversi yang memanas seputar balas dendam pribadi Anda. Bagaimana pemikiran Anda dengan itu?”
“Bagaimana menurut Anda mengenai pemecatan Anda yang dilakukan dengan tidak hormat? Apa Anda punya niat membunuh?”
Jaksa Jang memilih tak menjawab dan masuk ke dalam mobil dan pergi. 

Berita TV “PD Jang Moo Young dipecat dengan tidak hormat dari posisinya. Mantan Ketua Kantor Kejaksaan Daerah Sunho menjadi tersangka dan berakhir dihukum karena dakwaan yang ditujukan kepadanya. Dia tetap diam saat reporter menanyakan...”
Tuan Byun menonton bersama Bong Hee dan Eun Hyuk merasa Memalukan. Karena Jaksa Jang itu terlalu tua untuk berada di dalam kekacauan itu, bahkan tidak pernah suka kepadanya tapi merasa buruk kepadanya.
“Melihat kalian berdua lebih mengecewakanku.” Ungkap Tuan Byun. Eun Hyuk merasa tak percaya Tuan Byun berkomentar seperti itu.
“Sekarang, aku yang menanggung hidup kalian berdua.”kata Eun Hyuk. Bong Hee pun mencari perhatian dengan mengaku akan bekerja keras.
“Aku juga. Aku juga akan bekerja keras.” Ungkap Tuan Byun. Eun Hyuk tersenyum  sambil mengejek akalu merasa sudah jadi guru di tempat penitipan anak.
“Kau jangan pergi kemana-mana” kata Tuan Byun merayu. Bong Hee pun berjanji akan baik-baik kepadanya. Tuan Byun dan bertanya Kapan sidang akhir Jung Hyun Soo. 


Hyun Soo duduk dibangku terdakwa, dan Ji Wook sebagai Jaksa mulai berbicara pada Hakim bahwa Terdakwa Jung Hyun Soo dengan brutal membunuh para pemerkosa dalam kasus Park So Young demi membalas kematiannya.
“Dia juga membunuh saksi kasus, karena berpikir mereka akan menghalanginya melakukan tindak kriminal. Terlebih lagi, terdakwa berlanjut membenarkan perbuatannya tanpa rasa bersalah maupun menyesal.” Ucap Ji Wook dengan penekanan.
“Dia sangat marah karena pembunuhannya, dihentikan. Mempertimbangkan kebenarannya bahwa dia melakukan pembunuhan tingkat satu berantai dan dia tidak merasa menyesal maupun bersalah.., Saya meminta hukuman seumur hidup bertujuan untuk memisahkannya dari kehidupan sosial.” Kata Ji Wook. Hyun Soo di bangku terdakwa pun hanya diam saja.
Pemberitahuan di lampu depan ruangan [Sidang sedang berlangsung] Hakim pun siap memberikan keputusan.
“Mempertimbangkan bahwa terdakwa melanggar hukum dan melakukan pembunuhan berantai karena balas dendam.., dan juga tindak kriminalnya yang bersifat kejam dan melangar.., Saya akan menghukum terdakwa, Jung Hyun Soo.., untuk dipenjara seumur hidup.” Ucap Hakim.
Bong Hee mendengar langsung menghela nafas lega, Eun Hyuk yang ikut duduk disejajarnya pun mengucapkan selamat.  Tuan Bang pun juga senang karena akhirnya Bong Hee dapat membuktikan ketidakbersalahannya. Ji Wook dan Bong Hee pun saling memberikan senyuman. 


Bong Hee keluar dari ruangan, Ji Wook berjalan disebelahnya dan mengenggam tangan Bong Hee dengan berbisik mengucapkan selamat.  Lalu Bong Hee pergi menemui ibunya, Nyonya Park membentangkan tanganya mereka pun berpelukan dengan wajah haru seperti beban mereka selama ini sudah hilang.
“Ibu, semuanya sekarang tahu kalau aku tidak bersalah. Aku akhirnya membuktikan ketidakbersalahanku.” Cerita Bong Hee duduk bersama. Ibunya mengaku sduah tahu
“Aku tahu seberapa stresnya dirimu selama ini. Selamat, Putriku.” Kata Nyonya Park
“Aku tahu ini sangat sulit juga bagimu dan Ibu.. Mengenai Ayah, Akan lebih bagusnya jika aku bisa membuktikan ketidakbersalahannya.” Kata Bong Hee.

Flash Back
“Aku ingin menyelesaikan isu mengenai ayahmu.., tapi tak ada yang bisa dilakukan secara legal. Karena saat itu dia tidak benar-benar didakwa.., jadi tak ada bukti untuk mengoreksinya. Dan UU batas kasus pencemaran nama ayahmu adalah 3 tahun. Aku sungguh minta maaf.” Kata Ji Wook merasa bersalah. Bong Hee hanya bisa diam saja memberikan senyuman.

“Tidak masalah. Yang penting adalah yang masih hidup harus bahagia.” Ungkap Ibu Bong Hee. Bong Hee merasakan sesuatu yang kurang, Ibu Bong Hee menyelanya.
“Kau sudah menyelesaikan tuduhanmu yang salah itu, jadi semuanya baik-baik saja sekarang. Aku tak berharap lebih. Aku yakin ayahmu berpikiran sama. "Ini sudah cukup bagus." Aku yakin dia berpikiran begitu sekarang.” Kata Nyonya Park. Bong Hee pun bisa mengerti.
“Ayo pulang. Aku akan membuatkan sesuatu yang enak. Kita harus merayakannya.” Ajak Nyonya Park.
Bong Hee ingin mengaku dan minta maaf karena ada janji dengan seseorang. Ibunya pun mengejek anaknya kalau mau bertemu si ganteng itu. 


Ji Wook duduk dibelakang seperti sudah tak sabar menunggu, lalu melihat ke arah Tuan Bang yang sedang bertemu terpidana dengan menasehati  walaupun hanya mengambil dompet yang tergeletak, maka akan dikenakan Pasal 360 Hukum Pidana. Si terpidana meminta maaf.
“Korban sudah setuju untuk menyelesaikannya, jadi tolong tulis permintaan maaf formal juga surat banding. Mengerti?” ucap Tuan Bang. Si pria pun mengerti lalu Tuan Bang menyuruh pergi.
“Baiklah. Kalau begitu, aku harus pergi siang ini.” Kata Ji Wook membawa jasnya. Tuan Bang menahan ingin tahu kemana Ji Wook akan pergi.
“Kita sudah selesai, kan?” pikir Ji Wook. Tuan Bang mengatakan mereka  punya kasus tambahan dengan menunjuk ke arah meja dengan tumpukan berkas.
“kapan kita dapat banyak kasus tambahan?” ucap Ji Wook binggung, Tuan Bang mengaku kalau belum lama.
“Kurasa kau tidak dengar karena kau terlalu sibuk dengan dokumen-dokumen itu. Kejadiannya tadi pagi-pagi.” Jelas Tuan Bang. Ji Wook sedikit mengumpat.
Tuan Bang bisa mendengar Ji Wook yang menyumpahinya, Ji Wook mengelak kalau tidak menyumpah dan mengajak mereka agar segara berkerja daan memanggil terdakwa untuk datang cepat lalu kembali duduk di meja kerja.


Bong Hee menunggu bangku taman, Ji Wook mengirimkan pesan “Bagaimana ini? Kelihatannya aku akan sedikit terlambat. Apa kau tak apa?”. Bong Hee membalasnya kalau suka menunggu., tapi menurutnya Ini kedengaran sangat putus asa.
“Aku akan baik-baik saja, Kau bisa datang nanti.” Balas Bong Hee lalu mencari keyword [Tempat berkencan] dan menemuikan artikel 10 tempat berkencan terbaik di Seoul.
Beberapa saat kemudian, Ji Wook mengirimkan pesan kembali “Aku sungguh minta maaf. Ini akan lebih lama.” Bong Hee pun membalas “Tak apa. Kau tak perlu terburu-buru.” 


Tuan Bang menginterogasi Ko Min Soo. Ji Wook yang benar-benar tergesah-gesah mengatakan kalau Dari rekaman CCTV sampai DNA ada banyak bukti jadi meminta agar mengakui saja.  Ia pun sedikit mengancam kalau tak mengaku takkan memberi kesempatan banding, untuk mengurangi hukuman untuk terdakwa.
“Aku tak punya waktu sekarang, jadi sangat buru-buru sekarang. Karena itu, aku tak mau mengerti. Aku ada janji penting.., jadi aku hanya akan memberimu 30 detik. Aku biasanya memberi 2 menit saat tidak terburu-buru.., tapi sekarang aku tak bisa memberi waktu lebih dari 30 detik. Tolong mengaku.” Ucap Ji Wook mengoceh cepat dan mulai menghitungnya. Tuan Bang hanya bisa menatap binggung melihat Bong Hee.
Bong Hee duduk diam dan melihat Ji Hae yang sedang biacra dengan Yoo Jung. Ji Hae mengeluh kalau Yoo Jung tak punya orang untuk diajak makan dan minum selain dirinya. Yoo Jung mengaku Tak punya. Bong Hee tiba –tiba langsung datang mengatakan agar Makan dengan saja lalu berjalan pergi. Ji Hae sempat kesal lalu akhirnya teriak meminta agar menunggunya. 

Ketiganya terlihat sudah mulai sedikit mabuk, Yoo Jung mengatakan kalau Ji Wook akan lebih sering mengecewakanya mulai sekarang, menurutnya Beban kerja jaksa itu gila dan Ji Wook bisa jadi gila kerja. Bong Hee pikir Yoo Jung memberi nasihat kepadanya sebagai mantan pacarnya.
“Aii, ini adegan dari drama yang jahat atau apa?” ejek Ji Hae yang melihatnya.
“Hei, mantan pacarku selingkuh denganmu.” Komentar Bong Hee. Yoo Jung pun langsung memanggil Ji Hae langsung dengan sinis.
“Apa Kau tertarik dengan Eun Hyuk?” tanya Yoo Jung. Ji Hae sempat terkejut pada memilih dengan mengataka Apa yang akan dilakukan jika menjawab ya. Yoo Jung benar-benar tak percaya Ji Hae berani mengatakanya.
“Kenapa kau selalu jatuh cinta kepada orang yang sudah jadi milik orang lain? Jangan seperti itu.” Kata Bong Hee membela
“Hei... Aku tidak tahu kalau dia punya perasaan kepada... Aku sungguh tidak tahu.” Kata Ji Hae.
Yoo Jung pun bertanya apakah Eun Hyuk menyukai seseorang dan ingin tahu siapa orangnya. Ji Hae yang mendengarnya merasa jengkel saja. Bong Hee pun juga merasa seperti itu. Yoo Jung ingin tahu dan meminta memberitahu siapa orangnya karena tak tahu. Ji Hae menyuapi makanan untuk Yoo Jung saja. 


Ji Wook akan masuk ke dalam restoran, Eun Hyuk melihatnya langsung memanggil dan bertanya kenapa datang, lalu bisa mengerti kalau Bong Hee pasti yang menelpnya. Ji Wook bisa menebak kalau Yoo Jung yang menelp Eun Hyuk.  Eun Hyuk membenarkan dan juga Ji Hae dengan gugup. Ji Wook pun menanyaka apa maksud dengan Ji Hae.
“Kurasa kau salah paham. Ini bukan seperti yang kau pikirkan.” Ucap Eun Hyuk. Tapi Ji Wook seperti tak peduli memilih untuk masuk. Eun Hyuk berusaha menyakinkan kalau memang semua salah paham. 
Eun Hyuk dan Ji Wook hanya bisa menghela nafas melihat tiga wanita yang terlihat mabuk. Bong Hee dkk menyapa dengan lambaian tangan. JI Hae langsung bertanya apakah Eun Hyuk itu sedang memanfaatkanya Yoo Jung pun mengeluh dengan sikap Eun Hyuk. Eun Hyuk berusaha mengelak yang dikatakan. Akhirnya Ji Wook mengajak Bong Hee untuk segera pergi dari restoran.
“Hei, tunggu. Apa kau benar-benar akan meninggalkanku dengan dua orang ini?” ucap Eun Hyuk panik karena harus membawa dua wanita.

“Eun Hyuk, jangan jalani hidupmu seperti itu. Mengerti? Jadilah dirimu sendiri.” Pesan Ji Wook. Eun Hyuk berusaha menjelaskan tapi Ji Wook sudah lebih dulu keluar dari restoran.
Yoo Jung dan Ji Hae tiba-tiba saling memberikan tanda cinta untuk Eun Hyuk. Eun Hyuk hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah keduanya. Ji Wook mengendong Bong Hee pulang, dengan senyuman menanyakan keadaan. Bong Hee mengaku baik-baik saja dan memberikan kecupan di pipi Ji Wook, lalu tiba-tiba merasa mual dan ingin muntah. Ji Wook langsung panik, tapi Bong Hee ternyata hanya mengjahili pacarnya saja.
Keduanya pun tertawa, Ji Wook meminta agar jangan mengodanya. Bong Hee malah dengan sengaja menutup mata Ji Wook saat berjalan. Ji Wook meminta agar jangan melakukanya. Bong Hee kembali merasakan mual, Ji Wook yakin kalau itu hanya bohongan.
Bong Hee mengaku benar-benar ingin muntah, Ji Wook ingin segera menurunkanya, Bong Hee membuka mulutnya dengan wajah bahagia kalau hanya bercanda. Ji Wook yang gemas akhirnya berlari kencang mengendong Bong Hee. 

Eun Hyuk membawa Yoo Jung masuk ke rumah, Yoo Jung mengeluh karena minum banyak sekali, lalu tiba-tiba terhenti menanyakan keberadaan Ji Hae. Eun Hyuk mengingatkan kalau mereka baru saja mengantarnya kerumahnya. Yoo Jung seperti baru mengingatnya.
“Kau dulu bisa minum banyak. Kenapa kau bisa mabuk hanya minum sedikit saja?” ucap Eun Hyuk. Yoo Jung mengaku kalau itu kan memang dulu.
“Sekarang, tubuhku berubah tiap tahun” akui Yoo Jung. Eun Hyuk bisa mengerti lalu pamit pergi dan menyuruh Yoo Jung agar mandi dan tidur.
Yoo Jung mengangguk  mengerti dan berjalan ke ruang tengah, tapi tubuhnya hampir jatuh. Eun Hyuk bisa melihat dan langsung menahanya sebelum jatuh, keduanya saling menatap sangat dalam. Eun Hyuk akhirnya menyadarkan diri, menanyakan keadaan Yoo Jung. Yoo Jung mengaku kalau baik-baik saja.
Eun Hyuk melepaskan tangan dan menyuruh Yoo Jung untuk segera tidur, lalu pamit pergi. Yoo Jung menahan dan mengenggam tangan Eun Hyuk sebelum pergi, lalu meminta maaf dan  mengaku kalau merasa sangat mabuk sekarang.
Eun Hyuk pun tak bisa menahan perasaanya memberiakan ciuman untuk Yoo Jung, setelah itu meminta maaf juga. Keduanya saling menatap dan Yoo Jung pun menarik jas Eun Hyuk, mereka pun berciuman. 


Ji Wook sedang asik membaca buku diatas tempat tidur. Bong Hee terbangun tersenyum melihat Ji Wook yang ada disampinganya, keduanya saling bertanya apakah tidurmu dengan nyenyak. Ji Wook menganguk dengan senyumanya, Bong Hee tiba-tiba tersadar berada di kamar Ji Wook lalu melihat dibalik selimut.
“Apa yang terjadi?” ucap Bong Hee panik. Ji Wook heran Bong Hee yang tidak ingat. Bong Hee mengangguk dengan mengigit jarinya. Ji Wook yang kesal memilih untuk turun dari tempat tidur untuk mengambilkan air.
“Semalam, apakah kita... Yang aku tanyakan adalah... Dari semua hal yang tidak kuingat... Maksudku...” ucap Bong Hee terlihat gugup. Ji Wook menunggunya, Bong Hee pikir Ji Wook pasti tahu apa maksud ucapanya.
“Emm..., kau tahu. Aku....bukan... ...orang suci.” Akui Ji Wook lalu bergegas pergi karena malu.
“Kenapa juga aku tidak ingat? Tentu, aku ingat.” Ucap Bong Hee yang berhasil mengoda Ji Wook, lalu kembali tertidur dengan wajah tersenyum sumringah.
Bersambung ke episode 40

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar