PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 03 Oktober 2017

Sinopsis Andante Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
[Episode 2: Kelahiran Bernard]
Disebuah kamar, terlihat ada foto seorang anak kecil dengan ayahnya. Bom duduk sendiri dengan kamar yang cukup besar dan bonek ada didekatnya, tapi tatapan kosong seperti tak punya gairah dalam hidupnya. Ia lalu mengingat kenangan dengan ayahnya.
Flash Back
Bom kecil digendong oleh ayahnya, lalu menunjuk sebuah pohon besar kalauingin naik ke sana dan meminta bantuan ayahnya. Ayahnya pikir kalau pohon itu terlalu tinggi untuk anaknya. Bom tetap bersikukuh ingin naik ke pohon jadi meminta tolong pada ayahnya.
“Baik, tapi hanya sekali saja... Ayah sakit sekarang, jadi sulit menahanmu, Bom.” Ucap Ayam Bom. 

Bom mengingat seperti itu terakhir kali ucapan ayahnya, lalu pesan masuk ke dalam ponselnya  [Selamat ulang tahunmu, berikut adalah kupon untuk ulang tahunmu.] Bom seperti tak peduli memilih untuk pergi dengan motornya, sampai disuatu tempat pesan kembali masuk [Pelanggan Kim Bom, 30 persen diskon pada hari ulang tahunmu.] Lalu terlihat nama ibunya yang menelp.
“Sejak kapan kau mengangkat telepon?” ucap Ibu Bom sinis. Bom pun ingin tahu alasan ibunya menelp.
“Kau akan menerima paket hari ini, jadi tetaplah di rumah.” Kata Ibu Bom. Bom terlihat bahagia berpikir ibunya akan memberikan hadiah bertanya paket seperti apa.
“Aku mengemasi semua barangmu di sini dan mengirimkannya. Aku sudah bilang untuk mengambilnya berabad-abad yang lalu.” Ucap Ibu Bom
“Tapi aku tahu kau tidak menyukainya saat aku datang.” Kata Bom
“Tidak bisakah kau datang saat keluarga tidak ada disini? Bagaimanapun, aku mengirimkan semuanya. Jadi tetaplah di sana.” Ucap Ibu Bom lalu menutup telpnya.
Bom hanya bisa menahan sedih berjalan sendirian lalu melihat sebuah toko kue dan mengharapkan di hari ulang tahunya menerima sebuah kue ulang tahun. Akhirnya ia hanya membeli sebuah kue choco pie dan menaruh lilin diatasnya dengan angka 18, lalu meniupnya.
Setelah itu mencoba memanjat pohon, lalu duduk didahan yang cukup besar. Ia menatap dari atas pohon seperti mengingat dengan ayahnya saat duduk disana, akhirnya ia pun hanya bisa menangis mengingat kenanganya. 


Shi Kyung duduk di dalam bus melihat hampir semua anak mengunakan ponsel, lalu bergumam “Apa ini Seoul atau semacamnya, Semua gadis di Korea terlihat sama dari belakang. Rambut panjang, seragam sekolah, dan rok pendek. Mereka bahkan terlihat mirip dari samping dan depan dan juga melihat ponsel mereka, berfoto selfie, atau bergosip.” Lalu melihat kearah Shi Young sudah tertidur pulas.
Saat itu Shi Kyung melihat sosok yang dikenalnya, Bon membuka jendela bus ingin merasaka udara di pagi hari. Mata Shi Kyun melotot kaget karena bisa kembali bertemu si gadis mayat tergantung di pohon.
“Ada seorang gadis di Korea yang berbeda dari yang lainnya.” Gumam Shi Kyung seperti mulai jatuh cinta dengan Bon pada pandangan pertama.

Bus berhenti, Bom pun turun dari bus. Shi Kyung melihatnya langsung membangunkan Shi Young untuk segera turun. Remaja lain melihat keduanya turun dari bus binggung. Bom melihat keduanya menatap sinsi lalu berjalan sendirian. Shi Kyung hanya bisa menatapnya, lalu melihat pohon saat pertama kali bertemu dengan Bom dan membuatnya penasaran.
“Hei, ini bukan sekolahnya. Inilah tempat yang kita lewati tadi malam” ucap Shi Young. Shi Kyung menunjuk Bom yang turun dari bus.
“Apa Semua orang tinggal dan satu orang turun,  namun kau mengikuti gadis itu?” keluh Shi Young. Shi Kyung menegaskan kalau Bom itu berseragam!
“Wow, semua yang kau lakukan adalah ...” ejek Shi Young. Shi Kyung juga mengejek Shi Young tidur dengan mulut terbuka.
“Kalau begitu, cari jalanmu sendiri!” kata Shi Kyung kesal. Shi Young menegaskan tidak bisa tidur sama sekali  karena Nenek mendengkur.
“Hei, haruskah kita mengubah rencana kita  dan tidak pergi ke sekolah?” kata Shi Kyung 
Saat itu Ga Ram datang dengan sepedanya, bertanya apakah memerlukan bantuan. Keduanya menatap binggung tiba-tiba ada orang yang tak dikenal menyapa mereka. Ga Ram memperkenalkan namanya lalu menceritakan melihat mereka kemarin selama  upacara pemakaman. Shi Kyung baru tahu kalau Ga Ram juga ada di sana.
Ya, itu pemakaman nenek Min Suk, Dia ada di kelas kita dan Semua orang ada di sana. Kudengar kalian berdua tinggal  bersama Nenek Duk Boon. Ayahku bekerja di rumah sakit.” Ucap Ga Ram. Shi Young pun ingin tau apa maksud ucapanya.
“Bukankah kau mau ke sekolah?” kata Ga Ram. Shi Kyung membenarkan seklahnya di SMA Gaon.
“Lalu apa yang kau lakukan di sini? Ini adalah jalan yang cukup panjang. Aku bisa memberikan salah satu dari kalian tumpangan.” Kata Ga Ram
“Ah... beri saja Shi Young tumpangan. Aku akan lari kesana” kata Sh Kyung.
Ga Ram pun setuju, Shi Young langsung duduk dibelakang sepeda dan memeluk pinggang Ga Ram. Ga Ram sedikit gugup tiba-tiba disentuh oleh seorang wanita lalu mengayuh sepedanya. Shi Kyung ikut berlari tapi lama kelamaan berjalan mundur lalu melambaikan tangan pada adiknya. Shi Young berteriak pada kakaknya bertanya kemana kakaknya mau pergi.
“Bagiku, sekolah adalah tempat yang  bisa aku ikuti besok. Seperti biasa...” gumam Shi Kyung tak suka pergi ke sekolah
Ia pergi ke bagian pinggir jalan dan menemukan gambar games yang disukainya, wajahnya langsung sumringah menurutnya Bukan Korea namanya jika tidak ada warnet lalu mencari-cari keberadaan. 

“Permisi, anak muda... Apa kau tinggal di lingkungan ini?” tanya seorang pria dengan baju tentara. Shi Kyung mengelengkan kepala, tapi akhirnya mengaku kalau memang tinggal didesa tapi cerita rumit.
“Maaf untuk bertanya padamu karena kita baru saja bertemu,  tapi bisakah aku meminta bantuanmu? Apa Kau tahu rumah sakit itu? Bisakah kau mengirimkannya ke pasien ini?” ucap si pria
“Kau bisa pergi sendiri, atau mengiriminya pesan di telepon.” Kata Shi Kyung heran
“Dia tidak akan menanggapi pesanku. Dia menolak untuk bertemu denganku dan  tidak akan membiarkanku berada di dekat kamarnya. Dia pasien dengan mata besar dan senyum yang cantik. Tolong bantu aku.” Kata si pria. Shi Kyung pun menerima surat dari si pria tapi mencoba mencari keberadaan warnet. 

Sementara Shi Young sudah tertidur sambil memeluk Ga Ram, sementara Ga Ram walaupun terlihat gugup terus mengayuh sepedanya sampai ke sekolah. Di kelas semua murid masih asyik bermain sampai akhirnya langsung duduk tenang karena Guru mereka masuk kelas dengan Shi Young.
“Perhatian! Semuanya... Ada dua siswa yang pindah ke kelas kita dari Seoul.” Ucap Pak Guru, mereka pun terkesima mendengar nama Seoul.
“Astaga, jangan bertingkah seperti orang kampungan dan Diamlah sekarang juga” kata Pak Guru lalu menyuruh Shi Young memperkenalkan diri.
“Lee Shi Young.” Kata Shi Young dengan sifat dingin. Gurunya binggung karena Shi Young hanya menyebutkan namanya.
“Mereka adalah teman kelas barumu.  Kau harus mengatakan beberapa kata.” Kata Pak Guru.
“Namaku Lee Shi Young. Ini adalah pertama kalinya aku pindah. Aku tidak akan mengatakan hal-hal palsu seperti,  "Mari kita semua akur." Kita akan terbiasa satu sama lain dari waktu ke waktu. Dan jangan tanya nomor teleponku, karena Aku tidak punya telepon.” Ucap Shi Young.
Seorang pria melihat Shi Young  pembicara yang hebat dan punya karisma. Pak Gur kembali mengulang kalau Shi Young tidak punya telepon lalu meminta mereka agar bisa saling berkerja sama, dan menyuruh agar bisa duduk di samping Ji Ae, lalu bertanya-tanya karena murid pindahan lainnya tidak datang. Shi Young pun duduk disamping Ji Ae.
“Apa periode ke 3 dan ke 4 mengalami kematian?” tanya Pak Guru. Murid-murid membenarkan.
“Kita semua harus pergi bersama. Dan Shi Young, kenapa kau tidak pergi mengambil  foto pemakamanmu sekarang?” kata Pak Guru. Shi Young terlihat kaget dan binggung. 
Shi Young keluar kelas bertanya pada Ga Ram Apa itu pengalaman kematian. Ga Ram menjelaskan kalau itu Sama seperti kedengaranny yaitu mengalami kematian dengan terbaring di peti mati. Shi Young pikir kalau mereka ingin ia mati begitu pindah kedesa.
“Ini adalah program karakter dan unik.Itu hanya ada di sekolah ini.” Ucap Ga Ram bangga.
“Kenapa kau melakukan hal seperti itu?” tanya Shi Young

“Awalnya aneh sekali. Bila kau terus mati, tiba-tiba sesuatu datang padamu.” Jelas Ga Ram. Shi Young ingin tahu apa yang datang pada Ga Ram.
“Ada sesuatu yang datang.  Kau akan merasakannya nanti dan akan terbiasa dengan itu. Suasana di sini adalah suasana mati yang unik.” Ucap Ga Ram
“Tidak, aku tidak ingin seperti itu.” Kata Shi Young
“Apa kau tahu ke mana harus pergi  untuk foto pemakamanmu? Aku akan membawamu ke sana.” Kata Ga Ram. Shi Young pun tak menolak mengikuti Ga Ram. 

Shi Kyung sudah ada di warnet bermain games, lalu tiba-tiba merasakan perutnya lapar dan mencari-cari makanan yang ada diwarnet. Sementara ibu dan bibi Shi Kyung berjalan melihat keadaan desa. Nyonya Oh merasa tidak tahu berapa tahun yang telah terjadi, menurutanya Tempat seperti ini tidak banyak berubah.
“Sepertinya memang tidak, tapi sudah berubah Bahkan ada rumah sakit sekarang Pasti ada pekerjaan sebagai perawat di rumah sakit. Kau mungkin membutuhkan lisensi.” Ucap Bibi Oh  
“Apa Kau ingin aku melakukan pekerjaan seperti itu?” kata Nyonya Oh  kesal
“Tidak ada yang bisa kau lakukan di sini. Kau lulus dengan gelar seni dan punya lisensi dalam terapi seni. Itu sama sekali tidak membantu.” Bibi Oh  
“Itu tidak pernah membantuku. Lalu Bagaimana denganmu? Kapan Dikontrak sebagai dosen.” Nyonya Oh marah.
“Kuharap aku juga bisa.  Jangan katakan lagi tentang itu. Tapi Ini terlihat sangat bagus.” Kata Bibi Oh 

Tiba-tiba mata Ibu Oh melihat anaknya membawa mie ramyun dan bergegas masuk ke dalam warnet. Ibu Oh langsung menarik Shi Kyung untuk keluar sebelum menaiki tangga. Shi Kyung pun hanya bisa menjerit kesakitan.
“Shi Kyung, apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau tidak di sekolah? Kau pergi ke warnet, kan?” ucap Nyonya Oh marah. Shi Kyung menyangkalnya.
“Ah, aku punya surat dari Seoul. Aku sedang dalam perjalanan ke sekolah sekarang. Dan Tasku... aku akan mengambil tasku.” Ucap Shi Kyung lalu bergegas masuk.
“Hei, lebih baik kau segera keluar.” Teriak ibunya pada Shi Kyung. 


Shi Kyung segera masuk mengambil tas dan melupakan surat karena ditarus begitu saja disamping kursinya. Nyonya Yoon masih menungggu, Shi Kyung menyakinkan ibunya akan pergi ke sekolah sekarang, Nyonya Oh heran anaknya malah ada di warnet padahal pergi dengan Shi Young.
“Ini hari pertamamu, jadi Kau harus di sekolah sekarang. Kenapa kau di warnet? Kenapa?” ucap Nyonya Oh
“Untuk bermain game...” kata Shi Kyung jujur.  Nyonya Oh langsung menyindir kalau itu memang Jawaban bagus dan kembali memukul anaknya.
“Ibu... Ini menyakitkan... Aku harus pergi ke sekolah” ucap Shi Kyung. Ibunya masih marah pada anaknya yang membuat kesal.
“Kakak... kirim saja dia ke sekolah untuk saat ini.” Kata Bibi Oh. Shi Kyung langsung menyetujui ucapan bibinya.
“Bagaimana aku bisa sekolah?” ucap Shi Kyung binggung karena tak tahu jalan. 

Seorang wanita datang menyapa Shi Kyun bertanya apakah akan  pergi ke sekolah karena mendengarn tapi perlu pergi ke sekolah jadi ia bisa memberikan tumpangan. Nyonya Oh dengan sinis bertanya siapa wanita itu. Shi Kyung tak menghilangkan kesempatan kalau akan menumpang lalu bergegas masuk mobil sambil mengucapkan Terima kasih.
“Aku adalah wakil kepala sekolah SMA Gaon. Aku sedang berada keluar dan dalam  perjalanan pulang ke sekolah. Jadi Tolong jangan khawatir. Siswa itu berada di warnet dan sedang  dalam perjalanan pulang ke sekolah. Kita bisa kembali bersama.” Ucap Ibu Wakepsek. Ibu Oh pun tak bisa berkata-kata lagi, hanya bisa tertunduk malu.
“Ya, mari bertemu lagi nanti.” Kata Ibu Wakepsek dan berjalan masuk ke dalam mobil. Ibu Yoon pun hanya bisa mengumpat kesal pada anaknya yang bisa menghindar.

Dalam perjalanan, wakepsek merasa tidak pernah melihat Shi Kyung di sekolah sebelumnya. Shi Kyung mengaku baru saja pindah. Wakepsek tahu mereka adalah kakak-beradik dari Seoul. Shi Kyung binggung karen Gurunya itu tahu.
“Hanya ada dua kelas per angkatan. Aku bisa tahu murid-muridnya. Apa Kau penasaran siapa aku? Tapi Aku tidak akan memberitahumu.” Kata Wakepsek mengodanya.
“Aku tidak penasaran. Aku tidak pernah bertanya padamu.” Gumam Shi Kyung sambil bersenandung mengejek.
“Tempat ini sangat berbeda dengan Seoul, kan? Bagaimana menurutmu?” kata Ibu Guru. Shi Kyung juga belum tahu.
“Oh, aku melihat prosesi pemakaman.” Kata Shi Kyung mengingaatnya.

“Kemarin, mereka menjalani prosesi  pemakaman untuk nenek Min Suk. Apa itu pertama kalinya kau melihatnya?” kata Ibu Guru.
Shi Kyung membenarkan menurutnya Lingkungannya agak aneh., seperti Prosesi pemakaman, rumah sakit, dan bahkan peti mati. Ibu Guru membenarkan kalau Tempat ini untuk kematian. Shi Kyung kaget mendengarnya seperti salah dengar.
“Kau akan mengerti begitu kau tinggal di sini dan kau akan tahu tempat ini untuk kematian. Para junior harus berada di kelas "pengalaman kematian" sekarang. Sebaiknya kau pergi ke rumah sakit.” Kata Ibu Guru.
“Pengalaman kematian? Apa itu ?” tanya Shi Kyung binggung
“Berbaring di dalam... peti mati.” Kata ibu guru. Shi Kyun kaget mengetahui Peti mati karena sempat berada dalam peti mati.


Semua anak sudah ada di dalam peti mati, termasuk Shi Kyung dengan foto dirinya saat akan meninggal. Guru pun membaca tulisan untuk diresapi oleh anak-anak murinya, seperti surat terakhir "Ayah.. Hidup itu seperti melihat ke bawah dari langit. Rasanya seperti angin sepoi-sepoi yang berhembus. Selamat tinggal. Ayahku, yang sangat kurindukan."
“Sama seperti puisi ini, pikirkan seseorang yang kau rindukan. Panggillah orang itu di dalam hatimu. Orang tua, Teman, Nenek. Dan  Yang terakhir, Seseorang yang ingin kau lihat sekali lagi. Ucapkan selamat tinggal pada orang-orang  itu untuk terakhir kalinya. Seperti apa hidupmu? Biarkan mereka mendengarnya”ucap Pak guru. Beberapa anak mulai menangis.
“Ayah. Hidupku... hidupku...” ucap Shi Kyung seperti tak bisa konsentrasi karena tak mengingat ayahnya.
“Saatnya untuk pergi sekarang, jadi Peti mati akan ditutup. Saat di peti mati, pikirkan batu nisanmu dan Renungkan itu.” Kata Pak guru, lalu menutup semua peti mati. Shi Young pun berada dalam peti mati yang gelap. 

Semua akhinya selesai dan berjalan dilorong, beberapa anak melihat Min Suk yang menangis. Min Suk mengaku sedang memikirkan nenekkny adan merasa begitu nyaman di dalam peti mati, teman lain pikir menurutnya Peti mati pasti sesuai dengan dan mereka pun bergegas karena harus berkumpul di depan  rumah sakit sekarang.
“Bagaimana itu? Aneh kan?” tanya Ga Ram berjalan dengan Shi Young
“Awalnya memang aneh sekali. Saat pertengahan, ada sesuatu yang datang padaku  seperti yang kau katakan. Aku sedikit tergerak. Saat itulah guru berkata "pikirkan seseorang yang kuinginkan." Meski begitu, itu aneh. Apa ada hal lain seperti ini?”kata Shi Young
“Hm, batu nisan, relawan di rumah sakit, dan hanya itu.” Kata Ga Ram. Shi Young merasa kalau ini Sangat gelap.
“Kenapa kakakmu tidak ada disini? Apa dia tersesat?” tanya Ga Ram. Shi Young pikir kakaknya tak mungkin datang jadi.  Jangan khawatir tentang dia.
“Mungkin dia pergi ke sekolah.” Kata Ga Ram. Shi Young seperti tak yakin kakaknya datang karena tahu sifat pemalasnya. 


Shi Kyung akhirnya turun dari mobil. Guru memberitahu Ada ruang "pengalaman kematian" di lantai dua  jadi bisa pergi kesana. Shi Kyung menganguk mengerti. Ibu guru memberitahu kalau Mereka hanya melakukan kelas ini satu kali di tahun pertama jadi Shi Kyung harus pergi bahkan walaupun terlambat.
“Astaga, aku sudah cukup  berpengalaman dalam peti mati.” Gumam Shi Kyung ketakutan lalu bertanya siapa ahjumma yang mengantarnya.
“Aku wakil kepala sekolah. Jangan terlalu sering melewatkan kelas.” Ucap Ibu guru. Shi Kyung hanya bisa melonggo sampai mobil pergi. 

Shi Kyung melihat kalau ia berada di Rumah Sakit Gaon, lau teringat dengan surat yang di titipkan olehnya dan akhirnya berlari kembali ke warnet. Ia mencari di komputer yang sebelum di dudukinya, mencari dibawah keyboard tapi tak menemukanya. Sampai akhirnya berpikir kalau sudah dibuang, Ia mencari di tempat sampah dan menemukan dengan kertas lecek dan robek.
Akhirnya Shi Kyung pergi kembali ke rumah sakit, salah satu guru mengenal Shi Kyung sebelumnya dirawat, lalu bertanya apakah yang dilakukan dan juga keadaanya.  Shi Kyung mengaku baik-baik saja sekarang.
“Apa ada pasien bernama Lee Myung... Lee Myung Joo? Dia punya mata yang besar.” Ucap Shi Kyung
“Dia baru saja meninggal beberapa waktu yang lalu. Kenapa?” kata Dokter.
“ Dia meninggal dunia. Dia wanita dengan mata besar dan senyuman yang cantik. Apa itu dia?” kata Shi Kyung kaget. Dokter membenarkan.
“Bagaimana kau mengenal Lee Myung Joo?” tanya dokter. 

Shi Kyung keluar dari rumah sakit dengan wajah sedih merasa bersalah karena Kalau saja segera mengirimkan surat itu, maka.... semua murid sudah berkumpul didepan rumah sakit dan melihat Shi Kyung sebagai murid baru akhirnya datang. Gurunya pun bertanya apa yang dilakukanya, apakah datang untuk melakukan "pengalaman kematian". Shi Kyung hanya diam saja seperti masih sangat shock
“Perhatian, aku bilang ada siswa pindahan lain, Lee Shi Kyung.” Ucap Pak guru. Shi Kyung pun menyapa semua teman-temanya.
“Apa kalian saudara kandung?” tanya teman yang berwajah bulat. Shi Young mengaku tidak kenalnya.
“Kalian sudah bertemu sekarang. Mari kita kembali ke sekolah. Kalian pasti benci jika terlambat makan siang.” Ucap Pak guru. Semua langsung berteriak bahagia karena sangat lapar.
“Maukah kau membantuku?” kata Shi Kyung menahan Ga Ram sebelum kembali ke sekolah. 


Ga Ram masuk ke sebuah ruangan memberitahu kalau ini ruangan duka Lee Myung Joo dan melihat Hampir tidak ada orang dalam ruangan, lalu menanyakan alasan Shi Kyung untuk datang ke tempat Myung Joo.
“Ini sudah seharunya dan  setidaknya, aku lakukan ini.” Kata Shi  Kyung duduk didepan Myung Joo sambil membaca surat yang dititipkan.

"Sekarang... aku merasa seolah-olah aku mencurahkan seluruh darah ke tubuhku. Saat aku menulis surat ini untukmu. Aku minta maaf untuk menggunakan ungkapan seperti ini  denganmu sejak kau sakit. Tapi, aku benar-benar merasa aku mencurahkan  semua yang aku miliki di dalam diriku."
Shi Kyung membaca dengan menahan rasa sedihnya, Ga Ram pun ikut mendengarkanya.
"Apa Kau ingat film yang kita saksikan bersama? Orang mati bertemu dengan orang yang hidup. Seorang anak perempuan lebih tua dari Ayahnya. Waktu dan tempat, hidup dan mati, Ada dunia yang berbeda dari yang kita kenal. Itulah yang aku percaya. Jadi, biarpun kau meninggalkan dunia ini" Aku telah memutuskan untuk percaya bahwa  kau tidak benar-benar pergi."
"Jadi, jangan katakan kita tidak punya banyak  waktu yang tersisa dan tidak bisa bersama. Aku akan menikahimu. Kau tidak punya banyak waktu lagi, dan kau dengan bodoh menggunakannya untuk menghindariku. Itu bukan hal terbaik bagi kita. Mari kita menikah. Ayo kita lakukan sekarang juga. Itulah satu-satunya jalan."
Ga Ram terlihat kaget mendengar ucapan  Shi Kyung dan langsung menariknya. Shi Kyung binggung karena tiba-tiba di tarik keluar. 

Shi Kyung kaget kalau ternyata surat itu bukan untuk wanita itu. Ga Ram memberitahu kalau Lee Myung Joo sudah menikah dan bahkan punya anak. Shi Kyung pun binggung apa sebenarnya isi surat itu. Ga Ram pikir tahu apa arti dari surat itu.
“Ada seorang pasien bernama Lee Myung Ji. Kau mendapatkan surat dari seorang tentara, kan?” kata Ga Ram. Shi Kyung binggung Ga Ram bisa mengetahuinya.
“Aku ingat seorang tentara yang datang menemuinya berkali-kali.” Kata Ga Ram. 

Mereka pun pergi menemui seorang wanita yang membaca surat yang di titipan pada Shi Kyung. Myung Ji membaca surat dari pacarnya sambil menangis karena tetap ingin mengajaknya menikah walaupun sudah ditolak olehnya.
Ga Ra mengajak Shi Kyung untuk pergi saja membiarkan Myung Ji untuk menangis sendiri. Myung Ji menarik tangan Shi Kyung dengan mata yang basah mengucapkan Terima kasih. Shi Kyung seperti tak biasa melihat orang yang menangis lalu mengucapkan terimakasih padanya, seperti penyesalanya tadi pun hilang karena bisa menyampaikan surat. 

Di atap rumah sakit
“Rumah sakit adalah tempat di mana  kau tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Kau berkata pada orang-orang, sampai jumpa besok. Bila kau datang keesokan harinya,  pasien banyak yang meninggal. Meski begitu, aku lega dia mendapatkan surat  itu sebelum dia meninggal. Kurasa mereka akan menikah di sini.” Ucap Ga Ram.
“Kau bilang Menikah di sini?” kata Shi Kyung yang sedari tadi hanya bisa menatap kosong.
“Ya, pasien tidak bisa pergi dari sini dan Kau tidak pernah tahu apa yang bisa terjadi. Kupikir kita terlalu lama. Guru wali kelas kami ingin bertemu  denganmu di kantornya.” Kata Ga Ram lalu meninggalkan  Shi Kyung lebih dulu.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar