PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 17 Oktober 2017

Sinopsis The Package Episode 1 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Suasana dan pemandangan kota paris Yoon So So baberjalan dengan sebuket bunga di tanganya menyapa dengan bahasa Prancis “Bonjour” Pria dan wanita yang ada disepanjang jalan pun disampa dengan wajah bahagia.
“Kata "Bonjour." Kata ini terlalu menggelikan di tenggorokanku saat mengucapkannya.  Aku tidak tahu apa salam yang indah itu.  Aku tidak tahu seperti itulah adanya waktu yang indah. “ gumam So So masuk ke dalam rumah lalu memasukan bunganya ke dalam vas bunga.
Terlihat Kalender dibulan April tahun 2012, dibalik foto terlihat foto So So dengan seseorang yang tak terlihat. 

Disebuah gereja yang terlihat seperti kastil,  So So menerima cincin dari seseorang seperti melakukan pernikahan di gereja. Ia pun memeluk sang pria terlihat sangat bahagia.
“Aku tidak berpikir itu akan berakhir.  Cinta, asmara, kegembiraan.  Itu tidak berarti bagiku, tapi berarti bagiku saat waktu bersamaan. “ 

Foto di dalam kamar So So dipecahkan begitu saja, seperti terjadi pertengkaran pasangan dan meninggalkan cincin diatas meja.. So So pergi meninggalkan rumah, Nenek yang biasa menyapanya tapi diacuhkan begitu saja.
“Tidak ada yang mengajariku bagaimana berpisah dengan seseorang.  Kehangatan orang lain meninggalkan hidupku. Gelombang dingin Eropa menimpaku.  Dan semuanya membeku, kecuali air mataku. “
So So hanya bisa menangis sendirian dengan koper dengan pemandangan menara Eiffel sedang memperlihatkan lampu kerlap kerlip. 

[Episode 1 - Aku tidak pernah ingin pergi.]
Bandara bagian keberangkatan menuju Paris. Seorang pemandu meminta mereka semua berkumpul. Ada segerombolan ibu-ibu yang terlihat heboh akan pergi keluar negeri. Mereka sibuk membahas yang akan mereka. Disi lain ada pasangan lain akan ikut rombongan.
“Dengar baik-baik... Aku hanya akan memberikan kalian tiket pesawat kalian... Ketika kalian tiba di Paris, pemandu akan menunggu kalian. Dan, apa semuanya membuat rencana perjalanan?” ucap si pria. Semua menjawab sudah.
“Ini untuk 8 malam dan 10 hari, dan untuk jaga-jaga...” kata si pria dan Sekelompok ibu-ibu sangat berisik melihat teman mereka baru datang menyuruh agar segera berlari.
“Nomor telepon pemandu kalian ada di sini, kalau terjadi keadaan darurat. Mengenai tiket kalian, biar kami yang mengurusnya, jadi tolong berikan paspor kalian.” Kata Si pegawai.
 San Ma Roo pergi sendirian dengan membawa tongsis memberikan, Pasangan Kim Kyung Jae dan Han So Ran yang mengunakan topi juga memberikanya. Jung Yeon Sung dan Na Hyun, serta pasangan Han Bok Jo dan Tuan Oh Gab Soo memberikanya.
Para ibu-ibu sibuk membahas uang yang diberikan suami untuk jalan-jalan. So Ran melihat gerombolan ibu-ibu mengeluh kalau sangat berisik, kalau sangat tidak berpendidikan. Kyung Jae mengeje kalau pacarnya lebih menyebalkan lagi.
“Semuanya!.. Ibu-ibu, tolong berikan paspor kalian.” Teriak si pria. Ibu itu akan memberikan tapi mengajak untuk foto bersama lebih dulu.
Mereka semua heboh, bergeser kesana kemari untuk mengambil foto, lalu memanggil Ma Roo agar meminjam tongsisnya. Ma Roo ingin memberikan tapi ibu lain memberikan ponselnya pada si pegawai. Ma Roo akhirnya didorong untuk menyingkir.  Tiba-tiba ketua rombong minta waktu sebelum foto.
“Saya baru saja membeli topi ini. Aku ingin wajahku terlihat kecil, itu sebabnya aku membelinya.” Ucap si Ibu.  So Ran melihat topi yang sama langsung melepaskanya. 


Seorang pria dengan membersihkan wajahnya di kamar mandi sambil mendengarkan lagu. So So tertidur dikamar memanggil Evian agar bisa menutup pintunya sambil mengeluh kalau pagi-pagi sudah berisik. Evia mengatakan kalau Hanya untuk dua hari untuk menginap karena rumahnya sedang ada perbaikan pipa.
Evian membangukan pacarnya dengan banyak kecupan diwajahnya, So So sempat melihatnya tapi seperti tak mau memperdulikan pasangan teman satu kamarnya. 

“Ada total 20 pelancong di sini.  Aku tidak penasaran siapa lagi yang akan datang. Semua orang Korea sama. Aku tak tertarik..” Gumam  So So sudah ada di dalam bus dan sempat mengangkat tanganya sambil menguap dan sampai di bandara.
Direktu di kantornya menelp.  So So memberitahu kalau sedang menunggu di bandara dan mungkin tidak ada keterlambatan mendarat. Ia pikir Bonusnya tidak masuk jadi ingin tahu Kapan akan menyetorkannya. Direktunya mengeluh kalau seharusnya So So agar bisa memberikan waktu untuk bicara dulu.
“Kalau Anda akan memberikannya padaku, maka  mungkin juga melakukannya sekarang. Anda tahu aku berada dalam posisi yang ketat.” Ucap So So
“Hei, bisakah memberiku kesempatan bicara?” ucap Direktur. So So akhirnya mempersilahkan bosnya bicara.
“Apa pemandu diKorea menghubungimu? Ternyata, ada sekelompok 12 wanita paruh baya untuk kelompok dewasa.” Kata Direktur. So So tahu berjanji  akan memperlakukan mereka dengan sangat baik.

“Ada 12 wanita paruh baya tapi mereka tidak bisa ditangani.” Kata direktu. So So melihat dari catatanya kalau Anggota tim baru agak banyak. 
Flash Back
Si pegawai sudah mengambil gambar, Si Ketua melihat hasilnya kalau wajahnya terlihat sangat besar dan harusnya melangkah mundur. Si pegawai memberitahu kalau mereka tak bisa mengambil tiket jadi harus naik ke penerbangan lain apabila tidak ada tempat duduk.
“Kami tidak bisa pergi secara terpisah. Itu tidak menyenangkan. Jangan khawatir.” Kata si Ketua akan mengeluarkan paspor, lalu panik karena tak melihatnya.

Ia pun langsung membuka koper mengeluarkan semua isi koper sampai berantakan, menemukan ada banyak masker yang dibawa oleh si ibu. Ma Roo dkk hanya bisa menatap heran pada si ibu-ibu yang heboh.  Sementara di rumah, Suami Si ketua baru bangun binggung melihat ada banyak paspor dalam lemari esnya. 

Direktur memberitahu kalau ibu itu mengemasi 12 masker wajah, bukan paspor.  So So bertanya apakah mereka tak berangkat. Direktur mengeluh kalau pasti tak akan bisa berangkat, karena tak mungkin  bisa memasang stempel keberangkatan pada masker wajah.  So So terlihat kesal karena seharusnya Direkturnya memberitahu.
“Bagaimana dengan restoran dan penerbangan yang kami pesan? Mau diapakan pemesanan itu? Apa Haruskah aku bertanggung jawab juga?” ucap So So marah
“Dengar dulu, So So. Aku bukannya memintamu bertanggung jawab. Tapi Kau harus belajar untuk hidup berdampingan melalui kerja sama.” Kata Direktur
“Anda selalu bicara tentang konsistensi kalau hal itu menguntungkan Anda. Lalu, Apa Anda akan menyetorkan bonusku?” kata So So dan tak ada suara dari Direkturnya. So So kesal direkturnya yang menutup begitu saja.
“Belum aku tutup... Selain itu ada seorang pelancong bernama Obi atau Obe? Pelancong itu belum juga berangkat” ucap Direktur lalu menutup telpnya.
“Apa Dia memintaku menyelesaikan masalah yang terjadi di Korea? Aku sangat marah dan Kesal sekali.” Kata So So terlihat kesal. 


Tuan Oh Gab Soo bersama istrinya keluar lebih dulu dari pintu keberangkatan, melihat So So lalu bertanya apakah pemandu mereka. So So memberikan senyuman lebarnya,  melihat merekan yang pasti capek jadi meminta agar bisa menunggu sampai semua datang. Dan akan segera berangkat
“Kau bilang Di sana? Apa di sana lebih nyaman? Adakah ruang tunggu untuk pelancong seperti kami?” ucap Tuan Oh dengan nada tingg. Han Bok Ja sang istri menarik suaminya agar pergi saja.
Pasangan Kyung Je dan So Ran pun datang, So So pun menyuruh sama seperti Tuan Oh dan Nyonya Han, serta Yeon Sung dan Na Hyun yang berjalan keluar dari kedatangan. 

Ma Roo ada didepan loket imigrasi. Petugas yang terlihat sangat bertanya dengan bahasa inggris apakah San Ma Roo, itu nama umum di Korea. Ma Roo menjawab “No” lalu mengubah jadi “Yes.” Petugas makin curiga melihat wajah Ma Roo.
“No, but yes... Exactly.” Ucap Ma Roo. Dan petugas memeriksa lagi paspor Ma Roo ternyata ditolak untuk masuk Paris. 

So So pergi menemui semua anggota tour memberitahu kalau Pelancong satunya masih belum datang, tapi akan segera datang jadi meminta agar bisa menunggu sampai pria itu datang. Ma Roo sudah duduk di dalam ruangan kantor imigrasi.
So So menelp atasanya memastikan kalau timnya bukan penjahat, karena Mungkin dia ditahan di kantor imigrasi dan Tidak ada penjelasan lain, jadi meminta untuk berjaga-jaga agar jadwalnya ditunda satu jam. Dan juga ia meminta kalau masih menyimpan setengah bonusnya, Direkturnya langsung menutup ponselnya. 

Nyonya Han memdengar ada bunyi alarm ponselnya, lalu mengeluarka obat dan meminumnya.  So Ran melihat dari kejauhan kalau Nyonya Han seperti harus minum obat segara teratur. Sementara Tuan Oh marah karena mereka harus menunggu satu jam, Nyonya Han dengan lemah lembut merasa kalau ini belum satu jam.
“Permisi, Pemandu Wanita!” teriak Tuan Oh. Nyonya Han meminta agar suaminya tak memangginya dengan kasar.
“Hei.. Pemandu wanita Sedang apa kau? Mau berapa lama kami harus menunggu?” teriak Tuan Oh. Nyonya Han meminta Tuan Oh  Jangan bicara tidak sopan padanya. So So pikir tak masalah pada Nyonya Han.
“Kalau Anda menunggu...” kata So So dan Tuan Oh kesal karena mereka sudah menunggu satu jam. Nyonya Han mengatakan kalau Belum satu jam.
“Maaf. Biasa ini selalu terjadi dan Dia akan di sini dalam 10 menit.” Kata So So.
“Apakah Tepat 10 menit?” kata Tuan Oh. So So menyakinkan kalau  dalam 10 atau 20 menit. Tuan Oh ingin sesuatu yang pasti. Akhirnya Nyonya Han  pikir kalau mungkin sekitar 15 menit.
“Dasar Menyebalkan.” Ungkap So Ran seperti tak bisa menahan rasa kesalnya lagi. So So pun hanya bisa meminta maaf dan akan memberitahu lagi nanti. 


Saat itu Ma Roo menelp pada pemandu wisatanya. So So  memberitahu Semua orang menunggu tapi ia belum datang juga, Ma Roo memberitahu kalau ia tertangkap. So So binggung menanyakan alasanya. Ma Roo mengatakan Tak tahu, karena petugas membawanya masuk setelah menanyakan nama.
“Tidak mungkin... Apa Petugas itu sungguh menanyakan nama Anda?” kata So So. Ma Roo membenarkan lalu membiarkan petugas bicara.
“Seorang pria dengan nama yang sama ditangkap karena pelecehan seksual jadi kami pastikan apa dia orang yang sama.” Kata Petugas dengan bahasa Prancis.

“Dia bilang ada seorang pria bernama San Ma Roo ditangkap karena pelecehan seksual di Perancis.” Jelas So So
“Aku tak pernah bepergian di Prancis, dan juga bukan pelaku kejahatan seksual.” Kata Ma Roo
“Dia ingin tahu apakah Anda adalah orang itu jadi petugas bertanya apa itu nama umum. Tapi Anda malah menghindari pertanyaan itu.” Kata So So sebagai penerjemah.
“Itu tidak benar. Aku menjawabnya dengan baik.” Kata Ma Roo. So So mengatakan jawaban Ma Roo itu ya dan tidak.
“Ya, benar... San Ma Ru bukanlah nama yang umum, tapi umum terjadi di keluarga kami. Sepupuku namanya San Gi Seul Gi.  Tapi itu benar-benar langka.” Kata Ma Roo.
“Kalau Anda tak bisa jelaskan dengan baik, mereka akan salah paham. Mereka akan menghubungi pihak lebih lanjut untuk ini, jadi tunggulah saja.” Kata So So
“Aku bukan orang seperti itu. Jadi Berapa lama waktu yang dibutuhkan?” tanya Ma Roo
“Prancis terkadang lambat, jadi mungkin butuh waktu lebih satu jam.” Ucap So So
Ma Roo kaget harus melakukan proses selama satu jam, tapi akhirnya bisa mengerti. 
So So memberitahu anggota tur yang menunggu kalau sudah bicara dengan tamu yang akan bergabung kalau ada masalah di Imigrasi jadi belum bisa bergabung. Tuan Oh ingin tahu apa masalahnya. So So mengatakan kalau itu bukan masalah besar jadi Ma Roo akan segera datang.
“Terus kenapa dia tidak di sini? Apa butuh waktu 10 sampai 20 menit?” kata Tuan Oh dengan nada tinggi.
“Butuh waktu 30 sampai 40 menit.” Kata So So. Tuan Oh akan marah tapi So So bisa lebih dulu.
“Semuanya, Kalian bawa tas masing-masing ‘kan? Seperti yang pernah Anda dengar, Perancis adalah tujuan wisata utama jadi di sini juga rawan pencopetan. Jadi aku meminta Anda meletakkan  alat ini di ritsleting tas Anda, tidak ada yang bisa membukanya, jadi silakan dicoba. Kalian juga Hati-hati dengan paspor, dompet, ponsel, dan kamera.” Kata So So seperti gembok agar tak bisa diambil oleh copet.
“Apa kita akan sampai di Menara Eiffel dengan kecepatan seperti ini?” tanya Na Hyun pada Yeon Sung
“Bisakah kami pergi ke Menara Eiffel hari ini?” tanya Yeon Sung. So So mengatakan bisa. Yeon Sung ingin tahu dengan kapal pesiar. So So mengatakan akan naik.
“Bagaimana dengan makan malam?” tanya Yeon Sung. So So menjawab Pasti juga makan malam kalau bergegas  maka bisa melihat semuanya.
“Mungkin ini tidak nyaman, tapi tolong tetaplah menunggu jadi kami bisa pergi.” Kata So So berusaha tersenyum, tapi setelah itu langsung cemberut menahan rasa amarah dengan semua tamunya. Setelah itu menelp atasanya agar bisa menunda jadwal makan malam dan naik kapal pesiar dalam dua jam.
Ma Roo menunggu di ruangan dan So So juga menungu Ma Roo agar semua bisa segera berangkat tour.


Kyung Jae bersandar pada pundak So Ran sambil memainkan ponselnya. So Ran meminta air minum, Kyung Jae mengatakan kalau Tidak ada air. So Ran menyuruh agar pacarnya itu membelinya. Kyung Jae pikir tak bisa karena harus menunggu.
“Kenapa itu kau pentingkan kalau cuma beli air?” keluh So Ran
“Kalau aku pergi beli air, lalu dia sudah di sini, pasti kita ketinggalan.” Kata Kyung Jae
“Sudah kubilang aku benci berlibur begini.” Ucap So Ran. Kyung Jae pikir tak ada pilihan karena mereka tak bisa bahasa inggris.
“Aku bisa bahasa Inggris, walau tidak lancar” kata So Ran dan merengek kalau sangat harus. 

Saat itu Yeon Sung yang duduk didepan mereka bertany nada Hyun mau dibelikan air mineral atau yang lainya. Hyun dengan dingin mengatakan ingin yang lainya dan Es krim juga Yeon Sung bertanya apakah Rasa cokelat atau pisang. Hyun mengatakan Setengah. Yeon Sung sangat melayani Hyun meminta agar menunggu.
Nyonya Han mendekati So Ran memberikan minumanya. Keduanya langsung menolaknya. Nyonya Han mengatakan kalau itu minuman baru. Kyung Jae tanpa malu mengambilnya dan menyuruh So Ran agar meminumnya
So Ran kesal memilih untuk pergi. Kyung Jae bertanya mau keman pacarnya. So Ran berteriak kelau akan pergi membeli air.  Kyung Jae dengan sangat kalau meminta agar dibelikan cola juga.  Tuan Oh tak bisa lagi menahan amarahnya, Nyonya Oh meminta agar suaminya tak marah lagi saat menemui So So. 

Ma Roo melihat dari jendela, lalu akhirnya sibuk selfie dalam ruangan menghilangkan rasa jenuh. Petugas datang memberitahu kalau ada kesalahan jadi sudah mengkonfirmasi dari pihak Korea dan hasilanya ada orang lain dengan nama yang sama.
“Ya, bolehkah aku pergi sekarang?” kata Ma Roo sudah tak sabar segera keluar.
“Ya, tapi untuk formalitas, kami harus memeriksa barang bawaan Anda.” Ucap petugas. Ma Roo pun mempersilahkanya.
Koper Ma Roo dibuka, terlihat seperti sebuah peluru. Ma Ro memberitahu kalau SUV. Si petugas kembali curiga. Ma Roo menjelaskan maksudnya, USB dan akan membukanya. Tapi Si pegawai tak mengerti. Ma Roo memberitahu dengan gerakan. Akhirnya si pegawai mengerti membukanya dan memastikan kalau itu adalah USB.  Tapi saat itu membuka yang lainya ada banyak pakaian dalam wanita. 

Ma Roo kembali menelp So So,  memberitahu kalau Petugasnya kali ini sangat aneh karena terus saja menanyainya pertanyaan yang sama. So So ingin tahu pertanyaan seperti apa.
“Orang ini sepertinya mencurigakan, Jawabannya tidak masuk akal.” Kata petugas dengan bahasa Prancis.
“San Ma Roo, kenapa Anda membawa pakaian dalam wanita?” kata So So. Ma Roo mengatakan kalau itu Untuk kuberikan pada pacarnya
“Apa anda datang bersama pacar Anda?” tanya So So. Ma Ro mengatakan tidak.
“Lalu, Apa pacar Anda tinggal di Prancis?” tanya So So. Ma Roo mengatakan tidak. So So pun kesal ingin tahu keberadaan pacar Ma Roo sebenarnya.
“Dia sudah tidak ada.” Ucap So So. Ma Roo pun heran karena Ma Roo yang membawa pakaian dalam wanita.
“Aku bawa untuk kuberikan pada pacarku, tapi...” ucap Ma Roo. So So binggung karena sebelumnya So So mengatakan tak punya pacar.
“Apa dia ada jimat atau berkeinginan berpakaian seperti wanita?” tanya petugas
So So bertanya apakah Ma Roo membawanya untuk dipakai sendiri. Ma Roo kesal mengatakan kalau dirinya bukan orang Mesum. So So meminta agar Ma Roo tak berteriak padanya. Ma Roo dengan nada pelan menegaskan kembali kalau dirinya Abukan orang mesum.
“San Ma Roo, kalau Anda tidak menjawab pertanyaannya, mereka akan salah paham Katakan saja itu untuk keperluan Perancis toleran terhadap hal seperti itu. Sekarang Aku tutup.” Ucap So So yang kembali mendengar teriakan dari Tuan Oh. 


Tuan Oh datang dengan wajah marah. So So memebritahu baru saja bicara pada tamu yang terakhir jadi akan segera datang. Tuan Oh tak mau tahu ingin menelp atasanya saja. So So meminta maaf untuk bisa menunggu sebentar.
“Telepon Bosmu! Memang kami ke sini untuk melihat bandara?!!” kata Tuan Oh marah. Istrinya mengajak duduk kembali karena tamu yang lain juga akan datang.
“Kau diam saja! Cepat telepon Bosmu! Berapa nomor teleponnya?” teriak Tuan Oh yang tak sabaran.
“Sayang... Itu sebabnya kenapa aku tidak ingin berlibur.” Kata Nyonya Han.
“Kami juga berbisnis tapi bukan seperti ini caranya berbisnis, mengerti?” kata Tuan Oh dengan nada lembut. So So akhirnya hanya bisa mengucapkan permintaan maaf.
“Aku tidak bisa menangani mereka.” Ungkap So So merasa tak percaya kalau mereka ini belum berangkat. 

Sementara di dalam ruangan, Ma Roo mencoba menyakinkan kalau pakaian dalam wanita itu ia yang akan memakainya. Ditempat lain, Seorang pria duduk melihat fotonya bersama So So dalam sel penjara. Lalu seorang polisi memberitahu kalau pria itu sudah dibebaskan.
Pria dengan wajah kurus dan sedikit tak bersih dibagian wajahnya bisa melihat sinar matahari kembali, lalu melihat sebuah mobil seperti sudah menunggunya. Pria di dalam mobil memberikan selembar kertas. Pria itu memastikan kalau tempat tinggalnya. Si pria pikir kalau tak akan tahu juga tinggal disana.
“Kudengar dia jadi pemandu wisata di Paris, jadi kau akan segera menemukannya saat mencarinya. Tapi Apa kau sungguh akan mencarinya?” ucap Si Pria
“Pergi saja dan Jangan saling bertemu lagi.” Kata si Pria misterius
“Pastilah... Kita perlu saling bertemu supaya aku bisa melecehkanmu. Hiduplah dengan baik.” Ejek Si Pria. Pria misterus terlihat marah ingin memukulnya tapi mobil lebih dulu pergi meninggalkanya.
Bersambung ke part 2

 FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar