PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 19 Oktober 2017

Sinopsis The Package Episode 2 Part 1

Ma Roo berjalan di atas gedung lalu berdiri di tepi gedung sambil bergumam, “Bagaimana aku menjalani hidupku?  Inilah yang dikatakan Goethe. "Hidup bukan tentang kecepatan, tapi arahan." Dan Inilah yang dikatakan Gandhi. "Jika arahnya salah, kecepatannya tidak penting." Jawaban hidup dapat ditemukan di arah terlarang. Lalu Aku... dapatkah menemukannya?”
Saat itu Ma Roo pun melompat dari atas gedung, tali panjang menahan tubuhnya saat turun. Ma Roo berhenti tepat di depan jendela dan terlihat seorang wanita cantik yang membuat hatinya berdegup kencang.
“Tapi aku menemukan seorang wanita.” Gumam Ma Roo lalu pergi ke bagian perawatan.
“Aku mengalami demam, mulai hari itu.” Gumam Ma Roo dan perawat memberitahu kalau suhu badan Ma Roo normal yaitu 36,5 derajat.
“Suhu cinta mulai mekar.. Itu 36,5 derajat” gumam Ma Roo. 
Sebuah poster bertuliskan [Jika kau tidak ingin melakukannya, jangan lakukan] Ma Roo menjadi pegawai baru memperkenalkan nama pada semua karyawan didalam ruangan, saat itu matanya melotot kaget melihat wanita yang disukai ternyata ada diruangan yang sama.
“Tujuan yang harus kita capai adalah, Jika kita melakukan yang terbaik tentang apa yang kita anggap benar...” ucap Manager memberitahu.
“Aku mengalami demam, sekali lagi.” Gumam Ma Roo dan ketika memeriksakan dirinya kalau suhunya normal dan tidak demam.
“Aku selalu 36,5 derajat.” Guman Ma Roo. 



Ma Roo berjalan diatap sambil berlatih mengucapkan “Aku cinta padamu. Ayo berkencan” dengan dua gelas minuman ditanganya. Saat itu wanita yang disukainya sedang duduk sendirian, Ia pun percaya diri kalau sudah berlatih seribu kali untuk mengucapkanya.
“Kita akan bercinta!” kata Ma Roo salah mengucapkan. Si Wanita sempat binggung lalu mengatakan kalau akan mendengarkannya lagi. Ma Roo bisa mengatakan dengan jelas tanpa membuat kesalahan.
“Demam itu hilang tanpa bekas.Cinta yang tidak akan berubah sampai aku mati... adalah 36,5 derajat.” Gumam Ma Roo bahagia karena bisa mengenggam tangan si wanita saat pulang. 

Ma Roo menyakinkan dirinya bukan orang mesum seperti itu dan memberi alasan kalau Seorang teman memintanya untuk membelinya. So So juga mengaku kalau itu juga untuk temannya. Pegawai datang memperlihatkan cambuk ukuran besarnya.
“Temanku bilang dia suka yang... lebih besar.” Kata So So. Tiba-tiba Ma Roo memikirkan yang lain dalam dunia khayalnya.

Ma Roo sedang ada dikamar, So So dengan pakaian mengoda mengularkan cambuk. Ma Roo ketakutan meminta So So untuk menahan sebentar. Tapi So So terlihat liar terus memperlihatkan cambuknya. 

Ma Roo memilih untuk kembali menaruh barang-barang yang berbau sex. So So mengikutinya bertanya apakah Ma Roo tak membelinya. Ma Roo mengelengkan kepalanya. So So pikir kalau  barang itu untuk tema Ma Roo. Tapi Ma Roo sebenarnya tidak perlu membelinya.

Akhirnya Ma Roo keluar dari toko dengan tas membeli barang-barang yang dingikanya. So So memanggil Ma Roo bertanya akan pergi kemana. Ma Roo mengatakanTidak kemana-mana. So So memberitahu Ada bar di sebelah kiri jalan dan Jika naik lebih jauh, maka ada palang jalan yang lebih intens.
“Mereka mungkin memiliki apa yang kau cari.” Kata So So, Ma Roo menegaskan kalau ia bukan tipe orang yang menginginkan hal itu.
“Tidak apa. Aku bilang di Prancis, mereka terbuka soal selera orang lain.” Ejek So So yang berpikir Ma Roo memang mesum.
“Aku benar-benar... tidak menyukai hal-hal itu.” Tegas Ma Roo. So So pun menyuruh Ma Roo untuk kembali ke hotel saja.
“Turis mendapatkan pemeriksaan sepanjang waktu di sini.” Kata So So. Ma Roo pun pamit pergi,  So So memberitahu kalau arah Ma Roo salah. Ma Roo pun berbalik araha tapi So So tetap mengatakan kalau arahnya salah.
Ma Roo akhirnya akan menyebarang jalan. So So memperingatakan kalau masih lampu merah. Ma Roo pun berhenti.


Keduanya berdiri di depan lampu merah, Ma Roo mengajak bicara  bertanya Apa arti "So So" tapi saat itu lampu hijau sudah menyala dan keduanya pun menyeberang jalan. So So menanyakan apakah Ma Roo ingin  pergi ke Seinenya Pemandangannya indah.
“Apa Kau pernah melihat "Kekasih di Jembatan?" Apa Kau mau pergi?” ucap So So. Ma Roo kaget memastikan apakah sekarang juga.  So So menganguk
“Apa hanya Kita berdua?” kata Ma Roo seperti merasa diajak berkencan oleh seorang wanita. So So membenarkan. 

Flash Back
Ma Roo memberitahu pacarnya kalau aakan menemuinya di bandar besok dan menunggu, tapi sepertinya sang pacar memutuskan untuk tak datang.
Ma Roo dengan penuh semangat mengajak So So untuk segera pergi, So So So melihat Ma Roo yang salah jalan menunjuka jalan yang benar. Ma Roo pun berbalik arah dengan wajah gugup. 


“Tempat yang tidak biasa, wanita yang tidak dikenal, dan sebuah ajakan yang tidak biasa. Perjalanan yang diberikan padaku di liburan ini.” Gumam Ma Roo menatap So So yang berjalan disampingnya.
“Kau bisa memberiku 30 euro.” Kata So So. Ma Roo binggung karena So So meminta uang padanya.
“Ada biaya tambahan untuk wisata malam dan Kau bisa memberikannya kepadaku sekarang atau besok. Dalam mata uang Korea, 39.000 won.” Kata So So. Ma Roo mau tak mau memberikan uang sebagai jasa So So menemaninya berjalan-jalan. 

“Hanya ada dua jembatan di atas Seine. Sampai pertengahan abad ke-16. Jembatannya terlalu tua dan penuh sesak, jadi mereka membangun Pont Neuf. Dalam bahasa Prancis, "Pont" berarti jembatan, dan "Neuf" berarti baru. Ini berarti "jembatan baru". Tapi sekarang, ini adalah jembatan tertua di Paris.” Ucap So So menjelaskan lalu berhenti tepat seperti dibagian yang cekung.
“Tempat dimana pasangan di "The Lovers on the Bridge" berdiri.” Kata Ma Roo. So So membenarkan.
“Aku merasa kesepian.” Ungkap Ma Roo berdiri ditengah-tengah cekungan. So So heran karena  belum pernah mendengar ada yang bilang ditempat itu.
“Orang biasanya bilang itu cantik.” Pikir So So heran.
“Itu adalah film yang menyedihkan. Pria itu adalah seorang tunawisma Dan wanitanya adalah pelukis yang buta.” Kata Ma Roo
“Benar. Dan kemudian mereka saling mencintai hingga menggila.” ungkap So So.
“Siapa yang bisa mencintai tanpa menjadi gila?” komentar Ma Roo. So So pikir benar juga.
“Kita semua memulai, dan tidak menyadari bahwa itu akan berakhir secara tragis.” Kata So So. Ma Roo bertanya apakah So So mengingat  kalimat terakhir dalam film
So So menjawab "Tidak ada yang pernah mengajariku bagaimana berpisah dengan seseorang." Ma Roo merasa dalam hati kalau Sangat asik berbicara dengannya dan ingin berbicara dengannya sepanjang malam lalu khayalanya kembali datang saat menatap So So.
Ia berbaring ketakutan diatas tempat tidur dan So So membawa cambuk terus memukulnya lalu memasak agar mengatakan yang sebenarnya. Soo So bertanya apakah Ma Rooingin turun ke area sungai. Ma Roo menyadarkan pikiran dan langsung menganguk. 
“Seine melewati Paris dan pergi melalui Selat Inggris. Panjangnya 776 kilometer. Dengan kedalaman rata-rata 8 meter. Ada 37 jembatan di Paris. Hal itu dilakukan agar semua saluran bisa keluar melalui sungai. Semua turis yang datang ke Paris berfoto disini” kata So So berhenti.
Ia pun akan mengambilkan foto untuk Ma Roo didengan background jembatan yang indah. Ma Roo mengaku agak malu. Tapi So So menyuruh agar berdiri dan memberikan ponselnya. Ma Roo mengangkat dua tanganya seperti kaku ingin memperlihatkan jembatan yang ada disampingnya.
“Kau biasanya tidak berpose seperti itu.” Kata So So. Ma Roo membenarkan.
“Tapi... kenapa kau berpose seperti itu?” ucap So So. Ma Roo mencoba agar mengubah gayanya menjadi lebih relaks. So So menyuruh Ma Roo agar berdiri saja dan itu jauh lebih baik. Ma Roo pun foto berdiri tegap dengan senyumanya. Mereka pun berjalan pulang dan saat itu Si pria misterius masih menunggu didepan apartement So So. 



So Ran membuka koper dan melihat ada beberapa kotak  yang dibawanya, pikiranya kembali teringat.
Flash Back
So Ran masih duduk di meja kerjanya, Ketua Tim mendekatinya bertanya apakah tak pulang. So Ran mengaku  masih punya pekerjaan yang harus dilakukan. Ketua Tim tahu kalau jatah libur So Ran dimulai besok jadi menyuruhnya segara Pulanglah cepat.
So Ran melihat kepala tim pergi merasa kalau itu sangat manis dan langsung bergegas untuk pulang. Temanya melihat Ketua Tim yang cerdas, santun, dan kaya danmembuatnya gila. So Ran merasa kalau bayangannya terlihat bagus
“Betapa cerdasnya, tapi Dia gagal menjadi dokter.” Ucap So Ran
“Tidak seperti itu, Ayahnya adalah direktur rumah sakit. Dia terpaksa pergi ke sekolah kedokteran. Tapi dia memutuskan untuk berhenti di menit terakhir untuk menjadi seorang desainer dan Rumah sakitnya sangat besar.”kata temanya.
“Hei, apa kau tahu kita memanggil dia apa? Seorang pria yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan kita.” Goda Ho Ran lalu pamit pergi pada temanya. 


Ho Ran seperti segaja bergegas agar bisa bertemu dengan ketua Tim,  dan masuk bersama di dalam lift. Keduanya hanya diam sampai akhirnya Ketua Tim berbicara Ada banyak senyawa kalsium dalam air di Perancis. Ho Ran binggung tiba-tiba ketua Tim mengajaknya bicara.
“Hal ini berbahaya untuk kulitmu dan Ambil ini. Ini adalah hadiah liburan dariku.” Kata ketua Tim memberikan tas belanjanya pada Ho Ran. 

Kyung Jae baru saja selesai mandi dan mengeringkan rambutnya melihat Ho Ran masih mengunkan jubah mandinya langsung memeluknya dari belakang. Ho Ran menengok dan Kyung Jae kaget melihat wajah pacarnya sedang mengunakan masker berwarna hitam.
“Hei.. Lepaskan itu.” Keluh Kyung Jae. Ho Ran pikir sudah hampir selesai lalu melepaskan dan duduk didepan meja.
“Apa kau tahu bagaimana aku bisa tahu bahwa pria itu berselingkuh?” kata Ho Ran mulai mengossip. Kyung Jae seperti tak yakin tapi Ho Ran sangat yakin dengan ucapanya.
“Apa Kau tahu ketika kita makan malam hari ini?”kata Ho Ran 

Flash Back
Ho Ran seperti pergi ke kamar mandi dan tak sengaja melihat Yeon Jung sedang berbicara ditelp. Yeon Jung mengaku Sulit untuk menghubunginya karena pekerjaan dan meminta maaf.
“Aku tahu. Tapi kaulah satu satunya yang mengerti aku, Sayang... Ahh Kau bilang Panggilan video? Tapi Ini bukan saat yang tepat... Aku tahu. Aku mencintaimu juga.” Ucap Yeon Jung memberikan ciuman lewat telp. Ho Ran tetap melihatnya dengan wajah melonggo dan Yeon Jung pun menyadari keberadan Ho Ran. 

Ho Ran bersemangat merasa kalau itu luar biasa dan memberitahu yang dilakukan sesudahnya yaitu tetap bermesraan dengan si gadis meuda yang membuatnya sangat menyebalkan.
“Apa Kau tahu gadis muda yang bersamanya? Apa kau melihat riasannya? Gayanya sama sekali tidak masuk akal. Bagaimana dia bisa begitu norak?” ucap Ho Ran. Kyung Jae seperti tak begitu tertarik untuk mendengarnya bertanya apakah masker bisa digunakan berkali-kali. Ho Ran mengatakan kalau hanya satu hari sekali.
“Dan apa kau tahu orang yang memanggil semua orang "Nona"? Dia sangat tidak berpendidikan, Itu menggangguku.” Kata Ho Ran
Kyung Jae kembali berusaha untuk mengalihkan dengan bertanya apakah mau anggur dengan melihat kedalam kulkas hotel. Ho Ran dengan cepat kalau ingin minum bir.
“Dan orang yang datang sendiri juga aneh. Kenapa dia pergi berlibur dengan paket liburan sendiri? Apa dia orang sesat?” kata Ho Ran
“Hei, bukan berarti dia orang mesum.” Ucap Kyung Jae membela. Ho Ran pikir Ma Roo itu harusnya punya teman jika tidak punya pacar.

Kyung Jae sibuk melihat botol  wine dan bertanya berapa won dari delapan euro. Ho Ran sedikit berpikir lalu menjawab tak tahu. Kyung Jae pikir itu mahal. Ho Ran kembali membahas wanita yang minum obatnya.
“Aku 100 persen yakin dia mengalami depresi. Wanita itu tidak memiliki ekspresi wajah dan terlihat benar-benar menyedihkan. Aku tidak terkejut. Jika suamiku tidak berpendidikan, maka Aku akan mengalami depresi juga.” Kata Ho Ran terus mengoceh tentang orang lain.
“Kenapa kau terus berbicara tentang orang lain? Tidak bisakah kita membicarakan tentang kita?” kata Kyung Jae. 

Ho Ran langsung menatap serius mengajak untuk bicara. Kali ini Kyung jae malah bertanya membahas tentang apa. Ho Ran pikir membahas tentang mereka dan menyuruhnya duduk. Kyung Jae pikir tadi Ho Rang ingin minum. Ho Ran langsung menolaknya.
“Kenapa kau berubah pikiran? Aku akan keluar dan membelinya.”kata Kyung Jae. Ho Ran tetap menolak dan mengajak mereka bicara saja tentang hubungan mereka.
“Kita perlu bicara dan Aku akan membeli bir.” Kata Kyung Jae lalu keluar dari kamar. Ho Ran hanya bisa menghela nafas panjang dan bisa mendengar suara bel kamar.
“Kapan kau akan memperbaiki kebiasaanmu?” keluh Ho Ran membuka pintu dan sudah siap memberikan pakaian untuk Kyung Jae selalu lupa keluar hanya dengan jubah mandi.
“Kebiasaan tidak bisa diperbaiki.” Kata Kyung Jae bergegas memakai baju dan celananya. Ho Ran mengajak mereka untuk tidur dan dan minum bir hotel.
“Itu terlalu mahal. Mari minum bir hotel saat kita sukses.” Kata Kyung Jae. Ho Ran pikir itu terlalu sulit. Kyung Jae pikir Lebih baik membeli diluar daripada bayar mahal.
“Ada kalanya suasana hati lebih penting daripada uang.” Keluh Ho Ran. Kyung Jae heran merasa tak butuh mood saat minum bir lalu pamit kalau akan segera kembali. 


Ma Roo melihat kantung belaja yang berisi pakaian dalam wanita,
Flash Back
Ia pergi ke toko pakaian dalam wanita bertanya apakah mengingat dirinya pada pegawai, kalau kemari mencoba beberapa. Si Pegawai berusaha mengingat saat itu pacarnya memilih satu pakaian dalam dan Ma Roo pun menunggunya di samping kasir.
“Kau datang ke sini bersama pacarmu, kan?” ucap si pegawai. Ma Roo membenarkan.
“Ya, apa kau ingat yang dia coba tapi tidak jadi beli?”kata Ma Roo. Pegawai tahu karena pacar Ma Roo bilang itu terlalu kasar. Ma Roo pikir itu bagus saja.
“Itu lebih menampilkan sisi seksi ketimbang fungsi, jadi Sehingga bisa dianggap agak cabul. Apa  kau ingin membelinya?” ucap pegawai. Ma Roo sempat binggung, tapi akhirnya memutuskan untuk membelinya.
Tapi saat di Paris, pakaian dalam itu tak berguna karena sang pacar tak ikut bersamanya. Lalu berbaring di tempat tidur melihat hasil-hasil fotonya. Ia melotot kaget saat melihat ada foto So So yang tertangkap saat sedang naik komidi putar.


So So pergi menginap di hotel lain dan sudah mencuci wajah lalu mengusap krim pada wajahnya. Ia langsung belajar dari buku-bukunya, tapi beberapa saat kemudian tak bisa menahan kantuk, tertidur diatas buku-bukunya. 

Perusahaan Obat-obatan Internasional
Ketua Tim datang berpikir kalau maknae ada di tempat kerja. Salah seorang pria berdiri. Ketua Tim mengatakan kalau bukan ia satu-satunya jadi Maknae. Si pria pun hanya bisa meminta minta maaf. Ketua tim malah heran anak buahnya itu  malah minta maaf. 

Ma Roo sedang tertidur mendengan ponselnya berdering dan itu telp daro Kepala Yoo Su dengan malas mengangkat telpnya. Kepala Yoo pikir Ma Roo  harus datang untuk bekerja. Ma Ro mengatakan aklau sedang berlibur hari ini.
“Ya, itu benar, hari ini hari Liburanmu. Jadi Kapan kau mulai bekerja?” kata Kepala Yoo. Ma Roo mengatakan Mungkin 10 hari lagi. Kepala Yoo kaget dan ingin tahu kenapa harus 10 hari lagi.
“Liburanku kan 10 hari.” Kata Ma Roo yang masih mengantuk.
“Aku tahu kau sedang berlibur, tapi apa kau benar-benar mengambilnya?” ucap Kepala Yoo
“Aku sedang di Perancis sekarang.” Ucap Ma Roo. Kepala Yoo pikir  Ma Roo sedang ada di Desa Perancis di Gapyeong

“Tidak, Aku tiba di Paris kemarin.” Kata Ma Roo. Kepapa Yoo tak percaya kalau  Karyawan baru menggunakan semua hari liburnya untuk pergi ke Perancis, Prancis.
“Apa Kau cukup berani sekali? Apa kau dalam pengaruh obat-obatan?” kata Kepala Yoo pikir Ma Roo sedang kacau.
Ma Roo mengatakan tidak. Kepala Yoo pikir Ma Roo sudah gila karena mereka semua akan menjadi gila atas laporan penjualan tahun depan dan Ma Roo mau mengacaukan mereka. Ma Roo mengingatkan kalau kepala Yoo yang sudah menyetujui liburannya. Kepala Yoo tahu akan hal itu
“Tapi Wakil Kepala Oh ada di sini selama liburannya. Apa menurutmu hidup itu lelucon?” kata Kepala Yoo. Ma Roo kaget pacarnya itu malah pergi kerja. Kepala Yoo mulai mengumpat marah. 


Flash Back
“Apa kau akan berlibur? Perusahaan dalam masalah karenamu.” Kata Nona Oh menahan marah. Ma Roo pikir itu bukan karena dirinya.
“Aku minta maaf dan Memang benar itu salah perusahaan. Walaupun belum dipastikan. Kau tahu apa maksudku ‘kan” kata Nona Oh.
“Tidak...Aku tidak tahu kenapa ini perlu dijelaskan. Kita sepakat untuk pergi berlibur mulai besok” kata Ma Roo.
“Berhentilah bertingkah seperti anak kecil. Itu salah perusahaan, tapi kau juga kena.” Kata Nona Oh
Ma Roo mengingat kalau Nona Oh mengatkan itu bukan yang menjadi masalah. Nona Oh memperingatka Ma Roo yangakan dipecat jika membuat satu kesalahan dan akan tetapingin mengambil cuti. Ma Roo pun balik bertanya apa yang harus dilakukanya, apakah ia harus pergi bekerja dengan mengatakan "Aku membatalkan liburan jadi bisa bekerja."
“Jangan bertingkah seperti kau kuat. Kau ingin menghindari masalah ini dengan pergi berlibur. Jika kau melarikan diri, apa akan mengubah sesuatu?” ucap Nona Oh marah
“Apa aku tidak boleh melarikan diri? Tidak bisakah aku meluangkan waktu untuk memikirkan apa yang harus aku lakukan?”kata Ma Roo ikut berbicara dengan nada tinggi.
“Perusahaan menyuruh kami memikirkan diri kami saat bekerja. Tapi saat aku terus bekerja, pikiran itu mulai memudar. Aku merasa tidak akan menghilangkan pikiran itu meski aku pergi berlibur. Meski itu hariku, kami bekerja di kafe terdekat, bahkan jika mereka memaksa kami untuk pergi berlibur.” Gumam Ma Roo. 


“Kau mengambil semua hari liburanmu, dan menerima semua gajimu. Apa kau bisa datang lagi ke perusahaan? Jadi Kirimkan laporan analisis produksi per tahun dan efek obat hari ini.” Kata Kepala Yoo
“Ini pukul 2 pagi di Paris” keluh Ma Roo. Kepala Yoo memberitahu kalau di Korea sudah pukul 10 pagi.
“Tapi itu bahkan bukan pekerjaanku” kata Ma Roo enggan melakukanya.
“Kau dikenal karena tidak dapat membedakannya dan menyebabkan masalah. Jika kau tidak ingin melakukannya, maka berhentilah.” Tegas Kepala Yoo mengancam. Ma Roo pun menyanggupinya.
“Hari ini jatuh temponya.” Ucap Kepala Yoo. Ma Roo benar-benar tak percaya kalau ia harus melakukan pekerjaan saat berlibur lalu membuka laptopnya. 

Flash Back
Maknae di Grup mulai menyanyikan lagu "Five Eagle Brothers!" Kepaal Yoo duduk disamping Ma Roo yang menganggapnya Maknae sudah Bekerja sangat keras sekali hari ini dan tidak perlu melakukan hal lain. Ia memberitahu kalau Perusahaan ini beroperasi dengan dua kata. Ma Roo menganggguk mengerti.
“Apa yang kau mengerti?”ucap Kepala Yoo, Ma Roo juga tak tahu dengan wajah polosnya.
“Wakil Kepala Oh. Ace kami... Bagaimana perusahaan beroperasi?” kata Kepala Yoo
“Itu beroperasi dengan dua kata, Yaitu "Baik-baiklah." Dan "Kerja bagus."  Kata Nona Oh
“Lakukan dengan baik. Kau hanya perlu melakukan pekerjaan dengan baik. Begitulah perusahaan dan Kau tidak perlu tahu hal lain. Dan aku dengar kau pergi ke universitas yang sama dengan dia.” Kata Kepala Yoo berbicara pada Nona Oh setelah memberitahu Ma Roo.
“Ya, kita lulus di tahun yang sama.” Kata Nona Oh. Kepala Yoo meminta agar mereka bisa meLakukan dengan baik.
“Jika maknae kita kehabisan energi, maka Bantu saja  dia.” Ucap Kepala Yoo. Nona Oh pun mengajak Ma Roo agar  mereka bekerja dengan baik.


Ma Roo terlihat sangat malas dan mengantuk untuk mengerjakan tugasnya, lalu membuka kulkas dan mengambil botol air mineral dan kembali duduk didepan laptop untuk mengerjakan tugasnya.
“Aku menyadari hal ini nanti. Mari kita lindungi Bumi, sebagai kekuatan khusus untuk keadilan! Lima elang bersaudara. Kelima adik elang itu, Terus melindungi bumi. Dan meninggal karena kerja keras.” Gumam Ma Roo terlihat sangat serius mengerjakan tugasnya.

Bersambung ke Part 2

1 komentar:

  1. Apa hanya perasaankua yaa..kalo kalimat2 dalam sinopsis ini susah di pahami..

    BalasHapus