PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 28 November 2017

Sinopsis Andante Episode 10 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS 

Shi Kyung panik melihat Tuan Kim yang terbaring tak berdaya lalu bertany Sejak kapan dia seperti ini. Temanya menjawab kalau itu Sejak pagi ini dan tahu kalau Tuan Kim sakit parah, jadi merasa prihatin makanya memanggilkan dokter dan akhirnya tidur sejak saat itu.
“Lalu Kau bagaimana? Sekarang Tak ada lagi yang bisa melindungimu dan Tak ada yang membelamu. Jadi, kau bisa membersihkan kamar pasien. Aku mau istirahat.” Ucap teman Shi Kyung lalu keluar dari ruangan yang bebas mengancam Shi Kyung.
“Ahjussi, cepat bangun... Kau harus bangun demi keadilan.” Gumam Shi Kyung memegang tangan Tuan Kim yang tertidur. 

Semua berkumpul di ruang tunggu, melihat relawan lain yang tertidur pulas. Akhirnya Yeon Sung tak memperdulikan memabhas kalau mereka takkan dapat masalah. Ki Hoon pikir mereka  berniat baik jadi Saat Ga Ram datang mereka bisa meminta agar mencetaknya di kantor direktur. Ga Ram pn datang.
“Apa kalian Sudah selesai?” tanya Ga Ram.
“Kau bisa mencetaknya dan membawanya ke toko alat tulis.” Ucap Ki Hoon. Ga Ram memuji kalau Kelihatan bagus.
“Kalian berisik sekali!!!... Kalau jadi relawan, lakukan tugas kalian. Jangan main-main dan buang-buang waktu. Apa Kalian tak merasa bersalah?” ucap Si Pria. Yeon Sung sudah meminta maaf dan Ga Ram melihat si pria seperti bisa mengenalinya.
“Bukan begitu. Kami hanya...” kata Yeon Sung membela diri, tapi Ga Ram menahan mengajak semua pergi saja. 


Ga Ram mengingat kalau pria itu ada di Video CCTV saat memaju Shi Kyung dalam peti. Ki Hoon tak percaya kalau menurutnya seperti film dan Sangat menyeramkan. Yeon Sung heran karena si pria menyeramkan itu ada di hospice.
“Orang yang dijatuhi hukuman pekerjaan sosial seringnya dihukum di hospice.” Ucap Ga Ram. Shi Young tak bisa menaha amarah memilih pergi. Ga Ram bertanya kemana Shi Young pergi.
“Aku Ke ruang istirahat. Kau bilang dia di sana!” ucap Shi Young. Ga Ram ingin tahu apa yang akan dilakukan Shi Young.
“Aku akan melakukan sama seperti yang dilakukannya pada Shi Kyung. Kenapa kalian tak berbuat apa-apa setelah melihat itu?” kata Shi Young kesal
“Ini tak bisa diselesaikan dengan melibatkan diri.” Ucap Ga Ram. Shi Youn ingin tahu apa yang harus dilakukanya. 

Tuan Park bicara di telp pria itu  harus bertahan walaupu  sulit dan mengerjakan tugas relawan selama di rumah sakit jadi bisa berubah pada saat meninggalkan tempat ini. Ayahnya mengaku tak berharap setinggi itu.
“Aku hanya tak ingin dia ke pengadilan lagi. Tolong bantu dia memahami ini.” Kata ayahnya. Tuan Park pun mengerti lalu menutup telp.
“Ayahnya sangat khawatir” ucap Tuan Park. Ga Ram mengaku mereka juga khawatir.
“Bagaimana bila dia mengancam Shi Kyung lagi?” kata Ga Ram khawatir.
“Ayah percaya orang bisa berubah. Mungkin tak mudah, tapi harus dicoba.” Kata Tuan Park. Shi Young seperti merasa sedikit kecewa. 


Tuan Park mengajak si pria di lorong dan meminta agar menunggu karena  kakek pengurus akan segera tiba. Ia memberitahu kalau Banyak yang harus dikerjakan saat menyiapkan jenazah, jadi meminta agar membantunya. Si pria menganguk mengerti seperti bersikap ramah.
“Ada CCTV di sini dan di sana. Jadi Aku akan memeriksamu untuk melihat pekerjaanmu.” Tegas Tuan Park.
“Jangan khawatir. Aku akan bekerja keras.” Kata si Pria. Tuan Park pun memberikan nasehat. 
“Dalam hidup, orang bisa berbuat kesalahan. Namun tak banyak kesempatan untuk memperbaiki kesalahan itu. Kuharap kau manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.” Kata Tuan Park lalu pergi meninggalkanya. 


“Dia pikir menceramahi siapa?Dasar Hanya direktur rumah sakit di kota kecil.” Ucap si pria kesal dan mencoba menelp Shi Kyung tapi  tak juga diangkat.
Yong Gi lewat dengan permen yang diselipkan pada telinganya, Si pria memanggil dengan gaya sombongnya. Yong Gi yang perman memastikan kalau yang di panggil adalah dirinya. Si pria menganguk, bertanya apakah tahu Lee Shi Kyung di mana. Yong Gi mengaku tak tahu.
“Telepon temanmu, lalu cari dia, dan katakan padanya. Suruh dia kemari sekarang juga. Dia akan paham maksudnya.” Ucap Si pria. Yong Gi menatap sinis.
“Kau Lihat apa? Aku suruh kau telepon mereka Dan katakan suasana hatiku sedang buruk.” Ucap Si Pria mengambil permen Yong Gi dan langsung memakanya. Yong Gi sangat marah langsung mendorong dan mencengkram baju si pria
“Apa Kau tahu arti permen itu untukku? Hari ini kau akan mampus.” Ucap Yong Gi langsung menarik si pria ke ruangan lain. 


Shi Kyung berbicara di telp dengan Bo Mi kalau Ahjumma di restoran Cina mirip ibunya dan saat ibunya marah, lalu kaget melihat ibunya ada di ruang tengah dengan tatapan dingin.  Akhirnya buru-buru menutupi telp Bong Gu mengucapkanSelamat tidur dan Berlian.
“Bibi.. Ini ada Paket.” Ucap  Shi Kyung memberikan paket pada bibinya. Shi Young langsung ingin membukanya, berpikir kalau isinya Pakaian. Bibi Oh mengeluh kalau paket itu miliknya.
“Apa Kau pikir ibumu sangat lucu?” ejek Nyonya Oh marah
“Yang lucu ahjumma di restoran Cina dan Aku hanya bilang ibu mirip dengannya.” Kata Shi Kyung membela diri
“Apa Kau sudah beli losion tangan yang ibu minta?” tanya Nyonya Oh .
“Tadi aku makan jjajangmyeon dengan Bong Gu, jadi aku lupa.” Ucap Shi Kyung
Shi Young berteriak kalau yang dibeli bibinya Kosmetik dan banyak sekali. Shi Kyung mengambil satu lotion memberikan apda ibunya. Nyonya Oh menolak karena tak mau losion dari adiknya.  Shi Kyung pikir Bom memakai barang seperti ini lalu berlari masuk ke kamarnya. Bibi Oh mengejar Shi Kyung yang mengambil barangnya. 


“Anak itu.. Sia-sia saja kubesarkan. Ada yang setiap hari menelepon ibunya dan ingin pergi liburan bersama. Melihat ibumu saja malas, kan?!” ucap Nyonya Oh kesal.
“Siapa?  Apakah Soo Bin? Apa Soo Bin ingin pergi liburan dengan ibunya?” tanya Shi Young sedang sibuk melihat laptipnya.
“Mereka harusnya pergi.” Kata Nyonya Oh. Shi Young ingin tahu pergi kemana. Nyonya Oh tahu kalau akan pergi ke  Napoli.
Shi Young merasa kasihan karena Soo Bin bahkan tak tahu. Nenek Oh masuk rumah bertanya Siapa yang terus menerus mencuri arak berasnya. Shi Young dan Nyonya Oh hanya diam denga menatapnya. 

Bom duduk di kamarnya terlihat ragu melihat nama [Ibu] di ponsel, akhirnya memutuskan untuk menelpnya. Ibunya dengan sinis bertanya Kenapa malam meneleponnya. Bom ingin tahu apakah ibunya bisa datang menemuinya.
“Apa Kau mengalami masalah? Terakhir kali, kau membolos sekolah dan ibu harus datang ke sana.” Ucap Ibu Bom marah. Bom pun memilih untuk menutup telpnya.
Bom akhirnya pergi ke depan rumah Shi Kyung, seperti ingin tahu mendengar suara kehidupan keluar dari balik dinding.
“Shi Kyung... Pastikan semua gentong sudah dipasang tutupnya.. Malam ini akan hujan.” Ucap Nenek Kim. Shi  Kyung seperti malas mengatakan kalau hari ini takkan hujan.
“Hari ini Akan hujan. Apa Kau segitu malasnya sampai mengubah prakiraan cuaca?” keluh nenek Kim. 

Shi Kyung kembali terlambat masuk sekolah, berlari dengan cepat untuk sampai pintu. Guru Park melihat Shi Kyung sudah siap untuk menutup pintu. Bom berteriak memberitahu kalau celana Guru Park terbuka, Guru Park langsung membalikan badan untuk menutupnya. Shi Kyung akhinya bisa masuk  pintu gerbang dengan senyuman bersama Bom. Guru Park hanya bisa menahan amarah karena dikerjai oleh anaknya sendiri. 

Bibi Oh menyanyikan lagu denga piano dan suaranya sangat merdu, Guru Kim mendengar dari depan jendela dan akhirnya masuk ke dalam ruangan. Bibi Oh malah terlihat sangat malu dan panik langsungm menutup wajahnya. Guru Kim ingin tahu lagu apa yang di nyanyikan Bibi Oh.
“Aku banyak dengar lagu-lagu dari Napoli, tapi yang tadi belum pernah.” Kata Guru Kim.
“Aku yang menulisnya.” Akui Bibi Oh. Guru Kim memujinya. Kalau iytu Luar biasa sekali.
“Aku belum pernah bertemu penulis lagu.” Kata Guru Kim. Bibi Oh merendah kalau tak ada istimewanya.
“Aku hanya menulisnya karena bosan.” Kata Bibi oh
“Aku iri pada orang yang mahir bernyanyi dan bermain alat musik. Dengan piano aku hanya bisa... Ahh..Ada satu yang aku bisa.” Kata Guru Kim duduk di depan piano.
Guru Kim memainkan piano dengan dua jari telunjuk, Bibi Oh bisa memainkan nada lainya dengan 10 jari, sampai akhirnya menjadi lagu yang bagus. Yong Gi lewat melihat Guru Kim sedang dengan Bibi Oh terlihat bahagia bermain piano dan memilih pergi saja.

Bom sedikit kaget tentang Liburan. Shi Kyung menceritakan Soo Bin dan ibunya seharusnya pergi liburan setelah ujian masuk perguruan tinggi. Bom tahu kalau Soo Bin masih belum mengetahui keadaan ibunya dan Saat ini masalahnya bukan liburan.
“Maka dari itu, Aku ingin mewujudkan keinginan Soo Bin dan pergi ke Grand Canyon bersamamu, Kurasa itu takkan bisa.” Ucap Shi Kyung
“Apa yang berubah meski mereka bisa berangkat?” kata Bom. Shi Kyung tak mengerti maksud ucapan Bom.
“Liburan takkan mengubah fakta bahwa ibunya akan meninggal. Apa ini tak lebih berat bagi Soo Bin bila mereka pergi liburan bersama? “ kata Bom.
“Bagamanapun juag mengabulkan keinginan orang yang hampir mati adalah hal yang baik.” Pikir Shi Kyung
“Entahlah. Ini Sekaligus juga tak berarti.” Ucap Bom. Shi Kyung pikir benar dengan memanggilnya Bong Gu.
“Katanya keluarga hanya akan damai bila mendengarkan wanitanya.” Komentar Shi Kyung. Bom mengejek Shi Kyung dengan memanggilnya, Bernard bertanya apakah merkea itu sudah keluarga. Shi Kyung menganguk. 


Shi Kyung menerima pesan dari ibunya “Apa Kau punya waktu sepulang sekolah? Datanglah ke hospice.” Ia pun hanya mengumpat kesal karena si preman temanya masih ada disana.  Bom bertanya Siapa yang dimaksud. Shi Kyung hanya mengataka kalau yang dimaksud itu  Seseorang.
“Hei..  Bocah gila...” panggil Yong Gi. Bom tak suka pacarnya di panggil seperti itu.
“Ada anak baru yang jadi relawan di hospice, kan? Apa Dia menganggumu?” ucap Yong Gi. Shi Kyung hanya dia menatapnya. 

Shi Kyung seperti ketakutan melihat temanya didepan rumah sakit. Temanya menyapa Shi Kyung yang sudah Lama tak jumpa. Shi Kyung memperlihatkan permen lolipop, memberitahu kalau temanya bilang pria itu akan tahu artinya. Si pria seperti tak bisa berbuat apapun, Shi Kyung akhirnya berhasil lolos dari tekanan si pria. 

Shi Kyung akan masuk ruangan dan hanya mendengar suara ponsel lalu mengangkatnya, terdengar suara Soo Bin memanggl Nyonya Yoon. Shi Kyung melihat ibunya tak ada diruangan. Soo Bin bertanya siapa yang mengangkat telp dan ada dimana. Shi Kyung langsung menjawab kalau ada di Hospice Gaon.
“Apa kau bilang Hospice Gaon?” kata Soo Bin. Shi Kyung melihat di layar kalau yang menelp Soo Bin dan langsung buru-buru menutupnya dengan wajah panik.
Nyonya Oh datang melihat anaknya sudah datang meminta agar menemui Direktu Park.. Shi Kyung panik karena sudah membuat kesalahan, tapi belum selesai bicara, ibunya panik melihat Nyonya Shin seperti mulai kambuh dan menyuruh Shi Kyung agar cepat panggil dokter.

Saat itu Soo Bin sampai di depan rumah sakit dengan taksi. Shi Young berjalan dengan Ga Ram, bisa mengenal Sooo Bin karena  pernah bertemu di Seoul. Ga Ram pun juga yakin melihatnya. Shi Young heran karena Soo Bin datang ke hospice. Ga Ram pikir kalau  ibunya sudah memberitahu. Shi Young mengajak mereka segera masuk saja untuk mencari tahu. 

Nyonya Oh kaget melihat Soo Bin yang datang. Soo Bin melihat ibunya terbaring dengan tertidur lelap tak percaya kalau itu adalah ibunya. Semua hanya terdiam, Soo Bin seperti tak percaya kalau ibunya ada dirumah sakit.
“Bagaimana ini? Aku Harus bagaimana? Ibu... Ibu.. Bangun... Ibu, sedang apa di sini? Bangun...” ucap Soo Bin menangis. Nyonya Oh menahan Soo Bin agar menganggu ibunya sedang tertidur.
“Ibumu dibawah pengaruh obat nyeri dan obat tidur. Dia baru saja tidur.” Ucap Nyonya Oh
“Kenapa? Kenapa ibuku perlu obat nyeri?” ucap Soo Bin. Nyonya Oh mengajak Soo Bin mengajak bicara di luar saja. Shi Young melihatnya pun ikut menangis juga. 

Bom menunggu di luar rumah, Nenek Kim yang baru pulang melihat Bom bisa mengenalinya. Bom menyapa Nenek Kim dengan sopan. Nenek Kim mengajak Bom masuk saja dan malah menunggu didepan rumah. Bom menolan karena hanya ingin datang saja.
“Kau bilang Hanya ingin datang? Kenapa kau hanya ingin datang? Apa ada masalah? Apa Perlu kupanggilkan Shi Kyung?” ucap Nenek Kim
“Tidak, aku hanya mampir. Aku suka di sini.” Kata Bom.
“Tunggu di sini.Dia akan kusuruh keluar.” Kata Nenek Kim. 

Sementara di dalam rumah, Shi Kyung kena omel ibunya yang begitu ceroboh. Nyonya Oh pikir Kalau ada telepon, harusnya  lihat siapa yang menelepon dan memiikirkan yang boleh dan tak boleh dikatakan. Shi Kyung pikir ibunya tak perlu lagi membahasnya karena sudah merasa sangat bersalah juga.
“Kalau kau tahu ya sudahlah.. Soo Bin pasti sangat trauma. Lagipula ibunya akan memberitahunya.” Kata Nyonya Oh
“Aku dan Bom memikirkan cara agar Soo Bin dan ibunya bisa liburan.” Ucap Shi Kyung. Nyonya Oh kesal Shi Kyung kembali menyebut nama Bom dan langsung meminum arak beras dengan cepat.
“Ibu ingin tanya padamu.” Kata Nyonya Oh tapi mengurungkan niatnya karena merasa Pertanyaannya terlalu kekanak-kanakan. Shi Kyung meminta Nyonya Oh mengatakan saja.
“Baik. Ibu akan tanya.” Kata Nyonya Oh tapi beberapa detik kemudian berubah pikiran, karena Jawabannya sudah jelas. Shi Kyung meminta ibunya tanya saja.
“Seandainya... Ibu dan Bom tenggelam, siapa yang akan kau selamatkan lebih dulu?” tanya Nyonya Oh. Shi Kyung langsung menjawab kalau tentang saja ibunya.
“Jangan terlalu terlihat kalau kau berbohon. Mendengar semua ocehanmu, kau pasti sudah tak apa-apa.” Kata Nyonya Oh. 


Nenek Kim memberitahu kalau Bom ada di luar. Shi Kyung langsung melotot dengan wajah bahagia dan bergegas keluar dari rumah.  Nyonya Oh melihat Nenek Kim langsung menyembunyikan botol arak. Nenek Kim menyindir kalau bisa menemukan  pencuri arak beras.
“Kenapa repot-repot menyingkirkannya?” sindir Nenek Kim
“Kupikir ibu akan pulang terlambat.” Kata Nyonya Oh merasa bersalah. 

Shi Kyung mencari Bom di luar rumah dan dikagetkan Bom dari dbelakang. Shi Kyung mengejek kalau Bom mirip dengan Bong Gu bodoh. Bom tertawa mengajak Shi Kyung duduk bersama, menurutnya kalau di pikirkan dan tak harus nyata. Shi Kyung binggung apa maksud ucapanya.  Bom memperlihat dua cincin yang sama. Shi Kyung mengeluh melihat cincin yang membuatnya frustasi.
“Ini nyata bagiku, cincin berlian asli... Asli atau palsu, hati yang terpenting. Soo Bin dan ibunya..” kata Bom yang langsung disela oleh Shi Kyung.
“Jadi, Apa kita buat agar mereka liburan dengan hati mereka? Tadi kau bilang tak ada perbedaannya.” Ucap Shi Kyung
“Tidak, aku berubah pikiran. Aku ingin Bernard menyelesaikan misinya dan pergi ke Grand Canyon bersamaku.” Kata Bom
“Ini Sudah kuduga. Sejujurnya, aku heran kenapa Bong Gu bersikap seperti itu.” Kata Shi Kyung
“Itu yang kupikirkan... Bernard, kau pasti bisa... Jangan menunggu lagi..” ucap Bom yang kembali disela oleh Shi Kyung kalau ia sudah tahu.
“Jangan bilang tanda kutip "menunggu". Akan kupikirkan sesuatu dan Akan mencari cara agar Soo Bin dan ibunya bisa liburan.. Jadi Mari kita Fokus” kata Shi Kyung. Bom menatap Shi  Kyung seperti sangat bersemangat kalau membahas tentang Soo Bin. 


Nyonya Oh terlihat setengah mabuk dengan terus meminum arak beras mengaku kalau kalau rasanya manis. Nenek Kim menyuruh Nyonya Oh agar berhenti minum. Nyonya Oh menolak dan akan minum sekali lagi. Nenek Oh langsung mengambil mangkuk dari tangan istri dari anaknya.
“Aku... ingin mengakui sesuatu... Aku menghormati ibu.” Ucap Nyonya Oh. Nenek Kim heran apa maksud ucapan Nyonya Oh itu berpikir kalau  salah makan atau kurang makan.
“Setelah bekerja di hospice... aku merasa ibu sangat mengagumkan. Kini aku telah membesarkan Shi Kyung dan Shi Young... maka aku merasa ibu sangat, sangat mengagumkan.” Ucap Nyonya Oh
“Belakangan ini kau pasti tak ada kesibukan. Lebih baik Masuk dan tidur saja kalau tak ada kesibukan.” Ejek Nenek Oh. Nyonya Oh melihat Shi Kyung masih belum masuk
“Apa dia akan masuk kalau Bom di sini?” keluh Nenek Oh seperti Nyonya Oh tak tahu tentang remaja.
“Ibunya sedang dalam kesulitan dan ingin bicara. Apa Ibu lihat bagaimana dia lari keluar karena Bom ke sini, kan?” keluh Nyonya Oh kesal.
“Apa Kau marah, karena merasa dikorbankan? Dulu kau suka, saat Shi Yoon memihakmu.” Ejek Nenek Kim. Nyonya Oh mengelak kalau  mereka tak pernah seperti itu.
“Seperti orang buta bertanya pada orang yang bisa melihat, apa dia baik-baik saja... Dari yang kulihat, Bom 10 kali lebih dewasa dari kau dulu.” Ejek Nenek Kim. Nyonya Kim kesal ibunya malah membandingkanya.
Nenek Kim akhirnya berusaha untuk membaca bagian komposisi dalam arak beras,  Nyonya Oh mengaku kalau Masih banyak yang ingin dikatakan kalau ia menghormati ibu mertuanya. Nenek Kim mengaku sudah mengerti jadi menyuruh Nyonya Oh untuk masuk saja ke dalam kamarnya.
“Tapi, ibu... Aku dengar ibu sangat menyukai Bom... Ibu bahkan menusuk jarum jarinya. Apa yang sangat ibu sukai darinya? Sejujurnya, aku tak yakin soal Bom.” Ungkap Nyonya Oh. Nenek Kim yakin menantunya itu mabuk lalu mendengar suara ponsel milik Nyonya Oh.
Nyonya Oh langsung mengangkat telp dari Soo Bin, dengan seketika otaknya seperti kembali normal dan sangat kaget, lalu mengatakan anak segera datang jadi jangan khawatir. 



Nyonya Oh melihat Bom masih ada di depan rumah meminta agar mengantarnya ke hospice. Shi Kyung bingung tapi akhirnya membiarakn ibunya pergi dengan Bom. Nyonya Oh sudah sampai di rumah sakit sambil menelp Soo Bin bertanya apakah dokternya sudah datang, lalu tak lupa mengucapkan terimakasih pada Bom dan bergegas masuk ruangan.
Di ruangan Nyonya Shin berteriak histeris meminta agar mereka melepaskan tanganya. Soo Bin kebingungan melihat ibunya yang berbeda. Shi Kyung akhrirnya datang dengan Ga Ram bertanya keberadaan ibunya pada Bom. Bom memberitahu sudah ada didalam ruangan.
“Karena jauh, mala aku menelepon Park Ga Ram. Shi Young baru saja meninggalkan perpustakaan. Jadi Aku akan masuk lebih dulu” ucap Shi Kyung mengajak Bom pergi dan meninggalkan Ga Ram. 
Nyonya Shin terus menjerit histeris, meminta agar melepaskanya. Nyonya Oh bingung melihat Nyonya Shin. Shi Kyung baru datang menahan Nyonya Shin yang terus merontah. Bom seperti tak bisa melihat Nyonya Shin memilih untuk pergi.
“Dia mencabut infusnya dan membuang obat nyerinya.” Kata Perawat
“Sepertinya sudah tak bisa kita atasi. Ini ensefalopati hepatik *Kondisi yang merujuk pada perubahan kepribadian, mental,dan sistem saraf pada orang dengan kegagalan hati” ucap Dokter Lee.
Nyonya Oh berusaha agar bisa menyadarkan Nyonya Shin, akhirnya Soo Bin mendekati ibunya. Tapi Nyonya Shin yang tak sadar melotot marah mengatakan kalau tak membutuhkan anaknya dan mendorongnya karena tak mau melihatnya dan mengusurinya untuk pergi. Soo Bin akhirnya berlari keluar dari kamar. Shi Kyung akhirnya mengejar Soo Bin seperti panik. 


Shi Young baru datang berjalan di lorong bertanya Apa terjadi sesuatu. Ga Ram mengajak mereka bergegas saja. Saat itu mereka melihat Bom seperti gemetar seperti memiliki gejala trauma. Tiba-tiba Soo Bin berlari didepanya dan langsung masuk ke tangga darurat.
Soo Bin seperti merasakan tubuhnya seperti melayang dan tak bisa melhat dengan jelas tangga didepanya. Ia ingin melangkah turun, saat itu Shi Kyung menariknya dan meminta agar Soo bin bisa sadar. Soo Bin akhirnya menangis dipelukan Shi Kyung. Ga Ram, Shi Young dan Ga Ram melihat dari depan pintu terlihat ikut sedih juga.
Shi Young memegang tangan Soo Bin memberitahu kalau tadi bisa melukai dirinya sendiri, menurutnya Walau keadaan sulit, tapi harus tetap sadar. Soo Bin tahu, tapi  menurutnya tak semudah itu dan tak bisa hidup tanpa ibunya bahkan berharap ini semua mimpi.


“Walau kupikir berkali-kali, tak ada yang bisa kulakukan bersama ibuku. Aku ingin mati bersama ibuku.” Ungkap Soo Bin sambil menangis.
“Apa kau Mau dengar sesuatu yang aneh?” ucap Shi Kyung akhirnya duduk disamping Soo Bin.
“Ayahku sudah lama menghilang. Kemungkinan besar dia takkan pernah kembali dan Shi Young percaya sebaliknya. Sekarang Aku tidur di kamar ayahku yang dulu. Aku sering bicara dengan ayahku di sana. Kedengarannya aneh, tapi aku seperti itu” cerita Shi Kyung
“Saat bicara dengan ayahku di sana, maka aku merasa seolah ayahku hidup. Maksudku... sekarang perasaanmulah yang terpenting. Aku tak tahu ayah yang kuajak bicara asli atau palsu. Tapi, aku hanya berpikir dia ayahku Dan aku bicara kepadanya.” Ucap Shi Kyung merasa kalau yang diucapkan hanya omong kosong
“Tidak... Aku mengerti... Terima kasih.” Ucap Soo Bin terlihat memiliki semangat kembali. Shi Kyung pun mengajak untuk high five. 

Shi Kyung berjalan dengan Bom mengaku sama sekali tak mengerti yang diucapkan pada Soo Bin. Tapi Bom mengejek Shi Kyung Hari ini pandai bicara. Shi Kyung membalas kalau Semua berkat Bong Gu. Bom pun ingin mengajukan pertanyaan pada Shi Kyung.
“Kalau aku dan Soo Bin tenggelam, siapa yang akan kau selamatkan lebih dulu?” tanya Bom seperti iri dengan Shi Kyung yang peduli pada Soo bin.
“Wahh.. Ini tak bisa dipercaya?! Apa ibuku bilang sesuatu saat kau bonceng tadi?” kata Shi Kyung. Saat itu ponselnya berdering dan mengatakan akan segera datang.
“Bong Gu, aku harus pergi. Sepertinya malam ini aku harus menjaga ibu Soo Bin. Jadi Hati-hati sampai di rumah. Aku sudah... berlian sekarang” ungkap Shi Kyung dengan senyuman sumringah lalu bergegas pergi. Bom pun melambaikan tangan dan tiba-tiba pandanganya kabur dan tubuhnya lemah, tangan mencoba bertahan dan Shi Kyung terlihat berjalan menjauh darinya.
Bersambung ke episode 11

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



PS; yang udah baca blog/ tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09   jadi biar makin semangat nulisnya. Makasih. 

1 komentar: