PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 01 November 2017

Sinopsis Andante Episode 6 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Shi Young tampil lebih dulu dengan Neneknya yang bergaya hip hip, dulu lagunya [Nenek Tidak Tahu], Shi Kyung membuat lagu seperti pengalamanya dengan Neneknya yang tak tahu tentang kebiasaan cucunya di umur 17 tahun dan Neneknya yang berumur 70 tahun.
Nenek Kim juga bisa membuat lyrics untuk cucunya yang tak bisa tidur bahkan tidak belajar, mengeluh dengan dengkuranya. Shi Kyung mengatakan kalau neneknya itu tak tahu apa-apa. Nyonya Oh melihat anak dan ibu mertuanya tampil terlihat malu, tapi Bibi Oh dan yang lainya terlihat terhibur.
Pernampilan Shi Kyung dkk naik keatas panggung, dengan pakaian seragam. Mereka menari dengan sangat lincah dan banyak orang yang suka karena tarian mereka tempo dulu. Nenek Kim melihat kalau Shi Yoon, anaknya yang selalu suka menari. Nenek Oh seperti merasakan mulai lemah tapi berusaha untuk bertahan melihat Shi Kyung adalah yang terbaik. Semua terlihat bahagia melihat penampilan Shi Kyung.
“Itulah hari pertama aku menyadari betapa menyenangkannya memiliki hubungan dengan orang lain.” Gumam Shi Kyung turun dari panggung bersama dengan teman-temanya. 

Ga Ram melihat sepeda yang dibawa Shi Young, memuji kalau itu keren dan tahu kalau Itu hadiah dari talent show. Shi Young mengatakan kalau itu milik Ga Ram. Ga Ran melonggo kaget, Shi Kyung menyuruh Ga Ram untuk mencobanya.
“Apa Kau ingin aku menerimanya?” kata Ga Ram tak percaya. Shi Kyung pikir Ga Ram bisa melakukan tarian itu sebelum menerima hadiah sepeda itu.
“Aku tidak berpikir begitu... Aku merasa seperti harus melakukan sesuatu untukmu.” Kata Ga Ram
“Tentu saja, seharusnya begitu, Antarkan aku pulang.” Ucap Shi Young. Ga Ram pun setuju dan Shi Young duduk di belakang memeluk pinggang Ga Ram tanpa rasa canggung. 

Shi Kyung keluar dari ruangan, Anak Menantu Nenek Oh menariknya saat baru keluar. Shi Kyung dengan suara nyaring bertanya Apa lagi yang di ingikanya sekarang. Si Anak Menantu memperingatkan kalau sudah menyuruh untuk memelankan suaranya.
“Aku memikirkannya berhari-hari, dan merasa tidak mengerti. Kenapa anak yang kasar sepertimu terus ada di dekat ibu mertuaku? Ada beberapa alasan kau mencoba terlihat dengan bagus.” Kata Anak menantu sinis
“Bagaimana Anda tahu sebanyak itu? Tap Itu benar. Aku menginginkan sesuatu darinya, dan karena itulah aku berteman dengannya.” Ucap Shi Kyung berani melawan
“Akhirnya, kau mengakuinya. Kau menyembunyikan cincin itu, kan?” ucap Anak menantu.
“Apa maksud Anda aku menyembunyikannya? Cincinya ada disini.” Kata Shi Kyung memperlihatkan ditanganya. 
Anak Menantu melotot melihatnya dan meminta agar Shi Kyung memberikan padanya. Shi Kyung bisa menjauhkan dengan mengangkat tanganya. Si anak Menantu berusaha mengambilnya. Shi Kyung mengatakan kalau Nenek memberikan cincin itu padanya. Anak Menantu seperti tak percaya.
“Dia memberikan cincin ini padaku. Ini milikku sekarang.” Tegas Shi Kyung. Anak menantu pikir Shi Kyung sudah gila dan meminta agar diberikan padanya.
“Haruskah aku memberi tahu Anda sesuatu yang lebih mengejutkan lagi? ... Cincin ini... Anda harus  tahu kalau cincin ini.....palsu.” kata Shi Kyung dan si Anak menantu terlihat kaget, tapi menurutnya Shi Kyung bisa Akting yang bagus.
“Aku akan segera tahu begitu menjualnya. Beraninya kau berbohong.” Ucap Anak menantu sambil melotot.
“Apa Anda tahu mengapa dia mengatakan kalau cincin ini benar-benar palsu? Anda tidak akan datang berkunjung jika dia tidak memiliki cincin ini. Anda pasti akan mengabaikannya jika cincin ini tidak ada. Benar, 'kan? “ kata Shi Kyung dengan mata berkaca-kaca dan terlihat marah
“Ibu mertua Anda mengatakan kepadaku kalau dia merindukan orang lain. Ketika dia menyadari kalau masih bernafas, maka ia merindukan orang-orang itu terlebih dahulu. Pernahkah Anda memikirkan bagaimana perasaannya?” ucap Shi Kyung. Anak menantunya seperti tak percaya.
“Dia bilang cincin ini palsu. Dia juga menyuruhku untuk tidak mengatakan pada siapapun kalau aku memilikinya. Aku tidak bisa menepati janji itu. Anda bisa menghubungi polisi atau melakukan apapun yang Anda suka. Tapi, aku tidak bisa memberikan cincin ini padanya.  Bagiku, cincin ini... melambangkan perasaan Nenek.” Tegas Shi Kyung lalu bergegas pergi. Anak menantu berteriak menyuruh Shi Kyung kembali. 

Malam Hari, Yong Gi berjalan melewati semak tiba-tiba ada kucing berlari didepanya dan membuatnya terjatuh. Lalu dibagian tanganya merasa ada sesuatu dan menemukan cincin yang dicari-cari oleh Shi Kyung.
Shi Kyung berjalan pulang seperti baru saja dari warnet mencoba menelp seseorag tapi tidak mengangkatnya. Bom menaiki sebuah mobil dengan seorang pria disampingnya, penampilanya terlihat sangat dewasa. Di pinggir jalan, Bom turun dari mobil dan sempat berpapasan dengan Shi Kyung.
“Hei.. Min Ji, aku akan segera meneleponmu, jadi angkatlah” kata si pria seperti mengoda Bom. Shi Kyung akan menengok tapi deringan ponsel lebih dulu terdengar.
Pesan dari Ga Ram masuk “Nenek Oh Bong Sook ada di ranjang kematiannya. Dia mencarimu.” Shi Kyung pun langsung bergegas untuk menemui Nenek Oh terakhir kalinya. 

Ga Ram melihat Shi Kyung baru datang mengeluh karena datang terlalu lama. Shi Kyung ingin tahu keadaan Nenek Oh Bong Sook dalam hatinya bergumam  kalau hanya sedikit terlambat. Ga Ram pikir seharusnya Shi Kyung  datang lebih awal.
“Dia memanggil namamu dua kali di ranjang kematiannya.” Kata Ga Ram
“Aku tidak bisa lagi melihat Nenek Bong Sook. Ini tempat seperti itu.” Gumam Shi Kyung
“Dia mengatakan "Tepati janjimu." Itu adalah hal terakhir yang dia katakan.” Ucap Ga Ram.
Shi Kyung binggung janji apa, lalu mengingat saat terakhir kali bertemu. “Masukkan ini ke dalam peti matiku... Pastikan tidak ada yang tahu.” Ia pun mengingat kalau itu maksudnya cincin milik Nenek dan akan bergegas pergi. Ga Ram bertanya Shi Kyung akan pergi kemana. Shi Kyung mengatakan akan pergi ke Kamar mayat.
“Dia tidak ada di sana... Keluarganya memanggil ambulans dan berangkat ke Seoul.” Ucap Ga Ram. Shi Kyung kaget Nenek Oh sudah pergi ke Seoul dan ingin tahu kenapa harus pergi kesana.
“Mereka akan mengadakan pemakamannya di Seoul.” Kata Ga Ram.
“Pada akhirnya... Aku tidak bisa menepati janjiku padanya. Nenek Bong Sook, aku minta maaf.” Gumam Shi Kyung sedih. 


Shi Kyung menelp Bom sambil memegang cincin milik Nenek Oh, Bom bertanya apa yang dilakukan Shi Kyung dengan cincin itu. Shi Kyung juga tak tahu apa yang harus dilakukanya, karena tidak bisa memasukkan  cincinnya ke peti matinya.
“Haruskah aku mengatakan kalau aku kehilangan cincinya atau membuangnya?” kata Shi Kyung. Bom langsung melarangnya, karena itu hasil darinya berkerja.
“Jangan membuangnya.,, Aku sangat kesulitan untuk menemukannya. Jadi, jangan pernah membuangnya.” Tegas Bom. Shi Kyung pun mengerti. 

Semua makanan diatas meja terlihat sangat enak, Shi Young sudah ingin mencicip kuah sup. Nenek Kim menyuruh agar menunggu karena kakaknya belum datang, lalu mengingat  kalau  ulang tahun Shi Kyung akan segera datang, Nyonya Oh pikir sekarang hari ulang tahun anaknya.
“Ulang tahun Shi Kyung adalah akhir pekan ini.” Bisik Bibi Oh. Ibu Shi Kyung seperti kurang perhatian pun baru menyadarinya.
“Dia bilang ualng tahunnya akhir pekan ini, Ibu.” Kata Nyonya Oh. Nenek Kim dengan bangga kalau Ingatannya itu kuat dibanding anak menantunya.
“Sebaiknya rendam beras sebelum terlambat.” Kata Nenek Kim. Nyonya Oh binggung apa yang akan dilakukan ibu mertunya dengan nasi yang basah.
“Aku harus membuat kue beras, kue ulang tahun Shi Kyung” kata Nenek Kim. Ibu Shi Kyung seperti tak percaya ibu mertuanya akan membuat Kue ulang tahun. 

Shi Kyung seperti mendengar langsung masuk berlari masuk ruang makan bertanya apakah ia bisa mengundang temannya ke ulang tahun. Nenek Oh heran karena cucunya bertanyasesuatu yang begitu jelas, karena pasti harus mengundang semua anak yang tampil menari dengan Shi Kyung.
“Nenekmu akan memberi mereka makanan yang banyak sampai perut mereka meledak.” Kata Nenek Oh.
“Daebak. Kau dapat  hadiah, Lee Shi Kyung.” Kata Shi Young iri tapi terlihat ikut bahagia.
“Ibu, kenapa menimbulkan keributan seperti itu? Kau bisa membelikan mereka makanan cepat saji dan memberi mereka makan.” Kata Nyonya Oh yang tak suka dengan urusan dapur.
“Ibu dan neneknya masih hidup dan sehat. Kau seharusnya tidak membelikan mereka makanan. Saat ulang tahun Shi Yoon, Hampir tidak ada ruangan untuk semua temannya di rumah ini.” Kata Nenek Kim
“Ibu, jangan khawatir... Aku tidak punya banyak teman.” Kata Shi Kyung pada ibunya.
“Kalau begitu, pastikan  untuk membawa Bom.” Kata Nyonya Oh. Shi Kyung kaget sambil bergumam “Bagaimana Ibu tahu tentang Bom?” 

Shi Kyung dan Ga Ram berjalan untuk sampai kesekolah. Ga Ram menceritakan Kemarin, pemilik tempat ayam goreng datang ke Hospice, kalau ia membuat penjualan besar berkat Shi Kyung  dan Bom.Jadi memberikan salam penghormatan kepada ibu dan nenek Shi Kyung.  Shi Kyung pikir Tidak perlu seperti itu.
“Ah, ada yang kau inginkan untuk ulang tahunmu?” tanya Ga Ram. Shi Kyung menunjuk sepeda yang dituntun oleh Ga Ram
“Hei, aku tidak bisa memberimu ini.” Kata Ga Ram. Shi Kyung tertawa kalau ia hanya bercanda.
“Hei, Apa kau tahu sepeda itu? Itu adalah model yang sama dengan yang Lee Shi Young dapatkan dari talent show.” Kata Shi Kyung. Ga Ram berpura-pura kaget lalu membenarkan.
“Park Ga Ram, apa kau tahu yang Shi Young lakukan dengan sepeda itu? Aku ingin mengendarainya, dan dia sudah menjualnya di suatu tempat.” Kata Shi Kyung. Ga Ram kaget kedua kalinya kalau Shi Young mengatakan kalau menjualnya padahal memberikan padanya.
“Itu sudah pasti, bahkan jika dia tidak mengatakannya. Dia menjualnya untuk membeli pakaian sampah itu. Kau bilang ingin membagi Lee Shi Young. Jika kau ingin membawanya, bawa dia pergi dengan cepat.” Kata Shi Kyung kesal. Ga Ram seperti makin tak enak hati. 

Bom membaringkan kepalanya di meja, seperti memilih untuk tertidur. Teman-teman Shi Kyung membahas akan datang ke pesta ulang tahun Shi Kyung, Ji Hye binggung apa yang akan dibeli untuk ulang tahun Shi Kyung karena Hal yang paling suli adalah memilih hadiah.
“Aku juga bertanya-tanya. Kenapa kita tidak mengumpulkan uang dan membelikannya sesuatu?” usul Joo Yeon. Semua pun setuju dengan usul ketua kelas.
“Bom... Ajak saja, dia untuk ikut.” Kata Ji Hye. Ki Hoon pikir mana mungkin Bom bergabung dengan mereka
“Dia pacarnya Shi Kyung, jadi pasti punya kado spesial untuknya.” Kata Ki Hoon. Mereka berpikir Bom akan memberikan ciuman, Bom terlihat kesal berdiri dari bangkunya, lalu bertemu dengan Shi Kyung baru masuk kelas dengan Ga Ram.
“Kau... temui aku sekarang” ucap Bom terlihat sinis. Shi Kyung  binggung tiba-tiba Bom menatap sinis, begitu juga Ga Ram. 

Bom terlihat marah bertanya apakah ia benar-benar pacarnya. Shi Kyung binggung kenapa Bom menanyakan sesuatu yang sudah diketahui. Bom ingin tahu alasan Shi Kyung yangtidak mengundang ke pesta ulang tahunnya. Shi Kyung terlihat binggung tak percay kalau hanya karena itu marah denganya.
“Kau bilang "Hanya karena itu"?!! Hei, Seorang waniat tidak diundang ke pesta ulang tahun pacarnya. Jika ini tidak membuatku kesal, lalu aku harus bagaimana?” kata Bom sangat marah
“Pada saat seperti ini...Bom seperti wanita di rumahku.” Gumam Shi Kyung melihat Bom sama seperti adik, ibu dan Neneknya kalau marah sangat menakutkan.
“Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa?” ucap Bom makin marah melihat Shi Kyung hanya diam. Shi Kyung tiba-tiba berlutut didepan Bom.

“Maafkan aku... Aku ingin memberitahumu, tapi aku sangat malu.” Ungkap Shi Kyung. Bom terkejut melihat Shi Kyung berlutut ingin tahu alasanya malu.
“Ibuku menyuruhku membawamu, Sepertinya salam formal jika pacarku akan bertemu ibuku.” Kata Shi Kyung
“Kau bilang Salam formal? Apa kau berencana untuk menikah denganku?” tanya Bom menahan tawanya. Shi Kyung kebingungan.
“Salam formal terjadi sebelum menikah. Jadi, kau bahkan pernah berpikir untuk menikahiku.” Kata Bom tertawa. Shi Kyung bergumam seperi tak yakin kalau itu artinya.
“Ah, kenapa aku selalu menimbulkan konflik batin yang tidak berguna pada diriku sendiri?” gumam Shi Kyung.
Bom menyuruh Shi Kyung untuk berdiri,  dan memperingatakn Jangan berlutut di depan orang lain selain dirinya. Shi Kyung menganguk mengerti, seperti ia memiliki sifat penakut pada wanita.
“Apa yang kau inginkan di hari ulang tahunmu?” tanya Bom. Shi Kyung menjawab belum memikirkannya.
“Kau Pikirkan saja dan beritahu aku.” Ucap Bom. Shi Kyung menganguk mengerti lalu memberikan cincin Nenek Oh pada Bom.
“Kenapa kau memberikan ini padaku?” tanya Bom karena ia yang membelinya.
“Bom, kau yang menemukannya, jadi lebih baik kau yang menyimpannya.” Kata Shi Kyung. 



Shi Young berjalan pulang bersama Ga Ram memastikan kalau tidak memberitahu kakaknya kalau ia memberi sepeda ini. Ga Ram ingin tah alasan Shi Young yang tidak memberitahu kakaknya. Shi Young pikir tak ada alasan dan hanya ingin saja.
“Shi Kyung dan aku bukan tipe orang yang saling bercerita tentang setiap hal kecil.” Kata Shi Young
“Kupikir kau punya alasan lain, jadi aku tidak mengatakan apapun. Aku sudah menjadi pembohong.” Kata Ga Ram merasa tak enak
“Oh, tidak apa-apa... Dibanding Lee Shi Kyung, kebohongan semacam ini bukanlah masalah. Kau tidak perlu merasa bersalah sama sekali.” Kata Shi Kyung
“Aku tidak merasa bersalah, tapi hanya merasa sedikit buruk.” Ungkap Ga Ram.
“Aigoo, kalian berdua sama saja. Kau tidak pernah berbohong kepada orang tuamu dan memberontak, kan?” keluh Shi Young
“Apa aku seperti itu? Aku juga punya banyak rahasia.” Ungkap Ga Ram. 


Nenek Kim memberikan pijatan pada pasien baru, Pasien yang terlihat masih muda memuji pijatan nenek Kim terasa enak, menurutnya Tangan Nenek Kim memang hebat. Nenek Kim pikir Pasien itu tidak perlu berbicara  dan hanya menutup mata, lal tertidur dan bangun maka tubuhnya akan terasa lebih ringan.
Tiba-tiba si ibu melihat ponselnya, dan langsung bergegas mengeluarkan pakaian dari lemari. Nenek Kim binggung karena belum selesai. Si Ibu merasa tak masalah meminta Nenek Kim untuk pergi. Nenek Kim dengan wajah binggung keluar dari ruangan. 

Si Ibu bergegas memakaikan handuk dari di kepalanya dan jubah  mandi, setelah itu ada video call masuk ke ponselnya. Wajah anaknya terlihat bahagia, lalu bertanya ada apa dengan handuk di kepala ibunya, apakah sedang ada disauna.
“Tidak, aku di klinik pijat, Aku mendapatkan pijatan.” Ungkap Ibu berbohong
“Ibu, aku sangat merindukanmu.” Ungkap anaknya. Ibunya mengaku juga sangat merindukan anaknya.

Nenek Kim dibertahu oleh kepala perawat kalau Anak dari pasien itu berada dibangku SMA. Kepala perawat mengatakan Yang perlu perawat lakukan adalah bersikap baik sebagai perawat semestinya, jadi kenapa harus peduli jika anaknya di SMP atau SMA.
“Pasien, Putri Song Kyung Ae adalah siswa junior di sebuah SMA internasional. Dia memiliki banyak hal yang perlu disiapkan untuknya. Karena dia sakit, jadi dia butuh seseorang untuk membantunya.” Jelas kepala perawat
“Dia bisa mati hari ini atau besok. Menurutku Dia benar-benar bertindak berlebihan.” Keluh Nenek Kim
“Anak perempuannya bersekolah di SMA International karena ibunya. Apa kau mengenal seseorang yang punya anak  yang sekolah di SMA? Dan juga, seseorang yang bisa menjadi perawat untuk Song Kyung Ae.” Ucap Kepala perawat.
“Entahlah, ada banyak perawat.”kata Nenek Kim lalu melihat Nyonya Oh sedang sibuk membersihkan jendela. 

Shi Kyung mondar mandir, karena bingung memikirkan apa yang dinginkan dari Bom untuk hadiah ulang tahunnya. Ga Ram bertanya apa yang sangat di ingikan Shi Khung sekarang. Shi Kyung langsung menjawab Smart Phone dan Uang.
“Bukan barang yang kau inginkan dari ibumu. Apa yang kau inginkan dari Bom?” jelas Ga Ram.
“Entahlah, dan itu sebabnya aku bertanya kepadamu.” Kata Shi Kyung bing
“Bagaimana aku tahu jika kau sendiri saja tidak tahu, Dasar Bodoh?” keluh Ga Ram. 

“Sejujurnya, aku tahu.... Aku tahu apa yang kuinginkan untuk ulang tahunku dari Bom.” Gumam Shi Kyung tersipu malu.
Ia berdiri didepan pohon besar memberikan cincin milik Nenek Oh, lalu mendekat ingin memberikan ciuman. Bibir Shi Kyung, terlihat seperti berciuman dalam mimpi. Shi Young melihat kakaknya langsung berteriak apa sedang dilaukanya. Shi Young langsung membuka mata dan terbangun.
“Aigoo, apa kau sedang berciuman dalam mimpimu? Dengan siapa? Apa Bom?” ejek Shi Young. Shi Kyung langsung menyuruhnya adiknya keluar kamar saja.
“Ibu! Shi Kyung dan Bom... sedang berciuman...” teriak Shi Young dan langsung ditutup mulutnya oleh Kakaknya dan menutupnya dengan selimut. Ibunya bertanya apa yang dikatakan Shi Young sambil berteriak.
“Bukan apa-apa.. Kami hanya bermain-main.. Kami hanya bercanda.” Ucap Shi Kyung lalu memperingatkan adiknya untuk diam saja. 


Kepala perawat masuk ruangan Nyonya Song dengan Nyonya Oh, Nyonya Song dengan berbicara di telp meminta agar menunggu, lalu berkata Jika siswa yang diajarinya tahun lalu masuk perguruan tinggi, maka kedengarannya bagus jadi meminta agar memberiathu nomor guru itu pada ibu Yae In dan menutup telpnya.
“Ini perawat yang Anda minta terakhir kali.”ucap kepala perawat. Nyonya Oh pun menyapa lebih dulu.
“Dia belum menerima sertifikasi keperawatannya. Tapi Dia saat ini sedang mengambil kelas untuk perawatan medis dan perawatan. Kami berhubungan dengan sekolah itu...” ucap Kepala perawat disela oleh Nyonya Song.
“Bagaimana dengan anak-anakmu?” tanya Nyonya Song.
“Aku punya putra dan putri junior di SMA. Jika mereka junior di SMA, kita bisa berkomunikasi dengan mudah.” Kata Nyonya Oh. Nyonya Song bertanya nama. Nyonya Oh menjawab namanya Oh Jung Won.
“Aku tidak tanya namamu, tapi Nama anakmu.” Kata Nyonya Song
“Nama anakku Shi Kyung, Kau bisa memanggilku Ibu Shi Kyung.” Ucap Nyonya Oh.
“Aku menantikan saat bersama, ibu Shi Kyung.” Ungkap Nyonya Song yang terlihat ramah.


Shi Kyung terlihat bahagia duduk dibelakang sambil menatap Bom, lalu mengambar bibir.  Di depan kelas, Bibi Oh sedang mengajar penuh semangat. Shi Kyung senang melihat gambar bibir ingin menciumnya, tapi terdengar suara teriakan Yong Gi merasa Bibi Oh yang berisik
“Berisik sekali sampai aku tidak bisa tidur!” keluh Yong Gi akan keluar dari kamar. Bibi Oh terlihat ketakutan, Shi Young memberikan kode agar bibi Oh bisa melawan Yong Gi.
“Hei.. Permisi, kau yang disana... Ke Kantor konsultasi... Pergilah ke kantor konsultasi  setelah kelas selesai.” Ucap Bibi Oh berani melawan Yong Gi. 

Bibi Oh duduk dengan wajah gugup. Yong Gi dengan tatapan sinisnya meminta Bibi Oh mengatakan sesuatu karena sudah memanggilnya. Bibi Oh berusaha untuk tega sebagai guru maka ingin bertanya.
“Yong Gi, kau... Apa kau mau datang ke rumah kami?” ucap Bibi Oh. Yong Gi terlihat binggung.
“Yah, bukan rumahku... Tapi Rumah Shi Kyung... Datanglah ke acara ulang tahun Shi Kyung.” Kata Bibi Oh. Yong Gi seperti tak memberikan jawaban. 

Bibi Oh kembali ke ruang guru, Guru Kim ingin tahu pendapat juniornya dengan kelas  pertama hari ini. Bibi Oh mengaku kalau tu menyenangkan karena Anak-anak mengikuti dengan baik dan mencatat juga, bahkan menjawab pertanyaan saat bertanya kepada mereka. Guri Kim seperti tak percaya mendengarnya.
“Mereka benar-benar pengkhianat, tapi Mereka membeda-bedakan seperti ini. Mereka benar-benar mengerikan selama kelas pertamaku.  Setengah dari mereka tidur, dan setengahnya melakukan hal lain Aku mulai bertanya-tanya kenapa ingin menjadi seorang guru.” Ungkap Guru Kim
“Sejujurnya...” kata Bibi Oh dan saat itu kepala sekolah datang memanggilnya. 

“Bagaimana kelasmu hari ini? Apa ada yang merusak kelasmu hari ini seperti yang dilakukan Lee Shi Kyung terakhir kali?” kata Kepsek sinis. Bibi Oh mengaku kalau itu tidak terjadi.
“Ternyata, kelasnya  menjadi hebat, Tidak biasanya kelas yang diajarkan  seperti itu.” Ungkap Guru Kim bangga. Kepsek seperti tak percaya mendengarnya.
“Yahh.. Kecuali kau ingin didorong masuk, kau harus melakukannya dengan baik sejak awal. Hubungan antara guru dan siswa seperti pasangan suami istri. Kau harus mengambil kendali sejak awal! Mengerti?” kata Kepsek. Bibi Oh hanya bisa menganguk mengerti. 

Nyonya Oh seperti sibuk mencatat dalam notenya, Nyonya Song memperlihatakn berkas daftar hal-hal yang dibutuhkan Bin Soo untuk file personalianya, lalu berkas tentang hal-hal yang dibutuhkan untuk riwayat pribadinya dan berkas laporan kegiatan bacaannya. Nyonya Oh yang tak terbiasa memberikan perhatian pada anaknya terlihat binggung
“Ini adalah laporan dari subyek yang telah dia pelajari dan kemajuannya. Dan juga, sebuah laporan tentang seni kreatifnya.” Ucap Nyonya Song. Nyonya Oh binggung apa maksud berkas yang terakhir.
“Itu tentang Keikutsertaannya dalam seni kreatif. Tidakkah kau tahu tentang klub atau badan amal?” kata Nyonya Song. Nyonya Oh menganguk mengerti.
“Kau bisa memperoleh dua poin selama evaluasi untuk penerimaan, jadi itu penting.” Kata Nyonya Song
“Ini sangat banyak dan sangat rumit.Apa Kau bisa mengurus semua ini?” kata Nyonya Oh seperti tak percaya Nyonya Song yang sakit masih memikirkan tentang sekolah anaknya.
“Aku tidak bisa menyerahkan ini pada anak yang sudah belajar keras. Ini Sangat sulit untuk menempati peringkat kedua di sebuah SMA internasional. Dia bahkan hanya tidur tiga sampai empat jam sehari dan kemudian belajar. Aku merasa sangat kasihan padanya. Apa Kau juga merasa seperti itu?.” Ungkap Nyonya Song. Nyonya Oh hanya bisa mengangguk setuju.
“Aku merasa seperti berada di kafe dan mengobrol di sini bersamamu.” Ungkap Nyonya Song. Nyonya Oh binggung karena seperti tak pernah datang ke cafe.
“Apa Kau tahu setelah mengirim anak-anak ke akademi les maka Ibu-ibu berkumpul untuk mengobrol dan berbagi informasi. Berpikir tentang saat-saat itu membuatku mendambakan kopi... Ibu Shi Kyung, aku ingin minum kopi tetes yang enak.” Ungkap Nyonya Song. 

Shi Kyung dan Bom sedang menonton film dari laptop direstoran, pesan dari ibunya masuk ponsel Shi Kyung... “Shi Kyung, lakukan  tugas untuk Ibu.” Lalu Shi Kyung menjawab “Ibu, anakmu sedang mengerjakan penilaian kinerja yang akan datang.” Dan kembali menonton video.
Nyonya Oh berjalan sambil membawa kantung, lalu melihat Shi Young sedang membuang sampah dan bertanya apa yang dilakukanya, bahkan dengan kaos warna kuning. Shi Young memberitahu kalau itu seragam restoran.
“Tapi, kenapa kau  memakai seragam ini?  Apa kau bekerja disini?” ucap Nyonya Oh kaget. Shi Young membenarkan.
“Lalu Sudah berapa lama?” tanya Nyonya Oh. Shi Young pikir belum sebulan.
“Kau seharusnya memberi tahuku saat kau ingin bekerja disini, Bagaimana kau bisa melakukan ini tanpa memberitahu Ibu?” keluh Nyonya Oh.
“Aku hanya akan melakukannya selama sebulan.” Ucap Shi Young. Nyonya Oh memperingatkan anaknya kalau memang hanya sebulan saja.
“Tapi Kenapa Ibu di sini dan bukan di Hospice?” tanya Shi Young. Nyonya Oh  mengaku kalau ingin meminum kopi jadi membelinya.
Shi Young memuji ibunya keren karena membeli kopi, tak seperti biasanya. Nyonya Oh membahas tentang Shi Kyung mengatakan kalau sedang belajar untuk penilaian kinerja dengan teman-temannya dan bertanya Apa itu tidak penting. Shi Young binggung karena kakaknya sedang menonton film bersama pacarnya. Ibu Shi Kyung terlihat marah melihat anaknya sedang duduk direstoran dengan seorang wanita.
Bersambung ke episode 7

                                                                   
FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar